• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh

Ari Amimah Khoiroh

NPM. 1311010138

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)

TAHUN AJARAN 2017/ 2018 Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh

Ari Amimah Khoiroh

NPM. 1311010138

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd. Pembimbing II : Dra.Uswatun Hasanah, M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(3)

TAHUN AJARAN 2017/ 2018 Oleh

Ari Amimah Khoiroh

Dalam pembelajaran PAI di SMA N 14 Bandar Lampung pendekatan yang masih sering di gunakan guru adalah pendekatan konvensional, yang kegiatan proses belajar mengajarnya didominasi oleh guru. Guru hanya memberikan catatan kemudian menjelaskan dan memberikan tugas sehingga peserta didik merasa mengantuk, jenuh dan bosan. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar PAI peserta didik kelas XI di SMA N 14 Bandar Lampung masih rendah. Hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata ulangan harian peserta didik yang tuntas belajar, yaitu yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan 75 hanya 10 peserta didik dari 30 peserta didik dengan presentase 33% peserta didik yang mendapat nilai tuntas.

Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah, dengan menggunakan strategi pembelajaran Practice Rehearsal Pairsdapat meningkatkan hasil belajar PAI. sehingga hasil belajar PAI pada peserta didik kelas XI di SMA N 14 Bandar Lampung dapat meningkat. Dilatar belakangi oleh masalah tersebut, dapat

dirumusankan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan strategi

pembelajaran Practice rehearsal pairs (Praktik berpasangan) dapat meningkatkan hasil belajar PAI kelas XI IPA3 di SMA Negeri 14 Bandar Lampung”. Adapun

hipotesis dalam penelitian ini “Melalui strategi Practice Rehearsal Pairs hasil

belajar peserta didik pada bidang studi PAI di Kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung dapat meningkat”.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digambarkan dalam bentuk tindakan kelas yang meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini berlangsung dalam II siklus. Data yang digunakan yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan tes pada setiap siklusnya.

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO









































Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”.1

(Q.S Al-Imron: 200)

1

(8)

i

1. Ayahanda Hamid dan Ibunda Wati tercinta, yang telah mengasuh, membesarkanku serta mendidikku dengan kasih sayang yang tak mungkin terbalas dengan apapun dan senantiasa mendo’akan dan menanti

keberhasilanku.

2. Kakak tersayang Ani Handayani, adikku Ajib Handoko yang selalu memberi motivasi, semangat, senyum dan keceriaan hingga studiku dapat terselesaikan.

(9)

ii

Kecamatan Panjang, pada tanggal 7 Januari 1995, merupakan anak kedua dari ayah yang bernama Hamid dan ibu Wati.

Riwayat pendidikan yang telah ditempuh oleh Ari Amimah Khoiroh, dimulai pada tahun 2002 tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Panjang Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2007, dilanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Tanjung Karang Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2010. Ketika duduk dibangku Madrasah Tsanawiya ia aktif dalam bergbagai bidang ekstrakurikuler diantaranya Paskibra, Rohis dan Mading.

Ari Amimah Khoiroh melanjutkan pendidikannya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Garuntang Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2013. Ketika dibangku Madrasah Aliyah ia aktif berbagai organisasi ekstrakulikuler diantaranya Paksibra kota, Tatabusana, Rohis Tahun 2013. Ari Amimah Khoiroh melanjutkan pendidikannya di Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung pada saat itu kini, berubah menjadi Universitas Islam Negeri ( UIN) Raden Intan Lampung tepatnya di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan prodi PAI (Pendidikan Agama Islam) sampai sekarang.

(10)

iii

memberikan ilmu pengetahuan, kekuatan dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul : Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Strategi Practice Rehearsal Pairs Pada Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 14 Bandar Lampung, Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan pengikutnya yang taat menjalankan syariat-Nya.

Peneliti menyusun skripsi ini, sebagai bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada program Strata Satu (S1) fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung dan Alhamdulillah telah dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana. Dalam upaya penyelesaian ini, penulis juga mengalami sedikit kendala. Akan tetapi setelah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta dengan tidak mengurangi rasa terima kasih atas bantuan semua pihak, maka secara khusus penulis ingin menyebutkan beberapa sebagai berikut :

1. Bapak Prof. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

(11)

iv dan keguruan UIN Raden Intan Lampung.

4. Ibu Triwinarsih S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah. SMA Negeri 14 Bandar Lampung yang telah menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data penelitian ini.

5. Ibu Yurna Dewi S.Ag selaku Guru PAI Sekolah SMA Negeri 14 Bandar Lampung . yang telah bersedia membantu penulis selama penelitian.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terimakasih disertai do’a semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.

Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Dan amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini semoga mendapatkan imbalan pahala di sisi Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin.

(12)

v

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Hipotetis Tindakan ... 12

(13)

vi

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 14

2. Pengertian Strategi Practice Rehearsal Pairs... 17

3. Langkah-Langkah Strategi Practice Rehearsal Pairs ... 21

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Practice Rehearsal Pairs ... 21

5. Tujuan Strategi Practice Rehearsal Pairs ... 22

C. Hasil Belajar ... 22

1. Pengertian Hasil Belajar ... 22

2. Arti Penting Belajar... 23

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 25

4. Jenis-jenis Hasil Belajar ... 26

D. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 31

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 31

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 31

3. Komponen-komponen pembelajaran PAI ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 50

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 50

2. Sifat Penelitian ... 53

(14)

vii

B. Indikator Keberhasilan Penelitian ...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SMA Negeri14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018 ... 42

1. Sejarah SMA Negeri 14 Bandar Lampung... 60

2. Letak Geografis SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 61

3. Keadaan Guru dan Siswa SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 61

B. Data Pelaksanaan Tindakan ... 65

1. Tindakan Kelas Siklus I ... 65

2. Tindakan Kelas Siklus II ... 75

C. Analisis Data ... 92

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 92

(15)

viii

XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 8

2. Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 14 Bandar Lampung 2017/2018 ... 61

3. Data Hasil Observasi untuk Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 67

4. Data Hasil Observasi untuk Peserta Diidk Siklus II Pertemuan Pertama ... 68

5. Data Hasil Observasi untuk Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 73

6. Data Hasil Observasi untuk Peserta Diidk Siklus I Pertemuan Kedua ... 74

7. Data Hasil Belajar PAI Peserta Didik Siklus I ... 75

8. Data Hasil Observasi untuk Guru Siklus II Pertemuan Pertama ... 81

9. Data Hasil Observasi untuk Peserta Diidk Siklus II Pertemuan Pertama ... 82

10.Data Hasil Observasi untuk Guru Siklus II Pertemuan Kedua ... 85

11.Data Hasil Observasi untuk Peserta Diidk Siklus II pertemuan Kedua ... 86

12.Data Hasil Belajar PAI Peserta Didik Siklus II ... 87

13.Data Nilai Sebelum dan Sesudah Penelitian... 89

(16)

ix

Lampiran 2 RPP PAI Siklus I Kelas XI SMA N 14 B andar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018

