• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran seorang farmasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran seorang farmasis"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Peran seorang farmasis/apoteker Peran seorang farmasis/apoteker Apo

Apotekteker er adaadalah lah sesseseoraeorang ng yanyang g mempmempunyunyai ai kekeahlahlian ian dan dan kekewenwenangangan an didi bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain

lain yanyang g masmasih ih berberkaikaitan tan dendengan gan bidbidang ang kekefarfarmasmasianian. . PePendindidikdikan an apoapotektekerer dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Profesi apoteker ini merupakan salah satu untuk pendidikan profesi apoteker. Profesi apoteker ini merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan khususnya di bidang farmasi yang ditujukan untuk profesi di bidang kesehatan khususnya di bidang farmasi yang ditujukan untuk kep

kepentingentingan an kemkemanusiaanusiaan. an. KKepentiepentingan ngan kemakemanusiaanusiaan n yang yang dimaksdimaksud ud adalahadalah mamp

mampu u memmemberberikaikan n jamjaminainan n bahbahwa wa mermereka eka membmemberierikan kan pelapelayanyanan, an, araharahanan atau bimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menggunakan sediaan atau bimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menggunakan sediaan farmasi secara benar. Sediaan farmasi terutama obat bukanlah zat atau bahan farmasi secara benar. Sediaan farmasi terutama obat bukanlah zat atau bahan yang begitu saja aman digunakan. tanpa keterlibatan tenaga profesional.

yang begitu saja aman digunakan. tanpa keterlibatan tenaga profesional.

Ap

Apototek ek adadalalah ah sasaranrana a pepelalayayananan n kkefaefarmrmasasiaian n tetempmpat at didilalakukukakan n prprakaktetekk kefarmasian oleh apoteker (PP no. ! tahun "##$ pasal ! ayat !%&. 'alam hal ini kefarmasian oleh apoteker (PP no. ! tahun "##$ pasal ! ayat !%&. 'alam hal ini praktek kefarmasian adalah meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu praktek kefarmasian adalah meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaa

sediaan n farmasfarmasi, i, pengamapengamanan, nan, pengapengadaan, penyimpanadaan, penyimpanan n dan dan distrdistribusi obat,ibusi obat, pengel

pengelolaan obat, olaan obat, pelayapelayanan nan obat atas obat atas resep dokter, pelayanan informasresep dokter, pelayanan informasi i obat,obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan

serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.obat tradisional. K

Kebeberaeradadaan an apapototek ek tuturut rut memmembabantntu u tutururut t memmembabantntu u pepemermerintintah ah dadalalamm men

menjaga jaga dan dan memememelihlihara ara kekesehsehataatan n masmasyaryarakaakat. t. PePemermerintintah ah daldalam am hal hal iniini 'ep

'epartartemen emen KKeseesehathatan an ) ) menmenaruaruh h harharapan apan yanyang g besbesar ar kkepaepada da perperan an sersertata profesi apoteker (khususnya apoteker pengelola apotek& yang merupakan ujung profesi apoteker (khususnya apoteker pengelola apotek& yang merupakan ujung tombak dalam pendistribusian perbekalan farmasi kepada masyarakat. *al yang tombak dalam pendistribusian perbekalan farmasi kepada masyarakat. *al yang tidak kalah penting adalah bahwa apotek merupakan suatu jenis bisnis retail tidak kalah penting adalah bahwa apotek merupakan suatu jenis bisnis retail yang harus dikelola dengan baik agar memperoleh keuntungan guna menutup yang harus dikelola dengan baik agar memperoleh keuntungan guna menutup beb

beban an biabiaya ya opeoperasrasionaional l dan dan menmenjaga jaga kkelanelangsugsungangan n hidhidupnupnya. ya. +nt+ntuk uk dapdapatat mengelola apotek, seorang apoteker tidak cukup dengan berbekal ilmu teknis mengelola apotek, seorang apoteker tidak cukup dengan berbekal ilmu teknis kefarmasian saja, karena mengelola sebuah apotek sama saja mengelola sebuah kefarmasian saja, karena mengelola sebuah apotek sama saja mengelola sebuah per

