• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS DAN WEB QUALITY TERHADAP MINAT BELI E-TICKETING PESAWAT DENGAN TRUST SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA TRAVELOKA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS DAN WEB QUALITY TERHADAP MINAT BELI E-TICKETING PESAWAT DENGAN TRUST SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA TRAVELOKA)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT BELI E-TICKETING PESAWAT

DENGAN TRUST SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING

(STUDI EMPIRIS PADA PENGGUNA TRAVELOKA)

Berta Vianny Pratiwi1, Raisa Pratiwi2

Juruan Akuntansi STIE Multi Data Palembang

e-mail: *1bertavianny97@mhs.mdp.ac.id, 2Raisapratiwi@stie-mdp.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat dan Kualitas Web terhadap Minat Beli e-ticketing pesawat yang dimediasi oleh Kepercayaan pada para pengguna Traveloka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan menyebarkan kuesioner secara online melalui google form dan sebanyak 400 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Struktur Equation Model dengan alat uji software SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli. Persepsi Manfaat dan Kualitas Web berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan dan Minat Beli. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Kepercayaan memediasi secara penuh pengaruh Persepsi kemudahan penggunaan terhadap Minat Beli. Sedangkan Kepercayaan memediasi secara parsial pengaruh Persepsi Manfaat dan Kualitas Web terhadap Minat Beli.

Kata Kunci: Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Manfaat, Kualitas Web, Kepercayaan, Minat Beli.

Abstact

The purpose of this research was to determine the impact of Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness and Web Quality on Intention to Buy Airline e-ticketing mediated by Trust in Traveloka Users. This research used quantitative research methods by distributing questionnaires online through google form and as many as 400 respondents. Structure Equation Model with SmartPLS software testing tool was the Data Analysis Technique for this research. The results showed the Perceived Ease of Use has a significant impact on trust and does not have a significant impact on Intention to Buy. Perceived Usefulness and Web Quality has a significant impact on Trust and Intention to Buy. The results also showed that Trust fully mediated the influece of Perceived ease of Ease on Intention to Buy. While Trust partially mediated the influence of Perceived Usefulness and Web Quality on Intention to Buy.

(2)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang, setiap kegiatan kita pasti tidak luput dari pemakaian teknologi dikarenakan setiap bertambahnya tahun maka kecanggihan dari sistem informasi juga semakin maju, dan menyebabkan segala sesuatu diatur secara teknologi. Dampak yang sangat besar dapat kita rasakan apalagi dalam kegiatan bisnis, dengan adanya teknologi informasi para pengguna teknologi merasa sangat terbantu karena teknologi banyak memberikan kemudahan. Dengan bertambah majunya teknologi sistem informasi semakin banyak juga pengaruhnya pada bidang akuntansi.

Perkembangan internet ini memberikan prospek yang sangat bagus bagi para pengusaha yang ingin bergerak pada bidang bisnis secara online atau yang kita kenal dengan sebutan e-commerce. Perdagangan elektronik (e-commerce) merupakan kegiatan menjual atau membeli barang/jasa atau transimisi dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet. Kegiatan yang padat dan kebutuhan yang banyak membuat sebagian masyarakat lebih memilih melakukan pembelian melalui online karena lebih praktis. Dalam bidang akuntansi sekarang, pekerjaan setiap perusahaan pun sudah tergantikan oleh komputer. Perkembangan sistem informasi berbasis komputer sangat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat sekarang.

Sistem informasi akuntansi dan e-commerce merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk mengembangkan dunia bisnis. E-commerce memiliki hubungan yang kuat dengan sistem informasi akuntansi (SIA). Sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengontrol masalah keamanan dalam hal e-commerce dan juga dalam hal sistem catatan yang telah dibuat oleh perusahaan untuk menjaga sistem akuntansi dalam fungsi yang berhubungan dengan penjualan, proses pembelian, serta dalam pengambilan keputusan. (Oriental journal of computer science and technology, 2018)

Salah satu bisnis online yang dibutuhkan oleh konsumen adalah pembelian tiket secara online atau e-ticketing karena masyarakat dapat menghemat waktu. Menurut (Lee & G, 2010) E-ticketing adalah bentuk inovasi teknologi dalam bidang e-commerce dimana proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan dapat diproses tanpa harus mengeluarkan paper ticket. E-ticketing dapat mengurangi biaya proses tiket dan meningkatkan fleksibilitas penumpang. Pembelian e-ticketing dapat menarik perhatian dari konsumen karena beberapa hal, diantaranya pembelian tiket secara online tiket lebih mudah diperoleh karena bisa melakukan pembelian kapan saja dan dimana saja.

Berikut Jumlah pemudik menurut alat transportasi disajikan dalam Tabel 1.1: Tabel 1.1 Jumlah Pemudik (Orang) Menurut Alat Transportasi

Tahun 2014 – 2018

Tahun Alat Transportasi

Pesawat Kereta Api Bus Kapal Laut

2014 4.043.769 3.897.225 5.231.389 910.823

2015 3.570.248 3.931.712 4.697.945 883.681

2016 4.922.176 4.080.319 4.416.119 931.664

2017 5.299.513 4.402.416 4.425.702 947.266

2018 5.740.000 4.730.000 4.280.000 980.000

(3)

Data dan tabel diatas menunjukkan jumlah pemudik berdasarkan alat transportasi yang terdiri dari pesawat, kereta api, bus, dan kapal laut. Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah pesawat. Hal ini cukup membuktikan bahwa daya tarik masyarakat untuk berpergian mengalami peningkatan dan pesawat menjadi salah satu alat transportasi favorit yang digunakan untuk berlibur. Karena kebutuhan akan alat transportasi inilah, semakin banyak travel agent bermunculan di Indonesia.

Jika zaman dulu masih sangat susah untuk mencari tiket pesawat dan kamar hotel dikarenakan harga yang mahal, akan tetapi dengan bertambah majunya teknologi semuanya terasa mudah dan simple. Banyak pelaku bisnis mulai menerapkan dan mengembangkan usaha yang dikelola secara online melalui website dan aplikasi mobile. Disamping untuk menghemat biaya, juga mempermudah para konsumen dalam menikmati produk-produk yang ditawarkan perusahaan.

Diantara banyaknya online travel agent yang ada di Indonesia, PT Traveloka Indonesia merupakan salah satu top travel agent di Indonesia (SimilarWeb, 2018). Traveloka memiliki banyak keunggulan yaitu proses pemesanan yang mudah dan prosesnya cepat, pembayaran pun beragam bisa melalui m-banking, credit card, atm, dan lain-lain. Peneliti memfokuskan penelitian ini hanya pada pembelian tiket pesawat di Traveloka, karena pada awal berdirinya yaitu tahun 2013, Traveloka hanya melayani pembelian tiket pesawat baru beberapa tahun kemudian setelahnya Traveloka membuka pelayanan booking hotel.

Pada Tabel 1.2 menunjukkan peringkat beberapa situs penjualan e-ticketing yang ada di Indonesia menurut situs (SimilarWeb, 2018)

Tabel 1.2 Situs Penjualan Tiket Pesawat Di IndonesiaPeriode Mei 2018

Sumber : (SimilarWeb, 2018)

Dapat dilihat pada tabel 1.2 diatas, bahwa Traveloka menempati posisi pertama dan memimpin online travel agent untuk di Indonesia. Berdasarkan hasil dari (SimilarWeb, 2018) dengan 13.040.000 pengunjung setiap harinya dan disusul oleh situs-situs penjualan tiket pesawat online yang lain. Penilaian tersebut dilakukan terhadap seluruh situs web penjualan e-ticketing yang berada di Indonesia. Situs penjualan tiket pesawat online yang berada dibawah bisa saja menjadi situs penjualan tiket pesawat nomor satu (1) di Indonesia mengalahkan Traveloka apabila Traveloka tidak memberikan inovasi-inovasi terbaru yang lebih memudahkan konsumen untuk melakukan pembeliannya dan lebih memberikan keuntungan serta kualitas web yang lebih daripada situs-situs penjualan tiket pesawat secara online yang ada di Indonesia.

Traveloka menargetkan peningkatan jumlah pengunduh aplikasinya sebanyak dua kali lipat pada tahun 2018. “Harapan kami sangat besar dari produk ini. Dari sisi pengguna, saat ini jumlah pengguna Traveloka sudah mencapai 30 juta”. Ujar Senior Vice President Business Development Traveloka, Caesar Indra. (Wicaksono, 2018). Situs Traveloka juga telah dikenal oleh masyarakat luar negeri, Situs Traveloka banyak dikunjungi oleh

(4)

masyarakat dalam dan luar negeri, Berdasarkan sumber dari (SimilarWeb, 2018) jumlah persentase pengunjung situs Traveloka berdasarkan negara dapat dilihat pada Tabel 1.3:

Tabel 1.3 Persentase Pengunjung Situs Traveloka Berdasarkan Negara Periode Juni 2018

Pada Tabel 1.3 dapat memperlihatkan kita mengenai pengunjung terbanyak situs Traveloka berasal dari Indonesia yaitu sebesar 59.89% dikarenakan perusahaan Traveloka berasal dari Indonesia dan banyak masyarakat Indonesia bahkan negara tetangga di Asia juga menginginkan kepraktisan dalam melakukan pembelian e-ticketing. Banyak konsumen merasa puas dalam melakukan pembelian e-ticketing yaitu dengan cara membeli tiket pesawat secara online di Traveloka dan faktor yang mempengaruhi konsumen tersebut ialah terpercaya, bertanggung jawab, praktis dalam mencari tiket, harga yang diberikan sesuai, produk yang ditawarkan lengkap, website dan aplikasi yang mudah digunakan. (Trusted Company, 2018)

Penelitian (Zein, 2017) yang membahas mengenai pengaruh kepercayaan, persepsi risiko, kemudahan dan manfaat terhadap keputusan pembelian online tiket pesawat melalui Traveloka menujukkan bahwa pengaruh kemudahan dan manfaat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian online, hal itu dikarenakan apabila harapan konsumen sesuai dengan yang diinginkan dan mendapatkan umpan balik yang bagus, maka konsumen akan memiliki minat untuk melakukan pembelian online.

Penelitian yang juga menggunakan variabel manfaat dan kemudahan terhadap kepercayaan dan niat beli tiket secara online juga dilakukan oleh (Putra, Sukaatmadja, & Giantari, 2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat dan kemudahan pengguna berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan, semakin baik persepsi manfaat dan kemudahan, maka kepercayaan juga akan semakin meningkat baik, dengan adanya kepercayaan maka konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Zein, 2017), Penelitian yang dilakukan oleh (Domina, Lee, & MacGillivray, 2012) dengan variabel bebas yang digunakan adalah persepsi kemudahan penggunaan, yang berbeda dalam penelitian ini menujukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian online.

Peneliti juga mengambil referensi dari (Andika, 2016) yang menganalisis Website quality, trust dan loyalty pelanggan Lazada (Studi pada masyarakat Kota Yogyakarta) dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kualitas Web terhadap Kepercayaan, hal ini berarti apabila suatu kualitas website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan penggunanya, semakin baik website quality maka semakin tinggi Trust yang dirasakan oleh konsumen.

(5)

berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen atas pembelian tiket pesawat secara online, dalam artian apabila konsumen telah mempunyai kepercayaan yang tinggi, dan kualitas web yang menarik sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen mau untuk melakukan pembelian atas jasa/produk online tersebut.

Hasil penelitian terdahulu mengenai kepercayaan terhadap niat beli juga didukung oleh (Li, Jaejon, & Jaesung, 2007) dengan hasil penelitian menemukan bahwa kepercayaan memiliki hubungan signifikan yang kuat dengan niat membeli. Kepercayaan konsumen yang lebih besar memotivasi pelanggan menghasilkan niat lebih untuk membeli di pusat perbelanjaan melalui internet. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis termotivasi untuk meneliti lebih jauh dan membuat penelitian ini dengan judul “Pengaruh

Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Dan Web Quality Terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat Dengan Trust Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Pengguna Traveloka)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, maka permasalahan yang dirumuskan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat?

2. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Trust?

3. Bagaimana pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat

2. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Trust.

3. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Web Quality terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan teori ilmu akuntansi khususnya dalam bidang sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan konsep Technology Acceptance Model terhadap intention to buy e-ticketing.

2. Manfaat praktis: penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak Traveloka dalam mengkaji, merumuskan dan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan pembelian e-ticketing.

2. LANDASAN TEORI

2.1Technology Acceptance Model (TAM)

(6)

telah diusulkan sebelumnya dalam bidang Sistem Informasi untuk menggambarkan hubungan, model TAM inilah yang telah secara luas diakui dan digunakan. Model ini diusulkan oleh Fred Davis dan Richard Bagozzi dengan mengembangkan Theory of Reasoned Action (TRA) yang dirumuskan oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1980.

TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu sistem informasi dan kemudahan penggunaannya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi.

Sumber: (Davis, 1989)

Gambar 2.1

Technology Acceptance Model (TAM) dalam Penggunaan SIA

Berdasarkan gambar 2.1 terdapat dimensi-dimensi dalam TAM, penjelesan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut (Suhud, 2015).

1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) adalah situasi dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat mempecepat menyelesaikan pekerjaannya.

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use) adalah keadaan dimana seseorang memiliki kepercayaan bahwa sistem yang mudah akan selalu diperlukan dan digunakan dalam suatu pekerjaan.

3. Sikap terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Attittude Towards Using IAS) adalah Perasaan positif atau negatif atau evaluasi yang dihasilkan ketika seorang individu menggunakan teknologi informasi baru

4. Minat Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Behavioural Intention to Use IAS), adalah tingkat kesediaan seseorang untuk menggunakan teknologi informasi baru.

5. Penggunaan Sesungguhnya Sistem Informasi Akuntansi (Actual Usage of IAS) adalah keadaan dimana seseorang benar-benar menggunakan sistem informasi akuntansi.

Penggunaan dari Technology Acceptance Model (TAM) sebagai salah satu landasan teori dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), variabel persepsi manfaat (perceived usefulness) yang sesuai dengan teori TAM, variabel kepercayaan merupakan sikap terhadap SIA, dan minat beli merupakan minat perilaku penggunaan SIA yang sesuai dengan teori TAM tersebut.

2.2 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi menurut (Bodnar & William, 2010) adalah proses formal untuk mengumpulkan data, memproses data menjadi informasi, dan mendistribusikan informasi itu kepada pengguna. Tujuan dari sistem informasi akuntansi (SIA) adalah untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data keuangan dan akuntansi dan menghasilkan laporan informasi yang dapat digunakan oleh manajer atau pihak lain yang berkepentingan

(7)

untuk membuat keputusan bisnis. Meskipun SIA dapat menjadi sistem manual, saat ini sebagian besar sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

2.3E-Ticketing

Menurut (Lee & G, 2010), E-ticketing atau electronic ticketing adalah bentuk inovasi teknologi dalam bidang e-commerce dimana proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan dapat diproses tanpa harus mengeluarkan paper ticket. Keuntungan utama dari e-ticketing adalah kenyataan bahwa e-ticketing mengurangi biaya pemesanan dengan menghilangkan kebutuhan untuk mencetak dan mengirimkan dokumen kertas. Keuntungan lainnya adalah menghilangkan kemungkinan dokumen-dokumen penting tersesat di surat atau dikirim ke alamat yang salah.

2.4Perceived Ease of Use (Persepsi Kemudahan)

(Davis, 1989) mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) merupakan suatu tingkatan kepercayaan seseorang bahwa penggunaan software dapat dengan mudah dipahami. Menurut (Adam, Nelson, & Todd, 1992) Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan, sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih mudah dipahami, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah untuk digunakan.

2.5 Perceived Usefulness (Persepsi Manfaat)

(Adam, Nelson, & Todd, 1992) mendefinisikan persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan tingkatan kepercayaan seseorang terhadap penggunaan suatu subyek tertentu yang dapat memberikan manfaat bagi orang yang menggunakannya.

2.6 Web Quality (Kualitas Web)

(Gaspersz, 2012) yang menyatakan bahwa definisi strategik dari kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Petter et. al dalam (Adriany, 2012) mendefinisikan kualitas sistem sebagai karakteristik yang diinginkan dari suatu sistem informasi. Menurut (Laura, 2015), elemen terpenting dalam keberhasilan bisnis ritel online adalah bagaimana cara merancang tampilan dan kualitas website yang menarik. Penting bagi seorang desainer untuk memahami bahwa evaluasi konsumen atas tampilan desain dipengaruhi oleh reaksi afektif seperti self-congruity dan flow.

2.7 Trust (Kepercayaan)

Trust merupakan hal yang sangat penting dalam transaksi bisnis dikarenakan trust dapat disebut sebagai pondasi dari suatu transaksi bisnis. Kepercayaan tidak langsung ada begitu saja, melainkan harus dibangun dari awal dan dapat dibuktikan agar kepercayaan tercipta. (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995) menjelaskan bahwa kepercayaan tidak akan diperlukan jika tindakan bisa dilakukan dengan pasti dan tidak ada risiko. Ada tiga faktor yang membentuk kepercayaan seseorang yaitu kemampuan, kebaikan hati, dan integritas.

2.8 Minat Untuk Membeli (Intention to Buy)

(8)

2.9 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka penelitian dapat digambarkan pada gambar berikut:

Sumber : Penulis, 2018

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

2.10Hipotesis

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu di atas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah :

H1: Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H2: Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat.

H3: Kualitas Web berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat. H4: Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh terhadap Kepercayaan. H5: Persepsi Manfaat berpengaruh terhadap Kepercayaan.

H6: Kualitas Web berpengaruh terhadap Kepercayaan.

H7: Kepercayaan berpengaruh terhadap minat beli e-ticketing pesawat.

H8: Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening.

H9: Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening.

H10: Web Quality berpengaruh terhadap Minat Beli E-Ticketing Pesawat dengan Trust sebagai variabel intervening.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Perspektif pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, karena jenis penelitian ini memerlukan pengukuran data melalui perhitungan statistik yang berasal dari subjek atau sampel yang diminta menjawab terkait sejumlah pertanyaan tentang masalah yang ada.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

(9)

ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengguna Traveloka sebanyak 30 Juta orang(Wicaksono, 2018).

Penelitian ini menggunaan teknik probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dengan sub jenis simple random sampling. Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun Teknik Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Slovin menurut Sugiyono (2016, h.87) yaitu:

Hitungan:

Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 400 responden.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh langsung dari responden. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner online kepada responden yang menggunakan aplikasi traveloka dan yang melakukan pembelian e-ticketing di traveloka minimal sekali.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam melakukan pengumpulan data, didapatkan dengan cara penulis menggunakan kuesioner dari Google Form untuk menyebarkan kuesioner melalui link yang akan di kirimkan kepada masing-masing responden dan juga melalui studi literatur yaitu teknik dilakukan agar mandapatkan data secara valid dan untuk membantu melengkapi data dalam menganalisis permasalahan yang akan diteliti. Studi pustaka meliputi buku, jurnal, dan laporan karya ilmiah lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis akan dianalisis menggunakan software SmartPLS 3.0 untuk menguji hubungan antar variabel. Partial Least Square merupakan model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis variance atau component. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Ghozali, 2006). Penggunaan PLS cocok untuk prediksi dan membangun teori dan sampel yang dibutuhkan relatif kecil (Ghozali, 2006). Kelebihan lain dalam menggunakan PLS adalah PLS mampu mengestimasi ukuran model pada validitas dan reliabilitas, serta menggunakan indikator konstruk laten.

Pengujian dengan menggunakan metode PLS pada dasarnya terdiri atas dua macam pengujian, yaitu model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi).

(10)

Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya. Model ini dinilai dengan convergent dan discriminant validity dengan indikatornya dan composite reliability untuk block indikator. Convergent validity dapat dinilai berdasarkan korelasi antara nilai komponen/indikator dengan nilai konstruknya. Korelasi indikator dengan konstruk yang diukur bernilai lebih dari 0,70 dikatakan tinggi dalam mengukur refleksif individual. Nilai loading yang disarankan adalah diatas 0,50 (positif) dan T statistik diatas 1,96 pada signifikansi 5%.

Discriminant validity yang baik diukur dengan membandingkan akar AVE setiap konstruk harus lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model (Susilowati & Guruh, 2014). Composite reliability blok indikator yang digunakan untuk mengukur reliabilitas konstruk. Pengukurannya terdiri dari 2 jenis, yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Composite reliability blok indikator dievaluasi dengan melihat composite reliability masing-masing diatas 0,80 dikatakan sangat baik atau reliable.

3.5.2 Uji Model Struktural atau Inner Model

Inner Model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, dan uji t serta signifikansi dari koefesien parameter jalur struktural. Dalam menilai model dengan PLS, dimulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel dependen interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen. Uji t dengan tingkat signifikan pada 0.5 (t hitung > t tabel) dari parameter jalur struktural.

3.5.3 Uji Path Analysis

Analisis jalur bertujuan untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas dengan seperangkat variabel terikat (Sanusi, 2011). Dalam penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitin kausal biasanya menggunakan metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang dapat mempengaruhi dependent variable pada situasi yang telah direncanakan. Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

(11)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Menilai Hasil Penelitian Outer Model

Menilai outer model adalah untuk melihat hubungan antara indikator dengan variabel latennya. Dalam penelitian ini data diolah menggunakan Smart PLS sehingga didapat hasil sebagai berikut:

Sumber : Data yang diolah, 2018

Gambar 4.6 Model Hasil Penelitian

Dari gambar 4.6 terlihat bahwa nilai indikator loading factor interaksi jelas dan mudah (X11) sebesar 0.872, tidak memerlukan banyak usaha (X12) sebesar 0.829, mudah digunakan (X13) sebesar 0.855, mudah mengoperasikan sistem (X14) sebesar 0.876 terhadap persepsi kemudahan penggunaan (X1) masing-masing berada diatas 0.70. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel persepsi kemudahan penggunaan.

Persepsi Manfaat (X2) memiliki nilai indikator loading factor menghemat waktu (X21) sebesar 0.884, memberikan keuntungan (X22) sebesar 0.832, mudah melakukan pembelian (X23) sebesar 0.846, membantu melakukan pembelian (X24) sebesar 0.867 sehingga hal ini dapat menggambarkan masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel persepsi manfaat (X2).

Kualitas Web (X3) memiliki nilai indikator loading factor kecepatan mengakses situs (X31) sebesar 0.858, situs/web yang sederhana (X32) sebesar 0.838, informasi mudah dipahami (X33) sebesar 0.887, dan perancangan situs yang baik (X34) sebesar 0.863. Hal ini membuktikan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel kualitas web karena hasil loading factor berada diata 0.70.

Kepercayaan (Z) merupakan variabel intervening, yang memiliki nilai indikator loading factor bertanggung jawab atas kesalahannya (Z1) sebesar 0.794, melindungi informasi konsumen (Z2) sebesar 0.861, dan tidak menjual data informasi konsumen (Z3) sebesar 0.806. Hal ini menujukkan bahwa masing-masing konstruk mampu menjelaskan variabel kepercayaan (Z).

(12)

Berdasarkan hasil diatas, tidak ditemukan masalah Convergent Validity pada model yang telah diuji. Selanjutnya pengujian menggunakan Discriminant Validity dapat dilakukan dengan membandingkan kuadrat AVE dengan nilai korelasi antar konstruk.

Tabel 4.1 Hasil Uji Discriminant Validity

Sumber : Data yang diolah, 2018

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai akar kuadrat dari AVE X1 sebesar 0.858. Nilai akar kuadrat dari AVE X2 sebesar 0.857 > 0.521. Nilai akar kuadrat AVE X3 sebesar 0.862 > 0.241 dan 0.177, kemudian, nilai akar kuadrat AVE Z sebesar 0.821 > 0.464, 0.198, 0.330, 0.280 dan nilai akar kuadrat AVE Y sebesar 0.774 > 0.409, 0.362, 0.274. Dari hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa tidak terdapat permasalahan pada discriminant validity.

Oleh karena itu, untuk dapat memastikan bahwa tidak terdapat pemasalahan terkait pengukuran maka langkah terakhir dalam evaluasi outer model adalah melakukan uji unidimensionalitas dengan menggunakan indikator Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Nilai yang diharapkan pada indikator Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha adalah diatas 0.70.

Tabel 4.2 Hasil Uji Composite Reliability danCronbach’s Alpha

Cronbach's Alpha

Composite Reliability

X1 0.881 0.918

X2 0.880 0.917

X3 0.885 0.920

Y 0.775 0.856

Z 0.759 0.861

Sumber : Data yang diolah, 2018

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh konstruk memiliki nilai

cronbach’s alpha diatas 0.70, dan untuk hasil uji composite reliability juga memiliki nilai diatas 0.70. Hal ini membuktikan bahwa nilai reliabilitas semua indikator dalam model sudah ideal dan tidak ditemukan adanya masalah pada model yang dibentuk sehingga model dapat dipergunakan untuk menguji hipotesis selanjutnya.

4.2.2 Menilai Hasil Penelitian Inner Model

Menilai model structural (inner model) adalah untuk mengevaluasi hubungan konstruk laten atau variabel yang telah dihipotesiskan, dalam penelitian ini inner model nya yaitu kepercayaan, minat beli, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat dan kualitas web. Model struktural ini dapat dievaluasi dengan menggunakan R-Square.

X1 X2 X3 Y Z

X1 0.858

X2 0.521 0.857

X3 0.177 0.241 0.862

Y 0.274 0.362 0.409 0.774

(13)

Tabel 4.3 Nilai R-Square atau 34.8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perceived ease of use (X1), perceived usefulness (X2), dan web quality (X3) mampu menjelaskan variasi minat beli (Y) sebesar 34.8%. Sisanya sebesar 65.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan nilai R-Square konstruk Z sebesar 0.138 atau 13.8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh perceived ease of use (X1), perceived usefulness (X2), dan web quality (X3) mampu menjelaskan variabel trust (Z) sebesar 13.8%. Sisanya sebesar 86.2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Berikut adalah perhitungan inner model dari data yang diperoleh dengan menggunakan SmartPLS:

Tabel 4.4 Hasil Output Path Coefficients

Sampel

Pada Output Path Coefficients seperti nampak pada tabel di atas adalah melihat signifikansi pengaruh masing-masing variabel persepsi kemudahan penggunaan (X1), persepsi manfaat (X2), kualitas web (X3), kepercayaan (Z), dan minat beli (Y) dengan melihat nilai koefisien parameter (original sample). Besarnya koefisien parameter untuk variabel persepsi kemudahan Penggunaan (X1) sebesar (original sample) 0.045 yang berarti terdapat pengaruh positif antara persepsi kemudahan penggunaan terhadap Minat Beli (Y). Atau dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik persepsi seseorang tentang kemudahan suatu software maka minat beli akan semakin meningkat. Nilai t-Statistik sebesar 0.837 tidak signifikan (t-tabel signifikansi 5% = 1.96). Oleh karena nilai t statistik lebih kecil dari t-tabel 1.96 (0.837 < 1.96).Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis satu (H1) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat beli ditolak.

(14)

4.3 Uji Path Analysis

4.3.1 Pengujian Variabel Mediasi menggunakan Causal Step

Sumber : Data yang diolah, 2018

Gambar 4.7 Model Hasil Penelitian setelah Cronbach’s Alpha

Hasil pengujian hipotesis delapan (H8) menunjukkan bahwa pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (X1) terhadap kepercayaan (Z) signifikan terlihat dari t hitung 2.378 > t tabel 1.96 dan hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Sedangkan, hubungan persepsi kemudahan penggunaan (X1) dengan minat beli (Y) tidak signifikan terlihat dari t hitung 0.837 < t tabel 1.96. Berdasarkan ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara penuh (full mediation) hubungan persepsi kemudahan penggunaan (X1) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis delapan (H8) terbukti.

Hasil dari pengujian mediasi persepsi manfaat (X2) dengan metode causal step menunjukkan bahwa pengaruh persepsi manfaat (X2) terhadap kepercayaan (Z) berpengaruh signifikan dengan t hitung 3.603 > t tabel 1.96 dan hubungan persepsi manfaat (X2) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 3.065 > t tabel 1.96. Kemudian, hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) juga signifikan terlihat dari t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Dengan signifikannya ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan persepsi manfaat (X2) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis sembilan (H9) diterima.

Selanjutnya, Hasil pengujian hipotesis sepuluh (H10) menunjukkan bahwa pengaruh kualitas web (X3) terhadap kepercayaan (Z) signifikan terlihat dari t hitung 2.030 > t tabel 1.96 dan hubungan kepercayaan (Z) dengan minat beli (Y) signifikan pada t hitung 6.342 > t tabel 1.96. Kemudian, hubungan kualitas web (X3) dengan minat beli (Y) juga signifikan terlihat dari t hitung 5.439 > t tabel 1.96. Dengan signifikannya ketiga hubungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan (Z) memediasi secara parsial (partial mediation) hubungan kualitas web (X3) dengan minat beli (Y) sehingga hipotesis sepuluh (H10) diterima.

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakuka oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:

(15)

minat beli e-ticketing pesawat. Sedangkan perceived usefulness (persepsi manfaat)dan web quality (kualitas web) berpengaruh signifikan terhadap minat beli e-ticketing. 2. Hasil pengujian secara parsial yang didapat dari uji t menunjukkan bahwa perceived

ease of use, perceived usefulness dan web quality berpengaruh signifikan terhadap trust.

3. Hasil pengujian path analysis melalui metode causal steps menunjukkan bahwa trust (kepercayaan) memediasi penuh (full mediation) pengaruh perceived ease of use terhadap minat beli e-ticketing pesawat. Sedangkan, trust memediasi parsial (partial mediation) pengaruh perceived usefulness dan web quality terhadap minat beli e-ticketing pesawat.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, D. A., Nelson, R. R., & Todd, P. A. (1992). Perceived Usefulness, Ease of Use, and Usage of Information Technology: A Replication. MIS Quarterly, 16 (2), 227-247.

Adriany, F. (2012). Pengaruh Kepuasan Pengguna Sim-Kas Terhadap Kinerja Individu. Skripsi. Universitas Indonesia.

Ahmad, M. A., Zawaideh, F. H., & Bisher, A. (2018). Oriental Journal of Computer Science and Technology. Retrieved July 28, 2018, from http://www.computerscijournal.org/vol7no1/the-relation-between-e-commerce-and-ais-in-medium-scale-organizations/

Andika, B. (2016). Analisis Website Quality, Trust, dan Loyalty Pelanggan Lazada (Studi pada Masyarakat Kota Yogyakarta). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, 51(6), 1173-1182.

Bodnar, G. H., & William, S. H. (2010). Accounting Information System (10th ed.). United State of America: Pearson Education Inc.

Chwen, Y. L., Kwoting, F., & Chien, C. T. (2010). Predicting Consumer Repurchase Intentions to Shop Online. Journal of Computers, 5 (10).

Cobb-Walgren, C. J., C, A. R., & N., D. (1995). Brand Equity, and Brand Preference. Journal of Advertising, 26 (3), 25-40.

Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13 (3), 319-339.

Dodds, William, B., Kent, B., Monroe, & Dhruv, G. (1991). Effects of Price, Brand, and Store Information on Buyers Product Evaluations. Journal of Marketing Research, 28, 307-319.

(16)

Gaspersz, V. (1991). Metode Perancangan Percobaan. Bandung: CV ARMICO.

Gaspersz, V. (2012). All In One: Production and Inventori Management (8 ed.). Bogor.

Gefen, D., Karahanna, E., & Straub, D. W. (2003). Trust and TAM in Online Shopping: An Integrated Mode. MIS Quarterly, 27 (1), 51-90.

Gendro, W. (2011). Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Percetakan STIM YKPM.

Ghazizadeh, Mahtab; Yiyun, Peng, et al. (2012). Augmenting the Technology Acceptance Model with Trust: Commercial Drivers Attitudes towards Monitoring and Feedback. Human Factors and Ergonomics Society.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (4th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handro, T. (2012). Pengaruh Citra Perusahaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah. Retrieved from Journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj.

Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. (2018). Retrieved July 26, 2018, from Jumlah Pemudik Menurut Alat Transportasi, 2014-2018: http://dephub.go.id/

Kenny, D. A. (2008). Mediation. Retrieved from http://davidakenny.net/cm/mediate.htm

Koufaris, M., & William, H. S. (2002). Customer Trust Online: Examining The Role of The Experience With The Web Site. Baruch College: Department of Statistics & Computer Information Systems Zicklin School of Business.

Laura, C. (2015). Pengaruh Desain Web, Self-congruity, dan Proses dalam Perubahan Perilaku. Retrieved 2018, from dkv.binus.ac.id.

Lee, C., & G, W. (2010). Including Subjective Norm and Technology Trust In The Technology Acceptance Model: a Case of e-Ticketing in China. ACM SIGMIS Database, 41 (4), 40-51.

Li, R., Jaejon, K., & Jaesung, P. (2007). The Effects of Internet Shoppers Trust on Their Purchasing Intention in China. Journal of Information Systems and Technology Management, 4(3), 269-286.

Marsella, D. (2017). Pengaruh Kepercayaan, Keuntungan yang Dirasakan, dan Kualitas Web pada Sikap Konsumen Atas Pembelian Tiket Pesawat Secara Online. Skripsi. Universitas Lampung.

Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F. D. (1995). An Integrative Model of Organizational Trust. The Academy of Management Review, 20 (3).

(17)

Preacher, K. J., & Hayes, A. F. (2004). SPSS and SAS Procedures for Estimating Indirect Effects in Simple Mediation Models. Behavior Research Methods, Instruments, & Computers, 36 (4), 717-731.

Putra, I. P., Sukaatmadja, I. G., & Giantari, I. (2016). Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Risiko, Terhadap Kepercayaan dan Niat Beli E-Ticket Pada Situs traveloka. Skripsi. Universitas Udayana.

Ramayah, T., & Joshua, I. (2005). Impact of Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and Perceived Enjoyment on Intention to Shop Online. ICFAI Journal of Systems Management (IJSM), 3 (3), 36-51.

Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

SimilarWeb. (2018, June). Retrieved Juni 25, 2018, from Traffic by Countries: https://www.similarweb.com/website/traveloka.com#overview

SimilarWeb. (2018, May). Retrieved Juni 25, 2018, from Top 5 Travel Website in Indonesia: https://www.similarweb.com/

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhud, S. P. (2015). Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individu Pegawai Distro di Kota Bandung. Retrieved Juli 26, 2018, from http://eprints.undip.ac.id

Susilowati, E. M., & Guruh, T. H. (2014). Model Kompetensi Kewirausahaan dengan Adaptibilitas Lingkungan Bisnis dan Kreativita Inovasi Unit Usaha Kecil dan Menengah di Semarang. Retrieved Agustus 20, 2018, from http://eprints.dinus.ac.id

Trusted Company. (2018). Retrieved Juni 25, 2018, from http://www.trustedcompany.com

Uhi, N. V. (2017). Pengaruh Technology Acceptance Model Terhadap Keputusan Pembelian Tiket Pesawat Di Aplikasi Mobile Traveloka Di Kota Bogor. Skripsi. Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor.

Venkatesh, V., & Davis, F. D. (1996). A model of The Antecedents of Perceived Ease of Use: Development and Test. Decision Sciences, 27 (3), 451-481.

Wicaksono, S. (2018). Phinemo. Retrieved Agustus 6, 2018, from Setelah Kerjasama dengan Blue Bird, Traveloka Targetkan 60 Juta Pengguna di 2018: https://phinemo.com/traveloka-60-juta-pengguna-tahun-2018/

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pemudik (Orang) Menurut Alat Transportasi
Tabel 1.3 Persentase Pengunjung Situs Traveloka
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 4.6 Model Hasil Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa variabel upah, lingkungan kerja dan keadilan organisasi berpengaruh signifikan terhadap intensitas

Salah satu faktor penting agar petani dapat mengusahakan suatu tanaman adalah jika laba yang diperoleh dari pengusahaan tersebut lebih tinggi dari jenis

Hasil evaluasi pelaksanaan program revitaliasi pertanian yang didukung oleh kondisi profil kelembagaan petani di daerah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kinerja

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi penilaian kepercayaan, pendapatan, keyakinan dan citra lembaga terhadap minat membayar zakat profesi kepada tenaga

(2) memasukan produk lokal (produk dalam negeri) kedalam daftar belanja (3) turut mempromosikan produk-produk yang di hasilkan di dalam negeri (4) merasa bangga ketika

Artikel ini mendiskusikan tentang 1) Manajemen pembelajaran PAI berbasis green school. 2) hasil manajemen pembelajaran PAI berbasis green school. 3) faktor pendukung

Dalam hal ini, peneliti menggunakan bentuk wawancara tidak terstruktur dan semi struktur yang dilakukan dengan kepala desa, orang tua dan tokoh Agama, yang telah ditetapkan dan

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi.. 4.052.147.000