• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (4)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di era modern seperti sekarang, listrik merupakan salah satu kebutuhan yang pokok bagi kehidupan. Banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang belum mendapat pasokan energi listrik untuk kehidupan sehari-hari. Keterbatasan pasokan listrik ini disebabkan penggunaan listrik yang berlebihan dalam kehidupan sehari-hari baik itu di rumah tangga, perusahaan maupun industri. Untuk menanggulangi keterbatasan pasokan listrik ini, maka banyak didirikan pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Pembangkit listrik ini (PLTD) biasanya menggunakan bahan bakar minyak bumi. Sistem penggerak yang digunakan tanpa generator. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini mengalami proses siklus energi, yaitu dari bahan bakar (minyak bumi) menjadi energi magnet, kemudian baru menghasilkan energi listrik. Energi arus panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (minyak bumi), diubah menjadi energi mekanikal yang dapat menggerakan atau memutar generator.

Ada beberapa faktor yang dapat di jadikan pertimbangan dalam suatu siklus energi, seperti halnya jenis sumber energi yang akan

dipakai dalam

proses pembakaran, dan juga jenis mesin yang akan digunakan pad a proses ini, apakah itu boiler uap atau motor diesel.

(2)

setiap harinya tidak tetap. Hal ini akan menyebabkan beban yang diterima oleh generator akan berubah-ubah sehingga akan mempengaruhi system ketenaga listrikannya sendiri. Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Untuk mendapatkan tegangan terminal generator yang konstan, maka arus jangkar dan sudut daya harus tetap pula. Besarnya perubahan beban yang dapat ditanggung generator perlu diketahui yang disesuaikan dengan kemampuan generator sehingga kestabilan generator dapat dijaga. Pembangkitan GGL induksi pada generator sinkron membutuhkan arus penguatan (eksitasi) untuk menimbulkan fluksi magnetik pada kutub-kutub medan generator yang terletak pada rotor. Sistem penguatan (excitation) menentukan kestabilan tegangan yang dihasilkan oleh generator.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas adalah:

 Gambaran umum dari PLTD

 Pengaruh perubahan beban terhadap karakteristik generator sinkron pada PLTD.

1.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

 Mengetahui gambaran umum tentang sistem PLTD

 Dapat mengetahui gambaran kinerja generator sinkron tiga phasa terhadap perubahan beban daya aktif.

 Dapat mengetahui batas aman kerja generator sinkron tiga phasa.

1.4. Manfaat Makalah

(3)

1.4.1. Manfaat Teoritis :

Makalah ini di harapkan mampu memberikan sumbangan teoritis terkait Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pada mahasiswa maupun khalayak umum yang berkecimpung dalam bidang listrik khususnya pada konsentrasi Listrik Tenaga agar lebih memahami Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

1.4.2. Manfaat Praktis

A. Dapat mengetahui gambaran umum dari sistem PLTD

B. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran kinerja generator sinkron tiga phasa terhadap perubahan beban daya aktif. C. Mahasiswa dapat mengetahui batas aman kerja generator

(4)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. GAMBARAN UMUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

DIESEL (PLTD)

1. Pengertian PLTD

(5)
(6)

untuk daya yang di dapat pada mesin diesel 2 langkah tidak tercapai (hanya sekitar 1,8 kali). Hal ini disebabkan karena pembilasan ruang bakar silinder mesin diesel 2 langkah tidak sebersih pada mesin diesel 4 langkah sehingga proses pembakarannya tidak sempurna seperti pada mesin diesel 4 langkah. Maka efisiensi mesin 2 langkah ini tidak sebaik efisiensi pada mesin diesel 4 langkah.Pada pemakaian bensinnya pun lebih boraos dibanding mesin diesel 4 langkah. Mesin 2 langkah ini biasanya lebih cocok digunakan pada keperluan yang memerlukan penghematan ruangan, seperti pada lokomotif kereta api atau pada kapal laut.

b. Mesin diesel 4 langkah

Mesin diesel 4 langkah merupakan mesin yang setiap 4 langkah terjadi satu kali langkah bertenaga dengan dorongan gas hasil pembakaran/ledakan. Atau dengan kata lain prinsip kerja mesin diesel 4 langkah adalah proses kerja mesin untuk menghasilkan 1 kali pembakaran (usaha/kerja) torak bergerak 4 kali. Gerakan torak yang menghasilkan kerja atau usaha berlangsung secara berurutan dan terus menerus maka kegiatan untu menghasilkan kerja/usaha tersebut disebut siklus. Proses pembakaran pada mesin diesel 4 langkah lebih sempurna daripada mesin 2 langkah, karena pada proses pembilasan ruang bakar di silinder mesinnya bersih. Pada mesin diesel 4 langkah pemakaian bahan bakarnya lebih hemat dan masalah ruangan pun tidak menjadi soal.

(7)

 Bahan bakar didalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan kedalam tanki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan didalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), disini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.

 Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan kedalam tangki udara start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Didalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.

 Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan kedalam ruang bakar (combustion chamber).

 Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan kedalam ruang bakar (combustion chamber)

(8)
(9)

dapat menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan.

 Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan dikirim kebeban. Disisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

 Bisa distart dengan mudah dan cepat dan dibebani dalam waktu singkat.

 Tidak memerlukan air pendingin yang banyak.

 Dimensi PLTD lebih kecil dibanding PLTU untuk kapasitas yang sama.

 Cara pengoprasian mudah dan memerlukan operator yang sedikit.

(10)

 Dapat beroperasi sepanjang waktu selama

 Menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar konvensional yang kadang kurang sempurna.

 Memerlukan pemeliharaan rutin.

(11)

peralatan pemutus rangkaian, analisa rugi-rugi dan menentukan kapasitas pembebanan dan cadangan tersedia dan suatu gardu. Karakteristik beban listrik suatu gardu sangat tergantung pada jenis beban yang dilayaninya. Hal ini akan jelas terlihat dan hasil pencatatan kurva beban suatu interval waktu.

Berikut ini beberapa faktor yang menentukan karaktristik beban.

A. Factor Beban (Load factor)

Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata – rata terhadap beban puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu. Beban rata – rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt – amper, amper dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan. Beban puncak yang dimaksud disini adalah beban puncak sesaat atau beban puncak rata-rata dalam interval tertentu (demand maksimum), pada umumnya dipakai demand maksimum 15 menit atau 30 menit. Definisi dari faktor beban ini dapat dituliskan dalam persamaan berikut ini: Faktor beban dapat diketahui dari kurva bebannya. Sedangkan untuk perkiraan besaran faktor beban di masa yang akan datang dapat didekati dengan kata data statistik yang ada berdasarkan jenis bebannya.

Faktor beban=Beban rataratadalam periode tertentu

(12)

Bila diterapkan pada pusat pembangkit maka di dapat,

T = periode waktu Prata-rata = Beban rata – rata dalam periode T

Pp= beban puncak yang terjadi dalam periode T pada selang waktu tertentu (15 menit atau 30 menit).

Bila Prata dan Pp dalam kW dan T dalam jam.

(13)

C. Faktor Beban Harian Rata-Rata

Faktor beban harian rata – rata , gambar 1. merupakan dasar dari pada faktor beban tahunan total.

Gambar 1.1 Kurva beban puncak Harian

Gambar 1.2 Kurva beban puncak Bulanan

Selanjutnya, dapat dilihat beban puncak bulanan rata – rata terhadap beban puncak tahunan, lihat gambar 1.3. misalkan Ppt = puncak tahuanan (annual load faktor), maka ini dapat dihitung sebagaai berikut :

Dimana :

FbTahunan=FbBulanan × PPh

PPb

×

(14)

Fbt = faktor beban tahunan

Fbh = faktor beban harian

Pph = beban puncak rata – rata harian

Ppb = beban puncak rata – rata bulanan

Ppt = beban puncak rata – rata tahunan

Gambar 1.3 Kurva beban puncak Tahunan

D. Faktor Penilaian Beban

Faktor-faktor penilaian beban adalah faktor yang dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik beban, baik dari segi kuantitas pembebanannya maupun dari segi kualitasnya. Faktor-faktor ini sangat berguna dalam meramalkan karakteristik beban masa datang atau dalam menentukan efek pembebanan terhadap kapasitas sistem secara menyeluruh.

(15)

Pengertian dari demand (D) dan suatu beban dapat diartikan sebagai besar pembebanan sesaat dan gardu pada waktu tertentu atau besar beban rata-rata untuk suatu interval waktu tertentu. Interval waktu dimana besarnya beban ingin ditentukan disebut : Demand Interval (T). Demand dapat dinyatakan dalam KW, KVA atau KVAR.

b. Beban Maksimum (Maximum Demand)

Maximum demand (Dmax ) adalah beban rata-rata terbesar yang terjadi pada suatu interval demand tertentu. Jadi maximum demand ditentukan untuk waktu tertentu dari suatu interval waktu tertentu, misal : - maximum demand 1 jam , T = 24 jam, dengan perkataan lain ; Dmx, 1 jam pada T = 24 jam,berarti besarnya beban rata-rata terbesar untuk selang waktu 1 jam pada interval waktu T = 24 jam. c. Beban Puncak (Peak Load)