perusausahaanhaan. . 'ib'ibutuutuhkahkan n kekemammampuapuan n manmanajerajerial ial yanyang g melmelipuiputi ti penpengelogelolaalaann adm

adminisinistratrasi, si, perpersedsediaaiaan, n, sarsaranaana, , kekeuanuangan gan dan dan penpengelogelolaalaan n sumsumber ber daydayaa manusia.

manusia.  

 ugas, peran, ugas, peran, dan tanggung dan tanggung jawab jawab Apoteker menurut Apoteker menurut PP PP ! tahun ! tahun "##$ "##$ tentangtentang Pekerjaan K

Pekerjaan Kefarmasian adalah efarmasian adalah sebagai berikut -sebagai berikut -1. Tugas

1. Tugas

a. elakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan termasuk pengendalian mutu a. elakukan pekerjaan kefarmasian (pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan /armasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau Sediaan /armasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau pe

penynyalaluraurananan n obobatat, , pepengngeloelolalaan an obobatat, , pepelalayayananan n obobat at atatas as reresesep p dodoktkterer,, pel

pelayaayanan nan infoinformarmasi si obaobat, t, serserta ta penpengemgembanbangan gan obaobat, t, bahbahan an obaobat t dan dan obaobatt tradisional&.

tradisional&.

b. embuat dan memperbaharui S0P (Standard 0perational Procedure& baik di b. embuat dan memperbaharui S0P (Standard 0perational Procedure& baik di industri farmasi.

(2)

c. *arus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri saat melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.

d. Apoteker wajib menyerahkan obat keras, narkotika dan psikotropika kepada masyarakat atas resep dari dokter sesuai dengan ketentuan peraturan perundang1 undangan.

2. Peran

a. Sebagai penanggung jawab di industri farmasi pada bagan pemastian mutu (2uality Assurance&, produksi, dan pengawasan mutu (2uality 3ontrol&.

b. Sebagai penanggungjawab /asilitas Pelayanan Kefarmasian yaitu di apotek, di)nstalasi /armasi umah Sakit ()/S&, puskesmas, klinik, toko obat, atau praktek bersama.

c. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan4atau pasien.

d. 'alam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker dapat mengangkat seorang Apoteker pendamping yang memiliki S)PA.

3. Tanggung jawab

a. elakukan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care& di apotek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sediaan farmasi dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan sediaan farmasi yang tidak tepat dan tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Pelayanan kefarmasian juga ditujukan pada perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan terkait dengan penggunaan farmasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

b. enjaga rahasia kefarmasian di industri farmasi dan di apotek yang menyangkut proses produksi, distribusi dan pelayanan dari sediaan farmasi termasuk rahasia pasien.

c. *arus memenuhi ketentuan 3ara Pembuatan 0bat yang 5aik (3P05& yang ditetapkan oleh enteri dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dalam produksi sediaan farmasi, termasuk di dalamnya melakukan pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi dan pengawasan mutu sediaan farmasi pada fasilitas produksi sediaan farmasi.

(3)

d. enaga kefarmasian dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi sediaan farmasi harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang produksi dan pengawasan mutu.

e. enerapkan standar pelayanan kefarmasian dalam menjalankan praktek kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian.

f. 6ajib menyelenggarakan program kendali mutu dan kendali biaya, yang dilakukan melalui audit kefarmasian.

g. enegakkan disiplin dalam menyelenggarakan pekerjaan kefarmasian yang dilakukan sesuai dengan ketentuan aturan perundang1undangan.

Secara umum, peran apoteker dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut

-1. Profesional

Peran profesi seorang apoteker di apotek tidak lain adalah melaksanakan kegiatan Pharmaceutical 3are atau asuhan kefarmasian. Salah satu tujuan utama asuhan kefarmasian adalah meningkatkan kualitas hidup pasien. aksudnya pasien yang sakit bisa menjadi sehat, dan pasien yang sehat bisa menjaga kesehatannya tersebut. Penerapan asuhan kefarmasian yang baik atau 7PP (7ood Pharmaceutical Practice& di apotek telah diatur dalam Permenkes !#"8 tahun "##9. 'alam PP no. ! Pasal "! ayat " juga sudah dipaparkan, bahwa yang boleh melayani pemberian obat berdasarkan resep adalah apoteker. Secara tidak langsung tersirat bahwa apoteker harus selalu ada di apotek untuk melakukan asuhan kefarmasian.5ila seorang apoteker ingin melaksanakan asuhan kefarmasian, ia harus memiliki 3ompetency, 3ommitment, dan 3are. Apoteker sejatinya harus memiliki kompetensi, maksudnya memiliki ilmu (knowledge& dan keterampilan (skill& dalam melakukan asuhan kefarmasian. )lmu tersebut misalnya untuk obat1obatan diabetes, jantung, kolesterol harus diminum secara teratur, jangan berhenti kecuali konsultasi dengan dokter. 3ontoh lain untuk salep kortikosteroid penggunaannya tidak boleh ditekan di tempat yang luka dan jangan terlalu tebal mengoleskannya. )nformasi1informasi seperti itu yang harus diberikan kepada pelanggan.

2. Manager

Apoteker harus dapat menjadi manajer yang baik, dalam hal ini apoteker harus mampu mengatur barang, uang dan pasien. :amun secara umum seorang manager itu harus mengelola resources yang ia miliki. idak hanya barang, uang dan orang, tapi juga waktu, tempat, dan lain1lain.

Salah satu kunci sukses pengelolaan persediaan barang di sebuah apotek adalah ser;ice le;el !##<, artinya apotek mampu memenuhi semua permintaan akan obat (baik resep maupun non resep&, sehingga rasio penolakannya #<. +ntuk dapat menjamin ser;ice le;el tersebut diperlukan perencanaan (planning& yang

(4)

sangat matang, jangan sampai ada penumpukan barang (o;er stock& atau persediaan habis (out of stock&. )tulah tugas seorang apoteker sebagai manager.  ujuannya adalah supaya perputaran persediaan atau )n;entory urn 0;er maksimal, risiko o;er stock dan out of stock diminimalisir. 5ila sudah demikian akan menambah kepuasan pelanggan karena permintaan akan obat selalu terpenuhi. Kepuasan pelanggan akan berimbas kepada loyalitas pelanggan dan  juga menambah pelanggan1pelanggan baru. idak hanya barang, uang juga harus dikelola karena uang merupakan hal yang krusial dalam bisnis. Sebaiknya uang hasil penjualan satu hari tidak digabung dengan uang untuk keperluan operasional apotek dan uang hasil penjualan satu hari harus sama dengan  jumlah barang yang keluar. =adi jangan sampai ada barang yang tak menghasilkan uang. Apoteker di sebuah apotek harus menjadi pemimpin yang baik bagi pegawai yang lain. emelihara rasa kekeluargaan antar pegawai, memberikan contoh yang baik dan mampu membina pegawai1pegawainya supaya lebih baik. Apoteker juga harus bersikap profesional dalam hal ini, lebih bagus lagi menerapkan reward and punishment sehingga apotek dapat maju dengan pegawai1pegawainya yang berkualitas (bukan hanya kuantitas&.

