• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS PENDEKATAN PROSES UNTUK SISWA KELAS VII MTS

NU PAKIS KAB. MALANG

Askari

Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Pentingnya pengembangan materi pembelajaran

menuliscerpen berbasispendekatan proses adalah sebagai sarana untuk memudahkan siswa belajar teks cerpen kaitannya dengan memahami, menyusun dan menulis cerpen. Hal itu dikarenakan bahan ajar yang selama ini digunakan siswa masih terlalu sederhana dan umum. Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada 10 tahapan dari Brog dan Gall yang disederhanakan menjadi 4 tahapan, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, dan revisi produk.

Data diperoleh dari telaah buku teks pelajaran bahasa Indonesia, wawancara, penyebaran angket, dan validasi ahli. Data hasil telaah buku teks pelajaran bahasa Indonesia dan wawancara di analisis dengan memilih hal-hal yang penting, dan menarik kesimpulan secara umum, sedangkan analisis angket, validasi produk langkah-langkahnya meliputi: mengubah data kualitatif menjadi kuantitatif, tabulasi semua data yang yang diperoleh pada setiap aspek, menghitung skor rata, dan mengubah skor rata-rata menjadi kategori. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi materi pembelajaran menulis cerpen untuk ahli isi ahli perancang dan media pembelajaran dan ahli praktisi bahwa materi pembelajaran sangat valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan valid dan sudah tepat.

Kata-kata kunci: materi pembelajaran, pendekatan proses, menulis

cerpen

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan keterampilan penting yang harus dipelajari siswa. Hal ini dapat dipahami sebab menulis merupakan kegiatan yang mengoptimalkan kreativitas dan ekspresi diri dalam wujud tulisan, terutama dalam menulis cerpen. Banyak hal yang dapat diamati dari hasil tulisan siswa yang salah satunya adalah seberapa jauh siswa

paham atas suatu topik tertentu. Hasil tulisan juga mampu menggambarkan karakter seseorang tanpa harus berkomunikasi langsung atau secara tatap muka dengan penulis.

(2)

tersebut sangat diperlukan. Lebih-lebih pada penerapan kurikulum 2013 siswa banyak diarahkan pada kemampuan menulis. Senada

dengan pernyataan yang

dikemukakan Muslich (2010:23) bahwa buku merupakan bagian dari kelangsungan pendidikan. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku. Siswa pun dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar secara maksimal dengan sarana buku. Dengan demikian, kehadiran buku ajar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat penting. Terlebih bila buku tersebut benar-benar mampu menggali kompetensi yang dimiliki siswa secara maksimal sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sarimanah (2009)

mengatakan bahwa pembelajaran cerpen dapat dimulai dengan menumbuhkan rasa kecintaan pelajar terhadap karya sastra cerpen yang didalamnya termuat nilai-nilai, norma-norma, “potret” masyarakat

yang di tangkap oleh pengarang. Untuk menjalani proses tersebut, perlulah kiranya di tempuh langkah apresiasi yang dilaksanakan secara wajar dan berkesinambungan dengan cerpen yang sesuai tingkat perkembangan pebelajar. Pemilihan bahan ajar yang tepat sasaran akan sengat membantu pelaksanaan langkah-langkah apresiasi. Untuk itu, penting kiranya juga bila pengajar mempunyai koleksi materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses. Dengan begitu pengajar punya banyak

pilihan untuk aktivitas pembelajarannya. Selain itu, perlu juga memberi kesempatan kepada pebelajar untuk memilih cerpen,

mebacanya, dan

mengapresiasikannya. Pada realitanya penelitian pengembangan materi pembelajaran menulis cerpen sudah banyak dilakukan, namun yang sering dijumpai materi pembelajaran menulis untuk tingkat SMA atau bahkan materi perkuliyahan.

Dewasa ini telah banyak berkembang buku penunjang pembelajaran di sekolah sesuai dengan buku Kurikulum 2013 yang digunakan sebagai pegangan siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, buku-buku tersebut pada

umumnya memuat empat

keterampilan berbahasa sekaligus dalam satu buku, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Lebih-lebih dalam keterampilan menulis. Sebagai contoh, buku pelajaran yang disusun oleh Tim Kemdikbud dengan judul Bahasa Indoensia Wahana Pengetahuan Kelas VII

yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud Tahun 2014 yang ditelaah oleh M. Rapi Tang dan Rustono.

