• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALAGA KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA | Kartina | PUBLICATION 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALAGA KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA | Kartina | PUBLICATION 1 SM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA TALAGA KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN DONGGALA

Kartina Ani Susanti

Nur Aisyah

ThinaBarijaman@gmail.com

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Indonesia

ABSTRAK

Permasalahan penelitian ini adalah kurangnya tepat waktu, baik komunikasi, maupun rasa simpatik terhadap masyarakat, serta rasa tanggung jawab atas pembangunan terhadap program ini. Tujuan penelitian untuk mengetahui Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembagunan Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Peneliti melihat kepemimpinan ini dengan menggunakan Model perilaku yang dikemukakan oleh S.P Siagian. Tipe penelitian dalam skripsi ini adalah tipe penelitian dengan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling dengan informan yaitu Sekertaris Desa Talaga, BPD Desa Talaga, Kaur Pembangunan Desa Talaga, Ketua Adat Desa Talaga, Serta 4 orang Masyarakat Desa Talaga.

Ada beberapa aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah disiplin, peka, peduli, dan tanggung jawab. Hasil penelitian yang menunjukan bahwa Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembagunan Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala belum baik dalam memimpin masyarakatnya dikarenakan seorang pemimpin desa yang belum mampu berkomunikasi langsung terhadap masyarakat sehingga tidak peka terhadap apa yang menjadi tugas dan fungsinya sebagai seorang pemimpin desa dengan cara mengajak masarakatnya agar melakukan gotong royong dalam pembuatan pembagunan desa (pembuatan jalan dan jembatan/deker) yang bisa mempermudah masyarakat tersebut untuk mencapai kantong produksi mereka dan dapat bertanggung jawab atas tugas yang di embanya, selain itu Aparat Desa Talaga belum disiplin dan peduli dalam hal ketepatan waktu masuk Kantor Desa Talaga.

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu kunci keberhasilan pembagunan

nasional harus dimulai dari bawah, yaitu dari desa.

Kepala Desa adalah pemimpin yang dipilih secara

demokrasi maupun secara tradisional oleh warga

yang mana ia adalah seorang wakil perpanjang

tangan dari masyarakat untuk dapat mengatur,

menjaga dan memotifasi warganya dalam proses

pembangunan didesa, Sehingga perilaku

kepemimpinan Kepala Desa sangatlah

berpengaruh terhadap maju-mundurnya dan

berkembang atau tidak berkembangnya suatu

pembangunan didesa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 26 Kepala Desa

wajib memberikan Laporan Keterangan

Pertanggung jawaban secara tertulis kepada Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) setiap akhir Tahun

Anggaran sesuai amanat Undang-Undang tersebut,

BPD telah menerima Laporan Keterangan

Pertanggung jawaban (LKPJ) Kepala Desa Talaga

Tahun Anggaran 2014. Dan memutuskan,

menetapkan sesuai sidang pleno BPD Desa Talaga

bahwa Laporan Keterangan Pertanggung jawaban

(LKPJ) Kepala Desa Talaga dinyatakan diterima

dan disetujui.

Keberhasilan pembagunan di tingkat desa

akan menjadi tonggak terwujudnya pembagunan

secara nasional. Begitu pula sebaliknya, jika

pembagunan di daerah pedesaan gagal akan

berdampak pada kegagalan pembagunan secara

nasional.

Pembangunan desa merupakan suatu

proses yang berlangsung di desa dan merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari pembanguan

nasional yang mencakup segala aspek kehidupan

dan penghidupan masyarakat. Dalam konteks

pembangunan, dalam pemerintahan indonesia di

canangkan berbagai program diantaranya seperti

program inpres desa tertinggal, program

pembangunan infra struktrur pedesaan, program

alokasi dana desa, program PNPM dan sebagainya.

Semua program khusus ini bertujuan untuk

mempercepat upaya pembangunan di daerah

pedesaan.

Kepemimpinan merupakan sekumpulan

dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat

kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan,

untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka

menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau

dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya dengan rela, penuh

semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa

tidak terpaksa. Kemampuan seseorang dalam

memimpin juga sangat berpengaruh dalam proses

pembangunan, yang mana dalam perilaku

kepempimpinan Kepala Desa amat sangat

berpengaruh terhadap berlangsungnya proses

pembangunan didesa.