%. etailer

itel merupakan tahapan akhir dari kanal distribusi, yaitu usaha penjualan barang atau jasa kepada konsumen untuk keperluannya masing1masing. Kunci sukses seorang apoteker sebagai retailer adalah )dentifying, stimulating, dan satisfying demands.

a. )dentifying

)dentifying adalah menganalisis dan mengumpulkan informasi1informasi mengenai konsumen. )nformasi tersebut tidak lain adalah jawaban dari pertanyaan1pertanyaan berikut- Siapa yang membeli > Apa yang mereka beli > engapa mereka membeli > 5agaimana mereka memutuskan untuk membeli > Kapan mereka membeli> 'imana mereka membeli > Seberapa sering mereka membeli > Seyogyanya apoteker harus mengetahui perilaku1perilaku membeli dari konsumen dengan menjawab pertanyaan1pertanyaan diatas. isalnya saat musim haji, yang banyak dicari adalah multi;itamin dan penambah stamina. Perilaku membeli tersebut juga dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pro?l demogra?s. /aktor1faktor pro?l demogra?s tersebut antara lain usia, gender, pekerjaan, pendidikan, etnis, lokasi dan lain1lain. 5ila pro?l demogra?s diketahui, maka kita akan segera mengetahui peluang1peluang yang menjanjikan. isalnya bila apotek terletak didaerah lokalisasi, yang banyak dicari pasti kondom, lubrikan, obat kuat dan lain1lain.

b. Stimulating @ Satisfying demands

Setelah menganalis perilaku membeli konsumen, maka selanjutnya harus dilakukan stimulating, yaitu memberi isyarat atau dorongan sosial, komersial dan lain1lain dengan diikuti pemberian informasi1informasi yang dibutuhkan

(5)

konsumen mengenai produk yang akan dibeli. *al ini perlu dilakukan karena sepandai1pandainya kita menganalisis perilaku membeli, tetap keputusan akhir terletak pada konsumen.

c. Satisfying demands

 ugas selanjutnya setelah konsumen ingin membeli yaitu memenuhi permintaan tersebut. 5erikan pelayan yang terbaik, jujur dan penuh kesabaran. 'an yang terpenting adalah produk yang dijual harus tepat kualitas, tepat jumlah, tepat waktu. )nilah yang dimaksud satisfying demands.

Saat ini jumlah apoteker yang ada di )ndonesia adalah tiga puluh ribu orang, demikian yang telah disebutkan oleh ketua )katan Apoteker )ndonesia dalam situs resminya. Perbandingan jumlah tersebut terhadap jumlah masyarakat )ndonesia adalah ! - ###. =umlah ini tentu dirasakan masih kurang, dari jumlah tersebut kira1kira sepertiganya bekerja sebagai penanggung jawab apotek yang menurut data dari departemen kesehatan berjumlah !#.8%8 apotek, sedangkan data dari situs organisasi profesi apoteker per April "## sejumlah !#.%B apotek, bisa dikatakan bahwa apotek merupakan tempat yang paling banyak menampung profesi apoteker. Apoteker juga banyak yang bekerja di instalasi farmasi rumah sakit, pedagang besar farmasi, puskesmas, 5adan Pengawasan 0bat dan akanan, 'epartemen kesehatan baik pusat maupun daerah, sebagai tenaga pendidik ( dosen& di perguruan tinggi, sebagai guru di sekolah menengah farmasi, industri obat, industri obat tradisional, industri kosmetik, lembaga penelitian, tenaga pemasaran dan di beberapa tempat lainnya.

Pentingnya profesi apoteker bagi masyarakat adalah sebagai berikut -!. +ntuk membantu pasien dalam menghemat biaya pengobatan.

0rganisasi kesehatan dunia 6*0 menyebutkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pembelanjaan obat di negara1negara berkembang antara "# @ 9#< terhadap total biaya kesehatan sedangkan di negara maju antara !# @ "#<. 'isebutkan juga bahwa # @ $#< pasien di negara berkembang membayar biaya pengobatan dengan uang dari kantung sendiri ( tidak ditanggung asuransi &. Khusus untuk )ndonesia, harga obat tergolong mahal yang disebabkan oleh lebih dari $#< bahan baku obat harus diimpor dari luar negeri.