(3)

penguasaan siswa terhadap keempat keterampilan berbahasa. Hal ini ditandai dari buku-buku ajar yang berkembang saat ini belum

disajikan dengan

mengimplementasikan suatu pendekatan tertentu pada setiap keterampilan dan setiap pelajaran sehingga lebih sistematis.

Buku-buku ajar yang berkembang saat ini pada umumnya dalam satu pelajaran memuat tiga atau empat keterampilan sekaligus. Misalnya, pelajaran 1 terdiri atas keterampilan mendengarkan, berbicara, dan menulis. Selanjutnya, pelajaran 2 terdiri atas keterampilan menulis, menyimak, dan membaca. Sebagai contoh, buku pelajaran yang disusun oleh Tim Kemdikbud dengan judul

Bahasa Indoensia Wahana Pengetahuan Kelas VII yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang, Kemdikbud Tahun 2014 pada pelajaran1subbabnya memuat keterampilan menulis yang konsentrasi pada teks hasil laporan Observasi dengan pendekatan saintifik. Selanjutnya, subbab pada pelajaran berikutnya juga menekankan pada ketrampilan menulis karangan teks deskriptif. Di sub pelajaran pada pembahasan semester genap, keterampilan menulis juga masih mendominasi, dimana awal materi semester genap diawali dengan penulisan teks eksplanasi, dan pada subbab berikutnya keterampilan menulis cerpen. Untuk mengelaborasikan beberapa keterampilan, guru memang harus benar-benar memberikan porsi dan cara tersendiri, seperti hasil karangan

tulisan siswa dibaca satu perstu di depan kelas untuk menguji kemampuan berbicara dan menyimak siswa. Namun hal itu butuh waktu yang cukup banyak.

Penyajian buku ajar dengan melibatkan berbagai macam keterampilan cukup menarik bagi siswa karena dalam setiap pelajaran terdiri atas beberapa variasi keterampilan berbahasa sehingga tidak menimbulkan efek bosan bagi siswa. Namun, penyajian dengan cara demikian menyebabkan masing-masing kompetensi dasar tidak disajikan secara utuh dan menyeluruh, melainkan terpisah-pisah dari pelajaran satu ke pelajaran selanjutnya sehingga penguasaan siswa pada tiap kompetensi dasar kurang maksimal.

Kondisi materi pembelajaran menulis cerpen di kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang masih jauh dari harapan yang dikemukakan

oleh Sarimanah. Materi

(4)

guru memberikan soal instrumen (tugas atau latihan) masih terbatas.

Berdasarkan latar belakang fenomena di atas, penelitian ini berusaha mengembangkan buku ajar yang mengimplementasikan pendekatan tertentu pada keterampilan tertentu pula, yakni keterampilan menulis

cerpen. Penelitian ini

mengembangkan buku

pembelajaran keterampilan menulis cerpen berbasis pendekatan proses

yang selama ini belum

dikembangkan. Kalau pun ada, jumlahnya masih sangat terbatas. Dalam kancah pendidikan, telah berkembang beberapa pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar dalam rangka memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang selanjutnya dalam penelitian ini dipilih pendekatan proses untuk diiplementasikan dalam buku pembelajaran keterampilan menulis. Dipilihnya pendekatan proses dalam pengembangan buku keterampilan menulis cerpen sebab pendekatan ini dirasa relevan untuk proses pembelajaran menulis, yakni logis, sistematis, dan memiliki langkah-langkah yang jelas serta mudah dipahami siswa.

Melaui pengembangan

materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses, peneliti

berkeyakinan dan mampu

mengembangkan materi

pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses dapat memudahkan para pebelajar dengan langkah-langkah pembelajaran variatif-inovatif, desain

pembelajaran yang menarik, dan mudah dipahami.

Menurut Tompkins & Hoskisson (1995: 212), pendekatan proses terdiri atas lima tahap pokok, yaitu: (1) pramenulis, (2) menulis draf, (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5) memublikasi. Lima tahap dalam pendekatan proses tersebut masih bisa dikembangkan lagi untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penyajian proses pembelajaran yang logis dan sistematis akan memotivasi siswa melakukan praktik menulis secara nyata. Disamping itu, siswa juga akan memiliki gambaran yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan pada proses menulis dari awal hingga akhir.

