3 hasil penelitian Badan Litbang Kehutanan
dalam 102 Inovasi Indonesia yang paling prospektif tahun 2010
3 hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan berhasil masuk dalam
102 Inovasi Indonesia yang paling prospektif tahun 2010, yaitu:
1. Pemanfaatan Limbah Batang Sawit sebagai Alternatif Bahan Baku Industri Perkayuan
2. ATHUS: Alat Penakar Hujan Sederhana untuk Mendukung Sistem Peringatan Dini Banjir
3. Bioinduksi: Teknologi Rekayasa Produksi Gaharu dengan Induksi Jamur Fusarium
Daftar 102 Inovasi Paling Prospektif 2010 telah ditetapkan pada tanggal 26 Juli 2010 di
Business Innovation
Center Indonesia
(
BIC), berdasarkan seleksi dari lebih 1500 proposal yang masuk. Penetapan merupakan hasil seleksi ketat yang dilakukan oleh 27 juri BIC, pengusaha, pimpinan perusahaan dari berbagai perusahaan di berbagai sektor. Para juri dipilih berdasarkan kompetensi, dedikasi dan reputasi mereka di bidang inovasi bisnis."102 Inovasi Paling Prospektif 2010", akan secara otomatis terdaftar menjadi anggota BIC, dan bisa memanfaatkan layanan intermediasi BIC untuk menemukan investor bagi karya inovasi tanpa batasan waktu, juga dapat meminta jasa bantuan profesional BIC untuk mempromosikan karya inovasi yang dihasilkan.
Buku “102 Inovasi Indonesia” akan disebarluaskan ke seluruh Indonesia, termasuk ke semua provinsi, kabupaten, asosiasi bisnis, universitas negeri, serta kantor perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Karya inovasi tersebut mendapat piagam resmi dari Kementerian Riset dan teknologi Republik Indonesia di Puncak Acara Hakteknas 2010.
Perlunya berinovasi tidak lepas dari kondisi komoditas ekspor kita yang masih didominasi produk-produk bahan baku atau barang setengah jadi. Padahal, jika produk tersebut diolah, selain bisa meningkatkan nilai tambah, juga akan membangkitkan industri nasional yang mampu menyerap tenaga kerja baru. Inovasi perlu dukungan aktivitas riset dan pengembangan yang sejalan dengan kebutuhan industri. Dalam buku 102 Inovasi Indonesia, nantinya akan banyak hasil inovasi yang telah dikembangkan oleh Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, bahkan masyarakat umum, yang siap diaplikasikan di sektor produksi, baik dalam upaya meningkatkan efisiensi dalam proses poduksi, meningkatkan kualitas produk, bahkan untuk memberikan nilai tambah sumber daya alam kita dengan pengembangan produk baru.
Peningkatan kemampuan inovasi merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen rencana pembangunan nasional. Berkaitan dengan itu, momentum penyusunan RPJMN 2010-2014 yang saat ini telah tersusun, diharapkan mampu mencerminkan hal-hal tersebut. Begitu pula diperlukan kematangan proses politik negara dalam menyatupadukan gerak langkah pemerintah, pelaku usaha/industri, dan akademisi/lembaga riset, terutama dalam menempatkan daya saing bangsa Indonesia pada peringkat yang lebih baik lagi.