• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABB IIIIII A ARRA AH HA AN N KKEEBBIIJJA AKKA AN ND DA AN N RREEN NC CA AN NA A SSTTRRA ATTEEG GIISS IIN NFFRRA ASSTTRRU UKKTTU URR BBIID DA AN NG GC CIIPPTTA A KKA ARRYYA A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ABB IIIIII A ARRA AH HA AN N KKEEBBIIJJA AKKA AN ND DA AN N RREEN NC CA AN NA A SSTTRRA ATTEEG GIISS IIN NFFRRA ASSTTRRU UKKTTU URR BBIID DA AN NG GC CIIPPTTA A KKA ARRYYA A"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

B

BA

AB

B IIIIII

A

AR

RA

AH

HA

AN

N K

KE

EB

BIIJ

JA

AK

KA

AN

N D

DA

AN

N R

RE

EN

NC

CA

AN

NA

A

S

STTR

RA

ATTE

EG

GIIS

S IIN

NF

FR

RA

AS

STTR

RU

UK

KTTU

UR

R

B

BIID

DA

AN

NG

G C

CIIP

PTTA

A K

KA

AR

RY

YA

A

A

Arraahhaann PPeemmbbaanngguunnaann BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa ddaann AArraahhaann PPeennaattaaaann 3

3..11.. R Ruuaanngg 3

3..11..11 AArraahhaann PPeemmbbaanngguunnaann CCiippyyaa KKaarryyaa

Arahan pembangunan Bidang Cipta Karya terdiri dari arahan pembangunan berdasarkan Perpers 2 tahun 2015 tentang RPJM 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta bKarya 2015-2015-2019.

Visi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 adalah : “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.

Misi pembangunan dalam RPIJM 2015-2019 adalah sebagai berikut : Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga

1.

kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan 2.

demokratis berlandaskan negara hukum.

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati 3.

diri sebagai negaramaritim. M

Meewwuujjuuddkkaann kkuuaalliittaass hhiidduupp mmaannuussiiaa IInnddoonneessiiaa yyaanngg ttiinnggggii,, mmaajjuu,, 4

4.. d

daann sseejjaahhtteerraa.. M

Meewwuujjuuddkkaann bbaannggssaa yyaanngg bbeerrddaayyaa ssaaiinngg 5

5..

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, 6.

(2)

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam 7.

kebudayaan.

Dalam RPJM N 2015-2019 terdapat sembilan agenda prio ritas (Nawacita) sebagai berikut :

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap 1.

bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata 2.

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, da n terpercaya.

M

Meemmbbaanngguunn IInnddoonneessiiaa ddaarrii ppiinnggggiirraann ddeennggaann mmeemmppeerrkkuuaatt 3

3.. d

daaaaeerraahh--ddaaeerraahh ddaann ddeessaa ddaallaamm kkeerraannggkkaa nneeggaarraa kkeessaattuuaann.. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan 4.

penegakan hukum yang bebas korupsi,bermartabat dan terpercaya.

M

Meenniinnggkkaattkkaann kkuuaalliittaass hhiidduupp mmaannuussiiaa IInnddoonneessiiaa.. 5

5.. M

Meenniinnggkkaattkkaann pprroodduukkttiivviittaass rraakkyyaatt ddaann ddaayyaa ssaaiinngg ddii ppaassaarr 6

6..

iinntteerrnnaassiioonnaall

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan 7.

sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Melakukan revolusi karakter bangsa 8.

Memperteguh kebinekhatunggalikaan dan memperkuat 9.

restorasi sosial Indonesia

Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastrukturpermukiman pada periode 2015-2019, yaitu:

Terfasilitasinya penyediaan hunian layak untuk 18,6 juta rumah a.

(3)

perumahan swadaya untuk 5,5 juta rumah tangga dan pembangunan rusunawa untuk 514.976 rumah tangga, serta peningkatan kualitas hunian sebanyak 9,6 juta rumah tangga dalam pencapaian pengentasan kumuh 0 persen.

Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh b.

penduduk Indonesia melalui :

Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di 3.099 

kawasan MBR, 2.144 Ibukota Kecamatan, 16.983 desa, 7.557 kawasan khusus, dan 28 regional;

Pembangunan Penampung Air Hujan (PAH) sebanyak 

381.740 unit;

Fasilitasi optimasi bauran sumber daya air domestik di 27 

kota metropolitan dan kota besar;

Fasilitasi 38 PDAM sehat di kota metropolitan, kota besar, 

kota sedang dan kota kecil;

Fasilitasi business to business di 315 PDAM; 

Fasilitasi restrukturisasi utang 394 PDAM; 

Peningkatan jumlah PDAM Sehat menjadi 253 PDAM, 

penurunan jumlah PDAM kurang sehat menjadi 80 PDAM, dan penurunan jumlah PDAM sakit menjadi 14 PDAM.

Meningkatnya akses pendudu k terhadap sanitasi layak (air c.

limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar yaitu

Untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik 

(4)

2,99 juta jiwa), serta peningkatan pengelolaan lumpur tinja perkotaan melalui pembangunan IPLT di 409 kota/kab; Untuk sarana prasarana pengelolaan persampahan dengan 

pembangunan TPA sanitary landfill di 341 kota/kab,

penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/kab, fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab;

Untuk sarana prasarana drainase permukiman dalam 

pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan permukiman;

Kegiatan pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye 

serta advokasi di 507 kota/kab seluruh Indonesia.

Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung di kawasan perkotaan melalui fasilitasi peningkatan kualitas bangunan gedung dan fas ilitasnya di 9 kabupaten/kota, fasilitasi peningkatan kualitas sarana dan prasarana di 1.600 lingkungan permukiman, serta peningkatan keswadayaan masyarakat di 55.365 kelurahan.

R

Reennssttrraa DDiittjjeenn CCiippttaa KKaarryyaa 22001155--22001199..

3

3..11..22 AArraahhaann PPeennaattaaaann RRuuaanngg

(5)

yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tu juan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan l ingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya b uatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan d ampak negatif terhadap lingkungan a kibat pemanfaatan ruang.

3

3..11..22..11 AArraahhaann RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh NNaassiioonnaall ((RRTTRRWWNN))

Rencana Tata R uang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Renca na Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang d ijadikan sebagai pedoman untuk:

Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang a.

nasional,

Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah b.

nasional,

Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di c.

wilayah nasional,

Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan d.

perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

e.

Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan f.

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan g.

(6)

PPeenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall ((PPKKNN)) aa..

Kriteria:

kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul i.

utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat ii.

kegiatan industri d an jasa skala n asional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai iii.

simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

P

Peenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann WWiillaayyaahh ((PPKKWW)) bb..

