• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

IKHTISAR

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan tumbuh dengan peran Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan tumbuh dengan peran Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan tumbuh dengan peran Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan tumbuh dengan peran Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan tumbuh dengan peran investasi yang semakin besar.

investasi yang semakin besar. investasi yang semakin besar. investasi yang semakin besar.

investasi yang semakin besar. Di sisi permintaan, ekspansi ekonomi didukung dengan investasi yang tumbuh sekitar 15%. Peningkatan investasi ini mendorong peningkatan impor sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Sementara itu, ekspor masih tumbuh terbatas dan lebih bertumpu pada komoditas berbasis sumber daya alam dan produk industri. Di sisi lain, kondisi terus melemahnya nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi yang masih tinggi mengakibatkan suku bunga instrumen moneter mulai meningkat. Mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan inflasi ke depan, kebijakan moneter yang cenderung ketat masih akan dilanjutkan. Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia menetapkanmenetapkanmenetapkanmenetapkanmenetapkan reference rate (BI Rate) sebesar 8,5% untuk(BI Rate) sebesar 8,5% untuk(BI Rate) sebesar 8,5% untuk(BI Rate) sebesar 8,5% untuk(BI Rate) sebesar 8,5% untuk tiga bulan ke depan

tiga bulan ke depan tiga bulan ke depan tiga bulan ke depan

tiga bulan ke depan.1 Stance kebijakan tersebut dilakukan dengan melakukan

penyerapan ekses likuiditas perbankan secara optimal melalui instrumen moneter yang ada. Untuk mendukung terpeliharanya kestabilan ekonomi ke depan, Bank Indonesia terus melakukan berbagai langkah antisipatif terhadap beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang berpotensi mengganggu kestabilan ekonomi makro khususnya nilai tukar dan inflasi. Untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah, langkah sterilisasi/intervensi valas akan dilakukan secara terukur

Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada inflasi bulan Mei dan secara tahunan, tercatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y). inflasi bulan Mei dan secara tahunan, tercatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y). inflasi bulan Mei dan secara tahunan, tercatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y). inflasi bulan Mei dan secara tahunan, tercatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y). inflasi bulan Mei dan secara tahunan, tercatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y). Dilihat dari kelompok barang dan jasa, kenaikan tertinggi utamanya dialami oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,17% (m-t-m), disusul kelompok bahan makanan dan kelompok pangan. Selain mencatat kenaikan yang tinggi, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga merupakan kontributor utama kenaikan inflasi dengan kontribusi sebesar 0,21%.

Nilai tukar rupiah masih terus terdepresiasi yang diikuti dengan volatilitas Nilai tukar rupiah masih terus terdepresiasi yang diikuti dengan volatilitas Nilai tukar rupiah masih terus terdepresiasi yang diikuti dengan volatilitas Nilai tukar rupiah masih terus terdepresiasi yang diikuti dengan volatilitas Nilai tukar rupiah masih terus terdepresiasi yang diikuti dengan volatilitas yang semakin meningkat.

yang semakin meningkat. yang semakin meningkat. yang semakin meningkat.

yang semakin meningkat. Rupiah secara rata-rata melemah 150 poin menjadi Rp9631/USD dan secara point-to-point rupiah pun melemah 253 poin menjadi Rp9761/USD. Sementara itu, rata-rata volatilitas pergerakan rupiah menunjukkan kenaikan sebesar 0,68% menjadi 1,07%. Pelemahan ini lebih disebabkan karena besarnya permintaan valas dibandingkan sisi penawaran. Selain itu, dari sisi sentimen, tekanan terhadap Rupiah tersebut terkait dengan sentimen penguatan dolar AS secara global serta terus meningkatnya harga minyak dunia.

Pertumbuhan ekonomi masih positif.

Bulan Juni mencatat inflasi.

Nilai tukar rupiah melemah.

1 Rapat Dewan Gubernur pada bulan ini merupakan rapat pertama yang dilakukan sejak BI

(2)

Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni cenderung mengalami Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni cenderung mengalami Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni cenderung mengalami Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni cenderung mengalami Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni cenderung mengalami kenaikan.

kenaikan. kenaikan. kenaikan.

kenaikan. Suku bunga SBI 1 bulan meningkat 30 bps menjadi 8,25% sedangkan suku bunga SBI 3 bulan dan FASBI relatif belum berubah. Kenaikan ini mempengaruhi perkembangan suku bunga JIBOR 1 bulan yang meningkat menjadi 8,33% dan suku bunga simpanan deposito yang juga meningkat menjadi 6,76%. Kondisi sebaliknya terlihat pada suku bunga kredit modal kerja, suku bunga investasi dan suku bunga konsumsi yang masih mengalami penurunan.

Posisi uang primer di akhir Juni tercatat meningkat sebesar Rp 9,19 triliun Posisi uang primer di akhir Juni tercatat meningkat sebesar Rp 9,19 triliun Posisi uang primer di akhir Juni tercatat meningkat sebesar Rp 9,19 triliun Posisi uang primer di akhir Juni tercatat meningkat sebesar Rp 9,19 triliun Posisi uang primer di akhir Juni tercatat meningkat sebesar Rp 9,19 triliun menjadi Rp 198,42 triliun.

menjadi Rp 198,42 triliun. menjadi Rp 198,42 triliun. menjadi Rp 198,42 triliun.

menjadi Rp 198,42 triliun. Posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Juni (GWM 5%) adalah Rp169,30 triliun (tumbuh 10,9%, y-o-y). Sementara itu, dilihat dari sisi komponennya, peningkatan tersebut bersumber dari naiknya uang kartal dan saldo giro positif bank di BI sedangkan dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, kenaikan tersebut utamanya bersumber dari ekspansi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) yang di sisi lain diimbangi oleh kontraksi pada Operasi Pasar Terbuka (OPT).

Posisi M2 pada akhir Mei juga meningkat Rp1,93 triliun menjadi Rp1046,19 Posisi M2 pada akhir Mei juga meningkat Rp1,93 triliun menjadi Rp1046,19 Posisi M2 pada akhir Mei juga meningkat Rp1,93 triliun menjadi Rp1046,19 Posisi M2 pada akhir Mei juga meningkat Rp1,93 triliun menjadi Rp1046,19 Posisi M2 pada akhir Mei juga meningkat Rp1,93 triliun menjadi Rp1046,19 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%.

triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%. triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%. triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%.

triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,20 triliun menjadi Rp252,50 triliun yang utamanya bersumber dari kenaikan uang giral. Di sisi lain, uang kuasi menurun sebesar Rp4,26 triliun menjadi Rp793,69 triliun yang utamanya disumbang oleh penurunan yang terjadi pada uang kuasi rupiah karena penurunan tabungan rupiah sebesar Rp3,71 triliun.