Seperti yang telah kita pahami bahwa penguasaan suatu keterampilan diperoleh dari proses latihan sehingga penggunaan pendekatan proses ini bertujuan agar siswa benar-benar melakukan setiap proses yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan hasil tulisan yang berkualitas.

Pendekatan proses yang

(5)

nilai maksimal tanpa usaha/praktik yangmaksimal.

MANFAAT PENELITIAN

Secara teoritis hasil penelitian ini menambah khasanah teori buku teks dan pengembangan model bahan ajar keterampilan menulis berikutnya, khususnya berkenaan dengan pengembangan teori menulis, dan model sajian bahan ajar menulis. Selain itu dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hasil penelitian dan pengembangannya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan model penulisan bahan ajar menulis cerpen bahasa Indonesia yang berbasis pendekatan proses oleh para penulis buku.

Secara praktis, hasil penelitian dan pengembangan ini dapat dimanfaatkan untuk (1) mengisi kekurangan atau belum tersedianya bahan ajar menulis cerpen bahasa Indonesia, (2) membantu guru bahasa Indonesia dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra melalui kegiatan menulis cerpen, (3) mendorong para guru untuk mengembangkan lebih lanjut bahan ajar menulis.

METODE PENGEMBANGAN

Penelitian dan pengembangan bahan ajar menulis cerpen berbasis pendekatan proses ini menggunakan model pengembangan yang di adaptasi dari model R & D (Research & Development) dari Borg & Gall (2005:772), yaitu penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam pendidikan. Model ini dipilih dengan pertimbangan (1) mencakup pembelajar, materi, dan sajian bahan ajar yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (2) memberi peluang untuk mengembangkan format evaluasi guna mengukur komponen bahan ajar yang dikembangkan layak atau tidak, (3) memberi peluang untuk merevisi isi maupun sajian bahan ajar, (4) menggunakan pendekatan sistem dalam merancang bahan ajar sehingga membuka adanya peluang dalam mengintegrasikan semua variable yang mempengaruhi belajar melalui desain pembelajaran, dan (5) memiliki sifat prosedural dan sistematis yang banyak digunakan dalam bidang pendidikan (Degeng, 1977).

Prosedur

penelitianpengembangan, menurut Borg & Gall (2005) ini terdiri atas sepuluh langkah yang diadaptasi menjadi sembilan langkah yaitu: (1) penilitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3)

pengembangan produk (4)

pengembangan.

Desain penelitian

pengembangan ini adalah desain deskriptif kualitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk dari segi isi, bahasa, penyajian materi,dan kegrafikaan.

(6)

menggunakan teknik analisis data kualitatif. Data verbal yang diperoleh dari hasil penelitian terlebih dahulu direduksi terlebih dahulu sebelum dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data kuantitatif dari hasil angket dianalisis dengan rumus penghitungan nilai rerata dan rumus statistik deskriptif prosentase. Produk bahan menulis cerpen berbasis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang ini dikatakan layak dan dimanfaatkan jika mencapai kriteria layak dengan rentangan skala 76—100% (standar penilaian bahan ajar ISBN tahun 2011).

Data penelitian dan pengembangan ini terdiri atas jenis data dan sumber data. Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam data yaitudata kualitatif, dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa tanggapan, komentar, kritik, dan saran yang diberikan oleh validasi ahli, praktisi terhadap kelayakan produk. Sedangkan data kuantitatif berupa data angka yang diperoleh dari hasil analisis angket yang sudah diolah dalam bentuk data persentasi.

Sumber data dalam penelitian dan pengembangan ini adalah tim partisipatif yang terdiri atas ahli, dan praktisi. Tim ahli terdiri atas (1) ahli isi, (2) ahli media dan perancang pembelajaran, dan (3) ahlipraktisi. Tim praktisi yang berperan sebagai sumber data adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dan pengembangan ini terdiri atas dua macam yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama adalah peneliti sendiri sebagai pelaku utama penelitian dan

pengembangan. Peneliti bertindak secara langsung dalam proses pengumpulan data, analisis data, dan intepretasi data. Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa panduan studi dokumentasi, dan angket. Panduan studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data tentang hasil telaah terhadap bahan ajar menulis dalam buku paket mata pelajaraan bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang dan berbagai referensi pendukung yang berupa silabus mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai pedoman kurikulum.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu (1) angket untuk menjaring analisis kebutuhan bahan ajar bagi siswa dan guru bahasa Indonesia, (2) angket validasi produk bahan ajar menulis cerpen yang digunakan untuk menjaring data yang terkait dengan kelayakan produk dari aspek isi, media dan perancang pembelajaran.

