Volume 1, No. 1, September 2017 - 70
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM
DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA
DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN PT.PLN (Persero)
WILAYAH ACEH
Muhammad Hatta1, Said Musnadi2, Mahdani3 1)
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Abstrak:PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh menyadari bahwa sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk, kebutuhan akan energi listrik di Aceh meningkat dengan pesat. Terbatasnya pasokan listrik di Aceh juga menjadi penghambat kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kinerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kompensasi terhadap kepuasan kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan PT.PLN (Persero) wilayah Aceh. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh dengan jumlah responden sebanyak 137 orang. Untuk menganalisis data digunakan The Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 22.0 dalam model dan pengkajian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh. Kemudian hasil yang lain menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh, sedangkan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh. Hasil lainnya menunjukkan gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kompensai tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh melalui kepuasan kerja.
Kata Kunci: Analisis SEM, Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Kompensasi, Kepuasan Kerja, Kinerja Karyawan
Abstract:PT. PLN (Persero) of Aceh region realizes that the needs of electrical energy in Aceh increases along with the increasing number of population and economic growth. Limited electricity supply in Aceh becomes one of the performance inhibitors of PT. PLN (Persero) employees of Aceh that consequently cause the employees performance decrease. This study aimed to know how far the influence of leadership style, teamwork, and compensation towards work satisfaction and their effect on employee work performance of PT.PLN (Persero) of Aceh region is. There were 137 people involved in this study and it was conducted in PT. PLN of Aceh area. The Structural Equation Modelling (SEM) of AMOS 22.0 statistic software package was employed as the model and hypothetical anaylisis in the study. The study showed that leadership style, teamwork and compensation affect the job satisfaction of PT. PLN (Persero) employees of Aceh. Another result in the study showed that leadership style, teamwork and job satisfaction did not affect the employee performance of PT. PLN (Persero) of Aceh, while compensation affect the employee work performance of PT. PLN (Persero) of Aceh. The next result showed that leadership style, teamwork and compensation did not affect employee performance of PT. PLN (Persero) in Aceh region through job satisfaction.
Jurnal Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Volume 1, No. 1, September 2017 - 71 PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi saat ini, dituntut
adanya perubahan yang sangat cepat
termasuk diharapkan adanya pergeseran
pemikiran yang kompleks di segala bidang.
Salah satu keunggulan kompetitif yang
penting bagi perusahaan adalah karyawan
perusahaan. Karyawan perusahaan
merupakan penggerak operasi perusahaan,
sehingga jika kinerja karyawan perusahaan
baik, maka kinerja perusahaan juga akan
meningkat.
Permasalahan yang terkait dengan
kinerja karyawan dirasakan pula oleh PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh. Sejalan
dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi dan jumlah penduduk, kebutuhan
akan energi listrik di Indonesia meningkat
dengan pesat. Karena kesalahan
perencanaan di masa lalu, kebutuhan
energi listrik meningkat jauh lebih pesat
dibanding yang bisa disediakan oleh PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh. Akibatnya,
terjadi pemadaman bergilir dimana-mana.
Padahal hampir setengah daerah di
Indonesia belum mendapatkan kesempatan
mendapatkan listrik, termasuk di wilayah
Aceh. Terbatasnya pasokan listrik di Aceh
juga menjadi penghambat kinerja
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh menunjukkan adanya terjadinya
penurunan kinerja karyawan. Indikator
untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu ada enam indikator, yaitu
(Robbins, 2006:260) kualitas kerja,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas dan
kemandirian.
Penurunan kinerja pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh dapat dilihat dari
indikator pelayanan yang masih kurang
memuaskan para pelanggan. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja, antara
lain : kepemimpinan, lingkungan kerja,
kompensasi, budaya kerja, komunikasi,
jabatan, pemberian gizi karyawan,
pelatihan dan masih banyak yang lainnya.
Semua faktor tersebut pasti berpengaruh,
ada yang dominan ada juga yang tidak
dalam mencapai prestasi kerja karyawan
baik perseorangan maupun perusahaan.
Kinerja karyawan pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh merupakan hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh karyawan PT. PLN (Persero)
Wilayah Aceh sesuai dengan bidang tugas
dan tanggung-jawab masing-masing
karyawan. Berdasarkan hasil wawancara
yang peneliti lakukan pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh menunjukkan
bahwa kinerja karyawan masih rendah. Hal
ini dikarenakan adanya banyak faktor yang
mempengaruhi terhadap pencapaian
kinerja yang diharapkan, diantaranya
adalah gaya kepemimpinan, kerjasama tim
dan kompensasi (Robbin, 2006).
Penurunan kinerja ini juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk
Volume 1, No. 1, September 2017 - 72 menjadi hal penting karena dapat
mempengaruhi kinerja karyawan.
Karyawan yang memiliki kepuasan yang
tinggi akan memandang pekerjaannya
sebagai hal yang menyenangkan, berbeda
dengan karyawan yang memiliki kepuasan
kerja rendah, ia akan melihat pekerjaannya
sebagai hal yang menjemukan dan
membosankan sehingga karyawan tersebut
bekerja dalam keadaan terpaksa (Handoko,
2007).
Fenomena yang peneliti amati pada
PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh penyebab
kurangnya rasa kepuasan karyawan banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan
kompensasi. Faktor-faktor ini berdampak
pada kurangnya kepuasan karyawan dalam
bekerja. Dengan berkurangnya kepuasan
karyawan, maka berdampak terhadap
kinerja karyawan dan juga melemahnya
produktifitas karyawan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Fenomena lain yang peneliti amati
tentang kepuasan kerja yang masih rendah
pada karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh faktor penyebabnya adalah
kerjasama tim. Kerjasama dalam tim
menjadi sebuah kebutuhan dalam
mewujudkan keberhasilan kerja.
Kerjasama dalam tim akan menjadi suatu
daya dorong yang memiliki energi dan
sinergisitas bagi individu-individu yang
tergabung dalam kerjasama tim. Tanpa
kerjasama yang baik tidak akan
memunculkan ide-ide cemerlang.
Sebagaimana yang dinyatakan Bachtiar (2004) bahwa ”Kerja sama merupakan sinergisitas kekuatan dari beberapa orang
dalam mencapai satu tujuan yang
diinginkan. Kerjasama akan menyatukan
kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan”.
Selain fenomena tersebut, berbagai
upaya sudah dilakukan untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh, termasuk
dengan memberikan kompensasi bagi
karyawan dengan prestasi kerja yang bagus.
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima
para karyawan sebagai balas jasa untuk
kerja mereka. Kompensasi yang baik
merupakan salah satu hal yang sangat
penting bagi perusahaan maupun karyawan.
Fenomena yang melatarbelakangi
penelitian ini adalah faktor gaya
kepemimpinan yang menjadi penyebab
salah satu faktor naik turunnya kinerja
karyawan. Gaya kepemimpinan yang
kurang baik akan memberikan dampak
yang kurang baik pula terhadap kepuasan
kerja yang akan mengakibatkan kinerja
karyawan menurun. Fenomena lainnya
yaitu karena adanya perbedaan antara
harapan karyawan dengan kenyataan yang
diterima karyawan berkaitan dengan
jumlah kompensasi yang diterima. Dimana
masih banyak karyawan yang merasa
bahwa kompensasi yang diterimanya tidak
sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Fenomena berkenaan
Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
73 - Volume 1, No. 1, September 2017 kerjasama yang kurang bagus antar bidang,
sehingga mengurangi kinerja mereka
dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh.
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar “Pengaruh
gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan kompensasi terhadap kepuasan kerja serta dampaknya pada kinerja karyawan PT.PLN (Persero) wilayah Aceh”.
Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah
dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
2. Untuk menganalisis pengaruh
kerjasama tim terhadap kepuasan
kerja karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
3. Untuk menganalisis pengaruh
kompensasi terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
4. Untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
5. Untuk menganalisis pengaruh
kerjasama tim terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
6. Untuk menganalisis pengaruh
kompensasi terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
7. Untuk menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh.
8. Untuk menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan, kerjasama tim dan
kompensasi terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero)
wilayah Aceh melalui kepuasan
kerja.
TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Karyawan
Dalam sebuah jurnal “Organizational Performance Management and Measurement” yang ditulis oleh Hanine Salem (2013), dijelaskan bahwa kinerja
merupakan bagaimana melakukan
pekerjaan, dan tentang bagaimana hasil
yang dicapai. Atau kinerja dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pekerjaan
karena menyediakan hubungan antara
tujuan strategis dari suatu organisasi.
Menurut Malthis dan Jackson (2009),
kinerja (performance) adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan oleh
Volume 1, No. 1, September 2017 - 74 dapat dicapai seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
Kepuasan Kerja
Menurut Davis dalam Anwar (2001:
17) mengemukakan bahwa “Job
satisfaction is the favorableness or
unfavorableness with employees view their work” (kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak
menyokong yang dialami pegawai
dalam bekerja). Wexly dan Yukl;
mendefinisikan kepuasan kerja "is the way
an employee feels about his or his job"
(adalah cara pegawai merasakan dirinya
atau pekerjaannya). Pegawai akan merasa
puas dalam bekerja apabila aspek-aspek
pekerjaan dan aspek-aspek dirinya
menyokong, dan sebaliknya jika aspek-
aspek tersebut tidak menyokong, pegawai
akan merasa tidak puas.
Menurut Handoko (2007:193),
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dimana para
karyawan memanadang pekerjaan mereka.
Hasibuan (2008:202), menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah sikap emosional
yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaanya. Sikap ini di cerminkan oleh
moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi
kerja.
Kompensasi
Menurut Griffin (2004:432)
Kompensasi (compensation) adalah
remunerasi financial yang diberikan oleh
organisasi kepada karyawannya sebagai
imbalan atas pekerjaan mereka. Para
pegawai yang telah mendedikasikan
dirinya pada pekerjaan dalam organisasi
mendapatkan balas jasa berupa kompensasi
yang diberikan secara financial maupun
non finansial.
Kompensasi adalah sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa
untuk kerja mereka. Kompensasi yang baik
merupakan salah satu hal yang sangat
penting bagi organisasi maupun karyawan.
Apabila kompensasi diberikan secara benar
dan teratur maka komitmen karyawan
untuk bekerja secara lebih baik agar
tercapai sasaran atau tujuan organisasi.
Apabila kompensasi yang diberikan oleh
organisasi kepada pegawai tidak sesuai
atau tidak memadai, maka akan
mengakibatkan turunnya prestasi kerja.
Sehubungan dengan itu, di dalam beberapa
literatur kompensasi sering diistilahkan
dengan upah.
Kerjasama Tim
Kerjasama dilakukan oleh sebuah tim
lebih efektif daripada kerja secara individual. Menurut West (2002) “Telah banyak riset membuktikan bahwa kerja
sama secara berkelompok mengarah pada
Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
75 - Volume 1, No. 1, September 2017 Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan oleh perorangan”.
Selain keunggulan di atas, kerjasama
juga dapat menstimulasi seseorang
berkontribusi dalam kelompoknya,
sebagaimana yang dinyatakan Davis (dalam Dewi, 2006) bahwa, ”Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional
orang- orang di dalam situasi kelompok
yang mendorong mereka untuk
memberikan kontribusi kepada tujuan
kelompok atau berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan”.
West (2002) menetapkan
indikator-indikator kerja sama sebagai alat ukurnya
sebagai berikut :
1. Tanggung jawab secara bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan
pemberian tanggung jawab dapat
tercipta kerja sama yang baik.
