i
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS
PADA MATA PELAJARAN IPA
DI SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Karolina Restu Yuniarti 101134179
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
iii
iv HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :
1. Tuhan Yesus kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku
2. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
3. Orang tuaku yang senantiasa membimbing, dan
tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini.
v
MOTTO
“Bermimpilah yang sebesar
-besarnya, tapi bersegeralah untuk
mengerjakan sekecil-
kecilnya kebaikan yang terdekat.”
(Mario Teguh)
“ Hidup adalah tantangan, jang
an dengarkan omongan orang,
yang penting kerja, kerja dan kerja. Kerja akan menghasilkan
sesuatu, sementara omongan hanya menghasilkan alasan.”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juni 2014 Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama :Karolina Restu Yuniarti
NIM : 101134179
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS
PADA MATA PELAJARAN IPA
DI SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 Juni 2014 Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
Yuniarti, Karolina Restu. (2014). Pengaruh penggunaan metode mind map kemampuan interpretasi dan analisis pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci : metode mind map, kemampuan interpretasi, kemampuan analisis, mata pelajaran IPA
Latar belakang penelitian ini ingin menguji cobakan metode inovatif mind map yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode mind map pada mata pelajaran IPA tentang materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDK Demangan Baru I Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian yang dilakuka n menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe non-equivalent control design. Sampel penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelompok eksperimen berjumlah 29 siswa dan kelas VC sebagai kelompok kontrol berjumlah 29 siswa.
ix
ABSTRACT
Yuniarti, Karolina Restu. (2014).The effect of using mind map method on student’s ability of interpretation and analysis on Science in SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta. Thesis.Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.
Keywords : mind map method, interpretation ability, analysis ability, science
The background this study piloted innovative methods of mind want to a folder that has an impact on the ability of interpretation and analysis. This research aims to know the influence of method of mind maps on subjects about the material plane simple IPA on grade V SDK Demangan Baru I Yogyakarta on the school year 2013/2014. Research conducted using this type of quasi experimental research of non-equivalent control type design. The sample of this research was a class VA as a group experiment amounted to 29 students and classrooms VC as a control group of 29 students.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, kasih, pernyetaan dan setiaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP
KEMAMPUAN INTERPRETASI DAN ANALISIS PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS DEMANGAN BARU I YOGYAKARTA”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelas Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I yang telah membimbing, membantu dengan sabar dan memotivasi penulis sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.
3. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si.,M.T., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, membantu dengan sabar dan memotivasi penulis sehingga karaya ilmiah ini dapat selesai.
4. E. Catur Rismiati,S.Pd.,M.A.,Ed.D., selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan skripsi.
5. Y. Hariyanta, S.Pd selaku kepala SDK Demangan Baru I Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian.
6. Albertus Hartoyo, selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
7. Siswa-siswa kelas VA dan VC SDK Demangan Baru I Yogyakarta, yang bersedia menjadi subyek penelitian
xi 9. Sahabat-sahabatku terkasih ( Resti, Dwi, Koko, Okta, Bayu, Marsel, Tina, Cahyo, Candra, Terry, Nurul, Agnes, Anik, Patris, Mela, Ino, dan Mbak Dian) yang telah memberikan dukungan bagi penulis
10. Teman-teman satu kelompok payung IPA yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
11. Teman-teman kelas B PGSD’10 yang memberikan dukungan kepada penulis Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini, oleh karena itu peneliti terbuka terhadap masukan, kritikan dari semua pihak yang membaca.Peneliti juga berharap semoga karya ilmia h ini berguna semua pihak yang membacanya.
xii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
DAFTAR GRAFIK ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Definisi Operasional ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.1.1 Teori-teori yang mendukung... 6
2.1.2 Mata Pelajaran IPA ... 10
xiii
2.2 Hasil Penelitian yang relevan ... 18
2.2.1 Penelitian tentang Mind Map ... 18
2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis ... 19
2.2.3 Literature Map ... 21
2.3 Kerangka Berpikir ... 21
2.4 Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1 Jenis Penelitian ... 23
3.2 Setting Penelitian ... 24
3.2.1 Lokasi Penelitian... 24
3.2.2 Jadwal Pengambilan data ... 26
3.3 Populasi dan Sampel... 27
3.4 Variabel Penelitian ... 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.6 Instrumen Penelitian ... 30
3.7 Teknik Pengujian Instrumen... 31
3.7.1 Validitas ... 31
3.7.2 Reliabilitas ... 33
3.8 Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Implementasi Pembelajaran... 42
4.1.1 Kelompok Kontrol ... 42
4.1.2 Kelompok Eksperimen... 43
4.2 Hasil penelitian ... 44
4.2.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Interpretasi ... 45
xiv
4.2.3 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Analisis ... 54
4.4 Pembahasan ... 63
4.4.1 Pengaruh Penerapan Mind Map terhadap Kemampuan Interpretasi ... 63
4.4.2 Pengaruh Penerapan Mind Map terhadap Kemampuan Analisis ... 64
4.5 Dampak perlakuan terhadap siswa ... 65
4.6 Konsekuensi Lebih Lanjut... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71
5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 71
5.3 Saran ... 72
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Eksperimen ... 26
Tabel 3.2 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Kontrol ... 27
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan ... 27