Kriteria:

Kawasan Perkotaan yang berfungsi at au b erpotensi sebagai i.

simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat ii.

kegiatan industri d an jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau

Kawasan perkotaan yang berfungsi at au berpotensi sebagai iii.

simpul transportasi yang melayani skala pro vinsi atau beberapa kabupaten.

P

Peenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((PPKKSSNN)) cc..

Kriteria:

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas i.

batas dengan negara tetangga,

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu g erbang ii.

(7)

Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang iii.

menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

Pusat perkotaan yang merupakan pusat p ertumbuhan iv.

ekonomi yang dapat mendorong p erkembangan kawasan di sekitarnya.

P

Peenneettaappaann KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN)) dd..

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:

Pertahanan dan keamanan, 1.

diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan 

dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah 

pembuangan a munisi dan p eralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

merupakan w ilayah kedaulatan n egara ter masuk pulau-pulau 

kecil terluar yang b erbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

Pertumbuhan ekonomi, 2.

memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, 

memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan 

pertumbuhan ekonomi nasional, memiliki potensi ekspor,

didukung jaringan pra sarana dan fasilitas p enunjang kegiatan 

ekonomi,

memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan te knologi 

(8)

berfungsi untuk mempertahankan t ingkat produ ksi pangan 

nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

berfungsi untuk mempertahankan t ingkat produ ksi sumber 

energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan 

tertinggal.

Sosial dan budaya 3.

Merupakan te mpat p elestarian dan p engembangan a dat 

istiadat atau budaya nasional,

merupakan prioritas peningkatan k ualitas s osial d an budaya 

serta jati diri bangsa,

merupakan aset nasional atau i nternasional yang h arus 

dilindungi dan dilestarikan,

merupakan tempat perlindungan peninggalan b udaya 

nasional,

memberikan p erlindungan terhadap keanekaragaman 

budaya, atau

memiliki potensi k erawanan terhadap k onflik sosial sk ala 

nasional.

Pendayagunaan s umber daya alam dan/atau te knologi 4.

tinggi

Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu 

pengetahuan dan teknologi berdasarkan l okasi sumber daya 

(9)

memiliki sumber daya alam strategis nasional 

berfungsi s ebagai pusat pengendalian d an 

pengembangan antariksa

berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, 

atau

berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. 

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 5.

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, 

merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang 

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna 

yang hampir punah atau d iperkirakan a kan punah y ang h arus dilindungi dan/atau dilestarikan,

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang 

setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro 

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan 

hidup

rawan bencana alam nasional 

sangat menentukan dalam perubahan r ona a lam dan 

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

TTaabbeell 33..11 PPeenneettaappaann KKaawwaassaann KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall PPKKNN ddaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann W

Wiillaayyaahh ((PPKKWW)) BBeerrddaassaarrkkaann PPPP NNoommoorr 2266 YYaahhuunn 22000088 TTeettaanngg RRTTRRWWNN N

NOO PPRROOVVIINNSSII PPKKNN PPKKWW

((11)) ((22)) ((33)) ((44))

1 Sumatera Selatan

Palembang Muara Enim,

(10)

TTaabbeell 33..22 PPeenneettaappaann KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN)) BBeerrddaassaarrkkaann PPPP Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat

Lingkungan Hidup

Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang Lebong

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya Kabupaten/Kota a dalah sebagai berikut:

Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN. a.

Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: b.

Ekonomi 1.

Lingkungan Hidup 2.

Sosial Budaya 3.

Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi 4.

Pertahanan dan Keamanan 5.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang c.

mencakup:

Arahan pengembangan pola ruang: 1.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a.

Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta b.

Karya seperti pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan 2.

(11)

Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang 3.

dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang a.

Kawasan J akarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, b.

Cianjur;

Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng c.

Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan; Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng d.

Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar; Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Rua ng e.

Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo; Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan f.

Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda; g.

Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata h.

Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun. i.

3

3..11..22..22 AArraahhaann RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh ((RRTTRRWW)) PPrroovviinnssii

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan D aerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi u ntuk p enyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah:

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang 1.

mencakup:

Arahan pengembangan pola ruang: 

(12)

Arahan pengembangan pola ruang terkait b idang Cipta Karya b)

seperti pengembangan RTH.

Arahan pe ngembangan struktur ru ang terkait kec iptakaryaan 

seperti peng embangan prasarana sara na a ir minum, air li mbah, persampahan, dan drainase

Strategi o perasionalisasi renca na p ola ruang d an struktur ru ang 2.

khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Hingga saat ini, RTRW Provinsi y ang telah memiliki Perda a dalah sebagai berikut:

Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah a.

Provinsi Bali;

Perda No. 2 Ta hun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi b.

Banten;

Perda No. 2 Ta hun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi c.

Bengkulu;

Perda No. 2 Ta hun 2010 tentang Rencana Tata Ruang W ilayah Provinsi d.

Daerah Istimewa Yogyakarta;

Perda No. 1 Ta hun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi e.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Perda No. 4 Ta hun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi f.

Gorontalo;

Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi g.

Jawa Barat;

Perda No. 6 Ta hun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi h.

Jawa Tengah;

(13)

Jawa Timur;

Perda No. 1 Ta hun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi j.

Lampung;

Perda No. 3 Ta hun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi k.

Nusa Tenggara Barat;

Perda No. 1 Ta hun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi l.

Nusa Tenggara Timur;

Perda No. 9 Ta hun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi m.

Sulawesi Selatan;

Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi n.

Sumatera Barat.

3

3..11..22..33 AArraahhaann RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh ((RRTTRRWW)) KKoottaa

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kota. Adapun arahan dalam R TRW Kota yang perlu diperhatikan d alam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang a.

didasari sudut kepentingan: Pertahanan keamanan i.

Ekonomi ii.

Lingkungan hidup iii.

Sosial budaya iv.

Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi v.

Arahan pengembangan pola ruang dan s truktur ruang yang b.

mencakup:

(14)

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang b)

Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait ii.

keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dra inase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana b idang c.

Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan u mum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan d.

struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3

3..11..22..44 KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN))

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KKaawwaassaann S

Sttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN)) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan b eberapa kepentingan, yaitu:

pertahanan dan keamanan a.

pertumbuhan ekonomi b.

sosial dan budaya c.

pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi d.

(15)

Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

P

Puussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((PPKKSSNN)) II..

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss N

Naassiioonnaall aattaauu PP KKSSNN adalah kawasan perkotaan yang d itetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut:

a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga

b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga

c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya

d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

P

Puussaatt KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall ((PPKKNN)) IIII..

