• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi TFG Kab Bogor Juknis TPG Kab. Bogor 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi TFG Kab Bogor Juknis TPG Kab. Bogor 2016"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Teknis Pembuatan LPJ Tunjangan Profesi dan Fungsional

Guru

dan Implementasi PP No 53 Tahun 2010 tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Disampaikan pada Acara Sosialisasi Petunjuk Teknis

Tunjangan Profesi Tahun 2016 Pada Kankemenag Kab.

Bogor

Oleh Maman Saepulloh, S.Sos, M.S

i

Inspektur Wilayah II Inspektorat Jenderal Kementerian Agama

Bogor, 04 Juni 2016

(2)

Dasar Hukum

1.

UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

2.

PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

3.

PP Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan Profesi Guru

dan Dosen.

4.

PMK Nomor 164 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pembayaran

Tunjangan Profesi Guru dan Dosen

5.

Permenpan Dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

6.

Permendiknas Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sertifikasi

Guru dalam Jabatan.

7.

Permendikbud Nomor 62 Tahun 2013 tentang sertifikasi

Guru dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan

pemerataan guru.

(3)

Lanjutan...

8.

PMA Nomor 43 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran

Tunjangan Profesi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil Kementerian

Agama;

9.

PMA Nomor 42 Tahun 2015 tentang perubahan atas PMA Nomor 43

Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Profesi Guru

Bukan Pegawai Negeri Sipil Kementerian Agama.

10.

KMA Nomor 73 Tahun 2011 Pedoman Pelaksanaan pembayaran

Tunjangan Profesi dan Bantuan Tunjangan Profesi Guru/Pengawas

Binaan Kementerian Agama

11.

KMA Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pedoman Pemenuhan Beban

Kerja Guru Madrasah yang bersertifikat Pendidik.

12.

Keputusan Dirjen Pendis Nomor 1952 Tahun 2016 tentang

Petunjuk Teknis Penyaluran TPG bagi Guru Madrasah.

(4)

Definisi

(5)

TUJUAN

Pemberian Tunjangan Profesi dan Bantuan

Tunjangan

Profesi

bertujuan

untuk

meningkatkan motivasi, profesionalisme

dan kinerja, serta kesejahteraan guru

dalam

rangka

meningkatkan

kualitas

proses belajar mengajar dan prestasi

peserta didik .

(6)

Guru

wajib

memiliki

kualifikasi

akademik,

kompetensi,

sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani,

serta

memiliki

kemampuan

untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional

KUALIFIKASI GURU

(7)

Sumber Dana

a.

Sumber dana untuk pembayaran tunjangan profesi dan

bantuan tunjangan profesi guru/pengawas bagi guru PNS

yang satuan administrasi pangkalnya Madrasah Negeri,

dibebankan kepada Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Madrasah Negeri yang bersangkutan.

b.

Sumber dana untuk pembayaran tunjangan profesi dan

bantuan

tunjangan

profesi

guru/pengawas

selain

sebagaimana dimaksud pada huruf a dibebankan kepada

Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota dan Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi.

(8)

Prinsip Pembayaran

a.

Efisien

b.

Efektif

c.

Transparan

d.

Akuntabel

e.

Kepatutan

(9)

Sasaran TPG

PNS yang memangku jabatan Fungsional:

a. Pengawas Pendidikan Agama

b. Pengawas Rumpun (RA dan Madrasah)

c. Guru pada RA dan Madrasah

d. Guru Agama pada Sekolah

e. Guru pada Satuan Pddkn Formal lainnya dlm binaan Kemenag

Guru Bukan PNS yang meliputi :

Guru pada RA dan Madrasah

Guru Agama pada Sekolah

Guru pada Satuan Pddkn Formal lainnya dlm binaan Kemenag 

(10)

Persyaratan

Memiliki Sertifikat Pendidik;

Memiliki Nomor Registrasi Guru (NRG) dari Kementerian

Pendidikan Nasional;

Aktif melaksanakan tugas sebagai guru atau pengawas;

Mengajar, melakukan tugas bimbingan, atau melakukan

pengawasan sesuai dengan Sertifikat Pendidik yang

dimilikinya;

Memenuhi beban kerja sebagaimana ditetapkan sesuai

ketentuan;

Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, dan

ditetapkan sebagai guru profesional oleh Direktur

Jenderal yang terkait atau pejabat yang ditunjuk.

(11)

Besaran TPG

(12)

Ketentuan Pembayaran

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota wajib

melakukan verifikasi terhadap kelengkapan berkas usulan

pengajuan pembayaran TPG dengan berpedoman pada

ketentuan yang berlaku;

Pembayaran dapat dilakukan secara bertahap atau setiap

bulan sesuai kondisi masing-masing satuan kerja;

Tunjangan Profesi dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal

21 dengan tarif sesuai dengan petaturan

perundang-undangan dan bersifat final.

