• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADINTEN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADINTEN.docx"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

A. CARA MENGGUNAKAN TEKNIK CELUP IKAT

Teknik celup ikat adalah kerajinan kain favorit untuk anak-anak dan orang dewasa segala usia. Dengan menggunakan berbagai

cara pengikatan, Anda bisa menciptakan berbagai pola yang menarik dengan teknik ikat celup. Berbicara mengenai pewarna,

ada berbagai jenis pewarna siap pakai yang bisa digunakan, dan umumnya bisa didapatkan di toko kerajinan atau pengecer biasa di tempat Anda. Anda juga bisa membuat pewarna dari bahan-bahan alami! Langkah-langkah untuk melakukan teknik ikat celup hampir

sama, baik menggunakan pewarna komersial atau buatan sendiri. Anda perlu mengikat kain untuk menciptakan pola yang menarik

dengan pewarna, menyiapkan kain untuk diwarnai, dan

(2)

B. MENGAPRESIASI TEKNIK DASAR PEMBUATAN CELUP IKAT

Di sini yang akan di perkenalkan adalah mengenai batik jumputan (batik

celup ikat ). Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali. Tali berfungsi sama halnya dengan malam yakni untuk menutup bagian yang tidak terkena warna.

Kata jumputan berasal dari bahasa jawa. Menjumput berarti memungut

(3)

Batik jumputan merupakan suatu karya seni yang mempunyai nilai

budaya dan nilai ekonomi tinggi.

Menurut sejarah, teknik celup ikat berasal dari tiongkok, teknik ini

kemudian berkembang sampai keindia dan wilayah-wilayah nusantara. Teknik celup ikat diperkenalkan ke nusantara oleh orang-orang india

melalui misi perdagangan teknik ini mendapat perhatian besar terutama karena keindahan ragam hiasnya dalam rangkayan warna warni yang menaawan. Penggunaan teknik celup ikat ini antara lain di sumatra, khususnya palembang, di kalimantan selatan, jawa dan bali.

Dalam proses pewarnaan batik jumputan, jaman dahulu zat pewarna

(4)

1.Teknik ikat

Teknik ikatan adalah teknik dengan cara ikatatan, artinya median yang diikat akan menimbulkan motif, cara mengikatnya harus kencang supaya pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya, teknik iket ini dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari, lalu permukaan kain itu di ikat dengan jelas baik denagn ikatan tunggal maupun jamak. Cara mengikatnya beragam, ada ikatan datar, miring, dan kombinasi adapun teknik lipat dan gulung. Pada saat mengikat jalinan kain

Contoh batik jumputan dengan cara ikatanPERSIAPAN

(5)

ALAT DAN BAHAN :

1. Kain mori putih ukuran 100*100 cm 2. Kelereng

3. Karet gelang

4. Daun pandan : ¼ kg 5. Plastic

6. Kompor

7. Air mendidih : 1,25 liter 8. Ember : 2 buah 9. Alat pengaduk

(6)

PROSES

Langkah Pengikatan Kain :

• Teknik ikatan adalah Bagian yang ikat, kencang itu pada saat dicelup tidak terkena warna, sehingga setelah ikatannya dilepas akan terbentuk gambarnya.

• Pertama, masukkan kelereng pada kain mori dari bagian buruk kain. Kedua, ikat kelereng yang telah terbungkus kain tersebut dengan karet gelang dari bagian baik kain.

Proses Pembuatan Warna :

Blender daun pandan sampai halus. Lalu campur dengan air

secukupnya.

Langkah Pewarnaan (Pencelupan) :

Kain yang sudah diikat, dicelupkan kedalam air bersih beberapa

(7)

• Tiriskan kain tersebut dan diperas supaya air berkurang.

• Rebuslah kurang lebih 1,25 liter air bersama ¼ kg bahan pewarna alami yang kalian pilih sampai mendidih (jika ada campuran gambir atau kapur atau trawas ikut dilarutkan),

(8)

C. MERENCANAKAN PROSEDUR KERJA PEMBUATAN BENDA KERAJINAN DENGAN TEKNIK CELUP IKAT

Menggunakan Pola Spiral Dasar

1. Buatlah pola spiral dasar. Pola spiral

adalah penampilan ikat celup yang klasik. Pola spiral dasar mengumpulkan semua kain ke dalam sebuah gulungan. Dengan menggunakan cara pengikatan ini, akan

(9)

2.  Bentangkan kain di permukaan yang rata. Namun sebelum melakukannya,

pastikan permukaan tersebut bersih! Jika Anda mengerjakan di atas permukaan

(10)

Sisa-sisa makanan yang mengenai kain bisa menimbulkan titik-titik yang terlihat jelas pada pewarna atau bintik-bintik putih.

Ambil lap lembap dan sekalah permukaan sebelum membentangkan kain di atasnya. • Anda perlu melindungi permukaan yang

akan menjadi tempat kerja dengan

membentangkan alas yang tahan pewarna atau alas sekali pakai. Beberapa pilihan

(11)

3. Cubitlah bagian tengah kain dengan ibu jari dan dua jari. Anda hanya perlu

mengumpulkan sedikit kain di antara jari pada tahap ini. Kain yang dipegang dengan jari akan membentuk titik tengah pada

kain. Mengumpulkan terlalu banyak kain bisa menghasilkan gumpalan besar di

tengah spiral.

(12)

4.Gulunglah kain sambil dipegang dengan jari.

Gulunglah sekencang dan serata mungkin. Untuk membantu menciptakan bentuk spiral biasa, Anda harus meratakan kain pada permukaan dengan

gulungan kain di tangan. Saat terus menggulung, kain akan mulai membentuk spiral.

