• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010223 11.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010223 11."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

Hutan mangrove adalah ekosistem yang sangat produktif dibangun oleh

sekelompok tanaman dan semak yang telah beradaptasi untuk bertahan hidup di

daerah peralihan antara daratan dan lautan (Spalding et al., 2010). Terdapat tiga

komponen penyusun ekosistem mangrove, yaitu tanaman mangrove, faktor abiotik di

sekitar ekosistem mangrove, dan mikroba, flora, fauna yang berasosiasi dengan

tanaman mangrove. Interaksi antara ketiga komponen tersebut terjadi dalam

ekosistem mangrove (Kathiresan dan Bingham, 2001). Keberadaan bakteri sebagai

salah satu jenis mikroba berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem

mangrove.

Bakteri adalah kelompok organisme utama yang berperan menjaga

berlangsungnya fungsi dari ekosistem mangrove. Kathiresan dan Bingham (2001)

menyatakan bahwa bakteri memiliki peranan penting dalam ekosistem mangrove

untuk menjaga keberlangsungan siklus biogeokimia dan transformasi nutrisi. Hal ini

menunjukkan bahwa keberadaan komunitas bakteri pada ekosistem mangrove sangat

vital sehingga sangat penting untuk dipelajari.

Penelitian tentang diversitas bakteri adalah langkah awal dalam mempelajari

komunitas bakteri pada ekosistem mangrove. Informasi mengenai diversitas bakteri

pada ekosistem mangrove di Indonesia umumnya masih terbatas pada culturable

bacteria. Handelsman (2004) menyatakan bahwa culturable bacteria tidak dapat

menunjukkan keseluruhan diversitas bakteri yang ada. Amann et al. (1995)

menambahkan bahwa bakteri yang dapat ditumbuhkan (culturable bacteria) pada

media pertumbuhan hanya sebagian kecil dari diversitas bakteri yang ada di alam.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka pendekatan alternatif perlu dilakukan

untuk menunjukkan diversitas bakteri yang ada pada suatu sampel alam dengan lebih

baik. Pendekatan metagenomik memberikan kesempatan untuk mendapatkan genom

berbagai bakteri yang diperoleh secara langsung dari alam tanpa melalui tahapan

kultivasi pada media pertumbuhan dan mengamplifikasikannya dengan primer

universal bakteri untuk kemudian dianalisis diversitasnya menggunakan DGGE

(Denaturing Gradient Gel Electrophoresis). Hal ini memberikan peluang besar untuk

mendapatkan gambaran diversitas bakteri mangrove secara keseluruhan berdasarkan

gen penyandi 16S rRNA.

(2)

2

Munculnya pendekatan metagenomik (culture-independent) telah mengubah

pemahaman tentang diversitas mikroorganisme. Berkembangnya pendekatan

metagenomik dimulai ketika diketahui bahwa kebanyakan mikroorganisme tidak

dapat dikultur. Pendekatan metagenomik sangat berperan dalam penemuan gen-gen

baru yang mampu menunjukkan struktur dan fungsi komunitas mikroorganisme

(Handelsman, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan metagenomik

merupakan pendekatan yang tepat untuk mengetahui diversitas bakteri pada

ekosistem mangrove berdasarkan gen penyandi 16S rRNA. Permasalahan yang

muncul dari uraian latar belakang tersebut yaitu bagaimanakah diversitas bakteri asal

sedimen mangrove Tritih Kulon berdasarkan gen penyandi 16S rRNA.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui diversitas bakteri asal

sedimen mangrove Tritih Kulon berdasarkan gen penyandi 16S rRNA. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai diversitas

genetik bakteri pada sedimen mangrove Tritih Kulon berdasarkan gen penyandi 16S

rRNA.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh berkas asli yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas (Khusus Ijazah dan KTP Tenaga Ahli / Tenaga

Semua Dokumen Yang disampaikan saat Pembuktian adalah Hasil Scan dan Personil yang disampaikan juga telah digunakan pada Paket Perencanaan Ruas Jalan Lanbou –

Sehubungan dengan telah diadakannya evaluasi kualifikasi serta formulir isian dokumen kualifikasi untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas yang saudara ajukan kepada Panitia

Sebelum 2010, investasi dalam saham dengan persentase kepemilikan perusahaan sedikitnya 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas, dimana biaya

Pada hari ini hari Kamis tanggal Dua Puluh bulan Juni tahun Dua Ribu Tiga Belas,kami yang bertanda tangan dibawah ini selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa Bidang Penataan

Pokja Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Kabupaten/Kota Bidang Kebinamargaan di Lingkungan Unit Layanan Pengadaan (ULP) SKPA Dinas Bina Marga Aceh Tahun. Anggaran

Kepada : Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti Seleksi Sederhanan dengan Pascakualifikasi 1 File Paket Pekerjaan Perencanaan Perencanaan Ruas Jalan Sp. Berdasarkan Penetapan

Based on the Company’s and Subsidiaries’ assessment, there were no events or changes in circumstances which indicated an impairment in the value of fixed assets as of 30 June 2011