1
UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI SISWA KELAS XI TMO A SMK NEGERI 2
SALATIGA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK SOSIODRAMA
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh:
Nining Siyam Lestari
132013048
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
6 Pendahuluan
Komunikasi adalah suatu proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan pengalaman sendiri arti atau respon yang sama dengan
yang dimaksud (Ross dalam
Rakhmat, 2003). Di dalam
komunikasi pada dasarnya memiliki banyak tipe, salah satunya yaitu komunikasi Antar pribadi atau juga disebut Komunikasi Interpersonal.
Dengan komunikasi yang
baik itu berguna sebagai alat penjelas serta dapat menyerap dengan baik apa yang telah disampaikan oleh para komunikator. Dan adapun yang
sangat dibutuhkan dalam
berkomunikasi, termasuk penerapan
Everett M. Rogers (dalam
Cangara,2007) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialaihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Komunikasi juga suatu proses di mana dua orang
atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba saling
pengertian yang mendalam.
Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara dengan pihak
sekolah yaitu dengan guru wali kelas dan guru BK ditemukan ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi, berkomunikasi antar pribadi. Ada siswa yang
mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam proses belajar di dalam kelas maupun suasana di luar kelas. Tidak adanya kepekaan untuk lebih
mengamati, memperhatikan dan
mencatat semua tanggapan yang diberikan lawan bicaranya, para siswa terihat acuh.Siswa tersebut kurang membangun hubungan yang akrab, hangat dan bersahabat dengan orang lain. Salah satu kemungkinan besar yang menyebabkan terjadinya kesulitan komunikasi anta rpribadi adalah kecemasan diantaranya rasa was-was menerima tanggapan atau penilaian negatif dari komunikan atau orang yang menerima pesan.
Bimbingan kelompok
merupakan suatu pemberian layanan kepada siswa dan konselor sekolah
7 sebagai koordinator pelaksana untuk
membantu siswa agar lebih akrab dengan teman-temannya. Menurut
Bannet (dalam Romlah 2001),
bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan
pada individu dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok
ditunjukan untuk mencegah
timbulnya masalah pada siswa dan
mengembangkan potensi siswa.
Teknik sosiodrama sangat pas digunakan dalam pemberian layanan
bimbingan kelompok untuk
meningkatkan kemampuan
komunikasi verbal remaja.Menurut Bannet (dalam Romlah 2001), teknik
permainan sosiodrama adalah
permainan peranan yang ditunjukan untuk memecahkan masalah sosial
yang timbul dalam hubungan
antarmanusia.
Komunikasi Antar Pribadi
Devito (2011) komunikasi
antar pribadi yakni proses
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik yang dicirikan oleh
adanya keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Menurut Devito (2011) ciri-ciri siswa yang memiliki perilaku komunikasi antar pribadi yang efektif adalah memiliki keterbukaan (openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antar pribadi, dan dapat berempati (empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain, dukungan
(Supportiveness), yaitu situasi yang
terbuka untuk membentuk
mendukung komunikasi berlangsung efektif, memiliki rasa positif (positivenes), seorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain agar bisa berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi yang nyaman untuk interaksi yang efektif, merasa setara dengan orang lain (equality) yaitu pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
8 Bimbingan Kelompok
Menurut Bannet (dalam
Romlah 2001), bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam
situasi kelompok. Bimbingan
kelompok ditunjukan untuk
mencegah timbulnya masalahpada siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Tujuan Bimbingan Kelompok menurut Bannet (dalam Romlah 2001) yang dapat diuraikan berikut ini berlaku juga teknik-teknik kelompok yang lain asal bertujuan
unntuk membantu individu
menemukan dirinya sendiri,
mengarahkan diri, dan dapat
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, berdasarkan kajian terhadap beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Bannet (dalam Romlah 2001) dapat merangkum semuanya.
Bannet (dalam Romlah 2001)
menemukan tujuan bimbingan
kelompok sebagai berikut.