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen... 30
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 32
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 29
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Untuk Siswa ... 40
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Untuk Guru ... 41
Tabel 4.1Uji Normalitas Kemampuan Interpretasi... 41
Tabel 4.2 UjiPerbedaan Skor Pretest Interpretasi ... 47
Tabel 4.3 Uji Perbandingan Skor Pretest-Posttest I Interpretasi... 48
Tabel 4.4 Uji Kenaikan SkorPpretest-PottestI Interpretasi... 51
Tabel 4.5 Uji Besar Efek Perlakuan Interpretasi ... 52
Tabel 4.6 Uji Perbandingan Skor Posttest I – Posttest II Interpretasi .... 53
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kemampuan Analisis... 55
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Skor Pretest Analisis ... 56
Tabel 4.9 Uji Perbandingan Skor Pretest-Posttest I Analisis ... 57
Tabel 4.10 Uji Kenaikan SkorPpretest-PottestI Interpretasi ... 60
Tabel 4.11 Uji Besar Efek Perlakuan Analisis ... 61
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Mind Map ... 10
Gambar 2.2Prinsip Kerja Pengungkit Golongan I ... 12
Gambar 2.3 Alat-alat Pengungkit Golongan I... 12
Gambar 2.4 Kerja Pengungkit Golongan II ... 12
Gambar 2.5 Alat-alat Pengungkit Golongan II ... 12
Gambar 2.6 Prinsip Kerja Pengungkit Golongan III... 14
Gambar 2.7 Alat-alat Pengungkit Golongan III... 14
Gambar 2.8 Alat-alat Bidang Miring ... 14
Gambar 2.9 Katrol Tetap... 15
Gambar 3.2 Varibel Penelitian ... 28
Gambar 3.4 Rumus uji besar efek perlakuan data normal ... 37
Gambar 3.5 Rumus uji besar efek perlakuan data tidak normal ... 37
Gambar 4.1 Perbandingan selisih skor pretest-posttest I Interpretasi .... 49
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1 Silabus dan RPP Kelas Eksperimen ... 76
Lampiran 3.2 Silabus dan RPP Kelas Kontrol ... 95
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ... 113
Lampiran 3.4 Tabulasi Skor Uji Validitas ... 125
Lampiran 3.5 Hasil Uji Validitas ... 127
Lampiran 3.6 Hasil Uji Reliabilitas... 128
Lampiran 3.7 Resume Expert Judment ... 129
Lampiran 4.1 Uji Normalitas Kemampuan Interpretasi ... 131
Lampiran 4.2 Uji Perbedaan SkorPretest Interpretasi... 132
Lampiran 4.3 Uji Selisih Skor Pretest-Posttest I Interpretasi ... 133
Lampiran 4.4 Uji Peningkatan Pretest-Posttest Interpretasi ... 134
Lampiran 4.5 Uji Pengaruh Skor Posttest I-Posttest II Interpretasi ... 135
Lampiran 4.6 Uji Normalitas Kemampuan Analisis ... 136
Lampiran 4.7 Uji Perbedaan Skor Pretest Analisis... 137
Lampiran 4.8 Uji Selisih Skor Pretest-Posttest I Analisis ... 138
Lampiran 4.9 Uji Peningkatan Pretest-Posttest Analisis ... 139
Lampiran 4.10Uji Pengaruh Skor Posttest I-Posttest II Analisis ... 140
Lampiran 4.11 Soal Pretest-Posttest ... 141
Lampiran 4.12 Tabulasi Skor Posttest Kelompok Eksperimen ... 146
Lampiran 4.13 Tabulasi Skor Posttest I Kelompok Eksperimen ... 147
Lampiran 4.14 Tabulasi Skor Posttest II Kelompok Eksperimen... 148
Lampiran 4.15 Tabulasi Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 149
Lampiran 4.16 Tabulasi Skor Posttest I Kelompok Kontrol... 150
Lampiran 4.17 Tabulasi Skor Posttest II Kelompok Kontrol ... 151
Lampiran 4.18 Foto-Foto Penelitian ... 152
Lampiran 4.19 Hasil Pembuatan Mind Map ... 153
Lampiran 4.20 Surat Ijin Penelitian ... 154
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Skor Pretest–Posttest I Interpretasi ... 50
Grafik 4.2 Pengaruh Perlakuan Pada Kemampuan Interpretasi ... 53
Grafik 4.3 Peningkatan Skor Pretest–Posttest I Analisis ... 59
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneliti dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan formal. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak dalam kehidupannya. Pendidikan sangatlah penting bagi keberlanjutan hidup manusia di era globalisasai ini. Di tempat inilah anak mulai dibekali dengan beragam kegiatan pengembangan kemampuan baca, tulis, hitung, mental, sosial dan spiritual (Susanto, 2013: 76). Tidak hanya itu juga saat pembelajaran berlangsung di kelas, siswa mendapatkan banyak mata pelajaran yang diterimanya. Salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Menurut Winaputra dalam (Samatowa, 2010: 3) mengemukakan bahwa IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau mahkluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
2 Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia saat ini adalah kualitas pendidikan di Indonesia yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini dibuktikan dengan Indonesia masih mendapatkan peringkat di bawah dibandingkan dengan negara- negara lain (PISA, 2009: 10). Padahal pemerintah sudah mengeluarkan berbagai kebijakan politik terkait sertifikasi dan pemenuhan tunjangan guru yang tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perbaikan mutu pembelajaran bahkan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Data dari (World Bank, 2012: 5) menyebutkan bahwa anggaran yang dikeluarkan pemerintah Indonesia paling banyak untuk gaji guru dan profesional. Dengan memberikan gaji yang besar, bukan berarti kualitas pembelajaran akan meningkat. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seharusnya pemerintah meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pelatihan atau seminartentang metode pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan langsung ketika pembelajaran di dalam kelas, karena dalam hal ini guru terlibat langsung dengan siswa.
Saat ini banyak sekali metode-metode pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan ketika pembelajaran di dalam kelas. Meskipun banyak metode pembelajaran yang sudah ada, tetapi guru masih saja menggunakan tutur kataatau mencatat ketika menjelaskan di kelas. Jika guru hanya menggunakan tutur kata ataumencatat saja maka akan membuat siswa merasa bosan dan menjadi pasif. Untuk itu dalam proses pembelajaran di kelas guru seharusnya mengunakan metode inovatif yang sesuai untuk diterapkan. Maka diperlukan inovasi- inovasi baru yang perlu diuji cobakan untuk mengetahui metode inovatif pembelajaran yang digunakan efektif untuk meningkatkan pembelajaran. Selain guru menggunakan metode pembelajaran inovatif, guru juga harus meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut (Susanto, 2013: 121) berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui ide yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan.
