• Tidak ada hasil yang ditemukan

S IND 1100956 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S IND 1100956 Chapter3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran (Syamsuddin dan Damaianti, 2006, hlm. 14).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu (Quasy-Experimental Design). Rancangan kuasi eksperimental ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti (Azis dkk., 2009, hlm. 8). Dikatakan quasi experimental design karena dalam desain ini, peneliti tidak sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun alasan dipilihnya eksperimen kuasi sebagai metode yang digunakan untuk penelitian ini ialah bahwa peneliti berusaha mengujicobakan suatu model sebagai treatment dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dan hendak diketahui tingkat keefektifannya.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain “nonequivalent control group design”, dengan rancangan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol. Tujuan pengambilan eksperimen adalah untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pola penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Pretest Treatment Posttest

E O1 X O2

K O3 - O4

(2)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

O1 : Uji awal terhadap kelompok eksperimen

O2 : Uji akhir terhadap kelompok eksperimen

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Neuro Linguistic P rogramming.

O3 : Uji awal terhadap kelompok kontrol

O4 : Uji akhir terhadap kelompok kontrol

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih dengan pertimbangan tertentu, yakni nilai peserta didik dalam menulis teks eksposisi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dua kelompok tersebut kemudian diberi uji awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal perihal ada tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil uji awal yang baik ialah jika nilai di kelas eksperimen tidak berbeda atau signifikan. Selanjutnya, kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model Neuro Linguistic P rogramming, sementara kelas kontrol dengan tidak menggunakan

model Neuro Linguistic P rogramming. Sesudah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan uji akhir.

C. Sumber Data

Menurut Arikunto (1998), yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.

1. Populasi

(3)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau obyek itu (Sugiyono, 2008, hlm. 117). Maka berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Bandung.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998, hlm. 117). Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2008, hlm. 118). Maka sampel dalam penelitian ini yakni kelas X MIPA 7 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 8 sebagai kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008, hlm. 148). Secara fungsional, kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan (Darmadi, 2014, hlm. 306). Adapun instrumen pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan ini yaitu berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Muatannya terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, yakni khususnya dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

a. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Tahapan perencanaan pembelajaran ini dipetakan dalam tabel di bawah ini yang memuat rangkaian KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi.

Tabel 3.1

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Inti

Kompetensi

Dasar Indikator Pencapaian

4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah

4.2 Memproduksi teks

anekdot, eksposisi,

4.2.1 Memproduksi teks

(4)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konkret dan ranah abstrak

terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu

menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan

laporan hasil observasi,

prosedur kompleks, dan

negosiasi yang koheren

sesuai dengan

karakteristik teks yang

akan dibuat baiksecara

lisan maupun tulisan

sesuai dengan karakteristik

teks yang akan dibuat

baiksecara lisan maupun

tulisan

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 3 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/2

Materi Pokok : Teks Eksposisi

Waktu : 4 jam pelajaran (4x45 menit)

A. KOMPETENSI INTI

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

4 4.2 Memproduksi teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi,

(5)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat memproduksi teks eksposisi berdasarkan struktur dan penggunaan bahasa yang benar serta ide penulisan yang mendalam.

2. Peserta didik dapat mengidentifikasi pembagian kalimat berdasarkan fungsi dalam teks eksposisi.

3. Peserta didik dapat menggunakan struktur teks yang sesuai dalam pembuatan teks eksposisi.

4. Peserta didik dapat memetakan teks eksposisi ke dalam bagian-bagian yang tepat dalam penulisan teks.

5. Peserta didik dapat menggunakan diksi yang sesuai dengan ciri-ciri kebahasaan dalam teks eksposisi.

D. MATERI PEMBELAJARAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diterapkan dalam kelas eksperimen disusun dengan menggunakan model Neuro Linguistic P rogramming.

Contoh Teks Eksposisi

INTEGRASI ASEAN DALAM PLURILINGUALISME

(6)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada kenyataannya, semangat Komunitas Asean sama dengan masyarakat Uni Eropa (Europeans United in Diversity). Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language P assport yang dikeluarkan oleh the Council of Europe dengan dokumen teknis Common European F ramework of Reference (CEF R) for Languages. Kebijakan bahasa

itu mendorong warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual sehingga semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa.

