• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WACANA TERHADAP PESAN KHOTBAH JUMAT KH. AHMAD HUSAIN DI MASJID JAMI' DESA TANJUNG SARI KECAMATA TAMAN KABUPATEN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS WACANA TERHADAP PESAN KHOTBAH JUMAT KH. AHMAD HUSAIN DI MASJID JAMI' DESA TANJUNG SARI KECAMATA TAMAN KABUPATEN SIDOARJO."

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA TERHADAP PESAN KHOTBAH JUMAT KH. AHMAD HUSAIN DI MASJID JAMI’ DESA TANJUNG SARI KECAMATAN TAMAN

KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Muhammad Robiul Nur Khakim NIM. B01211017

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Muhammad Robiul Nur Khakim. NIM. B01211017, 2016.Analisis Wacana Terhadap Teks MateriKhotbah Jumat KH. Ahmad Husain Di Masjid Jami’ Al -Muttaqin Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan ampel surabaya.

Kata Kunci:Pesan, Materi Khotbah, Analisis Wacana

FokusMasalah yang ditelitidalamskripsiiniadalahBagaimana pesan materi khotbah Jumat KH. Ahmad Husain di masjid Jami’ Al-Muttaqin Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

Dari rumusan masalah tersebut bertujuan Untuk mengetahui pesan dakwah yang disampaikan oleh KH.Ahmad Kusain dalam khotbah Jumat di masjid Jami’ Al-Muttaqin Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

Untukmengidentifikasi rumusan masalah tersebutpeneliti menggunakan metode penelitian kualitatif secara mendalam dan menyeluruhdengan melakukanteknikpengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Djik.Dimana perangkat wacana Van Dijk melihat sebuah teks wacana terdiri dari enam elemen yakni elementematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retorisnya.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa yang di analisis oleh peneliti dalam bentuk teks materi khotbahdengan menggunakan Elemen Analisis wacana Van A. Dijk, yaitu yang melatarbelakangi pesan materi khotbah Jumat. Yang menerangkan tentang “modal utama hidup dalam memanfaatkan waktu” yang dapatdisimpulkanbahwa pesan dakwah yang terkandung didalam materi khotbahadalah tentangaqidah dan akhlak.

Aqidah : memikirkan ciptaan Allah (belajar), bermunajat kepada Allah (dialog), Akhlak : melakukan intropeksi diri, mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakirananmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESEHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULIS SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI. ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Konseptual ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 16

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAN ... 19

A. Pesan Dakwah ... 19

1. Pengertian Pesan Dakwah ... 19

2. Unsur Dakwah ... 23

3. Sumber Pesan Dakwah ... 31

B. Keterlibatan Mad’u ... 33

C. Khotbah Jumat ... 39

1. Pengertian Khotbah ... 39

2. Materi Khotbah ... 42

(8)

4. Rukun Khotbah ... 44

D. Penelitian Terdahulu ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 51

B. Subyek dan Sasaran Penelitian... 54

C. Jenis dan Sumber Data ... 55

D. Tahapan Penelitian ... 57

E. Tehnik Pengumpulan Data ... 58

F. Tehnik Analisis Data ... 61

1. Tabel Elemen Wacana Van A. Djik ... 63

a. Tematik ... 63

b. Skematik ... 65

c. Semantik ... 67

d. Sintaksis ... 70

e. Stilistik ... 72

f. Retoris ... 72

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISI DATA ... 74

A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 74

1. Biografi KH. Ahmad Husain... 74

B. Penyajian Data ... 80

1. Teks Pesan Dakwah KH. Abdul Nashir BSA ... 80

C. Analisis Data ... 84

1. Tematik ... 84

2. Skematik ... 85

3. Semantik ... 87

4. Sintaksis ... 90

5. Stilistik ... 91

6. Retoris ... 92

D. Hasil Analisis Penelitian ... 94

1. Tabel Temuan Data ... 96

BAB V PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah menurut bahasa berarti ajakan, seruan, undangan, dan panggilan. Sedangkan menurut istilah, dakwah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan tertentu. Sementara itu, pengertian dakwah Islam ialah menyeruh ke jalan Allah yang melibatkan unsur-unsur penyeru, pesan, media, metode yang diseru, dan tujuan. Sedangkan menurut Muhammad Al-Bahiy, dakwah Islam ialah merubah suatu situasi ke situasi yang lebih baik sesuai ajaran Islam.1

Pada dasarnya dakwah Islamialah meliputi wilayah yang luas, dalam semua aspek kehidupan. Ia memiliki ragam bentuk, metode, media, pesan, pelaku, dan mitra dakwah. Kita sendiri tidak bisa terlepas dari kegiatan dakwah, baik sebagai pendakwah maupun mitra dakwah. Apa pun yang berkaitan dengan Islam, kita pastikan ada unsur dakwahnya. Dakwah adalah denyut nadi Islam. Islam dapat bergerak dan hidup karena dakwah. Luasnya wilayah dakwah dan perananya yang besar dalam Islam membuat kita merasa kesulitan dalam merumuskan definisi dakwah secara tepat. Namun, kita mencoba menemukan pengertian dakwahdari segi istilah para ahli.

1

(11)

Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “dakwah”. Dakwahmempunyai tiga huruf asal, yaitu dal,’ain, dan

wawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, menyuruh, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang,mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.Islam adalah agama yang dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, dan berkualitas, selalu berbuat baik sehingga mampu membangunsebuahperadaban yangmaju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil. Di samping itu Islam juga disebut agama dakwah, maksudnya agama yang disebarkan dengan cara damai tidak dengan kekerasan2.

Melihat pergeseran tata nilai diniyah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, maka perlu dilakukan upaya-upaya dakwah untuk memberdayakan posisi umat di bumi pertiwi. Kerja dakwah adalah kerja menggarami kehidupan umat manusia dengan nilai-nilai iman, Islam, dan takwa demi kebahagiaan kini dan nanti.3

Mengingat pentingnya dakwah itulah maka dakwah bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan secara asal-asalan, melainkan perlu difikir dan direncanakan secara matang karena dakwah menentukan perkembangan dan pertumbuhan Islam.4Dakwah itu sendiri sudah menjadi jalan hidup para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang salih. Ia merupakan aktivitas yang diwariskan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Kita tentu harus menjaga dan memeliharanya demi

2

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2009), h. 4 3

Ahmad Ma’arif Syafi’i, Membumikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h.101 4

(12)

keberlangsungan Islam ditengah-tengah kita. Sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah (QS. An-Nahl; 125):



















Artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An- Nahl; 125)”.5

Dalam surat lain yakni firman Allah surat Ali Imran 104 yang berbunyi :















Artinya “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeruh kepada kebajikan, menyeruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.6

KhotbahJumat merupakan salah satu rangkaian ibadah yang terdapat pada pelaksanaan shalat Jumat, karena khotbah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian ibadah Jumat. Pelaksanaan khotbah

5

Khadim Al Haramain Asy Syarifain Al Malik Fahd Ibn Abd Aziz Al Saud, Al Quran Dan Terjemahnya, (Madina: Al Quran Raja Fahd, 2000), h. 421

6

(13)

tersebut sebelum melaksanakanshalatJumat.KhotbahJumat juga sebagai salah satu media yang strategis dalam rangka memberikan masukan yang positif kepada umat Islam, karena bersifat rutin dan dihadiri oleh kaum muslimin secara berjamaah. KhotbahJumat memiliki kedudukan penting dalam Islam, karena merupakan penompang utama dalam penyebaran dakwahIslam di seluruh dunia.