Kondisi semacam itu juga terjadi di Desa

Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

dimana pembagunan di desa tersebut berjalan

lamban sehingga di desa tersebut menjadi

terbelakang dalam hal pembagunan.Hal tersebut

(3)

Desa Talaga yang tidak maksimal untuk

menggerakan aparat desa dan masyarakat desa

agar bersedia berperan aktif dalam kegiatan

pembagunan. Dalam hal ini, kepala desa talaga

tidak mampu memberikan dorongan dan motivasi

kepada aparat desa dan masyarakat agar tumbuh

kesadaran untuk membangun desanya menjadi

lebih maju.

Dengan demikian Kepala Desa ialah

pemegang fungsi manajemen tertinggi di desanya,

adalah selaku pemimpin dan administrator

pembagunan.Pucuk pemimpin berada di tangan

kepala desa untuk menjalankan program

pembangunan di daerahnya, sehingga fungsi

Kepala Desa relative sangat besar dalam

keberhasilan pembagunan di desa. Disini seorang

Kepala Desa belum mampu mengayomi

masyarakat dan desa untuk melaksanakan

pembagunan melalui otonomi yang diberikan

kepadanya.

Di lihat dari adanya masyarakat yang

melihat Kepemimpinan Kepala Desa masih ada

yang merasa tidak puas atas kepemimpinan yang

diberikan oleh Kepala Desa Talaga. Di karenakan

tidak peka dan bertangung jawabnya kepala desa

terhadap masyarakat dengan memberikan

pembangunan yang baik dan melakukan

pendekatan dengan melalui adaptasi serta

berkomunikasi yang baik atau mampu berinteraksi

terhadap masyarakat dengan cara bersosialisasi

sehingga Kepala Desa tersebut bisa

menyampaikan aspirasinya dan dapat

mendengarkan apa yang menjadi masalah didalam

pembangunan desanya dengan selalu melakukan

pendekatan tersebut itulah merupakan salah satu

penyebabnya. Masyarakat sudah lama menunggu

untuk melakukan komunikasi terhadap Kepala

Desa. Namun Kepala Desa cenderung tertutup

terhadap masyarakatnya. Factor penghambat

komunikasi ini lah yang dapat memperlambat

proses pembagunan fisik, seperti : pembuatan jalan

dan jembatan/deker untuk mempermudah

masyarakat menuju kantong produksi di desa

tersebut. Sehingga terlihat lambat, berbelit-belit,

dan serta formalitas dan tindakan yang dilakukan

Kepala Desa dapat dilihat dari kepatuhan pada

disiplin organisasi yang dilakukan Kepala Desa

belum bekerja berdasarkan cultural organisasi

yang disepakati bersama, dalam menjunjung tinggi

etos kerja dan tidak berperilaku negatif.

Tuntutan untuk bekerja lebih produktif

sangat berpenggaruh terhadap ketidak pekanya

kepala desa terhadap berbagai perubahan yang

terjadi, dan menunjukan ketidak pekaan tersebut

dalam bentuk cara kerja. Selain itu dituntun

bekerja dengan tingkat efesiensi, efektivitas dan

produktivitas yang setinggi mungkin. Bila terdapat

ketidakpedulian pada mutu kerja maka perlu

diteliti dengan seksama penyebab

kekurangmampuan atau perilaku negatif tersebut.

Berkaitan erat dengan perilaku,alpa melaksanakan

tugas adalah rasa tanggung jawab yang rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang saya

dapatkan dilapangan menunjukan bahwa Perilaku

Kepemimpinan yang di bawakan Kepala Desa

(4)

Kepala Desa Talaga yang kurang disiplin / patuh

pada Peraturan Desa sehingga masih ada Aparat

Desa Talaga yang sering datang terlambat

Kekantor Desa Talaga, kemudian tidak

menunjukan rasa kepekaan terhadap masyarakat,

karena pengaruh dari pemimpin yang tidak

mempunyai kemampuan dalam hal

komunikasi/bersosialisasi, dan kurang peduli

dengan apa yang sebaiknya menjadi prioritas

utama di lingkungan Desa Talaga karena tingkat

efektivitas dalam pembangunan baik secara fisik

maupun nonfisik seperti : pembangunan fisik yaitu

pembangunan perbaikan jalan atau pembangunan

jembatan/deker. Sedangkan pembangunan nonfisik

yaitu : pembangunan kembali gedung PKK, TK

PAUD, SD masih belum terselesaikan karena

lemahnya seorang pemimipin mengerahkan aparat

dan masyarakat Desa Talaga. Serta tidak memiliki

rasa tanggungjawab yang besar terhadap fungsi

dan tugas pokoknya didalam membawakan

Pemerintaha Desa Talaga tersebut.