3 pembelajaran. Dalam penelitian ini akan menguji cobakan salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode mind map. Menurut (Buzan, 2008: 12) mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak yang me nakjubkan. Mind map juga akan membantu siswa dalam membaca, mengingat, dan mempelajari materi yang akan dipelajari. Selain itu mind map juga dapat mendorong siswa untuk mengingat dan memahami materi yang telah dipelajari karena siswa membuat sendiri gambar-gambar mind map tersebut dengan menggunakan gambar-gambar dan warna yang sesuai.Mind map juga akan membantu siswa dalam membaca, mengingat, dan mempelajari materi yang akan dipelajari. Untuk itu dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan mengunakan metode pembelajaran inovatif mind map diperlukan kemampuan berpikir kritis yang dapat membantu siswa dalam menjelaskan data-data yang disertai dengan gambar. Penggunaan mind map ini diharapkan dapat mengembangkan pada kemampuan berpikir kritis siswa yaitu intepretasi dan analisis.
4 1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
interpretasi siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Demangan Bar u I
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?
2. Apakah pengunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan
analisis siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Demangan Baru I
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pengunaan metode mind map terhadap kemampuan
interpretasi siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Demangan Baru I
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
2. Mengetahui pengaruh pengunaan metode mind map terhadap kemampuan
analisis siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Demangan Baru I
Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru
Guru mendapatkan pengalaman baru menerapkan pembelajaran menggunakan metode mind map, menambah wawasan guru mengenai metode mind map dengan begitu guru diharapkan dapat menerapkan untuk pelajaran atau materi pokok yang lain.
2. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru dengan belajar dengan menggunakan
mind map.
3. Bagi Peneliti
5 1.5 Definisi Operasional
1. Metode pembelajaran adalah suatu yang dipakai guru dalam proses pembelajaran di kelas untuk mengaktifkan siswa
2. Mind Map adalah metode atau cara yang digunakan untuk menyimpan
informasi berupa gambar dengan garis-garis warna warni sehingga mudah diingat.
3. Kemampuan Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari enam elemen, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, ekplanasi, dan regulasi diri.
4. Kemampuan Interpretasi adalah kemampuan menjelaskan untuk memahami sesuatu meliputi situasi, pengalaman, data, dll.
5. Kemampuan Analisis adalah kemampuan mengidentifikasi suatu masalah atau pernyataan-pernyataan yang ada.
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajarisegala sesuatu yang sudah tersedia di alam baik mahkluk hidup atau benda mati yang ada disekitar kita.
7. Pesawat Sederhana adalah alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia yang meliputi pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tinjauan pustaka, penelitian yag terdahulu atau relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka berisi teori- teori yang berkaitan dengan metode pembelajaran, kemampuan berpikir kritis, dan hakikat mata pelajaran IPA. Penelitian yang terdahulu berkaitan dengan penelitian-penelitian tentang mind map. Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dan hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan masalah.
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yakni
asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (dalam Siregar, 2011:32). Asimilasi adalah
proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.
Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi. Piaget (dalam Suparno, 2001: 24) tahap-tahap perkembangan kognitif
seorang anak dikelompokkan menjadi empat tahap antara lain : 1) Tahap
sensorimotor (0-2 tahun) : pada tahap ini intelegensi anak lebih didasarkan pada
inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah,mendengar, membau, dan lain- lain. Pada tahap (0-2 tahun) ini belum bisa berbicara dengan bahasa.Anak belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada didekatnya. 2) Tahap
praoperasi (2-7 tahun) : dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan
simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Secara jelas cara berpikir simbolik ini diungkapkan dengan penggunaan bahasa pada masa anak mulai berumur 2 tahun. 3) Tahap operasional
7 pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu secara logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu pemikiranyang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. 4) Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) : tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dala perkembangan kognitif piaget. Ini terjadi pada umur sekitar 11 sampai 12 tahun ke atas. Pada tahap ini seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi, hipotesis, dan mengambil kesimpulan.
Dari penggolongan perkembangan kognitif menurut Piaget diatas penggolongan anak usia SD (Sekolah Dasar) pada kelas V berada pada tahap operasional konkret yaitu usia 7 sampai 11 tahun pada usia ini anak sudah mulai dengan penggunaan aturan logis yang jelas. Anak usia Sekolah Dasar masih banyak mengalami perkembangan terutama dalam perkembangan kognitif. Semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Karena itu, guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya, serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai tersebut.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
8 tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. 3) Diskusi : metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. 4) Simulasi : sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya.
Selain metode yang dipaparkan Sanjaya di atas, ada salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran, yaitu metode mind map. Dari penjelasan Sanjaya tersebut masih belum ada penjelasan tentang metodemind map. Untuk itu peneliti akan membahas tentang metode mind map lebih lanjut.
2.1.1.3 Mind Map
9 tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Ada tujuh langkah dalam pembutan mind map ( Buzan, 2008: 15) antara lain :
a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah dapat memberikan kebebasan kepada otak dalam mengungkapkan diri dengan lebih bebas dan alami.
b. Lebih baik menggunakan gambar atau foto sentral karena gambar bermakna seribu kata dan membantu tetap berfokus, membantu berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.
c. Menggunakan warna karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna dapat menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (tiga atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, maka akan lebih mudah mengerti dan mengingat. e. Membuat garis hubung yang melengkung bukan garis lurus karena
garis lurus akan membosankan otak.
f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind
map.
10
Ga mbar 2.1Contoh Mind map
Sumber :www.muha mmadnoer.co m
Berdasarkan uraian diatas dapat d isimpulkan bahwa mind map adalah memetakan dari satu titik dan bercabang menyebar, tidak saling berhubungan dengan menggunakan imajinasi
.
Ketika membuat mind map harus dimulai dari tengah dan kemudian menggambar cabang yang menyebar dengan mengemukakan ide- ide dan berimajinasi. Mind map sendiri adalah cara yang paling efektif dalam mengemukakan ide-ide dengan cara menggambar dan berimajinasi.2.1.2 Mata Pelajaran IPA 2.1.2.1 Hakekat IPA
11 Pengetahuan Alam) adalah ilmu yang mempelajari gejala- gejala alam atau peristiwa – peristiwa alam yang terjadi di sekitar kita.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka di mana mereka hidup. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan IPA, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA antara lain (Samatowa, 2010: 2) :
a. Pendekatan Lingkungan
b. Pendekatan Ketrampilan Proses c. Pendekatan Inquiry ( penyelidikan) d. Pendekatan Terpadu (terutama di SD)
2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) (dalam Susanto,2012: 171) dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untukberperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran utuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
12 2.1.2.3 Materi IPA Kelas V
Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 tentang
“Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya” pada kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu 5.2 “Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat”. Azmiyawati (2008: 105) pesawat sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pada prinsipnya pesawat sederhana terbagi menjadi empat macam, yaitu pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos.
1. Pengungkit atau Tuas
Pengungkit adalah pesawat sederhana yang paling sederhana, terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda yaitu : beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban adalah berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Berdasarkan letak beban, kuasa dan penumpunya, pengungkit dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
a. Pengungkit Golongan I
Pada pengungkit golongan I terletak titik tumpu berada di antara beban dan kuasa. Contoh pengungkit golongan I adalah gunting, pemotong kuku, tang.
Ga mbar 2 .2 Prinsip ke rja pengungkit golongan I
Sumber :Azmiyawat i (2008:106)
Ga mbar 2.3 A lat - a lat pengungkit golongan I
13 b. Pengungkit Golongan II
Pada pengungkitgolongan II letak beban diantara titik tumpu dan kuasa.Contoh pengungkit golongan II kereta sorong, pembuka kaleng, pemotong kertas.
Ga mbar 2.4. Prinsip ke rja pengungkit golongan II
Sumber :Azmiyawat i (2008:106)
Ga mbar 2.5. Alat - alat pengungkit golongan II
Sumber :Azmiyawat i (2008:106)
c. Pengungkit Golongan III
Pada pengungkit golongan III letak kuasa diantara beban dan titik tumpu. Contoh pengungkit golongan III staples, pinset.
Ga mbar 2.6. Prinsip ke rja pengungkit golongan III
14
Ga mbar 2.7 A lat - a lat pengungkit golongan III
Sumber :Azmiyawat i (2008:107)
2. Bidang Miring
Bidang miring berguna untuk membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat. Contohnya cara paling mudah memindahkan peti ke dalam truk yaitu dengan menggunakan bidang miring. Peti dapat didorong atau ditarik melalui bidang miring. Tenaga yang dikeluarkan lebih kecil daripada mengangkat peti secara langsung. Benda-benda tajam seperti pisau, kapak, pahat, dan paku menggunakan prinsip kerja bidang miring. Bagian yang tajam dari alat- alat tersebut merupakan bidang miring.
Ga mbar 2.8 A lat-alat b idang miring
Sumber :Azmiyawat i (2008:109)
3. Katrol
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya dan tali sebagai penghubungnya. Ada beberapa jenis katrol yaitu :
a. Katrol Tetap
15
Ga mbar 2.9 Katrol tetap
Sumber :Azmiyawat i (2008:110)
b. Katrol Bebas
Katrol bebas merupakan katrol yang berubah posisinya ketika digunakan untuk memindahkan benda. Contoh katrol bebas seperti katrol yang digunakan fly fox dan alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
Ga mbar 2.10 Katrol bebas
Sumber : Su listyanto(2008:118)
c. Katrol Majemuk
Katrol majemuk adalah perpaduan katrol tetap dan katrol bebas. Contoh katrol majemuk seperti katrol yang digunakan pada alat-alat pengangkat proyek bangunan.
Ga mbar 2.11 Katrol maje mu k
16 4. Roda berporos
Peralatan yang menggunakan roda berpasangan b iasanya dihubungkan pada poros roda.Poros roda berada pada titik temu jari- jari roda.Adanya roda memungkinkan manusia untuk bergerak lebih cepat dan mudah.Roda berporos juga digunakan dalam mesin- mesin kendaraan maupun industri.
2.1.3 Kemampuan Berpikir Kritis 2.1.3.1 Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir merupakan proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan. Menurut Susanto (2013:121) berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui ide yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Menurut Halpen (dalam Susanto2013:122) berpikir kritis memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.Menurut Paulus (dalam Kuswana, 2012:208) berpikir kritis merupakan pentingnya kepercayaan diri dan kemampuan seseorang untuk menggunakan alasan yang tepat untuk memecahkan masalah dan menjawab berbagai pertanyaan. Berpikir kritis mengacu pada kemampuan menemukan dan menunjukkan sebagai seseorang yang egosentris dan sesiosentris dilihat dari ciri-ciri pemikiran seperti komitmen moral, kebijakan intelektual dan transfer berpikir dari kebiasaan berpikir sempit dan luas.