 =umlah obat yang beredar di )ndonesia seperti yang pernah disampaikan oleh ketua )katan Apoteker )ndonesia pada suatu kesempatan berjumlah sekitar !B ribuan merek. Suatu jumlah yang sangat besar. Satu jenis obat terutama obat yang tingkat penggunaannya tinggi ( menjanjikan secara ekonomi & bisa diproduksi lebih dari satu merek. 3ontohnya antibiotik amoksisilin bisa hadir dalam berbagai merek, dibuat oleh pabrik yang berbeda dan dengan harga yang tentunya tidak sama dan terkadang perbedaan harganya bisa sangat jauh, terlebih apabila dibandingkan dengan produk generiknya. 0bat ini hadir dengan puluhan merek yang berbeda. 3ontoh lain adalah obat antidiabetes dan antihipertensi yang memang banyak dibutuhkan, juga diproduksi dalam berbagai merek.

(6)

5anyaknya merek1merek yang berbeda ini akan sangat membingungkan pasien sebagai konsumen obat. Kekurangmengertian terhadap merek ini terkadang menyebabkan pasien harus membayar mahal atas obat yang harus dibelinya. isalnya amoksisilin merek A yang tertulis dalam resep, harganya bisa beberapa kali lipat dengan amoksisilin dengan merek lain apalagi jika dibandingkan dengan generiknya. Padahal dari segi khasiat, obat ini sama saja karena memang sudah dijamin oleh 5adan Pemeriksaan 0bat dan akanan serta 'epartemen Kesehatan sebagai otoritas pemerintah di bidang kesehatan dan obat. 'i sinilah apoteker bisa berperan dalam membantu pasien memilih obat yang berkhasiat dengan harga yang lebih murah. Apoteker memiliki pengetahuan yang mendalam tentang obat.

". +ntuk menjamin agar obat digunakan dengan benar

a. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di +ni;ersity of eCas, Austin +SA pada tahun !$$B di rumah sakit milik pemerintah menemukan hal1hal berikut -D !B,"< sampel pasien yang diteliti masuk )3+4 unit penyakit dalam disebabkan oleh permasalahan yang terkait dengan obat ('rug related Problem4 'P &. 'an dari jumlah ini dapat dirinci lagi sebagai berikut

-o 9.< sampel mengalami kegagalan terapi

o %".$< sampel mengalami reaksi obat yang tidak diinginkan (Adc;erse drug reaction 4 A' &

o !".%< sampel mengalami o;erdosis

D 9%.%< sampel seharusnya bisa dicegah terhadap kejadian 'P

D B.< 'P terjadi karena ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat b. Penelitian yang dilakukan di +ni;ersity of oulouse, Perancis yang dipublikasikan pada tahun "##$, menampilkan data1data sebagai berikut

-D .%8< pasien dirawat di rumah sakit disebabkan oleh A' dimana A' ini disebabkan oleh jumlah obat, pengobatan mandiri tanpa melalui pemeriksaan tenaga ahli, penggunaan obat1obat antitrombotik dan akibat penggunaan obat antibiotic.

D A' ini dilaporkan menjadi penyebab tingginya biaya kesehatan, pasien masuk rumah sakit dan memperlama waktu perawatan pasien di rumah sakit.

c. ahun "##" di Amerika Serikat

-D A' menjadi penyebab kematian no 8 melebihi jumlah kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kendaraan, bunuh diri, atau *)E4 A)'S

(7)

D A' menyebabkan !8 juta kunjungan ke unit emergensi rumah sakit

'ata1data tersebut di atas memperlihatkan bahwa obat bukanlah benda atau bahan yang begitu saja aman dikonsumsi. Perbedaan antara obat dan racun4toksis sangat tipis hanya tergantung kepada dosis. 'alam dunia kedokteran dan farmasi, untuk setiap obat dikenal istilah dosis terapi dan dosis toksis, ada efek terapi dan efek toksis. oksis sama dengan racun. Pada dosis yang melebihi dosis terapi4pengobatan, setiap obat bersifat sebagai racun.

