Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Proses Pembelajaran
Yuli Kwartolo
*) Konsultan Pendidikan di Willi Toisuta and Associates
ujuan penelitian ini adalah menemukan secara luas dan mendalam mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), khususnya komputer dengan perangkatnya untuk pembelajaran di sekolah. Sekolah yang menjadi target penelitian adalah SMAK 1 dan SMAK 7 BPK PENABUR Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus. Kasus-kasus dari kedua sekolah dibandingkan dan dianalisis
berdasarkan konseptual dan standar legal dan dielaborasi dalam review literatur. Temuan-temuan
dalam penelitian ini diindikasikan bahwa: (1) ada perbedaan dalam pemanfaatan ICT di SMAK 1 dan SMAK 7; di SMAK 1, sudah berada pada tingkatan belajar dengan TIK, sedangkan di SMAK 7 masih berada pada tingkatan belajar tentang TIK; (2) akses internet di kedua sekolah sangat terbatas,
juga terbatas pada bandwith, meskipun komputer dengan perangkatnya di kedua sekolah tersebut
sesuai standar; (3), selain guru yang mengembangkan bahan ajar berbasis komputer, kedua sekolah
membeli program pembelajaran dari vendor, toko buku, dll; (4), e-learning, umumnya masih bersifat
offline. Yang online masih sebatas di laboratorium bahasa Inggris; ( 5) pemanfaatan komputer dengan perangkatnya masih sebatas memindahkan bahan ajar ke berbagai aplikasi komputer, seperti
PowerPoint, Macromedia Flash, CD pembelajaran. Meskipun memberi kesempatan kepada aktivitas
siswa, namun pembelajaran masih ‘teacher oriented’; ( 6) pemanfaatan komputer di kedua sekolah
ini masih pada level pembelajaran dengan komputer dan pembelajaran berbantuan komputer; belum berbasis internet; (7) kedua sekolah memiliki fasilitas/sarana dan prasarana yang lengkap melebihi ketentuan yang ada di Permendiknas No. 24 Tahun 2007 sebagai faktor pendukung pemanfaatan komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran; (8) faktor pendukung lainnya adalah, guru-guru memiliki kemampuan di bidang TIK; (9) faktor penghambatnya adalah jaringan internet yang sangat lambat; dan (10) dampak positif bagi siswa adalah: siswa dapat belajar dari mana saja, merasa senang, lebih tertarik, mudah memahami materi, belajar lebih efisien.
Kata-kata kunci: Teknologi informasi dan komunikasi, belajar berbasis komputer, proses pembelajaran
Abstract
The research objective is to find out the extent and depth use of information and communication technology (ICT); in particular, computer and its peripherals, for teaching activities in schools. The targeted schools are SMAK 1 and SMAK 7 BPK PENABUR in Jakarta. The research is a qualitative research using case study method. The cases of both schools are being compared and analyzed based on the conceptual and legal standard as elaborated in the literature review. The research findings indicate that: (1) there are differences in the extent use of ICT in SMAK 1 and SMAK 7. In SMAK 1, the ICT is at the stage of learning with ICT, where in SMAK 7 is still at the stage of learning about ICT; (2) the access to internet in both schools are still very limited due to limited bandwith, although the availability of computers in both schools are meeting with like standard of infrastructure; (3)) in addition to teachers’ developing computer-based materials, two schools also purchased learning programmes, such as those from vendors and bookstores; (4) e-learning is generally done offline. The online one is limited in English laboratory; ( 5) the use of computer with its software is limited to transferring
Abstrak
Pendahuluan
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 1 dinyatakan bahwa konsep pembelajaran adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Konsep mengenai pembelajaran di atas melahirkan suatu model pembelajaran yang dikenal dengan pembel-ajaran berbasis aneka sumber. Pembelpembel-ajaran berbasis aneka sumber memungkinkan siswa belajar dari siapa saja, dari mana saja, tentang apa saja.
Pembelajaran berbasis aneka sumber memungkinkan terciptanya suatu situasi pembelajaran yang “hidup” dan menarik. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang ada di dalam PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di dalam peraturan ini
dinyatakan bahwa, proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh satuan kelas adalah pemanfa-atan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK dalam proses pembelajaran.
TIK merupakan segala bentuk teknologi yang menunjang penyampaian informasi dan pelaksanaan komunikasi searah, dua arah, atau bahkan lebih. TIK mencakup di dalamnya radio, televisi, sampai dengan internet dan bahkan
conference melalui layar telepon genggam (Teguh
Santoso, 2007). Selain perangkat di atas, video
pembelajaran, VCD/DVD pembelajaran,
materials to various computer applications, such as PowerPoint, Macromedia Flash and learning CDs. Although it provides opportunities for students’ activities, the learning is still teacher oriented; (6) the use of computer in these two schools are still at the level of learning with computer and computer-based learning; not internet-based learning; (7) these two schools have complete facilities, surpassing those required in the Ministry decree/Permendiknas No. 24 year 2007 as the supporting factors for using computers with their softwares in learning processes; (8) other supporting factors are the teachers have ICT competence; (9) however, the barriers are the very slow internet connection; and (10) the positive impacts to students are: students can learn from whichever sources, have fun, are more interested, are easy to understand materials, and learn more efficiently.
Key words: Communicatin and information technology, computer based instruction, learning process
komputer dengan sejumlah program
aplikasinya, internet (online dan offline) adalah
sejumlah perangkat lunak dan perangkat keras yang masuk dalam kategori TIK. Melalui TIK
tersebut di atas setting tempat, suasana
pembel-ajaran, metode dan strategi pembelpembel-ajaran, peran guru mengalami perubahan yang signifikan.
Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS) adalah suatu paradigma baru pada lapis pengalaman belajar. Sampai sekarang pengalaman belajar siswa masih memusat pada
peran guru (teacher centered learning), seolah-olah
tanpa guru tidak terjadi proses pembelajaran. Dalam perspektif seperti itu, maka Teknologi Pendidikan sebagai salah satu disiplin terapan mempunyai peran yang sangat penting. Disiplin ilmu ini berorientasi pada bagaimana memecahkan masalah belajar dan pembelajaran dengan menggunakan berbagai sumber, baik yang telah tersedia maupun yang sengaja dikembangkan.
Ruang lingkup Teknologi Pendidikan tidak hanya membantu memecahkan masalah belajar dan pembelajaran dalam konteks sekolah, namun dalam seluruh konteks kehidupan masyarakat, dengan mengembangkan dan atau menggunakan aneka sumber. Teknologi Pendidi-kan beroperasi di mana belajar itu diperluPendidi-kan, baik oleh perorangan, kelompok, maupun organisasi (Yusufhadi Miarso, 2004).
karena keberhasilannya meraih emas dalam Olimpiade Fisika tahun 2006 dengan predikat
absolut winner. Sedangkan nama SMAK 7 memang tidak menjulang seperti SMAK 1, namun prestasi dalam bidang akademik juga dapat dibanggakan. Seperti Andrego Halim, meraih medali perak pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Semarang tahun 2006; Silvia Sinta meraih medali perunggu di ajang yang sama tahun 2008 di Makassar. Berbagai prestasi yang sudah dicapai oleh kedua sekolah tersebut tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain faktor dari dalam diri siswa, yaitu tingkat intelegensi dan motivasi, faktor guru, lingkung-an dlingkung-an sistem pembelajarlingkung-an ylingkung-ang diterapklingkung-an pastilah ikut andil dalam keberhasilan itu.
Berdasarkan rumusan latar belakang di atas, adalah menarik untuk diteliti lebih mendalam lagi mengenai pengembangan dan pemanfaatan TIK, khususnya komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran di kedua sekolah ini.
Masalah Penelitian
Ada pun masalah dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut.
1. Apa dasar dikembangkan dan
dimanfaat-kannya TIK khususnya komputer dengan segala perangkatnya dalam proses pembelajaran di SMAK 1 dan SMAK 7 BPK PENABUR Jakarta?
2. Bagaimana SMAK 1 dan SMAK 7
mengem-bangkan dan memanfaatkan TIK khususnya komputer dengan segala perangkatnya dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja faktor pendukung dan
pengham-bat dalam mengembangkan dan memanfa-atkan TIK khusunya komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran?
