• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI

BIDANG PEKERJAAN UMUM

A. Latar Belakang Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan

Umum

Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau

perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara,

dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembangunan bangsa.

Pembangunan harus tetap berjalan, hal ini menyangkut kelangsungan dari suatu

proses berbngsa dan bernegara. Pendanaan yang dilakukan oleh pemerintah dan

pengusaha lokal belum dapat menunjang pembangunan secara keseluruhan, oleh

karena itu diperlukan sumber pendanaan lain untuk kelangsungan roda

pembangunan.26

Setiap aktivitas pembangunan akan mengalami trade-off yaitu situasi

dimana di dalam proses pembangunan akan kehilangan suatu aspek dengan alasan

tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai

pilihan yang diambil. Hal ini dimaksudkan di satu sisi pembangunan mewujudkan

pertumbuhan ekonomi, namun di sisi lain pembangunan bisa menurunkan kualitas

lingkungan. Hal ini menjadi catatan pembangunan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014 merupakan penjabaran

dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada

26

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), yang memuat strategi

pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan

lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka

ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh

termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.27

Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan

sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat

penting. Infrastruktur yang kurang berfungsi akan memberikan dampak yang

besar bagi manusia sebaliknya infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk RPJMN 2010-2014 adalah

pedoman bagi Pemerintah Pusat/Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam

melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang

tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dijalankan di

Indonesia mengacu pada konsep pembangunan untuk pencapaian pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan kurang memperhatikan aspek lingkungan. Pembangunan

sangat tergantung pada keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 sampai dengan tahun

2024 disebutkan bahwa salah satu misi pembangunan adalah mewujudkan

Indonesia yang asri dan lestari, dan pembangunan infrastruktur akan mengarah

pada konsep peningkatan pelayanan bagi peningkatan kualitas lingkungan di masa

depan.

27

(3)

kepentingan manusia tanpa memperhitungkan kapasitas daya dukung lingkungan

akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk juga

makhluk hidup yang lain.

Pembangunan ekonomi sendiri haruslah didukung oleh pembangunan

hukum karena antara keduanya saling menunjang, dimana pembangunan ekonomi

hanya dapat tercapai apabila ada kepastian hukum. Antara hukum dan ekonomi

merupakan dua sistem dari sistem kemasyarakatan yang berinteraksi satu sama

lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bagir Manan, salah satu konsep dari

globalisasi adalah meletakkan segala kegiatan dan hubungan ekonomi pada peran

masyarakat. Berdasarkan konsep ini, maka kesiapan materi hukum harus, di satu

pihak diarahkan pada mempersiapkan masyarakat untuk menjadi pelaku ekonomi

yang utama termasuk hubungan-hubungan ekonomi global. Di pihak lain,

mengurangi atau meniadakan aturan-aturan hukum yang memberikan kewenangan

kepada administrasi negara. Pada saat ini, yang terpenting adalah kesiapan aturan

hukum yang dapat lebih memberdayakan masyarakat/pelaku usaha agar menjadi

pelaku ekonomi yang mandiri, mampu bersaing dengan pelaku ekonomi lain.28

Pembangunan harus tetap berjalan dikarenakan hal ini menyangkut

kelangsungan dari suatu proses berbangsa dan bernegara. Pendanaan yang

dilakukan oleh pemerintah dan pengusaha lokal belum dapat menunjang

pembangunan secara keseluruhan, oleh karena itu diperlukan sumber pendanaan

untuk kelangsungan roda pembangunan. Indonesia sekarang ini masuk dalam

kondisi negara yang sedang berkembang, sehingga pembangunan masih perlu dan

28

(4)

banyak yang harus dilaksanakan di segala bidang. Sejak terjadinya krisis ekonomi

sejak tahun 1998 pembangunan di Indonesia sedikit atau bahkan dapat dijalankan

oleh karena kondisi tersebut. Seperti diketahui kondisi keuangan bangsa belum

pulih sampai saat ini, sehingga banyak pembangunan yang sudah dirancang atau

dijalankan menjadi terbengkalai. Salah satu sumber pendapatan yang diharapkan

untuk melanjutkan pembangunan tersebut adalah dengan cara mengundang

investor asing atau dikenal dengan penanaman modal asing.

