KATA PENGANTAR
Puji syukur tercurahkan atas rahmat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir Perencanaan Embung Randugunting Kabupaten Blora yang merupakan syarat menyelesaikan studi strata-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Bambang Pudjianto, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
2. Bapak Ir. Sugiyanto, M.Eng selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Ir. Sutarto Edhisono, Dipl HE, MT selaku Dosen Pembimbing II. 4. Bapak Ir. Arif Hidayat, CES, MT selaku Koordinasi Bidang Akademik
Jurusan Teknik Sipil.
5. Bapak Ir. Djoko Purwanto, MS selaku Dosen Wali 2129.
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang membantu kelancaran dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan kerena keterbatasan pengetahuan dari penulis. Tak ada kesempurnaan di dunia ini, sehingga penulis mengharapkan dan menerima saran yang membangun demi kesempurnaan perencanan-perencanaan bendung yang mendatang.
Penyusun berharap semoga laporan Tugas Akhir ini bisa memberikan tambahan pengetahuan dalam hal perencanaan bendung dalam dunia teknik sipil.
Semarang, Januari 2007 Penyusun
Andrianto Widhi N Anton Sutisna
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ... 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ... 1
1.3 LOKASI PERENCANAAN ... 2
1.4 RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ... 2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ... 5
BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM ... 6
2.2 ANALISIS KEBUTUHAN AIR ... 6
2.2.1 Standar Kebutuhan Air Baku ... 6
2.2.2 Kebutuhan Air Irigasi ... 10
2.3 ANALISIS HIDROLOGI ... 18
2.3.1 Curah Hujan Daerah ... 18
2.3.2 Curah Hujan Rencana ... 19
2.3.3 Debit Banjir Rencana ... 30
2.3.4 Intensitas Curah Hujan ... 38
2.3.5 Debit Andalan ... 40
2.4 NERACA AIR ... 43
2.5 PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) ... 43
v
2.5.2 Penelusuran Banjir Melalui Pelimpah ... 44
2.6 ANALISIS SEDIMEN ... 45
2.7 DASAR-DASAR PERENCANAAN ... 52
2.7.1 PembagianTipe Bendungan ... 52
2.7.2 Pemilihan Tipe Bendungan ... 53
2.7.3 Stabilitas Bendungan ... 54
2.7.4 Perencanaan Bangunan Pelimpah ... 63
2.7.5 Bangunan Penyadap ... 71
BAB III METODOLOGI 3.1 BAGAN ALIR PERENCANAAN ... 73
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA ... 74
3.3 PENENTUAN LOKASI EMBUNG ... 74
3.4 ANALISIS DATA ... 75
3.5 PERENCANAAN BANGUNAN EMBUNG ... 75
BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 TINJAUAN UMUM ... 78
4.2 DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ... 78
4.3 ANALISIS CURAH HUJAN RATA-RATA DAERAH ALIRAN SUNGAI ... 79
4.4 ANALISIS FREKUENSI CURAH HUJAN RENCANA ... 86
4.4.1 Pengukuran Dispresi ... 86
4.4.2 Pengukuran Curah Hujan Rencana ... 89
4.4.3 Pemilihan Jenis Distribusi ... 93
4.4.4 Pengujian Kecocokan Distribusi ... 93
4.5 PERHITUNGAN ITENSITAS CURAH HUJAN ... 96
4.6 PERHITUNGAN DEBIT BANJIR RENCANA ... 97
4.6.1 Metode Rasional ... 97
4.6.2 Metode Melchior ... 99
vi
4.6.4 Metode Haspers ... 101
4.6.5 Metode Hidograf Satuan Sintetik Gamma I ... 102
4.6.6 Penentuan Debit Banjir Rencana ... 117
4.7 ANALISA KEBUTUHAN AIR ... 118
4.7.1 Kebutuhan Air Irigasi ... 118
4.7.2 Analisis Kebutuhan Air Baku ... 129
4.7.3 Hasil Perhitungan Air Baku ... 131
4.8 ANALISIS DEBIT ANDALAN ... 132
4.9 ANALISIS SEDIMEN ... 137
4.10 PERHITUNGAN VOLUME TAMPUNGAN EMBUNG ... 138
4.10.1 Volume Tampungan Hidup ... 141
4.10.2 Volume Kehilangan Air Akibat Penguapan ... 143
4.10.3 Volume Resapan Embung ... 145
4.10.4 Elevasi Volume Embung ... 145
4.11 PERHITUNGAN PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING) 146
BAB V PERENCANAAN KONSTRUKSI 5.1 DIMENSI EMBUNG ... 150
5.1.1 Tinggi Bendungan ... 150
5.1.2 Lebar Mercu Bendungan ... 157
5.1.3 Kemiringan Lereng Urugan ( Slope Gradient ) ... 158
5.2 PERHITUNGAN STABILITAS TUBUH EMBUNG ... 158
5.2.1 Stabilitas Lereng Embung Terhadap Aliran Filtrasi ... 158
5.2.2 Stabilitas Lereng Embung Terhadap Longsor ... 167
5.3 MATERIAL KONSTRUKSI ... 217
5.3.1 Lapisan Kedap Air (Imprevious Zone) ... 217
5.3.2 Perlindungan Lereng ... 218
5.4 PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH ... 220
5.4.1 Saluran Pengarah Aliran ... 220
vii
5.4.3 Saluran Peluncur ... 223
5.4.4 Peredam Energi ... 229
5.4.5 Tinjauan Terhadap Gerusan ... 232
5.4.6 Analisis Stabilitas Bangunan Pelimpah ... 233
5.5 BANGUNAN PENYADAP ... 246
5.5.1 Perhitungan Dimensi Saluran Pengambilan ………... 246
5.5.2 Diameter Pipa Ventilasi Pada Bangunan Sadap ... 247
BAB VI RENCANA ANGGARAN BIAYA 6.1 PENDAHULUAN ... 249
6.2 VOLUME PEKERJAAN ... 249
6.3 HARGA SATUAN BIAYA ... 250
6.4 ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN ... 251
6.5 RENCANA ANGGARAN BIAYA ... 258
6.6 REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA ... 260
6.7 NETWORK PLANNING... 261
BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 7.1 SYARAT-SYARAT UMUM ... 264
7.2 SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI ... 270
7.3 SYARAT-SYARAT TEKNIK ... 276
7.3.1 Syarat-syarat Teknik Umum ... 276
7.3.2 Syarat-syarat Teknik Khusus ... 284
BAB VII PENUTUP 8.1 KESIMPULAN ... 316
8.2 SARAN ... 316
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku ... 7
Tabel 2.2 Kategori Kebutuhan Air Non Domestik ... 8
Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV ... 9
Tabel 2.4 Kebutuhan Air Bersih Kategori V ... 9
Tabel 2.5 Kebutuhan Air Bersih Domestik Kategori Lain ... 9
Tabel 2.6 Koefisien Tanaman untuk Padi dan Palawija Menurut Nedeco/Prosida ... 13
Tabel 2.7 Koefisien Curah Hujan untuk Padi ... 14
Tabel 2.8 Koefisien Curah Hujan Rata-rata Bulanan dengan ET Tanaman Palawija Rata-rata Bulanan dan Curah Hujan Mean Bulanan ... 15
Tabel 2.9 Koefisien Kebutuhan Air Selama Penyiapan Lahan ... 16
Tabel 2.10 Nilai Rata-rata dari Reduksi Variant (Yn) ... 22
Tabel 2.11 Deviasi Standar dari Reduksi Variant (Sn) ... 22
Tabel 2.12 Nilai Reduksi Variant (Yr) ... 22
Tabel 2.13 Harga k untuk Distribusi Log Pearson III ... 25
Tabel 2.14 Faktor Frekwensi k untuk Distribusi Log Normal 3 Parameter ... 26
Tabel 2.15 Nilai Delta Maksimum untuk Uji Keselarasan Smirnov-Kolmograf 29 Tabel 2.16 Harga Koefisien Runn Off (C) ... 30
Tabel 2.17 Faktor Cp Untuk Berbagai Jenis Penggunaan Lahan di Pulau Jawa 49 Tabel 4.1 Luas Pengaruh Stasiun Hujan Terhadap DAS Sungai Banyuasin .. 79
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Harian Maksimum ... 82
Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Curah Hujan Harian Maksimum ... 84
Tabel 4.4 Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Harian Maksimum dengan Metode Thiessen ... 85
Tabel 4.5 Parameter Statistik Curah Hujan ... 87