1. Memberikan
kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna
bagi pengarahan dirinya yang
berkaitan dengan masalah
pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan
penyembuhan melalui kegiatan kelompok.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan
bimbingan secara lebih
ekonomis dan efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual.
4. Untuk melaksanakan layanan konseling secara lebih efektif. Permainan Sosiodrama
Menurut Bennet (dalam
Romlah, 2001), sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia. Dalam hal ini setiap individu akan memainkan peranan tertentu dari situasi masalah sosial. Menurut Winkel (2004) sosiodrama
merupakan dramatisasi dari
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, tingkat konflik- konflik yang dialami dalam pergaulan sosial.
9 pedagogik dan bertujuan membantu
pihak peran maupun para penyaksi untuk lebih menyadari seluk beluk pergaulan sosial dan membantu mereka meningkatkan kemampuan bergaul dengan orang lain secara wajar dan sehat kegiatan sosiodrama dapat dilaksanakan bila sebagian besar anggota kelompok menghadapi masalah sosial yang hampir sama, atau bila ingin melatih atau mengubah sikap-sikap tertentu.
Menurut Bennet (dalam
Romlah, 2001), Pelaksanaan
sosiodrama secara umum mengikuti langkah sebagai berikut:
1. Persiapan, dalam persiapan
fasilitator mengemukakan
masalah dan tema yang akan disosiodramkan, dan tujuan permainan. Kemudian diadakan tanya jawab untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan dimainkan.
2. Membuat skenario sosiodrama.
3. Menentukan kelompok yang
akan memainkan sesuai dengan kebutuhan skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang permainan tertentu.
4. Menentukan kelompok penonton
dan menjelaskan tugasnya
kelompok penonton adalah
anggota kelompok lain yang tidak ikut menjadi pemeran.
Tugas kelompok penonton
adalah untuk mengobservasikan pelaksanaan permainan. Hasil observasi kelompok penonton merupakan bahan diskusi setelah permainan selesai.
5. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah peranan semua terisi, para pemain diberi kesempatan untuk berembuk beberapa menit untuk
mempersiapkan diri
sebagaimana permainan
sosiodrama itu akan dimainkan. 6. Evaluasi dan diskusi. Setelah
permainan selesai dilakukan diskusi mengenai pelaksanaan
permainan berdasarkan
observasi dan
tanggapan-tanggapan dari penonton.
7. Ulangan permaian. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah
perlu diadakan ulangan
10 Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 13 siswa kelas siswa kelas XI TMO A SMK N 2 Salatiga, dengan
kategori rendah dan sangat
rendah.Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu 7 siswa kelompok eksperimen dan 6 siswa kelompok kontrol.
Rancangan Penelitian
Grup Pretest Perlaku-an PostTes t Eksperi men O1 X O2 Kontrol O3 - O4 Keterangan:
O1 : Pretest tentang perilaku komunikasi antar pribadi untuk kelompok eksperimen
O3 : Pretest tentang perilaku komunikasi antar pribadiuntuk kelompok kontrol
X : Pemberian bimbingan
kelompok teknik sosiodrama - : Tidak ada pemberian bimbingan
kelompok teknik sosiodrama O2 : Posttest tentang perilaku
komunikasi antar pribadiuntuk kelompok eksperimen
O4 : Posttest tentang perilaku komunikasi antar pribadiuntuk kelompok kontrol
Alat pengumpul data yang
digunakan adalah skala perilaku komunikasi antar pribadi dari teori yang dikemukakan oleh Devito
(1997) dan skala perilaku
komunikasi antar pribadi yang diadopsi dariKurnia Dwi(2014). Digunakan uji Mann Whitney untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif antara dua kelompok sampel.Perlakuan yang dikenakan