Infrastruktur pekerjaan umum mempunyai peran strategis dalam

peningkatan kesejahteraan masyarakat, memberi kontribusi dalam pertumbuhan

ekonomi, serta bagi peningkatan kualitas lingkungan hidup. Infrastruktur seperti

prasarana air bersih, sanitasi dan drainase akan meningkatkan kualitas lingkungan

masyarakat. Demikian juga penyediaan permukiman yang layak huni serta

prasarana pengendalian banjir dan prasarana jalan yang terpelihara baik akan

meningkatkan kualitas lingkungan.29

29

Istimawan Dipohusod, Manajemen Proyek Pekerjaan Umum (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hlm. 35.

Selain itu dalam proses pembangunan

infrastruktur hendaknya memperhatikan atau tidak rusaknya lingkungan misalnya

pembangunan jalan yang mengubah fungsi lahan tanam/resapan air menjadi beton

dan pembangunan waduk/bendungan yang mengubah alur sungai alami, tipe

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang open dumping dan dapat

mencemari air tanah dan lingkungan sekitar. Hal ini mesti diupayakan

penanganan dampaknya. Sementara itu, terkait dengan fenomena perubahan iklim,

(5)

yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap lingkungan seperti banjir,

kekeringan, longsor, dan lain-lain.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum,

infrastruktur dalam lingkup pekerjaan umum meliputi infrastruktur jalan, sebagai

prasarana distribusi lalu-lintas barang dan manusia maupun sebagai prasarana

pembentuk struktur ruang wilayah, infrastruktur sumber daya air, sebagai

prasarana untuk mendukung penyimpanan dan pendistribusian air maupun

prasarana untuk pengendalian daya rusak air, infrastruktur cipta karya pada

kawasan perkotaan dan perdesaan, sebagai pendukung kualitas kehidupan dan

penghidupan masyarakat yang mencakup pelayanan transportasi lokal, pelayanan

air minum dan sanitasi lingkungan, termasuk penanganan persampahan,

penyediaan drainase untuk mengatasi genangan dan pengendalian banjir,

penanganan air limbah domestik, serta penataan ruang dalam menata struktur dan

pemanfaatan serta pengendalian tata ruang wilayah nasional.

Pembangunan infrastruktur mempunyai peran vital dalam mewujudkan

pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman,

pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Infrastruktur adalah modal esensial

masyarakat yang memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi,

sosial-budaya, dan kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar

daerah yang ada di Indonesia. Bagi Indonesia penanaman modal memiliki peranan

penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam satu wilayah. Hal ini

dimaksudkan untuk menghimpun dan menggerakkan modal serta guna menggali

(6)

dan menciptakan pemerataan pembangunan. Penanaman modal memberikan

keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor saja, tetapi juga bagi

perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal para

investor.

Infrastruktur yang sering disebut pula prasarana dan sarana fisik, di

samping memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial dan

kualitas lingkungan juga terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu wilayah

atau region. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikasi bahwa wilayah yang

memiliki kelengkapan sistem infrastruktur yang berfungsi lebih baik

dibandingkan dengan wilayah lainnya mempunyai tingkat kesejahteraan sosial

dan kualitas lingkungan serta pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pula.

Sebaliknya, keberadaan infrastruktur yang kurang berfungsi dengan baik

mengakibatkan problem sosial dan lingkungan.30

Keberadaan infrastruktur memberikan gambaran tentang kemampuan

berproduksi masyarakat dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian,

pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai apabila tidak ada

ketersediaan infrastruktur yang memadai atau kunci bagi perkembangan ekonomi. Dalam konteks ekonomi,

infrastruktur merupakan modal sosial masyarakat yaitu barang-barang modal

esensial sebagai tempat bergantung bagi perkembangan ekonomi dan merupakan

prasyarat agar berbagai aktivitas masyarakat dapat berlangsung. Dengan kata lain,

infrastruktur merupakan katalisator di antara proses produksi, pasar dan konsumsi

akhir.

