Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
BAB IX
Aspek Pembiayaan
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya
merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana
Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping
membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan
anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang
telah terbangun. Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal
dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah
cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami
bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai
stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif
pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk
mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.
Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun
langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM pada dasarnya bertujuan untuk:
a) Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya,
b) Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan
sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c) Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta
Karya.
9.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah : Pemerintah
daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang
menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah : untuk mendukung penyelenggaraan otonomi
daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta
Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan : Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan
khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan
lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota : Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk
kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26
urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan
minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan
wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah
disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta
kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah : Sumber
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat
melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui
pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi
persyaratan :
a) Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan
APBD tahun sebelumnya ;
b) Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5 ;
c) Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman ;
d) Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber
dari pemerintah;
e) Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan
persetujuan DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres
13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama
dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur
air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011) : Struktur APBD terdiri dari :
a) Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b) Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c) Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK
untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, adapun ruang lingkup dan
kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :
a) Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan
kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium
Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan :
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah ;
- Tingkat kerawanan air minum.
b) Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan
melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk
program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi
sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis :
- Kerawanan sanitasi;
- Cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri. Dalam menyelenggarakan kegiatan yang
dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker
Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal
Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan
Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah
disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka
keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam
RPIJM meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan
Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus
bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan
dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama
(DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan
swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan
prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan
direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang
sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2. Profil APBD Kota Mojokerto
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun
terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun
terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun
2006 adalah sebagai berikut:
a) Belanja Daerah yang meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b) Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
dan Pendapatan Lain yang Sah.
c) Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.
Tabel 9.1. Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir PENDAPATAN
DAERAH
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain PAD Lain-lain Pendapatan Daerah
Yang Sah Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
Total Pendapatan 352.534.347.600 100% 389.335.405.750 100% 437.685.659.400 100% 505.013.905.650 100% 565.227.461.650 100%
Sumber : APBD Kota Mojokerto
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 9.2. Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir BELANJA
DAERAH
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan
Keuangan kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Tidak Terduga
153.820.862.655,21 Total Belanja 426.288.550.355,21 100% 420.721.465.467,66 100% 452.718.219.559,36 100% 540.631.955.812,58 100% 626.651.257.225,59 100%
Sumber : APBD Kota Mojokerto
Keterangan : % persentase komponen belanja terhadap total belanja daerah
Tabel 9.3. Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir PEMBIAYAAN
DAERAH
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %
Penerimaan Pembiayaan Daerah
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Penerimaan Piutang
Daerah
Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang
Pemberian Pinjaman Daerah
Pemberian Pinjaman Bantuan Modal Bergulir
4.840.736.300,00
Sumber : APBD Kota Mojokerto
Keterangan : % persentase komponen pembiayaan terhadap total pembiayaan
9.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi
pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir
yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari
APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab
Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai
stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di
lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk
melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan
air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan
kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses
pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan
berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu
dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari
APBD dalam 5 Tahun Terakhir
Pemerintah Kota Mojokerto memiliki tugas untuk membangun prasarana
permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja
pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir.
Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan
pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Selain itu, pemerintah daerah juga
didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai
dana pendamping kegiatan APBN di Kota Mojokerto. DDUB ini menunjukkan besaran
komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel 9.4. Perkembangan Alokasi APBD dan DAK untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
No Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.)
Rata-rata Pertum
buhan
2009 2010 2011 2012 2013
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 +
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
No Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.)
Rata-rata Pertum
buhan
2009 2010 2011 2012 2013
1,2 Sampah rumah tangga 2.678.657.200 1.359.326.450 1.146.370.950 1.018.585.100 1.602.545.000 -4,68
1,3 Drainase lingkungan 12.888.708.950 4.049.228.400 3.536.317.000 6.951.725.000 3.920.000.000 -7,07
1,4 Prohisan 857.244.500 1.862.681.100 1.912.775.750 1.819.853.100 1.901.482.750 29,90
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 +
2.2 + 2.3 ) 3.441.842.000 1.926.018.000 2.327.326.350 1.558.390.500 1.398.880.600 -16,62 2,1 DAK Sanitasi 2.724.702.000 1.279.410.000 1.625.128.150 793.971.000 682.630.000 -22,80
2,2 DAK Lingkungan Hidup 717.140.000 646.608.000 702.198.200 764.419.500 716.250.600 0,33
2,3 DAK Perumahan dan
Permukiman 0 0 0 0 0 0
3 Pinjaman/Hibah untuk
Sanitasi
4 Bantuan Keuangan Provinsi
untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi
(1-2-3) 15.814.645.600 6.624.627.950 5.076.307.350 9.160.717.600 6.710.902.650 -6,94 Total Belanja Langsung 258.543.457.200 233.295.688.300 237.379.587.750 318.394.148.950 316.314.777.450 6,37 % APBD murni terhadap Belanja
Langsung 6,12 2,84 2,14 2,88 2,12 -17,50
Sumber : APBD Kota Mojokerto Tahun 2009-2013
9.3.3. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya
dalam 5 Tahun Terakhir
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi,
yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented)
sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber
pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah
yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air
minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan
daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari
perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan
infrastruktur Cipta Karya.
