• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I fix tgl 15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I fix tgl 15"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan dan perilaku

manusia secara keseluruhan. Pendidikan adalah apa yang kita peroleh melalui

belajar. Sebagai suatu proses, pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu

sendiri.

Biologi merupakan ilmu yang mengkaji objek dan persolaan gejala

alam. Semua benda dan gejala alam merupakan objek kajian dalam biologi.

Menurut teori modern, proses pembelajaran tidak tergantung sekali kepada

keberadaan guru (pendidik) sebagai pengelola proses pembelajaran. Hal ini

didasarkan bahwa proses belajar pada hakikatnya merupakan interaksi antara

peserta didik dengan objek yang dipelajari. Berdasarkan hal ini maka peranan

sumber belajar tidak dapat dikesampingkan dalam proses pembelajaran

biologi.

(2)

Menurut Suhardi (2007: 2), sumber belajar biologi adalah sesuatu baik

benda maupun gejalanya yang dapat dipergunakan untuk memperoleh

pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu. Sudjana

(2007: 77) menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat

dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada sesorang dalam belajarnya.

Sumber belajar biologi dalam proses pembelajaran biologi dapat diperoleh di

sekolah ataupun di luar sekolah. Penggunaan sumber belajar sebagai bahan

ajar tergantung dari macam sumber belajarnya. Menurut Abdul Majid (2008:

170), salah satu sumber belajar yang ada yaitu lingkungan. Lingkungan, yaitu

ruang dan tempat di mana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para

peserta didik. Ruang dan tempat yang dirancang secara sengaja untuk

kepentingan belajar, misalnya perpustakaan, laboratorium, kebun, dan

lain-lain.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.Lingkungan diharapkan akan mempermudah siswa untuk memahami

pembelajaran dengan mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi dalam

kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan

(3)

turut berpatisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam

(Zuldafrial, 2012). Lingkungan alam (fisik) meliputi sumber daya alam yang

dapat diberdayakan sebagai sumber belajar. Salah satu lingkungan alam yang

dapat dijadikan sumber belajar yaitu Gunungkidul.

Indonesia memiliki kekayaan laut yang banyak dan beraneka ragam.

Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km, panjang garis

pantai 81.000 km, dan gugusan pulau sebanyak 17.508 tentu saja berpotensi

untuk menghasilkan hasil laut yang jumlahnya cukup besar, yaitu 6,62 juta

per ton (Hardjamulia,2001).

Gunungkidul kidulmerupakan kawasan pariwisata yang salah satunya

adalah pariwisata pantai, jika kita berkunjung ke Gunungkidul kita akan

menemukan sederet pantai dimulai dari ujung paling Barat di kota Wonosari.

Mulai dari Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal, Pantai Sepanjang,

Pantai Sundak, Pantai Indrayanti.memiliki pantai sepanjang 67 km mulai dari

sadeng (Girisubo, dulu Rongkop), Wediombo (Rongkop), Siung, Sundak,

Drini, Kukup, dan Krakal (Tepus), Baron (Tanjung sari, dulu Tepus),

Ngrenehan (Saptosari, dulu paliyan), Gesing, hingga parangtritis (Purwosari,

dulu Panggang). Beberapa diantaranya telah menjadi basis penangkapan

ikan, antara lain pantai sadeng, Baron, Ngerenean, Siung, dan Drini. Di

sepanjang deretan pantai tersebut setidaknya terdapat tidak kurang 718

nelayan yang mencari ikan.

Pantai Sundak merupakan salah satu pantai yang memiliki potensi

(4)

alam yang cukup luas dan merupakan pantai berbatu dengan tingkat

kemiringan rendah. Kondisi pantai yang mendukung dan aman untuk

wisatawan menyebabkan pantai ini menjadi tujuan alternativve wisata pesisir

pantai yang cukup diminati oleh berbagai kalangan.Sebagai ekosistem pantai

berbatu, pantai sundak memiliki ciri khas dengan komunitas flora dan fauna

karang. Pada saat air laut surut sebagian kawasan pantai sangat menarik

untuk perburuan maupun kepentingan lainnya.

Berbagai komunitas biota yang dapat ditemukan dipantai tersebut saat

ini antara lain adalah Komunitas Algae (Rumput laut), Bivalvia, Gastropoda,

Echinodermata Terumbu karang, Ikan hias karang dan berbagai organisme

invertebrate lainnya (Satino, 2003).

Sebagai daerah tujuan wisata, kekayaan flora dan fauna

pantai digunung kidul dari tahun-ketahun terus mengalami

tekanan yang sangat signifikan baik dari segi indeks

keanekaragaman dan kemelimpahannya. Pengambilan organisme

intertidal dilakukan oleh wisatawan dan masyarakat sekitar pantai

secara terus menerus sepanjang tahun, menjadi salah satu factor

penyebab menurunnya potensi hayati yang dimiliki. Hal ini dapat

dilihat dari menurunnya living cover rumput laut, terumbu karang

dan berubahnya struktur komunitas berbagai organisme

invertebrata lainnya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kondisi

ini akan merubah tingkat keseimbangan ekosistem yang pada

(5)

Zona intertidal merupakan daerah laut yang dipengaruhi oleh daratan.

Zona ini memiliki fakctor fisik maupun fakctor kimia yang mendukung

semua organisme di dalamnya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik. Menurut Nyabakken (1988:35), “zona intertidal adalah daerah pantai

yang terletak antar pasang tinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili

peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan”. Zona ini luasnya sangat

terbatas, tetapi banyak terdapat variasi fakctor lingkungan yang terbesar

dibandingkan dengan daerah lautan lainnya. Karena itu keanekaragaman

organismenya sangat besar.Salah satu hewan yang terdapat di zona intertidal

adalah hewan yang termasuk dalam filum Molusca, salah satu diantaranya

yaitu kelas Bivalvia.

Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme invertebrata yang

banyak ditemukan dan hidup di daerah intertidal. Hewan ini memiliki

adaptasi khusus yang memungkinkan dapat bertahan hidup pada daerah yang

memperoleh tekanan fisik dan kimia seperti terjadi pada daerah intertidal.

Organisme ini juga memiliki adaptasi untuk bertahan terhadap arus dan

gelombang. Namun, Bbivalvia tidak memiliki kemampuan untuk berpindah

tempat secara cepat (motil), sehingga menjadi organisme yang sangat mudah

untuk ditangkap (dipanen).

Berdasarkan dari fakctor-faktor diatas maka dirasa perlu untuk

meneliti struktur komunitas Bivalvia di daerah intertidal khususnya di Pantai

(6)

komunitas bivalvia dipantai sundak terutama akibat tekanan dan eksploitasi

wisatawan dan masyarakat sekitar, sehingga dapat digunakan sebagai salah

satu pertimbangan untuk menentukan kebijakan pengelolaan selanjutnya.

Penelitian mengenai keanekaragaman dan kemelimpahan Bivalvia di daerah

intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul, hasil penelitian dianalisis

sebagai sumber belajar biologi siswa SMA kelas X pada materi

Keanekaragaman Hayati dengan analisis sumber belajar yaitu diantaranya

kejelasan potensi, kesesuaian dengan tujuan belajar, kejelasan sasaran,

kejelasan informasi, kejelasan pedoman eksplorasi, dan kejelasan perolehan

yang diharapkan. Dalam menganalisis sumber belajar disesuaikan dengan

kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum 2013 untuk tingkat SMA

yaitu KD 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam Dunia Hewan dan

peranannya bagi kehidupan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Sumber belajar biologi berasal dari objek dan persoalan gejala alam belum

optimal. Sumber belajar biologi yang hanya berasal buku paket yang

(7)

2.

3. Keanekaragaman dan kemelimpahan dan kemelimpahan kelas Bivalvia

di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul pada tahun

2014 belum diketahui.intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulYogyakarta.

4. Adanya substrat karang sebagai habitat dari Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul belum didata atau dipelajari

dengan baik.

5.

6. Terdapat karang permukaan berbatu dan berpasir sebagai habitat dari

hewan Kelas Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten

Gunung KidulYogyakarta.

Status Pantai Sundak sebagai pantai pariwisata Kabupaten Gunung KidulYogyakarta.

7. Kondisi lingkungan abiotik yang terdiri dari pH, Suhu, Salinitas, DO di

daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul belum dipelajari

pengaruhnya terhadap keanekaragaman dan kemelimpahan Bivalvia.

8. Kondisi lingkungan abiotik seperti substrat dan hewan yang ada di daerah

intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul belum dipelajari

pengaruhnya terhadap keanekaragaman dan kemelimpahan Bivalvia.di

(8)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi

pada masalah sebagai berikut:

1. Batasan masalah dalam penelitian analisis potensi sumber belajar biologi

SMA kelas X pada materi keanekaragaman hayati berdasarkan hasil

penelitian keanekaragaman dan kemelimpahan Bivalvia di daerah

intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulYogyakarta.Keanekaragaman Bivalvia di daerah intertidal Pantai

Sundak Kabupaten Gunungkidul

2. Kemelimpahan Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten

Gunungkidul

3. Analisis potensi sumber belajar 3.4 Keanekaragaman dan kemelimpahan

Kelas Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulYogyakarta.Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam dunia hewan dan

peranannya bagi kehidupan.