Solusi terbaik bagi kepala desa dan

perangkat desa merupakan pemimpin dan

pengayoman masyarakat yang mempunyai

perilaku kepemimpinan yang mana mampu

mengundang partisipasi warga dalam memecahkan

masalah melalui rembug desa. Kepala desa

menjadi rujukan, baik masalah pribadi maupun

kemasyarakatan, dan pada saat-saat kritis kepala

desa dapat memberikan solusi damai bagi

warganya.Keberasilan kepala desa di dalam

memberikan pelayanan dan pengayoman kepada

masyarakat pada akhirnya nanti akan memberikan

tingkat keberhasilan pada tingkat pemerintahan

dan tingkat pembangunan yang lebih tinggi.

Sebagai tokoh di lingkungannya,maka seorang

kepala desa juga mengemban tugas membangun

mental masyarakat desa, baik dalam bentuk

menumbuhkan maupun mengembangkan

semangat-semangat pembangunan.

Kepemimpinan yang baik mengandung

unsur pengertian bahwa kepemimpinan lebih

menitik beratkan pada keputusan yang bermutu

bagi masyarakat dan di dalamnya mengandung

keseimbangan antara pelayanan dengan

kebutuhan. Artinya bahwa kepemimpinan yang di

berikan hendaknya bukan merupakan perilaku

kepemimpinan yang bersifat efektif semata, tetapi

juga memberikan aspirasi dalam arti luas, seperti

disiplin, peka, peduli dan tanggung jawab

membangun serta mengembangkan

potensi-potensi lokal yang ada di desanya guna

pelaksanaan pembangunan di desa. Berdasarkan

latar belakang di atas penelitian ini diberi judul:

Perilaku Kepemimpinan kepala Desa Dalam

Pembagunan Desa Talaga Kecamatan

Dampelas Kabupaten Donggala.

Berdasarkan latar belakang diuraikan

diatas, maka penulis merumuskan permasalahan

penelitian yaitu bagaimana Perilaku

Kepemimpinan Kepala Desa Talaga Didalam

Pembanguna Desa Talaga, Kecamatan Dampelas,

Kabupaten Donggala.?

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

(5)

Desa Talaga Didalam Pembangunan Desa

Talaga, Kecamatan Dampelas, Kabupaten

Donggala.

Dengan adanya penelitian ini adalah

diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk

digunakan sebagai berikut:

1. Manfaat akademis hasil penelitian ini

diharapkan memberikan kontribusi

pengembangan ilmu pengetehuan

khususnya ilmu administrasi negara dan

ilmu pemerintahan.

2. Manfaat praktis penelitian ini diharapakan

dapat memberikan kontribusi pemikiran

dan wacana bagi kepala desa talaga dalam

menjalankan kepemimpinannya dan upaya

Pembagunan di desa tersebut.

METODE

Dasar dan Tipe penelitian yang digunakan

pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Menurut Sugiono (2008:9), penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bermaksud

membuat gambaran secara sistematis, factual dan

akurat mengenai suatu populasi tertentu.

Penelitian deskriptif bertujuan mengdeskripsikan

apa-apa yang saat ini berlaku. Didalam terdapat

upaya mengambarkan, mencatat, menganalisis,

dan menginterprestasikan kondisi-kondisi

sekarang ini yang terjadi. Dengan ini peneliti

mengunakan defenisi konsep merupakan unsur

terpenting karna dapat memberikan gambaran

tentang bagaimana variable diukur dan di

oprasionalisasikan. Sedangkan jenis data yang

didapatkan dalam penilaian ini data primer dan

data sekunder. Nazir (1999:211), mengatakan

bahwa pengumpulan data merupakan langkah

yang amat penting dalam metode ilmiah, maka

pengumpulan data sangat penting untuk

memperoleh data penelitian melalui studi pustaka,

dan studi lapangan. Dalam penelitian ini yang

menjadi instrument dari penelitian yaitu peneliti

sendiri, adapun alat penelitan yang digunakan

untuk mengumpulkan data / informasi yang

bermanfaat untuk menjawab permasalahan

penelitian yaitu daftar wawancara, buku catatan,

alat pemotret dan tape recorder untuk merekam

beberapa informasi atau data dalam melakukan

wawancara. Menurut Sugiono (2011:92) ,aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction,

