• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM b791e85be6 BAB IVBAB 4 Laporan Penyusunan Dok RPI2JM Kerinci 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM b791e85be6 BAB IVBAB 4 Laporan Penyusunan Dok RPI2JM Kerinci 2015"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

4.1.

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Secara geografis Kabupaten Kerinci terletak antara 1o40’-2o26’ Lintang

Selatan dan 101o08’-101o50’ Bujur Timur. Kabupaten Kerinci merupakan salah

satu wilayah ujung Barat Propinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Bengkulu. Oleh karena itu Kabupaten Kerinci menjadi wilayah strategis yang dilalui jalan utama Jambi-Sumatera Barat-Bengkulu. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Kerinci disajikan pada Gambar 4.1.

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci memiliki batas administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera

Barat;

 Sebelah Selatan : Kabupaten Merangin Propinsi Jambi dan

Kabupaten Muko-Muko Propinsi Bengkulu;

 Sebelah Barat : Kota Sungai Penuh, Propinsi Jambi dan

Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat;

 Sebelah Timur : Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin

Propinsi Jambi.

(3)

Tabel. 4.1.

Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci 2013

No Nama Kecamatan Luas (Km2) ( % )

1 Gunung Raya 34.763 10,4

2 Bukit Kerman 21.294 6,4

3 Batang Merangin 47.646 14,3

4 Keliling Danau 36.484 11,0

5 Danau Kerinci 22.626 6,8

6 Sitinjau Laut 5.807 1,7

7 Air Hangat 21.087 6,3

8 Air Hangat Timur 18.229 5,5

9 Depati VII 2.913 0,9

10 Air Hangat Barat 1.415 0,4

11 Gunung Kerinci 30.687 9,2

12 Siulak 14.287 4,3

13 Siulak Mukai 27.431 8,5

14 Kayu Aro 11.517 3,5

15 Gunung Tujuh 15.963 4,8

16 Kayu Aro Barat 20.665 6,2

Total 332.814 100

(4)

Gambar. 4.1.

Peta Administrasi Kabupaten Kerinci

(5)

4.2.

Gambaran Demografi

Berdasarkan jenis kelamin, penduduk laki-laki sebanyak 118.194 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 118.568 jiwa, dengan rasio keniskelamin sebesar 99,68.

Tabel. 4.2.

Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci 2013

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Ratio

Jenis Kelamin

1 Gunung Raya 4.206 4.369 8.575 96,27

2 Bukit Kerman 6.201 6.082 12.283 101,96

3 Batang Merangin 5.584 5.350 10.934 104,37

4 Keliling Danau 10.905 11.760 22.665 92,73

5 Danau Kerinci 8.065 8.177 16.242 98,63

6 Sitinjau Laut 7.063 7.321 14.384 96,48

7 Air Hangat 5.501 5.595 11.096 98,32

8 Air Hangat Timur 8.869 9.143 18.012 97,00

9 Depati VII 7.168 7.713 14.881 92,93

10 Air Hangat Barat 4.301 4.675 8.976 92,00

11 Gunung Kerinci 6.141 5.826 11.967 105,41

12 Siulak 10.627 10.426 21.053 101,93

13 Siulak Mukai 5.366 5.296 10.662 101,32

14 Kayu Aro 11.331 10.748 22.079 105,42

15 Gunung Tujuh 7.505 6.975 14.480 107,60

16 Kayu Aro Barat 9.361 9.112 18.473 102,73

Jumlah 118.194 118.568 236.762 99,68

Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2014.

(6)

Tabel. 4.3.