Beberapa indikator perbankan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Beberapa indikator perbankan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Beberapa indikator perbankan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Beberapa indikator perbankan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Beberapa indikator perbankan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan jumlah kredit yang disalurkan mengalami kenaikan demikian pula rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) mengalami perbaikan. Total asset meningkat menjadi Rp1325 triliun, disusul DPK meningkat menjadi Rp986,7 triliun demikian pula jumlah kredit yang disalurkan meningkat menjadi Rp650,8 triliun... Sementara itu, penurunan kinerja terjadi pada rasio CAR yang menurun menjadi 20%, modal perbankan juga menurun menjadi Rp117,2 triliun demikian pula rasio NPL baik secara gross maupun net mengalami kenaikan menjadi 7,30% (NPL gross) dan 3,60% (NPL net).

Suku bunga instrumen moneter meningkat.

Uang primer kembali meningkat...

...demikian pula M2 dan M1.

(3)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

PERKEM BANGAN EKONOM I, M ONETER, DAN PERBANKAN

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Perkembangan harga bulan Juni menunjukkan kenaikan harga dibandingkan bulan sebelumnya. Bulan Juni mencatat inflasi sebesar 0,50% (m-t-m) lebih tinggi 0,29% daripada inflasi bulan Mei yang mencatat inflasi 0,21% (m-t-m). Secara tahunan, perkembangan harga juga mencatat inflasi sebesar 7,42% (y-o-y) lebih tinggi 0,02% dari periode sebelumnya yang mencatat 7,40% (y-o-y).

Grafik 1. Tingkat Inflasi Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

% m-t-m

Sumber : BPS 2003 2004 2005

m-t-m y-o-y

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah

% y-o-y

2002 2003 2004 2005

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Bahan Makanan Sandang Pendidikan, Rekreasi &

Olahraga Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb.

Perumahan Kesehatan Transportasi & Komunikasi

-1,00 0,00 1,00

0,73

Sumber : BPS

Sumbangan

Sumber : Bloomberg diolah

2003 2004 2005

(4)

Sementara itu, inflasi inti yang menggambarkan kondisi fundamental dari inflasi tersebut, pada bulan Juni ini menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Inflasi inti relatif tidak banyak berubah yaitu dari 6,99% (y-o-y) bulan Mei menjadi 6,79% (y-o-y). Hal tersebut dicerminkan oleh output gap yang masih belum memberikan tekanan yang cukup berarti dan lebih disebabkan oleh faktor non fundamental seperti adminstered price dan volatile food.

Nilai tukar rupiah selama bulan Juni mengalami depresiasi yang diiringi pula dengan naiknya volatilitas pergerakan rupiah. Rupiah secara rata-rata melemah 150 poin dari Rp9480/USD bulan Mei menjadi Rp9631/USD dan secara point-to-point rupiah pun melemah 253 poin dari Rp9508/USD pada bulan Mei menjadi Rp9761/USD. Sementara itu, rata-rata volatilitas pergerakan rupiah menunjukkan kenaikan sebesar 0,68% dari 0,39% pada bulan Mei menjadi 1,07% (Grafik 5).

Dari sisi fundamental, melemahnya rupiah di atas lebih disebabkan karena besarnya permintaan valas dibandingkan sisi penawaran. Permintaan valas utamanya bersumber dari kewajiban pembayaran utang luar negeri dari korporat maupun perbankan serta untuk keperluan impor. Sementara itu, kinerja ekspor masih tumbuh moderat dibandingkan peningkatan impor yang pesat akibat dari naiknya kegiatan produksi di dalam negeri. Secara sentimen, tekanan terhadap Rupiah terkait pula dengan sentimen penguatan dolar AS secara global serta terus meningkatnya harga minyak dunia.

..., sementara inflasi inti relatif tetap.

...karena tingginya

permintaan valas dan sentimen ... Nilai tukar rupiah melemah...

Walaupun nilai tukar rupiah melemah, ekspektasi investor terhadap prospek perekonomian Indonesia relatif membaik. Hal ini terlihat dari perkembangan indikator risiko jangka pendek maupun panjang (premi swap 1 s.d 12 bulan) pada bulan Juni yang menunjukkan penurunan. Premi swap 1 dan 3 bulan masing-masing menurun sebesar 25 bps dan 15 bps menjadi 6,88% dan 7,28% demikian pula premi swap 6 bulan dan 12 bulan menurun 15 bps dan 10 bps menjadi 7,48% dan 7,80%. Indikasi positif lainnya nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Indonesian Global Bond ..., namun

ekspektasi investor membaik.

Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP

Persen

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

2003 2004 2005

Jan Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Persen

1,0 3,0 5,0 7,0 9,0 11,0

2003 2004

3 Bulan

1 Bulan 6 Bulan

12 Bulan

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

(5)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

dengan US T-Notes2, yang juga menurun dan pada Juni. Premi risiko tercatat

menurun sebesar 13 point dari 292,4 poin bulan Mei menjadi 279,4 poin (Grafik 6 dan 7). Hal ini diharapkan akan memberikan dukungan positif bagi perbaikan ekonomi domestik khususnya melalui penanaman dana dari investor asing (capital inflow) maupun melalui ekspektasi positif perkiraan ekonomi Indonesia ke depan.

Indeks REER dan BRER menurun.

Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah3 Grafik 8. Real Effective Exchange Rate Mar Apr Mei Mei Jun Ags Sep Okt Okt Des Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

8400

2001 2004 2005

Sumber : CIEC dan blomberg (diolah)

Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate Grafik 10. Suku Bunga Instrumen M oneter dan Pasar Uang

Indeks

Sumber : CEIC dan Bloomberg (diolah) Korea Selatan

2003 2004 2005

2002

Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

FASBI

SBI 1 month

Persen

Jan Feb Mar Apr Mei JunJul Ags AgsSep OktNovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Pelemahan nilai tukar rupiah selama bulan Juni yang lebih besar dibandingkan pelemahan yang juga terjadi pada nilai tukar mata uang negara-negara partner dagang, menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) bulan Juni menurun dari bulan sebelumnya. REER menurun 0,36 poin dari 83,39 bulan Mei menjadi 83,03 (Grafik 8). Perkembangan yang sama nampak pula pada indeks Bilateral Real Exchange Rate-BRER yang juga menurun 1,49 poin dari 65,26 pada bulan Mei menjadi 63,77 (Grafik 9). Namun demikian, secara bilateral, negara-negara lain di kawasan Asean juga mengalami penurunan indeks seperti Singapura, Thailand, Malaysia, termasuk China dan Korea Selatan. Perkembangan ini menyebabkan tingkat competitiveness (daya saing) Indonesia secara riil di antara negara-negara partner dagang masih cukup kompetitif.

2 Sejak bulan Januari 2005 menggunakan selisih antara Global Bond Indonesia dengan US T Notes yang lebih mencerminkan yield spread.