Tabel 4.6 Analisa Curah Hujan dengan Metode Gumbel ... 90
Tabel 4.7 Distribusi Frekwensi Metode Log Pearson III ... 91
Tabel 4.8 Analisa Curah Hujan dengan Log Pearson III ... 92
Tabel 4.9 Analisa Curah Hujan dengan Log Normal ... 92
ix
Tabel 4.11 Parameter Pemilihan Distribusi Curah Hujan ... 93
Tabel 4.12 Perhitungan Uji Sebaran Dengan Chi Kuadrat ... 94
Tabel 4.13 Perhitungan Uji Sebaran Dengan Smirnov-Kolmogorov ... 95
Tabel 4.14 Perhitungan Intensitas Curah Hujan Metode Mononobe ... 97
Tabel 4.15 Perhitungan Curah Hujan Metode Rasional ... 98
Tabel 4.16 Perhitungan CurahHujan Metode Weduwen ... 101
Tabel 4.17 Perhitungan CurahHujan Metode Haspers ... 102
Tabel 4.18 Perhitungan Unit Hidrograf ... 105
Tabel 4.19 Hujan Efektif Tiap Jam Periode Ulang T Tahun ... 106
Tabel 4.20 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 2 Tahun ... 107
Tabel 4.21 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 5 Tahun ... 108
Tabel 4.22 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 10 Tahun ... 109
Tabel 4.23 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 20 Tahun ... 110
Tabel 4.24 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 50 Tahun ... 111
Tabel 4.25 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 100 Tahun ... 112
Tabel 4.26 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 200 Tahun ... 113
Tabel 4.27 Perhitungan Hidrograf Banjir Periode Ulang 1000 Tahun ... 114
Tabel 4.28 Rekapitulasi Hidrograf Banjir Rencana ... 115
Tabel 4.29 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana ... 117
Tabel 4.30 Perhitungan Evapotranspirasi Metode Penman ... 121
Tabel 4.31 Kebutuhan Air untuk Tanaman Padi ... 124
Tabel 4.32 Kebutuhan Air untuk Tanaman Palawija ... 125
Tabel 4.33 Perhitungan Pola Tanam ... 128
Tabel 4.34 Data Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blora ... 129
Tabel 4.35 Proyeksi Jumlah Penduduk yang Terlayani ... 129
Tabel 4.36 Kriteria Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih ... 130
Tabel 4.37 Kebutuhan Air Baku ... 130
Tabel 4.38 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air di Embung Randugunting ... 131
Tabel 4.39 Curah Hujan Bulanan ... 132
Tabel 4.40 Curah Hujan Bulanan ... 133
Tabel 4.41 Rata-rata Hari Hujan ... 133
x
Tabel 4.43 Luas Genangan dan Kapasitas Tampungan ... 139
Tabel 4.44 Perhitungan Volume Tampungan Hidup ... 141
Tabel 4.45 Perhitungan Kehilangan Air Akibat Penguapan ... 144
Tabel 4.46 Elevasi Volume Embung ... 145
Tabel 5.5 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (I Hilir) ... 170
Tabel 5.6 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (I Hulu) ... 172
Tabel 5.7 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (II Hilir) ... 174
Tabel 5.8 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (II Hulu) ... 176
Tabel 5.9 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (III Hilir) ... 178
Tabel 5.10 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Belum Dialiri Air (III Hulu) ... 180
Tabel 5.11 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (IV Hilir) ... 182
Tabel 5.12 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Selesai Dibangun Belum Dialiri Air (IV Hulu) ... 184
Tabel 5.13 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (I Hilir) ... 186
Tabel 5.14 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (I Hulu) ... 188