Tunjangan

profesi

dan

bantuan

tunjangan

profesi

guru/pengawas dibayarkan mulai bulan Januari tahun

berikutnya, terhitung sejak tanggal yang bersangkutan

dinyatakan lulus ujian sertifikasi guru dan pembayarannya

dilakukan setelah yang bersangkutan memperoleh NRG

(13)

Lanjutan...

TPG

tetap dibayarkan

:

Bagi guru yang mengikuti tugas kependidikan yang linier

dengan keprofesian pendidiknya seperti seminar, workshop,

bimtek, diklat dan sejenisnya. Bagi guru PNS bersangkutan

wajib melampirkan ST dari atasan langsung, bagi guru bukan

PNS wajib melampirkan ST dari kepala Kankemenag;

Guru yg melaksanakan studi perkuliahan biaya sendiri (izin

belajar) dengan tetap menjalankan tugas keprofesiannya;

Sakit maksimal tiga hari dan/atau tidak lebih dari 1 pekan

dalam bulan berjalan dengan dibuktikan surat keterangan dari

dokter atau keterangan rawat inap jika harus dirawat inap.

(14)

Lanjutan...

TPG

tidak dibayarkan

:

Bagi guru yang melaksanakan cuti bersalin (anak I dan

II) 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan;

Melaksanakan tugas non kependidikan seperti petugas

haji dan sejenisnya;

Melaksanakan tugas belajar menggunakan biaya dari

pemerintah/sponsor

Bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik status

kepegawaiannya CPNS, maka tunjangan profesinya tidak

dibayarkan sampai ybs menjadi PNS dan memenuhi

persyaratan lainnya.

(15)

TPG PNS dihentikan apabila

Meninggal dunia;

Memasuki usia 60 (enam puluh) tahun atau pensiun;

Berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan tugas

sebagai guru;

Beralih tugas atau mutasi dari jabatan fungsional guru

pengawas ke jabatan lain;

Tidak lagi menjalankan tugas sebagai guru/pengawas di

Kementerian Agama;

Tidak memenuhi beban kerja minimal yang ditentukan; dan

Tidak lagi memenuhi kriteria dan persyaratan yang diatur

dalam ketentuan ini.

(16)

TPG Bukan PNS dihentikan apabila

Meninggal dunia;

Memasuki usia 60 (enam puluh) tahun;

Berhalangan tetap sehingga tidak dapat menjalankan tugas sebagai

guru;

Mengundurkan diri sebagai guru atas permintaan sendiri atau alih tugas

dari jabatan fungsional guru ke jabatan lain;

Melalaikan kewajiban sebagai guru pada Kemenag;

Berakhirnya atau melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan

kerjasama antara guru dan penyelenggara pendidikan yang dinyatakan

oleh pimpinan yayasan;

Dinyatakan bersalah karena tindak pidana oleh pengadilan dan telah

memiliki kekuatan hukum tetap;

Tidak memenuhi beban kerja minimal yang ditentukan; dan

Melanggar kode etik guru yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari

Kepala Sekolah/Madrasah dan pimpinan yayasan.

(17)
(18)

1. Guru Kelas

Beban kerja guru kelas adalah satu kelas yang

menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan yang

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, dalam

kondisi tertentu boleh mengampu lebih dari 1

kelas.

(19)

2. Guru Mata Pelajaran

Beban kerja guru mata pelajaran paling

sedikit 24 JTM dan paling banyak 40 JTM per

minggu

pada

satu

atau

lebih

satuan

pendidikan yang memiliki izin pendirian dari

pemerintah/pemda.

(20)

3.

Guru Bimbingan dan Konseling

Beban

kerja

guru

Bimbingan

dan

Konseling/konselor paling sedikit 150 peserta

didik per tahun pada satu atau lebih satuan

pendidikan.

(21)

4. Guru dengan tugas tambahan

a.

Kepala Madrasah paling sedikit 6 JTM per minggu atau

membimbing 40 peserta didik bagi yang berasal dari guru BK;

b.

Wakil Kepala Madrasah paling sedikit 12 JTM perminggu atau

membimbing 80 peserta didik bagi yang berasal dari guru BK;

c.

Wali Kelas paling sedikit 22 JTM perminggu;

d.

Kepala Perpus, laboratorium, dan bengkel, paling sedikit JTM jtm

perminggu;

e.

Pembimbing khusus pada madrasah yang menyelenggarakan

pendidikan inklusi atau terpadu paling sedikit 12 JTM perminggu;

f.

Guru piket paling sedikit 23 JTM per kelas.

(22)

Lanjutan...

g.