'i sinilah antara lain peran seorang apoteker dituntut. Apoteker berfungsi untuk memberikan jaminan agar obat yang dikonsumsi oleh pasien tidak merubah menjadi racun yang disebabkan karena ketidak tepatan cara penggunaan oleh pasien. Apoteker memiliki peranan agar tujuan terapi yang sedang dijalani oleh pasien bisa dicapai dengan baik. Apoteker berkewajiban memberikan informasi yang sejelas1jelasnya kepada pasien pemakai obat atau keluarganya agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat. Agar obat memberikan efek terapi yang diinginkan, dikenal istilah 9  ! F, yakni FPA '0S)S, FPA /FK+F:S),  FPA ):FEAG PF5F)A:, FPA 6AK+4GAA PFAKA)A:, SFA 6ASPA'A  F*A'AP F/FK SAP):7.

5eberapa penelitian tentang pemakaian obat ini telah dipublikasikan. 'ari penelitian1penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa angka ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat cukup tinggi. 5eberapa faktor yang menyebabkan ketidak patuhan ini adalah - pemakaian obat untuk jangka waktu yang lama seperti pada pengobatan hipertensi, kencing manis H penggunaan obat yang jumlahnya banyak4beragam - cara penggunaan yang membingungkan seperti frekuensi yang berbeda untuk tiap1tiap obat H faktor ketidaktahuan akan obat dan penyakit H terjadinya efek samping obat H dan lain sebagainya. +ntuk mengatasi permasalahan1permasalahan seperti inilah, keberadaan apoteker sebagai konselor dan informan obat diperlukan.

Apoteker )ndonesia memiliki peran penting dalam dunia kefarmasian. Peran ini terkait dengan obat beserta penggunaanya. :amun dengan jumlah tiga puluh ribu apoteker di )ndonesia dan sebagian diantaranya merupakan penanggung  jawab apotek ternyata kinerja apoteker masih sangat minim, hal ini terlihat pada saat pasien ingin berkonsultasi di apotek, apoteker lebih jarang ditemukan untuk dapat memberikan kontribusinya mengenai penggunaan obat dan hal1hal yang berkaitan tentang obat. Permasalahan ini nampak sangat kontras dengan jumlah apoteker di )ndonesia, dimana semestinya pasien dapat mudah bertemu langsung dengan apoteker. Ada beberapa penyebab mengapa apoteker sulit ditemukan. Penyebab pertama adalah kebanyakan apotek bukanlah milik si apoteker melainkan milik pemodal yang dalam istilah farmasi disebut PSA ( Pemilik Sarana Apotek &. 'ari data yang dipublikasikan oleh situs resmi organisasi apoteker, =umlah apotek yang dimiliki oleh PSA kira1kira #< dari  jumlah apotek yang ada ( .!#B dari !#.%8# &. Apoteker bisa dibilang sebagai orang yang diberi gaji untuk menjadi penanggung jawab apotek seperti yang disyaratkan oleh peraturan pemerintah. )nilah masalahnya. Konpensasi gaji yang diterima apoteker tersebut sangat tidak mencukupi untuk dijadikan sebagai

(8)