HASIL PENGEMBANGAN

Produk penelitian dan pengembangan yang dihasilkan dalam penelitan ini berupa bahan ajar menulis cerpen dalam bentuk buku cetak untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang. Produk ini telah melalui lima tahapan uji validasi oleh tim ahli, dan ahli praktisi. Ahli dan praktisi yang terlibat dalam validasi produk yaitu ahli bahan ajar menulis cerpen yaitu ahli isi, ahli media dan pembelajaran, dan ahli praktisi.

(7)

uji coba terbatas ini diperoleh saran dan rekomendasi perbaikan. Saran dan rekomendasi perbaikan produk awal yaitu (1) penyajian kegiatan pembelajaran menulis cerpen supaya dikembangkan secara kreatif, (2) penulisan ejaan yang kurang disempurnakan sehingga isi produk baku, (3) menambah materi menulis cerpen,(4)

Berdasarkan hasil analisis lembar validasi materi pembelajaran menulis cerpen untuk ahli isi bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 90%, hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran sangat valid.

Uji validasi aspek perancang dan media pembelajaran bahan ajar dilakukan oleh Dr. Sri Wahyuni, M.Pd. wakil dekan I program studi Pendidikan Bahasa Indonesia Unisma seorang doktor pendidikan sastra dan bahasa. Proses validasi produk bahan ajar dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 di Kantor FKIP Unisma. Hasil uji validasi ahli bahan ajar menulis cerpen dalam menelaah produk bahan ajar menulis cerpen dilanjuti dengan saran dan tanggapan umum sebagai bahan revisi akhir. Penilaian setiap aspek mengacu pada kriteria kelayakan perancang dan media bahan ajar yaitu (1) kesesuaian bahan ajar dengan kompetensi dasar menulis cerpen berbasis pendekatan proses untuk kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang, (2) desain sampul, (3) indikator dan petunjuk penggunaan, dan (4) kemutakhiran materi ajar.

Berdasarkan analisis data pada aspek perancang dan media pembelajaran bahan ajar diperoleh penilaian 72 %. Kesimpulannya pada aspek isi, bahan ajar menulis cerpen

berbaisis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang ini sangat baik dan layak digunakan..

Sedangkan menurut penilaian praktisi pembelajaran bahasa Indonesia, isi bahan ajar ini memiliki tingkat kelayakan yang tinggi. Ditunjukkan hasil penilaian 93%.

Berdasarkan hasil analisis lembar validasi materi pembelajaran menulis cerpen untuk ahli praktisi bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan dapat disimpulkan persentase penilaian validator 93% menunjukkan bahwa materi pembelajaran sangat valid. Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis lembar validasi ahli isi, ahli perancang dan media pembelajaran, dan ahli praktisi didapatkan persentase 84%, sehingga dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan valid dan sudah tepat.

SIMPULAN

Bahan ajar menulis cerpen berbaisis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang ini terdiri atas bagian (1) sampul depan dan sampul belakang (2) petunjuk penggunaan buku, (3) pada bab 1 tentang hakikat dan unsur isi dari teks cerpen, (4) latihan mandiri, (5) bab 2 pemahaman dan langkah-langkah menulis cerpen berbasis pendekatan proses, (6) latihan mandiri (7) daftar rujukan, dan (8) biografi penulis.