Facione (1990) menggunakan metode Delphi dalam panel 46 ahli dari berbagai disiplin ilmu selama dua tahun yang menghasilkan sebuah konsensus tentang pengertian berpikir kritis.Facione (1990) memaparkan bahwa kecakapan berpikir kritis kognitif ada 6 hal, yaitu :
Ga mbar 2.12 Roda Be rporos
17
a. Interprestasi : merupakan kecakapan untuk memahami dan
mengekspresikan makna dari berbagai pengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian, kesepakatan, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria.
b. Analisis : merupakan kecakapan untuk mengidentifikasi
hubungan-hubungan logis dari pernyataan, penyataan konsep, uraian, atau bentuk ungkapan yang lain yang dimaksudkan untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran, informasi, atau opini.
c. Evaluasi : merupakan kecakapan untuk menilai kredibilitas pernyataan
atau ungkapan yang lain yang mencerminkan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang, untuk menimba ng bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan, deskripsi, pernyataan , atau bentuk ungkapan yang lain.
d. Inferensi : merupakan kecakapan untuk mengindetifikasi dan
memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk akal, untuk merumuskan dugaan dan hipotesis, untuk mempertimbangkan informasi- informasi yang relevan, dan untuk menarik
e. Eksplanasi : merupakan kecakapan untuk menjelaskan dan memberikan
alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang digunakan untuk menarik kesimpulan; dan untuk mengemukakan argumen-argumen logis yang kuat.
f. Regulasidiri : merupakan kecakapan untuk memonitor aktivitas
18 Berdasarkan uraian diatas, peneliti meyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang berhubungan kognitif melalui ide yang wajar dan reflektif sehingga dapat menghasilkan pengetahuan.
2.2 Hasil Penelitian yang relevan 2.2.1 Penelitian tentang Mind Map
Septiarini (2012) meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SDK Sorowajan yang berjumlah 28 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen da n kelas VB terdiri dari 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis, hal ini ditunjukkan harga
sig. (2-tailed) sebesar 0,041 (atau 0,041<0,05). 2) dan pengaruh penggunaan mind
map terhadap kemampuan mengevaluasi, ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,045(atau 0,045<0,05).
Imannur (2012) meneliti meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model mind map siswa kelas X SMA Negeri 4 Kisaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui implementasi mind map dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 4 Kisaran Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi peluang. Sebanyak siswa 73,30 % pada siklus I telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada siklus II 90 % siswa turut terlibat aktif dalam berdiskusi.
19 2.2.2 Penelitian tentang Berpikir Kritis
Lestari (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA sebanyak 27 siswa kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 27 siswa kelompok kontrol. Hasil dari penelitiannya bahwa adanya pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (<0,05) dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) 0,000 atau (0,05).
Wassalwa, dkk (2012) meneliti upaya meningktakan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP N 1 Ngemplak pada pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIIB SMP N 1 Ngemplak yang berjumlah 32 siswa.Persentase rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I adalah 73,71% dan pada siklus II rata-rata persentasenya meningkat menjadi 83,09 %.Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat terlaksana sesuai sintaks PBL yaitu 1) memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa, 2) mengorganisasikan siswa untuk meneliti, 3) membantu investigasi mandiri dan kelompok, 4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit, dan 5) menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Siswa kelas VIII B SMP N 1 Ngemplak memberikan respon positif terhadap pembelajaran PBL.
20 masalah dengan siswa yang memperoleh pe mbelajaran konvesional ditinjau dari faktor pembelajaran dan level.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu di atas yaitu berpikir kritis
dan mind map membuktikan bahwa ada pengaruh peningkatan kemampuan berpikir
21 2.2.3 Literature Map
Ga mbar 2.13Penelitian-penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Berpikir
Metode mind map merupakan metode yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak-banyaknya informasi serta siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajarannya. Metode mind map juga
Penggunaan Mind Map
Metode Inkuiri - Be rpikir Kritis Kategori Kognitif Ke ma mpuan Be rpikir Kritis
Wassalwa (2012)
Berp ikir kritis –Problem Based Learning (PBL)
Fachrurazi (2011)
Penerapan Pe mbela jaran Berbasis Masalah - Ke ma mpuanBe rpikir
Kritis Utari, dkk (2013)
Hasil be laja r Biologi –
mind mapping
Yang perlu dite lit i :
Mind Map– berpikir kritis pada ke ma mpuan interpretasi dan
22 diharapkan dapat membantu meningkatkan ketrampilan berpikir kritis kategori kognitif pada siswa dan dapat menemukan sendiri pengetahuannya.
Selain itu pembelajaran IPA sangat dibutuhkan keterampilan proses dan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Salah satunya adalah dengan menggunakan metode mind map yang dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar. Jika metode mind map digunakan pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas V SDK Demangan Baru I Yogyakarta penggunaan metode mind map akan berpengaruh terhadap kemampuan
interprestasi dan analisis pada kemampuan berpikir kritis.
2.4 Hipotesis
2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interprestasi siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDK Demangan Baru I Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III akanmembahas mengenai metode penelitianyang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental tipe nonequivalent control design (Sugiyono, 2011: 118). Penelitian
Quasi experimental design adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang terkontrol dan desain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan ekperimen. (Sugiyono, 2011: 116-118). Dalam tipe Nonequivalent control group design kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random atau acak. Kedua kelompok yang terpilih, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Hasil pretest dari kedua kelompok itu dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Cresswell (2003: 242) mengatakan bahwa pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama dilakukan pretest dan posttest
Treatment hanya dilakukan pada kelompok eksperimen. Menurut Campbell dan
Stanley (Cohen, 2007:276), hasil penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi dapat dihitung dalam tiga langkah : (1) kurangi skor
pretest dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1;(2)
24 (O2 - O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada
pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh.Jadi berdasarkan penjelasan di atas, rancangan penelitian dengan tipe
non-equivalent control group desain dapat dilihat pada tabel berikut :
Ga mbar 3.1 Desain Pene lit ian
Keterangan :
X = perlakuan dengan metode mind map O1 = rerata pretest kelompok eksperimen
O2= rerata posttest kelompok eksperimen
O3= rerata pretest kelompok kontrol
O4= rerata posttest kelompok kontrol
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta beralamat di Jalan Demangan Baru 22 RT 001/01 Caturtunggal, Depok, Yogyakarta55281. SD Kanisius Demangan Baru I terletak tidak jauh dari Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya. Selain itu juga berdekatan dengan SMA Kolose De Brito yang berada di sebelah selatannya.SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta adalah sekolah swasta Katolik yang dikelola Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta, dengan jumlah siswa keseluruhannya adalah 535 siswa dan jumlah guru serta karyawan berjumlah 33 orang. Sebagain besar guru dan siswa beragama Katolik, tetapi ada yang beragaman lain yaitu Kristen dan Islam.