Kepadatan Penduduk Kabupaten Kerinci 2013

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah

Penduduk

Kepadatan Penduduk

1 Gunung Raya 34.763 8.575 0,25

2 Bukit Kerman 21.294 12.283 0,58

3 Batang Merangin 47.646 10.934 0,23

4 Keliling Danau 36.484 22.665 0,62

5 Danau Kerinci 22.626 16.242 0,72

6 Sitinjau Laut 5.807 14.384 2,48

7 Air Hangat 21.087 11.096 0,53

8 Air Hangat Timur 18.229 18.012 0,99

9 Depati VII 2.913 14.881 5,11

10 Air Hangat Barat 1.415 8.976 6,34

11 Gunung Kerinci 30.687 11.967 0,39

12 Siulak 14.287 21.053 1,47

13 Siulak Mukai 27.431 10.662 0,39

14 Kayu Aro 11.517 22.079 1,92

15 Gunung Tujuh 15.963 14.480 0,91

16 Kayu Aro Barat 20.665 18.473 0,89

Jumlah 332.814 236.762 0,71

Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2014.

4.3.

Gambaran Topografi

Kabupaten Kerinci memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi berupa perbukitan dan pegunungan. Sebagian wilayah (42 %) Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian 500-1.000 mdpl dengan luas 159.583 Ha, sementara daerah berketinggian diatas 2.000 mdpl seluas 14.267 Ha (4 %), dan wilayah yang berada antara 0-500 mdpl hanya 5.010 Ha (1 %).

(7)

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng. Wilayah datar

berada pada kemiringan 0-8 %, wilayah landai 8-15%, wilayah

bergelombang/berbukit 15-25 %, cukup curam 25-40%, dan wilayah curam >40%. Hampir separuh (35,34 %) dari wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran yang curam dengan kemiringan >40%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 4,95 % sampai 17,56 % (terdiri dari kemiringan 0-8 % dan 8-15%).

Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya, sebagian besar (98%) berada pada ketinggian di atas 500 m – 3.805 m di atas permukaan laut, yang merupakan bagian dari Bukit Barisan.

Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit membentuk enclave yang

sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat yang alami merupakan ciri khas wilayah kabupaten yang berbeda dengan wilayah lain umumnya. Keadaan topografi yang merupakan dataran tinggi berbukit-bukit dan dikelilingi gunung-gunung dan hutan lebat, menyebabkan kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dan nyaman.

Berdasarkan Peta Topografi (Bakosurtanal, 1991) dan Peta Geologi Skala 1 : 250.000, (Pusat penelitian dan pengembangan geologi, 1996), dan citra satelit Landsat ETM-7 tahun 2005 terlihat Kabupaten Kerinci mempunyai keadaan topografi yang sangat bervariasi umumnya berupa perbukitan dan pegunungan. Pada bagian barat dan timur membujur dari utara ke selatan memperlihatkan pola kontur yang rapat dan meruncing. Hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng yang terjal. Pada bagian tengah membujur dari utara ke selatan merupakan daerah dengan kontur merenggang dengan kelerengan landai, karena itu Kabupaten Kerinci memiliki kawasan lembah raksasa yang landai di bagian tengah yang merupakan celah luas yang diapit wilayah pegunungan. Celah dan lembah yang luas ini digambarkan

membentuk seperti “mangkok raksasa”.

Sebagian besar (78%) wilayah Kabupaten Kerinci terletak di ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut dengan luas 329.422 Ha. Sementara

daerah berketinggian antara 500 – 1000 m di atas permukaan laut seluas

(8)

permukaan laut hanya 8.136 Ha (2%), hanya terdapat di 4 kecamatan, yaitu Gunung Raya, Kumun Debai, keliling Danau, dan Batang Merangin. Dari ke-4 kecamatan tersebut, Kecamatan Batang Merangin yang memiliki luas terbesar untuk ketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan dari kriteria ketinggian bahwa kecenderungan efektif pengembangan wilayah terbangun atau sebagai wilayah perkotaan / permukiman memungkinkan dapat dialokasikan pada ketinggian wilayah 100-500 di atas permukaan laut. Sementara selebihnya pada ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut merupakan kawasan hutan (TNKS).

Dibandingkan dengan lainnya Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya dan Kayu Aro, Batang Merangin, Keliling Danau memiliki ketinggian > 1000 m di atas permukaan laut yang paling besar. Ditinjau dari kondisi tutupan lahannya, ke-5 kecamatan ini sebagian besar merupakan kawasan hutan.