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PPuussaatt KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall aattaauu P

(16)

a. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama k egiatan ekspor-impor at au pintu gerbang menuju kawasan internasional

b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional at au yang melayani beberapa provinsi

c. kawasan p erkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan m egapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

3

3..11..33 AArraahhaann WWiillaayyaahh PPeennggeemmbbaannggaann SSttrraatteeggiiss

3

3..11..44 AArraahhaann RReennccaannaa PPeemmbbaanngguunnaann DDaaeerraahh

Visi Pembangunan Kota Lubuklinggau Tahun 2013-2017 Strategi untuk melaksanakan Visi dan Misi RPJPD Kota Lubuklinggau Tahun 2005-2025 tersebut dijabarkan secara bertah ap dalam periode lima tahunan atau RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Masing-masing tahap mempunyai skala prioritas dan strategi

pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode sebelumnya.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanat UUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan

(17)

upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadil an, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota dan wakil wakil walikota Lubuklinggau terpilih untuk lima tahun ke depan merupakan tahap ketiga Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyar akat Kota Lubuklinggau menuj u suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 adalah :

“TTe

errw

wu

ujju

ud

dn

ny

ya

a LLu

ub

bu

ukklliin

ng

gg

ga

au

u SSe

eb

ba

ag

ga

aii K

Ko

otta

a JJa

assa

a,, IIn

nd

du

ussttrrii d

da

an

n P

Pe

errd

da

ag

ga

an

ng

ga

an

n

Y

Ya

an

ng

g

U

Un

ng

gg

gu

ull u

un

nttu

ukk M

Me

en

njja

ad

dii R

Ro

olle

e--M

Mo

od

de

ell M

Ma

assy

ya

arra

akka

att M

Ma

ad

da

an

nii

Visi Pembangunan Kota Lubuklinggau Tahun 2013-2017 ini menjadi arah cita cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Lubuklinggau. Penjelasan dari visi tersebut adalah sebagai berikut :

K

Koottaa JJaassaa,, IInndduussttrrii ddaann PPeerrddaaggaannggaann yyaanngg uunngggguull 

Bahwa pembangunan Kota Lubukinggau akan diarahkan

menjadi sebagai Kota Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing, baik dari aspek sumber daya manusia yang

(18)

sebagai perwujudan kota yang maju dengan memperhatikan keunggulan potensi-potensi daerah.

Kota Jasa : 1.

Kota Lubuklinggau sebagai pusat pelayanan jasa yang meliputi 

peningkatan layanan jasa baik pemerintahan, keua ngan, kesehatan, transportasi dan komunikasi;

Memberikan kontribusi dan dominasi layanan kepada 

masyarakat di daerah sekitar wilayah Sumatera Selatan bagian barat.

Kota Industri : 2.

Membangun dan mengembangkan sektor industri yang 

menghasilkan ba rang jadi yang siap dipasarkan baik dalam negeri maupun luar negeri yang dapat memberikan dampak ikutan terhadap ekonomi masyarakat, mempunyai teknologi yang sudah maju serta mempunyai keahlian manajerial modren.

Kota Perdagangan : 3.

Kota Lubuklinggau sebagai Kota pusat perdagangan di wilayah 

Sumatera Selatan bagian barat yang meliputi perdagangan skala besar dan kecil sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat;

Peningkatan kegiatan distribusi pada sektor perdagangan 

(19)

R

Roollee mmooddeell MMaassyyaarraakkaatt MMaaddaannii 

Dengan mewujudkan Kota Lubuklinggau sebagai Kota

Perindustrian, Perdagangan, dan Jasa yang maju dan berdaya saing serta dapat memberdayakan keberagaman masyarkakat Kota Lubuklinggau sehingga dapat berdampak pada masyarakat Kota Lubuklinggau yang sejahtera dan mengedapankan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas untuk mewujudkan masyarakat madani sehingga dapat menjadi panutan bagi daerah lain dalam mewujudkan masyarakat madani.

Role Model 1.

Kota Lubuklinggau sebagai panutan dan percontohan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pemberdayaan keberagaman masyarakat dalam menggerakan roda perekonomian di Kota Lubuklinggau.

Masyarakat Madani 2.

Masyarakat Lubuklinggau menjadi masyarakat beradab dan berakhlak mulia yang mengacu pada nila-nilai kebajikan dan maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi dengan

mengembangkan inovasi dan kreativitas serta me nerapkan prinsip-prinsip interaksi sosial yang kondusif bagi penciptaan tatanan

demokratis dalam kehidupan bermasyarakat.

M

(20)

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Lubuklinggau tahun 201 3 – 2017 tersebut di tempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan beserta pokok pokok penjelasannya sebagai berikut :

Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak 1.

mulia dan berkualitas.

Pembangunan Sumber Daya Manu sia dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar masyarakat yang berkualitas dengan meningkatkan derajat kesehatan dan taraf pendidikan masyarakat Kota

Lubuklinggau melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pemantapan pelayanan pendidikan untuk semua yang

mengedapankan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, beretika dan berbudaya.

Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial. 2.

Menggerakan roda perekonomian dengan memberdayakan keberagaman mas yarakat Kota Lubuklinggau sebagai potensi pembangunan yang multikultural melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial

masyarakat. Peningkatan dari aspek daya saing melalui penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif sehingga menumbuhkan tingkat perekonomian di Kota Lubuklinggau. Peningkatan status kesejahteraan sosial melalui sinergitas program-program

perlindungan sosial dan pemberdayaan lembaga dan usaha

ekonomi masyarakat yang diharapkan dapat meningkatk an pendapatan masyarakat.

Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan 3.

(21)

Membangun infrastruktur dengan mengedapankan konektivitas dan pengembangan

wilayah yang memadai dan merata. Pembangunan infrastruktur dasar dengan mengedapanka n program-program yang pro rakyat Yang difokuskan pada pembangunan sanitasi, air bersih, kelistrikan yang dapat mendukung aktifitas masyarakat.

Membangun tata kelola pemerintahan yang baik 4.

Membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) merupakan komitmen utama dalam upaya

pencapaian visi pembangunan lima tahun mendatang, dimana salah satu upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik adala h melalui reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi mencakup penataan kelembagaan, peningkatan kap asitas sumber daya manusia aparatur, peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan, pelayanan publik, pengembangan budaya kerja produktif efektif dan efisien, penguatan koordinasi antar instansi.