(6)

Suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni mengalami kenaikan. Suku bunga SBI 1 bulan meningkat 30 bps dari 7,95% bulan Mei menjadi 8,25% sedangkan suku bunga SBI 3 bulan masih tetap berada pada posisi 8,05%. Hal yang sama terjadi pula pada suku bunga FASBI yang belum berubah pada posisi 7,25%. Kenaikan suku bunga instrumen moneter ini di sisi lain mempengaruhi perkembangan suku bunga JIBOR 1 bulan yang selama bulan Juni meningkat sebesar 46 bps dari posisi 7,87% pada bulan Mei menjadi 8,33% (Grafik 10).

Suku bunga SBI 1 bulan

meningkat demikian pula JIBOR...

..., termasuk suku bunga PUAB O/N pagi dan sore meningkat...

Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore

Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito dan Penjaminan

Suku Bunga (% ) Volume Pasar Uang (M iliar Rp)

0,0 500,0 1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0 4000,0

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0

Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore

2005 2004

2003

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Persen

5 7 9 11 13 15

2003 2004 2005

SBI 1 Bulan Jam Dep. 1

Dep 1 WA

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

Pengaruh yang sama juga dirasakan pada perkembangan rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan Juni. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi meningkat 97 bps dari 5,98% pada bulan Mei menjadi 6,95% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore meningkat dalam besaran yang sama yaitu 97 bps dari 4,24% bulan Mei menjadi 5,20% (Grafik 11). Walaupun suku bunganya meningkat, rata-rata volume transaksi perdagangan relatif masih stabil. Rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi hanya meningkat sebesar Rp0,37 triliun menjadi Rp2,37 triliun sedangkan di sisi lain PUAB O/N sore menunjukkan penurunan sebesar Rp0,15 triliun menjadi Rp1,95 triliun.

Sementara itu, suku bunga simpanan deposito mengalami kenaikan sedangkan tren penurunan suku bunga kredit berlanjut. Suku bunga deposito 1 bulan untuk bulan Mei menunjukkan kenaikan sebesar 18 bps dari 6,58% bulan April menjadi 6,76% sedangkan suku bunga tabungan mengalami penurunan tipis sebesar 2 bps menjadi 4,16% (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga kredit modal kerja menurun sebesar 11 bps dari 13,31% bulan April menjadi 13,20% demikian pula suku bunga investasi dan konsumsi keduanya sama menurun sebesar 6 bps menjadi 13,68% dan 16,17% (Grafik 13). Masih berlanjutnya tren penurunan suku bunga kredit ditengah kenaikan suku bunga instrumen moneter diharapkan masih mendorong pertumbuhan sektor riil disamping menurunkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit.

(7)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Berbeda dengan bulan Mei, pada bulan Juni covered interest rate parity (CIP) menunjukkan kenaikan dari negatif 2,40% bulan Mei menjadi negatif 1,89%. Perkembangan ini dilatarbelakangi oleh masih lebih besarnya kenaikan suku bunga JIBOR 1 bulan yang didukung oleh penurunan premi swap 1 bulan dibandingkan dengan kenaikan yang terjadi pada suku bunga SIBOR 1 bulan. Suku bunga JIBOR 1 bulan yang meningkat sebesar 45 bps menjadi 8,33% didukung oleh penurunan premi swap 1 bulan sebesar 26 bps menjadi 6,88% dan nilainya lebih besar daripada kenaikan yang terjadi pada SIBOR 1 bulan sebesar 21 bps menjadi 3,34% sehingga hal ini menghasilkan spread covered interest rate parity (CIP) yang semakin menyempit (Grafik 14)4.

Kondisi pasar saham selama bulan Juni relatif stabil dengan posisi penutupan masih berada pada level yang tinggi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara point to point ditutup meningkat 59,42 poin menjadi 1122,37 dari posisi sebelumnya 1062,95. Investor asing selama bulan Juni secara umum masih melakukan net beli dan di akhir bulan investor melakukan net beli sebesar Rp75,34 miliar sedangkan pembelian tertinggi terjadi pada pertengahan bulan yaitu sebesar Rp358,34 miliar. Kapitalisasi pasar juga Covered interest

rate parity meningkat.

IHSG masih stabil pada level yang tinggi...

Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit Grafik 14. Covered Interest Rate Parity

Persen

13 14 15 16 17 18 19 20 21

2003 2004 2005

Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Modal Kerja

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

Persen

-3,0 -2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

1,24 0,26

-0,19 -0,47

-0,020,26

-0,76-0,57 0,16

0,02 0,63

-0,32 -0,84

0,30 0,450,84 0,10

-0,33 -0,23 4,44

1,63

-1,81-1,97-1,42 0,54

-0,69

-2,00 -2,49 -2,40

-1,89

2003 2004 2005

Covered Interest Rate Parity Poly. (Covered Interest Rate Parity)

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi

IHSG Kapitalisasi (Rp miliar)

330 430 530 630 730 830 930 1030 1130 1230

200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000

Sumber : BEJ 2003 2004 2005

Kapitalisasi

IHSG

Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Okt Des Feb Apr Jun

(8)

menunjukkan peningkatan sebesar Rp25,15 triliun dari Rp740,29 triliun bulan Mei menjadi Rp765,81 triliun (Grafik 15).

Di sisi lain, rata-rata nilai perdagangan di pasar saham secara point to point selama bulan Juni terlihat menurun sebesar Rp1,13 triliun diiringi pula dengan penurunan rata-rata volume perdagangan sebanyak 1,05 miliar lembar saham pada akhir bulan Juni menjadi 883 juta lembar saham. Masih membaiknya harga saham di atas antara lain dipicu oleh beberapa hal, seperti keyakinan pemerintah dan bank sentral akan kondisi perekonomian yang akan membaik pada semester kedua 2005 selain karena aktifitas pelaku pasar yang memanfaatkan momentum tembusnya angka psikologis 1.100.

Uang Primer

Uang Primer

Uang Primer

Uang Primer

Uang Primer

Posisi uang primer pada akhir bulan Juni masih tercatat meningkat sebesar Rp9,19 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp198,42 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer bulan Juni dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp169,30 triliun (tumbuh 10,9%, y-o-y). Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer tersebut adalah Rp188,71 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut bersumber dari naiknya uang kartal sebesar Rp2,20 triliun demikian pula saldo giro positif bank di BI meningkat sebesar Rp4,27 triliun.

...sedangkan rata-rata nilai perdagangan menurun.

Uang primer meningkat...

Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari ekspansi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp18,89 triliun yang diimbangi oleh Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang mengalami kontraksi sebesar Rp6,12 triliun. Kontraksi OPT tersebut utamanya berasal dari kontraksi FASBI sebesar Rp8,77 triliun (Tabel 1).