Lampiran 3 RPP PAI Siklus II Kelas XI SMA N 14 B andar Lampung tahun Ajaran 2017/2018

Lampiran 4 Sumber Data

Lampiran 5 Kerangka Observasi

Lampiran 6 Lembar Observasi Untuk Guru Siklus I Dan Siklus II

Lampiran 7 Lembar Observasi Untuk Peserta Didik Siklus I Dan Siklus II Lampiran 8 Pedoman Wawancara Awal Terhadap Peserta Didik Mengenai

Pembelajaran yang Biasa Dilakukan

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Akhir Terhadap Peserta Didik Mengenai Pembelajaran Strategi Practice Rehearsal Pairs

Lampiran 10 Pedoman Instrumen Tes

Lampiran 11 Dokumentasi Proses Penerapan Strategi Practice Rehearsal Pairs Lampiran 12 Data Hasil Belajar PAI SMA Negeri 14 Bandar Lampung Sebelum dan

Sesudah Penelitian Lampiran 13 Nota Dinas

Lampiran 14 Pengesahan Seminar

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menyikapi perkembangan zaman pada era globalisasi saat ini yang semakin pesat, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh dan ulet serta mempunyai keimanan dan ketakwan kepada Allah SWT,. Dalam mempersiapkan hal itu maka sedini mungkin upaya pembentukan mental-mental yang tangguh perlu diterapkan dipersiapkan melalui pendidikan.

Bercermin pada wahyu yang turun pada Rasulullah mendorong manusia agar mencari dan menggali ilmu pegetahuan yaitu Al-Qur’an surat al-Alaq 1-5 :

                                  

Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhanmulah

yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.1

Dalam ayat-ayat pemulaan itu ada kata-kata “qalam” yang berarti peran yang biasa menjadi ambang ilmu pengetahuan.maksud kalam disni Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

1

(18)

2 Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “Me”

sehingga menjadi “mendidik” artinya memlihara dan memberi latihan. Dalam memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2

Menurut Undang-undang N0. 2 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 2 bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yag beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.3

Tuntutan Pemenuhan kualitas pendidikan menjadi fenomena yang hampir terjadi dimana-mana, kualitas pendidikan sangatlah penting bagi anak bangsa, di samping menjadi fokus kebijkakan pemerintah juga karena meningkatkannya kesadaran dan kualitas pengetahuan orang tua, pengguna jasa pendidikan, tantangan perubahan sosial yang didorong oleh perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan tren global memaksa kita semua pihak meresponnya dengan meningkatkan mutu pendidikan. Di dalam sekolah gurulah yang memiliki banyak peranan terhadap

2

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 10 3

(19)

3 peserta didik, untuk itu para guru dituntut agar dapat mengajar sesuai dengan apa yang akan diharapkan dihasil setelah belajar mengajar dilaksanakan, agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari pembelajara sebelumnya.

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranan dimasa yang akan datang, dalam rangka usaha untuk mewujudkan satu pendidikan yang berhasil dan menjadikan anak didik semangat untuk belajar, maka perlu seseorang pendidik yang profesional dintaranya yaitu selain untuk mempunyai strategi sendiri di dalam acara mengajarkan cara belajar siswa, kenyataan yang kita hadapi selama ini banyak kita jumpai pengajar khususnya pengajar agama Islam dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan siswa sehingga terjadi kejenuhan atau tidak suka dengan pelajaran umum padahal sebenarnya pendidikan agama Islam sangat penting sekali dalam rangka pengembangan mental religius siswa.

(20)

4 Peningkatan mutu pendidikan dianggap sebagai salah satu pendidikan utnuk melakukan perubahan pendidikan yang mempunyai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar sisiwa dan menguatkan kapasitas sekolah untuk menuju perubahan, bahwa inti dari perubahan perbaikan mutu pendidikan adalah melakukan perubahan kualitas proses belajar mengajar, perubahan kearah kualitas pendidikan mutu dilakukan dengan memperkuat kapasitas pedagogis, kepemimpinan yang berorientasi pada pembelajaran dan kapasitas untuk melakukan perbaikan secara terus menerus perubahan tersebut terutama pada pendidikan agama Islam itu sendiri karena selama ini pendidikan agama Islam yang diperoleh siswa hanya transfer ilmu saja tanpa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(21)

5 cara-cara seperti itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.4

Adapun untuk mengatasi kejenuhan-kejenuhan itu seorang pendidik perlu memotivasi anak didik, sehingga peserta didik akan semangat dalam belajar dan akan merasa senang, tujuan dalam pembelajaran akan tercapai dan pendidik akan merasa puas dengan hasil yang mereka terapkan, menjadi guru yang kreatif dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memiliki metode pembelajaran yang efektif, hal ini sangat penting sekali terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. 5

Mengingat belajar adalah bagi sisiwa proses membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya memberi kesempatan kepada sisiwa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi, suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus melibatkan sisiwa secara aktif misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya, belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi siswa, terhadap berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan sisiwa dan mengarah pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, proses pembelajaran dalam memperoleh informasi, keterampilan dan sikap akan terjadi melalui suatu pencarian dari diri sisiwa.

4

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Semarang: Rasil Media Group 2008) h. 3

5

(22)

6 Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa selama ini guru di SMA Negeri 14 Bandar Lampung masih menggunakan metode dan strategi pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas. Sehingga banyak sekali kendala dan masalah yang guru hadapi dalam kegiatan pembelajaran.6 Hal ini nampak ketika guru sedang menerangkan, banyak peserta didik yang merasa ngantuk dan bosan begitu juga kendala-kendala yang muncul dalam pemberian tugas antara lain seperti ada peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas. Untuk itu guru perlu mengupayakan agar peserta didik mau, senang mengerjakan tugas, sehingga dapat mengurangi kegagalan dalam memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan minat untuk belajar.

Strategi merupakan salah satu unsur dalam kegiatan proses pembelajaran, penggunaan strategi yang tepat akan membantu guru dan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang sangat memuaskan dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengatasi segala sesuatu penghambat dalam suatu pembelajaran karena strategi pembelajaran menyangkut segala sesuatu yang dilakukan untuk memperdayakan orang untuk belajar.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik.