data display, dan data conclution

drawing/verification.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku Kepemimpinan merupakan sikap

atau tindakan seseorang didalam mempengaruhi

orang lain untuk bekerjasama dalam mencapai

tujuan yang di inginkan. Perilaku Kepala Desa

adalah aktualisasi sikap seorang Pemimpin Desa

yang bertugas dikantor Desa Talaga. Sebagaimana

diketahui kepala desa yang handal dan berkualitas,

sekaligus mampu berkomunikasi maka dapat

dipastikan organisasi akan mampu mengayomi

masyarakat dengan baik. Kepemimpinan

(6)

merupakan suatu konsep yang luas dan

universal.Luas dan universal artinya

kepemimpinan dapat ditemukan dimana saja

asalkan di penuhi unsur-unsur seperti adanya

orang yang mempengaruhi itu mengarahkan

kepeda tercapainya suatu tujuan dan dengan

tercapainya tujuan tersebut adalah keberhasilan

seorang pemimpinan.

Pembangunan didefinisikan sebagai

rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan

perubahan secara terencana dan sadar yang

ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju

modernitas dalam rangka pembinaan bangsa

(nation building).Pembangunan sangat diperlukan

untuk menciptakan suatu masyarakat yang lebih

baik dan maju sesuai tuntutan jaman. Pada

dasarnya, pembangunan yang diharapkan adalah

pembangunan yang berdampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat,

menurunkan kemiskinan, mengurangi

pengangguran, dan berkeadilan sosial.

Pembangunan yang dimaksud adalah cara

mencapai tujuan dan sasaran harus disusun oleh

organisasi dengan berdasarkan pandangan dari

pimpinan tertinggi di organisasi tersebut. Seperti

halnya di Kantor Desa Talaga Kecamatan

Dampelas Kabupaten Donggala dalam

menjalankan Kepemimpinan Efektif.

Berdasarkan teori S.P.Siagian, (1999 :

100) menunjukan empat variable yang yang

berperan penting dalam pencapaian keberhasilan

perilaku kepemimpinan yaitu : Disiplin, Peka,

Peduli, dan Tanggung Jawab dengan melakukan

wawancara yang melibatkan beberapa informan

yang dianggap mengetahui dan mengerti

masalah-masalah yang akan diteliti. Setiap informan

dilakukan identifikasi untuk mengenal lebih dekat

masing-masing informan untuk memahami setiap

karakteristik informan, sehingga informanyang

diperoleh bersifat optimal sesuai dengan tingkat

kebutuhan peneliti. Mengacu pada hasil penelitian,

maka berikut pembahasan dan analisis dari

masing-masing variable dalam pencapaian

keberhasilan perilaku kepemimpinan Desa Talaga

Kecamatan Dampelas sebagai berikut :

Disiplin

Menurut S.P Siagian (1999:100), Disiplin

adalah sikap mental yang tercermin dalam

perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok

atau masyarakat berupa ketaatan (obedience)

terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang

ditetapkan pemerintah atau etika, norma dan

kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk

tujuan tertentu. Disiplin dapat pula diartikan

sebagai pengendalian diri agar tidak melakukan

sesuatu yang tidak bertentangan dengan falsafat

dan moral pancasila.

Mematuhi disiplin organisasi, merupakan

salah satu persyaratan yang mutlak ditaati oleh

semua aparatur pemerintah. Kepatuhan pada

disiplin organisasi menyangkut berbagai segi

seperti ketaatan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, kehadiran tepat waktu

(7)

menjunjung tinggi etos kerja dan tidak berperilaku

negatife.

Sikap disiplin yang dimaksud disini adalah

mengenai kedisiplinan waktu atau konsisten

terhadap jam kerja, baik ketika datang maupun

kesiapan untuk selalu berada ditempat kerja pada

jam dinas. Selain itu pula untuk mendukung sikap

tersebut dibutuhkan kepatuhan pegawai terhadap

peraturan yang berlaku dan terhadap tugasyang

menjadi kewajibannya.