Grafik 16. Uang Primer Grafik 17. Pergerakan M usiman Uang Kartal

M iliar Rp

65.000 75.000 85.000 95.000 105.000 115.000 125.000

estimasi (2) = estimasi (1) + error

Aktual

estimasi (1) = trend+seasonal

2002 2003 2004 2005

Feb :III Mar : II Jan:I Jan:IVFeb:III Mar :II Apr :I April MeiJun :IIJul :I

Jul

Ags:III Sep:IIOkt: I Okt:IV Nov:III Des:IIJan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :IApril MeiJun :IIJul :I

Jul

Ags:III Sep:IIOkt: I Okt:IV Nov:III Des:IIJan:I Jan:IV Feb:III Mar :II Apr :IApril

Jul

MeiJul :II Jul :I

Ags:III Sep:II Okt: I Okt:IV Nov:III Des:IIJan:IJan:IV April :I April MeiJun : II

...terutama karena ekspansi NCG...

Aktual Test Triliun Rp

115,0 125,0 135,0 145,0 155,0 165,0 175,0 185,0

2003 2004 2005

(9)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

M aret M aretM aret M aret M aret

Cadangan devisa bersih (NIR) pada bulan Juni relatif tidak banyak berubah. NIR hanya menurun USD0,25 miliar dari posisi USD23,65 miliar bulan Mei menjadi USD23,39 miliar (Grafik 18). Sementara itu aktiva domestik bersih (NDA) di sisi lain menunjukkan peningkatan sebesar Rp12,35 triliun dari Rp22,31 triliun pada bulan Mei menjadi Rp34,67 triliun (Grafik 19).

..., NIR stabil sedangkan NDA

189.234 188.307188.307188.307188.307188.307 192.060192.060192.060192.060192.060 188.397188.397188.397188.397188.397 198.428198.428198.428198.428198.428 9.1949.1949.1949.1949.194 122.221 121.836 118.925 117.670 124.427 2.206 104.087 106.985 103.442 101.107 104.916 829 18.134 14.851 15.483 16.563 19.511 1.377 69.176 65.899 72.573 70.136 73.446 4.270

0 0 0 0 0 0

612 572 562 590 554 -58

166.918 166.918166.918 166.918

166.918 167.174167.174167.174167.174167.174 165.746165.746165.746165.746165.746 166.207166.207166.207166.207166.207 163.760163.760163.760163.760163.760 -3.158-3.158-3.158-3.158-3.158

22.316 22.316 22.316 22.316

22.316 21.13321.13321.13321.13321.133 26.31426.31426.31426.31426.314 22.19022.19022.19022.19022.190 34.66834.66834.66834.66834.668 12.35212.35212.35212.35212.352 178.755 179.542 180.883 182.779 197.653 18.898 15.820 15.803 15.801 15.780 15.674 -146 12.133 12.116 12.114 12.093 11.987 -146

0 0 0 0 0 0

3.687 3.687 3.687 3.687 3.687 0 33.768 33.771 33.772 33.775 33.764 -4 -109.019 -111.186 -107.137 -113.323 -115.142 -6.123 -101.647 -96.680 -104.822 -111.386 -101.133 514 -12.282 -21.619 -9.428 -9.050 -21.060 -8.778 -97.008 -96.797 -97.005 -96.821 -97.281 -273

61.495 61.692 63.207 62.401 62.323 828 7.681 4.207 9.366 7.735 11.123 3.442

Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang M empengaruhinya

(Miliar Rp)

Uang Primer

Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat

- di perbankan

Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta

Cadangan Devisa Bersih (NIR)

Aktiva Domestik Bersih

1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial

a. Kredit likuiditas

b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya

3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka

- SBI - FASBI

5. Lainnya Bersih (NOI)

M emorandum item

GWM Kelebihan GWM

*TPL = Third Party Liability

Grafik 18. Posisi NIR Grafik 19. Posisi NDA

Juni

(M iliar USD)

18.0

2003 2004 2005

NIR (aktual)

Feb Apr Jun Ags Okt Des Mar Mei Jul Sep Nov Feb Apr Jun

(Triliun Rp)

(10)

Likuiditas domestik

Likuiditas domestik

Likuiditas domestik

Likuiditas domestik

Likuiditas domestik

Di sisi lain, posisi M2 pada akhir Mei mengalami peningkatan sebesar Rp1,93 triliun dari Rp1044,25 triliun pada bulan April menjadi Rp1046,19 triliun dan secara tahunan, M2 tumbuh sebesar 9,78%. Peningkatan ini utamanya berasal dari naiknya M1 sebesar Rp6,20 triliun menjadi Rp252,50 triliun yang utamanya bersumber dari kenaikan uang giral sebesar Rp6,51 triliun menjadi Rp151,29 triliun. Di sisi lain, uang kuasi menurun sebesar Rp4,26 triliun dari posisi Rp797,95 triliun menjadi Rp793,69 triliun dan utamanya disumbang oleh penurunan yang terjadi pada uang kuasi rupiah sebesar Rp5,53 triliun karena penurunan tabungan rupiah sebesar Rp3,71 triliun (Grafik 20). M2 meningkat

demikian pula M1 …

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengaruh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp20,78 triliun menjadi Rp674,57 triliun, ditambah dengan ekspansi tagihan bersih kepada pemerintah (Net Claims on Government/NCG) sebesar Rp5,04 triliun menjadi Rp453,50 triliun serta peningkatan rekening lain-lain (Net Other Item/NOI) sebesar Rp3,71 triliun. Sedangkan di sisi lain, Aktif Luar Negeri Bersih (Net Foreign Asset / NFA) mengalami kontraksi sebesar Rp27,60 triliun menjadi Rp256,24 triliun (Tabel 2).

...disebabkan oleh ekspansi CBS, NCG dan NOI.

Grafik 20. Pertumbuhan M 1 & M 2 Riil Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M 2

% , y-o-y

(10) (5) 0 5 10 15 20

2003 2004

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei M1 Riil

M2 Riil

2005

Persen

0,0 5,0 10,0 15,0

2002 2003 2004

Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2)

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

(11)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Mulai meningkatnya suku bunga deposito memberikan insentif penempatan dana di perbankan sehingga indeks money divisia bulan Mei menurun sebesar 2,16% menjadi 8,47% namun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Walaupun di satu sisi M2 dan M1 mengalami kenaikan namun jumlahnya masih lebih rendah daripada kenaikan yang terjadi pada jumlah uang primer sehingga hal ini menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari turunnya M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi

- Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)

FAKTOR

Claims on Business Sector Kredit

- Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI

Memorandum Item Memorandum ItemMemorandum Item Memorandum Item Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca)

Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas

Des Jan M ei Des Jan Apr M ei

(Miliar Rp, Posisi)