6

(23)

7 Adapun usaha peningkatan hasil belajar dapat dilakukan dengan cara memberi pujian, hadiah, ulangan, praktik langsung atau dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan aktif. Adapun macam-macam strategi pembelajaran yang Aktif diantaranya yaitu, strategi rolle playing, strategi make a match, strategi card sort. Namun penulis hanya akan menggunakan strategi pembelajaran Practice Rehearsal Pairs (praktek berpasangan), stratagi ini merupakan bagian dari active learning yaitu suatu strategi pembelajaran yang mengajak sisiwa untuk belajar secara aktif.7

Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa rehearsal pairs (praktek berpasangan) tersebut menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan belajar mengajar, apabila siswa telah terlibat dalam proses pembelajaran baik fisik, intelektual, emosi dan keterampilan maka telah terciptalah interaksi edukatif di dalam proses belajar mengajar tersebut dan tentunya akan menciptakan situasi belajar yang kondusif serta kualitas pendidikan yang tinggi sehingga hasil belajar yang diinginkan oleh guru dan peserta didik dapat tercapai, dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Sehingga dapat merubah pola pengajaran yang bisa mengarah kelebih baik dalam proses belajar mengajar yang dilakukan.

7

(24)

8 Tabel 1

Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.A 2017/2018

No Nama Lk/Pr KKM Nilai Keterangan

1 Abdul harun L 75 60 Belum Tuntas

2 Aprilian Paramita P 75 60 Belum Tuntas

3 Arif Toldo Hariandi L 75 87 Tuntas

4 Danang Eka Wijaya L 75 65 Belum Tuntas

5 Desy Fatmawati P 75 60 Belum Tuntas

6 Dwi Nur Agustina P 75 60 Belum Tuntas

7 Erik Rialdi L 75 60 Belum Tuntas

8 Gusman Sihab L 75 60 Belum Tuntas

9 Hafiz Fernanda L 75 76 Tuntas

10 Icha Rizky P 75 60 Belum Tuntas

11 Iqbal Firmansyah L 75 60 Belum Tuntas

12 Karsela Damayanti P 75 70 Belum Tuntas

13 Maharani Dwi S P 75 77 Tuntas

14 Mariska Rahayu P 75 65 Belum Tuntas

15 Mei Rosa P 75 75 Tuntas

16 Melisa Oktavia P 75 65 Belum Tuntas

17 M. Aditama Arifin L 75 60 Belum Tuntas

18 M. Fajar Sukma Jaya L 75 80 Tuntas

19 Nadya Herdina P 75 75 Tuntas

20 Novel Ali Akbar L 75 65 Belum Tuntas

21 Okta Selvia P 75 60 Belum Tuntas

22 Putri Diani L 75 60 Belum Tuntas

23 Reza Wahyuda L 75 60 Belum Tuntas

24 Ria Mustika P 75 60 Belum Tuntas

25 Rian Yoga Utama L 75 75 Tuntas

26 Rio Nopaldi L 75 85 Tuntas

27 Rizki Akuan . V L 75 75 Tuntas

28 Tania Vera Saputri P 75 72 Belum Tuntas

29 Totti Montela L 75 70 Belum Tuntas

30 Yolla Amanda P 75 83 Tuntas

Jumlah 2060

Rata-Rata 6,8

(25)

9 Sumber: Dokumentasi hasil belajar peserta didik kelas XI IPA3 SMA Negeri 14

Bandar Lampung T.A 2017/2018

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa dari 30 peserta didik kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung hanya 10 peserta didik , dengan nilai rata-rata 6,8 ketuntasan belajar 33 % peserta didik yang memiliki hasil belajar cukup baik, sedangkan 20 peserta didik atau 67 % peserta didik lainnya masih rendah dan mengakibatkan hasil belajar merekapun tidak memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam yakni 75. Rendahnya nilai hasil belajar pendidikan agama Islam ini diantaranya disebabkan oleh aktifitas peserta didik didalam kelas, tidak sedikit peserta didik yang tidak serius dalam kegiatan belajar, banyak peserta didik yang merasa bosan, mengantuk ketika guru sedang menerangkan.

Untuk itu guru perlu mengupayakan menumbuhkan semangat belajar peserta didik agar dapat meningkatkan minat peserta didik dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran yang memungkinkan tingginya keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam dan intinya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk itu peneliti memilih strategi Practice

Rehearsal Pairs sebagai strategi yang akan peneliti terapkan dalam proses

(26)

10

Strategi Practice Rehearsal Pairs dengan praktek berpasangan, akan

membantu peserta didik dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan keaktifan mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan strategi Strategi Practice

Rehearsal Pairs, guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta

didiknya dalam pembelajaran, sementara peserta didik belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga yang aktif disini bukan guru melainkan peserta didik itu sendiri yang harus aktif dalam pembelajaran.8

Melalui penerapan strategi pembelajaran Strategi Practice Rehearsal Pairs ini dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Dalam pembelajaran guru pelajaran PAI, tidak sedikit masalah yang dihadapinya. Kekurang mampuan mengatasi masalah akan menjadi faktor pemicu pembelajaran yang diselenggarakan kurang berhasil mengantarkan siswa pada tercapaianya tujuan yang diharapkan. Dari hasil observasi penulis, bahwa peserta didik SMA Negeri 14 Bandar Lampung Kelas XI IPA3 mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran PAI. Berdasarkan hal tersebut diatas akhirnya dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

8

(27)

11 a. Pembelajaran PAI di kelas masih menggunakan metode seperti ceramah,

diskusi dan tanya jawab.

b. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. c. Belum adanya kolaborasi antara Guru dan siswa. d. Rendahnya KKM bidang studi PAI

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dikaji dapat lebih fokus dan terarah dan berdasarkan identifikasi masalah serta keterbatasan pengetahuan penulis maka penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian ini hanya pada “Meningkatkan Hasil Belajar PAI Menggunakan Strategi Practice Rehearsal Pairs Pada Peserta Didik

Kelas XI IPA3 Di SMA Negeri 14 Bandar Lampung

D. Rumusan Masalah

Masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara rencana dengan yang sebenarnya, sedangkan rumusan masalah adalah kenyataan-kenyataan sengaja diajukan untuk dicari jawaban melalui penelitian.9

Dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya Ada dengan apa yang Ada didalam kenyataan yang mempunyai

9

(28)

12 karakteristik sendiri dan itu harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya.

Dari uraian latar belakang di atas, penulis mengajukan rumusan masalah yang ingin dijawab didalam penelitian ini, sebagai berikut :”Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Practice rehearsal pairs (Praktik berpasangan) dapat meningkatkan hasil belajar PAI kelas XI IPA3 di SMA Negeri 14 Bandar Lampung?”