O1 X O2
25 Latar belakang siswa juga berbeda-beda.Hal ini dapat dilihat dari tempat tinggal dan profesi orang tuanya.Profesi orang tua siswa yang bersekolah di SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta adalah sebagian besar sebagai guru dan dosen.Fasilitas yang dimiliki SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta ini juga lengkap seperti ruang UKS, laboratorium komputer, halaman sekolah, dapur, kantin sekolah, tempat sampah, kamar mandi, perpustakaan, ruang guru, kantor kepala sekolah dan tata usaha , sanggar pramuka, koperasi sekolah, ruang musik dan 25 ruang kelas. Selain itu prestasi yang pernah diraih baru-baru ini oleh SD Kanisius Demangan Baru I Yogyakarta dari bidang akademik maupun non akademik, antara lain Juara I Lomba Paduan Suara se-Kabupaten Sleman Timur 2014, Juara III Lomba Futsal O2SN se-Kecamatan Depok 2014, Juara I Lomba Pidato tingkat SD 2014, Juara I Lomba Biola Anak Pemula, Juara I Biola anak tingkat lanjut, Juara I Lomba Paduan Suara Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Sleman dll.
26 3.2.2 Jadwal Pengambilan data
Tabel 3.1 Jadwa l Pengambilan Data Ke lo mpok Eksperimen
Penelit i
Menonton video tentang maca
m-maca m pengungkit
Membuat mind map tentang
pengungkit
4 Rabu, 19 Februari 2014 2 JP De monstrasi katrol menggunakan
alat KIT
Membuat mind map tentang katrol
5 Jumat, 21 Februari 2014 2 JP De monstrasi bidang miring dan roda
berporos menggunakan alat KIT
Menjelaskan materi bidang miring
dan roda berporos dengan mind map
Membuat mind map tentang bidang
miring dan roda berporos
6 Senin, 24 Februari 2014 2 JP Penjelasan keseluruhan materi
Menjelaskan mind map di depan
kelas
Refle ksi menggunakan mind map
7 Jumat, 28 Februari 2014 2 JP Mengerjakan PostestI
27
Tabel 3.2 Jadwa l Pengambilan Data Ke lo mpok Kontrol
Penelit i an ke -
Hari, Tanggal JP Materi
1 Jumat, 7 Februari 2014 2 JP Mengerjakan Pretest
2 Rabu, 12 Februari 2014 2 JP Materi pesawat sederhana
Melakukan tanya jawab mengaitkan
materi dengan contoh
3 Senin, 17 Februari 2014 2 JP Materi pengungkit
Gu ru bertanya materi sebelu mnya
4 Rabu, 19 Februari 2014 2 JP Gu ru bertanya materi sebelu mnya
dan bertanya materi yang akan dipelaja ri
5 Jumat, 21 Februari 2014 2 JP Gu ru bertanya materi sebelu mnya
dan bertanya materi yang akan dipelaja ri
6 Senin, 24 Februari 2014 2 JP Penjelasan keseluruhan materi
Melakukan tanya ja wab
Evaluasi mengerja kan soal
7 Jumat, 28 Februari 2014 2 JP Mengerjakan PostestI
8 Jumat, 28 Maret 2014 2 JP Mengerjakan PostestII
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2011:119).Populasi meliputi orang, objek dan benda-benda yang ada, serta termasuk karateristik atau sifat yang dimiliki oleh objek tersebut.Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2011: 120).
28 karateristik siswa yang akan diteliti dan peneliti menjalankan fungsi sebagai pengamat.
3.4 Variabel Penelitian
Sugiyono (2011:63) segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Kountur (2003: 47) variabel menunjukkan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independen (terikat). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengaruh metode mind
map.
2. Variabel Dependen
29 3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes dengan jumlah enam soal kemampuan berpikir kritis. Keenam soal tersebut hanya dua soal saja yang digunakan untuk mengukur kemampuan interprestasi dan analisis. Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan selama dua minggu dalam beberapa pertemuan. Menurut Krathwohl (2004: 547) pengambilan data ekperimental dianjurkan dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin untuk mengurangi bias. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pretest dan posttest di kelompok kontrol dan eksperimen. Selain dengan menggunakan pretest dan posttest juga peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara. Pada awal siswa kelompokkontrol maupun kelompok eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah pretest kemudian diberikan treatment yang membedakan antara kelompok kontrol dan ekperimen yaitu ada pembelajaran kelompok ekperimen menggunakan mind map sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang tidak menggunakan mind map atau tidak diberi perlakuan. Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (2007: 381) meskipun kelas kontrol tidak menerima perlakuan eksperimen, hal itu tidak berarti bahwa siswa tidak menerima pengalaman sama sekali. Penelitian tentang metode mengajar, kelas kontrol biasanya diajar dengan prosedur tradisional atau prosedur biasa.Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan kelompok ekperimen tersebut diberikan
soal posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map atau pengaruh dari
treatment yang diberikan. Soal pretest dan posttest yang diberikan merupakan soal
yang sama.
30
Postest II ini dilakukan sesudah posttest I dengan selang waktu kurang lebih satu
bulan sesudah penelitian.