pada kelompok eksperimen
menggunakan topik bimbingan
kelompok teknik sosiodrama
sebagaimana pada Tabel 1. Tabel 1
Sesi Topik bimbingan kelompok teknik sosiodrama
1 Bersikap Jujur 2 Saling Menolong.
3 Kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar
4 Sikap saling mendukung yang baik
5 Penerimaan diri pada orang lain 6 Berfikir Positif .
7 Saling Menghargai.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini
pemberian perlakuan kepada
kelompok eksperimen diterapkan sebanyak 7 sesi pertemuan dengan 7 topik layanan bimbingam kelompok dengan teknik sosiodrama. Setelah
11 pemberian perlakuan selesai, skala
perilaku komunikasi antar pribadi
yang sama dengan pretest
diadministrasikan kembali kepada kedua kelompok untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok pada saat posttest.Berikut adalah hasil sebaran pretest dan posttest dari kedua kelompok eksperimen.
Tabel 2
Sebaran Frekuensi Siswa Berdasarkan Perilaku Komunikasi Antar Pribadi dari
Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat pada pretest kelompok eksperimen, diantara 7 siswa sejumlah 4 orang siswa memiliki perilaku komunikasi antar pribadi rendah, dan 3 orang siswa memiliki komunikasi antar pribadi sangat rendah, sedangkan hasil posttest
kelompok eksperimen terdapat 2 orang siswa yang memiliki perilaku komunikasi antar pribadi sangat tinggi dan 5 orang siswa memiliki perilaku komunikasi antar pribadi tinggi. Dengan demikian semua siswa dalam kelompok eksperimen mengalami peningkatan perilaku komunikasi antar pribadi. Sedangkan pada pretest kelompok kontrol, dari 6 orang siswa, 3 orang siswa memiliki perilaku komunikasi rendah dan 3 orang siswa memiliki perilaku komunikasi antar pribadi sangat rendah dan pada posttest kelompok kontrol yang berjumlah 6 orang siswa hanya terdapat 2 orang siswa
yang mengalami peningkatan
perilaku komunikasi antar
pribaditinggi dan 4 orang siswa memiliki perilaku komunikasi antar pribadi rendah.
Tabel 3
Perbedaan Mean Rank Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks Kelomp ok N Mean Rank Sum of Ranks Nil ai Eksperi men 7 9.86 69.00 Kontrol 6 3.67 22.00 Total 13 Inter val Kate gori Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Pre-test Post-test Pre -test Post-test San gat Ting gi 140-149 0 2 0 0 Ting gi 131-139 0 5 0 2 Ren dah 122-130 4 0 3 4 San gat Ren dah 113-121 3 0 3 0 Jumlah 7 7 6 6
12
Tabel 4
Signifikansi PosttestPerilaku Komunikasi Antar Pribadi Mann-Whitney Test Test Statisticsa Pretest Postest Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) 20.000 41.000 -.144 .885 1.000 22.000 -2.861 .004
Dari hasil analisis data dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows diperoleh p = Asymp. Sig 0,004< 0,050. Perhitungan statistik
tersebut menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan perilaku komunikasi antar pribadi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan mean rank kelompok eksperimen = 9,86 dan kelompok kontrol = 3,67. Hal ini menunjukkan
bahwa ada peningkatan yang
signifikan perilaku komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TMO ASMK Negeri 2 Salatiga.
Dengan demikian, hipotesis yang diajukan bahwa perilaku komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TMO A SMK Negeri 2 Salatiga. Perilaku komunikasi antar pribadi
dapat ditingkatkan secara signifikan melalui bimbingan kelompok teknik sosiodrama, “diterima”.
Pembahasan
Hasil penelitian ini
mendukung teori yang dikemukakan oleh Bannet (dalam Romlah 2011) sosiodrama adalah permainan peran
yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah sosial yang
terjadi dalam hubungan
antarmanusia. Selama kegiatan layanan sosiodrama yang diberikan kepada siswa kelas XI TMO A SMK 2 Salatiga dapat dikatan berjalan
dengan baik, meskipun ada
hamabatan-hambatan yang terjadi selama proses pemberian layanan, salah satunya seperti siswa kurang fokus saat mengikuti kegiatan layanan sosiodrama pada pertemuan ke-5, karena sebagian anggota ingin segera mempersiapkan latihan gladi bersih upacara tanggal 21 April disekolah.