Anda perlu menggunakan alat untuk membantu

menggulung kain untuk menghasilkan spiral yang sekencang mungkin. Spiral yang kencang akan

menghasilkan lebih banyak lingkaran dalam pola, sehingga lebih rumit. Beberapa alat yang bisa

(13)

5.Satukan spiral dengan tangan yang satunya lagi. Ambil ujung spiral yang teruntai dan

sambungkan ke bagian gulungan utama dengan tangan yang tidak digunakan untuk menggulung kain. Tariklah ujung bagian luar gulungan dengan kencang sehingga spiral tergulung sekencang

mungkin.

(14)

7. Mulailah dengan empat buah karet gelang dan tambah lagi jika perlu. Kain yang lebih besar,

gulungan kain yang kencang, atau kain yang lebih tebal memerlukan karet gelang yang lebih banyak untuk menahan spiral.

Menggunakan Simpul 

1.Kenali efek teknik celup ikat dengan simpul.

Keuntungan membuat simpul pada teknik ikat celup adalah Anda bisa membuat simpul sebanyak mungkin sesuai keinginan. Hal ini berguna untuk lembaran kain yang panjang. Mewarnai kain yang dibentuk simpul menghasilkan desain garis-garis halus berwarna putih, seperti retakan kaca yang tak beraturan, menyebar

(15)

2. Pelintir kain menjadi lilitan panjang. Peganglah tiap ujung kain sehingga panjang kain terentang di antara tangan. Kemudian, pelintir kain dengan arah yang berlawanan dengan gerakan memeras. Lanjutkan memelintir hingga kain tidak bisa

(16)

3.Buatlah simpul pada lilitan kain tersebut. Anda

memerlukan simpul yang besar di tengah lilitan kain untuk menciptakan titik pusat desain. Anda juga bisa

membuat banyak simpul untuk menciptakan serangkaian titik seperti ledakan pada kain. 

   

Berhati-hatilah saat memelintir dan membuat simpul

kain. Simpul harus kencang, namun simpul yang terlalu kencang bisa menyebabkan kain robek atau rusak.

(17)

4. Ikatlah simpul dengan karet gelang. Setelah membuat tiap simpul, tarik dengan kencang. Pegang simpul yang dikencangkan dengan satu tangan agar tidak lepas. Lalu, dengan tangan yang lain, kencangkan tiap simpul dengan

(18)

Membuat Pola Tak Beraturan dengan Teknik

Electric Bunching

1. Pahami efeknya. Teknik electric bunching mudah untuk dibentuk namun sulit

(19)

2. Kumpulkan kainnya. Hal ini harus dilakukan dalam porsi kecil dan tak beraturan. Gunakan satu tangan untuk memegang kumpulan kain tersebut sehingga tidak terlepas dan tariklah seluruh bagian kain menjadi berbentuk bola. Lakukan sedemikian rupa agar sebanyak

(20)

3. Kencangkan bola kain. Dengan satu tangan, peganglah bola kain. Dengan tangan yang

lain, ikatlah bola kain dengan beberapa karet gelang agar menyatu. Anda juga bisa

(21)

Mengikat bola terlalu kencang bisa menyulitkan pewarna

menembus ke bagian inti gumpalan kain. Hal ini bisa

menciptakan celah dalam desain yang diwarnai. Gunakan sedikit pengikat untuk mengikat selonggar mungkin sambil tetap mempertahankan bentuk bola.

Jika Anda ingin menggunakan benang kasur atau tali,

mungkin yang paling mudah adalah meminta bantuan teman untuk memegang gumpalan kain saat Anda

(22)

Membuat Pola Mawar

1. Kenali pola mawar yang akan dibuat. Pola mawar menghasilkan serangkaian lingkaran kecil yang tumpang tindih yang bisa

dihubungkan bersama dalam berbagai pola. Pola ini akan dibuat dengan mengumpulkan beberapa titik pada kain dan diikat.

(23)
(24)
(25)

Anda bisa menciptakan bentuk yang mawar lebih

detail. Misalnya, Anda bisa membuat lingkaran mawar di tengah kaus atau mengumpulkannya menjadi bentuk bintang. Imajinasi Anda adalah batasnya!

3. Kumpulkan semua titik. Dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk, cubitlah tiap titik dan tarik bersama titik di sebelahnya. Gunakan satu tangan untuk

memegang semua titik dan tangan yang lain untuk melanjutkan membuat titik. Lanjutkan melakukan hal ini hingga semua titik terkumpul.

(26)

4. Ikat semua pola mawar. Lilitkan tali atau karet gelang sekitar 5 cm di bawah titik paling atas, tempat pertama kali membuat titik. Pola

mawar harus diikat kencang. Hal ini

(27)

5. Kumpulkan dan ikat kain yang tersisa.

Peganglah kain di bawah lokasi pola mawar yang diikat dan dengan tangan yang lain,

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Ayat (5) Undang-Undang No 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri tersebut, dapat disimpulkan bahwa hak atas Desain Industri adalah

Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Batangbesi (Bahas, Tanggapi, Betulkan, Simpulkan) terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Tujuan dari pengukuran ini adalah mengidentifikasi perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses dan menggunakan ukuran-ukuran untuk mengendalikan operasi serta

Bila pasien dari awal datang nyeri, apa yang akan dilakukan?. 10.Kapan dilakukan pengkajian resiko

Ini menunjukkan bahawa para guru besar di daerah Hulu Terengganu mempunyai kecenderungan yang tinggi menggunakan gaya kepimpinan menyokong, partisipatif dan orientasi kejayaan

Socfindo Perkebunan Aek Loba berada pada kisaran 1 – 6 orang dan dengan rata-rata 3,49 orang dan persentase terbesar pada kategori sedang yaitu sebanyak 45 orang atau sebesar 51,72

Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, setelah perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengaturan Desa atau disebut dengan nama