• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide: PELATIHAN MATEMATIKA GURU SMK MODEL SENI/PARIWISATA/BISNIS MANAJEMEN (2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Slide: PELATIHAN MATEMATIKA GURU SMK MODEL SENI/PARIWISATA/BISNIS MANAJEMEN (2010)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Peserta pelatihan dapat:

1. Menentukan nilai perbandingan trigonometri

suatu sudut

2. Mengkonversi koordinat kartesius dan koordinat

kutub

3. Menerapkan aturan sinus dan cosinus

4. Menentukan luas suatu segitiga

5. Menerapkan rumus trigonometri jumlah dan

selisih dua sudut

(3)

O B

digenerasikan/dibentuk dari suatu sinargaris diputar mengelilingi titik O menuju suatu sinargaris yang lain.

Sudut  diperoleh dari sinargaris OA

diputar berlawanan arah dengan arah jarum jam mengelilingi titik O hingga sampai di sinargaris OB. Sudut 

dikatakan sudut positif.

Sudut  diperoleh dari sinargaris OA

diputar searah dengan arah jarum jam mengelilingi titik O hingga sampai di sinargaris OB. Sudut  dikatakan

sudut negatif Sinargaris OA disebut sisi/kaki awal,

sinargaris OB disebut sisi/kaki tujuan, dan titik O disebut titik-sudut.

Ditulis  = AOB

Sudut  dan sudut  dikatakan coterminal (kaki-awal dan kaki-tujuannya

(4)

 ’’’

Dalam trigonometri, banyak putaran dan arah putaran tidak dibatasi.

Sudut yang diperhatikan, yaitu sudut-sudut yang sisi/kaki awal-nya membuat beberapa revolusi terhadap titik O, searah atau berlawanan arah dengan arah jarum jam, sebelum terhenti pada sisi/kaki

tujuan/terminal-nya.

Sudut  dan sudut ’, keduanya positif,

coterminal, tetapi berbeda.

Sisi/kaki awal l1 sudut a’ membuat suatu revolusi-lengkap terhadap titik O sebelum berimpit dengan sisi/kaki terminal l2

l1 l2

(5)

Dalam suatu sistem koordinat kartesius (rectangular), suatu sudut

dikatakan dalam posisi standar, apabila titik sudutnya berimpit dengan pusat koordinat dan sisi/kaki awalnya berimpit dengan sumbu x positif. Apabila sisi/kaki tujuan/terminal dari suatu sudut dalam posisi standar terletak pada kuadran pertama, maka sudut tersebut disebut sudut kuadrant-pertama. Analogis terhadap prinsip ini, untuk sudut-sudut kuadrant-kedua, kuadran-ketiga, dan kuadran-keempat.

O x

y

O x

y

O x

y

O x

y

 

 

(6)

O

A B

Sudut pusat:  = AOB

Apabila suatu lingkaran dibagi dalam 360 bagian yang

sama, maka setiap sudut pusat yang berkaitan dengan

satu bagian tersebut dikatakan mempunyai ukuran

satu

derajat

, dinyatakan dengan 1

o

.

Dalam posisi standar, suatu sudut satu derajat diperoleh

dengan memutar sumbu-x positif berlawanan arah

dengan arah jarum jam sebesar dari suatu revolusi

lengkap.

Derajat-derajat dibagi-bagi dalam menit-menit dan

detik-detik.

1

o

= 60’ dan 1’ = 60”

(7)

O O

O

x x

x y

Sudut lancip 0o < < 90o

Sudut siku-siku

 = 90o

(8)

O x y



O x

y

O x

y

360

31

Sudut positif yang coterminal dengan

sudut 45o

Sudut negatif yang coterminal dengan

(9)

Sudut  yang coterminal dengan sudut yang

berukuran 780o, sehingga 0o < < 360o.

60o

780o

O O O O

780

2 360

60

 

60

Sudut positif dan sudut negatif yang coterminal dengan sudut 30o, dalam posisi standar.