4. Apa dampak pemanfaatan TIK khususnya
komputer dengan perangkatnya dalam pro-ses belajar dan pembelajaran bagi siswa?
Kajian Teoritis
Definisi Belajar
Kebanyakan orang memaknai belajar sebagai kemampuan melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan sebelumnya, atau mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya. Pandangan lama menyatakan bahwa indikator yang paling
tampak dari konsep belajar adalah merujuk adanya suatu perubahan. Perubahan di sini misalnya, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dan seterusnya. Pengertian ini menunjukkan bahwa proses belajar akan berhenti manakala apa yang sudah menjadi tujuannya tercapai. Konsep inilah yang sampai sekarang juga masih melekat pada kebanyak orang. Akan tetapi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu psikologi, makna atau konsepsi belajar terus mengalami perubahan.
Definisi yang paling mudah dijadikan
contoh adalah belajar menurut teori behavioristik.
Menurut teori ini belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons (Asri Budiningsih, 2005). Seseorang telah dianggap belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Teori ini sangat menekankan stimulus dan respons. Teori ini sampai saat ini masih mempengaruhi praktik pembelajaran di sekolah. Misalnya saja, guru memberi tugas untuk dikerjakan (stimulus), maka siswa akan segera mengerjakan tugas itu (respons); guru memberi pertanyaan dan siswa menjawab. Akan tetapi, menurut teori belajar kognitif, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan stimulus dan respon yang tampak, namun belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori belajar kognitif berpandangan bahwa belajar meru-pakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses bepikir yang sangat kompleks (Sarlito Wirawan, 1976).
Menurut W.H. Barton, seperti dikutip oleh
Guruvalah, “Learning is a change in the individual
due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”.
Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia berkat adanya interaksi dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinterkasi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Reber dalam bukunya
dan (2) belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif menetap sebagai hasil latihan yang diperkuat. Selanjutnya muncul pandangan baru mengenai makna belajar. Belajar dipahami sebagai aktivitas individu dengan lingkungan sosial budayanya. Belajar lebih dari sekedar perubahan performan pada diri siswa sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan sekitar, tetapi juga sebagai akibat interaksinya dengan lingkungan sosial budaya. Dari beberapa definisi mengenai belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam belajar sekurang-kurangnya ada tujuh unsur mendasar, yaitu: (1) ada stimulus; (2) ada perubahan ke arah yang baik; hasil belajar bisa tampak, namun juga tidak tampak; (3) ada interaksi; (4) dapat diperkuat; (5) dapat diamati; (6) proses mental; dan (7) melalui praktik dan latihan.
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dan Perkembangannya
1. Sejarah Teknologi Informasi dan Komuni-kasi (TIK)
Secara singkat sejarah teknologi informasi dapat diuraikan sebagai berikut: Manusia adalah makhluk sosial, di samping sandang, pangan, dan papan sebagai kebutuhan utamanya, maka sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan komunikasi di antara sesamanya untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Mulailah manusia mencari dan menciptakan sistem, alat yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Awal pertama dengan melukis bentuk (menggam-bar) di dinding gua, isyarat tangan, isyarat asap, isyarat bunyi, huruf, kata, kalimat, tulisan, surat, sampai dengan telepon dan
internet (http://www. ti.apjii.or.id/sejarah
teknologi komunikasi).
Bentuk perkembangan teknologi informasi yang paling modern dan kini digunakan oleh milyaran penduduk di seluruh dunia adalah internet. Internet sebagai wujud
hypermedia yang terus bertumbuh memungkinkan manusia mencari informasi, mengirim informasi, menggandakan, menyimpan informasi, dan berkomunikasi dengan orang lain. Internet adalah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari milyaran komputer di seluruh dunia (Robby Chandra, 1998). Dalam bidang pendidikan, menurut Eric Ashby seperti dikutip Yusufhadi Miarso
(2004), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menimbulkan
revolusi keempat. Revolusi pertama terjadi
ribuan tahun yang lalu sejak masyarakat membedakan tanggung jawab orang dewasa dan tugas mendidik para muda beralih dari orang tua kepada guru dan dari rumah ke
sekolah. Revolusi kedua terjadi dengan
dipergunakannya bahasa tulisan sebagai sarana pendidikan. Sebelum itu pendidikan
berlangsung secara lisan. Revolusi ketiga
berlangsung dengan ditemukannya teknik percetakan yang kemudian memungkinkan
tersedianya buku secara meluas. Revolusi
keempat ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman, dan komputer. Di dunia pendidikan, TIK dipergunakan antara lain untuk keperluan belajar secara
terbuka (open learning) dan belajar jarak jauh
(distance learning), serta dalam era cyber
dewasa ini berkembang belajar secara
elektronik (electronic learning/e-electronic)
dengan menggunakan fasilitas internet (Yusufhadi Miarso, 2007).
2. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu (Wawan Wardiana, 2002). Sedangkan pengertian lain disebutkan, teknologi informasi dan komunikasi adalah sarana prasarana
(hardware, software, useware), sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna
(Yusufhadi Miarso, 2004). Pengertian lain
menyebutkan teknologi informasi dan komunikasi dapat dikatakan sebagai ilmu yang diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi tersebut dapat dicari dengan
mudah dan akurat (http://www.ti.
apjii.or.id (Sejarah Teknologi Informasi).
Dalam ruang lingkup akademis, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi yang dimuat di
suatu sistem informasi, yang terdiri atas
perangkat keras (hardware), basis data
(database), perangkat lunak (software), jaring-an komputer, djaring-an peralatjaring-an lain terkait. Dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan TIK merupakan seperangkat
ilmu, prosedur, program, alat (tool) yang
membentuk sebuah sistem tertentu yang dapat memudahkan kerja manusia. Sebagai sebuah sistem, di dalamnya terkandung berbagai perangkat, baik perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), dan
manusia sebagai useware untuk mempelajari
dan mengaplikasikannya sesuai dengan tingkat urgensinya.
3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Perkembangan TIK telah membuat jarak antar ruang di muka bumi ini semakin sempit dimana peristiwa yang terjadi di suatu titik pada ujung ruang muka bumi yang terpencil sekalipun beberapa menit kemudian menjadi mungkin untuk dilihat pada ujung bumi yang lain secara bersamaan.
Keberadaan TIK dengan segala perkem-bangannya, sejak lama telah dimanfaatkan manusia dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan mesin kertas, mesin cetak, radio,
video, tape recorder, film, televisi, overhead
projector (OHP), dan komputer baik bentuk
assisted instruction (CAI), computer based instruction (CBI) maupun e-learning telah dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Meskipun pada hakikatnya alat-alat tersebut tidak dibuat khusus untuk keperluan pendidikan, akan tetapi alat-alat tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan, bahkan dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kualitas pembelajaran.
Perkembangan komputer dengan segala perangkatnya yang dimanfaatkan dalam dunia pendidikan sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah teknologi pembel-ajaran itu sendiri merupakan kreasi berbagai ahli dalam bidang terkait, yang pada dasarnya ingin berupaya mewujudkan ide-ide praktis dalam menerapkan prinsip didaktik, yaitu pembelajaran yang menekankan perbedaan individual baik dalam kemampuan maupun kecepatan.
Dalam sejarah teknologi pembelajaran
karya Sydney L. Presey (http://www.
geocities.com/Inisiasi/Komputer dan Media Pendidikan/) yang menciptakan
mesin mengajar (teaching machine) bisa
dicatat sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran.
Kebijakan Pemerintah dalam Bidang TIK Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang selanjutnya disingkat TIK merupakan faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Salah satu ciri globalisasi adalah semakin mudahnya orang mengakses informasi. Beberapa puluh tahun yang lalu tidak terbayangkan oleh kita bagaimana internet saat ini telah menjadi salah satu primadona bagi masyarakat untuk mendapatkan dan mengirim informasi. Dan itu semua bisa dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan TIK. Perkem-bangan TIK yang begitu pesat dengan segala dampaknya, suka atau tidak suka harus kita terima. Caranya adalah dengan mengambil manfaat yang sebesar-besarnya perkembangan TIK tersebut.
