Editorial MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Selasa, 12 januari 2009
Penjara Berbintang Lima
Untuk ukuran sebuah ruang tahanan/ penjara bagi artalyta suryani sangat mewah/ apalagi dibandingkan dengan ruang tahanan yang lain// Di ruang tahanan seluas 3,5 kali 6 meter yang terletak di Blok Anggrek nomor 19/ tepat di ujung kanan Rumah tahanan Pondok Bambu Jakarta Timur inilah/ terpidana korupsi atas penyuapan terhadap Ketua Tim Jaksa Penyelidik Kasus BLBI Urip Tri Gunawan/ menghabiskan masa vonis penjaranya 5 tahun// Banyak barang-barang yang tidak semestinya berada di ruang penjara/ justru ditemukan di kamar tahanan Artalyta// Selain luas dan ditempati seorang diri/ kamar tahanan artalyta juga dilengkapi dengan beragam fasilitas mewah seperti televisi flat 21 inci/ pendingin ruangan portabel/ dan spring bed double// Tak hanya itu/ alat kebugaran / meja rias dan kamar mandi wah/ juga melengkapi isi ruang tahanan artalyta//
Temuan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam inspeksi mendadaknya ini/ mengejutkan semua pihak// Masyarakat Indonesia/ jelas sangat terluka/ mendapati tersangka koruptor dan penilep uang negara senilai 6 triliun ini/ menikmati masa tahanannya/dalam kemewahan penjara ala hotel bintang lima// Ah.. / kalau penjaranya semewah ini.../ narapidana mana yang akan jera?//
Sahabat MQ/ praktek jual beli kamar dan fasilitas mewah di penjara/ sebenarnya bukanlah hal yang baru di Lembaga pemsyarakatan// Anggota komisi III DPR Ri -Desmond J Mahesa mengatakan/ bisnis kamar/ perlindungan dan narkoba/ faktanya memang selama ini mewarnai kehidupan dunia Lembaga Pemasyarakatan kita// Sudah menjadi rahasia umum/ bila praktek-praktek kotor tersebut/ selama ini terjadi di hampir seluruh rumah tahanan di negara kita//
Ironisnya adalah/ praktik kotor yang sudah lama berlangsung ini/ diakui para pejabatnya/ baru sekarang diketahui// Padahal/ mustahil/ jika para pejabat ini tidak mengetahuinya// Mantan Narapidana yang pernah 14 tahun berada di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang mengatakan/ Kepala rumah tahanan hingga Dirjen Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM/ sebetulnya sudah mengetahui/ adanya fasilitas mewah yang diberikan ke beberapa narapidana// Namun mereka mengaku tidak dapat berbuat banyak/, karena perlakuan khusus tersebut/ merupakan titipan dari pihak-pihak yang punya pengaruh//
beberapa kamar dengan fasilitas wah/ yang ditempati para penjahat kelas kakap negeri ini//
Temuan satgas pemberantasan mafia hukum ini/ menjadi jalan pembuka/ untuk mengurai masalah demi masalah yang ada di rumah tahanan kita// Diantaranya adalah masalah daya tampung lapas/ fasilitas yang tidak memadai bahkan tidak manusiawi/ hingga pengawasan lemah dan petugas yang mudah dibeli// Tanpa adanya pembenahan besar-besaran/ maka fungsi penjara sebagai simbol tegaknya hukum/ sebagai orang menerima hukuman/ dan bukan tempat orang melecehkan dan menginjak-injak hukum/// Walloohu a'lam bishshowwaabb/// Tisha Aulia