E. Hipotesis Tindakan

Menurut epistemologi hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo artinya belum, sedangkan tesis artinya dalil. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai dalil atau pemikiran sementara yang masih belum pasti keabsahannya (bisa benar, bisa juga salah). Sehingga untuk membuktikan keabsahannya tersebut harus melalui pembuktian empiris melalui pendidikan.10

Berdasarkan pendapat diatas bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dari permasalahan dalam suatu penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan berdasarkan fakta-fakta dilapangan. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis tindakan, atau disebut hipotesis alternatif yaitu: ”Melalui strategi Practice Rehearsal Pairs hasil belajar peserta didik dapat meningkat pada bidang studi PAI di Kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung”.

10

(29)

13 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan beberapa manfaat diantaranya: 1. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran practice rehearsal pairs (praktik berpasangan) dalam meningkatkan hasil belajar PAI di SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peserta didik, dapat memberikan latihan atau pengulangan materi pelajaran yang diberikan pada kegiatan belajar mengajar.

b. Bagi guru, dapat memberi masukan dalam usaha meningkatkan belajar pada peserta didiknya dalam rangka meningkatkan prestasi pada peserta didiknya c. Bagi sekolah, dapat memberi masukan dalam rangka meminta guru-guru

untuk meningkatkan hasil belajar sesuai dengan mata pelajaran diajarkannya d. Bagi peneliti, dapat memberikan informasi yang aktual (terkini) tentang

(30)
(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Practice Rehearsal Pairs (Praktik Berlatih Berpasangan) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam kegiatan belajar mengajar, strategi merupakan proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan disertai penyusunan suatu cara agar tujuan tersebut dapat tercapai.1

Kata strategi bila digabungkan dengan kata pembelajaran akan memiliki makna yang lebih khusus. Strategi pembelajaran dipahami sebagai strategi untuk pembelajaran anak didik dan guru yang membelajarkannya dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk memudahan proses belajar anak didik. Secara umum Kozma berpendapat, bahwa strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada anak didik dalam tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.2

Dari definisi strategi pembelajaran yang sudah diuaraikan diatas, dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, cara pandang, dan pola pikir guru dalam mengorganisasikan isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1

Khanifatul, Pembelajaran Inovatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 15 2

(32)

Guru mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu kegiatan dalam pembelajaran. Biasanya cara tersebut telah direncanakan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kegiatan itu dilaksanakan. Bila belum mencapai tujuannya. Proses tersebut menunjukan bahwa orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam satu kegiatan pembelajaran, menunjukan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi, dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan tersebut.

Istilah strategi pemb elajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu :

a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau anak didik)

b. Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri); c. Cara menyajikan materi pelajaran (indiktif atau deduktif, analitis atau

sintetis, firmal atau non formal)

d. Sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen).3

Strategi pembelajaran terdiri atas 3 variabel yaitu:

1. Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang study dalam kegaiatan inti.

2. Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik atau untuk menerima serta merespons masukan dari siswa.

3

(33)

3. Strategi pengolahan adalah cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya.

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Kalau dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar antara lain sebagai berikut :

1) Tahapan mengajar ; secara umum ada tiga tahapan poko dalam strategi mengajar, yakni tahapan pemula, tahap pengajaran dan penggunaan.

2) Pendekatan mengajar ; Antara lain: model informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku.

3) Prinsip mengajar ; Beberapa prinsip mengajar yang paling utama harus digunakan guru yakni prinsip motivasi, kooperasi dan kompetensi, korelasi dan integrasi, aplikasi dan transformasi, individualitas.4

2. Pengertian Strategi Practice Rehersal Pairs

Latar belakang munculnya Strategi Rehearsal pairs (praktik berpasangan) adalah berasal dari strategi active learning, yang menekankan pembicaraanya pada

4

(34)

penggunaan macam metode dalam pembelajaran.5 Dengan penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh besar pada proses belajar mengajar yang akan mempengaruhi perubahan tingkah laku peserta didiknya.

Secara bahasa “Practice Rehersal Pairs” berarti latihan praktek

berpasangan. Sedangkan menurut istilah practice rehersal pairs adalah strategi sederhana yang digunakan untuk mempraktikkan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar. Hal ini berarti bahwa beberapa peserta didik dikelompokan menjadi beberapa bagian dan mereka dituntut aktif untuk mempraktikan suatu keterapilan tertentu. Masing-masing kelompok saling bekerja sama dalam kegiatan prektek tersebut.

Menurut Hisyam Zaini yaitu metode dimana siswa dikelompokkan dalam pasangan-pasangan (berpasangan) dengan temannya sendiri yang satu mengamati dan yang satunya lagi mempraktikkan.

Dalam penjelasan lain Hisyam Zaini menjelaskan bahwa practice rehersal pairs adalah strategi sederhana yang dapat dipakai untuk mempraktikan suatu keterampilan atau prosedur dengan teman belajar.6 Tujuannya adalah untuk meyakinkan masing-masing pasangan dapat melakukan keterampilan dengan benar. Materi-materi yang bersifat psikomotor adalah materi yang baik untuk diajarkan dengan metode ini dengan metode practice rehersal pairs diharapkan peserta didik mampu memahami materi pelajaran.

Menurut Melvin L. Silberman, belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian informasi kepada peserta didik, belajar membutuhkan

5

Http//.www.googlerehearsalstrategi.education.com 6

(35)

keterlibatan mental dan tindakan belajar itu sendiri.7 Kejelasan dari pembelajaran akan mengarahkan anak didik pada pembelajaran yang benar. Dan pada saat kegiatan belajar aktif, anak didik mempelajari gagasan-gagasan memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati.

Dibawah ini akan dijelaskan bentuk perubahan yang terjadi pada anak didik baik dari kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.

a. Kognitif

Perubahan yang yang terjadi secara intelektual (kognitif) merupakan keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar secara intelektual, yaitu suatu yang sukar diamati.