Guru yang mendapat tugas tambahan, pemenuhan

beban kerja minimal tatap muka dan tugas

tambahan

satminkalnya,

guru

tidak

boleh

memangku lebih dari satu tugas tambahan;

(23)

Wakil Kepala Madrasah

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

No

Jenjang

Jml

Rombel

Jml Wakamad

1

MTs

1-3

1

2

MTs

4-5

2

3

MTs

6-8

3

4

MTs

>= 9

4

5

MA/MAK

1-3

1

6

MA/MAK

4-5

2

7

MA/MAK

6-8

3

(24)

5. KESESUAIAN MAPEL DENGAN SERTIFIKAT

No

Sertifikat

Mapel

1

PAI

Al-Quran Hadits, Akidah Ahklak, Fikih, atau

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

2

Al-Quran Hadits

Akidah Ahlak, Fikih, SKI, Tafsir-Ilmu Tafsir,

atau Hadis-Ilmu Hadits

3

Akidah Akhlak

Al-Quran Hadits, Fikih, SKI, Ilmu Kalam,

atau Tasawuf

4

Fikih

Al-Quran Hadits, Akidah Ahklak, Fikih-Ushul

Fikih,Qawaid Fiqhiyah, SKI, atau Tarikh

Tasyri

(25)

6. Kriteria tugas tambahan

a.

MTs dan MA paling sedikit 9 rombel dapat

mengangkat paling banyak 4 Wakil Kamad;

b.

Wakil Kepala RA dan MI tidak dihitung sebagai tugas

tambahan;

c.

Jumlah ketua program keahlian dan Kepala Lab.

dalam satu madrasah paling banyak sama dengan

jumlah program keahlian dan laboratorium dalam

madrasah tersebut;

d.

Kepala Perpus satu orang tiap madrasah.

(26)

7. Ko-Kurikuler yang dihitung

a.

Dilaksanakan secara terstruktur, terjadwal, dan klasikal;

b.

Guru pembimbing adalah guru Mapel terkait ditetapkan oleh

Kepala Madrasah;

c.

Setiap kegiatan ko-kurikuler disetarakan 2 JTM untuk kegiatan

yang diikuti paling sedikit 15 siswa per kelompok;

d.

Setiap kelompok kegiatan ko-kurikuler dibimbing seorang

guru;

e.

Kegiatan yang termasuk ko-kurikuler adalah BTQ untuk Mapel

Al-Qurna Hadits, kaligrafi Arab untuk Mapel Bhs. Arab, seni

tari, drama/teater, atau seni pertunjukan untuk Mapel Seni

dan Budaya.

(27)

8. Ekstrakurikuler

a.

Jenis Eskul yang dapat diperhitungkan adalah Pramuka,

OSIS, PMR, Olimpiade, KIR, Olahraga, kesenian, keagamaan

Islam, Paskibra, Pecinta alam, jurnalistik, UKS, dan

kewirausahaan

b.

Eskul disetarakan 2 JTM;

c.

Diikuti paling sedikit 15 siswa;

d.

Setiap jenis eskul dibimbing seorang pembimbing, atau

dua orang apabila diikuti lebih dari 50 siswa;

e.

Setiap pembimbing paling banyak 2 jenis eskul.

(28)

9. Penetapan Beban Kerja

a.

Penetapan beban kerja untuk setiap guru berupa

SKMT

(Surat Keterangan Melaksankan Tugas) dan diterbitkan

oleh

Kepala Madrasah

atau satuan pendidikan lainnya

yang menjadi tempat guru melaksanakan tugas dan

diketahui/disetujui oleh Pengawas;

b.

Penetapan bahwa beban kerja minimal telah terpenuhi

berbentuk SKBK;

c.

SKBK dan SKMT dibuat tiap semester atau 2 kali dalam

satu tahun pelajaran.

(29)

10. SKBK

a.

SKBK ditetapkan Kepala Kankemenag bagi:

Guru madrasah yang berstatus PNS Kemenag yang ditugaskan

di madrasah swasta;

Guru madrasah yang berstatus PNS pada instansi lain yang

ditugaskan di madrasah swasta;

Guru madrasah bukan PNS, tapi guru tetap yang bertugas pada

madrasah swasta atau pada madrasah negeri;

Guru pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN).

b.

Guru PNS pada madrasah negeri, kecuali pada MIN, SKBK-nya

diterbitkan oleh Kepala madrasah negeri yang bersangkutan.

(30)

BEBAN KERJA GURU

Sesuai PMA 103/2015

NO

GURU dg TUGAS

TAMBAHAN

BKG

SESUAI SERTIFIKASI/

SERUMPUN

KET

1

Kelas ( 1 Kls)

24

Bab II angka 1

2

Mapel

24

12

Bab II angka 2

3

BP (150 siswa)

24

Bab II angka 3

4

Kamad

18

6 /40 Siswa

Bab II angka 4

5

Wakamad

12

12/80 Siswa

Bab II angka 5

6

Wali Kelas

2

22

Bab II angka 6

7

Kepala Perpus/ Lab/

Bengkel

12

12

Bab II angka 7, 8

dan 9

8

Khusus/Inklusi/Asrama

12

12

Bab II angka 10

(31)

TAMBAHAN KO-KURIKULER

NO

KEG. KO-KURIKULER

PERSYARATAN

1

Baca Tulis Al-Qur’an Mapel

Al-Qur’an Hadist

1. Terstruktur, Terjadwal dan Klasikal

2

Kaligrafi Arab Mapel Bah.