Dengan demikian, dakwah dalam khotbahshalatJumat menjadi peranan penting dan perlu dikembangkan, supaya khotbahnya dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Menjadi seorang khatib haruslah mempunyai akhlaq, perkataan, dan perbuatan yang seirama dengan apa yang disampaikannya. Para da’i atau khatib harus memikirkan evaluasi dan keberhasilan dakwahnya. Bukan hanya sekedar berdakwah sekedar menggugurkan kewajiban atau menyampaikan materi semata kemudian selesai sampai disitu. Namun harus memiliki pengetahuan yang memadai sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang ada. Karena pada masa sekarang ini, ia (dakwah) harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.7

ShalatJumat tidak dapat dipertentangan lagi bahwa umat Islam laki-laki diwajibkan menjalankan shalatJumat. Didalam shalatJumat ada khotbah yang dibacakan oleh seseorang yaitu khatib. Sementara itu sering kita lihat khotbahJumat lebih dipahami sebagai kewajiban dalam rangka

7

(14)

menepati rukun shalatJumat. Pemahaman semacam ini tidak diragukan lagi bahwa khotbahJumat pada akhirnya kurang berfungsi atau efesien dalam meningkatkan pemahaman jamaahnya dari segi keagamaan.

Disetiap shalatJumat mayoritas jamah mengantuk hingga tertidur selama khotbahJumat dibaca oleh khatib. Ini adalah bentuk kebosanan jamaah yang mendengarkan khotbahJumat seminggu sekali yang terkadang dari khatib yang sama.

Faktor yang menunjang keberhasilan seorang khatib dalam berkhotbah adalah dengan materi yang menarik, tutur kata yang lembut, sikap sopan dan kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Dengan ini semua akan mampu memberi pengaruh sebanyak mungkin kepada setiap orang yang didakwahinya. Jika seorang khatib tidak mampu menyesuaikan antara ucapan dengan perbuatan, antara pernyataan dan realita, maka hal itu akan berakibat buruk dan membahayakan eksitensi dakwah, bahkan justru menjadi pendorong orang lain berbuat kemaksiatan dan kefasikan.

(15)

terhadap Al-Qur'an dan As-Sunnah sehingga khotbah mampu memberi pengaruh positif dan perubahan yang signifikan.KhotbahJumat tersebut bertujuan untuk memuji dan memuliakan Allah SWT serta kesaksian bahwa dia adalah Esa, juga kesaksian bahwa pada diri Rasulullah SAW terdapat risalah yang bertujuan untuk memberikan peringatan bagi para hamba. Khotbah memiliki kedudukan dan manfaat yang sangat besar dari pelaksanaan shalat Jumat, karena didalamnya mengandung dzikir kepada Allah, peringatan bagi kaum muslimin serta nasehat bagi yang mendengarkannya.

Secara umum khotbahJumat mengajak jamaah untuk meningkatkan pengetahuan, penghayatan, pengamalan terhadap agama. Sebagaimana bahwa Islam yang dimaksudkan mengandung segala aspek, baik syari’ah, akhlak, aqidah. Selama ini mayoritas khotbahJumat lebih banyak membahas perkara yangberhubungan dengan tugas-tugas manusia sebagai hamba. Sering menyinggung soal-soal muamalah, biasanya membahas perkara nilai semata.

Sebagaimana Allah telah berfirman (Q.S.Al-Qashash:77):



(16)















Artinya : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu kebahagiaan akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai terhadap orang-orang yang berbuat kerusakan”.8

KhotbahJumat juga sebagai salah satu media yang strategis dalam rangka memberikan masukan yang positif kepada umat Islam, karena bersifat rutin dan dihadiri oleh kaum muslimin secara berjamaah. KhotbahJumat memiliki kedudukan penting dalam Islam, karena merupakan penopang utama dalam pesan dakwah Islam di seluruh dunia. Khotbah juga merupakan salah satu sarana penting guna menyampaikan pesan dan nasehat kepada orang lain atau suatu kaum. Hal ini sebagaimana kaidah yang ada dalam Islam : “menyeru kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran”.

Secara lebih khusus khotbahJumat merupakan syiar besar Islam yang menjadi nilai positif. Tidak diragukan lagi bahwa khotbah dalam syiar agama kita mempunyai kedudukan yang tinggi. Demikian karena khotbah mempunyai peran yang besar dalam rangka menasehati umat dan mewujudkan tugas dakwah Islam.

8

(17)

Khotbah dapat dikatakan berjalan efektif bilamana mendapatkan respon positif serta tindakan nyata baik bagi penyampai maupun penerima isi dakwah. Dalam hal ini penerima dakwah melakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis sesuai dengan pola kehidupan yang dikehendaki oleh ajaran agama Islam.

Di era globilasasi ini, setiap masjid-masjid besar sangat membutuhkan seorang khatibJumat yang bisa membina dan membuat jamaah Jumatnya tidak bosan mendengarkan khotbah setiap seminggu sekali. Walau khatibnya dalam satu bulan dua kali mengisi yang terpenting adalah strategi penyampaian khotbahnya, segi materi pun juga sangat pengaruh terhadap jamaah Jumat, oleh karena itu perlu adanya koordinasi para khatib dengan pengurus masjid sehingga saat berkhotbah materinya secara rutin bisa berganti-ganti.

(18)

atau pernikahan. Dalam khotbahdia ketika shalat Jumat banyak jamaah yang mendengarkannya dengan seksama, penyampaiannya pun membuat jamaah shalat Jumat menjadi tertarik,khotbahnya hingga kini terus berjalan dan memberikan peran yang sangat penting untuk pembentukan pola fikir positif serta efek religiusitas bagi warga desa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo khusususnya dan masyarakat luas umumnya.

Sebagai pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyampaian pesan oleh para pengemban dakwah bahwa di dalam prosesnya ada dua segi dakwah yang tidak dapat dipisahkan yaitu menyangkut isi atau bentuk atau pesan dan cara penyampaian atau esensi atau metode.9 Sehingga pada bahasan peneliti akan lebih menitik beratkan penelitian mengenaipesanmateri khotbahJumatKH. Ahmad Husain.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut serta mendalam mengenai : “Analisa Wacana Terhadap

PesanKhotbahJumatKH. Ahmad Husai Di Masjid Jami’ Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” dengan meneliti pesan khotbahnya menggunakan analisis wacana.

Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis tentang bagaimana pesanmateri khotbahJumat yang di sampaikan oleh KH. Ahmad Husain. Penilitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis,teks

9

(19)

materi khotbah dan wawancara terhadap khatib KH.Ahmad Husain dimasjid Jami’ Al-Muttaqin desa Tanjung Sari.

Adapun alasan peneliti tertarik memilih judul penelitian ini, adalah karena seorang khatib dapat menjawab sejumlah fenomena mengapa sebagian orang di dunia ini, bisa memberi pengaruh yang positif dalam waktu singkat kepada orang lain? Sementara sebagian yang lainnya malah membangkitkan rasa kesal, bosan dan bahkan perasaan tidak suka bagi orang lain. Kenapa sebagian khatib di antara sekian banyak khatib bisa memberikan pengaruh dan daya tarik yang besar kepada jamaah Jumat atau mad’unya, sehingga mendatangkan rasa antusias yang besar pula dari jamaah Jumat/masyarakat luas? Orang-orang yang demikian ini, adalah mereka yang memiliki limpahan/anugerah dari apa yang disebut dengan cara berbicara didepan umum/publik (retorika).

B.Rumusa Masalah

(20)

Bagaimana pesan materikhotbahJumatKH.Ahmad Husaindi masjid Jami’ Al-Muttaqindesa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan peneliti yang hendak dicapai adalah:

Untuk mengetahui pesan dakwah yang disampaikan oleh KH.Ahmad HusaindalamkhotbahJumat di masjid Jami’ Al-Muttaqindesa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil tujuan penelitian adalah peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Peneliti

Bagi penulis diharapkan bisa mengembangkan cakrawala berfikir dan pengetahuan untuk peneliti agar bisa menjadi insan akademis yang jauh lebih baik khususnya dalam bidang agama sehingga nantinya dapat membantu memecahkan problematika dalam khotbahJumat.

2. Lembaga / fakultas

(21)

3. Masyarakat umum

Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan dan pembelajaran bagi masyarakat Islam dalam menghadapi problematika khotbahJumat khususnya kepada seorang khatib dalam menyampaikan pesan khotbahnya, adapun bagi jamaah shalatJumat ketika khatib membacakan khotbahnya apa yang harus dilakukan jamaah disaat menghadapi kebosanan atau mengantuk selain itu shalatJumat bisa berjalan efektif.

E.Definisi Konsep

Untuk memudahkan dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul penelitian skripsi ini yaitu“Analisis Wacana TerhadapPesanKhotbahJumatKH. Ahmad Husain Di Masjid Jami’ Al -Muttaqin Desa Tanjung Sari Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo”.Maka perlu penjelasan terlebih dahulu beberapa pengertian didalamnya.

1. PesanDakwah

Pesan adalah ide, gagasan, informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearah sikap yang diinginkan oleh komunikator.

(22)

a) Adanya kesesuaian materi dengan tujuan yang akan dicapai dalam berdakwah. Dengan adanya kesenian antara materi pesan dakwah dengan tujuan dakwah maka aktivitas dakwah akan berjalan sesuai yang diharapkan.

b) Adanya kesesuaian antara materi dakwah dengan kondisi sosio cultural masyarakat yang ada. Ketika materi pesan dakwah sesuai dengan kondisi social dan kebudayaaan masyarakat setempat, maka pastinya dakwah akan mudah siterima oleh masyarakat. c) Materi pesan dakwah harus dibuat secara berurutan dan

sistematis.Dalam menyusun pesan, hal- hal yang penting diberi tanda-tanda khusus bisa berupa pewarnaan ataupun cetak miring.10

Dalam penelitian ini akan menjadi fokus penelitian yang mana pesan khotbah disini adalah suatu materi yang disampaikan oleh seorang khatib terhadapa mad’unya yang bersumber dari Al -Qur’an dan Hadits, mencakup masalah aqidah, akhlak

dansyari’ah. Dan meteri khotbah yang disampaikan oleh khatib yang bernama KH. Ahmad Husain di masjid Jami’ Al-Muttaqin desa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo menerangkan tentang aqidah dan akhlak.

2. Keterlibatan mad’u

Dalam kegiatan dakwah terdapat hubungan dan pergaulan sosial, yakni hubungan dan pergaulan anatara pelaku dakwah

10

(23)

(khatib) dan mitra dakwah (mad’u), da’i dengan da’i, mad’u

dengan mad’u. Hubungan dan pergaulan sosial seperti itu,

menciptakan sebuah komunitas dakwah yang bisa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dalam komunitas itu, terjadi hubungan dan pergaulan sosial secara timbal balik, saling berinteraksi, dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga mad’u tidak bosan atau mengantuk danmau

mendengarkan seorang khatib yang sedang berkhotbah dalam shalat Jumat.

3. Khotbah

Khotbah adalah pidato yang disampaikan untuk menunjukan kepada pendengar mengenai pentingnya suatu pembahasan. Pidato diistilah dengan khitabah dalam bahasa indonesia sering ditulis dengan khotbah atau khutbah.11 Sedangkan khotbahJumat adalah pidato yang disampaikan oleh seorang khatib di depan jamaah sebelum shalat Jumat dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun tertentu. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi setiap khatib untuk mengetahui syarat dan rukun khotbah.

Adapun khotbahJumat yang disampaikan oleh KH. Ahmad Husain di masjid Jami’ Al-Muttaqin desa Tanjung Sari kecamatan

Taman kabupaten Sidoarjo adalah dengan tema tentang modal

11

(24)

utama hidup dalam memanfaatkan waktu yang mana maknanya mengandung tentang aqidah dan akhlak.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

Bab I. Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yang didalamnya mencakup sub bahasan, antara lain: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan.

Bab II. Kerangka Teoritis

(25)

khotbahJumat menjelaskan tentang pengertian dan aturan-aturan dalam berkhotbah.

Pembahasan berikutnya mengenai kajian teori yang didalamnya berisi tentang teori analisis wacana Teun A. Van Djikyang relevan dalam penelitian ini.

Bab III. Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan tentang metode penelitian kualitatif yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitiannya, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, subyek dan sasaran penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian,teknik pengumpulan data dan tehnik analisis data.

Bab IV. Penyajian Data Dan Analisis Data

Pada bab ini menyajikan data-data yang berhasil di kumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian untuk kemudian dipaparkan dan dianalisa bagaimanakah pesan materi khotbahJumatKH. Ahmad Husain menurut teori Teun. A. Van Djik.

Dalam hal ini penyajian data meliputi profilKH. Ahmad Husain, deskripsi setting penelitian, dan materi khotbahJumatKH. Ahmad Husain. Sedangkan analisis data memuat temuan- temuan data yang dipaparkan dari poin sajian data untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tabel dan uraian.

(26)

Pada bab ini bersikan penutup yang merupakan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi tentang bagian-bagian analisis wacana dalam perspektif Teun A. Van Djik yang terkandung dalam materi khotbahKH. Ahmad Husain.

(27)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Pesan Dakwah

1. Pengertian pesan dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.1Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.2

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.3 Sementara Astrid mengatakan bahwa pesan adalah, ide, gagasan,informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komunikator kepadakomunikan yangbertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearah sikapyang diinginkan oleh komunikator.4

Sedangkan dakwah hakikatnya memiliki pengertian secara khusus. Secara etiomologi berasal dari bahasa Arab yang

1

Hafied Cangara,Pengertian Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja GrafindoPersada,1998),h.23

2

Toto Tasmoro,Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 9

3

OnongUchjanaEffendy, IlmuKomunikasiTeoridanPraktik, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2005), h.18

4

(28)

bermakna”panggilan, ajakan atau seruan”. Dalam tata bahasa

Arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim masdar”. Kata ini berasal dari fiil (kata kerja) “da’a َىعد وعدی“yad’u yang artinya memanggil, mengajak atau menyeru.5 Kata dakwah sering menjumpai atau dipergunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dalam firman Allah (QS. Yunus: 25):









Artinya “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga)dan memimpin orang yang dikehendakinya kepada jalan yang lurus(Islam). (QS. Yunus: 25).6

Pesan dakwah adalah isi pesan komunikasi secara efektif terhadap penerima dakwah, pada dasarnya materi dakwah Islam, bergantung pada tujuan dakwah yang di capai sudah menjadi doktrin dan komitmen bahkan setiap muslim wajibberdakwah, baik itu secara perorangan ataupun dengan orang banyak, oleh karena itudakwah harus terus di lakukan.Pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber kepada Al-Quran dan Al-Haditssebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah dan ahlak dengan sebagaimacam cabang ilmu yang di perolehnya. Jadi pesan dakwah atau materi dakwah adalahisi dakwah yang di sampaikan da’i kepada mad’u yang bersumber dari agama Islam.7

5

TotokJumantoro, Psikologi Dakwah, (Jawa Barat: Sinar Grafika Offset), h. 16

6

Khadim Al Haramain Asy Syarifain Al Malik Fahd Ibn Abd Aziz Al Saud,

Al Quran Dan Terjemahannya, (Madina: Al Quran Raja Fahd, 2000), h. 310 7

(29)

Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yakni manusia yang merupakan individu atau bagian dari komunitas tertentu.8 Mad’u sebagai sentral dakwah yang hendak dicapai melalui dakwah untuk pemberdayaan masyarakat menuju lahirnya komunikasi. Maka, kepentingan dakwah itu berpusat kepada apa yang dibutuhkan oleh komunitas atau masyarakat (mad’u), dan bukan apa yang dikehendaki da’i. dakwah berorientasi kepada kepentingan mad’u(mad’u centered preaching), dan tidak kepentingan da’i.