Tabel 5.15 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (II Hilir) ... 190
Tabel 5.16 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (II Hulu) ... 192
Tabel 5.17 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (III Hilir) ... 194
xi
Tabel 5.19 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai
Elevasi Penuh (IV Hilir) ... 198
Tabel 5.20 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (IV Hulu) ... 200
Tabel 5.21 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (I Hilir) ... 202
Tabel 5.22 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (I Hulu) ... 204
Tabel 5.23 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (II Hilir) ... 206
Tabel 5.24 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (II Hulu) ... 208
Tabel 5.25 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (III Hilir) ... 210
Tabel 5.26 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (III Hulu) ... 212
Tabel 5.27 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (IV Hilir) ... 214
Tabel 5.28 Perhitungan Stabilitas Lerang Saat Kondisi Rapid Drawdown (IV Hulu) ... 216
Tabel 5.29 Rekap Nilai Keamanan Bidang Longsor Berbagai Kondisi ... 217
Tabel 5.30 Ukuran Batu dan Ketebalan Hamparan Pelinung Rip-rap ... 219
Tabel 5.31 Koordinat Penampang Ambang Bendung Pelimpah ... 223
Tabel 5.32 Perhitungan Gaya Akibat Berat Sendiri ... 234
Tabel 5.33 Perhitungan Gaya Akibat Gempa ... 234
Tabel 5.34 Perhitungan Panjang Jalur Rembesan dan Tekanan Air ... 235
Tabel 5.35 Perhitungan Gaya Angkat ... 236
Tabel 5.36 Perhitungan Gaya Hidrostatis ... 236
Tabel 5.37 Perhitungan Tekanan Tanah ... 236
Tabel 5.38 Resume Gaya-gaya Pada Kondisi Normal ... 237
Tabel 5.39 Perhitungan Panjang Jalur Rembesan dan Tekanan Air Banjir ... 241
Tabel 5.40 Perhitungan Gaya Angkat ... 242
Tabel 5.41 Perhitungan Gaya Hidrostatis ... 242
xii
Tabel 7.1 Perbandingan Volume Semen dan Pasir ... 302 Tabel 7.2 Gradasi Kasar Untuk Campuran Beton ... 306 Tabel 7.3 Syarat-syarat Agregat Halus yang Digunakan dalam Campuran
xiii
Gambar 2.5 Sketsa Bendungan Pasangan Batu-bata ... 53
Gambar 2.6 Kondisi Pada Akhir Pembangunan ... 55
Gambar 2.7 Kondisi Bendungan Terisi Penuh ... 56
Gambar 2.8 Kondisi Penurunan Tiba-tiba ( rapid drawdown ) ... 56
Gambar 2.9 Gaya Akibat Berat Sendiri ... 57
Gambar 2.10 Tekanan Hirostatis ... 57
Gambar 2.11 Skema Perhitungan Bidang Luncur Dalam Kondisi Waduk Penuh Air ... 59
Gambar 2.12 Garis Depresi pada Bendungan Homogen ... 61
Gambar 2.13 Garis Depresi pada Bendungan Homogen ( sesuai dengan garis parabola yang dimodifikasi ) ... 63
Gambar 2.14 Gafik Hubungan Antara Sudut Bidang Singgung (α) dengan a Gambar 2.15 Saluran Pengarah Aliran dan Ambang Pengatur Debit pada Sebuah Pelimpah ( Soedibyo,1993 ) ... 64
Gambar 2.16 Bangunan Pelimpah (Soedibyo, 1993) ... 65
Gambar 2.17 Ambang Bebas (Soedibyo, 1993) ... 66
Gambar 2.18 Ambang Berbentuk Bendung Pelimpah ... 67
Gambar 2.19 Skema Penampang Memanjang Saluran Peluncur ... 67
Gambar 2.20 Bentuk Kolam Olakan Datar Tipe I USBR (Soedibyo, 1993) ... 68
Gambar 2.21 Bentuk kolam olakan datar tipe II USBR (Soedibyo, 1993) ... 69
Gambar 2.22 Bentuk kolam olakan datar tipe III USBR (Soedibyo, 1993) ... 70
Gambar 2.23 Bentuk kolam olakan datar tipe IV USBR (Soedibyo, 1993) ... 71
Gambar 2.24 Bagian dari Bangunan Penyadap Menara ... 71