Tabel. 4.4.

Ketinggian Wilayah Kabupaten Kerinci

No KECAMATAN KETINGGIAN TOTAL

LUAS

Sumber : Kerinci Dalam Angka,Tahun 2013.

(9)

yang curam dengan kemiringan > 40%. Diikuti dengan daerah yang berbukit 15-40% seluas 104.645 Ha atau 24,9% dari luas total Kabupaten Kerinci. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar yang dapat dilakukan pembangunan fisik hanya mencapai 18,8% (terdiri dari kemiringan 0-2% dan 2-15%) dari total luas kabupaten atau sekitar 78.945 Ha.

Kecamatan Sitinjau Laut, Kayu Aro, Hamparan Rawang dan Sungai Penuh memiliki wilayah datar (0-2%) yang cukup luas, sedangkan Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya, Batang Merangin, memiliki wilayah yang bergelombang/berbukit sampai curam yang sangat luas. Kawasan ini merupakan kawasan hutan TNKS. Kriteria sebagai pengembangan kawasan permukiman yang aman dilihat sisi kemiringan/lereng adalah pada klasifikasi 0-15%.

Tabel. 4.5.

Kemiringan Lahan Kabupaten Kerinci

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng Jumlah

0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% >40% Danau /

Sumber : RTRW Kab. Kerinci, 2012.

(10)

Tabel. 4.6.

Klasifikasi Lereng di Kabupaten Kerinci

No Klasifikasi Lereng Lereng Luas (Ha) Persentase Luas (%)

1

Luas Wilayah Kabupaten 420.000

Sumber : RISPAM Tahun 2014

Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan gelombang sedang dan pegunungan. Menilik dari bentuk morfologi dan penyebaran batuannya, maka orientasi ke arah utara akan dijumpai morfologi yang lebih tinggi yaitu morfologi perbukitan gelombang sampai pegunungan, yang diikuti dengan variasi dari jenis batuan yang ada. Sedangkan pada orientasi ke arah selatan akan dijumpai morfologi dataran rendah dan batuan yang relatif sejenis. Pada daerah yang morfologi rendah memiliki dataran yang sempit, dimana dataran rendah tersebut merupakan celah-celah dari perbukitan. Kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap penyebaran sumberdaya alam dan sebagai pertimbangan dalam penentuan alokasi ruang di masa mendatang.

Di lain pihak, keadaan morfologi wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit ini merupakan kendala dalam pembangunan infrastruktur wilayah terutama pengembangan jaringan jalan. Menghadapi medan yang berat dengan tebing-tebing yang curam, berbukit-bukit dan sering terjadi

longsor menyebabkan perlunya penerapan teknologi khusus dalam

(11)

Gambar. 4.2.

Peta Ketinggian di Kabupaten Kerinci

(12)

4.4.

Gambaran Geohidrologi

Pada dasarnya kondisi hidrologi Kabupaten Kerinci dapat terlihat dari adanya sumber-sumber air, baik berupa air permukaan, mata air, maupun air tanah.

Air Permukaan (sungai)

Wilayah Kerinci didominasi oleh pegunungan Bukit Barisan, sebagai bagian dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang pantai barat Sumatera. Titik tertinggi adalah puncak Gunung Kerinci. Terdapat banyak dataran sepanjang lembah Bukit Barisan tersebut. Pegunungan Bukit Barisan yang berada di sebelah barat dan timur Kerinci ini menjadi titik tertinggi di wilayah kabupaten ini, sehingga semua sungai yang mengalir di Kabupaten Kerinci mengalir ke arah tengah dan selatan menuju dan bermuara ke Danau Kerinci.

Di wilayah Kabupaten Kerinci banyak terdapat sungai dan anak sungai, yang disebabkan oleh letaknya di dataran tinggi dengan kondisi topografi pegunungan dan hutan yang lebat. Umumnya sungai dan anak sungai tersebut bermuara ke Danau Kerinci yang kemudian mengalir sampai ke timur pantai Jambi. Sungai terbesar di kabupaten ini salah satunya adalah Sungai Batang Merangin yang mengalir melalui Danau Kerinci. Debit airnya cukup tinggi dan stabil sepanjang tahun, sehingga sangat potensial dibangun bendungan untuk PLTA Kerinci Tirta Sakti. Saat ini sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kerinci sebagian besar dimanfaatkan untuk irigasi pertanian dan keperluan rumah tangga.