30o 750o

30o -690o

O O O

750

30

2 360

690

O

30

O

2 360

O

x

x

x y

(10)

1

1 Satu radian didefinisikan

sebagai besaran yang ditunjukkan dari suatu ruasgaris sepanjang 1 diputar berpangkal dari ujung pertama, sehingga perjalanan putaran ujung kedua berupa suatu busur lingkaran sepanjang 1.

O A

B

Ruasgaris OA sepanjang 1 diputar dengan titik O

sebagai pusat putaran,

sehingga tempat kedudukan putaran titik A berupa suatu busur lingkaran sepanjang 1; titik B merupakan tempat terakhir hasil putaran titik A.

AOB = 1 radian

Keliling suatu lingkaran yang berjari-jari 1 adalah 2.

2 radian = 360o dan  radian = 180o

Rumus Conversi

derajat

radian

180

s

r

 

; s panjang busur, r jari-jari lingkaran

Sudut  dengan satuan radian

 

O

O 180

1 radian  �57, 29578

(11)

8

25 3,125 radians

8

 

5 12

12 2,4 radians

5

 

Conversi o ke

radians

45

radian

radians

180

4

Conversi ke derajat

6

6

derajat

180

derajat

30

180

6

(12)

x y

x y

x y

x y

2 

    2

3 4  

(13)

A. Dalam posisi standar, carilah sudut positif dan sudut negatif yang coterminal dengan sudut-sudut berikut:

O O O 5 7 9

1. 150 2. 210 3. 60 4. 5. 6. 6 3 4 

B. Sketsalah sudut-sudut berikut dalam posisi standar:

O O O 3 5 4

1. 156 2. 105 3. 318 4. 5. 6.

5 4 3

   

C. Conversilah sudut-sudut berikut dalam satuan radians:

O O O O O O

1. 150 2. 210 3. 240 4. 45 5. 120 6. 300

D. Conversilah sudut-sudut dalam radians berikut dalam satuan derajat:1. 5 2. 7 3. 3 4. 3 5. 9 6.

6 6 4  2  4 3

E. Sudut pusat  tertentu oleh suatu busur sepanjang s dan jari-jari

lingkaran sepanjang r. Carilah besar sudut pusat yang diketahui panjang busur dan jari-jari lingkarannya berikut:

(14)
(15)

BC

a

sin

AB

c

csc

1

sin

c

AB

csc

BC

a

 

 

 

B C   c a b

AC

b

cos

AB

c

sec

1

cos

c

AB

sec

AC

b

 

 

 

BC

a

tan

AB

b

cot

1

(16)

8 15

Carilah nilai fungsi-fungsi trigonometri dari sudut 

1.

2 1

2.

Carilah nilai fungsi-fungsi trigonometri dari

sudut  . 1

2

Carilah nilai fungsi-fungsi trigonometri dari sudut  .

3.

4. Misalkan  suatu sudut lancip sedemikian, sehingga . Carilah nilai-nilai fungsi trigonometri yang lain dari  .

1 2 sin 

5. Misalkan  suatu sudut lancip sedemikian, sehingga . Carilah nilai-nilai fungsi trigonometri yang lain dari .

3 4 cos 

6. ABC siku-siku di A sebangun dengan DEF siku-siku di D. AB = 2, AC = 3, dan DF = 8. Carilah

(17)

BC a sin

AB c sin BC cos sin cos (90 ) AB BC a cos AB c �            � � � �    � AC b cos

AB c cos AC sin cos sin (90 ) AB AC b sin AB c �            � � � �    � BC a tan

(18)

1. Carilah nilai-nilai fungsi trigonometri untuk sudut-sudut 45o, 30o, dan 60o

2. Lengkapilah gambar segitiga berikut dengan ukuran-ukuran yang sesuai. (Gunakan kalkulator atau tabel trigonometri)

26o

35

4

…….. ……..

….

4 5

….

