TPK DAN PENCEGAHAN KORUPSI PADA PBJ
•
POTRET KORUPSI INDONESIA
•
PBJ DI INDONESIA
•
ANGKA KEMISKINAN (BPS)
:
•
Maret 2012: 29,13 juta orang (11,96%)
•
Maret 2013: 28,07 juta orang (11,37%)
•
Maret 2014: 28,28 juta orang (11,46%).
•
PENGANGGURAN (BPS) :
•
Agustus 2012 : 7,20 juta orang
•
Agustus 2013 : 7,41 juta orang
•
Februari 2014 : 7.15 juta orang
•
HUTANG LUAR NEGERI (BI)
:
•
Oktober 2013: Rp 2.276,89 triliun
•
Juni 2014 : Rp. 3.133,90 triliun
•
KERUSAKAN ALAM
:
•
3,8 juta hektar hutan di Indonesia dibabat dan dieksploitasi secara ilegal
POTRET KORUPSI
INDONESIA
PERC
–
Tahun 2014 survei
PERC menempatkan Indonesia di
peringkat kedua terakhir di atas India
sebagai negara terkorup dari 16
negara Asia Pasifik yang menjadi
tujuan investasi.
• Skor IPK : 2011 (3,0), 2012 (3,2), 2013 (32).
• Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran pelayanan publik
•
Survei Integritas Sektor Publik :
Tahun 2011 (6,31), Tahun 2012
(6.37), dan Tahun 2013 (6.80).
Human Development Index (HDI )
oleh UN:
Tahun 2010 (0,600), Tahun 2012
(0.629), dan Tahun 2013 (0.629)
•
Doing Business (pengukuran
kemudahan berusaha) Tahun 2013
peringkat 116 dr 189 negara
•
Bribery Index 2011:
7,1
POTRET KORUPSI
INDONESIA
•
HASIL SURVEI :
72%
KORUPSI MENINGKAT
20%
KONDISI SAMA
8%
KORUPSI MENURUN
•
UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI:
65%
BELUM EFEKTIF
32%
SUDAH EFEKTIF
3%
TIDAK YAKIN EFEKTIF ATAU TIDAK
•
LEMBAGA PALING KORUP
PARLEMEN,
PERADILAN DAN BIROKRASI
2,1 Medical and Health Services Business/Private Sector
POTRET KORUPSI INDONESIA
DEFINISI KORUPSI
Korupsi (
bahasa Latin
:
corruptio
dari kata kerja
corrumpere
= busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok)
Arti harfiah adalah Kebusukan, Keburukan, Kebejatan, Ketidakjujuran, Dapat Disuap, Tidak Bermoral,
Penyimpangan dari Kesucian.
Robert Klitgaard :
Korupsi dapat terjadi jika ada monopoli kekuasaan yang dipegang oleh seseorang yang memiliki
kemerdekaan bertindak atau wewenang yang berlebihan, tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas.
Transparency International
: Korupsi adalah
perilaku
pejabat publik, baik politikus politisi maupun
POTRET KORUPSI INDONESIA
DEFINISI KORUPSI
DI INDONESIA
Perspektif Hukum, definisi korupsi dijelaskan dalam 13 Pasal (Uu No.31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20
Tahun 2001) merumuskan 30 Bentuk/Jenis Tindak Pidana Korupsi, yang dikelompokkan:
1.
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA :
PASAL 2 , 3
2.
SUAP-MENYUAP :
PASAL 5 (1) A,B (2) ; PASAL 6 (1) A,B (2) ; PASAL 11, 12 A,B,C,D, PASAL 13
3.
PENGGELAPAN DALAM JABATAN :
PASAL 8 ; PASAL 9 ; PASAL 10 A,B,C
4.
PEMERASAN :
PASAL 12 E, F, G
5.
PERBUATAN CURANG :
PASAL 7 (1) A,B,C,D (2) ; 12 H
6.
BENTURAN KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN :
PASAL 12 I
POTRET KORUPSI
DI INDONESIA
POLA UMUM MODUS KORUPSI
DI INDONESIA
Penyalahgunaan Wewenang
Abuse of discretion
Bisnis Orang Dalam
Insider Trading
POTRET KORUPSI
INDONESIA
PBJ DI INDONESIA
Keppres No.80 Tahun 2003 (7 Perpres Perubahan)
Keppres No. 18 Tahun 2000
Kegiatan
Utk peroleh Barang/Jasa
Dibiayai APBN/APBD
Proses Ren kebutuhan s/d selesai
Efisien
Efektif
Terbuka dan bersaing
Transparan
adil/tidak diskriminatif
akuntabel
PBJ DI INDONESIA
ANGGARAN
•
Anggaran Pengadaan Di Indonesia Mencapai >30% Dari APBN.
•
Apbn 2011 Rp. 243 T, APBN 2012: Rp. 273 T., Dan APBN 2013: Rp. 370 T
•
Belum Termasuk BUMN/BUMD
PBJ DI INDONESIA
INEFISIENSI PBJ
•
Kebocoran Dana Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dapat Mencapai 30-50% (
Prof. Sumitro
Djojohadikusumo
).
•
Laporan Bank Dunia
(
Country Procurement Assesment Report
)
Bahwa Kebocoran Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Berkisar Antara 10-50 Persen, Terutama Di Sektor
Konstruksi.
•
Temuan BPK:
•
Pemborosan Terbesar Terjadi Dalam Pengadaan Barang/Jasa
•
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) 2011 Ada Ketidakhematan, Ketidakefisienan,
Dan Ketidakefektifan Sebanyak 7.967 Kasus Sebesar Rp. 18,96 T.
TINDAK PIDANA KORUPSI PBJ
TINDAK PIDANA KORUPSI PBJ
Survei Indonesia Procurement
Watch (IPW) Tahun 2011 terhadap
550 responden pengusaha.
Sekitar
92,7%
pengusaha yang
mengikuti tender di wilayah
Jabodetabek
(Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) pernah
menyuap
pemerintah.
Sekitar
97,3%
harus menyuap supaya
TINDAK PIDANA KORUPSI PBJ
TPK PBJ DITANGANI KPK
TINDAK PIDANA KORUPSI PBJ
KERUGIAN NEGARA 2005-2014
Kerugian Keuangan
Negara (Penindakan)
Rp. 1.272.904.032.401,00
Denda Keterlambatan PBJ
Rp. 39.099.814,00
TINDAK PIDANA KORUPSI PBJ
PROSES PENGADAAN PBJ
Proses
Sebelum ada Keppres/Perpres PBJ
Setelah ada
- Kepala/pimpinan instansi - PPK
- Panitia Penerima Barang
- Bendahara
- Pengusaha/vendor
- Pimpro - POKJA ULP
TIPOLOGI TPK PADA PBJ
PROSES PERENCANAAN ANGGARAN
PROSES
PERENCANAAN
ANGGARAN
PEMANFAATAN INFO UNTUK PIHAK TERTENTU
SUAP PIHAK TERTENTU KE PEJABAT SATKER, SETJEN
KEGIATAN YANG DIUSULKAN TIDAK SESUAI KEBUTUHAN
SUAP DALAM RANGKA BAHAS ANGGARAN
FORMALITAS DOKUMEN UNTUK BAHAS ANGGARAN,
BACK DATE
TIPOLOGI TPK PADA PBJ
PERENCANAAN PERSIAPAN PBJ PEMERINTAH
PEMAKETAN PEKERJAAN UNTUK AKOMODIR KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU (PESANAN/JATAH)
PENYUSUNAN SPESIFIKASI BARANG/JASA MENGARAH PADA MEREK TERTENTU SESUAI PESANAN/KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU
PENYUSUNAN KRITERIA EVALUASI UNTUK AKOMODIR KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU
PENGANGKATAN PANITIA/PEJABAT PENGADAAN YANG DAPAT DIAJAK BEKERJASAMA (KOLUSI)
ATAU TIDAK BERKUALIFIKASI (FORMALITAS)
GUNAKAN METODE PEMILIHAN/PENUNJUKAN LANGSUNG DENGAN ALASAN YANG TIDAK TEPAT ATAU LELANG DENGAN SKENARIO TERTENTU (FORMALITAS)
JADWAL PENGADAAN FORMALITAS ATAU DISUSUN DENGAN SKENARIO UNTUK KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU
HPS DISUSUN TIDAK SESUAI KETENTUAN (SURVEY) BAHKAN BERSUMBER/TITIPAN PIHAK TERTENTU DENGAN INDIKASI SUDAH DI MARK-UP / MARK DOWN
DOKUMEN PENGADAAN DISUSUN FORMALITAS, BACK DATE, NOMOR SISIPAN, DLL.