INDIKATOR BESARAN M ONETER

955.692 955.692 955.692 955.692

955.692 947.277947.277947.277947.277947.277 952.962952.962952.962952.962952.962 1.033.5281.033.5281.033.5281.033.5281.033.528 1.015.8741.015.8741.015.8741.015.8741.015.874 1.044.2531.044.2531.044.2531.044.2531.044.253 1.046.1921.046.1921.046.1921.046.1921.046.192 9,789,789,789,789,78 816.514 805.289 804.442 897.927 878.463 899.639 900.313 11,92 223.799 216.343 223.691 253.818 248.174 246.296 252.500 12,88 94.542 90.619 90.650 109.265 101.789 101.525 101.211 11,65 129.257 125.724 133.041 144.553 146.385 144.771 151.289 13,72 731.893 730.934 729.271 779.710 767.700 797.957 793.692 8,83 592.715 588.946 580.751 644.109 630.289 653.343 647.813 11,55 350.885 346.347 328.356 349.091 345.901 369.868 368.053 12,09 241.830 242.599 252.395 295.018 284.388 283.475 279.760 10,84 139.178 141.988 148.520 135.601 137.411 144.614 145.879 -1,78 16.44 16.82 16.13 14.60 14.99 15.11 15.36 -4,73

271.820 269.714 302.573 263.647 260.068 283.849 256.245 -15,31 479.885 486.229 442.009 498.019 488.807 448.464 453.507 2,60 466.826 461.827 504.899 615.802 612.852 653.788 674.573 33,61 437.942 432.738 471.076 553.548 549.017 587.805 609.330 29,35 342.027 335.129 362.517 438.881 435.518 468.310 488.830 34,84 95.917 97.610 108.559 114.667 113.499 119.495 120.500 11,00 28.884 29.089 33.823 62.254 63.835 65.983 65.243 92,90 -262.839 -270.493 -296.519 -343.940 -345.853 -341.848 -338.133 14,03

8.465 8.465 8.465 8.465

8.465 8.4418.4418.4418.4418.441 9.2109.2109.2109.2109.210 9.2909.2909.2909.2909.290 9.1659.1659.1659.1659.165 9.5709.5709.5709.5709.570 9.4959.4959.4959.4959.495

2004

2003 2004 2005

APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan C/DPK (%)

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

(12)

Sektor Eksternal

Sektor Eksternal

Sektor Eksternal

Sektor Eksternal

Sektor Eksternal

Nilai ekspor Indonesia selama bulan Mei tercatat menurun sebesar 6,73% atau sebesar USD0,45 miliar menjadi USD7,21 miliar dibandingkan USD6,75 miliar pada bulan sebelumnya (Tabel 3). Penurunan ekspor ini utamanya didorong oleh turunnya ekspor migas sebesar 9,67% dari USD1,55 miliar bulan April menjadi USD1,40 miliar sedangkan ekspor nonmigas mengalami kenaikan sebesar 11,64%, yakni dari USD5,20 miliar pada bulan April menjadi USD5,80 miliar. Penurunan yang terjadi pada ekspor migas utamanya berasal dari turunnya ekspor minyak mentah sebesar 17,10% menjadi USD0,53 miliar Total ekspor

menurun...

Sementara itu, nilai impor pada bulan Mei relatif stabil dan hanya menurun sebesar 1,18% dari USD5,02 miliar menjadi USD4,96 miliar. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh naiknya impor non migas sebesar 4,26% (USD0,15 miliar) dari USD3,54 miliar bulan April menjadi USD3,69 miliar yang diimbangi oleh penurunan impor migas sebesar 14,22% (USD0,21 miliar) dari USD1,48 miliar bulan April menjadi USD1,27 miliar. Penurunan impor migas ini utamanya berasal dari penurunan impor hasil minyak sebesar 34,77% (USD0,29 miliar) dari USD0,83 miliar bulan April menjadi USD0,54 miliar. ... sedangkan

6.754,9 7.209,97.209,97.209,97.209,97.209,9 25.903,725.903,725.903,725.903,725.903,7 33.879,133.879,133.879,133.879,133.879,1 6,176,176,176,176,17 30,7930,7930,7930,7930,79 100,00100,00100,00100,00100,00

1.554,0 1.554,01.554,0 1.554,0

1.554,0 1.403,61.403,61.403,61.403,61.403,6 6.080,86.080,86.080,86.080,86.080,8 7.313,97.313,97.313,97.313,97.313,9 -10,55-10,55-10,55-10,55-10,55 20,2820,2820,2820,2820,28 21,5921,5921,5921,5921,59

647,8 536,7 2.541,9 3.124,5 -17,16 22,92 9,22

160,4 187,9 648,9 698,5 17,58 7,64 2,06

745,8 679,0 2.890,0 3.490,9 -10,82 20,79 10,30

5.200,9 5.200,95.200,9 5.200,9

5.200,9 5.806,35.806,35.806,35.806,35.806,3 19.822,919.822,919.822,919.822,919.822,9 26.565,226.565,226.565,226.565,226.565,2 11,2011,2011,2011,2011,20 34,0134,0134,0134,0134,01 78,4178,4178,4178,4178,41 Tabel 3. Ekspor Indonesia

(Juta USD)

Sumber : BPS

Total Ekspor Total Ekspor Total Ekspor Total Ekspor Total Ekspor

Migas

5.024,1 4.964,74.964,74.964,74.964,74.964,7 17.181,017.181,017.181,017.181,017.181,0 23.568,923.568,923.568,923.568,923.568,9 -1,18-1,18-1,18-1,18-1,18 37,1837,1837,1837,1837,18 100,00100,00100,00100,00100,00

1.480,1 1.480,11.480,1 1.480,1

1.480,1 1.269,61.269,61.269,61.269,61.269,6 4.167,14.167,14.167,14.167,14.167,1 6.503,56.503,56.503,56.503,56.503,5 -14,22-14,22-14,22-14,22-14,22 56,0756,0756,0756,0756,07 27,5927,5927,5927,5927,59

648,0 723,3 2.407,9 3.192,6 11,62 32,59 13,54

832,1 542,8 1.756,3 3.307,1 -34,77 88,30 14,03

0,0 3,5 2,9 3,8 100,00 31,03 0,02

3.544,0 3.544,03.544,0 3.544,0

3.544,0 3.695,13.695,13.695,13.695,13.695,1 13.013,913.013,913.013,913.013,913.013,9 17.065,417.065,417.065,417.065,417.065,4 4,264,264,264,264,26 31,1331,1331,1331,1331,13 72,4172,4172,4172,4172,41 Tabel 4. Impor Indonesia

(Juta USD)

Sumber : BPS

Total Impor Total Impor Total Impor Total Impor Total Impor

Migas

(13)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Posisi utang luar negeri Indonesia pada bulan Mei mengalami penurunan sebesar 0,75% (USD1,04 miliar) dari posisi USD138,56 miliar bulan April menjadi USD137,51 miliar. Hal ini disebabkan karena menurunnya posisi utang LN pemerintah dan surat-surat berharga masing-masing sebesar USD0,53 miliar dan USD0,56 miliar menjadi USD78,84 miliar dan USD 3,29 miliar. Sementara itu, utang luar negeri swasta relatif tidak berubah atau hanya meningkat sebesar USD50 juta dari USD55,33 miliar menjadi USD55,38 miliar. Hal ini dikarenakan naiknya posisi utang luar negeri lembaga keuangan sebesar USD0,21 miliar menjadi USD9,63 miliar relatif berimbang dengan penurunan posisi utang luar negeri bukan lembaga keuangan sebesar USD0,16 miliar menjadi USD45,74 miliar (Tabel 5).