30

(7)

Secara tidak langsung, pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan

permukiman akan mendukung produktivitas sektor ekonomi lainnya sehingga

mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kondisi sosial-budaya

kehidupan masyarakat melalui efek berganda. Sedangkan secara langsung terkait

sektor konstruksi, infrastruktur pekerjaan umum juga akan menciptakan

kesempatan kerja dan usaha. Oleh karena itu, keberadaan infrastruktur yang baik

akan dapat mendorong terciptanya stabilitas berbagai aspek dalam masyarakat

guna menunjang laju pembangunan nasional. Keberadaan infrastruktur telah

terbukti berperan sebagai instrumen bagi pengurangan kemiskinan, pembuka

daerah terisolasi, dan mempersempit kesenjangan antarwilayah. Dengan

demikian, investasi infrastruktur baik dari pemerintah maupun swasta dan

masyarakat perlu terus didorong guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor

riil, penyerapan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran dan kemiskinan,

serta menumbuhkan investasi sektor lainnya.

B. Landasan Hukum Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan

Umum

Penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum telah tertuang dalam

sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (selanjutnya disebut sebagai UU Penataan Ruang),

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (selanjutnya disebut

sebagai UU Sumber Daya Air), Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang

Jalan (selanjutnya disebut sebagai UU Jalan), maupun Undang-Undang Nomor 28

(8)

Bangunan Gedung). Sumber daya air dikategorikan sebagai infrastruktur keairan,

misalnya sistem air bersih, irigasi, drainase, pengendalian banjir, dan

sebagainya.31

31

Ibid., hlm. 122.

Bahkan didalam Undang-Undang Perumahan Permukiman yang

dikeluarkan pada tahun 1992, telah diamanatkan pengawasan dan pengendalian

lingkungan hidup terkait dengan pembangunan dan penataan Perumahan

Permukiman. Dari regulasi-regulasi tersebut, penyelenggaraan infrastruktur

pekerjaan umum diharapkan dapat menjaga kualitas lingkungan selain juga

mengurangi dampak buruk yang terjadi, terutama terhadap pembangunan

infrastruktur pekerjaan umum dalam skala menengah dan besar. Hal ini karena

didalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur skala menengah dan besar,

singgungan terhadap faktor lingkungan sangat rentan terjadi, sehingga diperlukan

suatu dokumen pengelolaan lingkungan agar dapat menekan seminimal mungkin

dampak besar dan negatif yang timbul karena pembangunan infrastruktur.

Salah satu peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum

terkait dengan pengelolaan dan pengendalian lingkungan adalah Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib

Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri ini merupakan tambahan dari

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha

dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak

(9)

Implementasi kebijakan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yang

berwawasan lingkungan tersebut sepenuhnya harus didukung oleh pengembangan

dan penelitian teknologi terapan yang berwawasan lingkungan dalam setiap

pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman harus

menjadi komitmen seluruh pelaku pembangunan bidang pekerjaan umum.

Pemerintah perlu menyelenggarakan perencanaan dengan mantap, termasuk

menetapkan kebijakan pelaksanaan dan pengawasan yang efektif, sehingga

tercapai tujuan pembangunan nasional sebagai konsekuensi adanya kegiatan

penanaman modal di Indonesia. Dengan pendekatan ini, maka investor dapat

diarahkan ke prioritas pembangunan. Untuk menyatukan antara kepentingan

investor dengan negara-negara penerima modal harus disadari tidak mudah.