4. Analisis potensi sumber belajar didasarkan pada materi pelajaran biologi

(9)

6. Analisis potensi sumber belajar dari hasil penelitian keanekaragaman dan

kemelimpahan Bivalvia di daerah intertidal pantai Sundak Kabupaten

Gunung Kidul Yogyakarta. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka masalah yang akan

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat keanekaragaman dan kemelimpahan Kelas

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulGunungkidul DIY pada bulan Mei tahun 2014 Yogyakarta?

2. Bagaimanakah tingkat kemelimpahan Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan Mei tahun

2014?

3. Bagaimanakah hubungan kondisi lingkungan abiotik yang berupa pH,

Suhu, Salinitas, DO dengan keanekaragaman dan kemelimpahan kelas

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulGunungkidul DIYYogyakarta?

4. Bagaimanakah hubungan kondisi lingkungan biotik yang berupa substrat

dan hewan yang ada di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten

Gunungkidul dengan keanekaragaman dan kemelimpahan Bivalvia di

daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul DIY?

5. Bagaimanakah pengaruh Pantai Sundak sebagai pariwisata terhadap

keanekaragaman dan kemelimpahan kelas Bivalvia di daerah intertidal

(10)

6. Apakah hasil penelitian keanekaragaman dan kemelimpahan kelas

Polychaeta di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung Kidul

berpotensi sebagai sumber belajar untuk mendukung pencapaian

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada materi keanekaragaman

hayati? Apakah hasil penelitian keanekaragaman dan kemelimpahan

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul

dapat berpotensi sebagai sumber belajar untuk mendukung pencapaian

Kompetensi 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum dalam dunia hewan dan

peranannya bagi kehidupan pada materi keanekaragaman hayati?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan Mei tahun

2014?

2. Untuk mengetahui tingkat kemelimpahan Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan Mei tahun

2014?

3. Untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan abiotik yang berupa

pH, Suhu, Salinitas, DO dengan keanekaragaman dan kemelimpahan

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul

(11)

4. Untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan biotik yang berupa

substrat dan hewan yang ada di daerah intertidal Pantai Sundak

Kabupaten Gunungkidul dengan keanekaragaman dan kemelimpahan

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunungkidul

DIY?

5. Untuk mengetahui apakah hasil penelitian keanekaragaman dan

kemelimpahan Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten

Gunungkidul dapat berpotensi sebagai sumber belajar untuk mendukung

pencapaian Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum

dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan pada materi

keanekaragaman hayati?

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian:

1. Untuk mengetahui tingkat keanekaragaman dan kemelimpahan kelas

Bivalvia di daerah intertidal pantai sundak kabupaten Gunung Kidul. 2. Untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan abiotik di daerah

intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung Kidul dengan

keanekaragaman dan kemelimpahan kelas Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunung KidulYogyakarta.

3. Untuk mengetahui pengaruh pantai sundak sebagai pariwisata terhadap

Keanekaragaman dan kemelimpahan kelas Bivalvia di daerah intertidal

pantai sundak kabupaten Gunung KidulYogyakarta.

(12)

keanekaragaman dan kemelimpahan kelas Bivalvia di daerah intertidal

Pantai Sundak Kabupaten Gunung KidulYogyakarta. F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang

bermanfaat untuk semua pihak antara lain : 1. Bagi masyarakat sekitar dan pengunjung

Memberikan informasi tentang keanekaragaman dan kemelimpahan kelas

Bivalvia di daerah intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung

KidulGunungkidul DIY.Yogyakarta

2. Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi

SMA kelas X pada Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsikan ciri-ciri Filum

dalam dunia hewan dan peranannya bagi kehidupan materi

Keanekaragaman Hayati.

3. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

Dapat memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

bahwa keanekaragaman dan kemelimpahan kelas Bivalvia di daerah

intertidal Pantai Sundak Kabupaten Gunung KidulGunungkidul memiliki

manfaat sebagai barang yang berguna dalam pembangunan serta sebagai

bahan informasi dan bahan pembanding untuk penelitian lebih lanjut.

(13)

Memberikan informasi bagi pemerintah terutama pihak pengelola dari

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung KidulGunungkidul DIY Yogyakarta

untuk tetap memelihara kawasan pantai dan melestarikan ekosistem laut.