Berbicara mengenai kebijakan pemerintah dalam bidang TIK dapat dikatakan menggembirakan, bahkan menjanjikan. Karena pemerintah sangat serius menangkap potensi di balik perkembangan TIK yang begitu pesat demi penyelenggaraan pemerintah yang efektif di segala bidang. Keseriusan itu terlihat dengan digabungnya beberapa lembaga terkait menjadi sebuah Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo). Departemen ini telah merespons sangat positif mengenai pentingnya pembang-unan bidang TIK di Indonesia. Kebijakan yang telah digulirkan adalah e-Edukasi. Kebijakan tersebut sudah didukung dengan berbagai program seperti: (1) standarisasi kompetensi profesi SDM TIK; (2) kampanye penggunaan internet untuk pendidikan; dan (3) pengembangan software pendidikan.
Ada lima konsep kunci yang harus diperhatikan untuk mendorong agar TIK berperan dalam pembangunan pendidikan.
Kelima kunci itu adalah: the first key concept is
integration of theory and practice (Bridget Somekh, 2007).
Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Proses Pembelajaran
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memenuhi ketentuan yang sudah dirumuskan dalam peraturan pemerintah tentang standar proses pendidikan (PP No. 19 tahun 2005). Caranya adalah, guru memberikan pengalaman belajar yang beragam kepada siswa seperti melakukan percobaan, diskusi kelompok, kegiatan
memecahkan masalah (problem solving), mencari
informasi di media massa, mencari informasi dari nara sumber, mencari informasi di internet, menulis laporan, membuat cerita, menulis artikel, berkunjung dan belajar di suatu objek di luar kelas.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya komputer dan perangkatnya
merupakan salah satu medium atau alat (tool)
yang dapat digunakan oleh guru untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan standar di atas. Beberapa manfaat TIK dalam pembelajaran sebagai berikut: (1) meningkatkan motivasi siswa; (2) digital portofolio efektif dan efisien; (3) menambah wawasan dan cakrawala berpikir; (4) menum-buhkan jiwa kebersamaan; dan (5) menjadi alat ukur konsep pembelajaran yang dilakukan di sekolah (Jalu Noor Cahyanto, 2007).
Internet, e-learning, e-mail, laboratorium
bahasa, presentasi PowerPoint, CD pembelajaran
merupakan media berbasis komputer yang dimanfaatkan untuk kepentingan meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. Internet
Internet singkatan dari Interconnection
Networking. The network of the networks. Diartikan
sebagai a global network of computer networks atau
sebuah jaringan komputer dalam skala global/ mendunia. Jaringan komputer ini berskala internasional yang dapat membuat
masing-masing komputer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan interkoneksi
(Inter-connected network) yang terhubung melalui protokol TCP/IP. Internet dikembangkan dan diuji coba pertama kali pada tahun 1969 oleh US Department of Defense dalam proyek ARPAnet (http://fathoni61.blogspot.com/internet-sebagai-media-pembelajaran/).
Dengan kata lain, internet adalah sebuah jaringan komputer global yang terdiri atas jutaan komputer yang saling berhubungan dengan menggunakan protokol yang sama untuk berbagi informasi secara bersama. Sedangkan menurut Brace dalam http://id.answers.yahoo.com/ question/, internet adalah jaringan global yang menghubungkan berjuta jaringan komputer
(LAN) dan komputer pribadi, yang memungkinkan setiap komputer terhubung sehinga bisa melakukan komunikasi satu sama lain.
Aplikasi internet dapat dimanfaatkan dalam berbagai pola pembelajaran, yaitu: (a) pola pemanfaatan di laboratorium komputer; (b) pola pemanfaatan di kelas; (c) pola penugasan; dan (d) pola pemanfaatan individual (Supriyanto, 1997).
2. E-Learning
E-Learning atau pembelajaran melalui online
adalah pembelajaran yang pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.
Dengan kata lain e-learning yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet. Model pembelajaran e-learning ini
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan internet, intranet atau jaringan komputer lain.
Menurut Darin E. Hartley, seperti dikutip
oleh Romi Satriowahono, e-learning merupakan
suatu jenis pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. Sedangkan dalam
LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning
Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas
bahwa, e-learning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer
standalone (http://www.romisatriowahono.net). Menurut Rosenberg dalam http://
sudirmansmansa.wordpress.com/, e-learning
merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria
yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan
memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah
berkembang dalam berbagai model
pembel-ajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer
Based Training), CBI(Computer Based Instruction),
Distance Learning, Distance Education, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS(Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Centerted Classroom), Telecon-ferencing,WBT (Web-Based Training).
Dari beberapa definisi e-learning tersebut di
atas, dapat disimpulkan tiga hal mendasar, yaitu: (1) adanya metode pembelajran baru yang menggunakan media jaringan komputer dan internet; (2) tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik, bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital); dan (3) adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar dan pembelajaran.
Umumnya e-learning sebagai pembelajaran
online melalui web ataupun internet. Meskipun
demikian, e-learning, sesungguhnya meliputi
web-based training, distance learning, virtual classroom, bahkan CD-ROM sekali pun. Dalam e-learning, bahan ajarnya bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja, di mana saja. Siswa bisa memantau sendiri kemajuan hasil belajarnya.
Online Learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik melalui media berbasis computer (jaringan: website, internet, intranet, CD, DVD). Ia tidak hanya mengakses informasi namun membantu siswa dengan hasil yang spesifik. Ia juga tidak hanya untuk membantu pembelajaran, namun juga untuk memonitor perkembangan belajar dan melaporkan perkembangannya. Dalam perkembangannya, siswa tidak hanya belajar dari buku. Mereka dapat belajar dari jarak yang jauh sekalipun
dalam suatu perpustakaan yang lengkap (online)
(Sharon Smaldino, 2008).
Keuntungan proses belajar dan
pembel-ajaran dengan online learning antara lain: (1)
media yang bervariasi; (2) informasi terkini; (3) navigasi yang mudah (hanya dengan menekan tombol-tombol); (4) pertukaran ide dapat dengan
mudah terjadi (misalnya: chatting dengan ahli
bidang tertentu); (5) komunikasi yang nyaman (bisa berkomunikasi di mana saja sesuai kenyamanan siswa); dan (6) murah. Akan tetapi
di balik keuntungan itu, online learning juga
mempunyai beberapa keterbatasan, seperti: (1)
materi yang tidak sesuai (terdapat banyak materi di internet yang tidak sesuai bagi siswa; (2) hak cipta (siswa bisa saja mengunduh file secara ilegal, atau mungkin mengumpulkan tugas hasil
copy paste); (3) terlalu banyak informasi untuk
disaring); (4) support (tanpa dukungan teknis
jaringan komputer bisa ’mati’)’; (5) akses
tergantung banyak hal (software, hardware, sinyal,
dll); (6) kecepatan akses bisa lama karena tampilan web; dan (7) kurangnya kontrol kualitas, setiap informasi yang tersedia tidaklah
selalu benar. Online learning dibutuhkan pada
saat yang tepat jika pembelajaran siswa dapat diperkaya dengan: 1) mempraktikkan dan menerima umpan balik langsung atas apa yang mereka pelajari di kelas; 2) pembelajaran secara independent; 3) meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa berbakat; 4) bekerjasama dengan siswa lainnya; dan 5) menantang siswa untuk mencari informasi dengan cara-cara baru
(Smaldino, 2008).
3. Surat elektronik (e-mail)
E-mail atau Electronic Mail atau surat elektronik adalah pesan, atau surat secara elektronik, baik berupa teks maupun gabungan dengan gambar yang dikirimkan dari satu alamat ke alamat lain
di jaringan internet. E-mail dapat dimanfaatkan
secara efektif oleh guru dan siswa untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas belajar. Misalnya, seorang guru mempunyai blog pribadi. Guru menugaskan siswa mengunduh
informasi yang ada di blog tersebut, didiskusikan,
kemudian hasilnya dikirim melalui e-mail. Cara
lain, misalnya guru mengirimkan tugas untuk
dikerjakan oleh siswa ke alamat e-mail setiap
siswa, selanjutnya mengerjakan tugas tesebut, lalu dikirim kembali ke e-mail gurunya.
Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di luar kampus/sekolah, siswa yang mengha-dapi kesulitan pelajaran dapat bertanya melalui e-mail kepada gurunya. Kegiatan tutorial dapat
juga dilakukan melalui e-mail. Dalam keadaan
guru berhalangan hadir, guru dapat memberi materi dan tugas yang dikirim lewat e-mail (Yusufhadi Miarso,. 1999).