2. Saling berkontribusi, yaitu dengan
saling berkontribusi baik tenaga
maupun pikiran akan terciptanya kerja
sama.
3. Pengerahan kemampuan secara
maksimal, yaitu dengan mengerahkan
kemampuan masing-masing anggota
tim secara maksimal, kerja sama akan
lebih kuat dan berkualitas.
Gaya Kepemimpinan
Suatu organisasi yang berhasil dalam
mencapai tujuannya serta mampu
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan
sangat tergantung pada para manajernya
(pimpinannya). Apabila manajer mampu
melaksanakan fungsi-fungsinya dengan
baik, sangat mungkin organisasi tersebut
akan dapat mencapai asarannya. Sebab itu
organisasi membutuhkan pemimpin yang
efektif, yang mempunyai kemampuan
mempengaruhi perilaku anggotanya atau
anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin
atau kepala suatu organisasi akan diakui
sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat
mempunyai pengaruh dan mampu
mengarahkan bawahannya ke arah
pencapaian tujuan organisasi.
Robbin (2006) menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan
untuk mempengaruhi kelompok menuju
pencapaian sasaran. Kepemimpinan
menurut Siagian (2002) adalah
kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam hal ini
para bawahannya sedemikian rupa
sehingga orang lain itu mau melakukan
kehendak pemimpin meskipun secara
pribadi hal itu mungkin tidak disenangi.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran
penelitian yang telah digambarkan
sebelumnya, dapat ditetapkan hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
Ha1 : Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan
PT. PLN (Persero) Wilayah Aceh
Ha2 : Kerjasama tim berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan
Volume 1, No. 1, September 2017 - 76 Ha3 : Kompensasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh
Ha4 : Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh
Ha5 : Kerjasama tim berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh
Ha6 : Kompensasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh
Ha7 : Kepuasan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh
Ha8 : Gaya kepemimpinan, kerjasama tim
dan kompensasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh
melalui kepuasan kerja
METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh. Objek
penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.
PLN Wilayah Aceh. Penelitian ini akan
menyajikan tentang bagaimana pengaruh
gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan
kompensasi terhadap kepuasan kerja dan
dampaknya pada karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh.
Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT. PLN (Persero)
Wilayah Aceh sebanyak 137 orang.
Sedangkan sampel menurut Sugiyono
(2010: 118) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik sensus karena mengikutsertakan
seluruh populasi menjadi responden
penelitian, sehingga jumlah responden
dalam penelitian ini sebanyak 137 orang.
Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan The
Structural Equation Modelling (SEM) dari
paket software statistik AMOS 22.0 dalam
model dan pengkajian hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1
Hasil Analisa Deskriptif
Indikator Rata-rata Jawaban Gaya Kepemimpinan 3,77
Kerjasama Tim 3,69
Kompensasi 3,82
Kepuasan Kerja 3,78
Kinerja 3,71
Sumber: Data primer, 2017 (diolah)
Dari Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa nilai
rata-rata jawaban responden terhadap
variabel yang digunakan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan, kerjasama tim, kompensasi,
kepuasan kerja dan kinerja karyawan
PT.PLN (Persero) wilayah Aceh belum
baik. Hal ini karena nilai rata-rata jawaban
Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
77 - Volume 1, No. 1, September 2017 Tabel 4.3
Hasil Estimasi Model
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Berdasarkan hasil estimasi di atas,
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh. Hal ini
karena nilai Probabilitas kurang dari
0,05 (***< 0,05). Nilai estimate positif
sebesar 0,350 artinya pengaruhnya
positif, yaitu jika gaya kepemimpinan
meningkat maka kepuasan kerja juga
meningkat.
2. Kerjasama tim berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh. Hal ini
karena nilai Probabilitas kurang dari
0,05 (***< 0,05). Nilai estimate positif
sebesar 0,281 artinya pengaruhnya
positif, yaitu jika kerjasama tim
meningkat maka kepuasan kerja juga
meningkat.
3. Kompensasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh. Hal ini
karena nilai Probabilitas kurang dari
0,05 (***< 0,05). Nilai estimate positif
sebesar 0,174 artinya pengaruhnya
positif, yaitu jika kompensasi
meningkat maka kepuasan kerja juga
meningkat.
4. Gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh. Hal ini karena nilai Probabilitas
lebih dari 0,05 (0,441> 0,05).
5. Kerjasama tim tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh. Hal ini
karena nilai Probabilitas lebih dari
0,05 (0,213> 0,05).
6. Kompensasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT. PLN (Persero)
Wilayah Aceh. Hal ini karena nilai
Probabilitas kurang dari 0,05 (0,041<
0,05). Nilai estimate positifsebesar
0,222 artinya pengaruhnya positif,
yaitu jika kompensasi meningkat maka
kinerja karyawan juga meningkat.
7. Kepuasan kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh. Hal ini
karena nilai Probabilitas lebih dari
0,05 (0,336> 0,05).
Untuk analisis jalur diuji
menggunakan uji Sobel, hasil uji hipotesis
sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh melalui kepuasan kerja. Hal ini
karena nilai signifikansi dari Sobel
Volume 1, No. 1, September 2017 - 78 diartikan bahwa pengaruh tidak
langsung gaya kepemimpinan ke
kinerja karyawan melalui kepuasan
kerja tidak signifikan. Dengan ini
maka variabel kepuasan kerja tidak
memediasi pengaruh gaya
kepemimpinan ke kinerja karyawan.
2. Kerjasama tim tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh melalui
kepuasan kerja. Hal ini karena nilai
signifikansi dari Sobel test > 0,05
(0,346> 0,05). Hal ini dapat diartikan
bahwa pengaruh tidak langsung
kerjasama tim ke kinerja karyawan
melalui kepuasan kerja tidak signifikan.
Dengan ini maka variabel kepuasan
kerja tidak memediasi pengaruh
kerjasama tim ke kinerja karyawan.
3. Kompensasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh melalui
kepuasan kerja. Hal ini karena nilai
signifikansi dari Sobel test > 0,05
(0,352> 0,05). Hal ini dapat diartikan
bahwa pengaruh tidak langsung
kompensasi ke kinerja karyawan
melalui kepuasan kerja tidak signifikan.
Dengan ini maka variabel kepuasan
kerja tidak memediasi pengaruh
kompensasi ke kinerja karyawan.
Hasil koefisien analisis jalur dapat
dilihat pada output Standardized Direct
Effects, Standardized Indirect Effects, dan
Standardized Total Effects.
Path Analysis Persamaan 1:
Y = ρ x1y.X1 + ρ x2y.X2 + ρ x3y.X3 + ε1
= 0,662X1 + 0,737X2 + 0,411X3
Path Analysis Persamaan 2:
Z = ρ x1z.X1 + ρ x2z.X2 + ρ x3z.X3 + ρ yz.Y+ ε2
= -0,226X1 + 0,417X2 + 0,427X3 +
0,437Y
Keterangan:
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Kerjasama tim
X3 = Kompensasi
Y = Kepuasan kerja
Z = Kinerja karyawan ε = eror (nilai 0)
Pada persamaan 2 di atas ditunjukkan
pengaruh X1, X2, dan X3 terhadap Z yang
dimediasi oleh Y.
1. Koefisien regresi pengaruh langsung X1
ke Z sebesar -0,226, koefisien regresi
pengaruh tidak langsung X1 ke Z
melalui Y sebesar 0,289 (lihat pada
output Standardized Indirect Effect),
dan total pengaruhnya sebesar 0,063
(lihat pada output Standardized Total
Effect).
2. Koefisien regresi pengaruh langsung X2
ke Z sebesar 0,417, koefisien regresi
pengaruh tidak langsung X2 ke Z
melalui Y sebesar 0,322 (lihat pada
output Standardized Indirect Effect),
dan total pengaruhnya sebesar 0,739
(lihat pada output Standardized Total
Effect).