Lebih lanjut, keanekaragaman bahasa Eropa dikelola dalam satu model kompetensi berbahasa Eropa. Model CEFR itu ditetapkan berisi enam peringkat kompetensi, yaitu A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Europass Language P assport sudah menetapkan C2 sebagai peringkat tertinggi dan A1 terendah. Menurut pengalaman seorang warga Uni Eropa, sebagai contoh penerapan kebijakan ini, siapa pun yang berasal dari luar Jerman (bukan warga negara Jerman)--ketika hendak menikah dengan pasangannya di negara ini--wajib memiliki paspor bahasa Jerman dengan lulus uji bahasa Jerman sekurang-kurangnya peringkat kompetensi A1.

Jika skema “paspor bahasa” seperti yang berlaku di Uni Eropa itu

diadopsi oleh bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam kerangka Komunitas Asean, yakinlah kebijakan bahasa ini akan multiguna. Selain berguna untuk penghormatan atas adanya perbedaan bahasa kebangsaan negara anggota Asean, sebagaimana disebutkan dalam Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya Asean, kebijakan ini juga memberikan kegunaan praktis bagi rakyat Asean untuk saling berkomunikasi sesuai dengan latar bahasa dan budaya setiap warga Asean.

Sebagai organisasi yang berbasis kerakyatan (people-centered organization), Asean tentu tidak boleh bermain ”pukul rata” agar semua

(7)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Asean dibentuk tanpa kebijakan plurilingualisme, agaknya rakyat Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. Ketika itu, bangsa Indonesia bukanlah pemenang, melainkan pecundang!

(Buku Paket Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 KEMENDIKBUD. Diadaptasi dari artikel pendapat yang ditulis

oleh Maryanto, pemerhati politik bahasa, di Koran Tempo, 13 Desember 2010)

1. Struktur dan Kaidah Teks Eksposisi

(8)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. METODE/MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran yang digunakan ialah Neuro Linguistic P rogramming.

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan berupa contoh teks eksposisi serta penyajian tayangan audiovisual tentang materi yang berkaitan dengan teks eksposisi.

2. Alat atau Bahan

Proyektor, notebook/laptop, dan teks eksposisi. 3. Sumber

Sumber yang digunakan dalam pembelajaran Teks Eksposisi ini yaitu sumber buku rujukan yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2013, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X.

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tabel 3.2

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan a. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari pendidik berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.

b. Peserta didik merespons pemeriksaan kehadiran. c. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran

tentang teks eksposisi dengan menanyakan

(9)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan awal peserta didik mengenai materi teks, peserta didik menjelaskan kesulitan dalam materi pembelajaran teks eksposisi.

d. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran.

e. Peserta didik menyimak pencapaian cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Inti Pertemuan Pertama

a. Peserta didik diberikan kondisi yang nyaman dan bersahabat sebelum menerima materi dengan

memberikan asupan motivasi berupa cerita dan kata-kata semangat.

b. Peserta didik satu-persatu menjelaskan kesan-kesannya terhadap materi pembelajaran teks

eksposisi yang sebelumnya pernah diberikan. Peserta didik menjelaskan kesulitan-kesulitan serta

perbandingannya dengan teks-teks lain yang lebih mudah dipahami.

c. Peserta didik kembali diajak berbincang mengenai materi teks eksposisi yang hendak dipelajari.

d. Peserta didik diberikan contoh teks eksposisi berupa artikel-artikel di media massa.

e. Peserta didik membaca teks model eksposisi dengan cermat untuk melihat strukturnya dan memahami ciri kebahasaannya.

f. Peserta didik menerima penjelasan secara umum mengenai teori teks eksposisi.

g. Peserta didik menentukan ide penulisan berdasarkan hal atau kasus yang sedang diminati secara pribadi.

(10)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Peserta didik diarahkan untuk mengambil suatu tema yang berasal dari sesuatu yang paling diminati. i. Pendidik memberikan arahan dengan memberikan

contoh dalam menentukan ide yang berawal dari minat atau hobi.

j. Peserta didik dituntun untuk menuliskan minat tersebut ke dalam lembaran yang telah dibagikan sebelumnya.

k. Peserta didik dibimbing untuk menuliskan uraian mengenai topik yang dipermasalahkan dalam cakupan minat yang dipilih oleh peserta didik. l. Peserta didik mendaftarkan semua fakta, argumen,

dan hal-hal lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan teks eksposisi.

Pertemuan Kedua

a. Peserta didik mulai merangkaikan bahan-bahan yang ditulis sebelumnya dan menulis teks eksposisi. b. Pendidik mengarahkan kegiatan menulis peserta

didik melalui langkah-langkah dalam prinsip NLP c. Pendidik secara personal membimbing setiap

individu dalam mengolah data dan ide menjadi tulisan yang utuh

d. Setiap individu mendapatkan treatment secara bergiliran dan bertatap muka secara langsung dengan pendidik

e. Konsep NLP dimasukkan pendidik di dalam setiap perbincangan dan bimbingan secara langsung yang dilakukan pendidik terhadap individu peserta didik. Penutup a. Dengan bimbingan pendidik, peserta didik

menyimpulkan materi pelajaran tentang

(11)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahamannya terhadap teks negosiasi.

b. Peserta didik mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat menyusun teks negosiasi.

c. Peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik.

d. Peserta didik mendengarkan umpan balik dan penguatan dari pendidik mengenai teks negosiasi. e. Peserta didik menyimak informasi mengenai rencana

tindak lanjut pembelajaran.

c. Tahap Evaluasi Pembelajaran Penilaian Keterampilan

1) Teknik Penilaian : Tes Praktik dan penilaian 2) Bentuk Instrumen : Rubrik penilaian

3) Kisi-kisi :

Tabel. 3.4

No. Keterampilan Butir Instrumen

1. Peserta didik dapat menentukan gagasan/ide penulisan berdasarkan minat atau hal lainnya yang sedang menjadi pusat perhatiannya, peserta didik dapat menuliskan landasan ide penulisan yang disertai fakta-fakta pendukung yang lengkap, serta menyusun teks eksposisi berdasarkan permasalahan yang dianalisis sesuai dengan karakteristik teks eksposisi.

Buatlah suatu rangkaian gagasan isi dari judul penulisan yang telah ditentukan,

kembangkan kerangka gagasan teks eksposisi tersebut menjadi sebuah teks eksposisi yang berlandaskan pada permasalahan yang telah dianalisis serta susunlah teks sesuai dengan karakteristik teks eksposisi!

(12)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Aspek Skor Deskriptor

4 3 2 1

IS

I

1. Menguasai topik tulisan dan ditulis peserta didik memenuhi ketiga aspek ini.

Diberi nilai 3 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi kedua aspek ini.

Diberi nilai 2 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi satu aspek ini.

Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak

memenuhi ketiga aspek ini.

S 2. Gagasan terungkap

padat, jelas, dan tertata dengan baik 3. Terorganisasi/penge

mbangan urutan

Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi ketiga aspek ini.

Diberi nilai 3 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi kedua aspek ini.

(13)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersusun secara logis (pernyataan ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini.

K

1. Penguasaan kata yang memadai 2. Pemilihan dan

penggunaan

kata/ungkapan yang tepat

3. Keefektifan dalam pemilihan kata atau ungkapan

4. Kejelasan makna

Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi ketiga aspek ini.

Diberi nilai 3 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi kedua aspek ini.

Diberi nilai 2 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi satu aspek ini.

(14)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K 2. Konstruksi kalimat

tersusun secara ditulis peserta didik memenuhi ketiga aspek ini.

Diberi nilai 3 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi kedua aspek ini.

Diberi nilai 2 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi satu aspek ini.

Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini.

M

1. Ketepatan ejaan 2. Ketepatan tanda

baca

3. Penggunaan huruf kapital

4. Ketepatan penataan paragraf

Diberi nilai 4 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi ketiga aspek ini.

Diberi nilai 3 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi kedua aspek ini.

Diberi nilai 2 apabila isi teks yang ditulis peserta didik memenuhi satu aspek ini.

Diberi nilai 1 apabila isi teks yang ditulis peserta didik tidak memenuhi ketiga aspek ini.

Keterangan:

(15)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2: cukup baik 1: kurang baik

Pedoman penilaian keterampilan (produk tulisan): Skor = jumlah perolehan angka seluruh aspek Nilai = Skor peserta didik x 100

Skor total

Penilaian PAP Skala Lima Tabel 3.6

Interval

Tingkat Penguasaan Keterangan

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

60-74 Cukup

40-59 Kurang

0-39 Sangat Kurang

Sumber: Nurgiya ntoro (2009, hlm.5)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data ialah berupa lembar evaluasi tes menulis teks eksposisi dan lembar observasi baik pendidik maupun peserta didik.

a. Lembar evaluasi tes menulis teks eksposisi

b. Lembar Observasi

1) Lembar Observasi Aktivitas Pendidik

Tabel 3.7

No Aspek yang Diamati Skor Keterangan

1 2 3 4 1 Membuka Pembelajaran:

1) menarik perhatian peserta didik 2) memotivasi siswa berkaitan

(16)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diajarkan

3) memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan

2 Sikap Guru Selama Pembelajaran 1)kejelasan suara dalam komunikasi

dengan peserta didik

2)tidak melakukan gerakan atau ungkapan mengganggu perhatian peserta didik

3)antusiasme mimik dalam penampilan

4)mobilitas posisi tempat dalam kelas

3 Penguasaan Materi Pembelajaran 1)kejelasan menerangkan

berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

2)kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan kompetensi

3)mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional

4 Implementasi Skenario Pembelajaran 1)proses pembelajaran

mencerminkan komunikasi pendidik dan peserta didik 2)kesesuaian model pembelajaran

dengan materi ajar

(17)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses pembelajaran

4)menggunakan prinsip-prinsip, konsep, metode, dan langkah-langkah mekanisme NLP

5)kecermatan dalam memanfaatkan waktu

5 Kemampuan Menutup Pembelajaran 1)meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan 2)memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk bertanya 3)menginformasikan materi ajar

berikutnya.

2)` Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Tabel 3.8

No Aspek yang Diamati Skor Keterangan

1 2 3 4 1 Kesiapan peserta didik untuk belajar

2 Peserta didik memperhatikan dengan baik penjelasan pendidik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi 3 Peserta didik mencatat hal-hal

penting dari penjelasan guru 4 Peserta didik aktif dalam

pembelajaran dan mengikuti dengan baik arahan dari pendidik

(18)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Peserta didik antusias mengikuti proses pembelajaran

7 Ketuntasan aktivitas pengerjaan tugas pada saat perlakuan

pembelajaran yang diberikan oleh pendidik dalam kegiatan inti pembelajaran di kelas 8 Proses belajar mencerminkan

komunikasi antara pendidik dengan peserta didik

9 Peserta didik melakukan refleksi

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang penulis kumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang penulis peroleh dengan menggunakan teknik tes dan observasi.

a. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes diolah secara kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu catur wulan atau satu semester (Ase dkk., 2006, hlm. 41). Dalam penelitian ini tes yang diberikan ialah tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang diberikan merupakan tes tertulis yang menggunakan soal uraian.

b. Observasi

(19)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipatif karena penulis terlibat secara langsung. Dalam penelitian ini penulis melibatkan diri dalam situasi yang diteliti, yakni sebagai pengajar. Penulis menggunakan dua jenis penilaian dalam observasi ini, yaitu penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data ialah sebagai berikut.

1. Menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa.

2. Menentukan skor uji awal dan uji akhir, kemudian menentukan nilai dengan rumus

Nilai = Skor yang diperoleh x 100 Skor maksimal

3. Mendeskripsikan hasil uji awal dan uji akhir siswa berdasarkan kategori nilai. 4. Menguji reliabilitas antarpenimbang untuk mengetahui tingkat reliabilitas

penilaian antarpenguji dalam setiap tes dengan menggunakan rumus rn = (Vt – Vk)

Vt

Sumber: Suba na (2005, hlm. 135)

Uji reliabilitas dilakukan melalui langkah-langkah prinsip Analisis Varians (ANAVA) sebagai berikut.

a. Menentukan kuadrat peserta didik SSt∑dt² = ∑(∑Xt)² ∑(∑X)²

k k.N Keterangan:

SSt∑dt² : jumlah kuadrat peserta didik

(∑Xt)² : jumlah kuadrat benar dari peserta didik (∑X)² : kuadrat dari jumlah skor total

k : jumlah penimbang

(20)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menentukan kuadrat penguji SSp∑d²p = ∑(∑XP)² (∑X)²

n k.n Keterangan:

SSp∑d²p : jumlah kuadrat penimbang

(∑Xp)² : jumlah kuadrat benar dari seluruh peserta didik (testi) (∑X)² : kuadrat dari jumlah skor total

k : jumlah penimbang

n : banyaknya peserta didik c. Menentukan kuadrat total

SStot∑X²t = ∑X² - (∑X)² k Keterangan:

SStot∑X²t : jumlah kuadrat total penilai

∑X² : jumlah kuadrat dari tiap hasil peserta didik (∑X)² : kuadrat dari jumlah skor total

k : jumlah penimbang

n : banyaknya peserta didik d. Menentukan kuadrat kekeliruan

SSk∑d²kk = SStot∑X²t - SSt∑dt² - SSp∑d²p Keterangan:

SSk∑d²kk : jumlah kuadrat kekeliruan SStot∑X²t : jumlah kuadrat total

SSt∑dt : jumlah kuadrat peserta didik SSp∑d²p : jumlah kuadrat penimbang (penguji)

e. Memasukkan seluruh data penilaian ke dalam format tabel ringkasan ANAVA untuk menguji k sampel sebagai berikut.

Tabel 3.9

Format Tabel Ringkasan ANAVA

Sumber Variasi (SV)

Jumlah Kuadrat (SS)

Derajat

(21)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(dk)

Peserta Didik SSt∑dt² n – 1 SSt∑dt² n – 1

Penguji SSp∑d²p k-1 -

Kekeliruan SSk∑d²kk (n – 1) (k – 1) SSk∑d²kk (n – 1) (k – 1)

Sumber: Sugiyono (20 08, hlm. 202)

5. Menguji validitas instrumen untuk menunjukkan tingkat kesahihan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Uji validitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dengan rumus

rxy = n(∑XY) –(∑X)(∑Y) .

6. Melakukan uji normalitas skor uji awal dan uji akhir

Perhitungan normalitas yang digunakan yaitu rumus Chi-Kuadrat. X2 = ∑ (Oi – Ei)2

Ei Keterangan:

Oi = Frekuensi observasi atau pengamatan Ei = Frekuensi ekspektasi (yang diharapkan)

Data dikatakan normal apabila apabila Xhitung < Xtabel.

Sumber: Sudja na , 1992, hlm. 273

7. Melakukan uji homogenitas dua varians uji awal dan uji akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan rumus dua varians.

F = Va ria n tebesa r

Va ria n terkecil

Data dikatakan homogen apabila Fhitung < Ftabel

Sumber: Sudja na (1992, hlm. 250)

8. Menguji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan untuk menguji hipotesis.

(22)

Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

TEKS EKSPOSISI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ x2 ∑y2 1 1

Nx+Ny-2 Nx Ny

Keterangan:

M : nilai rata-rata perkelompok n : banyaknya subjek

X : deviasi setiap nilai X2 dan Y1

Y : deviasi setiap nilai Y2 dan Y

Sumber: Suha rsimi ( 1998, hlm. 306)

Jika thitung < ttabel maka Ho atau hipotesis nol diterima dan Ha atau

hipotesis kerja ditolak. Artinya penggunaan metode Neuro Linguistic P rogramming tidak efektif digunakan dalam pembelajaran menelaah dan

menulis teks eksposisi di kelas X SMA Negeri 3 Bandung.

Jika thitung > ttabel maka Ho atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau hipotesis

Gambar

Gambar 3.1
Tabel. 3.4
Tabel 3.5 Aspek Penilaian
Tabel 3.6
+3

Referensi

Dokumen terkait

dampaknya terhadap keutuhan rumah tangga di Kecamatan Sumber Jaya. Upaya penasehatan yang dilakukan BP4 kepada pasangan calon pengantin. maupun keluarga yang

dalam penelitian ini adalah pertama pembuatan larutan uji, yaitu air sadah tiruan dan air sadah dari industri tekstil paling korosif dari hasil penelitian

nya, jika kita punya sebuah bilangan nya, jika kita punya sebuah bilangan komposit (yang merupakan hasil kali komposit (yang merupakan hasil kali dari sejumlah bilangan prima),

Apotek yang tidak memiliki dokumen prosedur tetap memiliki beberapa alasan yaitu ketidaktahuan APA terhadap adanya prosedur tetap tertulis yang diharuskan oleh Depkes

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar komponen kimia yang meliputi zat ekstraktif, lignin, holoselulosa dan α-selulosa pelepah sawit varietas dura, menjelaskan

Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu

bahwa Yayasan wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 28

Standard mold adalah tipe mold dasar, dalam tipe mold dasar ini merupakan jenis minimum untuk membuat mold injeksi untuk plastik, standard mold terdiri dari