TTuujjuuaann ddaann SSaassaarraann 

Berdasarkan pada visi dan mi si pembangunan daerah Kota Lubuklinggau tahun 2013 – 2017 maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai berikut sebagaimana sebagai berikut :

Misi 1 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan berkualitas

Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang berkualitas 1.1

(22)

Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan 1.1.2

penyehatan lingkungan

Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk 1.1.3

Meningkatnya akses pelayanan KB berkualitas yang merata 1.1.4

Meningkatnya budaya dan prestasi olahraga 1.1.5

Mewujudkan masyarakat yang cerdas 1.2

Meningkatnya Pemerataan akses pelayanan pendidikan 1.2.1

Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan 1.2.2

Meningkatnya minat dan budaya gemar membaca 1.2.3

masyarakat dan layanan perpustakaan

Mewujudkan masyarakat yang religius, beretika dan 1.3

berbudaya

Terwujudnya masyarakat yang religius dan beretika 1.3.1

Berkembangnya nilai-nilai budaya 1.3.2

Menciptakan sistem penyelenggaraan pendidikan dengan 1.4

kompetensi yang spesifik

Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan yang 1.4.1

mempunyai standar kualitas

Misi 2 : Meningkatkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan sosial

Meningkatan kualitas ekonomi masyarakat 2.1

(23)

Meningkatnya pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa 2.1.2

Meningkatnya pertumbuhan sektor industri 2.1.3

Terpenuhinya ketersediaan bahan pangan masyarakat 2.1.4

Meningkatnya pertumbuhan sektor pariwisata 2.1.5

Terciptanya kesempatan kerja dan perlindungan bagi tenaga 2.1.6

kerja

Terwujudnya peningkatan investasi 2.1.7

Mewujudkan peningkatan kualitas sosial kemasyarakatan 2.2

Terwujudnya peran serta masyarakat dalam pembangunan 2.2.1

Meningkatnya kesetaraan Gender, Pemberdayaan 2.2.2

Perempuan, dan Perlindungan Anak

Meningkatnya penanganan masalah sosial kemasyarakatan 2.2.3

Terwujudnya peningkatan pe ran pemuda dalam berbagai 2.2.4

bidang pembangunan

Misi 3 : Membangun infrastruktur yang berkeadilan dan berwawasan lingkungan

Meningkatkan dan memeratakan pembangunan yang 3.1

berkeadilan dan berkelanjutan

Terwujudnya sinkronisasi program pembangunan antarsektor 3.1.1

(24)

Terwujudnya pembangunan sarana dan prasarana 3.1.2

perkotaan yang memadai

Terwujudnya peningkatan infrastruktur untuk pemenuhan 3.1.3

kebutuhan sanitasi dan permukiman

Meningkatnya sistem transportasi perkotaan 3.1.4

Terwujudnya peni ngkatan layanan komunikasi dan 3.1.5

informatika

Mewujudkan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan 3.2

Terwujudnya peningkatan pengendalian pencemaran dan 3.2.1

kerusakan lingkungan hidup

Misi 4 : Membangun tata kelola pemerintahan yang baik

Mewujudkan penyelenggar aan pemerintahan yang 4.1

berkualitas

Terwujudnya perencanaan dan pengendalian 4.1.1

pembangunan daerah yang parsipatif dan berkualitas

Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah 4.1.2

daerah yang berkualitas

Meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian internal 4.1.3

yang efektif

Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur 4.1.4

(25)

Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan kepada 4.2

penduduk dan masyarakat

Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan 4.2.1

Meningkatnya pelayanan umum, komunikasi dan informasi 4.2.2

Menciptakan kententraman, ketertiban dan pembinaan 4.3

wawasan kebangsaan masyarakat

Terciptanya kententraman, ketertiban dan pembinaan 4.3.1

wawasan kebangsaan masyarakat

K

Keebbiijjaakkaann PPeenniinnggkkaattaann PPeemmeerraattaaaann PPeemmbbaanngguunnaann IInnffrraassttrruukkttuurr yyaanngg B

Beerrwwaawwaassaann lliinnggkkuunnggaann

Mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berwawasan lingkungan dititikberatkan pada isu strategis Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Perkotaan yang diarahkan untuk memenuhi cakupan

layanan infrastruktur dasar dan permukiman yang berkualitas. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi karena dapat menekan ekonomi biaya tinggi sehingga dapat berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan dan meningkatkan kualitas kesejahteraan masyar akat. Strategi pengembangan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur di daerah perlu diarahkan kepada :

Optimalisasi cakupan pelayanan infrastruktur 1.

(26)

pembangunan infrastruktur karena dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan infrastruktur di daerah melalui investasi yang relatif rendah, pemeliharaan prasarana jalan di daerah juga perlu ditin gkatkan untuk mengatasi jalan dengan kondisi tidak mantap.

Peningkatan kapasitas pelayanan infrastruktur 2.

Peningkatan kapasitas serta cakupan wilayah pelayanan

infrastruktur di daerah diperlukan dalam rangka meningkatkan dan memperluas pelayanan infrastrukt ur bagi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat maupun dukungan akses kepada pusat-pusat perekonomian daerah.

Peningkatan layanan informasi berbasis teknologi informasi. 3.

Peningkatan dan perluasan infrastruktur untuk pemenuhan 4.

kebutuhan layanan air minum dan sanitasi.

Pemantapan peranan pusat pelayanan kota, 5.

3

3..22 RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss IInnffrraassttrruukkttuurr BBiiddaanngg CCiippttaa KKaarryyaa Rencana strategis infrastruktur bidang cipta karya berisi

rangkuman dari rancana masing-masing sektor dilingkup cipta karya, baik untuk sektor penge mbangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air minum dan sanitasi.

3

3..22..11 RReennccaannaa KKaawwaassaann PPeerrmmuukkiimmaann ((RRKKPP)) V

Viissii ddaann mmiissii ppeennggeemmbbaannggaann kkaawwaassaann ppeerrmmuukkiimmaann ii..

(27)

Visi dari Program Pembangunan Pemukiman di Kota Lubuklinggau adalah :

“MMeewwuujjuuddkkaann PPeemmbbaanngguunnaann PPeerruummaahhaann sseehhaatt,, aammaann,, sseerraassii,, p

prroodduukkttiiff ddaann bbeerrkkeellaannjjuuttaann yyaanngg mmeenndduukkuunngg ppeerraannaann KKoottaa LLuubbuukklliinnggggaauu sseebbaaggaaii PPuussaatt PPeerrddaaggaaaannggaann,, IInndduussttrrii,, JJaassaa ddaann

P

Peennddiiddiikkaa

Misi dari Program Pembangunan Pemukiman di Kota Lubuklinggau adalah : Mendorongnya pertumbuhan wilayah melalui pembangunan kawasan perumahan dan pemukiman di perkotaan dan perdesaan yang selaras seimbang dan terpadu.