3. Koefisien regresi pengaruh langsung X3
Jurnal Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
79 - Volume 1, No. 1, September 2017 pengaruh tidak langsung X2 ke Z
melalui Y sebesar 0,179 (lihat pada
output Standardized Indirect Effect),
dan total pengaruhnya sebesar 0,606
(lihat pada output Standardized Total
Effect).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil analisis data pada bab IV di
atas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan PT.
PLN (Persero) Wilayah Aceh.
2. Kerjasama tim berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh.
3. Kompensasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh.
4. Gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh.
5. Kerjasama tim tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh.
6. Kompensasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan PT. PLN (Persero)
Wilayah Aceh.
7. Kepuasan kerja tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh.
8. Gaya kepemimpinan tidak
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah
Aceh melalui kepuasan kerja.
9. Kerjasama tim tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) melalui kepuasan kerja
10. Kompensasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja karyawan PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh melalui
kepuasan kerja.
Saran
Setelah melakukan analisis dan
pengamatan terhadap semua keterbatasan
yang ada, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya bisa
menggunakan responden yang lebih
banyak, misal 200 responden dan pada
beberapa perusahaan, sehingga hasil
penelitian akan lebih valid dan populasi
lebih luas.
2. Untuk penelitian selanjutnya bisa
menggunakan variabel yang lebih
banyak lagi, sehingga hasil penelitian
akan lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke Tujuh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Alhusin, Syahri, 2003, “Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows”, Edisi
Kedua, Yogyakarta: Graha
Ilmu. Hal: 69, 257, 341.
Volume 1, No. 1, September 2017 - 80 Development.
As’ad, Moh. 2000. Psikologi Industri: Seri Ilmu Sumberdaya Manusia, Edisi 4. Yogyakarta: Liberty.
Baron & Byrne. 1994. Social Psychology :
Understanding Human
Interaction (6th edition). USA: Needham Heights Allyn & Bacon Inc
Davis, Keith dan Newstron, Jhon W. 2000. Perilaku dalam Organisasi. Jilid Kedua. Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Ghozali, Imam, 2014, “Konsep dan
Aplikasi Dengan Program AMOS
22”. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Gibson, et.al. 2006. Organisasi (Terjemahan). Edisi kelima. Jakarta : Erlangga
Gitosudarmo, Indriyo, Drs., dan Drs. Basri. 1995. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE. Griffin, Ricky, W. 2004. Manajemen. Jilid
2. Edisi Ketujuh. Penerjemah: Gina Gania. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hani Handoko. 2003. Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM. Hariandja, Marihot. T.E. 2009.
Manajemen Sumber Daya
Manusia Pengadaan,
Pengembangan,
Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Husein Umar. 2002. Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka.
Javidan, Mansour. Waldman, David A. 2003. Exploring charismatic leadership in the public sector: Measurement and consequences. Public Administration Review; Pro Quest Research Library, Mar/Apr 2003; 63, 2. p. 229-242.
Kirk L. Rogga. 2001. Human Resource Management. Prentice Hall, New Jersey.
Kreitner, Robert. & Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi (Organization Behavior) diterjemahkan oleh: Erly Suandy. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Luthans, Fred. 2006. Organizational Behavior Eleventh Edition. The McGrawHill Companies, Inc. Maxwell, John, C. 2002. Mengembangkan
Kepemimpinan di dalam Diri Anda. Penerjemah: Lyndon Saputra. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Miftah Thoha. 2003. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Mudrajad Kuncoro. 2003. Metode Penelitian Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Nawawi, H. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Noe, Raymond A dkk. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. Jakarta: Salemba Empat
Priyatno, Duwi, 2013, “Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS”,
Yogyakarta: Media Kom. Hal 9, 30, 40.
Ramdhani, Asa, 2009, Jurnal Penelitian, Fasilkom UI, Universitas Indonesia.