Dapat dipahami bahwa belajar secara intelektual merupakan keterlibatan intelektual siswa dalam proses belajar mengajar. Seperti siswa harus mampu mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya, sisiwa mampu mengungkapkan khasanah pengetahuan untuk dapat memecahkan masalah, peserta didik harus mampu hasil eksperimen, sisiwa harus mampu memikirkan jawaban suatu pertanyaan yang diajukan guru setelah materi selesai diajarkan, sisiwa harus mampu menyusun argumentasi dalam diskusi kelompok.

b. Afektif

afektif (sikap) merupakan dimensi kemampuan manusia yang berupa keterampilan emosional yang kemudian dapat membentuk watak dan karakter. Di

7

(36)

dalamnya terkandung kemampuan seperti, mengendalikan diri, empati, motivasi dan kemampuan sosial.8

Jadi dapat dipahami bahwa keaktifan siswa secara emosional dalam proses belajar mengajar adalah siswa memiliki semangat yang tinggi dalam belajar, siswa menjadi disukai oleh teman-temannya karena siswa tersebut mampu merasakan perasaan orang lain, siswa mampu memotivasi diri sendiri, siswa mampu melakukan hubungan baik dengan sesama teman-temanya.

c. Psikomotorik

Kemampuan peserta didik secara psikomotor (keterampilan fisik) dalam proses belajar mengajar merupakan keterlibatan siswa melalui kegiatan fisik, yaitu

kegiatan yang mudah diamati. Kegiatan yang mudah diamati misalnya “kegiatan

membaca, menulis, mendengarkan, memeragakan, memperlihatkan, melakukan

percobaan dilaboratorium dan mengajukan pertanyaan”.9

Dari kutiapan diatas dapat dipahami bahwa kemampuan anak didik secara psikomotorik berarti keterlibatan anak didik melalui kegiatan fisik dalam proses belajar mengajar mampu di luar proses belajar mengajar.

Cara lain mengaktifkan belajar siswa adalah dengan memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna yang bermanfaat bagi kehidupan siswa dengan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan masalah, atau mengembankan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya, alasan lain mengaktifkan belajar siswa adalah setiap

8

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi aksara, 2005) h. 54 9

(37)

siswa perlu memperoleh pelayanan bimbingan belajar yang berbeda pula sehingga seluruh siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuannya.10

Belajar aktif berlaku bagi siapa saja baik yang berpengalaman atau pemula, yang mengajarkan informasi-informasi dan keterampilan teknis dan non teknis, walaupun banyak strategi dan tips-tips yang diterapkan kepada para pengajar pada berbagai tingkatan. Dalam bukunya Hisyam Zaini yang berjudul strategi pebelajaran aktif menyatakan empat puluh empat cara belajar aktif yang hampir dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran salah satunya adalah strategi pembelajaran practice rehearsal pairs (praktek berpasangan).

3. Langkah-langkah Strategi Practice Rehearsal Pairs (Praktik

Berpasangan)

Practice Rehearsal Pairs dalam penerapannya mempunyai langkah-langkah atau prosedur, antara lain :

1) Guru memilih suatu keterampilan yang akan dipelajari oleh anak didik. 2) Guru membentuk pasangan-pasangan dalam setiap pasangan buat dua peran

a) Penjelas atau pendemonstrasi b) Pengecek atau pegamat

3) Setelah guru membentuk pasangan-pasangan, guru meminta kepada penjelas atau demonstrator menjelaskan atau mendemonstrasikan cara mengerjakan keterampilan yang telah ditentukan, pengecek atau pengamat bertugas

10

(38)

mengamati dan menilai penjelasan atau demonstrasi yang dilakukan temannya.

4) Guru meminta kedua pasangan untuk bertukar peran.Demonstrator ke dua diberi keterampilan yang lain

5) Proses diteruskan sampai semua prosedur dapat dikuasai.

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Practice Rehearsal Pairs

Strategi Practice Rehearsal Pairs (praktik berpasangan) ini mempunyai kelebihan yaitu cocok jika diterapkan untuk materi-materi yang bersifat psikomotor, tetapi strategi ini juga mempunyai kelemahan yaitu tidak cocok jika diterapkan untuk materi yang bersifat teoritis.11

Dalam buku kooperatif learning dalam praktik berpasangan mempunyai kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan partisipasi agar peserta didik, berinteraksi lebih mudah dan lebih banyak kesempatan untuk konstruksi masing-masing pasangan. Sedangkan kekurangannya adalah jika antar pasangan tidak aktif maka akan sedikit ide yang muncul dan jika pasangannya banyak maka akan membutuhkn waktu yang banyak.12

5. Tujuan Strategi Practice Rehearsal Pairs (Praktek Berpasangan)

Tujuan dari strategi ini adalah untuk melibatkan anak didik aktif sejak dimulainya pembelajaran, yakni untuk meyakinkan dan memastikan bahwa kedua pasangan dapat mempraktikkan keterampilan atau prosedur, selain itu juga dengan

11

Hisyam Zaini, Loc. Cit 12

(39)

praktik berpasangan dapat meningkatkan keakraban dengan peserta didik dan untuk memudahkan dalam mempelajari materi yang bersifat psikomotor.13

B. Hasil Belajar dan Prestasi Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar dan Pretasi Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang hasil belajar, perlu dirumuskan dengan jelas dari kata di atas, karena secara etimologi hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hasil adalah sesuatu yang ada (terjadi) oleh sesuatu kerja , berhasil sukses.14 Sedangkan pengertian belajar secara epistimologis belajar dari kata ajar yang mendapatkan arti berusaha memperoleh kepandaian.

Adapun secara umum belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relativ menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.15 , peneliti menjabarkan makna dari kata tersebut.

Menurut Kamus Umum Bahsa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah di lakukan, dikerjakan, dan sebagainya.sedanhkan menurut saiful bahri djamarah prestasi adalah apa yang telah dapat dicptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.16dalam buku yang sama Nasrun harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan

13

Mel. Silberman, 101 Cara Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media & Nusa, 2004), h.81 14

Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.53 15

Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (surabaya: CV Citra Media, 1996), h.43 16

(40)

dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang dieproleh dengan jalan bekerja.

2. Arti Penting Belajar

Belajar adalah fungsi utama dan vital bagi pendidikan. Belajar memainkan peranan yang penting dalam mempertahankan kehidupan. Pada umat manusia banyak sekali perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar, belajar membutuhkan bimbingan baik secara langsung oleh guru maupun secara tidak langsung melalui bantuan pengalaman.

Meskipun ada memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat, dampak negatif dari hasil belajar kelompok manusia seperti belajar pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk membuat senjata pemusnahan sesama umat manusia, kegiatan pelajar tetap memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Dalam perspektif agama, belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11 :

(41)

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan

orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan”.17

Ayat di atas telah menggambarkan bahwa begitu pentingnya untuk belajar ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan orang banyak, untuk mencapai itu semua sebagai muslim tentunya harus selalu semangat dalam mencari ilmu agar hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

3. Prinsip-prinsip Belajar

Sebagai mana diketahui bahwa belajar merupakan kegiatan yang berlangsung didalam suatu proses dan terarah kepencapaian tujuan tertentu. Adapun prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut.