Artinya, apabila negara penerima modal terlalu ketat dalam menentukan syarat

penanaman modal investor, mungkin saja para investor tidak akan datang lagi

bahkan bagi investor yang sudah ada pun bisa jadi akn merelokasikan

perusahaannya. Dalam penanaman modal secara langsung, pihak investor

langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan usaha dan bertanggung jawab secara

langsung apabila terjadi suatu kerugian.32

Kepastian dan perlindungan hukum serta rasa aman sangat diperlukan para

investor akan menanamkan investasinya. Tanpa adanya hal tersebut maka akan

mustahil para investor mau menanamkan modalnya di suatu negara. Setiap

investor khususnya investor asing selalu menanyakan tentang kepastian hukum

dan perlindungan hukum serta rasa aman tersebut. Negara penerima modal juga

32

(10)

selalu mengatakan bahwa negaranya siap menjamin kepastian, perlindungan

hukum, serta rasa aman tersebut. Bidang-bidang usaha yang terbuka untuk

investasi merupakan bidang usaha yang diperkenankan untuk dilakukan investasi,

baik untuk investasi domestik maupun investasi asing. Biasanya dalam

penanaman investasi, khususnya investasi asing ada beberapa bidang usaha yang

tidak diperkenankan sama sekali untuk dilakukan investasi dan ada juga bidang

usaha yang diwajibkan untuk melakukan kerja sama antara modal asing dengan

modal domestik.

Pelaku usaha memerlukan syarat esensial ketika berbisnis dan prasyarat

bagi setiap transaksi bisnis, yaitu adanya kepastian hukum (legal certainty).33

Ketidakpastian hukum dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Kebijakan atau

peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan peraturan di atasnya,

atau aturan yang dibuat tidak mengindahkan peraturan atau tidak mencabut

peraturan sebelumnya untuk aspek yang sama. Terkadang juga peraturan dibuat

berlaku surut, proses pengambilan keputusan pejabat negara yang tidak konsisten

dan tidak transparan. Semua hal tersebut membuat pengusaha atau investor

merasa berada di persimpangan jalan, menimbulkan perasaan tidak adanya

kepastian hukum dan ketidakpastian usaha.34

33

Ningrum Natasya Sirait, “Mencermati Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Dalam Memberikan Kepastian Hukum Bagi Pelaku Usaha”, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 22, Yayasan Perigembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 2003, hlm. 60.

34

(11)

C. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Infrastruktur di Bidang

Pekerjaan Umum

Pembangunan pada hakekatnya adalah serangkaian usaha dan kebijakan

yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas

lapangan kerja, meratakan hasil-hasil pembangunan, kesempatan kerja, dan

distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi regional, serta mengatur

dan mengarahkan dengan bijaksana pergeseran kegiatan ekonomi antar sektor.35

Sesuai dengan defenisi dalam Pasal 1 ayat 5 UU Pemerintahan Daerah urusan

pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden

yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara

Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan

menyejahterakan masyarakat. Urusan pemerintah absolut tertulis dalam Pasal 10

ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

meliputi dalam bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter

dan fiskal nasional, dan agama.36

Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional

dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan

keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,

pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber

daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standardisasi

nasional. Adapun kewenangan pemerintah terkait dengan infrastruktur dalam

bidang pekerjaan umum antara lain adalah:

35

N. Rosyidah Rakhmawati, Op. Cit., hlm. 41.

36

(12)

1. Penetapan standar prasarana dan sarana kawasan terbangun dan sistem

manajemen konstruksi.

2. Penetapan standar pengembangan konstruksi bangunan sipil dan arsitektur.

3. Penetapan standar pengembangan prasarana dan sarana wilayah yang terdiri

atas pengairan, bendungan besar, jembatan dan jalan beserta

simpul-simpulnya serta jalan bebas hambatan.

4. Penetapan persyaratan untuk penentuan status, kelas, dan fungsi jalan.

5. Pengaturan dan penetapan status jalan nasional.37

Peyelenggaraan urusan pemerintahan absolut pemerintah pusat

melaksanakan sendiri atau melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal yang

ada di daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas

dekonsentrasi. Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar

meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan

rakyat dan kawasan permukiman, ketenteraman, ketertiban umum, dan

pelindungan masyarakat dan sosial.38

Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tupoksi untuk

menjalankan pemerintahan di bidang pekerjaan umum hendaknya dapat

mengembangkan suatu wilayah melalui pembangunan infrastruktur. Oleh karena

itu, pembangunan infrastruktur seharusnya dilakukan konsisten berbasis penataan

ruang. Berbagai kebijakan penataan ruang hendaknya dijadikan sebagai pedoman

yang mensinergikan dimensi sektoral dan dimensi wilayah dari pembangunan.