R

Reennccaannaa ppeemmbbaanngguunnaann ddaann ppeennggeemmbbaannggaann kkaawwaassaann iiii..

p

peerrmmuukkiimmaann kkaabbuuppaatteenn//kkoottaa

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumaha n yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan

perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

K

Keebbiijjaakkaann ddaann LLiinnggkkuupp KKeeggiiaattaann A

A..

(28)

U

Unnddaanngg--UUnnddaanngg NNoo.. 1177 TTaahhuunn 22000077 tteennttaanngg RReennccaannaa PPeemmbbaanngguunnaann 1

1.. J

Jaannggkkaa P

Paannjjaanngg NNaassiioonnaall..

RPJMN Tahap 3 (2015- 2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

U

Unnddaanngg--UUnnddaanngg NNoo.. 11 TTaahhuunn 22001111 tteennttaanngg PPeerruummaahhaann ddaann KKaawwaassaann 2

2.. P

Peerrmmuukkiimmaann..

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup

penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (bu tir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

U

Unnddaanngg--UUnnddaanngg NNoo.. 2200 TTaahhuunn 22001111 tteennttaanngg RRuummaahh SSuussuunn 3

3..

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

P

Peerraattuurraann PPrreessiiddeenn NNoo.. 1155 TTaahhuunn 22001100 tteennttaanngg PPeerrcceeppaattaann 4

4.. P

Peennaanngggguullaannggaann K

Keemmiisskkiinnaann..

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan

(29)

5

5.. PPeerraattuurraann MMeenntteerrii PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm NNoo.. 1144//PPRRTT//MM//22001100 tteennttaanngg S

Sttaannddaarr P

Peellaayyaannaann MMiinniimmaall BBiiddaanngg PPeekkeerrjjaaaann UUmmuumm ddaann TTaattaa RRuuaanngg.. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh dikawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014

Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1/2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut :

TTuuggaass A

A.. P

Peemmeerriinnttaahh PPuussaatt 1

1..

Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nas ional di a.

bidang perumahan dan kawasan permukiman.

Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang b.

penyediaan Kasiba dan Lisiba.

Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang c.

perumahan dan kawasan permukiman.

Menyelenggarakan fungsi o perasionalisasi dan koordinasi d.

pelaksanaan kebijakan nasional penyediaan rumah dan

pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat e.

nasional.

P

Peemmeerriinnttaahh PPrroovviinnssii 2

2..

Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat a.

provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan b.

Lisiba lintas Kota Lubuk Linggau

(30)

tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman. d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi

pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. e. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman lintas Kota Lubuk Linggau. f. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum

perumahan

dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

g. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.

h. Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi

3

3.. PPeemmeerriinnttaahh KKoottaa LLuubbuukk LLiinnggggaauu

Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat a.

Kota Lubuk Linggau di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan b.

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi c.

terhadap pelaksanaan kebijakan Kota Lubuk Linggau dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap d.

(31)

Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat Kota Lubuk e.

Linggau

Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan f.

serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman g.

Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam h.

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional

Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum i.

perumahan dan kawasan permukiman.

j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukima n pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

B

B.. WWeewweennaanngg

1

1.. PPeemmeerriinnttaahh PPuussaatt

Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan a.

criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan b.

permukiman.

Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan c.

bidang perumahan dan kawasan permukiman.

Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang d.

(32)

peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan f.

strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukima n pada tingkat nasional.

Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang g.

perumahan dan kawasan permukiman

Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh h.

dan pemukiman kumuh.

Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam i.

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum j.

perumahan dan kawasan permukiman

2

2.. PPeemmeerriinnttaahhaann PPrroovviinnssii

Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan a.

permukiman pada tingkat provinsi.

Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan b.

bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang c.

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi. Mengoordinasikan pengawasan dan p engendalian pelaksanaan d.

peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta

program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan e.

(33)

Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh f.

dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.

Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk g.

pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi

Menetapkan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam h.

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional

P

Peemmeerriinnttaahh KKoottaa LLuubbuukk LLiinnggggaauu 3

3..

Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan a.

permukiman pada tingkat kabupaten / kota

Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan b.

bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau

Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang c.

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-d.

undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan e.

perumahan dan permukiman bagi MBR.

Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan f.

bagi MBR pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Memfasilitasi kerja sama pada tingkat Kota Lubuk Linggau antara g.

(34)

Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai i.

perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat Kota Lubuk Linggau.

Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh j.

dan permukiman kumuh pada tingkat Kota Lubuk Linggau. LLiinnggkkuupp KKeeggiiaattaann

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat

Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun ffuunnggssii Direktorat Pengembangan Permukiman adalah :

Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan a.

permukiman di perkotaan dan perdesaan;

Pembinaan teknik, pe ngawasan teknik dan fasilitasi pengembangan b.

kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan c.

kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan d.

kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

Penyusunan no rma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan e.

kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat

IIssuu SSttrraatteeggiiss,, KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg,, PPeerrmmaassaallaahhaann,, ddaann TTaannttaannggaann B

(35)

IIssuu SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrmmuukkiimmaann 1

1..

Berbagai iissuu ssttrraatteeggiiss nnaassiioonnaall yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta 

mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Percepatan pencapaian target MDG s 2020 yaitu penurunan 

proporsi rumah tangga kumuh perkotaan.

Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program

Directive Presiden

yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, 

Provinsi Papua, da n Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin. 

Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi 

penduduk perkotaan

yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang 

sudah dibangun.

Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam 

pengembangan kawasan permukiman.

Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung 

pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

(36)

permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di masing-masing Kota Lubuk Linggau terdapat isu- isu yang bersifat lokal dan spesifik yang belum tentu dijumpai di Kota Lubuk Linggau lain. Penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Penjabaran isu-isu strategis lokal ini dapat difokuskan untuk terkait pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan.

Setiap Kota Lubuk Linggau perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis di setiap Kota Lubuk Linggaunya. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan isu-isu strategis di dalam SPPIP ke dalam isian tabel 3.3

Tabel 3.3

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Lubuk Linggau

No Isu Strategis

1

2

3

4

Banyaknya kawasan permukiman kumuh Terutama di sepanjang re kereta api dan terminal.

Masih kurangnya jumlah perumahan y ang diperuntukkan bagi masyarakat golongan bawah terutama untuk sektor informal.

Belum mencukupinya sarana dan prasarana permukiman

Masih belum terkoordinasinya penanganan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman

(37)

K

Koonnddiissii EEkkssiissttiinngg PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrmmuukkiimmaann 2

2..

Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 pada tingkat nasional mencakup 180 dokumen SPPIP, 108 dokumen RPKPP, untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan yang tertangan i, 385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan potensial yang terbangun infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan dan pulau kecil di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 237 desa dengan komoditas unggulan yang tertangani infrastrukturnya, dan 15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya.