(19)

O x Q

y 1

y sin y

1 P(x, y) P(cos ,sin ) x

cos x

1

�   

  

� � �   

Fungsi-fungsi sinus dan cosinus didefinisikan untuk semua sudut (positif, negatif, dan nol), dan memperhatikan letak titik P pada lingkaran berpusat di O dan berjari-jari 1, maka

(20)

O x Q

y 1

O

Q x

y 1

P(cos , sin )

P(cos , sin )  di Kuadran I

 di Kuadran II

y sin

0

x cos

0

 

 

y sin

0

x cos

0

 

(21)

O Q x

y 1

O

P(cos , sin )

Q

x

y 1

P(cos , sin )

 di Kuadran IV

y sin

0

x cos

0

 

 

y sin

0

x cos

0

 

(22)

sin(

2 ) sin

dan cos(

2 ) cos

sin( )

sin

dan cos( ) cos

   

   

  

 

sin

tan

,

k , k bilangan bulat

cos

2

cos

cot

,

k , k bilangan bulat

sin

tan

tan(

) dan cot

cot(

)

tan( )

tan

dan cot( )

cot

 

 

 

 

  

 

  

  

  

1

sec

,

k , k bilangan bulat

cos

2

1

csc

,

k , k bilangan bulat

sin

 

 

(23)

2 2

2 2

sin cos 1 tan 1 sec cot 1 csc

           

cos( ) cos .cos sin .sin cos( ) cos .cos sin .sin sin( ) sin .cos cos .sin cos( ) sin .cos cos .sin

tan tan tan( )

1 tan .tan tan tan tan( )

1 tan .tan

sin( ) sin( ) 2.sin .cos s                                                               in( ) sin( ) 2.cos .sin cos( ) cos( ) 2.cos .cos cos( ) cos( ) 2.sin .sin

                           2 2 2 2 2

sin 2

2.sin .cos

cos 2

cos

sin

cos 2

1 2.sin

cos 2

2.cos

1

(24)

A

B C

c

a b

 

a

b

c

2r

sin

sin

sin

2 2 2

2 2 2

2 2 2

a

b

c

2bc.cos

b

a

c

2ac.cos

c

a

b

2ab.cos

 

  

  

O

Q OB = r

1 1 1

ABC 2 2 2

2 ABC

L

.absin

.acsin

.bcsin

L

r .sin .sin .sin

 

 

(25)

O X

r

Titik O disebut khutub

Garis OX disebut sumbu khutub

Panjang OT = r, disebut vektor radius dari T

Sudut antara OX dan OT = , disebut argumen dari

T atau sudut khutub dari T

Bilangan r dan  disebut koordinat-koordinat

khutub dari T dan ditulis T(r,)

Pada umumnya r diambil positif dan 0 <  < 2

Jadi setiap titik pada bidang datar letaknya ditunjukkan oleh r dan . Sebaliknya setiap pasang r dan  menunjukkan

(26)

O X T(r,)

r

 + 180O

T’(r,+180O)

Atau T’(r,+)

O X

r '

r

P(r,)

(27)

O X

T(x,y) atau T(r,)

S

x

y

r

2 2

x r cos

dan y r sin

y

r

x

y

dan

arctan

x

 

2 2

2 2

2 2

x

r

x

y

,

arccos

x

y

y

arcsin

x

y

 

 

 

(28)

O X Y

1

r

 

 

2 2

O

O

3 r 1 ( 3) 2

1

arccos 60

2 3

T 1, 3 dalam koordinat kartesius

T 2,60 T 2,  dalam koordinat khutub

   

  �   

 

3 T 1, 3

 

X O

3

 

2

 

3
(29)

X O

6

 

3

 

6

P 3,

 

6 2 2

3 1

6 2 2

6

3 3 3 2 2

x 3cos

3.

y 3sin

3.

P 3,

dalam koordinat khutub

P

,

dalam koordinat kartesius

O X

Y

3 3 2

3 3 3

2 2

P ,

(30)

O X Y

3 3

2 P

3 2

O

X 4

o

105

Q

O

X 3

o

105

S

O X

Y

3 3

T

Referensi

Dokumen terkait