Asmuni Syukir, membagi tujuan dakwah menjadi 2 macam, yaitu terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Pertama, tujuan umum. Pada tujuan ini dakwah adalah upaya mengajak manusia, meliputi orang mukmin dan orang kafir atau musrik kepada jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah SWT agar bahagia dan sejahtera di dunia dan di akhirat. Kedua, tujuan khusus ini meliputi:

a) Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

b) Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih mualaf.

c) Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah SWT.

8

(30)

d) Mendidik dan mengajar anak- anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.9

Didalam pesan tabligh merupakan salah satu unsur penting ketika seseorang akan mau bertabligh, maka penting mengetahui karakter atau ciri-ciri pesan yang akan disampaikannya. Ketika seseorang akan menggunakan suatu media, baik mimbar, cetak, maupun elektronik, yang terbesit dalam pikiran penyiar, bukan hanya bagaimana cara mnggunakan media-media itu, tetapi juga pesan apa yang akan disampaikan melalui media itu.

Bagaimanapun, banyak bentuk pesan yang mungkin bisa disajikan dalam berbagai media, tapi masalahnya, apakah itu termasuk pesan tabligh atau bukan?

Kesamaran atas perbedaan pesan tabligh dengan pesan bukan tabligh, akan membuat suatu media yang berlabel Islam misalnya, malah menyajikan pesan yang tidak semestinya. Sebaliknya, suatu media yang tidak berlabel Islam malah banyak menyajikan pesan-pesan tabligh. Oleh karena itu, maka menjadi penting batas-batas yang dapat memberikan ciri atau karakter pesan yang bermuatan tabligh dengan ciri pesan yang bukan bermuatan tabligh. Hal ini dimaksudkan agar para calon penyiar tabligh mendapat kejelasan batasan serta arah dari pesan yang akan disampaikan.10

2. Unsur Dakwah

9

Asmuni Syukir, Dasar- Dasar Strategi DakwahIslam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983),hh. 51-58

10

(31)

Unsur-unsur dakwah adalah sebuah komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah, seperti da’i( Pelaku Dakwah),mad’u( Mitra Dakwah ),maddah ( Materi Dakwah yang meliputi aqidah, syar’i, muamalah dan akhlak).

a) Da’i( Pelaku Dakwah )

Da’isebagai komunikator, sudah barang tentu usahanya

tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan semata-mata, tetapi dia harus juga concern (perhatian) terhadap kelanjutan dari efek komunikasinya terhadap komunikan, apakahpesan-pesan sudah cukup membangkitkan rangsangan/dorongan bagi komunikan untuk melakukan usaha tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan, ataukah komunikan tetap pasif (mendengar tetapi tidak mau melaksanakan). Karena komunikasi yang disampaikan itu membutuhkan follow up (suatu hal yang sangat kurang diperhatikan da’i), maka setiap da’i harus mampu mengidentifisir dirinya sebagai pemimpin dari kelompok (jamaahnya).

Dalam hal kepemimpinan yung harus dimiliki oleh da’i hal-hal dibawah ini merupakan faktor penunjang yang cukup penting untuk diperhatikan, yaitu diantaranya:

1) Kebutuhan terhadap pengetahuan (need for knowledge)

2) Kebutuhan pengembangan diri (need for achievement)

3) Kebutuhan untuk membuktikan (need for improvement)11

11

(32)

Seorang da’i tidak hanya menyapaikan pesan/materi dakwah, akan tetapi perlu memperhatikan psikologis mad’u,

mengingat bermacam-macam tipe manusia yang dihadapi da’i dan berbagai jenis antara dia dengan mereka serta berbagai kondisi psikologis mereka, setiap da’i yang mengaharapkan sejuk dalam aktivitas dakwahnya harus memperhatikan kondisi psikologis mad’u.12

Seorang da’ijuga harus mengetahui tentang cara menyampaikan dakwah tentang tauhid, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang di hadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap problematika yang di hadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng dari ajaran agama Islam.13

Dalam melaksanakan dakwah seorang da’iakan menjumpai berbagai persoalan, baik mengenai pengertian, tujuan dakwah, cara menghadapi mad’u, macam-macam jenis kegiatan yang harus di wujudkan dalam aktifitas dakwah, nilai-nilai agama dan moral yang harus kita cerminkan dalam masyarakat, sikap kita dalam menghadapi perubahan sosial kaitannya dengan relevansi dakwah.

12

Muhammad Munir, Metode Dakwah ,(Jakarta: Kencan, 2009), h. 58 13

(33)

Orientasi dakwah menuju masyarakat industri dan problem-problem lainnya. Dari berbagai macam problem-problem itu boleh jadi kita berbeda pendapat filsafat yang kita anut atau kita miliki.14

b) Mad’u( Penerima Dakwah )

Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau

manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah baragama Islam dakwah bertujuan untuk meningkatkan kualitas iman, Islamdan ihsan. Muhammd Abduh membagi mad’umenjadi tiga golongan yaitu :

1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berfikir secara kritis dan cepat dalam menagkapi persoalan.

2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berfikir kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

3) Golongan yang berbeda dengan golongan kedua tersebut, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.15

c.)Maddah(Materi Dakwah)

14

Hasan langgulung, Asas-Asas Pendididikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988), h. 10

15

(34)

Maddah/materidakwah adalah isi pesan atau materi yang di sampaikan khatib kepada mad’u. Keseluruhan pesan yang lengkap dan luas akan menimbulkan tugas bagi khatibuntuk memilih dan menentukan tema penyampaian/pesan dakwah. Sehingga nantinya dapatdisesuaikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi serta waktu yang ketikapesan tersebut disampaikan kepada mad’u.

Adapun pesan itu di kelompokanmenjadi tiga tema yaitu : Aqidah, Syariah, Akhlaq.

Dalam hal ini sudah jelas yang menjadi

maddah/materidakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Secara umum materi dakwah dapat di klarifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu :

1) Masalah Aqidah ( Keimanan/Kepercayaan )

Aqidah berasal dari bahasa arab Aqidah yang bentuk jamaknya adalah a’qa’id dan berarti faith belief (Keyakinan/Kepercayaan) sedang menurut Loouis Ma’luf ialah

ma ‘uqidah ‘alayh ‘al-qalb wa al-dlamir. Yang artinya sesuatu

yang mengikat hati dan perasaan.16

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah aqidah Islamiyah. Aspek aqidah ini yang akan membentuk moral manusia. Oleh karena itu pertama kali yang di jadikan materi dalam dakwah Islam adalah masalah aqidah atau keimanan. 17

16

Tim Penyusun Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, (Surabaya, 2012), h. 84

17

(35)

Kalau kita berbicara tentang aqidah maka yang menjadi topik pembicaraan adalah masalah keimanan yang berkaitan dengan rukun-rukun iman dan peranannya dalam kehidupan beragama. Rukun iman meliputi :

a) Iman kepada Allah

b) Iman kepada Malaikat Allah c) Iman kepada Kita-kitab Allah d) Iman kepada Nabi dan Rasul e) Iman kepada Hari Kiamat f) Iman kepada Qadla dan Qadar 2) Masalah Syariah (Hukum)

Hukum atau syariah sering disebuat sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dan hukum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah yang menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslimin.18

Syar’i dalam Islam adalah hubungan erat dengan amal

(lahir) nyata dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia yakni meliputi:

18

(36)

a. Ibadah (dalam arti khas)