(16)

Gambar 1.4 Perubahan Kebutuhan Maksimum Terhadap Waktu

Interval Demand : T = 24 jam

Demand = Pav : D = 27 kW

Maximum Demand : Dmax, 1 jam = 95 kW

Beban Puncak : Pmax = 10 kW

d. Beban Terpasang (Connected Load)

Beban terpasang dari suatu sistem adalah jumlah total daya dari seluruh peralatan sesuai dengan KW atau KVA yang tertulis pada papan nama (name plat) peralatan yang akan dilayani oleh system tersebut. Jadi :

PL=

i=1 n

Pi

Dimana :

(17)

n = jumlah alat yang terhubung ke sistem.

2.2. Kurva Beban Dan Beban Puncak

Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik. Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2 umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2. Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban (kebutuhan) terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu. Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian, yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari. Selanjutnya beban puncak harus diartikan beban rata – rata selama selang waktu tertentu, dimana kemungkinan terjadinya beban tersebut. Contoh, beban harian dari transformator distribusi di mana beban puncaknya selama selang waktu 1 jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00 (titikB). Nilai rata – rata kurva A – B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan maksimum). Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhan max) bukan merupakan nilai sesaat, tetapi nilai rata – rata selama selang waktu tertentu, biasanya selang waktu tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam.

 Kurva Beban

(18)

Biasanya beban diukur untuk interval waktu 15 menit, 30 menit, satu hari atau 1 minggu. Kurva Beban menunjukkan permintaan (demand) atau kebutuhan tenaga pada interval waktu yang berlain-lainan. Dengan bantuan kurva beban kita dapat menentukan besaran dari beban-terbesar dan selanjutnya kapasitas pembangkit dapat ditentukan juga.

Gambar 1.5 Pukul 5 pagi beban mulai menanjak dan mencapai

(19)

Gambar 1.6 Beban tranportasi kota akan tinggi kira-kira pada jam 9 pagi. Akan berkurang pada jam 12 siang dan akan naik lagi sampai kira-kira jam 5 sore.

Gambar 1.7 Beban untuk penerangan kota akan konstan dari jam 6 sore

sampai jam 6 pagi.

Gambar 1.8 Beban rumah tangga akan maksimum pada jam 6 sore sampai kira-kira jam 12.00 malam dan akan menurun sesudah jam 12 malam.

Gambar 1.9 adalah salah satu

contoh kurva beban suatu metropolitan

 Beban Puncak

(20)
(21)

dari proses dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan stator dan rotornya. Generator sinkron dengan defenisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator tersebut. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan menghasilkan medan magnet yang diputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan putar rotor.

2.4. Prinsip Kerja Generator Sinkron

Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai berikut:

 Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.

 Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

(22)

e=−Ndφ

dt

Eef = Cnφm

Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120° satu sama lain.

2.5. Reaksi Jangkar Generator Sinkron

Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara hanya fluksi arus medan rotor.

(23)

Gambar 2.1 Model reaksi jangkar

Keterangan gambar :

a. Arus jangkar ( I ) sefasa dengan GGL ( E ). Jenis beban resistif dimana ФA tegaklurus terhadap ФF.

b. Arus jangkar (I) terdahulu Ф dari GGL (E). Jenis beban kapasitif dimana ФA memperkuat ФF , sehingga terjadi pengaruh pemagnetan.

c. Arus jangkar (I) terbelakang dari GGL (E). Jenis beban Induktif dimana ФA memperlemah ФF , terjadi pengaruh pendemagnetan.

Pengaruh yang ditimbulkannya dapat berupa distorsi, penguatan (magnetising), maupun pelemahan (demagnetizing) fluksi arus medan pada celah udara.

(24)

 Untuk beban resistif (cosϕ = 1)

Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanya sebatas mendistorsinya saja tanpa pengaruh kekuatannya (cross magnetizing)

 Untuk beban induktif murni (cosϕ = 0 lag)

Arus akan tertinggal 90° dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan oleh arus jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain reaksi jangkar akan demagnetising artinya pengaruh reaksi jangkar akan melemahkan fluksi arus medan.

 Untuk beban kapasitif murni (cosϕ = 0 lead)

Arus akan mendahului tegangan sebesar 90°. Fluksi yang dihasilkan arus jangkar akan searah dengan fluksi arus medan sehingga reaksi jangkar yang terjadi magnetizing artinya pengaruh reaksi jangkar akan menguatkan fluksi arus medan.

 Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif)

(25)

terutama oleh factor daya beban, seperti pada Gambar 13 , diperlihatkan diagram fasor untuk penambahan beban dengan faktor daya tertinggal, faktor daya satu, dan faktor daya terdahulu, dimana Vt' adalah tegangan terminal setelah beban dengan faktor daya yang sama ditambahkan, dan Vt menyatakan tegangan terminal pada saat awal.

Gambar 2.2 Beban Induktif

(26)

Gambar 2.4 Beban Kapasitif

Gambar 2.2-2.4 Perubahan fasor untuk berbagai beban yang berubah

Terlihat bahwa untuk beban induktif, pertambahan beban akan mengurangi tegangan terminal akan mengecil. Begitu juga jika beban resistif ditambahkan maka tegangan terminal juga akan mengecil. Jika beban kapasitif ditambahkan, maka tegangan terminal cenderung membesar.

(27)

dan daya 400 MVA. Terlihat untuk arus beban yang sama, maka arus medan yang harus diberikan berbeda-beda tergantung pada faktor daya beban.

Gambar 2.5 Kurva Arus Jangkar Vs Arus Medan untuk tiga faktor daya

Dapat disimpulkan untuk generator yang bekerja sendiri:

1. Daya yang disuplai generator sesuai kebutuhan beban.

2. Pengaturan governor pada generator akan mempengaruhi frekuensi daya yang dihasilkan.

(28)

BAB III

PEMBAHASAN HASIL

A. LAPORAN YANG DI DUKUNG DATA DESKRIPTIF

Untuk mendapatkan analisa dan perhitungan terhadap Generator Sinkron,adapun data yang diambil adalah dari PLTD Buntok.

(29)
(30)
(31)

Gambar 3.1 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus

Medan (If) saat Faktor Daya Lagging

Gambar 3.2 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus

Medan (If) saat Faktor Daya Leading

(32)

Gambar 3.3 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus

Beban (Ia) saat Faktor Daya Lagging

Gambar 3.4 Hubungan antara GGL Induksi (Ea) Terhadap Arus

Beban (Ia) saat Faktor Daya Leading

(33)

Gambar 3.5 Hubungan Antara Arus Medan (If) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Lagging

Gambar 3.6 Hubungan Antara Arus Medan (If) Terhadap Arus Beban (Ia) saat Faktor Daya Leading

Pada Gambar 4.5 dan 4.6 di atas terlihat bahwa jika arus beban bertambah yang di akibatkan dari penambahan beban maka arus eksitasi juga harus bertambah karena untuk menjaga agar tegangan terminal selalu dalam keadaan stabil atau konstan.

(34)

hubungan arus medan dengan arus beban, dapat dilihat bahwa semakin bertambahnya beban maka GGL induksi juga akan naik dan arus eksitasi juga naik untuk menjaga agar tegangan terminal tetap stabil. Sistem eksitasi sebagai penguatan pada generator listrik atau sebagai pembangkit medan magnet, sehingga suatu generator dapat menghasilkan energi listrik dengan besar tegangan keluaran generator bergantung pada besarnya arus eksitasinya.Sistem eksitasi yang baik dapat menyebabkan sistem mampu bertahan terhadap gangguan sehingga dapat meningkatkan kestabilan Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan keluaran generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus penguat relative konstan. Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan arus penguatan sebanding dengan kenaikan beban.

(35)

Gambar 3.6 Beban Induktif

Gambar 3.7 Beban Resistif

Gambar 3.8 Beban Kapasitif

(36)

mengecil. Jika beban kapasitif ditambahkan, maka tegangan terminal cenderung membesar.

Pada kondisi normal, untuk menjaga tegangan terminal agar tetap konstan meskipun beban berubah maka dapat dilakukan dengan mengatur nilai Ea ,karena Ea=K .∅ω , maka Ea dapat

dijaga konstan dengan mengatur nilai fluksi. Nilai fluksi tentu dipengaruhi oleh arus medan If . bertambahnya If akan menambah fluksi, begitu juga sebaliknya. Beban yang dilayani generator selalu berubah-ubah. Selain besarnya juga faktor dayanya, ini menuntut penentuan arus eksitasi yang sesuai dengan factor dayanya untuk menghasilkan tegangan terminal generator yang stabil.