PERENCANAAN -
PERSIAPAN
TIPOLOGI TPK PADA PBJ
PELAKSANAAN PBJ PEMERINTAH
PENGUMUMAN PENGADAAN TIDAK TRANSPARAN, TERBATAS, FIKTIF, DLL
AANWIJZING FORMALITAS, TIDAK TRANSPARAN, AKOMODIR KEPENTINGAN PIHAK TERTENTU
SKENARIO DALAM PROSES PENDAFTARAN CALON PENYEDIA B/J & PENERIMAAN DOKUMEN PENAWARAN
PROSES EVALUASI TIDAK TRANSPARAN, POST BIDDING, STANDAR GANDA, FORMALITAS, DLL
SKENARIO DALAM PROSES SANGGAH, FORMALITAS, PENYELESAIAN SANGGAH TIDAK SESUAI KETENTUAN
PROSES PENYUSUNAN KONTRAK FORMALITAS, BAHKAN DISERAHKAN KEPADA CALON PEMENANG
PROSES TTD KONTRAK FORMALITAS, BACK DATE
PERUBAHAN KONTRAK TANPA ADENDUM, ADENDUM KONTRAK FORMALITAS INTERVENSI DALAM PENETAPAN CALON PEMENANG / PENYEDIA B/J, PROSES
PENGUMUMAN PEMENANG TIDAK TRANSPARAN, SKENARIO.
PELAKSANAAN
PENGADAAN B/J
TIPOLOGI TPK PADA PBJ
PROSES SERAH TERIMA&PEMBAYARAN
PROSES
SERAH TERIMA
&
PEMBAYARAN
PROSES PEMERIKSAAN B/J FORMALITAS, FIKTIF, DLL
DOKUMEN PEMERIKSAAN B/J FORMALITAS, FIKTIF, BACKDATE, DLL
SUAP KEPADA PANITIA PENERIMA
DOKUMEN & PERSYARATAN PENCAIRAN ANGGARAN FORMALITAS, FIKTIF, BACKDATE, DLL
SUAP KEPADA PETUGAS PELAKSANA PEMBAYARAN
PEMERASAN, PUNGLI, DANA TAKTIS, DLL DALAM PROSES PEMBAYARAN PEKERJAAN
ALIRAN DANA KEPADA PEJABAT/PANITIA (KICKBACK, GRATIFIKASI,) SKENARIO PROSES PEMBAYARAN PEKERJAAN,
TIPOLOGI TPK PADA PBJ
PENGAWASAN&PERTANGGUNGJAWABAN
PENGAWASAN
&
PERTANGGUNG
JAWABAN
SUAP KEPADA AUDITOR AGAR KEGIATAN PENGADAAN TERLIHAT SEOLAH-OLAH SUDAH SESUAI DENGAN KETENTUAN
FAKTA PBJ YANG DITEMUKAN DALAM
SURVEI INTEGRITAS KPK 2013
•
Perusahaan Pemenang Tender Yang Diperoleh Dari Website LPSE Seringkali Tidak Dapat Ditemukan Alamat Dan Nama
Perusahaannya Setelah Dilakukan Cek Lapang Oleh Surveyor (Perusahaan Fiktif).
•
Banyak Pemenang Tender Yang Menolak Menjadi Responden Dalam Survei Ini Dengan Alasan Tidak Mau Mengungkap
Fakta Yang Dialami Dalam Proses Tender
•
Personil Perusahaan Yang Melakukan Pengurusan Administrasi Layanan Pbj Seringkali Orang Yang Berbeda Dengan
Personil Lainnya Di Perusahaan Yang Melakukan Deal-deal Tertentu Dengan Panitia/Pejabat Pbj
•
Sebagian Besar Pbj Sudah Dilakukan Secara On Line Sehingga Pertemuan Tatap Muka Minim Dilakukan Dan
Mengakibatkan Kesulitan Mencari Responden Yang Melakukan Proses Pbj Dengan Tatap Muka.
•
Pemenang Tender Yang Menjadi Responden Sering Mengungkapkan Kekhawatiran Jika Menyampaikan Fakta Yang
Sesungguhnya Sebagaimana Pertanyaan Dalam Kuesioner Akan Mengakibatkan Tidak Menang Di Pengadaan Berikutnya
•
Pemenang Tender Dan Panitia PBJ Seringkali ‘Bekerjasama’ Yang Bertujuan Menguntungkan Kedua Belah Pihak Dalam
TEMUAN
KORSUP PBJ KPK
–
BPKP
No
Temuan
1
Rencana Umum Pengadaan (RUP) tahun 2012 telah disusun, namun belum diumumkan kepada masyarakat melalui
pengumuman resmi, portal pengadaan nasional melalui LPSE atau melalui Website SKPD
2
Pejabat KPA yang ditetapkan belum memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa.
3
Penyusunan HPS belum dilakukan secara profesional diantaranya tidak melalui survei harga
4
Terdapat Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dan/atau bernilai di atas Rp100.000.000.000,00
penandatanganannya dilakukan sebelum memperoleh pendapat ahli hukum kontrak
5
Pekerjaan telah dilaksanakan sebelum kontrak ditandatangani dan diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh KPA.