Thahara (bersuci) adalah merupakan keadaan yang terjadi sebagai akaibat hilangnya hadas atau kotoran.19 b. Shalat adalah suatu ibadah yang mengandung perkataan

dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

c. Zakat adalah ibadah maliyah yang diperuntukan memenuhi kebutuhan pokok orang-orang yang membutuhkan (miskin).

d. Puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah yang dilaksanakan dengan cara menahan makan dan minum serta hubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

e. Haji adalah perjalanan mengunjungi ke ka’bah untuk melakukan ibadah tawaf, sa’i, wukuf dan manasik -manasik lain untuk memenuhi panggilan Allah SWT serta mengharapkan keridhoanya.20

3) Muamalah meliputi:

Muamalah (hukum niaga) mengenai masalah hukum perniagaan atau perdagangan, dapat dibedakan menjadi dua macam,

19

Rahman Tinongan dkk., Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h. 87

20

(37)

pertama bentuk perdagangan yang halal disebut ba’i (jual beli) sedangkan yang haram disebut riba.21

a) Munakahat (hukum nikah) b) Waratsah (hukum waris) c) Muamalah (hukum jual beli) d) Hinayah (hukum pidana) e) Khilafah(hukum negara)

f) Jihad (hukum peperangan dan perdamaian)

Islam merupakan agama yang menekankan urusan

mu’amalah lebih besar posisinya dari pada urusan ibadah. Islam

lebih banyak memperhatikan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual. Islam yang menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam

muamalah disini, diartikan sebagai ibadah yang mencangkup hubungan dengan Allah SWT, Cakupan aspek muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah.

4) Masalah Akhlak

Secara Etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab,

jamak dari Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau tabiat. Kalimat-kalimat tersebut memiliki segi-segi persamaan dengan perkataanKhuluqun, yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, dan mahluk yang berarti yang di ciptakan. Sedangkan

21

(38)

secara termenologi maslah akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang mempengaruhi prilaku manusia. Ilmu akhlak bagi Al-Farabi, tidak lain dari bahasaan tentang keutamaan-keutamaan yang dapat menyampaikan manusia kepada tujuan hidupnya yang tertinggi, yaitu kebahagiaan, dan tentang berbagai kejahatan atau kekurangan yang dapat merintangi, usaha pencapain tujuan tersebut.22

Iman adalah aqidah, Islam merupakan syar’i, ihsan ialah akhlak. Terhadapa ketiga pokok ajaran Islam ini, ada beberapa pendapat ulama’ antara lain:

a) Ketiga komponen ini diletakan secara hirarki. Artinya mula-mula orang harus memperteguh aqidah, lalu menjalankan syariat, kemudian menyempurnakan akhlak. Pada posisi puncak inilah maksud diutusnya Nabi SAW, yakni menyempurnakan akhlak. Dengan asumsi ini, maka untuk mengarahkan seseorang menjadi baik, pendakwah harus memperkuat imannya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara menjalankan agama. Jika ia dapat menjalakannya dengan benar, pendakwah berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang bersih, ia akan merasa hidupnya dipantau oleh Allah SWT sehingga berakhlak mulia dan menjahui segala maksiat.

b) Ketiganya diletakan secara sejajar. Maksudnya, aqidah yang bertempat di akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dan akhlak

22

(39)

berada dihati. Pendakwah mengajarkan bahwa menjalakan shalat harus dengan pikiran yang yakni, mematuhi syarat dan rukunya, serta hati yang ikhlas. Banyak umat Islam yang menjalakan agamnya dengan keimanan yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak menhasilkan akhlak yang terpuji.23

3. Sumber Pesan Dakwah a) Sumber PesanDakwah

1) Al- Qur’an

Al- Qur’an adalah wahyu penyempurna. Seluruh wahyu yang diurunkan oleh Allah SWT kepada nabi- nabi terdahulu termaktub dan teringkas dalam al- Qur’an. Dengan mempelajari al- Qur’an, seseorang dapat mengetahui kandungan kitab taurat, Kitab Zabur, Kitab Injil, Shohifah (lembaran wahyu) Nabi Nuh a.s, Shohifah Nabi Musa a.s, dan Shohifah yang lain. Untuk mengetahui kandungan al- Qur’an, kita bias menelaah antara lain kandungan surat Al-Fatihah yang oleh para ulama’ dikatakan sebagai ringkasan al- Qur’an. Dalam surat Al-Fatihah, terdapat tiga bahasan pokok yang sebenranya menjadi pesan sentral dakwah, yaitu aqidah (ayat 1-4), ibadah (ayat 5-6), dan muamalah (ayat 7).24

2) Hadits Nabi

23

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2009), h. 336

24

(40)

Segala hal yang berkenaan dengan Nabi SAW yang meliputi ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat, bahkan ciri fisiknya dinamakan hadits. Untuk melihat kualitas kesahihan hadits, pendakwah tinggal mengutip hasil penelitian dan penilaian ulama hadits, tidak harus menelitinya sendiri. Pendakwah hanya perlu cara mendapatkan hadist yang sohih dan memahami kandungannya. Jumlah hadits yang termaktub dalam beberapa kitab hadits sangat banyak. Terlalu berat bagi pendakwah untuk menghafal semuanya. Pendakwah cukup membuat klasifikasi Hadits berdasarkan kualitas dan temanya.25

3) Pendapat Para Sahabat

Orang yang hidup bersama Nabi SAW, pernah bertemu dan beriman kepadanya adalah sahabat Nabi SAW. Pendapat sahabat Nabi SAW memiliki nilai tinggi, karena kedekatan mereka dengan Nabi SAW dan proses belajarnya yang langsung dari beliau. Diantara para sahabat Nabi SAW, ada yang termasuk sahabaat senior dan sahabat yunior. Sahabat senior diukur dari waktu masuk Islam, perjuangan, dan kedekatannya dengan Nabi SAW. Hampir semua perkataan sahabat dan kitab- kitab hadits berasal dari sahabat senior.

4) Pendapat para ulama’

25

(41)

Pengertian ulama’ disini dikhususkan orang yang beriman,

menguasai ilmu keislaman secara mendalam dan menjalankannya.

B. Keterlibatan Mad’u

Mad’u adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau

menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan.

Ketika membahas tentang keterlibatan mad’u dalam sebuahceramah, maka kita akan membahas tetang manusia yang menerima pesan dakwah, dalam hal ini berkaitan dengan sikap penerima pesan atau mad’u dalam menerima pesan yang

disampaikan oleh penceramah atau da’i. Sikap (attitude) merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerimaan pesan dakwah, istilah ini pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer dimana ia memandang sikap sebagai suatu status mental tertentu pada seseorang pada suatu obyek. Konsep ini sering digunakan oleh para ahli dalam bidang social dan erat kaitannya dengan psikologi sosial yang berhubungan dengan manusia atau mad’u dalam kehidupan bersosial.26

Krech dan Crutchfield mendefinisikan sikap sebagai gabungan dari motivasi, emosi, persepsi dan kognisi terhadap aspek-aspek dalam kehidupan individu. Dengan demikian

26

(42)

komponen-komponen dalam sikap ada tiga yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif itu berupa pengetahuan, kepercayaan, persepsi atau hal-hal lain yang dasarnya adalah hasil perkembangan pikir, komponen afektif ini merupakan komponen psikologis yang berkaitan dengan evaluasi terhadap objek yang dikaitkan dengan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek, komponen konatif merupakan komponen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk bertindak termasuk didalamnya motivasi.27

Dari definisi tentang sikap diatas, jika seorang khatib tidak bisa mengenal sikap atau karakter dari masyarakat atau mad’u

yang akan menerima khotbahJumat, maka khotbahJumat yang disampaikan tidak bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat atau mad’unya, agar keterlibatan mad’u bisa maksimal dan antusias serta memperhatikan dalam menerima materi/pesan khotbahJumat, maka khatib bisa mempelajari terlebihdahulukarakter masyarakat atau mad’u yang akan menerima pesan/materi khotbahJumat.