Dalam rangka meningkatkan peluang investasi di bidang sumber daya air, maka

37

Robert J. Kodoatie, Op. Cit., hlm. 52.

38

(13)

sebagaimana diatur dalam UU Sumber Daya Air dan PerPres Nomor 67 Tahun

2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum merupakan salah satu Kementerian

yang memiliki peran vital dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur bagi

Indonesia. Supaya infrastruktur yang menjadi tanggungjawabnya dapat dikelola

dengan baik, sumber daya manusia di Kementerian Pekerjaan Umum perlu

ditingkatkan kemampuannya dan koordinasi yang baik.

Langkah konkrit pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara dan fokus pembangunan sebagaimana yang

dimanatkan oleh Rencana Pembangunan Nasional, Pemerintah telah menetapkan

PP Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah yang menggantikan PP

Nomor 8 Tahun 2007. Dalam perkembangannya sesuai kebutuhan pelaksanaan

regulasi beberapa pasal PP Nomor 1 Tahun 2008 telah dirubah melalui PP Nomor

49 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun

2008 tentang Investasi Pemerintah. Penerbitan PP Nomor 1 Tahun 2008

memberikan perluasan cakupan investasi yang lebih luas Investasi Pemerintah

tidak hanya dalam bentuk KPS/PPP, melainkan investasi dalam bentuk surat

berharga maupun investasi langsung.

Keberadaan PP Nomor 1 Tahun 2008 tidak berdiri sendiri, karena sebelum

dan sesudahnya ditetapkannya PP Nomor 1 Tahun 2008 telah ditetapkan beberapa

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan investasi pemerintah yang

berperan dalam pembangunan infrastruktur, terutama dalam bidang pekerjaan

(14)

pemberian pinjaman, dukungan pemerintah, pembiayaan infrastruktur, fasilitas

penanaman modal, fasilitas pajak, pemberian insentif penanaman modal di daerah,

serta pemberian jaminan dan subsidi bunga dalam rangka percepatan penyediaan

air minum.39

D. Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur di Bidang Pekerjaan

Umum

Selain itu untuk mendukung kebijakan pemerintah dan mempercepat

pertumbuhan investasi di Indonesia, pemerintah telah membentuk

lembaga-lembaga yang memiliki tugas sebagai fasilitator kegiatan investasi infrastruktur

dan telah menetapkan kebijakan pengadaan tanah yang baru yang diharapkan

dapat memberikan jaminan atau kepastian bagi investor untuk pengadaan tanah

bagi pembangunan infrstruktur terkhusus dalam bidang pekerjaan umum.

Sistem infrastruktur menjadi pendukung utama dalam sistem sosial dan

sistem ekonominya, oleh karena itu setiap perancangan masing-masing sistem

infrastruktur maupun keseluruhannya harus dilakukan dalam konteks keterpaduan

dan menyeluruh. Sistem infrastruktur yang terbagi menjadi bermacam-macam

subsistem mengakibatkan sistem infrastruktur menjadi begitu kompleks. Tahapan

mulai dari studi, perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, sekaligus

pemeliharaan merupakan proses yang perlu dilakukan untuk membuat sistem

infrastruktur yang terpadu dan menyeluruh. Sistem infrastruktur juga merupakan

proses dengan keterlibatan berbagai aspek, interdisiplin, dam multisektoral.

39

(15)

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum tahun

2010 sampai dengan tahun 2014, arah kebijakan umum pembangunan

infrastruktur bidang pekerjaan umum adalah:

1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang

Wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal,

perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah

rawan bencana serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan

permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan

permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan

inklusif.

2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang

Wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan keandalan

sistem di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung

daya saing dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan

pembangunan ekonomi yang berkualitas.