(8)

menaraik bagi siswa karena materi yang disajikan mengacu pada pendekatan proses dimana pendekatan tersebut tidak jauh lebih dari pendekatan-pendekatan yang lebih relevan. Materi pembelajaran menulis cerpen ini dirancang sedemikian rupa sebagai tuntutan kepada siswa agar lebih aktif sedang guru hanya sebagai fasilitator. Materi pembelajaran yang diahasilkan ini telah divalidasi oleh validasi ahli isi (Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd) selaku dosen bahasa dan sastra Indonesia Universita Islam Malang, kemudian oleh ahli perancang dan media (Dr. Sri Wahyuni, M.Pd) selaku dosen bahasa dan sastra Indonesia Universitas Islam Malang, dan salah satu guru MTs NU Pakis sebagai ahli praktisi (Dr. Najmah, S.Pd, M.Pd) sekaligus guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis data hasil revisi pengembangan materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang adalah sebagai berikut; (1) karakteristik pengembangan materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang yang dikembangkan adalah materi yang disajikan mengacu pada pendakatan proses, (a) kegiatan yang disajikan bertujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan memudahkan siswa dalam belajar atau memahami materi, (b) kegiatan pembelajaran yang terkait dengan kehidupan nyata bagi siswa sehingga dapat belajar tentang cara memecahkan masalah, (c) siswa dapat menemukan sesuatu dari masalah yang diberikan, (d)

siswa dapat menemukan sendiri konsep atau langkah penulisan dan dapat menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya serta benda disekitarnya, (e) kegiatan yang disajikan dapat membuat siswa lebih aktif. (2) hasil validasi kelayakan pengembangan materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses secara keseluruhan memiliki rata-rata 3,3, hal ini menunjukkan bahwa materi pembelajaran menulis cerpen berbasis pendekatan proses untuk siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab. Malang layak digunakan sebagai bahan ajar untuk membantu siswa dan guru pada proses belajar mengajar.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran yang dapat

dikemukakan, yaitu (1)

(9)

DAFTAR RUJUKAN

Arief, Nur Fajar. 2008. Hakekat Keterampilan Berbahasa BI.

Bahan. Perkuliyahan S2 Unisma Malang Tidak di Publikasikan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).2007a.Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh / Model; Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta: Depdiknas. Borg, Walter R. & Gall, Meredith D.

1983.Educational Research An Introductioan.(Fourth edition). New York & London: Longman Inc.

Hariadi, Langit Kresna, 2006.

Mengarang?Ah Gampang: Langkah-Langkah Mudah Menulis Cerpen, Novel, dan Skenario.Solo: TigaSerangkai. Khunti Ambarwati, Sri 2011. Upaya

Peningkatan Keterampilun Menulis Cerpen Lewat Pendekatan Proses pada Siswa Kelas XB SMA IT Abu Bakar Yogtakarta. Skripsi S1.Yogyakarta: Prodi PBSI, FBS, Universitas Negeri Yogyakarta.

Kridalaksana, Harimurti 1999. Kamus Linguistik.Jakarta: Gramedia Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman

Penulisan Tesis. Universitas Islam Malang. Program Pasca Sarjana Universitas Islam. Mulyasa, E. 2005.Menjadi Guru

Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyataningsih, Endang 2014.

Metode Penelitian Terapan Bidang penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung.

Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori

Pengajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Univeristy Press. Nuryani.2005. Strategi Belajar

Mengajar Bahasa

Indonesia.Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang

Nurjanah, Eka. 2013.

Pengembangan Model Pengintegrasian Pendidikan Karakter Bangsa dalam Perencanaan Pembelajaran Membaca pada Siswa Kelas XI SMAN I Malang. Malang: Universitas Islam Malang. Oxford, Robocca I. 1990. Language

Learning Strategies. New York: Universitas Alabama. Sagala, H Syaiful. 2009. Konsep

dan Makna

Pembelajaran:untuk

Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thahar, Harris Efendi 1999. Kiat

Menulis Cerita Pendek.

Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

[r]

c. Laporan Jasa Non Atestasi, yang disusun dengan menggunakan Formulir Nomor: X.J.2-3 lampiran 3. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib disampaikan setiap tahun

2016 , mengundang Saudara untuk keperluan Pembuktian Kualifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam dokumen penawaran yang Saudara. sampaikan pada pekerjaan

[r]

Dengan ini memberitahukan bahwa setelah diadakan Penetapan oleh Pejabat Pengadaan barang/jasa Dinas Perikanan Kabupaten Pesawaran maka diberitahukan Pemenang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dipandang perlu untuk menyempurnakan Peraturan Nomor X.H.1 Lampiran Keputusan Ketua Badan

Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Ketua Bapepam tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh

[r]