Teknik pengumpalan data ini dalam penelitian ini juga dilakukan dengan wawancara dan observasi. Supratiknya (2012: 53) berpendapat bahwa wawancara merupakan pemberian jawaban secara lisan terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh pewawancara. Sutrisno hadi (dalam Sugiyono 2012: 196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel- variabel yang ditelitiantara lain dengan melakukan interview dan observasi sesudah penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Berikut di bawah ini adalah tabel teknik pengumpulan data yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol :
Tabel 3.3Tekn ik Pengu mpulan Data
No Kelo mpok Variabel Data yang
1 Ekperimen Interpretasi
dan Analisis
2 Kontrol Interpretasi
dan Analisis
Sugiyono (2011: 148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang diamati.Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPA yaitu : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 6 soal kemampuan berpikir kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi,
31 digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan interprestasi dan analisis. Enam soal tersebut akan diujikan sehingga memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. Untuk menunjukkan validitas isi, peneliti menggunakan matriks pengembangan sebagai berikut (Lampiran 3.3).
Tabel 3.4 Matriks pengembangan instrumen
No Variabel Indikator No. Soa l
1 Interpretasi Mengidentifikasi masalah dan mendeskripsikan ciri-cirinya
1
Membuat klasifikasi atas dasar data-data dengan skema tertentu
Menentukan kriteria yang berguna untuk me mbuat klasifikasi
Mengerti maksud dari pertanyaan yang diajukan
2 Analisis Meneliti alternatif-a lternatif yang mungkin dengan me lihat persamaan dan perbedaannya
2
Memilah-milah permasalahan dala m bagian-bagian yang lebih kecil supaya bisa lebih baik ditangani
Menilai apakah suatu pernyataan mendukung atau berlawanan dengan suatu argumen
Menganalisisrangkaian argumen yang digunakan untuk menarik kesimpulan
3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1 Validitas
Noor (2011:132) validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen.Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
32
validity) adalah format penampilan tes (appearance) atau kesan mampu memberikan
kesan untuk mengungkapkan apa yang hendak diukur. b) Validitas logis (sampling
validity) adalah merujuk kepada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari
ciri-ciri atribut yang hendak diukur. 2) Validitas Konsep/ Konstruk (Construct Validity) adalah validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Validitas merujuk kepada pertanyaan sejauh mana tes mampu mengungkap suatu konstruk teoritis yang hendak diukur.3) Validitas Kriteria (Criterion Validity) adalah validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan mana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variabel yang dirancang sebagai kriteria. Validitas ini berdasarkan kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Untuk melihat tinggi/rendahnya validitas berdasarkan kriteria dilakukan komputasi korelasi antara sko r tes dan skor kriteria.
Validitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan validitas isi dan konstruk.Validitas isi dan konstruk dilakukan pada 2 dosen ahli dan 1 guru mata pelajaran IPA yang bersangkutan.Dalam validasi dosen ahli dan guru mata pelajaran yang bersangkutan memberikan skor serta memperbaiki atau mengoreksi kesalahan- kesalahan dalam penyusunan instrumen.Setelah melakukan uji validitas isi dan konstruk dengan dosen ahli dan guru mata pelajaran yang bersangkutan, peneliti selanjutnya melakukan uji soal tes evaluasi secara empiris dengan uji per item. Validitas soal tes evaluasi secara empiris menggunakan validitas isi dilakukan di SD Karitas Nandan yang beralamat di Nandan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dengan 2 kelas pararel yaitu kelas VA dan kelas VB. Masing - masing siswa dalam tiap kelas yaitu 30 dan 26 siswa sehingga jumlah total responden untuk uji soal yaitu 56. Perhitungan dari hasil validitas dengan menggunakan IBM SPSS Statistic for
Windows 22 dengan rumus PearsonCorrelation. Hasil perhitungan adalah sebagai
33
Tabel 3.5 Hasil Uji Va liditas
No Variabel r hitung r tabel Sig.(2-tailed) Keputusan
1 Interpretasi 0.679 0.254 0.000 Valid kemampuan berpikir kritis pada masing- masing kemampuan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah interpretasi dan
analisis. Variabel interpretasi dan analisis tersebut didapat bahwa r hitung lebih
besar dari r tabel sehingga kedua variabel tersebut dikatakan valid.
3.7.2 Reliabilitas
34 Nunnally (dalam Ghozali 2009: 46) menjelaskan bahwa sebuah konstruk dikatakan reliabel jika harga Cronbach’s Alpha> 0,60. Dari hasil uji reliabilitas didapat bahwa Cronbach’s Alphasebesar 0,837 (p >0.60) sehingga enam soal essay tersebut reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis data dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic for Windows22. Teknik yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut :
3.8.1 Uji normalitas distribusi data
Uji normalitas adalah sebuah pengujian yang dilakukan untuk mengecek apakah data yang sedang diteliti berasal dari populasi yang mempunyai sebaran normal (Sarwono 2010: 23). Uji normalitas data dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-SmirnovTest. Jika data terdistribusi normal, maka analisis datanya
menggunakan statistik parametrik, yaitu Independen Samples T-tes. Jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka analisis datanya menggunakan statistik nonparametrik, yaitu Mann-Whitney U Testatau Wilcoxon signed rank test. Kriteria yang digunakan (Sarwono, 2010: 25) :
a. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05 distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik uji t atau t test.
b. Jika harga sig.(2-tailed)< 0,05 distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon signed rank test.
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan
3.8.2.1 Uji perbedaan kemampuan awal
35 memeriksa homogenitas variansi dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut : 1) Jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 ada homogenitas variansi dari kedua data yang dibandingkan. 2) Jika Jika harga sig. (2-tailed)<0,05 tidak ada homogenitas variansi dari kedua data yang dibandingkan. Kriteria menurut (Priyatno 2010: 76) untuk pengambilan keputusan uji perbedaan
pretest sebagai berikut :
1. Jika nilai sig.(2-tailed)> 0,05. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontroldan pretestkelompok ekperimen. Dengan kata lainkeduanya memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Jika nilai sig. (2-tailed)< 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antarapretest kelompok kontrol dan pretest kelompok ekperimen. Dengan kata lain keduannya tidak memiliki kemampuan awal yang sama.