Dari informan yang diwawancarai secara

langsung oleh peneliti bahwa dari segi

kedisiplinan, Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa

Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

mengenai kedisiplinan waktu belum maksimal, hal

ini dikarenakan mereka masih sering datang

terlambat kekantor desa dengan alasan seperti

mengurus keluarga terlebih dahulu sedangkan

dalam penyelesaian tugas, mereka berusaha

membantu masyarakat yang membutuhkan

mereka.

Peka

Sudah menjadi keharusan bagi Kepala

Desa dan Aparat Desa Talaga untuk memiliki

sikap peka yaitu cepat tangkap terhadap masalah

yang dihadapi masyarakat, adapun sebagai

kepekaan aparat birokrasi dapat di ukur melalui

sikap peka terhadap tuntutan masyarakat yang

semakin meningkat serta cepat tanggap terhadap

keluhan masyarakat.

Thoha (1991:186), perilaku merupakan

suatu fungsi dan interksi antara seorang individu

dengan lingkunganny, dimana perilaku seseorang

itu tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri,

melainkan ditentukan oleh seberapa jauh interaksi

antara dirinya dengan lingkungannya.

Dari informan yang diwawancarai

menyatakan bahwa dari segi kepekaan, dalam

perilaku seorang pemimpin Desa Talaga sudah

puas terhadap pelayanan yang mereka berikan,

hanya saja kepemimpinan yang dibawah kepala

desa mereka belum baik karna disebabkan perilaku

yang kurang berinteraksi kepada masyarakatnya,

serta belum peka akan tugas dan fungsi

kepemimpinan yang di embanya.

Peduli

Suatu birokrasi pemerintahan desa dituntut

bekerja dengan tingkat efesiensi, efektifitas,dan

produktivitas yang setinggi mungkin dan

menjalankan kepemimpinannya yang sebaik

mungkin pula. Dari segi inilah, kepedulian, setiap

pegawai negeri pada mutu kinerja harus dilihat.

Bila terdapat ketidak pedulian mutu kerja

dikalangan pegawai negeri, perlu diteliti dengan

seksama penyebab kekurang mampuan atau

perilaku negative tersebut.

Aparat birokrasi dalam kepemimpinan pada

masyarakat dilakukan dengan penuh perhatian

daan kepedulian yang tinggi kepada masyarakat

yang membutuhkan aspirasi, sehingga selain akan

menimbulkan kesan yang baik dan positif dari

(8)

tersendiri bagi aparat yang sudah memberikan

aspirasinya tersebut.

Dari informan yang diwawancarai

menyatakan bahwa dari segi kepedulian, Perilaku

Kepemimpinan Kepala Desa Talaga Kecamatan

Dampelas Kabupaten Donggala menunjukan

bahwa sikap dan perilaku aparat mengenai proses

pelayan belum baik karena masih ada

pembangunan baik secara fisik maupun nonfisik

yang belum terealisasikan.

Tanggung Jawab

Tanggung jawab dari pemimpin desa tidak

hanya dilakukan untuk sekedar menjalankan

tugasnya saja agar dapat perhatian dari

masyarakatnya, akan tetapi lebih dari itu tanggung

jawab harus dilakukan dengan sepenuh hati yang

selalu disertai dengan kesedian untuk

melaksanakan tugasnya semaksimal mungkin

secara menyeluruh dan tuntas secara teliti, cermat,

efesiensi, efektivitas, dan produktivitas dalam

menyelesaikan tugas, dan juga harus mampu

mengambil keputusan dengan cepat dan tepat atas

suatu masalah yang disampaikan masyarakat.

Menurut Rogers dalam Zulkarimen

Nasution (2004), pembangunan diartikan sebagai

proses yang terjadi pada level atau tingkatan

sistem sosial, sedangkan modernisasi menunjuk

pada proses yang terjadi pada level individu. Yang

paling sering, kalaupun kedua pengertian istilah

tersebut dibedakan, maka pembangunan

dimaksudkan yang terjadi pada bidang ekonomi,

atau lebih mencakup seluruh proses analog dan

seiring dengan itu, dalam masyarakat secara

keseluruhan.