Dapat disimpulkan untuk generator yang bekerja sendiri:

1. Daya yang disuplai generator sesuai kebutuhan beban.

2. Pengaturan governor pada generator akan mempengaruhi frekuensi daya yang dihasilkan.

3. Pengaturan Arus Medan akan mempengaruhi nilai tegangan terminal.

C. INTERPRETASI

(37)

elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-kumparan stator. Namun dengan perkembangan konsumen yang semakin meningkat, kebutuhan akan tenaga listrik setiap hari juga semakin meningkat. Tenaga listrik yang dibutuhkan oleh konsumen setiap harinya tidak tetap. Hal ini akan menyebabkan beban yang diterima oleh generator akan berubah-ubah sehingga akan mempengaruhi system ketenaga listrikannya sendiri. Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Untuk mendapatkan tegangan terminal generator yang konstan, maka arus jangkar dan sudut daya harus tetap pula. Besarnya perubahan beban yang dapat ditanggung generator perlu diketahui yang disesuaikan dengan kemampuan generator sehingga kestabilan generator dapat dijaga. Pembangkitan GGL induksi pada generator sinkron membutuhkan arus penguatan (eksitasi) untuk menimbulkan fluksi magnetik pada kutub-kutub medan generator yang terletak pada rotor. Sistem penguatan (excitation) menentukan kestabilan tegangan yang dihasilkan oleh generator.

(38)

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan hasil serta teori pendukung di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan :

1. Nilai GGL induksi pada factor daya lagging lebih besar dari nilai GGL induksi pada factor daya leading. GGL induksi yang di dapat pada saat beban puncak dari factor daya lagging adalah 6397,211 V sedangkan GGL induksi yang di dapat pada saat beban puncak dari factor daya leading adalah 6043,474 V

2. Dari perbandingan hasil analisa diketahui bahwa semakin besar beban yang ditempatkan pada sistem, maka arus medan akan semakin besar, yaitu sebesar 304,629 pada saat lagging dan 287,784 pada saat leading.

3. Perubahan arus beban terjadi akibat perubahan nilai beban yang terpakai sehingga juga akan mempengaruhi nilai tegangan yang dibangkitkan oleh generator itu sendiri. 4. Pada pengoperasian generator sinkron selalu ada batas

tertentu dari besarnya daya yang dapat dihasilkan dan besarnya daya yang dapat dipikul oleh sebuah Analisa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Karakteristik Generator Sinkron generator sinkron agar dapat bekerja dengan normal.

5. Pengoperasian generator dituntut suatu kestabilan agar kinerja generator menjadi efektif dan efisien. Dengan penentuan karakteristik generator maka didapatkan nilai yang tepat dalam pengoperasian generator.

(39)

Setelah melakukan pengumpulan, mengolah dan menganalisa data, maka penulis menyarankan :

1. Dalam pengoperasian generator perlu selalu diperhatikan nilai parameternya agar tidak melebihi dari kemampuan generator sehingga kestabilan generator terjaga, tahan lama dan dapat beroperasi secara kontinue.

2. Selalu menjaga kelayakan dari system kontrol generator dan proteksi guna mendapatkan pengaturan yang tepat bagi generator.

(40)

[1] Zuhal. Dasar Tenaga Listrik, Bandung, Penerbit ITB, 1977.

[2] Bandri, Sepannur. Jurnal Teknik Elektro volume 2, No. 1, 2013

[3] Sudirham, Sudaryatno. Analisis Sistem Tenaga, Bandung, Darpublic, 2012

[4] Abduh, Syamsir. Teknik tegangan Tinggi, Jakarta, Salemba Teknika, 2001

[5] Muslim, Supari dkk. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik, Jakarta, Kemendiknas, 2008

Gambar

Gambar 1.1 Kurva beban puncak Harian
Gambar 1.3 Kurva beban puncak Tahunan
Gambar  1.4 Perubahan  Kebutuhan Maksimum  Terhadap
Gambar  1.5 Pukul  5  pagi  beban  mulai  menanjak  dan mencapaimaksimum kira-kira pada pukul 8 pagi, waktu semua mesinindustri  beroperasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan

Air laut memiliki banyak manfaat.Salah satunya, menghasilkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik tenaga ombak.Sifat kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu

dalam hal ini penulis menjelaskan implementasi generator induksi pada Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut, PLTGL merupakan salah satu pembangkit Energi terbarukan,

Dalam pembangkit listrik energi listrik ini menggunakan motor sebagai penggerak utamanya agar mampu menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah suatu sistem pembangkit energi listrik dengan cara memanfaatkan aliran dari air yang kemudian dirubah menjadi energi listrik

Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam,Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin

Pengertian PLTU • Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik • Bentuk utama dari pembangkit