3.8.2.2 Uji selisih skor pretest ke posttest
Uji selisih skor pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi dan
analisis. Secara prinsip digunakan rumus (O2 – O1) – (O4 – O3) yaitu dengan
mengurangkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol dengan selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen. Analisis statistik dengan program
IBM SPSS Statistic for Windows22 dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data
terdistribusi dengan normal digunakan Independent Samples T-tes atau jika data terdistribusi tidak normal digunakan Mann-Whitney U test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut(Santoso, 2010: 91):
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest pada
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest
pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05. Hnull diterima dan Hi ditolak Artinya tidak ada
36 kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata penggunaan metode mind map tidak berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau kemampuan analisis.
2. Jika harga sig.(2-tailed)<0,05. Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan interpretasi atau kemampuan analisis. 3.8.3 Analisis lebih lanjut
3.8.3.1 Uji peningkatan skor pretestke posttest I
Uji peningkatan skor pretest dan posstest dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.Analisis statistik dengan program IBM SPSS
Statistic for Windows 22 dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi
dengan normal digunakan statistik parametrik yaitu Paired Samples t-test atau jika data terdistribusi tidak normal digunakan statistik nonparametrik Wilcoxon signed
rank test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Santoso, 2010: 281):
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05. Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata laintidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
2. Jika nilai sig.(2-tailed)< 0,05. Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
37 Untuk mengetahui presentase skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut :
3.8.3.2 Uji besar efek perlakuan (effect size)
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan interpretasi dan analisis. Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak dengan sendirinya apakah pengaruh tersebut cukup subtantif atau tidak. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan berstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field 2009: 56-57). Uji besar efek perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode mind map. Kriteria yang digunakan untuk menentukan efek adalah sebagai berikut (Field, 2009: 57) : 1) r = 0,10 efek kecil 1%, 2) r = 0,30 efek menengah 9%, 3) 0,50 efek besar 25%. Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien adalah sebagai berikut. Jika distribusi data normal harga t diubah menjadi harga r dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332).
Ga mbar 3.3 Ru musbesar efek (effect size) data norma l
Keterangan :
r = besarnya efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi pearson t = harga uji t
df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)
38
Ga mbar 3.4 Ru musbesar efek (effect size) data tidak norma l
Keterangan :
Z = harga dari statndar devaisi (dari uji statistik Wilcoxon) N = jumlah total observasi (2 x jumlah siswa)
3.8.3.3 Uji retensi pengaruh perlakuan
Menurut Krathwohl (2004: 546) untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan dari penelitian ekperimental dianjurkan untuk melakukan
posttest II sesudah posttest I. Langkah ini dilakukan untuk melihat apaka h pengaruh
yang ditimbulkan dari metode mind map masih sekuat posttest I atau tidak. Jika distribusi data normal digunakan statistik parametrik dalam hal ini Paired Samples t-test atau jika data terdistribusi tidak normal digunakan statistik nonparametric
Wilcoxon signed rank test dengan program IBM SPSS Statistic for Windows 22
dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I danposttest II
pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpuan adalah sebagai berikut :
1. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05. Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan/peningkatan skor signifikan dari posttest I dan posttest II.
2. Jika harga sig. (2-tailed)< 0,05. Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II pada kelompok
39 eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan skor signifikan dari posttest I dan posttest II.
Untuk mengetahui presentase penurunan/peningkatan skor posttest I ke posttest II digunakan rumus sebagai berikut :
3.8.3.4 Dampak perlakuan pada siswa
Menurut Krathwohl (2004: 547 ) untuk setiap penelitian eksperimental dianjurkan untuk memasukkan elemen penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel- variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan interview dan observasi sesudah penelitian. Pada penelitian ini selain menggunakan data tes, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada Sugiyono (2012: 327). Pengumpulan data tersebut berupa data observasi, wawancara guru dan beberapa siswa untuk mengetahui dampak perlakuan pada siswa dari masing- masing kelompok.
Sutrisno hadi (dalam Sugiyono 2012: 196) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Supratiknya (2012: 53) berpendapat bahwa wawancara merupakan pemberian jawaban secara lisan terhadap pertanyaan atau pernyataan yang diajukan oleh pewawancara. Observasi dan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui dampak atau pengaruh penggunaan mind map terhadap guru dan siswa.
40 yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Berikut ini adalah pedoman wawancara untuk guru dan siswa (lihat Lampiran 3.6) :
Tabel 3.7 Pedo man Wawancara Untuk Siswa
No Topik Pertanyaan
Pretest
1
Mata pelajaran IPA
Apakah ka mu senang belajar IPA?
2 Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata pela jaran
IPA?
Metode Apakah sebelumnya guru pernah mengajarkan materi IPA
dengan mind map?
Posttest
6
Metode
Bagaimana perasaanmu setelah me mpelaja ri materi IPA
dengan menggunakan mind map?
7 Apakah kelebihan me mpela jari materi IPA dengan
menggunakan mind map?
8
Mata Pelaja ran IPA Apakah kamu mengala mi ke ma juan dala m me maha mi
materi IPA d ibandingkan sebelumnya? 9
Metode
Bagaimana cara guru mengajar dengan menggunakan mind
map?
pelajaran la in tidak atau topik lain?
14 Apakah ka mu bosan me mbuat mind map selama beberapa
kali? Mengapa bosan atau tidak bosan?
15 Apakah ketika ka lian menggunakan mind map dapat
me mbantu ka mu me mpe laja ri materi?
16 Mana yang lebih mudah, bela jar dengan me mbuat mind map