• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengan Karies dan PUFA dengan Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Anak Usia 12-14 Tahun di Kecamatan Medan Timur dan Medan Tuntungan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa, penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri disebabkan karena terjadinya demineralisasi jaringan keras gigi.2

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), indeks DMF-T (Decayed, Missing, Filling, dan Tooth) di Indonesia sebesar 4,6 yang berarti kerusakan gigi

penduduk Indonesia 460 gigi per 100 orang dan termasuk dalam kategori tinggi. Indeks DMF-T pada laki-laki 4,1 dan pada perempuan adalah 4,9. Hasil Riskesdas tahun 2013 berdasarkan kategori karakteristik kelompok usia 12-14 tahun memiliki indeks DMF-T sebesar 1,4 termasuk kategori rendah.4

Karies yang merupakan salah satu penyakit gigi dapat mengakibatkan stress sehingga dapat menciptakan kecemasan, nyeri dan ketakutan.3 Penelitian lain juga menyatakan bahwa karies yang tidak dirawat yang telah mengenai pulpa dapat menyebabkan anak kurang tidur, mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.13

(2)

(UKGS), sehingga usia 12 tahun ditetapkan sebagai pemantauan global untuk karies gigi.5,14,15

2.2 Etiologi Karies

Karies gigi disebabkan oleh kerusakan gigi oleh asam yang dihasilkan dari peragian karbohidrat oleh bakteri dalam mulut. Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi. Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies, merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.16 Plak gigi merupakan produk dari bakteri Streptococcus mutans dan sisa-sisa makanan yang mengandung karbohidrat yang mudah terfermentasi.17Bakteri endogen (Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinusdan Lactobacillus sp.) dalam biofilm memproduksi

asam organik lemah sebagai hasil metabolisme karbohidrat yang dapat difermentasi. Asam ini menyebabkan pH lokal turun hingga dibawah ambang kritis (pH5,5) sehingga terjadilah demineralisasi jaringan gigi, penelitian Streptococcus mutans berperan dalam permulaan (initition) terjadinya karies gigi, sedangkan Lactobacillus sp, berperan pada proses perkembangan dan kelanjutan karies.18,20

(3)

Gambar 1. Skema yang menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial yang disebabkan faktor host agen, substrat, dan waktu2

a.Faktor host atau tuan rumah

Faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior rentan terhadap karies karena sisa makanan mudah menumpuk terutama pit dan fisur yang dalam, permukaan gigi yang kasar dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.2

b.Faktor agen atau mikroorganisme

(4)

terjadi tanpa adanya mikroorganisme sedangkan Loesche menyatakan bahwa bakteri Streptococcus mutansyang bersifat asidurik merupakan bakteri utama yang dapat

menyebabkan karies gigi.20 c.Faktor substrat atau diet

Faktor substrat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel, selain itu dapat memproduksi asam yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi.2

d.Faktor Waktu

Karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.2

2.3 Faktor Resiko Karies

Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasi sebagai faktor resiko karies.Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor resiko adalah pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene, jumlah bakteri, saliva, dan pola makan, usia, jenis kelamin, sosial ekonomi.2

Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya karies gigi: a.Usia

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya usia.2Data penelitian menurut Mohammed Al-Darwishet al pada sampel penelitian 2113 orang usia 12-14 tahun menunjukkan bahwa indeks rata-rata DMFT untuk anak usia 12 tahun adalah 4,62, 4,79 pada usia anak 13 tahun, sedangkan pada anak usia 14 tahun indeks rata-rata DMFT 5,5.15

b.Jenis kelamin

(5)

laki-laki.2 Persentase karies gigi pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Fujita et al menyatakan bahwa usia 12 tahun merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi remaja yang mengakibatkan peningkatan karies pada anak perempuan karena dipengaruhi erupsi gigi yang cepat serta perubahan hormonal.5

2.4 Indeks Pemeriksaan terhadap Karies

Indeks karies adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan golongan terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Indeks dapat digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit gigi tertentu.2Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, berdasarkan kategori karakteristik kelompok usia 12-14 tahun memiliki indeks DMF-T sebesar 1,4 dan termasuk kategori rendah. Kriteria dalam perhitungan DMF-T menurut WHO sebagai berikut; 1) nilai rata-rata 0,0 – 1,1 termasuk dalam kategori sangat rendah; 2) nilai rata-rata 1,2 – 2,6 termasuk dalam kategori rendah; 3) nilai rata-rata 2,7 – 4,4 termasuk dalam kategori sedang; 4) nilai rata-rata 4,5 – 6,5 termasuk dalam kategori tinggi; 5) nilai rata-rata >6,6 termasuk dalam kategori sangat tinggi.5

2.4.1 Indeks DMFT

Indeks diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW.3 Indeks ini mudah digunakan, valid dan dapat dipercaya sehingga masih dipakai untuk mengukur dan membandingkan prevalensi karies pada populasi di seluruh dunia.Cara perhitungan Indeks DMFT:

1.Pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang),dan F (gigi yang ditumpat) dan kemudian dijumlahkan.

(6)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemberian kode:

1.Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D.

2.Karies sekunder pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori D.

3.Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D.

4.Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M.

5.Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F.

6.Pencabutan selama masa pergantian gigi geligi atau disebabkan selain karies tidak diperhitungkan dalam kategori apapun.2,21

2.4.2 Indeks PUFA

Indeks PUFA merupakan indeks yang digunakan untuk menilai keadaan rongga mulut karena karies yang tidak dirawat sehingga dapat meluas mencapai pulpa. Indeks PUFA dicatat secara terpisah dari indeks DMFT dan adanya keterlibatan pulpa, ulserasi pada rongga mulut yang disebabkan oleh ujung akar yang tajam, fistula dan abses.11

Monse pada tahun 2010 memperkenalkan indeks baru untuk mendeteksi dampak karies yang tidak terawat yakni indeks PUFA. PUFA berkaitan dengan jenis pulpa dan infeksi jaringan sekitarnya.8

Kode dan kriteria untuk indeks PUFA adalah

P: Keterlibatan pulpa dimulai pada saat pembukaan ruang pulpa terlihat atau ketika struktur gigi koronal telah hancur oleh proses karies dan hanya akar atau fragmen akar yang tersisa.

U: Ulserasi yang disebabkan oleh trauma dari bagian-bagian tajam dari gigi apabila tepi gigi yang tajam mengalami dislokasi dengan keterlibatan pulpa atau fragmen akar telah menyebabkan traumatik ulser dari jaringan lunak di sekitarnya

(7)

A: Abses dinilai ketika pus mengalami pembengkakan pada gigi dengan keterlibatan terhadap pulpa.9

Cara perhitungan indeks PUFA:

1.Hanya satu nilai diberikan untuk satu gigi, penilaian indeks PUFA didasarkan hanya pada pemeriksaan visual alat yang minimal kaca mulut dan senter (Gambar 2). 2.Hitung berapa banyak gigi dalam kelompok kode tertentu.

3.Jumlahkan semua kode.9

(8)

2.5 Akibat Karies yang Tidak Dirawat

Karies yang merupakan salah satu penyakit gigi dapat mengakibatkan stress sehingga dapat menciptakan kecemasan, nyeri dan ketakutan.3 Karies yang tidak dirawatmenurut Sheihamakan mempengaruhi kualitas hidup anak-anak karena dapat menimbulkan rasa sakit, ketidaknyamanan, profil wajah yang tidak harmonis, infeksi akut serta kronis, gangguan makan dan tidur.

Penelitian menurut Baginska et al menyatakan bahwa karies yang tidak dirawat dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup seseorang yang menyebabkan sulit tidur dan makan serta menurunnya indeks massa tubuh.8 Karies yang tidak dirawat juga dapat mengakibatkan asupan makanan berkurang,pertumbuhan dan perkembangan anak karena kegiatan menjadi terbatas, mengurangi tidur, mengurangi konsentrasi, dan sebagainya; dan infeksi odontogenik dapat mengakibatkan pelepasan sitokin yang mungkin berdampak pada pertumbuhan, dan merusak sistem kekebalan tubuh.6,13

2.6 Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT adalah alat ukur yang digunakan untuk mendefenisikan status berat badan anak, remaja, dan dewasa. Interpretasi IMT tergantung pada usia dan jenis kelamin anak, karena anak laki-laki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda. IMT pada anak berubah sesuai usia dan peningkatan panjang dan berat badan.22

Perhitungan nilai IMT dapat diperoleh sebagai berikut:22 IMT= BB (kg )

TB ×TB (m2)

(9)