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian s uatu kota/ kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kota Lubuk Linggau (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Tabel 3.4

Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman No Perda / Peraturan Gubernur / Peraturan Walikota/ Peraturan Lainnya

No. Peraturan Perihal Tahun

1

2

PERDA No 1

PERDA No..

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Lubuk Linggau (RTRW)

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Lubuk

Linggau Tahun 2013-2017.

2012

(38)

Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkotaan. Data yang dibutuhkan adalah data untuk kondisi eksisting lima tahun terakhir.

Tabel 3.5

Data Kawasan Kumuh di Kota Lubuk Linggau

Tabel 6.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y

NO Lokasi Kawasan Kumuh

Luas Kawasan (Ha)

Jumlah Rumah Permanen

Permanen Jumlah Penduduk

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Ulak Surung 10,02

2. Jawa Kanan SS 10,68

3. Mesat Seni 26,3

4. Mesat Jaya 16,75

5. Karya Bakti 17,8

6. Dempo 7,24

7. Lubuklinggau Ilir 1,56

8. Pasar Permiri 7,11

9. Lubuklinggau Ulu 2,66

10. Bandung Kiri 5,08

11. Muara Enim 6,62

Sumber : SK. Walikota Lubuklinggau Nomor :265 /KPTS/Bappeda/2014 Tentang Penetapan Kawasan Permukiman Kumuh Kota Lubuklinggau

Tabel 3.6

Data Kondisi RSH di kota Lubuk Linggau

NO Lokasi RSH Tahun

Pembangunan Pengelola

Jumlah Penghuni

Kondisi Prasarana CK

yang Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1

Kelurahan Lubuk

(39)

2

Kelurahan Durian

Rampak 2011

PT. Silampari

Pratama Kencana 152

Jalan, Drainase

3

Kelurahan Mesat

Seni 2012

CV. Musi Rawas

Sejahtera 93 4

Kelurahan Taba

Pingin 2012 CV. Citra Mandiri 40 Listrik 5

Kelurahan

Simpang Periuk 2012 CV. Citra Mandiri 115 TPST 6

Kelurahan

Simpang Periuk 2010 CV. Citra Mandiri 200 7

Kelurahan Taba

Lestari

PT. Sarana Eka

Graha 235 8

Kelurahan Nikan

Jaya

PT. Niken Jaya

Persada 984 9

Kelurahan Siring

Agung 2012

CV. Arjuna Griya

Permai 70 10

Kelurahan Air

Kuti 2013 CV. Asterindo 16 Listrik

11

Kelurahan Batu

Urip 2013

CV. Gold

Daveloper

12

Kelurahan Kayu

Ara PT. Silampari 54

13

Kelurahan Muara

Enim

PT. Cipta Arsi

Griya 279 14

Kelurahan Muara

Enim 2014

Kelurahan Batu

Urip 2013 PT. Mega Faras

Listrik, IPAL, TPST

16

Kelurahan

Perumnas Rahma 2013 Listrik, IPAL 17

Kelurahan

Petanang Ulu 2014 Listrik, IPAL 18

Perumahan Atena

Kel. Muara Enim 2013 IPAL

Tabel 3.7

Data Kondisi Rusunawa di Kota Lubuk Linggau

No Lokasi Belum ada rusunawa

P

Peerrmmaassaallaahhaann ddaann TTaannttaannggaann PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrmmuukkiimmaann 3

(40)

P

Peerrmmaassaallaahhaann ppeennggeemmbbaannggaann ppeerrmmuukkiimmaann ddiiaannttaarraannyyaa::

Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni a.

sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastrukturyang masih terbatas.

Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah te rtinggal, b.

pulau kecil,daerah terpencil, dan kawasan perbatasan. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial c.

TTaannttaannggaann ppeennggeemmbbaannggaann ppeerrmmuukkiimmaann ddiiaannttaarraannyyaa ::

Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat a.

Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis b.

Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

Pencapaian target MDG ’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian c.

Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)

Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta d.

Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa e.

pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan Kota Lubuk Linggau.

Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam Penyusunan RPIJM Kab./Kota f.

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah yang terangkum secara nasional. Namun sebagaimana isu strategis, di masing-masing Kota Lubuk Linggau terdapat permasalahan dan tantangan pengembangan yang b ersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di Kota Lubuk Linggau lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam

(41)

dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Lubuk Linggau yang bersangkutan serta merumuskan alternatif pemecahan dan rekomendasi dari permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang ada di wilayah Kota Lubuk Linggau bersangkut an. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan

permasalahan dan tantangan di dalam SPPIP ke dalam isian tabel 4.6 Tabel 3.8

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Lubuk Linggau

No

1 Aspek Teknis Persyaratan 

pembangunan perumahan dan permukiman belum optimal

Belum sepenuhnya menerapkan ketentuan

lingkungan hunian yang berimbang sesuai dengan peraturan pemerintah

Pedoman teknis tersebut harus mampu menampung panduan proses yang partisipatif dan transparan serta mampu hunian yang berimbang perlu disusun dalam Sumber Daya 1)

Manusia

masih terbatasnya tingkat

pendidikan, pengetahuan dan

peningkatan kualitas SDM

(42)

ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani/ mengelola Bidang Cipta Karya diKota Lubuk Linggau

kursus singkat, pelatihan dll masih sangat dibutuhkan kualitas SDM Bidang Cipta Karya perbankan dan dana dari pemerintah

Belum tersedianya dana jangka panjang bagi pembiayaan perumahan yang menyebabkan

Upaya pembiayaan dalam pemenuhan perumahan dengan mekanisme pasar formal relative kecil

(43)

berpenghasilan

rendah,

pemberian

pinjaman

dengan bunga

sangat lumak

serta pemberian

subsidi

4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta Peran serta masyarakat belum diatur secara konkrit

Belum

memberdayakan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan rumahnya sendiri yang sehat, aman, serasi dan produktif tanpa merusak lingkungan

pemenuhan secara swadaya (mandiri) kurang optimal dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang dilengkapi dengan sarana prasarana dasar yang memadai

(44)

pembangunan sarana dan prasarana.