3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan

publik bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mendukung otonomi

daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan serta

mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan good governance.

Pembangunan infrastruktur dalam bidang pekerjaan umum mempunyai

peran meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kehidupan sosial budaya, terutama

mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat, seperti pangan, sandang, papan, rasa

(16)

mempersempit kesenjangan antarwilayah, serta menjadi katalisator diantara

proses produksi, pasar dan konsumsi akhir. Peranan investasi telah terbukti dalam

mewujudkan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahap

pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia periode

2009-2014 dimana dalam hal ini visi dan misi pemerintah dirumuskan dan

dijabarkan lebih operasional ke dalam program sebelas prioritas nasional. Salah

satu prioritas nasional tersebut adalah iklim investasi dan usaha bertujuan untuk

sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan negara di masa mendatang.

Pemerintah menomorsatukan pembangunan infrastruktur oleh karena

ketersediaan infrastruktur bidang pekerjaan umum memiliki kontribusi yang

sangat signifikan bagi pembangunan masyarakat. Beberapa proyek infrastruktur

strategis yang masuk dalam program percepatan tender, serta berada dibawah

kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum, diantaranya adalah pembangunan

jalan tol. Selain itu, dalam bidang jalan tol misalnya Kementerian Pekerjaan

Umum telah berhasil menjalankan perannya sebagai katalis dalam perwujudan

kebijakan pembangunan jalan tol. Misalnya pada ruas Becakayu (Bekasi

Timur-Cawang-Kampung Melayu) sepanjang 21 km dengan total investasi Rp. 5,74

Trilyun, ruas tol ini tengah dibangun melalui skema sindikasi pembiayaan jalan

tol yang melibatkan Departemen Keuangan, BPJT, PT BNI (Bank Negara

Indonesia) sebagai agen fasilitas kredit pembangunan jalan tol dan satu

(17)

Kementerian Pekerjaan Umum diharapkan juga dapat memainkan peran

yang lebih besar dengan memanfaatkan infrastructure fund yang telah diterbitkan

melalui PP Nomor 66 Tahun 2007. Infrastructure fund dimaksudkan sebagai

lembaga yang menyalurkan dana khusus untuk percepatan pembangunan

infrastruktur pada tahun 2008 ini. Peran Kementerian Pekerjaan Umum tentunya

akan besar dalam operasionalisasi infrastructure fund yang dapat dikategorikan

sebagai salah satu kebijakan strategis untuk percepatan proyek pembangunan

infrastruktur.40

40

Robert J. Kodoatie, Op. Cit., hlm. 59.

Melalui skema infrastructure fund, maka lembaga yang akan

dibentuk akan mengkaji dan menguji kelayakan berbagai proyek yang ditawarkan

oleh pemerintah pusat dan daerah sebelum ditawarkan kepada investor. Lembaga

ini juga dapat menyeleksi kelayakan calon investor yang ingin menggarap

proyek-proyek infrastruktur sebelum diberikan bantuan dananya sebagai modal awal.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan,

realisasi investasi hingga Maret 2014 baik PMDN maupun PMA banyak diserap

oleh kawasan Indonesia Barat. Sepuluh provinsi yang mampu menyerap investasi

PMDN terbesar adalah Jakarta, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa

Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Lampung.

Sedangkan sepuluh provinsi yang berhasil menggaet investasi PMA terbesar

adalah Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Papua, Sulawesi

Selatan, Maluku Utara, Kalimantan Selatan, Banten dan Sulawesi Tengah. Meski

demikian, BKPM menyarankan pemberian fasilitas ini harus dengan batasan

(18)