xiv
Gambar 4.5 Hubungan Elevasi Terhadap Luas Tampungan dan Volume Embung ... 140
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Komulatif Volume Inflow (debit andalan ) dan Outflow ( kebutuhan ) ... 142
Gambar 5.5 Pembagian Zona Gempa di Indonesia ... 155
Gambar 5.6 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen ... 159
Gambar 5.7 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen (sesuai dengan garis parabola) ... 160
Gambar 5.8 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen Sesuai Dengan Garis Parabola (Modifikasi) ... 161
Gambar 5.9 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen Dengan Drainase Kaki 163 Gambar 5.10 Jaringan Trayektori Aliran Filtrasi Dalam Tubuh Bendungan ... 165
Gambar 5.11 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (I hilir) ... 169
Gambar 5.12 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (I hulu) ... 171
Gambar 5.13 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (II hilir) ... 173
Gambar 5.14 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (II hulu) ... 175
xv
Gambar 5.16 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun
Belum di Aliri Air (III hulu) ... 179
Gambar 5.17 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (IV hilir) ... 181
Gambar 5.18 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Selesai di Bangun Belum di Aliri Air (IV hulu) ... 183
Gambar 5.19 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (I hilir) ... 185
Gambar 5.20 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (I hulu) ... 187
Gambar 5.21 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (II hilir) ... 189
Gambar 5.22 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (II hulu) ... 191
Gambar 5.23 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (III hilir) ... 193
Gambar 5.24 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (III hulu) ... 195
Gambar 5.25 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (IV hilir) ... 197
Gambar 5.26 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Embung Mencapai Elevasi Penuh (IV hulu) ... 199
Gambar 5.27 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (I hilir) ... 201
Gambar 5.28 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (I hulu) .... 203
Gambar 5.29 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (II hilir).... 205
Gambar 5.30 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (II hulu) ... 207
Gambar 5.31 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (III hilir) ... 209
Gambar 5.32 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (III hulu) ... 211
Gambar 5.33 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (IV hilir) ... 213
Gambar 5.34 Irisan Bidang Luncur Pada Kondisi Rapid Drawdown (IV hulu) ... 215
Gambar 5.35 Gradasi Bahan Kedap Air ... 218
Gambar 5.36 Pelapisan Embung ... 219
Gambar 5.37 Saluran Pengarah Aliran pada Bangunan Pelimpah ... 220
Gambar 5.38 Mercu Bendung Pada Bangunan Pelimpah ... 222
Gambar 5.39 Penampang Memanjang Saluran Peluncur ... 223
xvi
Gambar 5.41 Panjang Loncatan Hidrolis Pada Kolam Olakan Datar ... 230
Gambar 5.42 Ukuran Gigi-gigi Pemencar dan Gigi-gigi Benturan Aliran ... 231
Gambar 5.43 Menentukan Harga Dm ... 233
Gambar 5.44 Panjang Jalur Rembesan dan Tekanan Air ... 239
Gambar 5.45 Diagram Kondisi Air Normal ... 240