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku, perubahan perilaku sebagai berikut memiliki ciri-ciri :

1. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari. 2. Kontinu atau berkesinambungan

3. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

17

(42)

Kedua, belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai, belajar adalah proses sistematika yang dinamis, konstruktif dan organik.

Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman, pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.18

Keempat, belajar yang paing efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

Kelima, cara belajar kelompok, misalkan maslah-masalah tersebut disadari bersama.

4. Jenis-jenis Hasil Belajar

Hasil belajar berupa persentasi belajar atau kinerja akademik yang dinyatakan dengan skor atau nilai. Pada prinsipnya pengungkapannya hasil belajar ideal itu meliputi segenap ranah psikolog yang berupa akibat pengalaman dan proses belajar mengajar.

Dalam tujuan pendidikan yang ingin dicapai kategori dalam bidang ini yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan karena sebagai tujuan yang hendak dicapai dengan kata lain tujuan pengajaran dapat dikuasai siswa dalam mencapai tiga aspek tersebut, dan ketiganya adalah pokok dari hasil belajar. Menurut taksonomi bloom, diklasifikasikan pada tiga tingkatan bidang domain yaitu:

a. Jenis hasil belajar pada bidang kognitif.

18

(43)

Dalam hubungan dengan suatu pelajaran, ranah kognitif memegang peran paling utama. Istilah kognitif berasal dari lognitif yang bersinonim dengan kata knowing yang berarti pengetahuan, menurut para ahli psikologi kognitif, aspek ini merupakan sumber sekaligus sebagai pengendali aspek-aspek yang lain, yakni aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Dengan demikian jika hasil belajar dalam aspek kognitif tinggi maka dia akan mudah untuk berfikir sehingga ia akan mudah memahami dan meyakini materi-materi pelajaran yang diberikan kepadanya serta mampu menangkap pelan-pelan moral dan nilai-nilai yang terkandung didalam materi sebaliknya, jika hasil belajar kognitif rendah maka ia akan sulit untuk memahami materi tersebut untuk di internalisasikan dalam dirinya dan diwujudkan dalam perbuatan.

Jenis hasil belajar aspek kognitif ini memiliki enam kemampuan atau kecakapan antara lain:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi bloom, seringkali disebut dengan aspek ingatan, dalam jenjang kemampuan ini seorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah dan lainya tanpa harus mengerti dan menghubungkannya.

2. Pemahaman (Comprehension)

(44)

dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan sisinya tanpa keharusan menghubungkannya.

3. Penerapan (Application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerangkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret, situasi dimana ide, metode dan lain-lain yang dipakai harus baru, karena apabila tidak demikian maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan semata-mata.

4. Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentukannya dan faktor-faktor yang satu dengan faktor yang lainya.

5. Sintetis (Syintetis)

Adalah suatu proses dimana seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada atau memadukan unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi satu pola yang berstruktur.

6. Penilaian (Evaluation)

Adalah kemampuan seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, kenyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu dan dapat mengambil keputusan (menekankan nilai) sesuatu yang dipelajari untuk tujuan tertentu.19

19

(45)

b. Jenis Belajar pada Bidang Afektif

Aspek afektif ini berkenaan dengan perubahan sikap dengan hasil belajar dalam aspek ini diperoleh melalui internalisasi, yaitu proses ke arah pertumbuhan batibiyah atau rohaniyah sisiwa, pertumbuhan terjadi ketika sisiwa menyadari suatu nilai yang terkandung dalam pengajaran agama dan nilai-nilai itu dijadikan suatu nilai sistem diri, sehingga menuntun segenap pernyataan sikap, tingkah laku dan perbuatan untuk menjalani kehidupan.

Beberapa jenis kategori jenis aspek kognitif sebagai hasil belajar dibagi menjadi 5, diantaranya:

1. Menerima (Receiving)

Adalah berhubungan dengan kesediaan atau kemauan sisiwa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusu (kegiatan dalam kelas, baca buku dan sebagainya). Hasil belajar dalam jenjang ini berjenjang dari kesadaran bahwa sesuatu itu ada sampai kepada minat khusus dari pihak sisiwa.

2. Menjawab (reponding) yaitu

Kemampuan yang bertalian dengan partisipasi siswa pada tingkat ini sisiwa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dalam salah satu cara, hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab atau kepuasan dalam menjawab.

3. Menilai (Valuing)

(46)

4. Organisasi (Organization)

Yaitu pengembangan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Hasil belajar berkaitan dengan konsep suatu nilai atau dengan organisasi suatu sistem nilai.

5. Karakteristik (Characterization)

Yaitu keterpaduan dan suatu sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian, tingkah laku termasuk nilai dan karakteristiknya, hasil belajar dari aspek ini meliputi kegiatan tapi penekanannya lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku menjadi ciri khas atau karakteristik sisiwa.

Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya. Tetapi digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu factor intern dan faktor ekstern20. Factor intern adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, maka seorang guru perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, antaralain :

a. Faktor Intern

1. Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian minat, bakat, motif,kamatangan dan kesiapan

3. Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

20

(47)

b. Faktor Ekstern 1. Faktor keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

2. Faktor sekolah

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat

Faktor ini membahas tentang kegiatan peserta didik dalam masyarakat, masa media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar anak berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik diatas, maka guru mempunyai tugas untuk mendorong dan memberi fasilitas belajar bagi siswa mencapai suatu tujuan. 21

C. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Agama Islam adalah Agama Allah SWT., yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia, yang

23

(48)

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang definisi Pendidikan Agama Islm, maka penulis mengambil beberapa definisi antara lai :

a. Tayar Yusuf, mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut A. Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.22pengertian diatas, menunjukan adanya usaha yang dilakukan oleh generasi tua kepada generasi penerusnya dengan tujuan agar suatu saat nanti benar-benar menjadi manusia yang taat kepada Allah SWT.

b. Zuhairin, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing ke arah pembentukkan kepribadian peserta didik secara sistematis dan praktis, supaya hidup sesuai dengan ajara Islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.23

Jadi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan dan teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan Agama Islam yang didalamnya terdapat proses komunikasi dua arah yang dilakukan pendidik kepada peserta didik dengan menggunakan bahan atau materi Pendidikan Agama Islam, yaitu :

22

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.130

23

(49)

Masalah keimanan, tauhid (ketuhanan), suatu bidang studi yang mengajarakan dan membimbing untuk dapat mengetahui, meyakini dan mengamalkan akidah Islam secara benar.

a. Masalah ihsan (Akhlak), mempelajari tentang akhlak yang terpuji yang harus diteladani dan tercela yang harus dijauhi. Serta mengajarkan pada peserta didik untuk membentuk dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam bentuk tingkah laku baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia maupun manusia dengan alam.

b. Masalah keIslaman (syariah) atau Fiqh/ Ibadah, merupakan pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui syariat Islam yang didalamnya mengandung perintah-perintah agama yang harus diamalkan dan larangan yang harus dijauhi. Berisi norma hukum, nilai-nilai dan sikap yang menjadi dasar dan pandangan hidup seorang muslim, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh dirinya, keluarganya, dan masyarakat lingkungannya.