Peningkatan kapasitas dan

kemampuan masyarakat dalam pengemban gan

perumahan swadaya

5 Aspek Lingkungan Permukiman Menurunnya daya dukung lingkungan

Timbulnya permukiman kumuh

Pembangunan kawasan baru yang di tata secara

berkelanjutan dan focus pada fungsi tempat tinggal

Penataan bangunan dan lingkungan secara berkelanjutan serta

pengemban gan kawasan siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (lisiba) sesuai dengan RTRW Sumber : Bappeda Kota Lubuk Linggau, 2013

A

Annaalliissiiss KKeebbuuttuuhhaann PPeennggeemmbbaannggaann PPeerrmmuukkiimmaann C

(45)

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus di capai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi ac uan penetapan target. pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota Lubuk Linggau. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (target tahun 2020 untuk

pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat Kota Lubuk Linggau meliputi target RPJMD, RTRW Kota Lubuk Linggau , maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah

pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut. Bagi Kota Lubuk Linggau yang telah menyusun SPPIP dapat mengadopsi rumusan analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah yang telah tertuang di dala m SPPIP untuk lima tahun pertama ke dalam isian tabel 3.9

(46)

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

1 Jumlah Penduduk Jiwa 214.614 217.532 220.491 223.489 226.529 Kepadatan PendudukJiwa / Km² 535 542 549 557 564 Proyeksi Persebaran

Penduduk Miskin Jiwa / Km² 160 163 165 167 169 Sasaran Penurunan

Kawasan Kumuh titik 8 7 6 5 4

2 Kebutuhan Rusunawa TB 0 0 0 1 1

3 Kebutuhan RSH UNIT 100 100 100 100 100

4

Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru

Kawasan 1 1 1 1 2

No Uraian Unit Ket

Lokasi

Sumber : Analisa, 2013

Kawasan per mukiman adalah kelompok rumah yang b erfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Fungsi utama kawasan permukiman :

Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial. Perumahan sebagai bagian dari

permukiman berfungsi sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.

Kriteria dan norma-norma pemanfaatan :

Pemanfaatan ruan g untuk kawasan perumahan harus sesuai a.

dengan daya dukung tanah setempat dan harus dapat

menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi

pengembangan masyarakat, dengan tetap memperhatik an kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kawasan perumahan harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau b.

(47)

Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan perumahan harus c.

didukung oleh ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase) dan Pelayanan umum (kesehatan, pendidikan, agama).

Tidak mengganggu fungsi lindung yang ada dan upaya pelestarian d.

kemampuan sumber daya alam.

Karakterisitk lokasi dan kesesuaian lahan : e.

Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0-25%) 

Tersedia sumber air, bak air tanah maupun air yang diolah oleh 

penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 L/org/hari – 100 L/org/hari.

Tidak berada pada daerah rawam bencana (longsor, benjir, 

erosi)

Drainase baik sampai sedang. 

Tidak berada pada awilayah sempadan sungai/mata air/saluran 

pengairan/rel kereta api.

Tidak berada pada kawasan lindung. 

Tidak terletak pada kawasan budidaya pertanian/penyangga. 

Menghindari sawah irigasi teknis. 

Kebutuhan perumahan di Kota Lubuklinggau terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Sejalan dengan penerapan Konsep Pembangunan Lubuklinggau sebagai kota

(48)

adalah 60 % dari luas keseluruhan Kota Lubuklinggau atau sebesar 24.090 Ha. Hasil estimasi kebutuhan lahan perumahan hingga tahun 2031 sebesar 1.912 Ha, artinya jumlah lahan yang dibutuhkan untuk perumahan hingga tahun 2031 belum melampaui jumlah lahan pengembangan kegiatan perkotaan yang ideal yang dibutuhkan untuk suatu kota. Jumlah lahan tersebut disiapkan untuk menampung lebih kurang 207.860 jiwa.

Pengembangan perumahan diklasifikasikan menjadi perumahan besar (luas kapling 1000 m2), perumahan menengah (luas kapling 600 m2) dan perumahan kecil (luas kapling 300 m2). Dengan didasarkan pada karakter perkembangan kota secara keseluruhan.

Pengembangan perumahan di Kota Lubuklinggau diarahkan untuk pembangunan perumahan secara horisontal. Hal ini didasarkan atas dasar ketersediaan lahan cadangan yang relatif masih cukup banyak dan adanya kendal a kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP). Oleh sebab itu rencana perumahan di Kota Lubuklinggau akan diarahkan :

Untuk dipusat kota (CBD), yang saat ini merupakan kawasan padat, 

tidak efisien dalam pemanfaatan lahannya, dengan KLB (Koefisien Lantai Bangunan) yang mendekati 70 %, sementara nilai lahannya sangat strategis dan bernilai ekonomi tinggi. Maka sebaiknya pada kawasan pusat kota tersebut dilakukan

urban renewal

dan

revitalisasi

fungsi

sehingga tercapai kualitas lingkungan yang baik, baik den gan cara pendekatan land consolidation maupun land acquisition.

Sedangkan untuk kawasan pinggiran (Pusat Sekunder) akan 

dilakukan urban development yaitu pembangunan perumahan baru lengkap dengan ketersediaan sarana dan prasarananya yang

(49)

Pengembangan perumahan selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga sebagai upaya pengaturan penyebaran penduduk di Kota Lubuklinggau sesuai dengan kemampuan daya dukung dan peruntukannya. Perumusan rencana kawasan perumahan dan

permukiman didasarkan oleh poten si fisik serta ketersediaan lahan kota yang ada, potensi-potensi perkembangan yang terjadi, dan perkiraan-perkiraan kebutuahan yang telah diidentifikasi pada kegiatan analisis. Lokasi pengembangan perumahan di Kota Lubuklinggau yaitu di lahan-lahan yang me menuhi syarat untuk perumahan. Pengembangan dan penataan perumahan/permukiman direncanakan sebagai berikut :

Pusat Pelayanan Kota (PPK) diarahkan sebagai tempat

a.

pengembangan perumahan dan permukiman yang memiliki

kepadatan tinggi. Terutama pada kawasan yan g berada di dalam pusat kota, sesuai dengan kecenderungan perkembangan

lingkungan yang relatif berkaitan dengan fungsi pemerintahan, diarahkan sebagai tempat pengembangan perumahan individual. Selain itu perumahan ini umumnya dapat berupa perumahan yang mempunyai dua fungsi (tempat tinggal dan toko/jasa) dengan luas kapling kecil 300 m 2

, diarahkan pada kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi (> 70 jiwa/ ha) dengan intensitas kegiatan cukup tinggi yaitu kawasan pusat pelayanan kota (PPK). Adapun luas

permukiman kepadatan tinggi direncanakan seluas 1.305 Ha meliputi :

Kel. Jawa Kanan; 1.

Kel. Jawa Kiri; 2.

Kel. Dempo; 3.

Kel. Mesat Jaya; 4.

Kel. Jawa Kanan SS; 5.

(50)

Kel. Kenanga; 7.

Kel. Pasar Satelit; 8.

Kel. Linggau Ulu; 9.