Arab

2. Guru Pembimbing Mapel terkait

3

Seni tari, drama/Teather,

Seni Pertunjukan Mapel

Seni Budaya

3. Ditetapkan SK Kamad

4. Setiap Keg. Disetarakan 2 JTM minimal 15

Siswa

(32)

TAMBAHAN EKSTRA-KURIKULER

NO

KEG. EKSTRA-KURIKULER

PERSYARATAN

1

PRAMUKA-OSIS-PMR

1. Setiap Keg. Disetarakan 2 JTM minimal

15 Siswa

2

Olimpiade/Lomba MAPEL

2. Setiap Kelompok dibimbing satu guru

3

Karya Ilmiah Remaja/KIR

3. Peserta lebih 50 siswa/ 2 pembimbing

4

Olah Raga – Kesenian

4. Pembimbing maksimal 2 kegiatan

5

Keagmaan Islam/Paskibra

6

Pencinta Alam

(33)
(34)

Ketentuan TP Pengawas

1.

Memenuhi jumlah minimal satuan pendidikan

binaan, yaitu 10 untuk RA dan MI, 7 untuk MTs, MA,

dan MAK;

2.

Memenuhi Jumlah minimal 1 satuan pendidikan

dan jumlah minimal guru binaan, yaitu 60 untuk RA

dan MI, dan 40 untuk MTs/MA/MAK, pengawas

tersebut paling sedikit memverifikasi hasil PKG

minimal 60 guru pada madrasah binaannya untuk

RA/MI dan 40 guru pada madrasah binaannya

untuk MTs/MA/MAK.

(35)

Lanjutan...

3.

Apabila pengawas pada sekolah tersebut tidak

dapat memenuhi beban kerja pada madrasah

binaanya, ybs dapat memenuhi jumlah guru

binaannya dari satpen di luar satpen binaannya;

4.

Khusus pengawas Bimbingan dan Konseling

memenuhi jumlah minimal guru binaan, yaitu 40

guru BK lintas jenjang. Dalam hal di daerah tertentu

jumlah guru BK tidak mencukupi, pengawas BK

dapat memantau 8 standar nasional pendidikan

minimal 1 satuan pendidikan.

(36)

Pelaporan dan Evaluasi

1.

Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Profei guru

dilakukan secara transparan dan akuntabel, Monev

terhadap pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang

untuk menjamin pemberian bantuan tepat sasaran,

waktu, jumlah dan tepat penggunaan;

2.

Kankemenag Kab./kota dan Satker lainnya yang

menjadi pelaksana pembayaran tunjangan profesi guru,

melalui koordinasi dan konsultasi dg kanwil Kemenag

Provinsi, wajib membuat perencanaan anggaran yang

cermat agar semua guru yang memenuhi syarat dapat

menerima tunjangan yang menjadi haknya.

(37)

Pelaporan dan Evaluasi

3.

Madrasah negeri dan Kankemenag Kab./Kotasesuai

kewenangannya menyampaikan laporan realisasi

pembayaran

Tunjangan

Profei

guru

setiap

triwulanan kpd Kakanwil Kemenag Provinsi;

4.

Kakanwil Kemenag Provinsi sesuai kewenangannya

menyampaikan laporan realisasi pembayaran

Tunjangan Profei guru setiap triwulanan kpd

Direktorat Penma Ditjen Pendis Kemenag.

(38)

Pelaporan dan Evaluasi

5.

Kankemenag Kab./Kota dan Satker lainnya yang

menjadi pelaksana pembayaran menyampaikan

laporan secara priodik SBB:

a.

Lap. Triwulan I paling lambat akhir bulan April 2016;

b.

Lap. Triwulan 2 paling lambat akhir bulan Juli 2016;

c.

Lap. Triwulan 3 paling lambat akhir bulan Oktober

2016;

d.

Lap. Triwulan 4 paling lambat akhir bulan Desember

2016;

(39)

Pelaporan dan Evaluasi

6.

Pelaporan pembayaran tunjangan bagi guru madrasah

SBB:

a.

Daftar penerima tunjangan per individu;

b.

Rekapitulasi realisasi penyaluran per bulan;

(40)

KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI

40

AKIBAT

(41)

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

Program RB

Program RB

9 Program

Quick win

9 Program

Quick win

(42)

PENGAWASAN

Adalah seluruh proses kegiatan penilaian

terhadap tugas dan fungsi satuan organisasi

atau satuan kerja

dengan

tujuan untuk

memastikan apakah pelaksanaan tugas dan

fungsi telah sesuai dengan rencana,

kebijakan yg ditetapkan dan peraturan

perundang-undangan

(43)

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

Pentingnya pengawasan terhadap birokrasi

sebagai bentuk akuntabilitas publik dalam

mewujudkan

 

good governance

dan

 

clean

government

.