(50)

sejarah Islam (tarikh) sehingga berurutan: 1). Ilmu tauhid atau ketuhanan, 2). Ilmu Fiqh. 3). Al-Qur’an, 4). Hadits, 5). Akhlak, 6). Tarikh.24

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Menurut abdul fattah Jalal tujuan umum pendidikan islami adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan-tujuan khusus. Jadi menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah SWT., yang dimaksud menghambakan diri kepada Allah adalah beribadah kepada Allah SWT.25

Tujuan Pendidikan Agama Islam, dimana yang paling utama adalah pembentukan akhlak dan pengabdian diri kepada Tuhan hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat ad-zariat ayat 56 yang berbunyi :

24

Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama& Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 6

25

(51)







 

 

Artinya :“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”i26

Menurut Ghazali yang dikutip oleh Muhammad Munir Murasi yaitu :

“Gazali berpendapat bahwa tujuan dari pada pendidikan adalah mendekatakan diri

kepada Allah Azza Wazzalla.”

Pendapat tersebut di atas menegaskan bahwa keberadaan manusia sebagai hamba Allah SWT. dalam hidup dan penghidupan adalah untuk beribadah dan mengabdikan diri kepada-Nya. Oleh sebab itu bagi seseorang muslim, dunia merupakan ladang bagi kehidupan akhirat.

Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Direktorat Jendral Bimbingan Agama Islam adalah :

“ Meningkatkan ketaqwaan peserta didik terhadap Tuha YME artinya menghayati

dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

26

(52)

kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan dan menjadi warga negara yang baik dalam Negara RI yang berdasarkan Pancasila”.27

Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah adalah “untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman sisiwa tentang Agama islam sehingga menjadi manusia yang berima dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermsyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi.28

Tujuan di atas pula dalam bentuk tujuan yang lebih khusus lagi yang disebut dengan instruksional yaitu yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari satuan materi pelajaran tertentu atau suatu pokok bahasan tertentu.

Untuk merealisasikan tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut diatas, diupayakan supaya proses belajar dan mengajar agar terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi bila adanya interaksi berbagai komponen. Karena itu masing-masing komponen harus diusahakan saling pengaruh dan mempengaruhi sehingga dapat tercapai tujuan Pendidikan Agama Islam. Seperti yang dikemukanakan dalam uraian sebelumnya, bahwa salah satu komponen yang utama yang mempengaruhi Pendidikan Agama Islam dalam mencapai tujuan adalah peserta didik.

Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan peserta didik, maka mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan

27

Achyanis dkk, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama islam pada SMTA, (Jakarta: CV. Multiyasa&Co, 2000, h. 13

28

(53)

peserta didik dapat ditentukan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi peserta didik harus mampu, dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat terukur.29

3. Komponen-komponen Pembelajaran

Pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to) membelajarakan peserta didik atau bagaimana membuat peserta didik dapat terdorong oleh kemauan sendiri untuk mempelajari apa (what do) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik. Oleh karena iitu, pembelajaran merupakan upaya menjabarkan nilai-niai yang terkandung dalam kurikulum.30Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen yang saling berpengaruh dalam proses pembelajaran Agama Islam. Ketiga komponen tersebut adalah:

a. Kondisi Pembelajaran PAI

Kondisi pembelajaran PAI adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran PAI :

1. Tujuan dan karakteristik mata pelajaran PAI Tujuan pembelajaran PAI adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran PAI atas apa yang diharapkan. Sedangkan karakteristik mata pelajaran PAI adalah aspek-aspek suatu mata

29

Oemar Hamalik, Kurikulim dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 76 30

(54)

pelajaran yang tergabung dalam struktur isi dan tipe isi mata pelajaran PAI berupa fakta, konsep, dalil atau hukum, prinsip atau kaidah, prosedur dan keimanan yang menjadi landasan dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.

2. Kendala dan karakteristik mata pelajaran PAI, kendala pembelajaran adalah keterbatasan sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu dan keterbatsan dana yang tersedia.

3. Karateristik peserta didik karateristik peserta didik adalah kualitas perseorangan peserta didik, seperti kata, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar dan kemungkinan hasil belajar yanga akan dicapai. Faktor dan kondisi tersebut berinteraksi dengan pemilihan penetapan dan pengembangan metode pembelajaran PAI. Misalnya, ditinjau dari aspek tujuannya, PAI yang akan dicapai adalah mengantarkan peserta didik mampu memilih Al-Qur’an sebagai pedoman hidup (kognitif), mampu menghargai Al-Qu’ran sebagai pilihannya yang paling benar (afektif), serta mampu bertindak dan mengamalkan pilihannya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.

b. Metode Pembelajaran PAI

(55)

pembelajaran yang berbeda-beda. Metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Strategi pengorganisasian PAI: Strategi pengorganisasian adalah suatu metode untuk mengorganisasikan mata pelajaran PAI yang dipilih utnuk pembelajaran. Pengorganisasian isi mata pelajaran mengacu pada kegiatan pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram skema, format dan sebagainya.

2) Strategi pengelolaan PAI: Strategi Pengelolaan PAI adalah metode-metode penyampaian pembelajaran PAI yang dikembangkan untuk membuat peserta didik dapat merespon dan menerima pembelajaran PAI dengan mudah, cepat dan menyenangkan. Karena itu, penerapan stategi penyampaian perlu menerima serta merespon masukan dari peserta didik.

3) Strategi pengelolaan PAI : Strategi Pengeolaan PAI adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyimpaian isi pembelajaran.