Kel. Keputraan; 10.

Kel. Bandung Kanan; 11.

Kel. Bandung Kiri; 12.

Kel. Tanjung Aman; 13.

sebagian Kel. Bandung Ujung; 14.

sebagian Kel. Megang; 15.

sebagian Kel. Cereme Taba; 16.

Sebagian Kel. Wira Karya; 17.

sebagian Kel. Karya Bakti; 18.

sebagian Kel. Pelita Jaya; 19.

sebagian Kel. Sidorejo; 20.

sebagaian Kel. Senalang; 21.

sebagian Kel. Ulak Surung, dan 22.

sebagian Kel. Kali Serayu 23.

Kawasan peruntukan pe rmukiman kepadatan sedang dengan luas

b.

kurang lebih 2.275 Ha meliputi :

kelurahan Petanang Ilir; 1.

kelurahan Durian Rampak; 2.

kelurahan Tanjung Raya; 3.

kelurahan Petanang Ulu; 4.

kelurahan Taba Baru; 5.

kelurahan Belalau I; 6.

kelurahan Belalau II dan 7.

(51)

Kawasan yang diarahkan sebagai kawasan permukiman kepadatan

c.

rendah (0 - 39 jiwa/Ha ) dengan luas kurang lebih 1.669 Ha terdapat pada :

Kelurahan Air Kuti; 1.

Kelurahan Perumnas Rahma; 2.

Kelurahan Air Temam; 3.

Kelurahan Rahma; 4.

Kelurahan Taba Lestari; 2.

Kelurahan Marga Mulya; 3.

Kelurahan Taba Pingin; 4.

Kelurahan Moneng Sepati; dan 5.

Kelurahan Nikan Jaya. 6.

Pengembangan pe rmukiman baru yang bisa dilaksanakan oleh

d.

pengembang maupun pemerintah atau oleh masyar akat secara individu, diarahkan di :

Kelurahan Petanang Ilir; 1.

Kelurahan Durian Rampak; 2.

Kelurahan Tanjung Raya; 3.

Kelurahan Petanang Ulu; 4.

Kelurahan Taba Baru; 5.

Kelurahan Belalau I; 6.

Kelurahan Belalau II; 7.

Kelurahan Sumber Agung; 8.

Sepanjang Jalan lingkar utara; dan 9.

(52)

Mengingat ketersediaan lahan di daerah tersebut masih cukup luas. Kawasan ini diarahkan sebagai tempat pengembangan perumahan dan permukiman berkepadatan sedang dengan memanfaatkan potensi para pengembang perumahan yang ada. Arahan pemanfaatan luas kapling untuk perumahan berkepadatan sedang adalah 600 m2,

diarahkan tersebar pada kawasan-kawasan yang telah diarahkan untuk kepadatan penduduk sedang (40- 69 jiwa/Ha) beserta intensitas

kegiatannya.

Untuk kawasan yang diara hkan sebagai kawasan dengan kepadatan penduduk rendah dengan ciri intensitas kegiatan yang didominasi lahan pertanian serta kawasan di sekitar maka akan

didominasi oleh pemanfaatan lahan perumahan dengan luas kapling besar 1.000 m2.

Pengawasan dan pengenda lian lokasi perumahan eksisting sesuai dengan arahan kepadatan penduduk, intensitas kepadatan bangunan serta rencana struktur dan pola pemanfaatan lahan.

Rencana pengelolaan kawasan peruntukan perumahan antara lain meliputi :

Pengembangan perumahan dengan konsep Kasiba dan Lisiba di 

Kecamatan Lubuklinggau Utara I;

Pengembangan kawasan perumahan PNS di Kecamatan 

Lubuklinggau Utara I;

Meningkatkan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan 

penyediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau;

Membatasi perkembangan perumahan yang berbatasan 

(53)

Meningkatkan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui 

pembangunan perumahan secara vertikal untuk perumahan dengan kepadatan tinggi;dan

Mengembangkan sistem proteksi kebakaran pada bangunan 

rumah dan lingkungan.

P

Peenneettaappaann kkaawwaassaann ppeerrmmuukkiimmaann pprriioorriittaass iiiiii..

Pertumbuhan dan perkembangan fisik Kawasan perkotaan Lubuklinggau tidak terlepas dari permasalahan yang menyangkut

prasarana dan sarana seperti sistem jaringan jalan kolektor, sekunder dan lingkungan (jalan setapak/gang), drainase, siring, MCK, penyediaan air minum bersih, sanitasi lingkungan serta kondisi permukiman yang sehat masih kurang dapat memenuhi syarat kesehatan karena ko ndisi lingkungan dan peran serta masyarakat belum dioptimalkan, oleh karena itu tujuan dari program ini adalah perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Sejalan dengan perkembangan dan p ertumbuhan kawasan perkotaan Lubukl inggau yang semakin hari akan semakin kompleks dan selalu berkaitan dengan latar belakang sejarah, maka program studi mengenai Detail Engineering Design Pembangunan Kawasan

Permukiman Prioritas adalah merupakan suatu renc ana yang berisikan tentang sistem dan pola penanganan kawasan permukiman prioritas atau permukiman kumuh melalui pendekatan “teknologi tepat guna ” dengan pendekatan bottom up planning, sehingga diharapkan dapat langsung diterapkan pada permasalahan yang di hadapi dalam mengembangkan potensi kelurahan/ kecamatan ataupun secara luas.

Gambar

Tabel 3.3
Tabel 6.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y
Tabel 3.7
Tabel 3.8Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga BMRI akan membagikan dividen senilai Rp 220.27 per saham atau setara dengan 3.37% dari harga penutupan kemarin.. Dengan kepemilikan 60%, pemerintah akan meraup dividen

Akan tetapi di dalam praktik, terdapat penyimpangan atas putusan arbitrase yang telah bersifat final, mempunyai kekuatan hukum tetap, serta mengikat para pihak,

Tugas akhir dalam pendidikan tinggi pada jenjang S1 diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Produksi Pendederan Ikan Black ghost (Apteronotus albifrons) Ukuran

Dari peristwa Ford pinto yang kita pelajari dapat kita ambil sebuah kesimpulan, bahwa setiap kegiatan produksi haruslah mengikuti etika profesi, karena apabila kegitan

Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur

Bodgan dan Taylor (Moleong, 2005:4) menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

Pada bab ini penulis akan diberikan gambaran mengenai keadaan CV Tripa Duta Nusantara Palembang, antara lain sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi

Hasil analisis data diperoleh hasil korelasi sebesar r xy = 0,548 dan taraf signifikan sebesar 0,000 ( p < 0,01 ), yang berarti terdapat hubungan positif yang