(13)

Luas areal potensial untuk pengembangan pertanian dengan memiliki pelayanan irigasi yang memadai berada pada Sungai Siulak Deras, Sungai Batang Sangir, Sungai Tanduk dan Sungai Betung Kuning. Untuk areal pertanian di sekitar Sungai Siulak Deras sudah terlayani oleh Irigasi Teknis seluas 3.701 Ha. Kawasan ini memang sebagai kawasan potensial pengembangan pertanian lahan basah (sawah).

Mata Air

Di wilayah Kabupaten Kerinci juga dijumpai mata air yang terbentuk dari dasar lembah atau kaki perbukitan yang disebabkan adanya lapisan batuan kedap air di bawahnya, sehingga peregangan tidak terus ke dalam,

melainkan ke arah kateral dan muncul di kaki tebing/lembah atau kaki

perbukitan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa danau dan air terjun di daerah pegunungan.

Air tanah

Keberadaan air tanah dipengaruhi oleh curah hujan, luas daerah resapan, sifat kelulusan bahan permukaan dan batuan yang terdapat di bawahnya serta morfologi. Potensi air tanah umumnya relatif dalam, sekitar > 60 meter. Kedalaman > 90 meter mendominasi di kabupaten ini dengan luas mencapai 82%. Sementara tingkat kedalaman < 60 meter tidak dijumpai dalam wilayah Kabupaten Kerinci. Hampir seluruh kecamatan atau wilayah Kabupaten Kerinci mempunyai kedalaman efektif tanah > 90 meter. Kecamatan Gunung Kerinci, Gunung Raya, Batang Merangin, Kayu Aro, Sungai penuh memiliki kedalaman efektif tanah > 90 meter yang cukup luas.

(14)

kawasan yang memiliki tekstur tanah yang halus cenderung memiliki kandungan air tanah yang cukup besar.

Identifikasi dan karakteristik lahan rawa lebak di Kabupaten Kerinci terbagi menjadi beberapa permasalahan, tantangan, pengertian, luasan yang dapat dikembangkan dan diusahakan. Permasalahan yang terjadi adalah meningkatnya kebutuhan pangan dan lapangan kerja serta berkurangnya lahan pertanian subur. Tantangan yang ada adalah memanfaatkan lahan rawa lebak sebagai lahan produksi pertanian. Pengertian lahan rawa lebak adalah lahan marjinal yang rejim airnya dipengaruhi oleh hujan, baik yang turun setempat maupun di daerah sekitarnya. Luas lahan rawa lebak di Kabupaten Kerinci adalah 5.810 Ha.

Permasalahan utama pengembangan adalah rejim air yang fluktuatif dan

sulit diduga, serta kebanjiran pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

(15)

Gambar. 4.3.

Peta Hidrologi di Kabupaten Kerinci

(16)

4.5.

Gambaran Geologi

Secara umum keadaan geologi wilayah Kabupaten Kerinci terletak pada penyebaran beberapa formasi batuan geologi, yaitu formasi asal, formasi pemeta, formasi bandan, formasi kumun, formasi pengasih, ganodiorit langkup, batuan gunung api rio-andesit, batuan gunung kuarter, batuan gunung api andesit-basal, batuan gunung api berksi, batuan gunung api Tuf, endapan alluvium.

Secara lokal pada skala 1 : 100.000, menurut hasil studi pusat geologi yang berkerjasama dengan Bappeda Kabupaten Kerinci tahun 2003, sesuai dengan struktur geologinya di Kabupaten Kerinci terdapat sesar berarah ke barat laut-tenggara, yaitu sesar Siulak. Sesar ini terdiri atas dua sesar yang sejajar dan membatasi Danau Kerinci. Panjang sesar kurang lebih 37 km dan lebarnya 17 km. Sesar ini mulai aktif sejak Miosen Tengah, hal ini berhubungan dengan pembentukkan formasi Kumun dan diaktifkan lagi pada Pilio-Plitosen. Sesar ini merupakan sesar geser menganan dengan kemiringan hampir tegak.