Sementara itu, pembayaran utang luar negeri pada bulan Mei juga tidak banyak mengalami perubahan. Pembayaran utang luar negeri hanya terjadi sebesar USD0,27 miliar dari USD0,65 miliar bulan April menjadi USD0,92 miliar. Pembayaran tersebut utamanya berasal dari pembayaran pokok utang sebesar USD0,18 miliar menjadi USD0,70 miliar. Sedangkan berdasarkan pemiliknya, pembayaran utang yang cukup besar terjadi utang swasta yaitu sebesar USD0,28 miliar menjadi USD0,47 miliar (Tabel 6).

Posisi pinjaman luar negeri menurun...

...sedangkan pembayaran pinjaman LN belum banyak berubah.

2 0 0 3

Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta

Lembaga Keuangan Lembaga KeuanganLembaga Keuangan Lembaga KeuanganLembaga Keuangan

Bank Non Bank

Bukan Lembaga Keuangan Bukan Lembaga KeuanganBukan Lembaga Keuangan Bukan Lembaga KeuanganBukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Surat-Surat Berharga Surat-Surat Berharga Surat-Surat Berharga Surat-Surat Berharga

Total Total Total Total Total

Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri

(Juta USD)

* Angka Sementara

M ar Jun Des Jan Des M ar Apr* ) M ei* )

74.513 74.513 74.513 74.513

74.513 76.00876.00876.00876.00876.008 81.66681.66681.66681.66681.666 81.48081.48081.48081.48081.480 80.27880.27880.27880.27880.278 78.26878.26878.26878.26878.268 79.37279.37279.37279.37279.372 78.84178.84178.84178.84178.841 53.750

53.750 53.750 53.750

53.750 53.28853.28853.28853.28853.288 51.94251.94251.94251.94251.942 52.83952.83952.83952.83952.839 52.50152.50152.50152.50152.501 52.43052.43052.43052.43052.430 55.33255.33255.33255.33255.332 55.38255.38255.38255.38255.382 7.806

7.8067.806

7.8067.806 7.0567.0567.0567.0567.056 7.5377.5377.5377.5377.537 7.7267.7267.7267.7267.726 8.1808.1808.1808.1808.180 8.0858.0858.0858.0858.085 9.4309.4309.4309.4309.430 9.6399.6399.6399.6399.639 4.850 4.059 4.316 4.385 3.872 3.751 5.379 5.577 2.956 2.997 3.221 3.341 4.308 4.334 4.051 4.062 45.944

45.944 45.944 45.944

45.944 46.23246.23246.23246.23246.232 44.40544.40544.40544.40544.405 45.11345.11345.11345.11345.113 44.32144.32144.32144.32144.321 44.34544.34544.34544.34544.345 45.90245.90245.90245.90245.902 45.74345.74345.74345.74345.743 1.203

1.2031.203

1.2031.203 1.2901.2901.2901.2901.290 1.7941.7941.7941.7941.794 1.7591.7591.7591.7591.759 3.3613.3613.3613.3613.361 4.2394.2394.2394.2394.239 3.8563.8563.8563.8563.856 3.2953.2953.2953.2953.295

129.466 129.466129.466 129.466

129.466 130.586130.586130.586130.586130.586 135.402135.402135.402135.402135.402 136.078136.078136.078136.078136.078 136.140136.140136.140136.140136.140 134.937134.937134.937134.937134.937 138.560138.560138.560138.560138.560 137.518137.518137.518137.518137.518

(14)

Sektor Riil

Sektor Riil

Sektor Riil

Sektor Riil

Sektor Riil

Perkembangan ekonomi Indonesia triwulan II-2005 tetap tumbuh tinggi diikuti oleh pola ekspansi ekonomi dengan peran investasi yang semakin besar. Di sisi permintaan, ekspansi ekonomi telah didukung dengan investasi yang tumbuh relatif tinggi yakni sekitar 15% dalam triwulan II-2005. Peningkatan investasi ini telah mendorong meningkatnya impor terutama untuk impor bahan baku dan barang. Sementara itu, ekspor masih tumbuh terbatas dan lebih bertumpu pada komoditas berbasis sumber daya alam dan produk industri yang terkait dengan hasil pertanian. Sementara itu, impor tumbuh tinggi sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Dengan perkembangan tersebut, kinerja transaksi berjalan diperkirakan akan mengalami defisit lebih cepat dari perkiraan semula. Kinerja neraca modal tercatat defisit terutama karena tingginya pembayaran utang luar negeri swasta, aliran keluar investasi portofolio, dan belum membaiknya aliran modal masuk khususnya FDI.

Dari sudut pandang konsumen, ekspektasi positif perekonomian Indonesia juga nampak dari hasil survei konsumen yang dilakukan selama bulan Juni. Hasil survei menyebutkan bahwa indeks keyakinan konsumen, indeks kondisi ekonomi saat ini dan indeks ekspektasi konsumen menunjukkan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 23). Indeks keyakinan konsumen meningkat sebesar 4,2 poin dari 97,6 menjadi 101,7 disusul kemudian indeks kondisi ekonomi saat ini meningkat 2,9 poin dari 84,3 menjadi 87,2 dan indeks ekspektasi konsumen meningkat 5,4 poin dari 110,9 menjadi 116,2. PDB Tw II-2005

tumbuh dengan kontribusi besar dari investasi.

Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia

Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing Total External Debt Servicing Total External Debt Servicing Total External Debt Servicing Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest

A. Pemerintah / Government A. Pemerintah / Government A. Pemerintah / Government A. Pemerintah / Government A. Pemerintah / Government

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

B. Swasta / Private B. Swasta / Private B. Swasta / Private B. Swasta / Private B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest

B.1. Lembaga Keuangan / Financial Institution B.1. Lembaga Keuangan / Financial InstitutionB.1. Lembaga Keuangan / Financial Institution B.1. Lembaga Keuangan / Financial Institution B.1. Lembaga Keuangan / Financial Institution

- Pokok / Principal - Bunga / Interest 1.

1. 1. 1. 1. BankBankBankBankBank

- Pokok / Principal - Bunga / Interest 2.

2. 2. 2.