Laboratorium Bahasa
Laboratorim bahasa dewasa ini sudah terintegrasi dengan komputer. Contohnya
adalah Computerized Laboratories System. Sistem
ini telah dilengkapi dengan perangkat lunak
komputer agar dapat pula berfungsi sebagai
laboratorium bahasa (http://solusipintar.com/
PropLabBhs/).
Laboratorium bahasa berbasis komputer tersebut mampu mengontrol siswa, mengatur komunikasi antara guru dengan siswa tertentu, guru dengan keseluruhan siswa, siswa dengan siswa. Hal ini sangat berbeda jauh dengan laboratorium bahasa konvensional yang mengandalkan kaset audio.
Presentasi PowerPoint
PowerPoint merupakan salah satu software presentasi yang sering dimanfaatkan guru dan siswa. Guru dan siswa dapat membuat teks, gambar, tabel, diagram, grafik, memasukkan foto atau video, audio, dan membuat animasi sesuai
kebutuhan. Presentasi menggunakan PowerPoint
mampu mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai tujuan, terutama untuk menarik perhatian siswa
terhadap materi yang disajikan. PowerPoint dapat
digunakan secara interaktif untuk membuat siswa lebih berkesan terhadap materi yang dipresentasikan.
CD Pembelajaran
CD pembelajaran merupakan salah satu media pembelajaran berbasis komputer. Pemanfa-atannya dalam proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi. Alasannya, karena pembelajaran tidak lagi didominasi guru, melainkan siswa aktif melihat dan memper-hatikan isi materi yang ada di dalam CD tersebut. Saat ini juga sudah dikembangan CD pembelajaran interaktif, dimana siswa dapat berineteraksi dengan software tersebut. CD pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dapat dimanfaatkan secara individual maupun kelompok.
Berbagai kebijakan seperti PP No. 19 Tahun 2005 (Standar Nasional Pendidikan), Permendiknas No. 24 Tahun 2007 (Standar Sarana dan Prasarana), manfaat TIK dalam proses pembelajaran, pola pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran, pola pemanfaatan TIK dan perangkatnya dalam proses pembelajaran menurut (Smaldino dkk, 2008), standar kompetensi guru di bidang TIK menurut UNESCO, empat (4) langkah pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran menurut UNESCO, tujuh model pemanfaatan komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran (pembelajaran dengan komputer; pembelajaran
berbantuan komputer; pembelajaran berbasis web; pembelajaran jarak jauh; pembelajaran melalui jaringan; pembelajaran dengan portal
pengetahuan (knowledge portals) atau internet;
dan pembelajaran dengan jaringan
pengeta-huan (knoweledge networks) atau e-learning
(Yusufhadi Miarso, 2008) menjadi landasan peneliti untuk melakukan analisis terhadap berbagai temuan penelitian.
Metode Penelitian
Pendekatan/Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Bogdan dan Taylor, seperti dikutip Moleong (2006), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendapat lain dikemukakan oleh Denzin dan Lincoln yang juga dikutip oleh Moleong (2006), bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif, metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Penelitian kualiatif merupkan penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Ciri penelitian kualitatif ini adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang dikumpulkan kemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti (Moleong, 2006).
Penelitian dengan pendekatan studi kasus menurut Robert K. Yin seperti dikutip Burhan
Bungin(2006) berupaya menjawab
pertanyaan-pertanyaan “how” (bagaimana) dan “why”
(mengapa), serta pada tingkat tertentu juga
Ada banyak pengertian tentang studi kasus, akan tetapi peneliti mengacu pada rumusan yang lebih tegas dan bersifat teknis yang
dikemukan oleh Robert K. Yin (1989)., “A case
study is an empirical inquiry that: investigates a contemporary phenomenon and context are not clearly evident; and in which multiple sources of evidence are used”. Dengan kata lain, penelitian studi kasus sebagai sebuah penelitian empiris yang menyelidiki suatu fenomena (gejala) masa kini
di dalam konteks kehidupan nyata (real-life);
dimana batas-batas antara fenonema dan konteks itu tidak secara jelas terbukti; dan multi sumber bukti digunakan.
Multi sumber bukti menurut Robert K. Yin (1989) ada enam, yaitu: (1) dokumen; (2) rekaman arsip; (3) wawancara; (4) observasi langsung; (5) observasi pemeran serta; dan (6) perangkat fisik. Beberapa alasan digunakan pendekatan studi kasus oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. TIK khususnya komputer dan perangkatnya
yang dikembangkan dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran merupakan isu sentral dan kontemporer dalam bidang pendidikan.
2. Gejala dan konteks pengembangan dan
pemanfaatkan TIK untuk proses pembel-ajaran dalam situasi nyatanya belum jelas.
3. Penelitian ini bermaksud mengungkap
beberapa pertanyaan penelitian yang
berkaitan dengan “apa”, “mengapa”, dan
“bagaimana” gejala yang terjadi.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran di SMAK 1 dan SMAK 7 PENABUR Jakarta. Dari objek penelitian tersebut diambil sumber informasi yang dipandang memahami mengenai kasus penelitian ini yang meliputi, kepala sekolah, guru, dan siswa. Selain itu, penelitian ini juga mengambil informasi/data yang berasal dari kejadian/kegiatan/aktivitas seperti proses pembelajaran. Untuk melengkapi informasi/ data yang dibutuhkan, peneliti juga mengumpulkan berbagai dokumen dan data-data fisik. Dokumen yang dimaksud seperti program sekolah, kebijakan-kebijakan. Sedangkan data-data fisik berupa ruang, setting komputer, fasilitas TIK, dan lain-lain.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta yang berlokasi di Jl.
Tanjung Duren Raya No. 4 Jakarta Barat, dan SMAK 7 BPK PENABUR Jakarta yang berlokasi di Jl. Tarum Barat Blok KK Komplek Perumahan Cipinang Indah Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan (Januari -April 2009).
Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian studi kasus ini ada dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif, baik primer maupun sekunder. Data kuantitatif meliputi data dasar sekolah, seperti jumlah guru, jumlah siswa, jumlah ruang kelas, jumlah rombongan belajar per kelas, dan data fisik sekolah lainnya. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia di sekolah, seperti data statistik sekolah. Data primer adalah data yang diambil dari penelitian ini yang terkait dengan kasus yang diteliti. Data primer sebagian besar berupa hasil wawancara, hasil observasi, berbagai dokumen, rekaman arsip.
Sumber Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian studi kasus ini, peneliti menentukan sumber-sumber data seperti kepala sekolah, guru, siswa, proses pembelajaran, dukumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembelajaran, dokumen lainnya yang dipandang perlu, perangkat fisik, dll.
Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2006), sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Prosedur pengumpulan data ini menggunakan multi bukti, yaitu: (1) dokumen; (2) rekaman arsip; (3) wawancara; (4) observasi langsung; dan (4) perangkat fisik.
Analisis Data
Teknik analisis data mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan oleh Robert K. Yin (1989). Analisis data dilakukan dengan penelaahan, kategorisasi, melakukan tabulasi data dan atau mengkombinasikan bukti-bukti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Prosedur ini sejalan dengan prosedur yang direkomendasikan oleh Moleong (2006), bahwa
proses analisis data dimulai dengan: (1) menelaah
observasi langsung, wawancara, perangkat fisik; (2) setelah dicatat dan dipelajari, dan ditelaah,
langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi
data dengan jalan melakukan abstraksi yang inti,
proses, dan pernyataan-pernyataan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada di dalamnya; (3) langkah berikutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan untuk dikategorikan; (4) melakukan pemeriksaan keabsahan data; dan (5) penafsiran data.