Geomorfologi

Berdasarkan relief dan batuan penyusunnya, daerah penelitian dapat dibagi menjadi 6 satuan, yaitu pegunungan batuan pra-tersier; pegunungan batuan gunung api tersier; pegunungan batuan sedimen; pegunungan batuan intrusi; pegunungan batuan gunung api kuarter dan kipas alluvial dan dataran alluvial. 1. pegunungan batuan pra-tersier

(17)

merupakan TNKS. Namun di luar taman nasional tersebut sebagian telah dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.

2. pegunungan batuan gunung api tersier

Satuan ini terdapat di bagian barat. Bentang alam ini mempunyai kelerengan terjal (>16%), dengan puncak tumpul sampai runcing, beda ketinggian titik terendah dan tertinggi lebih besar 300 m, sehingga disebut morfologi pegunungan. Pola aliran sungai dendritik dan sebagian menunjukkan pola aliran sejajar. Lembah menunjukkan huruf V, dalam dan lebar. Batuan penyusunnya terdiri atas breksi, tuf dan sebagian lava, yang merupakan formasi hulusimpang. Di bagian selatan dan bagian barat ditutupi oleh hutan cukup lebat, sedangkan di bagian tengah gundul dan sebagian digunakan untuk perkampungan, ladang dan kebun.

3. pegunungan batuan sedimen

Bentang alam ini sebarannya tidak luas, hanya di sekitar lembah Kerinci. Pada umumnya membentuk morfologi pegunungan dengan puncak tumpul. Pola aliran sejajar dan dendritik, dengan lembah relatif dangkal dan lebar menunjukkan erosi lateral lebih dominan dibandingkan erosi vertikal. Pelapukan cukup intensif sehingga soilnya cukup tebal. Batuan penyusunnya terdiri atas formasi Bandan, formasi Kumun dan formasi Pengasih. Pada umumnya ditutupi oleh hutan sekunder yaitu hutan kayumanis, sebagian gundul dan sebagian dimanfaatkan untuk pertanian berupa persawahan, ladang dan kebun.

4. pegunungan batuan intrusi

(18)

5. pegunungan batuan gunung api kuarter

Bentang alam ini tersusun oleh batuan gunung api kuarter, beberapa di antaranya masih aktif, yaitu Gunung api Kerinci, Gunung api Raya, Gunung api Kunyit. Sebagian besar bentang alam ini masih menunjukkan kerucut gunung api dan bentuk kawahnya masih terlihat. Pada umumnya menunjukkan morfologi pegunungan dengan lereng cukup terjal. Pola aliran yang berkembang radial, dengan membentuk lembah sempit dan dalam yang menunjukkan proses erosi vertikal lebih dominan daripada erosi lateral. Proses pelapukan sangat intensif, sehingga membentuk soil tebal dan sebagian dimanfaatkan untuk kebun, hutan kayu manis. Tetapi sebagian besar merupakan hutan kawasan TNKS.

6. kipas alluvial dan dataran alluvial

kipas alluvial

Bentang alam ini sangat terbatas sebarannya, yaitu kipas alluvial Pulau Tengah dan kipas alluvial Lujun. Bentuknya seperti kipas dan batuan penyusunnya merupakan endapan alluvial, sehingga disebut sebagai kipas alluvial. Lahan ini banyak digunakan untuk permukiman khususnya kipas alluvial Sungai penuh. Sedangkan yang lain merupakan permukiman, persawahan dan perkebunan, karena bentang alam seperti ini biasanya tanahnya subur dan air tanahnya sangat melimpah.  dataran alluvial

Bentang alam ini menunjukkan morfologi dataran, yang membentuk di lembah Kerinci, lembah Bento, dan lembah Nasi. Sungai membentuk lembah U lebar dan dalam. Proses yang berkembang adalah erosi lateral, pengendapan dan pelapukan. Di daerah bentang alam ini cukup subur dan air sangat melimpah, sehingga banyak digunakan untuk persawahan, permukiman. Khusus lembah Bento dan lembah Nasi, dimana air menggenang sehingga membentuk suatu danau atau rawa.