G. Definisi Operasional

1. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Sumber belajar adalah berbagai

informasi data- – data ilmu pengetahuan, gagasan–gagasan manusia, baik

dalam bentuk bahan- bahan tercetak (misalnya buku, brosur, pamlet,

majalah, dan lain lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film,

kaset, video, dan lain - lain) sumber belajar pada dasarnya merupakan

komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan,

peralatan, teknik dan latar (lingkungan) (Warso, 2013).

2. Keanekaragaman

Menurut Primack (aet all.,l dalam Handayani, (2006),

keanekaragaman jenis menunjuk seluruh jenis pada ekosistem, sementara

menurut Desmukh (dalam Handayani, (2006), menyatakan bahwa

keanekaragaman jenis sebagai jumlah jenis dan jumlah individu dalam

(14)

Menurut Soegiantoo dalam(Kaltili, (2011) keanekaragaman jenis

adalah sebagai suatu karakteristik tingkatan komunitas berdasarkan

organisasi biologisnya. Hal ini dapat digunakan untuk menyatakan

struktur komunitas. Suatu komunitas memiliki keanekaragaman tinggi jika

disusun oleh banyak spesies dengan kemelimpahan spesies yang sama dan

jika komunitas disusun oleh spesies yang rendah dan terdapat sedikit

spesies dominan, maka keanekaragaman jenis rendah.

3. Kemelimpahan

Kemelimpahan menurut Odum (Wijayanti, 2007) relative adalah

prosentase dari jumlah individu dari suatu spesies terhadap jumlah total

individu dalam suatu daerah tertentu (Odum dalam Wijayanti, 2007).

Kemelimpahan organisme di dalam perairan dapat dinyatakan sebagai

jumlah individu per liter.Sedangkan Kemelimpahan suatu organismenya

dapat diketahui melalui analisis densitas, dimana densitas tersebut dapat

diartikan sebagai jumlah individu per satuan area. (Anggoro dalam

Wijayanti 2007).

4. Kelas Bivalvia

Bivalvia adalah kelas dalam moluska yang mencakup semua

kerang-kerangan: memiliki sepasang cangkang (nama "Bbivalvia" berarti

dua cangkang). Nama lainnya adalah Lamellibranchia, Pelecypoda, atau

Bbivalva. Bivalvia mempunyai dua keping cangkang yang setangkup.

(15)

Indonesia. Bivalvia menetap di dasarlaut, membenam di dalam pasir,

lumpur maupun menempel pada batu karang (Satino, 2011).

5. Daerah Intertidal

Menurut Nyabakken ((1988) dalam Katili, (2011),

mengemukakan bahwa “Zona intertidal adalah daerah pantai yang terletak

antara pasang tinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili peralihan dari

kondisi lautan ke kondisi daratan”. Zona ini luasnya sangat terbatas, tetapi

banyak terdapat variasi faktor lingkungan yang terbesar dibandingkan

dengan daerah lautan lainnya.Karena itu keragaman organismenya sangat

besar.

6. Pantai Sundak

Pantai Sundak merupakan pantai yang terletak di Desa Tepus

Kabupaten Gunung KidulGunungkidul, , Ibukota Wonosari, Provinsi

daerah Istimewa Yogyakarta. Sundak berasal dari nama hewan Asu

(anjing) dan landak yang bertengkar. Kerena kejadian tersebut pantai ini

bernama Sundak (Asu dan Landak). Sundak adalah pantai yang

memanjang mirip seperti pantai sepanjang, namun pantainya terpisah oleh

kubah pada bagian tengah. Pasir pantai sundak berwarna putih, lebar pasir

(16)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

93 Wawancara Bapak Yusantoso, Pengelola Pasar Rejotangan, Tanggal 20 Februari 2020.. bersifat grosirt sehingga pembeli dapat mendapatkan harga yang lebih murah

Program Penilaian Poster Sains dan Teknologi Islam (ISnT) dan Islamic Civilization, Science and Technology Coursework Evaluation (i-CiviST) merupakan satu program penilaian

Data primer ialah data yang dimana cara perolehannya dari sumber yang pertama dan dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung (Eko Putro Widoyoko, 2014). Data

Maka jelaslah jika dalam penelitian ini dimana pembelajaran pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang menerapkan pendekatan terpadu dan

Tabel 3 menunjukkan bahwa potensi tumbuh maksimum benih sengon pada perlakuan lama perendaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam meningkatkan potensi tumbuh

Sedangkan penafsiran T{abat{aba’i masih pada argumen yang sama dengan Ibnu Kas\i>r namun, pada penejelasan ayat surat al-An’a>m ayat 26 T{abat{aba’i mengambil riwayat-riwayat

Pertumbuhan jumlah wirausaha skala mikro kecil dan menengah di Surabaya mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Direktorat Sumber Daya Manusia dan Umum di PT Pos