6
Terdapat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dari jadwal yang ditetapkan
TPK PADA PBJ
PERKEMBANGAN MODUS/TIPOLOGI TPK PADA PBJ
2004 :
TPK PENGADAAN ALAT BENGKEL BLK DITJEN PPTKDN DEPNAKERTRANS PENYIMPANGAN SEJAK THP SUSUN ANGGARAN S.D AUDIT OLEH BPK
MO : KOLUSI SUSUN ANGGARAN, PERUSH TITIPAN, LELANG DIATUR, PAKET ARISAN, LEWAT WAKTU, IURAN DANA TAKTIS, KOLUSI AUDIT,& KICKBACK
2007 :
TPK PENGADAAN ALAT RONTGEN PORTABLE SETJEN DEPKES
PENYIMPANGAN DLM TAHAP REALISASI ANGGARAN , REN & PSIAPANPBJ, PELAKS PB MO : KOLUSI GESER ANGGARAN ANTAR SATKER, KUNCI SPEK, ALAT TDK SUAI KEBUTUHAN,
MARK-UP HARGA ALAT, GUNAKAN ANAK PERUSH BUMN SBG BENDERA, KICKBACK
2011 :
TPK PERCOBAAN SUAP KPD MENAKERTRANS (KASUS DURIAN)
PENYERAHAN UANG TUNAIRP. 1,5 MILIAR OLEH PENGUSAHA KPD PEJABAT DEPNAKERTRANS UTK DAPATKAN PROYEK INFRASTRUKTUR DI PAPUA BARAT DARI DANA DPPID
PENYIMPANGAN DLM TAHAP PELAKSANAAN PENGADAAN SEMAKIN SULIT TERDETEKSI : BERKURANG ATAU SEMAKIN RAPI TAK TAMPAK?
PENCEGAHAN
KORUPSI
PBJ
Taat aturan hukum
Konsisten terhadap penerapan Peraturan Presiden No. 70 tahun 2012
tetang perubahan kedua atas Perpres No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Membangun mekanisme kontrol internal;
Menciptakan mekanisme penanganan komplain
Membangun sistem pengaduan
masyarakat terkait dengan pengadaan barang dan jasa di lingkungan lembaga
Menciptakan transparansi
Meningkatkan efektifitas dan transparasi publik dengan
melibatkan Civil Society Organization (CSO) yang konsern pada pengendalian pengadaan
barang/jasa pemerintah
Menciptakan sistem persaingan yang sehat
Menggunakan e-procurement
Membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) terpusat
KPK Melakukan Kajian Dalam Rangka Perbaikan Sistem Pengadaan Secara Holistik Pada Aspek-aspek:
1.
Regulasi
2.
Penganggaran
3.
Kelembagaan
4.
Tata Laksana
5.
SDM serta Sarana prasarana
Mematuhi Segala Aturan Tentang Pengadaan;
Menghindari Mengatur Calon Pemenang Lelang;
Tidak Melakukan Persekongkolan Dengan Penyedia Lain Untuk
Mengatur Harga;
Tidak Menjanjikan Sesuatu;
Tidak Menerima Suap;
TANTANGAN:
PERKEMBANGAN MODUS KORUPSI DALAM PBJ
Tantangan Bagi Pemangku Kepentingan Dalam Pemberantasan Korupsi, Khususnya Dalam Pengadaan Barang
Dan Jasa, Adalah Mengantisipasi Modus Korupsi Yang Semakin Kompleks Dan
Sophisticated
(Canggih). UNCAC
Mulai Mendorong Perhatian Yang Semakin Serius Pada Antara Lain:
•
Abuse Of Power & Discretion
. Pejabat/Panitia Pengadaan/ULP Memegang Otoritas Yang Sulit Ditantang,
Oleh Kolega Dan Eksternal. Hal Ini Menimbulkan Risiko Penyalahgunaan Wewenang Dan Kepercayaan Publik.
•
Conflict Of Interest
. Pejabat/Panitia Pengadaan/ULP Dapat Terjebak Pada Situasi Konflik Kepentingan, Yang
Apabila Tidak Segera Keluar Dari Situasi Tersebut, Dapat Mengakibatkan Tindak Pidana.
•
State Capture Corruption
. Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran Harus Mewaspadai Upaya-upaya Pihak
Tertentu Memanfaatkan Otoritas Anggaran Untuk Melakukan Korupsi Melalui Produk Peraturan Perundangan.
STRATEGI
PENCEGAHAN
KPK
Korupsi
Sistem
Perilaku
Budaya
REPRESIFPREVENTIF