Struktur Geologi

(19)

Kabupaten Kerinci umumnya ditandai dengan adanya sesar/patahan dan gejala-gejala perlipatan. Patahan-patahan yang ada merupakan segmen dari sistem patahan besar Sumatera yang dikenal dengan Patahan Semangko. Patahan/sesar yang ada di Kabupaten Kerinci terdapat 3 jenis sesar utama, yaitu:

Sesar Siulak

Sesar ini berada ke arah baratlaut-tenggara. Sesar ini melalui Sungai Siulak. Pelamparan sesar ini cukup panjang dari barat laut sampai bagian selatan membatasi Danau Kerinci, dan menerus melampar sampai Sungai Memping. Di daerah Semurup terdapat mata air panas

dan aktivitas fumarola yang membentuk suatu kelurusan. Sesar ini

sangat panjang, diduga sesar ini merupakan bagian dari sesar Sumatera, dimana gaya utama pembentukkan sesar dari lajur tunjaman (tempat lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Benua Asia) yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera. Sesar ini mungkin mulai aktif sejak miosen tengah. Hal ini berhubungan dengan pembentukkan formasi Kumun dan kemudian diaktifkan lagi pada periode tektonik pilio-plitosen.

Sesar Air anget

Sesar ini melintasi bagian barat dari lembah Kerinci. Pada citra landsat menunjukkan adanya kelurusan sangat jelas. Di daerahnya dijumpai mata air panas yang membentuk garis lurus berimpit dengan zona sesar. Mata air tersebut terdapat di Kampung Sungai labu, Kampung Sungai tutung, dan Kampung Air anget. Di bagian selatan Danau Kerinci membentuk lembah lurus. Sesar ini diduga masih merupakan sesar Sumatera.

Sesar Pelayang gedang

(20)

Wilayah Kabupaten Kerinci merupakan bagian dari Pulau Sumatera, yaitu terletak di tepi bagian muka Lempeng Benua Asia yang berbenturan dengan Lempeng Samudera Hindia. Akibatnya daerah ini sering dilanda bencana geologi seperti gempa bumi. Letusan gunung api

serta pergerakan tanah. Lokasi bencana tersebut umumnya

terkonsentrasi di sepanjang lajur gunung api barisan. Hal ini disebabkan oleh lajur ini membentuk bentang alam pegunungan dan dilalui sesar aktif Sumatera.

Kabupaten Kerinci yang terletak pada lajur gunung api barisan dimana lajur ini berhimpit dengan sesar aktif Sumatera. Secara fisik morfologi wilayah ini merupakan daerah pegunungan dan lembah terbanan tektonik Kerinci. Lembah tektonik ini diisi oleh endapan sungai, endapan kipas alluvial dan danau. Daerah ini sangat subur karena material asalnya adalah batuan gunung api dan airnya cukup banyak. Dengan kesuburan tanahnya, daerah ini menjadi penghasil beras di Provinsi Jambi dan ditempati oleh lebih kurang 312.000 jiwa, yang mata pencaharian utamanya sebagai petani dan perkebunan kayumanis. Menurut catatan kegempaan, dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, paling tidak telah dua kali bencana gempa bumi tektonik yang cukup signifikan melanda daerah ini. Akibat bencana tersebut, telah merubah tatanan geologi di wilayah ini yang meliputi bentang alam, struktur geologi, sifat fisik batuan, tataguna lahan dan memicu bencana lainnya. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 1908 berpusat di daerah pertemuan antara segmentasi Dikit dan segmentasi Siulak-Batang Merangin. Sedangkan bencana yang terjadi pada tahun 1995 terjadi antara segmentasi Siulak-Batang Merangin dengan Batang Saliti. Pengamatan mikrosesimetik pada kejadian itu menunjukkan bahwa daerah kerusakan yang berat dijumpai di 3 lokasi, yaitu Semurup, Jujun, dan Hiang.