(44)

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI

Kebijakan Kementerian Agama tahun 2015 – 2019 diarahkan pada:

1.Kebijakan dalam hal memperkuat dan memperluas upaya penanaman

pemahaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai

keagamaan kepada masyarakat beragama;

2.Kebijakan dalam hal memperkukuh kerukunan hidup umat beragama

sebagai salah satu pilar kerukunan nasional;

3.Kebijakan dalam hal meningkatkan kapasitas, kualitas dan akuntabilitas

pelayanan

bagi

umat

beragama

dalam

pemenuhanan

aktivitas

peribadatannya;

4.Kebijakan dalam hal meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan

potensi ekonomi keagamaan;

5.Kebijakan dalam hal meningkatkan efisiensi, transparansi, akuntabilitas dan

kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah;

6.Kebijakan dalam hal memperluas akses dan meningkatkan mutu pendidikan

agama dan pendidikan keagamaan;

7.Kebijakan dalam hal meningkatkan kualitas tata kelola pembangunan

bidang agama.

(45)

TUGAS DAN FUNGSI ITJEN

Tugas Itjen:

Melakukan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Agama

Fungsi Itjen:

1.

Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian

Agama.

2.

Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Agama terhadap

kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya.

3.

Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Agama.

4.

Penyusunan laporan hasil pengawasan di Kemenag, dan;

5.

Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

45

(46)

Pengawasan Intern melalui

1. Audit

2. Reviu

3. Evaluasi

4. Pemantauan, dan

5. Kegiatan

pengawasan

lainnya.

merupakan

kegiatan

yang

berkaitan langsung dengan

penjaminan kualitas (

quality

assurance).

(47)

AUDIT KINEJA

adalah merupakan audit atas

pengelolaan

keuangan

negara

dan

pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi

Pemerintah

yg

terdiri

atas

aspek

kehematan, efisiensi, dan efektivitas.

AUDIT DGN TUJUAN TERTENTU adalah

mencakup audit yg tidak termasuk dalam

audit kinerja.

( Pasal 50 PP No. 60/2008)

(48)

Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah

kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk

menaati

kewajiban

dan

menghindari

larangan

yang

ditentukan

dalam

peraturan

perundang-undangan

dan/atau peraturan kedinasan yang

apabila

tidak ditaati

atau dilanggar

dijatuhi hukuman disiplin

.

Definisi

(49)

Pelanggaran

disiplin

adalah setiap

ucapan,

tulisan,

atau

perbuatan

PNS

yang

tidak menaati

kewajiban

dan/atau

melanggar

larangan

ketentuan disiplin PNS,

baik yang dilakukan di

dalam maupun di luar

jam kerja.

Lanjutan...

(50)

Hukuman disiplin adalah

hukuman

yang dijatuhkan

kepada PNS

karena

melanggar

peraturan disiplin

PNS.

Lanjutan...

(51)

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 3

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 4

(52)

K

E

W

A

J

I

B

A

N

P

N

S

A.

Kewajiban (Pasal 3)

1.

Sumpah/janji PNS

2.

Sumpah/janji jabatan

3.

Setia dan taat Pancasila, UUD 1945, NKRI, Peraturan

4.

Taat segala peraturan

5.

Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran,

dan tanggung jawab

6.

Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS

7.

Mengutamakan kepentingan negara

8.

Memegang rahasia jabatan

9.

Jujur, tertib, cermat, dan semangat

10.

Melapor

kepada

atasan

apabila

ada

bahaya,

merugikan

negara/pemerintah

11.

Masuk dan taat jam kerja

12.

Mencapai sasaran kerja

13.

Menggunakan dan memelihara BMN

14.

Melayani masyarakat

15.

Membimbing bawahan

16.

Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berkarir

17.

Taat terhadap peraturan kedinasan

(53)

L

A

R

A

N

G

A

N

P

N

S

B. Larangan (Pasal 4)

1.

Menyalahgunakan wewenang

2.

Menjadi perantara untuk keuntungan seseorang, golongan, dan

kelompok

3.

Menjadi pegawai/kerja pada Negara/Lembaga asing tanpa izin

4.

Kerja pada perusahaan/konsultan/LSM asing

5.

Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, atau menyewakan: barang

/dokumen, surat berharga negara dengan ilegal

6.

Kegiatan bersama atasan, bawahan, teman sejawat yang dapat

merugikan negara

7.

Memberi, menyanggupi memberi untuk diangkat dalam jabatan

8.

Menerima hadiah terkait jabatan

9.

Sewenang-wenang terhadap bawahan

10.

Berbuat/tidak berbuat yang dapat merugikan yang dilayani

11.

Menghalangi tugas kedinasan

12.

Mendukung Capres/Cawapres, DPR, DPD, DPRD, melalui kampanye

13.

Mendukung Capres/Cawapres dengan membuat keputusan /tindakan

yang menguntungkan/merugikan calon

14.

Mendukung Calon DPD, Cakada/Cawakada dengan surat dukungan

15.