2. Bukan Bank / Non Bank InstitutionsBukan Bank / Non Bank InstitutionsBukan Bank / Non Bank InstitutionsBukan Bank / Non Bank InstitutionsBukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal

- Bunga / Interest

B.2. Bukan Lembaga Keuangan / Non Financial Institution B.2. Bukan Lembaga Keuangan / Non Financial InstitutionB.2. Bukan Lembaga Keuangan / Non Financial Institution B.2. Bukan Lembaga Keuangan / Non Financial Institution B.2. Bukan Lembaga Keuangan / Non Financial Institution

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

(Juta USD)

* Angka Sementara

Des

18.900 2.7512.7512.7512.7512.751 1.6941.6941.6941.6941.694 652652652652652 925925925925925

15.669 2.152 1.563 518 704

3.231 599 131 134 221

6.450 6.450 6.450 6.450

6.450 1.3761.3761.3761.3761.376 1.0661.0661.0661.0661.066 464464464464464 456456456456456

4.000 874 977 358 308

2.451 502 89 106 148

12.449 12.449 12.449 12.449

12.449 1.3751.3751.3751.3751.375 628628628628628 188188188188188 469469469469469

11.669 1.278 586 160 396

780 97 42 28 73

5.656 5.656 5.656 5.656

5.656 580580580580580 294294294294294 167167167167167 181181181181181

5.521 564 283 149 174

136 16 11 18 7

6.148 714 303 11 222

645 81 31 10 66

(15)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Kondisi Perbankan

Kondisi Perbankan

Kondisi Perbankan

Kondisi Perbankan

Kondisi Perbankan

Beberapa indikator perbankan sampai dengan bulan Mei masih menunjukkan indikasi positif. Total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan jumlah kredit yang disalurkan mengalami kenaikan demikian pula rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) mengalami perbaikan. Total asset selama bulan Mei meningkat sebesar Rp12 triliun dari Rp1313 triliun bulan April menjadi Rp1325 triliun. DPK di sisi lain juga meningkat sebesar Rp8,1 triliun dari Rp978,6 triliun bulan April menjadi Rp986,7 triliun demikian pula jumlah kredit yang disalurkan meningkat cukup besar yaitu Rp21 triliun dari Rp629,7 triliun bulan April menjadi Rp650,8 triliun.

Beberapa indikator

perbankan masih postif...

... CAR, NPL dan modal menurun.

Grafik 23. Survei Konsumen Grafik 24. Survei JETRO

Indeks

40,0 60,0 80,0 100,0 120,0

2002 2003 2004

optimis pesimis

Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun

2005

Difussion Index

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50

2001 2002 2003 2004 2005

Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Permintaan:ekspor Permintaan: domestik

Inventory Harga jual:domestik

Keterangan

1,112,2 1,068,4 1,157,2 1272,0 1280,6 1313,0 1325,0

835,8 902,3 889,1 963,0 959,3 978,6 986,7

410,3 477,2 475,0 595,0 617,8 629,7 650,8

38,4 43,2 40,1 50,0 51,3 51,3 52,9

23,0 19,3 23,8 19,4 21,7 21,2 20,0

8,1 8,2 8,2 5,8 5,6 5,7 7,3

2,1 3,0 2,8 1,7 1,9 1,8 3,6

4,0 3,2 5,2 6,3 6,0 6,0 5,6

93,0 110,8 117,9 118,6 126,7 128,4 117,2

(Triliun Rp)

Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM (%) Modal

Des-02 Des-03 Jan-04 Des-04 M ar-05 Apr-05 M ei-05

Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan

B a n k

(16)

Naiknya jumlah kredit yang disalurkan di atas berdasarkan jenisnya di dominasi oleh kenaikan yang terjadi pada kredit modal kerja disusul kredit konsumsi dan kredit investasi. Kredit modal kerja bulan Mei meningkat Rp12,95 triliun (4,33%) dibandingkan bulan sebelumnya dari Rp298,79 triliun menjadi Rp311,74 triliun sementara itu, kredit konsumsi juga meningkat Rp6,13 triliun (3,66%) dari Rp167,50 triliun menjadi Rp173,63 triliun dan kredit investasi meningkat Rp2,44 triliun (2,01%) dari Rp121,52 triliun menjadi Rp123,96 triliun (Grafik 27).

Ketiga jenis kredit meningkat.

Grafik 27. Kredit Rupiah Perbankan

Grafik 25. Dana Pihak Ketiga Grafik 26. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru

Trillion Rp

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Deposits (Triliun Rp)

800 820 840 860 880 900 920 940 960 980 1000

2004

2003 2005

Giro Tabungan Deposito Total

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei 0 28.269 56.538

M iliar Rp Proporsi (% )

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0

2004 2005

2003

Persetujuan Realisasi Proporsi

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

Kredit Total Kredit (Triliun Rp)

0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0

300 330 360 390 420 450 480 510 540 570 600 630 660 690 720 750

Channeling Total Kredit Total Adjst Investasi Konsumsi Modal Kerja

2003 2004 2005

(17)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Indikator lainnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bulan Mei membaik sebesar 1,6% dari 51,3% pada bulan April menjadi 52,9% sedangkan Net Interest Margin (NIM) menurun tipis sebesar 0,4% pada bulan Mei menjadi 5,6% (Grafik 29).

LDR membaik dan NIM menurun tipis.

Grafik 28. Perkembangan NPL Grafik 29. Perkembangan Posisi NIM Perbankan

Persen Triliun Rp

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0 14,0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

0 100 200 300 400 500 600

kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri)

2005 2004

2003 2002

Triliun Rp

2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5

2003 2004

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

(18)

PROSPEK

Prospek ekonomi dalam triwulan mendatang dan keseluruhan tahun 2005 Prospek ekonomi dalam triwulan mendatang dan keseluruhan tahun 2005 Prospek ekonomi dalam triwulan mendatang dan keseluruhan tahun 2005 Prospek ekonomi dalam triwulan mendatang dan keseluruhan tahun 2005 Prospek ekonomi dalam triwulan mendatang dan keseluruhan tahun 2005 diperkirakan tetap baik dan sesuai perkiraan.

diperkirakan tetap baik dan sesuai perkiraan. diperkirakan tetap baik dan sesuai perkiraan. diperkirakan tetap baik dan sesuai perkiraan.

diperkirakan tetap baik dan sesuai perkiraan. PDB triwulan II-2005 diperkirakan

tumbuh sesuai prakiraan sebesar 5,5%-6,0% (yoy) 5. Peningkatan

pertumbuhan ini juga disertai dengan pola ekspansi yang semakin berimbang yakni dengan peranan investasi yang meningkat. Hal tersebut antara lain didukung oleh semakin kuatnya komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Sementara itu, indikasi awal atas perbaikan struktur ekspor ke arah meningkatnya peran ekspor dari produk industri manufaktur diperkirakan semakin kuat, seiring dengan meningkatnya volume perdagangan dunia.

Sementara itu, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup besar. Sementara itu, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup besar. Sementara itu, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup besar. Sementara itu, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup besar. Sementara itu, tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup besar. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi ke depan antara lain dari kemungkinan kenaikan harga jual eceran rokok dan pengaruh dari melemahnya nilai tukar rupiah. Kebijakan moneter dan kebijakan pengendalian inflasi yang dilakukan Bank Indonesia bersama pemerintah diharapkan mampu meminimalkan dampak lanjutan (second round impact) kenaikan BBM dan menurunkan ekspektasi inflasi, walaupun masih pada tingkat yang relatif tinggi.

Perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan masih cenderung akan Perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan masih cenderung akan Perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan masih cenderung akan Perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan masih cenderung akan Perkembangan nilai tukar Rupiah diperkirakan masih cenderung akan mengalami tekanan.

mengalami tekanan. mengalami tekanan. mengalami tekanan.

mengalami tekanan. Dari sisi fundamental, tekanan terhadap Rupiah terkait dengan memburuknya kinerja neraca pembayaran disamping adanya faktor sentimen penguatan dolar AS secara global serta terus meningkatnya harga minyak. Kondisi tersebut menyebabkan permintaan valas semakin meningkat baik untuk kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri.

...tekanan inflasi ke depan

diperkirakan masih cukup besar...

Prospek ekonomi Tw II-2005 dan keseluruhan tahun masih sesuai perkiraan...

...pergerakan nilai tukar masih perlu

diwaspadai.

(19)

Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi

1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang

3) penutupan pada akhir periode 4) closed file

Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDB dari BPSw. I 2004*)w. I 2004*)w. I 2004*)w. I 2004*)w. I 2004*) Des

DesDes

DesDes DesDesDesDesDes JanJanJanJanJan AprAprAprAprApr MeiMeiMeiMeiMei JunJunJunJunJun SEKTOR KEUANGAN

SEKTOR KEUANGAN SEKTOR KEUANGAN SEKTOR KEUANGAN SEKTOR KEUANGAN

Indikator Terkini

8.31 7.43 7.42 7.70 7.95 8.25

8.34 7.29 7.29 7.51 7.81 8.05

6.62 6.43 6.43 6.58 6.76 na

7.14 6.71 6.71 6.87 7.03 na

8.35 7.14 7.13 7.38 7.84 7.53

692 1,004 1,046 1,038 1062.95 1122.37

166,474 166,474 166,474 166,474

166,474 199,446199,446199,446199,446199,446 183,747183,747183,747183,747183,747 182,863182,863182,863182,863182,863 189.23189.23189.23189.23189.23 198.42198.42198.42198.42198.42

223,799 253,818 248,174 247,586 151,393 na

94,542 109,265 101,789 102,815 104.08 104.91

129,257 144,553 146,385 144771 151289 na

955,692 955,692 955,692 955,692

955,692 1,033,5281,033,5281,033,5281,033,5281,033,528 1,015,8741,015,8741,015,8741,015,8741,015,874 1,045,5431,045,5431,045,5431,045,5431,045,543 945,085945,085945,085945,085945,085 nanananana

731,893 779,710 767,700 797,957 793,692 na

592,715 644,109 630,289 653,343 647,813 na

350,885 349,091 345,901 369,868 368,053 na

241,830 295,018 284,388 283,475 279,760 na

139,178 135,601 137,411 144,614 145,879 na

816,514 897,927 878,463 900,929 799,206 na

466,826 466,826 466,826 466,826

466,826 615,802615,802615,802615,802615,802 612,852612,852612,852612,852612,852 653,788653,788653,788653,788653,788 674,573674,573674,573674,573674,573 nanananana 437,942

437,942 437,942 437,942

437,942 553,548553,548553,548553,548553,548 549,017549,017549,017549,017549,017 587,805587,805587,805587,805587,805 609,330609,330609,330609,330609,330 nanananana

0.94 1.04 1.43 0.34 0.21 0.5

5.06 6.4 7.32 8.12 7.40 7.42

8,465 9,270 9,167 9,568 9508 9761

3,717 5,122 4,910 5200.9 5806.3 na

2,335 3,591 2,938 3544 3695.1 na

24.20 24.40 24.63 25.03 23.65 23.39

4.35 4.35 4.35 4.35

4.35 5.135.135.135.135.13 6.356.356.356.356.35

5.01 6.89 1.98

0.68 15.71 18.81

6.48 8.47 13.39

1.78 24.95 15.38

2 0 0 3 SUKU BUNGA & SAHAM

SUKU BUNGA & SAHAMSUKU BUNGA & SAHAM SUKU BUNGA & SAHAMSUKU BUNGA & SAHAM

Suku bunga SBI 1 bln 1)

BESARAN MONETER (miliar Rp) BESARAN MONETER (miliar Rp)BESARAN MONETER (miliar Rp) BESARAN MONETER (miliar Rp)BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money

Base MoneyBase Money Base MoneyBase Money M1(C+D) M1(C+D)M1(C+D) M1(C+D)M1(C+D)

Uang Kartal (C) Uang giral (D)

Broad Money (M2 = C+D+T) Broad Money (M2 = C+D+T)Broad Money (M2 = C+D+T) Broad Money (M2 = C+D+T)Broad Money (M2 = C+D+T)

Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah)

Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah

Tagihan pada Dunia Usaha Tagihan pada Dunia UsahaTagihan pada Dunia Usaha Tagihan pada Dunia UsahaTagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum Kredit-Bank UmumKredit-Bank Umum Kredit-Bank UmumKredit-Bank Umum

Inflasi bulanan (%) y-y %

Rp/USD (akhir periode, nilai tengah)

Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4)

Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4)

Net International Reserve (juta USD)

Pertumbuhan PDB (% yoy) Pertumbuhan PDB (% yoy)Pertumbuhan PDB (% yoy) Pertumbuhan PDB (% yoy)Pertumbuhan PDB (% yoy)

Konsumsi SEKTOR EKSTERNALSEKTOR EKSTERNAL SEKTOR EKSTERNALSEKTOR EKSTERNAL

Gambar

Grafik 1. Tingkat Inflasi
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah3
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan anak yang sangat baik.Berdasarkan deskripsi hasil pelaksanaan dan data pada diagram batang menunjukkan bahwa

1) Konsumen menunda pembelian barang maupun penggunaan jasa yang mewah atau mahal. 2) Konsumen menjadi lebih lama dan teliti dalam membanding- bandingkan harga produk tertentu.

pengelolaan perpustakaan sekolah pada SMA Negeri se kabupaten Tabanan adalah tergolong dalam kualifikasi, efektif ( + ), dari masing-masing komponen produk tidak ditemukannya

Oleh karena itu, dengan proses NLP dalam konseling dapat memudahkan individu dalam berpikir rasional dan memiliki perasaan yang tepat.. Kata Kunci: Neuro-Linguistic

(1998) mendefinisikan kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perhatian atau perilaku

Di samping gaji dan penghasilan-penghasilan lainnya yang erat berhubungan dengan gaji maka kepada Kepala Daerah diberikan juga tunjangan-tunjangan yang lebih

[r]

Herwasono Soedjito - Research Center for Biology - Indonesian Institute of Sciences, Bogor, Indonesia John Dransfield - Herbarium Kewense, Royal Botanic Gardens Kew,