Alam Kabupaten Kerinci yang memiliki luas lebih kurang 4.200 km2

(21)

pertanian dan perkebunannya yang subur berkat hutan hujan tropika yang kaya akan plasma nutfah, kawasan ini juga potensial dengan sumberdaya mineral dan sumber panas bumi. Di samping merupakan roda utama penggerak laju pertumbuhan pembangunan wilayah Kerinci, kekayaan alam ini merupakan peluang usaha yang amat potensial untuk dikembangkan.

Kabupaten Kerinci memiliki bahan galian berupa batu gamping dengan

cadangan 98.000.000 m3 di Desa Koto Baru, Kecamatan Sitinjau laut. Di

kecamatan ini juga terdapat potensi batu marmer dengan cadangan

138.000.000 m3 kaolin serta bahan galian lempung yang jumlah

cadangan dan kualitasnya belum terukur.

Potensi obsidian ditemukan di Bukit Cermin, Kecamatan Air Hangat

Timur dengan cadangan teridentifikasi 404.000.000 m3. Di Kecamatan

Keliling Danau terdapat 2.237.000 m3 trass dengan warna abu-abu.

Sejumlah bahan galian lain seperti granit, perlit dan andesit saat ini sedang dieksplorasi di beberapa tempat di antaranya di Kecamatan Gunung Raya, Air Hangat dan Danau Kerinci.

Potensi pertambangan dan bahan galian Kabupaten Kerinci juga merupakan potensi unggulan di Kabupaten Kerinci. Hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan LQ bahwa subsektor semen dan bahan galian non logam merupakan sektor basis di Kabupaten Kerinci.

Di Kecamatan Gunung Kerinci terdapat potensi bahan galian antara lain kwarsa, batu gamping, batubara, belerang, gamping kristal, kaolin dan gneis. Kecamatan ini merupakan kawasan yang memiliki deposit bahan tambang yang besar selain Kecamatan Air Hangat yang memiliki deposit bahan tambang antara lain endapan sinter, emas, granit, obsidian, tras, air raksa, dan panas bumi.

(22)
(23)

Gambar. 4.4.

Peta Geologi di Kabupaten Kerinci

(24)

4.6.

Gambaran Klimatologi

Kabupaten Kerinci beriklim tropis dengan suhu rata-rata 22,6° C dengan suhu Maksimum sebesar29,3°Cterjadi pada bulan Maret dan April, serta suhu minimum sebesar 18,3° C terjadi pada bulan november.

Curah hujan rata-rata per bulan sebesar 121,4 mm3 dengan curah hujan terendah sebesar 52,0 mm3 terjadi pada bulan Agustus dan curah hujan tertinggi sebesar 239,7 mm3 terjadi pada bulan Februari.

Kelembapan relatif udara rata-rata per bulan sebesar 82 persen dengan kelembapan udara terendah sebesar 78 persen terjadi pada bulan Juni dan kelembapan udara tertinggi sebesar 84 persen terjadi pada bulan Maret dan November.

Tabel. 4.7.

Curah Hujan dan Kelembaban

No. Bulan Curah Hujan

( mm3 )

Hari Hujan Kelembaban ( % )

Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2014.

4.7.

Gambaran Sosial dan Ekonomi

A. Kondisi Sosial

(25)

Jumlah Sarana Pendidikan/sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel berikut :

Tabel. 4.8.

Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kerinci

Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama 7. Air Hangat Barat 8. Air Hangat 9. Air Hangat Timur 10.Depati VII

Sumber : Kerinci Dalam Angka, 2014

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kerinci tahun 2012 berdasarkan basis data terpadu program perlindungan sosial adalah 77.278 jiwa atau sebesar 33% dari total jumlah penduduk di Kabupaten Kerinci. data penduduk miskin ini menggunakan 3 (tiga) klasifikasi kesejahteraan yaitu :

1. Desil 1 yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan sampai

dengan 10% terendah di Indonesia;

2. Desil 2 yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara

11% - 20% terendah di Indonesia; dan

3. Desil 3 yaitu rumah tangga/individu dengan kondisi kesejahteraan antara

21% - 30% terendah di Indonesia.