Mendukung Cakada/Cawakada dengan kampanye, fasilitas, membuat

keputusan, mengadakan kegiatan

(54)

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin (Pasal 7)

Tingkat

Ps 7 (1)

Berat

Pasal 7 ayat (4)

Sedang

Pasal 7 ayat (3)

Ringan

Pasal 7 ayat (2)

1. Teguran Lisan

2. Teguran Tertulis

3. Pernyataan

tidak

puas

secara tertulis

1. Penundaan KGB 1 Th

2. Penundaan KP 1 Th

3. Penunuran

Pangkat

setingkat lebih rendah 1 Th

1. Pen. Pangkat setingkat

lebih rendah 3 th.

2. Pemindahan dlm rangka

penununan jab. Setingkat

lebih rendab.

3. Bebas Jabatan

4. PDH tdk atas permintaan

sendiri sbg PNS

5. PTDH sebagai PNS

Jenis

(55)

Ringan (Pasal 8)

Sedang (Pasal 9)

Berat (Pasal 10)

1. Berdampak negatif pada unit

kerja

2. Memberikan pelayanan kepada

masyarakat

3. Tidak sengaja

a. Tidak membimbing bawahan

b. Tidak memberi kesempatan karir

4. Jam kerja

a. 5 hari = TL

b. 6 s.d 10 hari = TT

c. 11 s.d 15 hari = PTPST

1. Berdampak negatif pada

Instansi sama dengan yang

ringan , ditambah dengan:

sumpah/janji PNS atau

sumpah/janji jabatan.

2. Memberikan pelayanan pada

masyarakat .

3. Dengan sengaja

a. Tidak membimbing bawahan

b. Tidak memberi kesempatan

karir

4. Jam kerja

a. 16 s/d 20 = Pen. KGb 1 Th

b. 21 s/d 25 = Pen. PK 1 th

c. 26 s/d 30 = Penrn. Pangkat 1

th

5. Mencapai sasaran 25% – 50%

1. Berdampak negatif pada

Pemerintah/Negara, dan Unit

Kerja.

2. Memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

3. Mencapai sasaran kurang 25%.

4. Jam kerja

a. 31 s/d 35 = Pen. Pangkat 3 th

b. 36 s/d 40 = Trn jabatan

c. 41 s/d 45 = bebas jabatan

d. 46 keatas = PDH TPS

e. 46 keatas = PTDH

Melanggar Terhadap Kewajiban

(56)

Ringan (Pasal 11)

Sedang (Pasal 12)

Berat (Pasal 13)

1. Berdampak

negatif

pada unit kerja.

a. Miliki,

jual,

dsb.

BMN/Dokumen/Surat

berharga ilegal.

b. Kegiatan

bersama

rugikan Negara.

c. Menghalangi

tugas

kedinasan.

2. Sewenang-wenang

terhadap bawahan

3. Melakukan

tindakan/tidak

yang

berakibat

merugikan

yang dilayani

1. Berdampak

negatif

pada

Instansi.

a. Miliki,

jual,

dsb.

BMN/Dokumen/Surat

berharga

ilegal.

b. Kegiatan

bersama

rugikan

Negara.

c. Menghalangi tugas kedinasan.

2. Sewenang-wenang

terhadap

bawahan

3. Lakukan tindakan/tidak yang

berakibat

merugikan

yang

dilayani.

4. Mendukung

Capres/Cawapres,

DPR/DPD?DPRD

dengan

kampanye.

5. Mendukung

Capres/Cawapres,

dengan

melakukan

kegiatan

yang berpihak.

6. Mendukung Calon DPD atau

Calon

Kepala

Daerah/Wakil

Kepala

Daerah

denga

cara

memberi surat dukungan

7. Mendukung

Calon

Kepala

Daerah/Wakil

dengan

kampanye, melakukan kegiatan,

memberikan

barang,

dan

sebagainya.

1. Berdampak negatif pada Instansi.

a. Miliki, jual, dsb. BMN/Dokumen/Surat

berharga ilegal.

b. Kegiatan bersama rugikan Negara.

c. Menghalangi tugas kedinasan.

2. Salah gunakan wewenang.

3. Lakukan tindakan/tidak yang berakibat

merugikan yang dilayani.

4. Menjadi perantara untuk mendapat

keuntungan dengan kewenangan orang

lain.

5. Menjadi

pegawai/pekerja

pada

negara/lembaga/organisasi internasional

tanpa izin.

6. Bekerja pada pers/konsultan/LSM Asing.

7. Memberikan/sanggupi akan memberikan

yang merugikan Negara.

8. Menerima hadiah yang berkaitan dengan

jabatan.

9. Mendukung

Capres/Cawapres

DPR/DPD/DPRD

dengan

kampanye

menggunakan fasilitas Negara.

10.Mendukung Capres/Cawapres dengan

membuat

keputusan/tindakan

yang

menguntungkan/rugikan

salah

satu

Calon.

11.Mendukung Calon Kepala Daerah/Wakli

dengan cara kampanye terkait jabatan,

buat

keputusan/tindakan

untungkan/rugikan salah satu.

Melanggar Terhadap Larangan

(57)

No

Berwenang Menghukum

Pejabat Yang

Terhadap

Jenis Hukuman Disiplin

1

Presiden

Eselon I /diangkat Presiden

a. pindah/Turun Jabatan c. PDH TAPS

b. Bebas Jabatan d. PTDH

2

Menteri Agama

1. Eselon I, Rektor

a. Ringan

b. Sedang,

c. Turun Pangkat 3 th

2. Fung. Tertentu jenjang utama

a. Ringan

b. Sedang

c. Berat

3. Fung. Umum jenjang Utama IV/d, IV/e

a. Ringan d. PDH.TAPS,

b. Sedang, e. PTDH

c. Turun Pangkat 3 th

4. Eselon II, Ketua STA, Fung. TK Madya

a. Sedang

b. Berat

5. fung. Umum IV/a s/d IV/c

a. Ringan d. PDH.TAPS

b. Sedang e. PTDH

c. Turun Pangkat 3 th

6. Eselon III kebawah, Fung ter III/d

kebawah

a. Turun Pangkat 1 th

b. Berat

7. Fung. Umum III/d kebawah

a. Turun Pangkat 1 th c. PDH.TAPS

b. Turun pangkat 3 th d. PTDH

PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM (Pasal 15)

(58)

No

Pejabat Yang Berwenang

Menghukum

Terhadap

Jenis Hukuman Disiplin

3 Eselon I, Rektor

1. Eselon II, Ket STAI fung ter TK. Madya,

Fungum IV/a s.d IV/c

Ringan

2. Eselon III, Fungter Muda, Fungum III/c dan III/d

a. Penundaan KGB 1 tahun,

b. Penundaan KP 1 tahun

4 eselon II dan Setara

1. Eselon III, Fungtermud, Fungum III/c dan III/d

Ringan

2. Eselon IV, Ka MAN /Tsn, fungterpertm, Fungum

II/c s.d III/b

a. Penundaan KGB 1 tahun,

b. Penundaan KP 1 tahun

5 Eselon III dan yang

setara

1. Eselon IV, K MAN/ Tsn, Fungterper, Fungum

II/c s.d III/b

Ringan

2. Eselon V, K MIN, FungterPelks, Fungum II/a

dan II/b

a. Penundaan KGB 1 tahun,

b. Penundaan KP 1 tahun

6 Eselon IV dan yang

setera

1. Eselon V, Fungterpel, Fungum II/a dan II/b

Ringan

2. Fungum I/a s.d I/d

a. Penundaan KGB 1 tahun,

b. Penundaan KP 1 tahun

7 Eselon V dan yang

setara

Fungum I/a s.d I/d

Ringan

(59)

PEMERIKSAAN DAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

1. Pemanggilan : 7 hari, 2x tidak hadir dapat dihukum

2. Pemeriksaan :

a. Periksa dengan BAP

b. Hukuman tingkat sedang dan berat dapat dibentuk Tim pemeriksa

c. Tingkat berat dapat dibebaskan sementara dari jabatan.

3. Penjatuhan :

a. Beberapa pelanggaran dijatuhi yang terberat

b. Mengulang lebih berat

c. 14 harus disampaikan, tidak hadir, maka dikirim ke Ybs

d. Pejabat yang berwenang yang tidak menghukum maka dikenai sanksi

4. Upaya Administratif :

a. Keberatan (Penundaan KGB 1 tahun, dan penundaan KP 1 tahun oleh eselon I kebawah

b. Banding Administrasif (PDH. TAPS dan PTDH oleh Menteri)

(60)

LANJUTAN

a. Keberatan

1) 14 hari dari Ybs kepada atasan yang menghukum.

2) 6 hari ditanggapi yang menghukum.

3) 21 hari atasan dari yang menghukum memberikan keputusan.

4) Jika 21 hari belum ada keputusan, maka hukuman disiplin batal demi hukum.

5) Tidak diberikan KP atau KGB sampai ada Keputusan.

b. Banding administratif

1) Kepada BAPEK

2) Gaji tetap dibayar, jika tetap bertugas. Tetap bertugas atau tidak bertugas tergantung dampak

lingkungan, ini wewenang menteri.

3) PDH TAPS sebagai PNS atau PTDH sebagai PNS oleh Menteri.

c. Upaya Administratif (keberatan atau banding administratif)

1) Meninggal, diberhentikan dengan hormat.

2) Mencapai batas usia pensiun, maka:

• Untuk keberatan, dianggap telah selesai

• Untuk banding administratif, gaji dihentikan sampai ada keputusan.

3) Tidak diberikan KP atau KGB.

4) Tidak boleh pindah.

(61)

Berlakunya hukuman disiplin

Catatan: Keputusan hukuman wajib didokumentasikan dan dapat dijadikan salah satu bahan penilaian dalam pembinaan.

Dalam PP No. 53 tahun 2010 tidak dijelaskan apakah bagi PNS yang diberhentikan dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri berhak pensiun atau tidak. Padahal dalam penjelasan pasal 6 ayat 4 huruf c PP No. 30 tahun

1980, PNS yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, apabila telah memenuhi syarat-syarat

berhak pensiun.