Keabsahan Data
Pemeriksaan data melalui teknik triangulasi. Menurut William Wiersma seperti dikutip Sugiyono (2008), triangulasi dalam pengujian keabsahan data ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi. Bila dihasilkan data yang berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Landasan Teoritik
Teori Belajar dan Pembelajaran
- E-Learning
- Surat Elektronik
(e-mail)
Landasan Legal
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 – Sistem Pendidikan Nasional
PP No. 19 Tahun 2005 – Standar Nasional Pendidikan
Keppres No. 20 Tahun 2006 - DeTIKNas
Permendiknas No. 38 Tahun 2008 – Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan TIK khususnya komputer da-lam proes belajar dan pembelajar-an di SMAK 1 Kegiatan
pembelajaran yang memanfaatan TIK khususnya komputer dengan perangkatnya di SMAK 1 (internet,
e-learning, surat
elektronik/e-mail) dan dampaknya Faktor pendukung
dan penghambat Dampak
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
(Hasil Deskriptif)
Pembelajaran di SMAK 7
Kebijakan dikem-bangkan dan dan diman- faatkannya TIK khusus-nya komputer dalam proses belajar dan pembelajaran di SMAK 7 Kegiatan
pembelajaran yang memanfaatan TIK khususnya komputer dengan perangkatnya di SMAK 7 (internet,
e-learning, surat
elektronik/e-mail) Faktor pendukung
dan penghambat Dampak
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
(Hasil Deskriptif)
Standar yang digunakan
Hasil Analisis
Kesimpulan
Hal itu juga sejalan dengan pendapat Winston yang menyatakan bahwa, studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat triangulasi (Moleong, 2006). Triangulasi tersebut meliputi triangulasi sumber data, metode, penyidik, dan teori. Oleh karena itu keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi. Dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan
memban-dingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau
teori. Peneliti mengumpulkan dari berbagai
sumber dan cara untuk pemeriksaan silang (cross
check), yaitu dengan membandingkan jawaban dari responden yang berbeda untuk pertanyaan yang sama, dengan metode yang berbeda seperti wawancara, observasi, catatan lapangan, dan studi dokumen.
Kerangka Berpikir
Kerangkan berpikir dalam penelitian ini peneliti gambarkan pada gambar 1.
Temuan-Temuan Penelitian
Temuan Penelitian di SMAK 1
BPK PENABUR Jakarta
1. Dasar Kebijakan
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh peneliti, dasar kebijakan dikembangkan dan dimanfaatkannya TIK khususnya komputer dalam proses pembelajaran di SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta adalah masalah efektivitas. Artinya dengan waktu yang terbatas, siswa dapat menyerap materi pembelajaran yang optimal. Dengan memanfaatkan komputer, LCD, maupun dari internet secara langsung, materi yang dibahas lebih menarik. Dengan dasar efektivitas itulah, maka sekolah memiliki pemikiran setiap kelas dan juga semua laboratorium ada komputer dan LCD secara permanen serta koneksi internet.
Dasar kebijakan di atas juga didukung secara konkrit oleh sekolah yang dituangkan di dalam Program Satu Tahun (PROSATA). Fokusnya adalah pengembangan kemampuan guru di bidang TIK. PROSATA Tahun Pelajaran 2008/2009, dalam program induk bernama Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kemudian dijabarkan ke dalam program
bernama “Persiapan e-learning”, SMAK 1
mentargetkan guru mata pelajaran mayor IPA dan mayor IPS mempersiapkan materi pelajaran
dalam bentuk softcopy. Kemudian kegiatan untuk
mencapai tujuan itu adalah pembuatan materi dalam bentuk file untuk mata pelajaran mayor IPA dan IPS (dalam bentuk modul, presentasi, soal-soal, dan tes).
Prosata Tahun Pelajaran 2009/2010, SMAK
1 melalui program induk bernama “Penerapan
TIK dan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas belajar” dan dijabarkan lagi ke
dalam program bernama “PBM berbasis TIK”
mentargetkan: 1) setiap kelas menggunakan video rekaman guru yang mengajar materi tertentu; 2) proses pembelajaran di kelas menggunakan fasilitas TIK, PowerPoint dengan animasi dan klip untuk materi tertentu untuk semua mata pelajaran. Selanjutnya dalam
program “Pelaksanaan e-learning”, SMAK 1
mentargetkan proses pembelajaran melalui media internet dengan syarat di website SMAK
1 disediakan kuota khusus untuk upload materi
pelajaran serta tugas dan kapasitas (bandwith)
akses internet ditambah bahkan tidak terbatas. Dengan demikian, siswa yang tidak bisa hadir di sekolah tidak harus ketinggalan pelajaran karena bisa akses materi melalui internet di rumah atau di luar sekolah.
PROSATA SMAK 1 di dua tahun terakhir tersebut merupakan penjabaran dari kebijakan yayasan yang tercantum di dalam “Rencana Induk Tiga Tahun BPK PENABUR Jakarta, Tahun Pelajaran 2008 – 2011”. Di dalam rencana induk tersebut diuraikan “Pendidikan yang memanfaatkan teknologi modern. Kemudian dijabarkan ke dalam program utama “Penerapan TIK dan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas belajar”, dan selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam bidang kinerja utama, yaitu: (1) cetak biru pembelajaran komputer TK
– SMA; (2) sumber belajar yang ter “dowload” di
proxy server oleh guru bidang studi; (3)
pembelajaran e-learning untuk beberapa bidang
studi dengan pendamping guru komputer; dan
(4) pembelajaran robotik (IT program, artificial
intellegence, mechatronic).
2. Pemanfaatan TIK Khususnya Komputer
dengan Perangkatnya dalam Proses Pembelajaran
a. Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bidang Studi Bahasa Inggris
Proses belajar dan pembelajaran bahasa Inggris berlangsung di laboratorium Bahasa Inggris. Guru yang mengampu adalah Yohanes Rudy, S.Pd. Sepanjang proses pembelajaran, siswa dan guru berinteraksi dengan komputer dan perangkat penyerta lainnya. Guru memanfaat-kan software pembelajaran bahasa Inggris
bernama DLL teacher dan DLL student.
Tugas apa yang harus dikerjakan oleh siswa, guru menstransfer file/materi dari
komputer yang ada di ruang master control.
Setelah ditransfer guru, siswa kemudian mengakses file/materi tersebut. Siswa dapat mengakses berulang-ulang. Dengan berinterkasi dengan komputer, siswa bekerja/belajar secara individual. Di layar monitor itulah file/materi yang sudah diakses siswa ditampilkan.
Pada kesempatan lain guru melatih
intonasi (intonation) dan pengucapan
(pronun-ciaton). Guru menunjuk beberapa siswa secara bergiliran untuk mengucapkan kata dalam
bahasa Inggris. Melalui program bernama Sound
and Meaning yang ada di komputer guru, di
ruang master control, guru dapat mengenal
apakah kata-kata bahasa Inggris yang diucap-kan oleh siswa itu benar atau salah, tepat atau tidak. Ucapan siswa yang salah maupun benar akan terdeteksi. Jika pengucapan kata bahasa Inggris siswa benar, maka grafiknya akan naik mendekati angka maksimal, tetapi jika salah, maka grafiknya akan turun atau melemah. Siswa juga tahu secara pasti di mana letak kesalahan-nya dalam intonasi dan pengucapan, serta tahu bagaimana harus memperbaikinya.
Di bagian akhir bab atau chapter, siswa
berlatih speaking. Di komputer guru ada program
bernama random pairing dan student discussion.
Guru menyuruh siswa melakukan percakapan dengan siswa lainnya. Guru memperhatikan percakapan yang dilakukan siswa melalui layar monitor tanpa guru mendekat ke siswa.
Fasilitas laboratorium bahasa Inggris SMAK 1 berbeda dengan laboratorium bahasa Inggris yang konvensional yang mengandalkan
kaset sebagai software yang diputar di master
control. Laboratorium bahasa di sekolah ini
semuanya sudah komputerisasi (computerized).
b. Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bidang Studi Sosiologi
Proses pembelajaran bidang studi Sosiologi saat peneliti melakukan observasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok
melakukan presentasi. Satu kelompok terdiri tiga siswa. Dalam presentasi, siswa mengguna-kan
PowerPoint yang dilengkapi animasi. Saat temannya maju presentasi, anggota kelompok
lainnya membantu membuka slide per slide. Guru
yang mengampu bidang studi Sosiologi adalah Drs. Hendrik Susanto. Topik yang dibahas dalam presentasi itu adalah tentang “Strata Sosial”.
Materi presentasi yang ada di PowerPoint yang
dikombinasikan dengan gambar, animasi, gerak tersebut siswa sendiri yang mengemasnya. Siswa memanfaatkan internet untuk mencari referensi tentang “Strata Sosial”. Siswa telah memanfaatkan komputer dengan perangkatnya
(LCD, layar, softwarePowerPoint) dalam proses
pemebelajaran.
c. Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bidang Studi Fisika
Proses pembelajaran bidang studi Fisika saat peneliti melakukan observasi, guru memberi kesempatan kepada siswa melihat CD
pembel-ajaran berjudul “Invisible Force” tentang
“gravitasi”. Kegiatan ini berlangsung di labora-torium Fisika. Setelah melihat CD pembelajaran, siswa membuat rangkuman per kelompok, kemudian diserahkan ke guru.
Guru dan siswa memanfaatkan sumber bel-ajar selain buku, yaitu CD pembelbel-ajaran Fisika untuk memperkaya materi. Guru sudah mengim-plementasikan konsep “belajar berbasis aneka sumber”. Guru memanfaatkan komputer dengan perangkatnya dalam pembelajaran Fisika.
d. Pemanfaatan Internet
Internet sebagai media pencari informasi yang canggih dimanfaatkan oleh sekolah ini. Cara
pemanfaatannya antara lainpertama, guru secara
langsung memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran di kelas/laboratorium. Artinya, komputer dan perangkat lainnya yang sudah tersambung dengan internet, guru pada proses
pembelajaran itu langsung akses ke
website-website yang memang menyediakan informasi atau materi yang sesuai dengan topik yang
sedang dibahas. Cara pemanfaatan kedua oleh
guru adalah secara tidak langsung. Maksudnya adalah, materi yang memang sesuai dengan
topik yang dibahas diunduh (dowload) terlebih
dahulu, kemudian dikompilasi, digabung-gabung dengan materi yang berasal dari sumber lainnya, ditambah sendiri oleh guru, kemudian baru dimanfaatkan dalam pembelajaran.
guru menugaskan siswa secara berkelompok mencari data dan informasi dari internet. Cara lainnya adalah, guru mengunduh berbagai materi yang kemudian digunakan sebagai referensi, sebagai bahan presentasi sehingga siswa bisa tahu lebih banyak. Misalnya pelajaran Biologi menampilkan skema tentang sel, pelajaran Sosiologi menginformasikan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu peristiwa sosial. Sedangkan bidang studi Fisika, hasil wawancara menunjukkan kalau guru belum memanfaatkan secara langsung. Saat ini pemanfaatan internet masih sebatas untuk mencari materi dan dipergunakan sebagai pengayaan, pengembangan bahan ajar.
e. E-learning
E-learning, khususnya yang online guru-guru di SMAK 1 belum mengimplementasikan secara optimal sesuai teori-teori yang selama ini
dikenal. Umumnya masih offline. Namun kalau
offline, guru-guru SMAK 1 secara umum sudah mengimplementasikan dalam proses pembel-ajaran.
Dalam batas-batas tertentu, e-learning (online)
sudah diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Alasannya, bahan ajar sudah terinte-grasi di dalam komputer, sudah berbentuk digital, dan siswa bisa akses file atau materi yang ditransfer guru. Siswa dapat berinteraksi dengan guru, dan sebaliknya. Kemudian siswa juga dapat berinteraksi dengan komputer.
f. Pemanfaatan Surat Elektronik (e-mail)
Fasilitas e-mail, menurut kepala SMAK 1 belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh guru-guru.
Artinya, sampai saat ini fasilitas e-mail belum
diberdayakan untuk mengirimkan tugas-tugas, mengirimkan PR kepada siswa jika mereka berhalangan hadir. Kalau ada tugas-tugas untuk siswa disampaikan secara langsung. Hal ini juga dibenarkan oleh pendapat siswa bahwa fasilitas e-mail selama ini belum pernah digunakan untuk misalnya menerima tugas-tugas dari guru dan mengirim balik tugas tersebut kepada guru.
Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
Pemanfaatan komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran di SMAK 1 sangat didukung oleh berbagai faktor. Menurut kepala
sekolah beberapa faktor pendukung yang ada di SMAK 1 antara lain: (1) fasilitas yang lengkap dan memadai; (2) rasio siswa dan komputer (1:1) di laboratorium bahasa dan laboratorium komputer; (3) kemauan guru; (4) skills guru di bidang komputer; dan (5) motivasi siswa itu sendiri.
Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran berbasis komputer sudah lengkap (komputer Pentium IV, internet, komputer dan LCD setiap kelas, layar, komputer
dan LCD tiap laboratorium, hot spot). Sekolah
menyediakan ruang-ruang khusus, seperti laboratorium komputer, laboratorium bahasa, akses internet di perpustakaan, memperbolehkan siswa membawa laptop untuk akses internet di luar jam sekolah.
Tetapi yang penting adalah guru harus mempunyai teknik tertentu untuk
menjelas-kannya, terutama kalau software itu dibuat orang
lain atau dibeli. Kadang-kadang guru tidak memahami konsep-konsep dan alur
pemba-hasan yang ada di software tersebut. Selain itu
guru harus paham, bahwa komputer bukanlah segala-galanya. Artinya, guru harus jeli dan dapat memilahkan mana meteri yang harus dijelaskan dengan komputer dan mana materi yang cukup dijelaskan melalui kata-kata dan
tulisan di whiteboard. Ada konsep-konsep
tertentu yang memang tepat disampaikan dengan komputer, misalnya kalau harus menjelaskan suatu proses tertentu. Akan tetapi ada konsep-konsep lain yang cocok disampai-kan secara sederhana, cukup dengan penjelasan verbal. Misalnya penurunan rumus fisika, ini cukup disampaikan dengan memanfaatkan
papan tulis atau whiteboard.
Untuk meningkatkan kompetensi guru SMAK 1 khusunya di bidang TIK, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan pelatihan, termasuk mendatangkan instruktur/nara sumber datang langsung ke sekolah. Materi pelatihan meliputi pembuatan presentasi
PowerPoint yang bagus dan menarik yang dikombinasikan dengan suara, gambar, animasi, dll. Pelatihan mengunduh file dari internet,
pelatihan e-learning.
sekolah dapat mengusulkan jenis-jenis pelatihan yang dibutuhkan.
b. Faktor Penghambat
Dari data dan berbagai informasi yang dikumpulkan, faktor utama terbesar yang paling menghambat dalam pemanfaatan TIK khusunya komputer dalam proses pembelajaran di SMAK 1 adalah lambatnya jaringan internet. Baik kepala sekolah, guru, dan juga siswa menya-takan akan hal itu.
2. Dampak Dimanfaatkannya TIK
Khusus-nya Komputer dengan PerangkatKhusus-nya dalam Proses Pembelajaran Bagi Siswa Hasil wawancara dengan kepala sekolah terungkap bahwa dampak positif yang dirasa-kan oleh siswa mengenai pemanfaatan komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran antara lain adalah: (1) siswa dapat belajar dari mana saja, tidak harus dari guru; (2) siswa bisa belajar dari komputer dan media-media belajar lainnya, dan (3) siswa menyadari bahwa pengetahuan itu luas sekali dan sumbernya dari mana saja. Kemudian siswa merasa senang. Siswa lebih tertarik kerena memang penjelasan materi lebih menarik. Siswa
tidak perlu mencatat, cukup copy file.
Beberapa kali kepala sekolah melakukan supervisi kelas, terasa sekali nuansanya antara proses pembelajaran yang biasa saja dengan proses pembelajaran yang memanfaatkan komputer. Mengenai apakah siswa tertantang belajarnya atau tidak, tergantung desain materinya. Kalau guru sudah menuangkan seluruh materi ke dalam bahan ajar berbasis komputer itu, berarti sudah mentok, sudah selesai. Akan tetapi kalau dalam desain materi sengaja dibuat agar muncul pertanyaan, muncul masalah, maka siswa akan mencari jawabannya. Jadi desain materi pembelajarannya sangat berpengaruh. Seyogyanya materi jangan tertutup akan tetapi harus terbuka yang memungkinkan siswa memberi masukan, tanggapan, pendapat yang terkadang guru sendiri kaget.
Sedangkan menurut guru bahasa Inggris, pemanfaatan komputer dalam proses pembel-ajaran ini, khususnya bahasa Inggris membuat siswa merasa senang, karena siswa tidak harus berhadapan dengan guru, tetapi siswa dapat memanfaatkan media belajar yang ada (komputer, internet, TV, dll yang ada di laboratorium bahasa). Karena bidang studi bahasa Inggris begitu spesifik, terutama jika
dalam proses pembelajaran memanfaatkan laboratorium bahasa, maka guru dapat mengendalikan proses pembelajaran itu dari
ruang master control. Dari ruang master control
inilah, file-file atau materi yang terintegrasi di dalam komputer ditransfer ke komputer siswa. Siswa secara mandiri dapat belajar dari komputer tersebut.
Apakah siswa tertantang belajarnya atau tidak, itu tergantung guru dalam memotivasi siswa. Memang ada siswa yang sudah sangat pandai dalam menggunakan komputer, kemudian mereka merasa bosan. Namun demikian, secara umum siswa tertantang, karena belajar dengan komputer merupakan pengalaman baru. Kemudian dampak positif-nya, kegiatan pembelajaran jauh lebih efektif, komunikasi lebih variatif tidak hanya satu arah, siswa sendiri aktif karena materi-materi yang sudah terintegrasi di dalam komputer.
Materi fisika yang dibuat dalam PowerPoint
dan dikombinasikan dengan animasi, minimal membuat siswa tertarik. Karena tertarik maka siswa tidak cepat jenuh. Dampak positif lainnya, siswa mudah memahami materi. Misalnya siswa diminta untuk memahami wujud atom. Mungkin efeknya siswa tahu, tetapi gerakannya dan prosesnya tentu tidak tahu. Kalau hanya dijelaskan secara verbal siswa mengalami kesulitan untuk membayangkan. Oleh karena itu perlu dibuat animasinya supaya siswa mudah memahaminya. Pemanfaatan komputer dengan perangkatnya dalam proses pembel-ajaran begitu membantu dalam memahami materi, dan mempermudah siswa mencari informasi yang dibutuhkan. Dampak positif lainnya, proses pembelajaran lebih efisien, presentasi lebih mudah, pembuatan materi dapat dikombinasikan dengan gambar, suara, animasi, dan media-media lain yang cocok; pengalaman belajar siswa lebih variatif dibandingkan hanya dengan memanfaatkan
whiteboard, objek lebih nyata atau riil jika dibandingkan hanya dengan kata-kata.
Temuan Penelitian di SMAK 7
BPK PENABUR Jakarta
1. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan dikembangkan dan dimanfaatkannya TIK, khususnya komputer dengan perangkatnya dalam proses
pembelajaran di SMAK 7 adalah: pertama karena
TIK merupakan mata pelajaran yang harus ada di dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang SMA; kedua karena
sekolah memandang bahwa TIK sebagai bidang ilmu yang sangat penting bagi para siswa dan dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk
mengembangkan potensi siswa; ketiga sebagai
salah satu indikator yang tepat terhadap SMAK
7 sebagai sekolah berbasis IT; dan keempat untuk
memberdayakan potensi TIK dalam proses pembelajaran.
Sedangkan dasar pemikiran dimanfaat-kannya TIK, karena komputer merupakah salah satu teknologi yang dapat mempermudah siswa belajar; mampu mengkonkritkan konsep-konsep abstrak; dan jika dihubungkan dengan internet memperoleh informasi yang bermanfaat untuk memgembangkan isi kurikulum sehingga siswa semakin luas pengetahuannya.
Kebijakan level sekolah dalam upaya mendukung pengembangan dan pemanfaatan TIK khususnya komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran adalah: (1) menekankan segala aktivitas, terutama proses pembelajaran memanfaatkan TIK (komputer dll); (2) memperbolehkan siswa membawa laptop;dan (3) menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan (hotspot).
Dasar kebijakan di atas juga didukung secara konkrit oleh sekolah yang dituangkan di dalam Program Satu Tahun atau Prosata. Di Prosata tahun 2008/2009, SMAK 7 melalui
program induk “Pelatihan guru” dan dijabarkan
ke dalam program “Pelatihan e-learning dan
multimedia”, mentargetkan 80% guru mengajar
dengan multimedia dan memaksimalkan
e-learning. Sedangkan Prosata tahun 2009/2010,
SMAK 7 melalui program induk “Peningkatan
kualitas guru” dan dijabarkan ke dalam program “Pelatihan guru dengan topik memberdayakan
TIK untuk creative teaching”, mentargetkan 80%
guru dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dengan memberdayakan TIK.
Prosata SMAK 7 di dua tahun terakhir tersebut merupakan penjabaran dari kebijakan
yayasan yang tercantum di dalam “Rencana Induk
Tiga Tahun BPK PENABUR Jakakarta, Tahun Pelajaran 2008 – 2011”. Di dalam rencana induk
tersebut diuraikan “Pendidikan yang
memanfaat-kan teknologi modern”. Kemudian dijabarkan ke
dalam program utama “Penerapan TIK dan
teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas belajar”, dan selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam bidang kinerja utama, yaitu: 1) cetak biru pembelajaran komputer TK – SMA; 2) sumber
belajar yang ter “dowload” di proxy server oleh
guru bidang studi; 3) pembelajaran e-learning
untuk beberapa bidang studi dengan pendamping guru komputer; dan 4)
pembel-ajaran robotik (IT program, artificial intellegence,
mechatronic).
2. Pemanfaatan TIK Khususnya Komputer
dengan Perangkatnya dalam Proses Pembelajaran di SMAK 7
Peneliti melakukan observasi pembelajaran terhadap dua bidang studi, yaitu: 1) Ekonomi Akuntansi kelas XI; dan 2) bahasa Inggris kelas X.
a. Pemanfaatannya dalam Pembelajaran
Bidang Studi Ekonomi Akuntansi
Pembelajaran bidang studi Ekonomi Akuntansi berlangsung di laboratorium komputer. Guru yang mengampu adalah Yosri Tuty Asni, S.Pd. Topik yang dibahas tentang “Inflasi”. Media dan fasilitas yang digunakan
adalah komputer, infokus/LCD, layar (screen),
dan program Macromedia Flash. Proses pembelajaran dibagi dalam tiga tahap, yaitu: 1) pendahuluan; 2) kegiatan inti; 3) penutup.
Tahap pendahuluan, guru memberikan kata pengantar dengan menjelaskan tujuan
pelajar-an. Selain itu guru memberikan warning atau
nasihat tentang begaimana mempunyai sikap tanggung jawab sebagai seorang siswa. Selan-jutnya guru mempersiapkan segala sesuatu (materi) yang akan dibahas selama proses pembelajaran. Materi yang akan dibelajarkan
kepada siswa sudah dikemas dalam Macromedia
Flash.
Tahap inti, guru berinterkasi dengan komputer dimana di dalam komputer itu ada materi yang disusun dalam aplikasi Macromedia Flash. Penjelasan guru per slide. Di tengah-tengah proses pembelajaran, guru beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada siswa, dan siswa menjawabnya.
Sesekali siswa disuruh guru mencatat konsep-konsep penting yang ada ada di slide.
penggaris kayu sebagai media untuk menunjukkan konsep-konsep, simbol-simbol penting yang ada di setiap slide. Selama proses pembelajaran berlangsung, komunikasi cende-rung berjalan satu arah dari guru ke siswa.
Tahap penutup, guru memberikan soal-soal yang juga telah dikemas dalam Macromedia Flash. Satu per satu soal dimunculkan oleh ke guru ke layar dan dibahas bersama.
b. Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Bidang Studi Bahasa Inggris
Proses belajar dan pembelajaran bidang studi bahasa Inggris berlangsung di laboratorium bahasa. Guru yang mengampu adalah Drs.
Sugiri. Materi pembelajaran meliputi listening,
dialog, structure, song, dan diakhiri dengan
evaluasi. Media dan fasilitas yang digunakan
adalah komputer, headset, server (indosat),
internet dan program DaviNet (sofware
pembel-ajaran bahasa Inggris). Proses pembelajaran
dibagi dalam tiga tahap, yaitu: 1) pendahuluan; 2) kegiatan inti; 3) penutup. Komunikasi antara guru dan siswa, atau sebaliknya, 90% memakai bahasa Inggris.
Tahap pendahuluan dimulai ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Guru berada di
depan, di meja operator atau master control yang
dilengkapi dengan komputer. Dari master control
guru mengendalikan, meminta, menyuruh, berbicara, dan sebagainya selama proses pembelajaran. Di tahap pendahuluan, baik guru dan siswa berinterkasi dengan komputer.
Tahap inti dimulai saat guru meminta siswa menyimak materi yang ada dengan penekanan
pada listening. Materi listening sudah terintegrasi
di dalam komputer. Guru melakukan variasi
dalam materi listening ini dengan cara meminta
dua orang siswa, satunya mengucapkan kalimat/pertanyaan, sedangkan siswa satunya menjawab secara lisan. Kemudian secara bersama-sama, guru dan siswa membahas materi
listening dengan memanfaatkan laboratorium bahasa yang terintegrasi dengan komputer. Seluruh siswa tenang, menyimak dialog yang ada di komputer sambil menger-jakan soal-soal
yang ada di work book. Sesekali guru
memafaatkan whiteboard untuk memperjelas
materi/tulisan/kata-kata yang didengar siswa.
Siswa yang benar menjawab soal-soal di work
book, guru memberi penguatan (reinforcement)
dengan berkata, “Good!”
Terjadi dialog interaktif antara siswa laki-laki dan perempuan. Di tengah-tengah dialog
itu ada kata-kata yang kosong (blank) atau belum
disisi dengan kata yang benar, dan siswa harus mengisinya.
Guru meneruskan proses pembelajaran dengan materi yang lain. Guru menyuruh siswa
membuka program DaviNet, yaitu program
pembelajaran bahasa Inggris yang sudah terintegrasi dengan komputer. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
Open drive -->C -->DaviNet--> transfer -->ubah file ke tipe WAV: -->1) Chapter 2 WB Part A list 1 dan 2) Chapter 2 WB Part A list 2.
Tahap penutup, guru memperjelas kembali materi yang sudah dipelajari. Selama proses pembelajaran, baik pada tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup, guru dan siswa memanfaatkan komputer dengan perangkatnya. Artinya, guru dan siswa berinteraksi dengan komputer.
c. Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan internet/website di SMAK 7 dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemanfaatan secara langsung, komputer dihubungkan ke internet untuk mencari situs yang dimaksud saat proses pembelajaran. Pemanfaatan tidak langsung, guru mengunduh
(dowload) terlebih dahulu baru kemudian ditayangkan saat pembelajaran. Pada kesempa-tan lain guru juga menugaskan siswa untuk mencari berbagai informasi yang dibutuhkan untuk keperluan pembelajaran.
Pemanfaatan fasilitas internet selama ini oleh guru digunakan sebagai media mencari materi tambahan. Guru juga memberi tugas-tugas khusus kepada siswa mencari bahan ajar kemudian dipresentasikan. Tidak hanya guru saja, tetapi siswa juga diberi tugas untuk
searching di internet mencari informasi-informasi yang relevan dengan topik atau kasus-kasus yang sedang dibahas. Tugas yang sudah selesai
dikumpulkan dalam bentuk printout dan sesekali
siswa diberi keempatan presentasi dengan
PowerPoint.
Mencari bahan-bahan di internet dan
dikemas dalam aplikasi PowerPoint merupakan
salah satu cara yang dipakai guru SMAK 7 untuk mengembangkan bahan ajar berbasis komputer.
d. E-learning
E-learning secara online untuk mata pelajaran Ekonomi Akuntansi masih belum berjalan.
Tetapi kalau offline sudah berjalan, yaitu
aplikasi Macromedia Flash. Siswa secara mandiri diberi kesempatan yang luas memanfaatkan komputer dengan perangkat penyerta lainnya untuk keperluan belajar. Ketika jam istirahat siswa diperbolehkan memanfaatkan internet yang ada di perpustakaan.
E-learning sudah dimanfaatkan secara online
oleh guru bahasa Inggris SMAK 7, meskipun aksenya sebatas di dalam area laboratorium bahasa. Materi ajarnya pun sudah dikemas dan diintegrasikan di dalam komputer. Melalui
program aplikasi komputer DaviNet. Dengan
software ini guru bisa mentransfer file/materi yang akan dibahas dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran di laboratorium bahasa ini sudah menggeser pola pembelajaran konven-sional di laboratorium bahasa. Selain itu, siswa dapat berinteraksi dengan komputer, karena melalui master control guru memandu siswa selangkah demi selangkah sampai akhirnya
siswa dapat mengakses file/materi (speaking,
reading, listening). Tetapi secara umum pemanfaatan TIK khususnya komputer dengan perangkatnya dalam proses pembelajaran di
SMAK 7 masih offline.
e. Pemanfaatan Surat Elektronik (e-mail) Sebenarnya kepala sekolah sudah mengingatkan kepada guru-guru untuk mencatat e-mail siswa dan sebaliknya guru-guru memberitahu alamat e-mail kepada siswa. Tujuannya adalah jika ada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran atau ada tugas-tugas mendadak karena guru berhalangan hadir bisa langsung dikirim ke e-mail siswa. Kepala sekolah juga mengingatkan efektivitas e-mail pada saat-saat tertentu. Akan tetapi selama ini pemanfaatan e-mail di SMAK 7 belum optimal, atau dapat dikatakan tidak pernah dimanfaatkan. Padahal penting, karena jika musim hujan tiba, sekolah ini langganan banjir, dan siswa terpaksa diliburkan (belajar di rumah). Jika kondisinya seperti itu, guru dapat mengirim tugas-tugas ke
siswa melalui e-mail, supaya siswa tetap bisa
belajar tanpa harus ke sekolah.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor Pendukung
Pengembangan dan pemanfaatan komputer dengan perangkat penyerta lainnya dalam proses pembelajaran di SMAK 7 sangat didukung oleh berbagai faktor. Menurut kepala SMAK 7, beberapa faktor pendukung yang ada di sekolah antara lain: 1) guru ada kesempatan memanfaatkan; 2) ada fasilitas dan fasilitas itu
dapat dimanfaatkan; 3) guru-guru SMAK 7 mempunyai kemauan.
Faktor pengukung lainnya adalah kelengkapan fasilitas, termasuk di dalamnya fasilitas utama yaitu komputer dan jaringan internet.
b. Faktor Penghambat
Sedangkan faktor penghambat yang selama ini ada adalah: (1) komputer dan LCD belum ada di setiap kelas; (2) waktu kadang-kadang tersita karena memanfaatkan komputer dalam pembelajaran membutuhkan persiapan (sudah
siap semua, tetapi tiba-tiba error); dan (3) siswa
belum leluasa memanfaatkan internet di area SMAK 7. Faktor penghambat lainnya seperti mati listrik atau mati lampu, kemampuan guru SMAK
7 di bidang komputer, minimal PowerPoint belum
merata, jaringan internet yang lambat.
3. Dampak Dimanfaatkannya TIK
Khu-susnya Komputer dengan Perangkatnya dalam Proses Pembelajaran Bagi Siswa Dampak positifnya, siswa lebih tertarik dan belajarnya lebih efektif. Meskipun belum ada penelitian, tetapi jika dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya ceramah saja, maka dampaknya akan lebih positif jika memanfaatkan komputer dengan perangkatnya. Pendapat siswa mengenai pemanfaatan komputer dengan perangkatnya di laboratorium bahasa, umumnya mereka sangat tertarik, sangat puas. Alasannya, selama ini yang mereka ketahui tentang laboratorium bahasa adalah yang masih konvensional; masih memakai kaset, tape recorder, dll. Tetapi yang sekarang mereka lihat dan alami adalah laboratorium bahasa berbasis komputer. Melalui komputer dan program yang ada, siswa bisa berinterkasi dengan temannya, berinteraksi dengan komputer, dan berinteraksi dengan guru.
Mengenai apakah siswa tertantang belajarnya atau tidak, menurut Sugiri sangat tertantang. Indikatornya, siswa lebih aktif, cepat merespons dan interaksi dengan guru frekwen-sinya sangat tinggi. Oleh karena itu proses pembelajaran di laboratorium bahasa yang sudah berbasis komputer ini tidak bisa lagi ditangani oleh satu guru tetapi harus tim atau
team teaching.