• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasir besi merupakan salah satu bahan magnetik alam yang berlimpah di

Indonesia khususnya di Pulau Lombok yakni di sepanjang pantai Tanjung Karang

wilayah Kecamatan Ampenan. Selama ini pasir besi hanya ditambang sebagai

bahan mentah dan langsung dijual kepengguna luar tanpa olahan. Padahal pasir

besi sendiri dapat dijadikan komoditas barang tambang yang mempunyai nilai

ekonomi tinggi.

Pengolahan pasir besi menjadi magnet permanen merupakan cara yang

baik untuk mengoptimalkan pemanfaatan pasir besi di Indonesia. Saat ini

permintaan terhadap magnet permanen mulai mengalami peningkatan karena

banyaknya industri yang menggunakan magnet permanen sebagai bahan bakunya

dan saat ini magnet mulai diincar sebagai sumber energi alternatif tanpa bahan

bakar. Contoh industri yang membutuhkan magnet permanen adalah industri

komponen listrik dan elektronik, misalnya motor-motor DC kecil, pengeras suara

(loudspeaker), meteran air, KWH-meter, telephone receiver, circulator, dan rice

cooker. Magnet permanaen digunakan dalam insdustri tersebut sebagai sumber

energi magnetik.

(2)

magnet untuk industri permainan anak di Indonesia mencapai Rp.24.376.000,00

sedangkan untuk industri alat listrik rumah tangga mencapai Rp.1.078.285.000,00

namun Indonesia masih harus mengimpor 80% kebutuhan magnet permanen

tersebut. Keadaan tersebut yang mendorong usaha pengembangan industri

pembuatan magnet permanen di Indonesia yang memenuhi sifat-sifat yang

diinginkan, inovatif, dan memiliki daya saing.

Magnet adalah salah satu jenis bahan teknik yang esensial untuk

dikembangkan. Kebutuhan pada magnet diketahui selalu meningkat seiring

meningkatknya kebutuhan dan perkembangan bidang industri serta kelistrikan.

Dalam perkembangan keilmuan magnet, ditemukan bahwa Barium Hexaferrite

(BaO.6Fe2O3) yang termasuk jenis ferrite, merupakan jenis bahan magnet

permanen yang memiliki koersifitas yang tinggi. Sifatnya yang potensial tersebut

dan biaya prosesnya yang rendah membuatnya dinilai layak untuk dieksplorasi

lebih jauh sehingga kemudian ditemukan komposisi dan proses yang tepat dalam

meproduksinya dengan potensi optimal pada aspek sifat magnet dan mekanisnya.

Magnet permanen yang digunakan pada hampir semua peralatan

elektronika dalam prakteknya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satu

di antaranya adalah magnet ferit. Magnet jenis ini disintesis dengan menggunakan

bahan dasar besi oksida. Dalam pasir besi terkandung beberapa jenis besi oksida,

misalnya magnetit, maghemit dan hematite (Yulianto, 2002). Kedua bahan yang

disebut terakhir memiliki komposisi kimia yang sama tetapi memiliki struktur

(3)

Magnet permanen ferit dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama,

yaitu magnet keramik-self bonded dan magnet dengan agen (pengikat). Salah satu

jenis ferit yang laku secara komersial adalah Barium Hexa Ferrite (BaO.6Fe2O3).

Serbuk ferit jenis ini dapat disintesis dengan cara mencampurkan hematite

(Fe2O3) dengan Barium Karbonat (BrCO3), selanjutnya dipanaskan pada

temperature di atas 1000 . Proses pemanasan tersebut lazim dinamakan

proses kalsinasi.

Jenis magnet Ferrite masih banyak digunakan meskipun memiliki

kekuatan magnetik yang kurang jika dibandingkan jenis magnet lain. Karena sifat

ini, banyak metode sintesis telah dikembangkan untuk mendapatkan biaya

produksi partikel serbuk Barium Hexa Ferrite (BrO.6Fe2O3) yang rendah.

Dengan mempertimbangkan jumlah pasir besi yang melimpah dan belum

dimanfaatkan secara optimal, sementara peluang bahan tersebut diolah menjadi

bahan industri terbuka lebar, maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian

yang berorientasi pada pengolahan pasir besi menjadi magnet ferit. Bahan ferrit

yang disintesis adalah Barium Hexa Ferrite (BrO.6Fe2O3), dengan pertimbangan

bahwa ferit jenis yang disintesis memiliki sifat magnetik yang baik serta

bahan-bahannya relatif terjangkau untuk diperoleh di sekitar lokasi penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

(4)

1. Bagaimanakah membuat Magnet Permanen berbasis bahan pasir besi alam?

2. Bagaimanakah karakteristik magnetik dari Magnet Permanen yang

dihasilkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian

ini ialah:

1. Membuat Magnet Permanen berbasis pasir besi alam.

2. Mengetahui karakteristik magnetik dari Magnet Permanen yang dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

1. Dapat menambah khasanah pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang fisika.

2. Keberhasilan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

(5)

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, berikut ruang lingkup dan batasan penelitian:

1. Barium Karbonat yang digunakan adalah produk dengan mutu ProAnalys

2. Karakteristik bahan ferit yang dilakukan meliputi uji XRF, XRD, SEM-EDX,

dan VSM.

1.6 Definisi Istilah dan Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah dalam penelitian yang dilaksanakan, berikut

istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian :

1. Hematit adalah bentuk mineral besi(III) oksida (Fe2O3).

2. Magnetit adalah mineral dan satu dari tiga besi oksida paling umum di alam

3. Kalsinasi adalah pemadatan pada sekumpulan serbuk pada suhu tinggi.

4. Sintering adalah proses pemanasan dibawah titik leleh dalam rangka

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana ciri pada penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain peneliti juga pedoman wawancara,

Penataan ruang luar meliputi penetapan zonasi ( land use ), penataan/pola ruang, pola bentuk, sirkulasi, jaringan utilitas, bahan perkerasan dan penataan pola hijau serta

bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, diamanatkan untuk melakukan

Pada  pemeriksaan darah penderita Kanker  Hati  ternyata  diketahui  65%  di antaranyamengandungpetandaterkenainfeksiHepatitisB.Sebagianbesardari

Bibit padi muda yang berumur 8 hari ditanam pada plot-plot percobaan yang telah disiapkan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 30 x 30 cm sebanyak satu bibit setiap titik

Menggali informasi dari teks permainan/dolanan daerah tentang kehidupan hewan dan tumbuhan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi

Bagi peneliti selanjutnya yaitu, (1) Pengukuran rasio likuiditas untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk tidak menggunakan rumus current ratio tetapi menggunakan