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang
Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek
sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan
BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat
atau sakit. Di samping itu, pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan
pembangunan, operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan
oleh perusahaan daerah yang ada di kabupaten/kota dalam 3-5 tahun terakhir. Untuk
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
PDAM, untuk lebih jelas mengenai nilai investasi PDAM Kota Mojokerto dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 9.5. Laporan Keuangan PDAM Kota Mojokerto 4 Tahun Terakhir
No Uraian Tahun 2009 (Rp) Tahun 2010 (Rp) Tahun 2011 (Rp) Tahun 2012 (Rp)
I. PENDAPATAN USAHA
Pendapatan Penjualan Air 1.710.655.530,00 1.732.932.620,00 1.670.472.665,00 1.818.286.055,00 Pendapatan Non Air 120.560.500,00 300.045.750,00 181.843.500,00 212.703.500,00
Jumlah Pendapatan Usaha
1.831.216.030,00 2.032.978.370,00 1.852.316.165,00 2.030.989.555,00
II. BEBAN USAHA
Beban Pegawai 0,00 0,00 935.672.832,00 895.129.493,00
Beban BBM 0,00 0,00 210.000,00 0,00
Beban Listrik 0,00 0,00 596.084.390,00 584.869.534,00
Beban Pemeliharaan 0,00 0,00 76.686.788,00 54.347.315,00
Beban Penyisihan 0,00 0,00 1.051.078.759,83 957.601.881,86 Beban Operasi Lainnya 2.811.657.738,09 3.434.645.112,60 592.282.485,00 513.362.248,00
Jumlah Beban Usaha 2.811.657.738,09 3.434.645.112,60 3.252.015.254,83 3.005.310.471,86 Laba (Rugi) Kotor (980.441.708,09) (1.410.666.742,60) (1.399.699.089,83) (974.320.916,86) III. PENDAPATAN DAN
BEBAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain 156.472.595,39 160.302.348,96 305.737.872,32 73.158.369,95 Beban Lain-lain (175.091,00) (18.913.399,03) (126.535,00) (175.523,00)
Jumlah Pendapatan dan Beban Lain-lain
156.297.504,39 141.388.949,93 305.611.337,32 72.982.846,95
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
(824.144.203,70) (1.260.277.792,67) (1.094.087.752,51) (901.338.069,91)
Pajak Penghasilan 0,00 0,00 0,00 0,00
Pajak Tangguhan (256.872.595,61) (25.189.659,74) 0,00 0,00
Laba (Rugi) Setelah Pajak
(1.081.016.799,31) (1.285.467.452,41) (1.094.087.752,51) (901.338.069,91)
Sumber : PDAM Kota Mojokerto
9.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
Swasta dalam 5 Tahun Terakhir
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan
infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
untuk kegiatan yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility
(CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema
KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012
Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No.
25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Di Kota Mojokerto untuk bentuk kerjasama
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
masih belum dilaksanakan, tetapi kegiatan tersebut kedepannya direncanakan akan
dilaksanakan.
9.4. Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu
RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi
perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
9.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan
perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan
belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima
tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi
tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut
sebagai berikut :
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang
terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan
yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris
sebagai berikut :
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
r = % pertumbuhan
n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total
belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya
terhadap APBD sama dengan eksisting maka dapat diketahui proyeksi kapasitas
daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 9.6. Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan
Komponen APBD
Realisasi Persentase
Pertumbuh an
Proyeksi
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Pendapatan Asli
Daerah
43.164.818.900 51.266.697.350 68.400.631.550 26% 86.250.054.017 137.138.029.199 274.951.248.641 695.108.745.698 2.215.894.468.123
Dana Perimbangan
DAU 265.654.548.000 309.102.871.000 354.452.407.000 16% 409.439.561.124 546.328.113.314 842.071.887.517 1.499.258.988.619 3.083.443.727.223
DBH 35.634.593.200 45.526.008.600 46.785.445.500 15% 53.925.913.574 71.642.543.405 109.706.212.490 193.632.472.030 393.923.509.383
DAK 20.392.000.000 15.463.900.000 21.279.540.000 7% 22.709.633.382 25.864.607.858 31.437.612.826 40.779.426.270 56.452.158.111
Lain-lain Pendapatan
Yang Sah
72.839.699.300 83.654.428.700 74.309.437.600 2% 75.675.376.942 78.483.042.330 82.891.058.421 89.155.914.465 97.656.971.305
Total APBD 437.685.659.400 505.013.905.650 565.227.461.650 648.000.539.038 859.456.336.105 1.341.058.019.896 2.517.935.547.081 5.847.370.834.145
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).
Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan kata
lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan. Besarnya
NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya.
Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk
melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta Karya.
Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut :
Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk
menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas. Pinjaman
Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan
bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi). Berdasarkan PP No.
30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak
melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya ;
b) Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah ;
c) Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman ;
d) Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah
juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian
pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti belanja
pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan daerah yang berlaku.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan
keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service
Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5.
DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman, sekaligus
memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam
3-5 tahun ke depan perlu dianalisis dalam RPIJM dengan rumus sebagai berikut :
DSCR PAD DAU DBH DBHDR Belanja Wajib
Pokok Pinjaman Bunga Biaya Lain
PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi Umum DBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi
9.4.2. Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam
bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun
persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana
dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk
mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang
Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.
Kota Mojokerto memiliki perusahaan daerah yaitu PDAM yang bergerak dalam
bidang pelayanan bidang Cipta Karya air minum. Adapun rencana dalam lima tahun ke
depan untuk pembiayaan PDAM Kota Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9.7. Rencana Pembiayaan PDAM Kota Mojokerto dalam 5 Tahun ke Depan
N
o Sumber Dana
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Jumlah (Dalam
Ribuan)
(Dalam Ribuan)
(Dalam Ribuan)
(Dalam Ribuan)
(Dalam Ribuan)
1. APBN 5.414.000 1.189.000 2.391.200 0 0 8.994.200
2. APBD Kota
Mojokerto
5.172.710 4.617.853 2.625.000 0 0 14.660.563
3. PDAM (Pemasangan
Baru)
784.150 1.683.000 1.500.000 1.897.000 2.500.000 8.364.150
JUMLAH TOTAL 11.370.860 7.489.853 6.516.200 1.897.000 2.500.000 32.018.913
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
9.4.3. Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah
perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema
kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak
swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan
program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari
program tersebut. Untuk Kota Mojokerto kerjasama pemerintah dan swasta
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
Tabel 9.8. Rencana Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun ke Depan
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub
Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai
Swasta / CSR Indikasi sumber Pembiayaan dari Swasta (juta rupiah) KEMIT
RAAN/
Sasaran 3: Meningkatnya penggunaan jamban yang bertangki septik sebesar 70% di kelurahan zona onsite individual tahun 2018
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub
Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai
Swasta / CSR Indikasi sumber Pembiayaan dari Swasta (juta rupiah) KEMIT
RAAN/
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Air Limbah
60 60 60 60 60 300 0 0 0 0 0 0
B. SUB-SEKTOR PERSAMPAHAN
Sasaran 3 : meningkatnya cakupan layanan caverge lebih dari 70 sistem penanganan tidak langsung menjadi 100 % di akhir tahun 2018
1 Program
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub
Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai
Swasta / CSR Indikasi sumber Pembiayaan dari Swasta (juta rupiah) KEMIT
RAAN/
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan
Sub-Sektor Persampahan 2 2 2 2 2 10 100 100 100 100 100 500 0 0 0 0 0 0
C SUB-SEKTOR DRAINASE
SASARAN 2 : Berkurangnya lama waktu genangan menjadi kurang dari 1 jam wilayah perkotaan yang termasuk zona penanganan jangka pendek
1 Program
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub
Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai
Swasta / CSR Indikasi sumber Pembiayaan dari Swasta (juta rupiah) KEMIT
RAAN/
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor
Drainase 160 20 20 20 20 240 0 0 0 140 0 140
D. SUB-SEKTOR PROHISAN
Sasaran 5: Adanya keterlibatan swasta dalam kegiatan promosi higiene sanitasi untuk menjadi sponsor.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen)
DETAIL LOKASI (Kec./De sa/Kel./ Kws)
Estimasi
Outcome Kebutuhan Penanganan/volume yang dibiayai
Swasta / CSR Indikasi sumber Pembiayaan dari Swasta (juta rupiah) KEMIT
RAAN/ CSR PENYE
LENG GARA
SKPD / Bada
n Peng elola Pasca Konst
ruksi Jml.
Pen dud uk terla yani
Luas Wila yah terla yani
SAT UAN
Volume
Tota l Volu
me
KEMITRAAN
Juml ah
CSR
Jum lah
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Pembuatan baliho, leaflet, poster tentang sanitasi oleh pelaku bisnis
Kota Mojokerto
18 Kelura han
Kali 1 1 1 1 1 5 50 50 50 50 50 250 masyar
akat
Jumlah Pembiayaan /
Pendanaan PHBS 1 2 2 2 2 9 50 100 100 100 100 450
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Mojokerto Tahun 2014-2018
9.5. Analisis Tingkat Ketersediaan Dana dan Strategi Peningkatan
Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat
ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya
yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta
dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan
investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan
pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program
dan kegiatan yang ada dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah
dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut :
a) Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend
historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya ;
b) Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) Kota Mojokerto berdasarkan hasil
perhitungan pada bagian 9.4.1 ;
c) Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis pada bagian
9.4.2 ;
d) Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama
Pemerintah Kota Mojokerto dan Swasta berdasarkan bagian 9.4.3.
9.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Mojokerto
dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program
yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Kota Mojokerto perlu menyusun suatu set
strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.
Oleh karena itu, Satgas RPIJM Kota Mojokerto perlu merumuskan strategi peningkatan
investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa
aspek antara lain :
a) Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
b) Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
c) Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
d) Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan
pembangunan bidang Cipta Karya;
e) Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada;