• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbub No.20 Tahun 2011 ttg Kewenangan Camat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbub No.20 Tahun 2011 ttg Kewenangan Camat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BULUNGAN

MENJADI KEWENANGAN BUPATI BULUNGAN KEPADA CAMAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BULUNGAN,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan dan Pasal 40 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan, maka dipandang perlu melimpahkan sebagian Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan dari Bupati kepada Camat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Bupati Bulungan Dilimpahkan kepada Camat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang

Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Nomor 55 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Nomor 169 Tahun 1999, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nonmor 5234);

(2)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4826);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kecamatan Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Timur, Tanjung Selor, Tanjung Palas Tengah, Sesayap Hilir, Tanah Lia dan Kecamatan Peso Hilir dalam wilayah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 13 Tahun 2002 Seri E Nomor 2);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Pemerintah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 3);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Bulungan (Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 6);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN

PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN BUPATI BULUNGAN KEPADA CAMAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(3)

4. Bupati adalah Bupati Bulungan.

5. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

6. Perangkat Daerah adalah organisasi/ lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggun jawab kepada Kepala Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.

8. Urusan Pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani, memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

9. Pelimpahan sebagian urusan Kewenangan adalah pelimpahan sebagian urusan kewenangan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Bulungan dari Bupati kepada Camat di Wilayah Kabupaten Bulungan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Maksud pelimpahan sebagian urusan kewenangan Kepada Camat adalah untuk mempertegas dan memberi kepastian hukum pelaksanaan tugas Camat sebagai perangkat Daerah.

(2) Tujuan pelimpahan sebagian urusan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk :

a. untuk mempercepat pengambilan keputusan berkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat setempat;

b. untuk mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat; c. untuk mempersempit rentang kendali dari Bupati kepada Desa/ Lurah; d. untuk kaderisasi kepemimpinan pemerintahan.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG Pasal 3

(1) Selain menyelenggarakan tugas umum pemerintahan sebagaimana disebutkan dalam ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2008, dan ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf t Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor : 2 Tahun 2008, Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek :

a. Perizinan;

(4)

(2) Rincian sebagian urusan otonomi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati ini.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 4

(1) Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pelimpahan sebagian urusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilaksanakan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan..

(2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis dan administrasi tetap menjadi tanggungjawab satuan kerja perangkat daerah terkait.

Pasal 5

Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Bupati ini, Camat wajib menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tugas pokok dan fungsinya terkait dengan pelaksanaan pelimpahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

BAB V PENDANAAN

Pasal 6

Pendanaan tugas camat dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pelaksanaan sebagian wewenang Bupati yang dilimpahkan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bulungan.

BAB VI

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 7

Dalam hal-hal tertentu apabila tidak dapat dilaksanakan sebagian urusan yang dilimpahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bupati dapat menarik kembali pelimpahan dimaksud.

Pasal 8

Dalam melaksanakan peraturan Bupati ini camat, wajib berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII PENUTUP

Pasal 9

(5)

Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pegundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bulungan.

Ditetapkan di Tanjung Selor pada tanggal, 8 Desember 2011

BUPATI BULUNGAN,

ttd.

BUDIMAN ARIFIN

Diundangkan di Tanjung Selor pada tanggal, 8 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BULUNGAN, ttd.

SUDJATI

BERITA DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2011 NOMOR : 20

Salinan sesuai dengan Aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

Hj. INDRIYATI, SH, M.Si

Pembina / IV a Nip.196403281995032001

(6)

No. N A M A JABATAN PARAF

1. Liet Ingai Wakil Bupati Bulungan

2. H. Sudjati, SH Sekretaris Daerah

3. H. Alwi Al Jufrie Asisten Bidang Pemerintahan

4. Hj. Indriati, SH. M.Si Kabag Hukum

Referensi

Dokumen terkait

P.6/ Menhut-I I / 2007 tanggal 12 Pebruari 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam

Pada tabel 3.1 terdapat beberapa citra sekaligus nilai dari masing-masing citra, data ini digunakan sebagai data latih untuk database buah Morinda citrifolia yang

3.1 perum gema echo sounder peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman air dengan cara mengukur interval waktu antara pemancaran gelombang suara dengan penerimaan

Sumber daya pekerjaan meliputi empat faktor yaitu: otonomi (autonomy), dukungan sosial (social support), bimbingan dari atasan (supervisory coaching), dan

Untuk mencapai indikator tersebut maka disusun program untuk pencapaiannya, yaitu Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi serta Program Mengintensifkan

Setelah peneliti melakukan refleksi, hasil menunjukkan bahwa mahasiswa belum maksimal menggunakan metode SQ3R karena masih ada mahasiswa yang tidak menggunakan

Dari hasil pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan bahwa Bank Syariah Mandiri mampu mengimplementasikan kode QR sebagai alat pembayaran dan sebagai alat penarikan

Demikian juga dengan ukuran perusahaan yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen, hal ini terjadi karena umumnya perusahaan besar juga memerlukan