Perlu dikemukakan bahwa dalam lembaga- lembaga, kelompok- kelompok sosial dan proses sosial terdapat hubungan- hubungan sosial atau secara teknis disebut interaksi sosial, yang dengan atau melalui interaksi sosial itu individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya.

27

(43)

Begitu juga dengan kegiatan dakwah terdapat hubungan dan pergaulan sosial, yakni hubungan dan pergaulan antara pelaku dakwah (da’i) dan mitra dakwah (mad’u), da’i dengan

da’i, mad’u dengan mad’u. Hubungan dan pergaulan sosial itu,

menciptakan sebuah komunitas dakwah yang bisa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dalam komunitas itu, terjadi hubungan dan pergaulan sosial secara timbal balik, saling berinteraksi, dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya sehingga mad’u mau untuk mendengarkan khotbah Jumat.

Agar bisa memahami masyarakat atau mad’unya dan pesan/materi khotbahJumat yang disampaikan bisa tersampaikan, maka kita bisa mengenal masyarakat atau mad’unya dari golongannnya, Muhammad Abduh membagi mad’u mejadi tiga golongan yaitu:

1) Golongan cerdik cemdekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.

2) Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

3) Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tak sanggup mendalami benar.28

28

(44)

Dan jika disebutkan secara general, sasaran dakwah ini adalah meliputi semua golongan masyarakat. Walaupun masyarakat ini berbeda dan masing-masing memiliki ciri-ciri khusus dan tentunya juga memerlukan cara-cara yang berbeda-beda dalam berdakwah, perlu kita lihat dulu siapa mad’unya, dari

golongan mana agar apa yang akan kita dakwahkan dapat diterima dengan baik oleh mad’u.29

Dapat disimpulkan bahwah banyak alasan yang mendasari seorang mad’u mau meluangkan waktunya untuk mendengarkan

pesan dakwah, karena :

1) Keinginan mad’u yang mau mendapatkan informasi

keagamaan dari seorang penceramah atau da’i, agar mendapatkan ilnmu yang lebih banyak danbisa mengamalkan dalam kehidupan baik untuk dirinya sendiri maupun kehidupan sosialnya.

2) Ketertarikan mad’u dikarenakan kharisma dari seorang da’i ketikan menyampaikan pesan dakwah atau berceramah. Dengan kata lain mad’u tersebut hanya

menyukai seorang penceramah atau da’i tersebut hanya dari parasnya saja atau dari charisma yang ada pada penceramah tersebut.

29

(45)

3) Sebagai formalitas keagamaan dalam kehidupan bersosialisasi. Menjadi suatu kebiasaan dalam sebuah kehidupan bermasyarakat dan pada akhirnya adanya ceramah menjadi sebuat budaya atau adat yang harus diikuti agar terlihat pantas dalam kehidupan bermasyarakatnya.

Penjelasan diatas berkaitan dengan prilaku social yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, perkembangan historis dari kebudayaan atau peradaban manusia, menurut pandangan ini, secara bertahap dan selektif masyarakat manusia mengembangkan keterampilan, keyakinan, dan teknologi yang menunjang kesejahteraan kelompok tersebut. Karena pada umumnya bermanfaat bagi masyarakat, perilaku proposial menjadi bagian atau aturan atau norma social yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.30

Keterkaitan dakwah dengan keterlibatan jamaah ketika seseorang berdakwah (khatib) maka ia perlu bahkan harus mengetahui kondisi psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang mempengaruhi orang lain agar mau merubah tingkah lakunya dan

30

(46)

mengikuti sesuai dengan yang disyar’ikan oleh agama (Islam).

Lebih mudahnya untuk memahami pentingnya pengetahuan tentang jamaah Jumat, dapat berangkat dari memahami khatib ibarat seseorang yang menawarkan sesuatu kepada orang lain yang didakwahkannya. Agar yang ditawarkan dapat diterima oleh sasaran dakwahnya, seorang khatib harus mengemas dakwahnya sesuai dengan keinginan dan minat jamaah jumaat.

Dalam mempengaruhi orang lain agar orang lain dapat mengikuti apa yang kita inginkan maka kita harus melakukan beberapa pendekatan, dan bisa dibilang pendekatan psikologis adalah pendekatan yang paling penting dan yang paling berpengaruh apakah nantinya orang lain (mad’u) itu dapat menerima apa yang disampaikan oleh khatib dan menjalankannya.

C. Khotbah Jumat

1. Pengertian Khotbah

(47)

pentingnya suatu pembahasan. Pidato diistilahkan dengan khithabah. Dalam bahasa Indonesia sering ditulis dengan khotbah atau khotbah. Pidato Nabi SAW yang disampaikan pada haji yang terakhir sebelum wafat beliau disebut oleh para

ajli sejarah dengan khotbah wada’ (pidato perpisahan). Orang yang berkhotbah disebut khatib. Dalam Al-Qur’an dikemukakan bahwa hamba Allah SWT yang beriman (‘ibad al

rahmat) selalu menghindari percakapan (khotbah) orang-orang yang bodoh (Al-Furqan: 63). Makna khotbah sudah tergeser dari pidato secara umum menjadi pidato atau ceramah agama dalam ritual keagamaan. Aboebakar Atjeh (1971: 6) mendefinisikan khotbah sebagai dakwah atau tabligh yang diucapkan dengan lisan pada upacar-upacara aama, seperti khotbahJumat, khotbahhari raya, khotbah nikah, dan lain-lain yang mempunyai corak, rukun, dan syarat teretentu. Nabi SAW bersabda, “setiap khotbah yang tidak ada tasyahud bagaikan

tangan yang terputus” (Abu Dawud, 1994: III: 280: nomor

4841).31

Dengan pengertian khotbah yang sudah bergeser dari pidato atau ceramah menjadi pidato yang khusus pada acar ritual keagamaan, maka yang membedakan khotbah dengan pidato pada umumnya terletak pada adanya aturan yang ketat tentang waktu, isi, dan cara penyampaian pada khotbah. KhotbahJumat,

31

(48)

mislanya hanya bisa disampaikan pada shalatJumat dan tidak dibenarkan disampaikan dengan humor atau tanya jawab sebagaimana cara pada umumnya.

Dari keterangan diatas bahwasannya khotbahJumat adalah Nasihat atau wasiat tentang aturan-aturan (peringatan) dan ketentuan-ketentuan (himbauan) di agama Islam dengan berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah yang dilakukan setiap hari Jumat secara tidak langsung hal ini bisa dikatakan rutinitas seluruh umat Islam didunia dan wajib mengerjakannya.