penunjang biaya hidup keluarga. =adilah banyak apoteker yang menjadikan posisi sebagai penanggung jawab apotek tersebut sebagai side job atau pekerjaan sampingannya di samping pekerjaan utamanya, misalnya sebagai pegawai di departemen kesehatan, 5alai P0, dosen, dan lain sebagainya. Kalau di tempat kerja utamanya saja apoteker harus bekerja oIce hour ( dari jam  pagi sampai 94 sore &, kapan lagi mereka akan bisa mempraktekkan profesinya di apotek yang menjadi tanggung jawabnya. 5elum lagi kalau kondisi tersebut terjadi di kota1kota besar yang sebagian waktu terbuang menghadapi macet di jalan. Sehingga terkadang apoteker yang menjadikan posisi penanggung jawab apotek sebagai side job ini hanya datang ke apoteknya bisa ! atau " kali seminggu, ! atau " kali sebulan atau frekuensi kedatangan lainnya. entu pasien atau masyarakat akan susah berkonsultasi dengan profesi apoteker ini. *al ini disadari oleh para apoteker sendiri. entu, tak semua apoteker sama hal seperti ini, beberapa apotek mewajibkan apotekernya untuk selalu berada di tempat sehingga pasien dapat berkonsultasi dengan mereka. Salah satu apotek diantaranya adalah Kimia /arma grup

Penyebab kedua adalah keinginan masyarakat )ndonesia untuk mengetahui pengobatannya yang belum begitu tinggi. Sehingga masyarakat merasa bahwa mereka tidak perlu berkonsultasi dengan profesi apoteker karena menganggap obat adalah bahan yang aman1aman saja untuk digunakan, sangat berbeda dengan masyarakat luar negeri yang menyatakan keinginannya untuk berkonsultasi langsung dengan apoteker saat membeli obat.

Ada hal penting yang dapat kita lihat bahwa keinginan masyarakat )ndonesia untuk berkonsultasi dengan apoteker masih rendah. *al ini tentu saja sangat disayangkan. )ni juga menjadi tugas penting bagi apoteker untuk menimbul kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatannya dengan mengkonsultasikan obat yang akan digunakannya.

 ugas dan Peran /armasi 4 Apoteker

Apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Profesi apoteker ini merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan khususnya di bidang farmasi yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan. Kepentingan kemanusiaan yang dimaksud adalah mampu memberikan jaminan bahwa mereka memberikan pelayanan, arahan atau bimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menggunakan sediaan farmasi secara benar. Sediaan farmasi terutama obat bukanlah zat atau bahan yang begitu saja aman digunakan. tanpa keterlibatan tenaga profesional.

(9)

Peran profesional yang mencakup laporan kompetensi, unit, dan elemen yang menggambarkan pengetahuan profesional, atribut, dan diharapkan kinerja farmasi diperluas dan diatur peran profesional. /raming kompetensi ini - pro?l keselamatan pasien, penyediaan perawatan yang optimal, undang1undang, profesional dan kolaboratif hubungan, berpikir kritis, pengambilan keputusan dan keterampilan pemecahan masalah, dan professional penilaian. Pro?l ini menggambarkan pengetahuan khusus, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang diperlukan untuk performa yang kompeten dan mencerminkan peran farmasi dalam situasi yang beragam dan Pengaturan praktik farmasi.

!. Kompetensi Pernyataan- Sebuah komponen pekerjaan besar yang membutuhkan aplikasi dan integrasi pengetahuan yang rele;an, keterampilan, kemampuan, sikap, dan 4 atau penilaian.

". Kompetensi +nit- Sebuah segmen utama dari suatu kompetensi secara keseluruhan yang menggambarkan kunci kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan kompetensi itu.

%. Flemen Kompetensi- Sebuah sub1bagian dari unit kompetensi yang menggambarkan atau memerinci indikator kinerja kunci akti;itas yang diharapkan.

Ftika, *ukum dan anggung =awab Profesional

Apoteker praktek dalam persyaratan hukum, menunjukkan integritas profesional dan bertindak untuk menegakkan standar profesional praktek dan kode etik.

Flemen Kompetensi- persyaratan erapkan hukum dan etika, enegakkan dan bertindak atas prinsip etika yang akuntabilitas utama seorang apoteker adalah pasien, enunjukkan integritas pribadi dan professional, enunjukkan pemahaman tentang sistem perawatan kesehatan dan peran apoteker dan profesional kesehatan lain di dalamnya, enunjukkan pemahaman tentang pentingnya dan proses pengembangan profesional yang berkelanjutan.