(26)

Tabel. 4.9.

Jumlah Penduduk Miskin per kecamatan di Kabupaten Kerinci Tahun 2013

No Nama Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

1 Gunung Tujuh 1.270

2 Kayu Aro 2.907

3 Kayu Aro Barat 1.285

4 Gunung Kerinci 1.804

5 Siulak 4.696

6 Siulak Mukai 1.144

7 Air Hangat Barat 847

8 Air Hangat 1.768

9 Air Hangat Timur 2.270

10 Depati VII 1.942

11 Sitinjau Laut 2.038

12 Danau Kerinci 1.855

13 Keliling Danau 2.454

14 Bukit Kerman 1.180

15 Gunung Raya 1.661

16 Batang Merangin 1.339

Sumber : Basis Data Terpadu Program Perlindungan Sosial Bappeda Tahun 2013

B. Kondisi Ekonomi

Angka pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita merupakan indikator ekonomi makro yang memperlihatkan tingkat kesejahteraan masyarakat, kedua angka tersebut berasal dari perkembangan PDRB khususnya PDRB Kabupaten Kerinci.

PDRB Kabupaten Kerinci selama lima tahun terakhir menunjukkan trend peningkatan pendapatan masyarakat dan terjadinya pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder bahkan tersier. Hasil evaluasi kinerja perekonomian biasanya didukung oleh peran usaha mikro, industri kecil dan koperasi, usaha ini merupakan penggerak perekonomian yang mampu menopang kehidupan masyarakat dalam menghadapi krisis yang pernah terjadi.

(27)

Triliun. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci pada tahun 2012 sebesar 8,33 persen.

Pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Kerinci pun meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 pendapatan perkapita masyarakat sebesar Rp. 10.449.179 per tahun dan kini meningkat mencapai Rp. 16.668.583 pada tahun 2012. Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Kerinci dapat memberi indikasi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tabel. 4.10.

Peta Perekonomian Kabupaten Kerinci Tahun 2008-2012

Deskripsi Tahun (Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

1. PDRB Harga Konstan (Rp.).

2. Pendapatan Perkapita (Rp./Jiwa) 3. Pertumbuhan

Ekonomi

1.000.752,44

10.449.179

5,86

1.059.597,04

11.187.908

5,24

1.121.987,60

13.377.098

5,79

1.181.908,55

14.725.184

5,03

1.249.849,55

16.668.583

8,33

Gambar

Tabel. 4.1.  Luas Wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci 2013
Gambar. 4.1.
Tabel. 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Kerinci 2013
Tabel. 4.3.  Kepadatan Penduduk Kabupaten Kerinci 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikan pasien minuman dan cemilan bergizi, tinggi protein, tiggi kalori yang siap dikonsumsi,bila memungkinkan Nyeri berhubungan dengan stimulus yang berbahaya (makanan basi

Penelitian dilakukan di rumah sakit kota Semarang dengan alasan pentingnya penganggaran bagi rumah sakit di Semarang, terutama pada proses partisipasi anggaran

Saran yang dapat diberikan sesuai dengan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan yaitu bagi Dinas Kesehatan untuk mendorong puskesmas dalam melakukan perencanaan

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis arah perubahan struktur ekonomi Kabupaten Pelalawan ditinjau dari aspek pertumbuhan

Pada kelompok eksperimen pre test dengan presentase tertinggi masuk kategori sikap dampak seks bebas kurang (48,3%) pada post test masuk kategori baik (56,9%).Pada kelompok

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Bentuk komodifikasi kain “Gringsing” Tenganan meliputi bahan/material kain, adanya adopsi

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun.. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dianalisis bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Kota Metro di bidang pendidikan dilaksanakan melalui