Dari informan yang diwawancarai

menyatakan bahwa dari segi tanggung jawab,

Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa Talaga

Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

menunjukan bahwa aparat belum bertanggung

jawab atas apa yang menjadi kebutuhan

masyarakat secara menyeluruh. Hal ini

dikarenakan masih ada aparat yang belum

mengerti atas tugas dan fungsi mereka sehingga

dalam bentuk pembagunan desa masih belum

terpenuhi atau belum berjalan secara optimal,

tentunya hal ini disebabkan oleh kurang perhatian

dan rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh aparat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil

penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa Perilaku Kepemimpinan Kepala Desa

Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

belum efektif sesuai dengan aspek-aspek yang di

kemukakan S.P. Siagian yaitu : Disiplin, Peka,

Peduli, dan Tanggung Jawab.

Saran

Adapun saran dari penulis dalam

penyelesaian karya ini, merupakan untuk kebaikan

kita semua. Perilaku Kepala Desa Talaga harusnya

(9)

bekerja dan juga harus lebih jeli dan peka terhadap

apa yang menjadi kebutuhan dan tuntutan

masyarakat terutama dalam hal pembagunan dan

mampu dalam berkomunikasi. Setiap bentuk

tindakan dan perilaku yang menyimpang seperti

tidak taat pada peraturan perundang-undangan

yang berlaku, ketidak hadiran tepat waktu

ditempat kerja / kantor, dapat digolongkan sebagai

rasa kurang pertanggung jawaban atas apa yang

menjadi kewajiban mereka.

Untuk itu penulis memberikan beberapa

saran yang kiranya dapat mendorong, membangun

dan bermanfaat agar perilaku kepemimpinan

Kepala Desa Talaga bisa lebih baik lagi yaitu perlu

di tingkatkan rasa disiplin, peka ,peduli dan

tanggung jawab yang besar agar tercapai segala

kebutuhan berbagai pembagunan yang dapat

bermanfaat bagi masyarakat Desa Talaga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada Drs.Hj. Anisusanti,S.Sos,

M.Si sebagai pembimbing I sekaligus sebagai

Dosen Wali dan Ibu Nuraisya,S.Sos,M.Si sebagai

pembimbing II yang telah memberikan arahan

bimbingan, petunjuk, saran, dan motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan penelitian dan

pembuatan artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN

Ginanjar, Kartasasmita. 1996. Pembagunan Untuk

Rakyat, Pertembuhan dan Pemerataan.

Jakarta. Pustaka Cedesindo

Herey dan Blanchard. 1995. Manajemen Perilaku

Organisasi. Jakarta : Rineka Cipta

Kusdi.2009. Teori Organisasi dan

Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika

Sunyoto, Danang. 2011. Perilaku

Organisasi. Jogyakarta : PT. Buku Seru

Toha, Miftah. 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi.

Jakarta : Rajawali Pers

Soetopo, H. 2012. Perilaku Organisasi Teori Dan

Praktik di Bidang Pendidikan. PT.Remaja

Rosdakarya Offset

Siagian, SP. Sondang. 1994. Patologi Birokrasi

Analisis, Identifikasi dan Terapinya. Jakarta

: Ghalia Indonesia.

Wewenang Kepala Desa yang ada dalam UU Desa

(pasal 26 ayat 2) dapat dibagi dalam empat

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan (approach), menurut Joni (1991) dalam Rianto (2006:4), menunjukan cara umum dalam memandang permasalahaan atau objek kajian, sehingga berdampak pada permasalahan atau

MASYARAKAT, APA YANG BISA KITA LAKUKAN DALAM UPAYA MENCEGAH DAN. MENYELAMATKAN PENGGUNA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan Economic Value Added terhadap return saham

Hasil dari pohon merentang maksimum yang telah dibuat sesuai dengan pemodelan graf yang diberikan, dimanfaatkan untuk menentukan titik-titik lampu lalu lintas yang

Dalam buku Materi Instruksional Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum tercatat bahwa Visinya ialah: “Menjadikan agama sebagai sumber nilai

Pada saat ini, aplikasi pesan telah digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan kepada penerimanya, masyarakat menggunakan aplikasi pesan menjadi alat

Berdasarkan hasil sidik ragam dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau tanaman kalopogonium dan POC daun lamtoro berpengaruh nyata

The main ®ndings were as follows: (i) all cell types that express AR also express one or both ERs at all stages of development; (ii) Sertoli cell expression of ER b occurs