Agar maksud tersebut bissa dicapai dengan baik, maka khotbah sebaiknya dilakukan dengan suara yang keras, bahasa yang baik, kata-kata yang fasih, tersusun, dan lain-lain. Dengan kata lain, khatib harus menghindari ucapan yang ngawur, dan bertele-tele yang menyebabkan jamaah jenuh, bosan dan enggan memperhatikan ucapannya. Semua itu bisa dicapai melalui persiapan yang matang dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Namun demikian, khotbah tidak bisa disamakan dengan pidato atau ceramah biasa, sebab khotbah memiliki aturan-aturan khusus yang tidak terdapat dalam ceramah/pidato biasa.32

2. Materi Khutbah

32

(49)

Rasulullah SAW memberikan contoh tentang materi dan waktu khutbah yang tidak jarang kurang diperhatikan oleh para khatib. Terlebih-lebih khatib yang menyampaikan khutbahnya tanpa teks. Khutbah Rasulullah SAW berisikan nasehat-nasehat yang memberikan kedamaian dalam beragama, bermasyarakat dan bernegara.33 Rasulullah SAW memberikan petunjuk cara dan materi khutbah agar tidak membosankan, antara lain:

a.) Penyampaian khutbah harus menggunakan bahasa yang baik dan tepat dimengerti oleh jamaah sehingga dapat diamalkannya. Sedangkan rukun khutbah tetap menggunakan bahasa Arab dan tidak sah dengan bahasa lain.

b.) Khutbah yang panjang dan bertele-tele menunjukan bahwa khatib kurang menguasai (mengerti) tentang masalah yang dibahasnya. Hal demikiansering dijumpai, terutama bagi para khatib yang tidak menggunakan teks, sehingga apa yang terlintas dibenaknya itulah yang disampaikannya.

c.) Materi khutbah berisikan nasihat yang berlandaskan pada Al-Qur’an yang wajib dimengerti oleh setiap umat Islam. Materi khutbah yang menimbulkan keresahan dan agitasi (adu domba) harus dihindarkan. Khutbah

33

(50)

berisikan nasehat untuk mengajak manusia menjadi hamba Allah yang baik, menjadi warga negara yang cerdas, berbudi luhur (akhlaqul karimah) serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap agama, negara, dan bangsanya. Jadi materi khutbah harus dapat mengubah mereka untuk menjadi manusia yang berkualitas dengan mengembangkan segala potensinya untuk kepentingan umat manusia.34 Sebagaimana Allah SWT telah berfirman (QS. Muhammad: 24):















Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikanAl-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?35

3. Syarat-syarat Khotbah

Syarat khotbahJumat adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam khotbahJumat yang dijadikan sebagai ukuran tentang sah dan batalnya khubat Jumat.Syarat-syarat khotbahJumat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, ada 6 macam:

34

Tajul Khalwaty, Menyibak Kemuliaan Hari Jumat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), h. 43

35

(51)

a) Telah masuk waktu yang ditandai dengan tergelincirnya matahari ke arah barat atau bersamaan dengan waktu shalat dzuhur.

b) Khotbah harus dilakukan sebelum shalat, berbeda dengan shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang dilakukan setelah selesai shalat.

c) KhotbahJumat harus dilakukan dengan berdiri, sehingga dapat dilihat oleh jamaah yang hadir.

d) Khatib harus duduk istirahat diantara dua khotbah beberapa saat sebagai pemisah antara kedua khotbah tersebut.

e) Suci dari hadats dan najis, baik pakaian khatib maupun tempat khotbah (mimbar).

f) Suara khatib harus keras dan lantang agar dapat didengar oleh jamaah, sebab khutbah berisikan pelajaran dan nasehat untuk para jamaah.36

4. Rukun Khotbah

Setelah mengetahui tentang syarat-syarat khotbahJumat, selanjutnya wajib pula dan dipelajari tentang rukun khotbahJumat. Syarat dan rukun khotbah merupakan tolak ukur terhadap sah dan tidaknya khotbahJumat tersebut. Sebab itu wajib diketahui dan dipelajari dengan

36

(52)

cermat oleh jamaah, terutama sekali bagi khatib dan imam serta mereka yang mengambil tempat pada syaf pertama.

Rukun khotbah adalah ketentuan yang wajib dipenuhi untuk sahnya khotbahJumat. Rukun khotbah merupaka dasar (asas) yang harus dipenuhi sehinggakhotbah terlaksana dengan baik sesuai dengan yang ditentukan oleh syariat sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Seluruh ibadah dalam Islam mempunyai rukun dan syarat yang harus dipelajari dengan seksama serta dipenuhi oleh para pelakunya.

Rukun khotbahJumat ada 5 macam yang terdiri dari :

a) Memuji Allah dengan melafazkan (mengucapkan kata-kata pujianAlhamdulillah dengan suara yang agak keras, dibaca ulang dua kali).

b) Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sekurang-kurangnya Allahumma Shalili ‘Ala Muhammad.

c) Berwasiat kepada jamaah untuk selalu takwa dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dengan mengucapkan Ittaqullah dan Ibadalah.

d) Mendoakan orang mukmin laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia dengan mengatakan Allahummagfirlilmu’miniina wal

(53)

e) Membaca ayat Al-Qur’an sekurang-kurangnya satu ayat yang tidak bersifat doa dan diawali dengan membaca

taawudzA’udzubillahi minasy syaithanir rojiimpada salah satu khotbah, pada khotbah pertama atau khotbah kedua.37 D. Penelitian Terdahulu

Dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung, peneliti mengumpulkan berbagai skripsi yang terkait dengan penelitian ini khususnya penelitian pada analisis wacana sebagai penelitian terdahulu yang relevan dan akurat, diantaranya yaitu:

1. Yang pertama, Ida Nurcahyaningsih, mahasiswaKomunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dengan judul “Pesan Dakwah Pada Buletin Mayara (Analisis Wacana Rubrik KisahSahabat Nabi edisi Desember 2004-Maret 2005).”Penelitian di atas meneliti tentang pesan dakwah yang terkadungdalam rubrik kisah sahabat nabi, dengan menggunakan metode kualitatifdan analisis wacana model Van Djik, yang mana penelitian inimenggunakan buletin sebagai medianya.

Perbedaan, dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah terletakpada medianya, penelitian yang dilakukan Nurcahyaningsih menggunakanmedia Bulletin, sedangkan penelitian kali ini menggunakan media teks materikhotbahJumat dari KH. Ahmad Husain.

37

(54)

Persamaan adalah sama-sama menggunakan analisis wacanamodel Van Djik dan bersifat kualitatif. Bulletin diterbitkan dan diedarkan hanya padawilayah tertentu dan terbatas sedangkan penelitian ini juga mengalami hal yang sama tidak bisa menjangkau wilayah yang luas hanya ruang lingkup di desa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo. Kesamaan inilah yangpeneliti gunakan sebagai bahan kajian untuk membantu penelitimenganalisis pesan dakwah.

2. Yang kedua adalah Dakwah Ustad Abdul Hafid (Analisis Wacana Pesan DakwahPerspektif Teun A. Van Djik) 2015,penelitian ini disusun oleh Cahyani Hariantasasi mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, NIM. B31211054 UIN Sunan Ampel Surabaya 2015. Penelitian ini merumuskan masalah bagaiamana membangun pesan dakwah dari ceramah Ustadz Abdul Hafidz berdasarkan analisis wacana Teun A. Van Djik dan Tujuan penelitian ini ingin membangun teori pesan dakwah yang terkandung dalam teks ceramah Ustadz Abdul Hafidz dalam perspektif analisis wacana Teun A. Van Djik.

(55)

Perbedaannya penelitian cahyani menggunakan tehnik analisis wacana teks,kognisi, sosial, dan konteks sosial sedangkangkan penilitian kami lebih praktis dan simpel hanya menggunakan tehnik analisis wacana teks saja.

Persamaannya sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan analisis wacana Teun A. Van Djik serta menggunakan media teks materi dakwah.

3. Yang ke tiga, adalah karya penelitian yang di lakukan oleh Lailatul Maghfiroh, “Pesan Dakwah Dalam Film (Analisis

Wacana Dalam Ayat-Ayat Cinta) NIM: B01304041, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian yang di lakukan oleh Maghfiroh tersebut menggunakan penelitian jenis kualitatif non kancah dengan menggunkan analisis wacana model Van Dijk. Film ini banyak mengandung dakwah antara lain menghormati umat beragama, menghargai seorang wanita dan banyak taburan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan Hadist.

(56)

stalistik lebih condong kepada aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual.