Kepala BKPM mengaku, kesenjangan pembangunan antara wilayah timur

dan barat Indonesia bisa ditekan melalui pemberian fasilitas ini. Wilayah

Indonesia timur itu fasilitas infrastrukturnya terbatas sekali. Jadi, agar ada yang

mau investasi skala besar, misalnya di Papua atau NTB, sebagai daya tariknya

bisa diberikan pembebasan keringana bea masuk bahan baku bagi kegiatan

investasi. Demikian disampaikan oleh kepala BKPM.41

Khusus untuk kota-kota prioritas, investasi melalui pengembangan

infrastruktur dimaksudkan untuk mendorong adanya keterkaitan kota-desa yang

saling sinergis dan menguntungkan, jalan (termasuk jalan bebas hambatan) untuk

mendorong akses ke outlet (bandara dan pelabuhan) dari kota dan kawasan

prioritas, serta mendorong pembukaan daerah terisolir melalui jalan lintas pulau, Upaya yang diperlukan dalam meningkatkan investasi bidang pekerjaan

umum melalui pengembangan investasi (infrastruktur) berbasis pada

pengembangan wilayah dan penataan ruang menjadi instrumen dasar dalam

melakukan sinkronisasi pembangunan sektoral yang berkualitas dan infrastruktur

yang dinamis. Pengembangan investasi melalui pengembangan infrastruktur

hendaknya diarahkan pada perwujudan struktur ruang dan pola ruang untuk

mendukung perwujudan ruang wilayah nasional. Hal ini dimaksudkan untuk dapat

meningkatkan fungsionalisasi kota-kota pusat kegiatan nasional, kota-kota

kawasan andalan, dan kota-kota pusat kegiatan strategis nasional.

41

Damy Renjaan, “Analisa Makro Atas Dampak Penerapan Kebijakan Pemberiuan Keringanan Bea Masuk di Indonesia”, (diakses pada tanggal 17 Oktober 2015).

(19)

dan infrastruktur penyediaan air baku dan air bersih melalui pengelolaan wilayah

sungai nasional terutama untuk melayani kota dan kawasan prioritas.

Kebijakan pengembangan infrastruktur jalan (bidang bina marga)

diarahkan pada peningkatan efektivitas kinerja jaringan jalan dengan

memprioritaskan pada penanganan yang memberikan daya pengungkit yang

paling besar, pemeliharaan jalan, peningkatan kapasitas dan kondisi jalan,

pembangunan jalan baru, dan pembangunan jalan tol. Pemerintah mempunyai

komitmen untuk memperbaiki kondisi jalan, khususnya untuk jalan-jalan yang

mengalami rusak berat. Pembangunan jalan baru hendaknya diarahkan untuk

mengembangkan jaringan yang dapat memperluas aksesibilitas wilayah, terutama

pada daerah terpencil. Selain itu, diharapkan adanya pembangunan jalan baru

menghubungkan wilayah-wilayah baru, baik sebagai jalan perintis maupun

sebagai jalan penghubung antar provinsi, perbatasan.42

Bidang cipta karya kebijakan pengembangan program diarahkan pada

peningkatan pelayanan infrastruktur di pulau-pulau kecil terpencil, daerah terisolir

dan perbatasan, penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan, peningkatan penyehatan lingkungan permukiman

baik di perkotaan maupun di perdesaan, serta peningkatan produktivitas fungsi

kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan ruang

terbuka hijau.43

42

Ibid., hlm. 269. 43

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penulis mencoba untuk membangun Website Tempat Jajanan yang Nikmat di Jakarta Dengan Menggunakan Program Ruby, untuk menambah informasi bagi kalangan pengguna

188

Apabila semua yang dibutuhkan sudah dapat terpenuhi, maka pembuatan website komunitas Teknik Informatika Universitas Gunadarma akan menjadi tempat berkumpul serta tempat

E-learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses

[r]

Rangkaian clipper yang memotong level dc positif dari suatu bentuk gelombang, ketika tegangan input sinusoida (Vin) setengah gelombang positif, maka dioda dibias FORWARD,

Sama seperti dua aspek representasi tekstual sebelumnya, untuk berita kasus pelecehan seksual yang dikaji pada unsur representasi dalam rangkaian antarkalimat ini, yakni

Gambar diatas menampilkan alur yang harus di lalui oleh siswa dalam melakukan penjurusan sma yang akan di ambil, setelah langkah – langkah di atas di lakukan akan