Tabel 1. Kategori Indeks Massa Tubuhmenurut usia 5-18 tahun23

2.7 Hubungan antara Indeks PUFA dengan Indeks Massa Tubuh

Karies yang tidak dirawat menyebabkan terganggunya kualitas hidup anak. Karies yang tidak dirawat juga dapat mengakibatkan rasa sakit, ketidaknyamanan, asupan makanan berkurang,mengurangi kualitas hidup mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak melalui keterbatasan dalam pergerakan.13

Data penelitian menurut Benzian et al tahun 2011 pada sampel penelitian 1951 orang anak usia 11-13 tahun di Filipina menunjukkan bahwa indeks PUFA lebih tinggi pada IMT dibawah normaldaripada normal dengan prevalensi karies 82,3% dan prevalensi infeksi odontogenik 55,7%.10Penelitian menurut Dua R et al pada anak berusia 4-14 tahun di India menunjukkan bahwa anak- anak dengan status ekonomi menengah lebih tinggi rata-rata PUFA dibandingkan dengan anak lainnya.13

(10)

badan dibawah normal 60% dan diatas normal 78,1% dengan prevalensi karies 79,5%.10

Data penelitian menurut Fotedar et al sampel penelitian 1011 orang anak usia 12-15 tahun di India anak IMT dibawah normal memiliki rerata pengalaman karies lebih tinggi dibandingkan berat badan normal dan diatas normal. Rerata Pengalaman karies anak IMT dibawah normal 0,7143, berat badan normal 0,7033, dan diatas normal 0,607.24

Penelitian menurut Thippeswamy et al di India pada 475 sampel anak usia 13-15 tahun, rerata DMFT 1,66 pada anak IMT dibawah normal, 2,56 pada berat badan diatas normal, dan 3,75 pada obesitas.25 Penelitian menurut Willershausen et al (2004) semakin tinggi IMT, semakin tinggi indeks DMFT yang disebabkan oleh faktor diet anak, prevalensi karies 63%.10,26

Data penelitian menurut Gerdin et alpada 2303 sampel anak usia 4-12 tahun, prevalensi karies pada anak usia 12 tahun 32% dengan rerata indeks DMFT 2,1. Penelitian menurut Martinez et alpada 649 sampel anak usia 8-13 tahun karies berhubungan dengan berat badan, prevalensi karies berat badan normal 41,77%.10

Penelitian menurut Tramini et al pada anak usia 12 tahun di Paris, tidak ada hubungan antara karies dengan IMT. Rerata Pengalaman karies pada anak IMT dibawah normal 0,73, berat badan normal 1,47, dan diatas normal 1,58. Karies dapat disebabkan oleh konsumsi gula dan konsumsi minuman ringan yang tinggi. 10

(11)

2.8 Kerangka Teori

Indeks Karies Dampak

(12)

2.9 Kerangka Konsep

1.Jenis Kelamin a.Laki-Laki b.Perempuan 2.Usia a.12 tahun b.13 tahun c.14 tahun

DMFT+PUFA DMFT ≤ 2 tanpa

PUFA

DMFT >2 tanpa PUFA

Gambar

Gambar 2. (a dan b) Keterlibatan pulpa (P), kamar pulpa terlihat atau struktur koronal gigi telah hancur karena karies dan hanya  akar; (c dan d) Ulserasi (U), traumatik ulser pada jaringan lunak (lidah dan mukosa) karena gigi atau sisa akar; (e dan f) Fistula (F), saluran sinus mengeluarkan nanah dari abses dan terbukanya kavitas oral; (g dan h) Abses (A), abses dentoalveolar9
Tabel 1. Kategori Indeks Massa Tubuhmenurut usia 5-18 tahun23

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Saudara untuk melakukan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Jurusan Pendidikan MIPA IAIN Palangka Raya Tahun

[r]

Perusahaan yang tidak hadir pada acara Pembuktian Kualifikasi sebanyak 4 (empat) perusahaan,yaitu: 1.CV.Artha Asri Arsitek.. Peserta yang lulus kualifikasi pada

[r]

Saudara untuk melakukan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Program Magister IAIN Palangka Raya Tahun Anggaran 2017

Pihak lain yang bukan Direktur Utama/ Pimpinan Perusahaan/ Pengurus Koperasi yang namanya tidak tercantum dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, sepanjang pihak lain tersebut

1 Teknologi Pembelajaran Penjas V 1990-sekarang 2 Sarana dan Prasarana Penjas VI 1999-sekarang 3 Persiapan Profesi Guru Penjas VI 2006-sekarang No Nama Mahasiswa NIM