Persamaan, dalam kesimpulannya bahwa pesan dakwah yang ada dalam film ayat-ayat cinta adalah aqidah dan akhlak. Dari penelitian peneliti juga aqidah dan akhlaq

4. Yang ke empat adalah penelitian yang dilakukan oleh Riza Abdillah mahasiswa Komunikasi PenyiaranIslam, NIM. B31210044 UIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul Pesan Dakwah Khatib Jumat Di Masjid Nurul FattahJl.Demak Kecamatan Krembangan SurabayaEdisi Mei 2014 Minggu Ke-5 Oleh Ustadz Umar Haqqi AR. Penelitian ini menggunakan rumusan masalah bagaiman menggunakan pesan dakwah khatib Jumat di Masjid Nurul Fattah Jl.Demak Kecamatan Krembangan Surabaya edisi mei 2014 minggu ke-5 oleh Ustadz Umar Haqqi AR serta apa yang melatarbelakangi pesan dakwah khatib Jumat Ustadz Umar Haqqi AR.

(57)

Perbedaannya terletak pada definisi konsep, analisis data, penyampaian materi, isi materi serta subyek penelitian, materi peneliti ini hanya menerangkan tentang aqidah saja sedangkan penelitian kami menerangkan tentang aqidah dan akhlak.

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan analisis wacana teori Teun A. Van Djik dan media yang digunakan sama-sama di teks materi

Kajian yang diambil oleh peniliti bukanlah suatu hasil penemuan pertama mengenai analisis wacana pesan dakwah, hal ini dikarenakan adanya penelitian mengenai hal yang serupa.

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses panjang yang berawal dari minat untuk mengetahui proses tertentu dan fenomena tertentu serta wacana untuk mendapatkan pengetahuan baru untuk menemukan suatu kebenaran dan memperoleh hasil yang baik, yakni sesuai dengan target dan tujuan, maka seorang peneliti perlu menggunakan dan memiliki suatu metode penelitian dari beberapa metode yang ada “Metode penelitian” adalah ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian.1

Sedangkan menurut Bachtiar Wardi dalam buku metode peneliatan dawahMetode penelitian memiliki makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara yang di tempuh untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan kata penelitian sendiri juga berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu

research yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, penelusuran, dan penyelidikan), maka research berarti melakukan pencarian, sehinga langkah egois dan sistematis tentang pencarian yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisa, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan solusinya.2

Secara umum metode penelitian dapat di artikan suatau cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaranpada bidang ilmu pengetahuan.

Pendekatan yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif . Melihat kondisi yang ada, penelitian kualitatif dibagi ke dalam dua hal. Pertama, penelitian kepustakaan (library research) , kedua, penelitian lapangan (field research). Penelitian kepustakaan mengandalkan data-datanya hampir sepenuhnya dari perpustakaan sehingga penelitian ini lebih populer dikenal dengan penelitian kualitatif deskriptif kepustakaan atau penelitian bibliografis dan ada juga yang mengistilahkan dengan penelitian non reaktif, karena ia sepenuhnya mengandalkan data-data yang bersifat teoritis dan dokumentasi yang ada di perpustakaan. Sedangkan penelitian

1

Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Reka Sarasih, 1996), h. 15

2

(59)

lapangan mengandalkan data-datanya di lapangan (social setting), yang diperoleh melalui informan dan data-data dokumentasi yang berkaitan dengan subjek penelitian.3

Dengan penelitian kualitatif ini akan berusaha mendeskripsikan, melukiskan sekaligus menganalisis suatu fenomena sosial masyarakat tertentu, secara rinci dengan maksud agar nantinya dapat menjelaskan dan menerangkan serta menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian, disamping itu nantinya penelitian kualitatif ini membentuk hipotesis-hipotesis lama yang relevan dengan fokus permasalahan suatu penelitian dan pada akhirnya dapat membentuk teori-teori atau mempertegaskan teori-teori-teori-teori yang ada.4

Alasan peneliti untuk memilih penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yaitu karena peneliti di samping harus memahami fenomena secara menyeluruh, peneliti juga ingin mengetahui lebih mendalam melakukan analisis yang utuh (holistik) mengenai pesan materikhutbah JumatKH. Ahmad Husain , serta peneliti juga ingin menggambarkan mengenai subjek penelitian yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini.

Karena pada hakekatnya penelitian kualitatif lebih menitik beratkan analisisnya pada proses penyimpulan dan menekankan analisis terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Dalam penggalian data dan informasi, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan agar peneliti

3

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif,(Jakarta: Refrensi, 2013), h.6

4

(60)

mendapat kemudahan dalam pengumpulan dan penggalian data di lapangan.

Adapun jenis penelitiannya adalah deskriptif analisis, yaitu

merangkum sejumlah data besar yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Metode deskriptif bertujuan untuk :

1) Mengumpulkan sebuah informasi yang aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada.

2) Mengidentifikasi masalah/memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

3) Membuat perbandingan dan evaluasi.

Kemudian data yang didapat dianalisis menggunakan analisis wacana. Sebagai lazimnya yang bersifat interpreatif, peneliti dalam usahanya menggali analisis wacana dalam penyampaian pesan dakwah yang disampaikan oleh khatib Jumat juga akan berusaha melihat makna yang tersembunyi dari teks materi khutbah tersebut. Keinginnaya sendiri adalah agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka peneliti memilih teori yang dianggap sesuai dengan penelitian, yaitu memakai teori perangkat analisi wacana teks yang dirumuskan oleh Teun A. Van Djik.

B. Subyek Dan Sasaran Penelitian

Subjek penelitian adalah sasaran yang dijadikan analisis atau fokus masalah. Subjek penelitian disini menjelaskan tentang fokus yang akan dikaji dari penelitian adalahseorang khatib Jumat KH. Ahmad Husain yang tinggal di kelurahan Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo.

(61)

Agar penelitian ini bisa mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, yaitu untuk mengetahui pesan dakwah yang disampaikan oleh KH. Ahmad Husain dalam khutbah Jumat di masjid Jami’ Al-Muttaqin desa Tanjung Sari kecamatan Taman kabupaten

Sidoarjo. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik, maka berdasarkan tujuan penelitian ini difokuskan pada aspek analisis teks. Analisis ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana strategiwacana tekstual yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau peristiwa tertentu.

C. Jenis Dan Sumber Data

Data adalah jamak dari kata “Datum” yang artinya

informasi-informasi atau keterangan tentang kenyataan atau realitas. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian merupakan jawaban atas

pertanyaan penelitian yang kemudian diajukan terhadap masalah yang yang dirumuskan pada tujuan yang ditetapkan.5Menurut Lexy J. Moleong dengan mengutip pendapatnya Lofland

Gambar

Struktur Elemen Wacana Van Dijk Tabel 1.1 12
Struktur Elemen Wacana Van Dijk Tabel 1.1 33

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pertanian, sehingga penelitian ini dapat menjadi sumber

Teknologi komunikasi: berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.. Teknologi informasi dan teknologi

Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir (memilah- milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu dalam satu kategori tertentu. Peristiwa-peristiwa

Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan derajat beratnya penyakit demam berdarah dengue pada

Baik usaha online maupun offline, kualitas pelayanan adalah hal yang penting untuk diperhatikan karena pelayanan yang berkualitas akan meningkatakn nilai yang

縦断的前向き研究からみた閉経前女性における腰椎骨密度の経時的変化に関する検討 小武海, 成之Komukai, Shigeyuki 野澤, 志朗 慶應医学会 2006 慶應医学

Analisis runtun waktu adalah salah satu prosedur statistik untuk melakukan suatu pendugaan terhadap nilai pada masa yang akan datang menggunakan data pada masa

Economic Value Added perusahaan (EVA) mengukur kinerja pada periode saat ini sementara Market Value Added (MVA) penilaian mencerminkan pasar pada prospek perusahaan di