(62)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 2001

TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999

TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 9

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan

paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp

250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) pegawai negeri

atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan

suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara

waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar

yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.

(63)

Pasal 12

Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling

singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana

denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling

banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):

a.pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau

janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut

diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan

sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;

b.pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah,

padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai

akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan

sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;

(64)

Pasal 12 B

(1)Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap

pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan

dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a.yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian

bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima

gratifikasi;

b.yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian

bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagai-mana dimaksud

dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling

singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda

paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp

1.000.000.000,00 (satu miliar)

(65)

1.

Pemberian Kendaraan Bermotor Tanda

Perkenalan Jabatan Baru.

2.

Uang yang diberikan oleh Rekanan baik

sebelum maupun sesudah Lelang.

3.

Uang Ucapan Terimakasih dari Auditi atau

Unit Kerja Yang dimonitor/dipantau/diaudit.

JENIS DAN BENTUK GRATIFIKASI

65

(66)

1.

Penerimaan Hadiah atas prestasi dlm kegiatan

dikantor atau mewakili instansi/lembaga dan dibiayai

oleh Instansi/Lembaga.

2.

Pemberian

hadiah

atau

supenir

kepada

pejabat/pegawai negeri pada saat kunjungan kerja.

3.

Barang yang diberikan dalam upacara adat saat

kunjungan kerja.

GRATIFIKASI DALAM KEDINASAN

66

(67)

1.

Buah-buahan atau karangan bunga dari

bawahan kepada atasan ketika sakit, atau

menduduki jabatan.

2.

Oleh-oleh berupa makanan dari tetangga

yang memiliki hubungan pekerjaan/jabatan.

3.

Oleh-oleh berupa barang dari tetangga yang

memiliki hubungan pekerjaan/jabatan.

GRATIFIKASI YANG DIBATASI

67

(68)

4.

Oleh-oleh dari Daerah atau luar negeri

dari bawahan kepada atasan.

GRATIFIKASI YANG DIBATASI

68

(69)

1.

Door price/Hadiah dalam suatu kegiatan umum.

2.

Makanan dan minuman siap saji yang berlaku

umum dalam kedinasan.

3.

Uang, barang atau jasa dari orang tua/Saudara

sekandung.

4.

Gaji atau honor bulanan pegawai kontrak.

5.

Honor mengajar/les di luar jam kerja.

6.

Hadiah/souvenir dari sebuah bank karena buka

rekening baru.

7.

Hadiah dari undian berhadiah pada nasabah bank.

BUKAN GRATIFIKASI

69

(70)

8.

Point yang didapat sebagai member maskapai

penerbangan.

9.

Bantuan atas musibah/bencana dan tidak

menimbulkan komplik kepentingan.

10.

Fasilitas

penginapan dari saudara atau

teman yg tidak menimbulkan konflik

kepentingan.

11.

Buku kerja, kalender, kaos profil dari unit kerja

yang dikunjungi dan berlaku umum.

12.

Honor sebagai narasumber/moderator yang

diberikan oleh Kementerian Agama.

BUKAN GRATIFIKASI

70

(71)

1.

Kado dlm acara perkawinan/ulang tahun

dari rekanan atau bawahan atau rekan kerja

yg memiliki hubungan kerja.

2.

Oleh-oleh berupa makanan dari tetangga

yang memiliki hubungan pekerjaan/jabatan.

3.

Oleh-oleh berupa barang dari tetangga

yang memiliki hubungan pekerjaan/jabatan.

BUKAN GRATIFIKASI TAPI DIBATASI DLM NILAI

TERTENTU: <1 JUTA

71

(72)

Bogor, 04 Juni 2016

SEKIAN

Referensi

Dokumen terkait

Paket Pekerjaan : Pengembangan Aplikasi Jaringan Sistem Online SIMDA Keuangan DPPKAD Kabupaten Muara Enim. PEMBUKAAN PENAWARAN ADMINISTRASI, TEKNIS

You are leave probably the most important issues and decisions of your life on the hope that the other person will know what you are thinking and feeling.. Then when they don’t

Sehubungan dengan Evaluasi Pemilihan Langsung Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan Tahun Anggaran 2016 Paket Pekerjaan Pembangunan/

 Daftar Personil Inti tidak dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukungnya (Ijasah, SKA/SKT, KTP, dll) sesuai yang disyaratkan dalam LDP1. KARYA PRIBUMI

31/PAN/RISPAM/BAPPEDA/APBD/2013 , tanggal 17 Juni 2013 untuk pekerjaan tersebut di atas, maka dengan ini Kami kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa BAPPEDA Kabupaten Belitung

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang telah berkembang dengan baik.. Hal ini berarti tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi

Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga hubungan komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi, ditambahkan dengan adanya bawahan yang

Sampel yang digunakan pada proses ekstraksi dengan metode maserasi terdiri dari serbuk kubis ungu dalam suasana asam dan sampel kubis ungu segar dalam suasana