Pemberian layanan yang
diberikan kepada kelompok
eksperimen disesuikan dengan aspek komunikasi antar pribadi yaitu, aspek seperti aspek keterbukaan, aspek
13 empati, sikap mendukung, sikap
yang positif, dan kesetaraan. Materi yang diberikan selama tujuh kali pertemuan disajikan dalam bentuk skenario drama dengan topik yaitu bersikap jujur, saling menolong, kepekaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar,penerimaan diri pada orang lain, sikap saling mendukung yang baik, berfikir positif, serta saling menghargai.
Menurut Bannet (dalam
Romlah 2001) mengenai teori teknik
permainan sosiodrama yang
menyatakan permainan peranan yang
ditunjukan untuk memecahkan
masalah sosial yang timbul dalam
hubungan antarmanusia, dalam
penelitian ini sudah efektif dalam meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi
Hasil temuan ini dapat
dijelaskan bahwa penggunaan
bimbingan kelompok teknik
sosiodrama dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa kelas XI TMO A SMK N 2 Salatiga, sejalan dengan hasil penelitian Pancawati, Shandra Setya (2014) karena layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama efektif
dapat meningkatkan komunikasi antar pribadi.
Penutup Simpulan
Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan maka
kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: Ada
peningkatan yang signifikan
kepercayaan diri siswa kelas XI TMO A SMK N 2 Salatiga pada
kelompok eksperimen setelah
mengikuti permainan peran metode sosiodrama dengan Asymp.Sig.(2-tailed) 0,004 < 0,05 dengan mean rank perilaku komunikasi pada pre test adalah 3,67 sedangkan mean rank pada post test adalah 9,86. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di SMK N 2 Salatiga, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
bimbingan kelompok dengan
teknik sosiodrama dapat
14 perilaku komunikasi antar pribadi.
Maka peneliti menyarankan
kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai peningkatan perilaku komunikasi antar pribadi melalui bimbingan
kelompok teknik sosiodrama
dengan menggunakan populasi yang lebih banyak.
b. Bagi Guru BK
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa penggunaan bimbingan
kelompok dengan teknik
sosiodrama dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi siswa, maka hasil penelitian ini dapat digunakan guru BK dalam
meningkatkan perilaku
komunikasi antar pribadi siswa dengan menggunakan bimbinan kelompok teknik sosiodrama. c. Bagi Siswa
Berdasarkan penelitian ini, siswa yang mengalami perilaku komunikasi antar pribadi rendah, peneliti menyarankan agar siswa dapat meningkatkan komunikasi
antar pribadinya dengan
mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok yang diadakan di
sekolah oleh guru BK.
DAFTAR RUJUKAN
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :PT. Raja Granfindo Persada Devito, Joseph.A. 1997 .Komunikasi
Antarmanusia,(terjemahan oleh Maulana Agus) Jakarta : Profesional Book.
,2011.Komunikasi
Antarmanusia, Edisi kelima (Edisi terjemahan oleh Ir. Agus Maulana M.S.M). Tangerang : Karisma Publishing Group. Pancawati, Sandra Setya. 2014.
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal melalui
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga. Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas
Kristen Satya Wacana.
Prayitno.1995.Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok:
15 Dasar dan Profil. Jakarta
: Ghalia Indonesia
Puspaningrum, Kurnia Dwi. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi antar Pribadi dengan Menggunakan Teknik Permainan Sosiodrama pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti Pati. Skripsi.
Jurusan Bimbingan dan
Konseling. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Rakhmat, J. 2002.Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Romlah, Tatiek. 2001.Bimbingan Kelompok. Malang.UNM Winkel, W.S & Hastuti, Sri. 2004.
Bimbingan dan Konseling di Instuisi Pendidikan.