(10)

'imensi baru pekerjaan kefarmasian sekarang antara lain - Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical 3are&, /armasi 5erdasarkan 5ukti, Kebutuhan enemui Pasien, Kepedulian Pada Pasien Kronis, Pengobatan Sendiri, =aminan utu Pelayanan Kesehatan, /armasi Klinis, Kewaspadaan /armasi.

/armasi ditinjau dari objek materinya, memiliki kerangka dasar dari ilmu1ilmu alamH Kimia, 5iologi, /isika dan atematika. Sedangkan ilmu farmasi ditinjau dari objek formalnya merupakan ruang lingkup dari ilmu1ilmu kesehatan. Secara historis ilmu farmasi dikembangkan dari medical sciences, yang berdasarkan kebutuhan yang mendesak perlunya pemisahan ilmu farmasi sebagai ilmu pengobatan dari ilmu kedokteran sebagai ilmu tentang diagnosis.

Secara umum farmasi terdiri dari farmasi teoritis dan farmasi praktis. /armasi secara teoritis dibangun oleh beberapa cabang ilmu pengetahuan, yang secara garis besarnya terdiri dari farmasi ?sika, kimia farmasi, farmasetika, dan farmasi sosial. Selanjutnya farmasi praktis terdiri dari dua bagian besar yakni farmasi industri, dan farmasi pelayanan.

Pertama, /armasi )ndustri adalah ruang lingkup penerapan ilmu1ilmu farmasi teoritis, dan tempat pengabdian bagi ahli1ahli farmasi (farmasis& yang berorientasi pada produksi bahan baku obat, dan obat jadi, dan perkembangan selanjutnya juga meliputi kosmetika dan makanan1minuman.

Kedua, /armasi Pelayanan yakni pengabdian disiplin ilmu farmasi (farmasis4apoteker& pada unit1unit pelayanan kesehatan (apotek, rumah sakit, badan pengawasan, dan unit1unit kesehatan lainnya&. Peranan farmasis4apoteker di unit1unit pelayanan kesehatan menjadi sangat penting, dan berorientasi pada pemberian obat rasional empirik, yakni pemberian obat yang tepat dosis, tepat pasien, tepat indikasi, dan harga terjangkau

+ntuk hal tersebut di atas, sangat dibutuhkan kerjasama antara farmasis4apoteker dengan pihak1pihak terkait (interdisipliner&, dan didukung oleh wawasan luas yang berorientasi pada kesehatan yang paripurna dan hedonistik, produktif manusiawi, serta berwawasan lingkungan yang ekologis, bernuansa pada kesejakteraan yang uni;ersal.

(11)

/armasis4apoteker yang berdaya intelektual dan berdaya moral haruslah menjunjung tinggi nilai1nilai keadilan dan nilai kejujuran dalam menjalankan profesinya. Setiap keputusan yang diambil, pilihan yang ditentukan, penilaian yang dibuat hendaknya selalu mengandung dimensi etika.

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya

Meskipun tingkat pendidikan masyarakat merupakan hal yang sangat penting, tetapi sebagian pengrajin gula tapo masih menganggap bahwa pendidikan bukanlah hal yang mendasar

The findings of this study showed that the implementation of group presentation technique in Language Teaching Methodology course already fulfilled most of the characteristics of

REACT merupakan strategi pembelajaran kontekstual yang terdiri dari relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja sama), dan

a. Kuasa yang tidak dapat ditarik kembali. Pada perjanjian timbal balik ada kemungkinan salah satu pihak belum melakukan atau memberikan prestasi. Untuk kepastian dilakukannya

Halaman berita merupakan fitur yang memungkinkan user untuk membaca beberapa berita acara terbaru sesuai dengan berita yang dipilih oleh usir yang dapat dilihat

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja di Samarinda menjalankan perannya terkait menertibkan pedagang kaki lima di kawasan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang tentang Manajemen Personal Hygiene