4) Hasil Pembelajaran PAI: Hasil pembelajaran PAI adalah mencakup semua akibat yang dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran PAI dibawah kondisi pembelajaran yang beda. Hasil pembelajaran PAI dapat berupa hasil nyata (actual out-comes) dan hasil yang diinginkan (desired out-comes) dan hasil yang diinginkan (desired

(56)

5) Karakteristik Pembelajaran PAI

Dewasa ini, proses pendidikan Agama lebih bertumpu pada program yang meliputi tujuan, metode dan langkah-langkah pendidikan dalam membina suatu generasi pada periode usia dan kalangan umat tertentu. Selutruh program pendidikan yang di dalamnya tercakup maslah-masalah metode, tujuan, tingkatan pengajaran, materi setiap tahun pelajaran, topik-topik pelajaran, serta aktivitas yang dilakukan sisiwa pada setia materi pelajaran terdefinisikan sebagai kurikulum pendidikan. Adapun karateristik kurikulum Islami :

a. Harus memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia serta bertujuan untuk mensucikan manusia, memelihara dari penyimpangan dan menjaga keselamatan fitrah manusia.

b. Harus mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang fundamental. Harus diarahkaan untuk meluruskan dan mengarahkan kehidupan sehingga dapat mewujudkan tujuan tersebut.

c. Tingkatan setiap kurikulum Islami harus sesuai dengan tingkatan pendidikan, baik dalam hal karakteristik, usia, tingkatan pemahaman jenis kelamin, serta tugas-tugas kemasyarakatan yang telah dicanangkan dalam kurikulum.

(57)

didk, baik yang berhubungan dengan sunnah, kaidah, sisite, maupun realistifnalam semesta.

e. Harus memiliki metode yang elastis sehingga dapat diadaptasikan kedalam berbagai kondisi, lingkungan dan keadaan tenpat ketika kurikulum itu diterapkan yang tidak kalah pentingnya harus selaras dengan bergabai respon sehingga sesuai dengan perbedaan individu.

f. Harus efektif dapat memberikan hasil pendidikan yang behavioristik dan tidak meninggalkan dampak emosional yang meledak-ledak dalam diri generasi muda.31

i

31

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil bentuk penelitian kolaborasi, dimana peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang tergabung dalam suatu tim untuk melakukan penelitian dengan tujuan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktek pembelajaran.

Hubungan anggota dalam tim kolaborasi bersifat kemitraan, sehingga kedudukan peneliti adalah sama, untuk memikirkan persoalan-persoalan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan, dengan demikian peneliti dituntut untuk bisa terlihat secara langsung dalam penelitian tindakan kelas ini.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Reseacrh) yakni kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat

praktis dengan cara melakukan tindakan secara kolaborasi dan partisipasi. Menurut Suharsimi Arikunto, penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) ada tiga pengertian yaitu sebagai berikut:

(59)

2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tetentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas adalah sekelompok peserta didik yang ada dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.1

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus 2 kali pertemua. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model kemmis dan MC taggart yang dikutip oleh suharsimi Arikunto yaitu: perencanaan atau planning, tindakan atau Acting, pengamatan atau observing, refleksi atau reflecting.2 Tahap-tahap tersebut membentuk spiral yang dikemukakan oleh Hopkins sebagai berikut :

1

Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi., Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta: PT. Bumi Aksara 2002),h. 2-3

2

(60)

Penelitian Tindakan kemmis dan MC taggart3

Gambar 1

3

Burhan Elfanany, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Araska,2012), h.33 PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI PERENCANAAN

PERENCANAAN

SIKLUS I

REFLEKSI

PELAKSANAAN

(61)

Perencanaan tindakan siklus selanjutnya.Tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti yang digambarkan dalam bagan diatas adalah terdiri dari 4 tahap. Secara rinci tahapan penelitian sebagai berikut:

Perencanaan, yaitu menyusun rancangan tindakan antara lain:

a. Mempersiapkan silabus pembelajaran yang akan digunakan. b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang menunjang pembentukan standar kompetensi rangka implementasi PTK d. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

Pelaksanakan, yaitu setelah diperoleh keadaan kelas, perhatian, aktivitas, peserta didik, perilaku peserta didik, sarana dan prasarana maka dilakukan tindakan yaitu melalui pembelajaran pendidikan agama islam.

(62)

maupun hasil belajar anak didik berdasarkan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Tahap ini dilakukan terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 yang menjadi pertimbangan untuk memasuki pada siklus 2.

2. Sifat Penelitian

Adapun sifat penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat partisipasi dalam Arti bahwa peneliti terlibat dalam penelitian. Bersifat kolaboratif karena melibatkan orang lain dalam penelitiannya, dan bersifat kualitatif karena penelitian berinteraksi dengan subjek penelitian secara alamiah, dalam artian penelitian berjalan sesuai dengan jalannya proses belajar mengajar, dengan cara mengadakan pengamatan, melakukan penelitian secara sistematis dan menarik kesimpulan sebagaimana layaknya yang dilakukan oleh peneliti kualitatif.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung sebanyak 30 peserta didik. Sedangkan objeknya adalah hasil belajar peserta didik kelas XI IPA3 SMA Negeri 14 Bandar Lampung.

(63)

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 14 Bandar Lampung. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan upaya meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran PAI.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti laksanakan berlangsung selama 2 minggu pada semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang di

Gambar

Tabel 1 Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas XI IPA3 SMA Negeri 14
               Gambar 1
Tabel 2 Keadaan Guru  Di SMA N 14 Bandar Lampung
Tabel 3 Keadaan Peserta Didik Di SMA N 14 Bandar Lampung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kitosan memiliki gugus amin/NH yang reaktif dan gugus hidroksil yang banyak serta kemampuannya membentuk gel, maka kitosan dapat berperan sebagai komponen reaktif,

Pada penelitian ini produksi bioinsektisida dilakukan dengan cara kultivasi media padat untuk mengkaji pengaruh ketebalan substrat terhadap pertumbuhan sel, terbentuknya spora

Keberhasilan dan keberlanjutan produktivitas tanaman padi sawah memerlukan motivasi petani yang baik dalam mengusahakan usaha tani padi sawah.Agar motivasi

Beberapa senyawa yang terkandung pada Ulva lactuta yaitu terdapat senyawa flavonoid, dan senyawa polisakarida yang berperan sebagai imunostimulan yang ditandai

Maka dari itu, kebutuhan pelanggan PT PLN (Persero) tersebut semakin bertambah, dengan semakin bertambahnya pelanggan maka beban yang dipinggul oleh transformator semakin

Pada penelitian ini telah dibangun sebuah sistem Non-Dispersive Infrared yang mengukur konsentrasi alkohol dengan melihat perubahan keluaran thermopile serta

Terhadap akses pasar produk UKM, upaya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pemetaan potensi ekspor produk UKM ke ASEAN dan negara lain serta memfasilitasi promosi produk UKM