• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur. kegiatan usahanya mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan, dan tenaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur. kegiatan usahanya mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan, dan tenaga"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

32

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang didalam kegiatan usahanya mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan, dan tenaga kerja untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Berdasarkan data yang diperoleh dari IDX Fact Book 2014 jumlah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan jumlah tercatat yang dominan yaitu sebanyak 144 (27%) perusahaan, dari total 532 perusahaan yang tercatat. Berdasarkan IDX Fact Book 2014, dari segi produk yang dihasilkan aktivitas industri manufaktur dewasa ini mencakup berbagai jenis usaha, antara lain yaitu:

a. Industri dasar dan kimia yang meliputi: industri semen, industri keramik, industri porselen, industri kaca, industri logam baja, industri kimia, industri plastik dan kemasan, industri pakan ternak, industri pulp, dan kertas.

b. Aneka industri yang terdiri atas: industri mesin dan alat berat, industri otomotif dan komponennya, industri perakitan (assembling), industri tekstil dan garmen, industri sepatu dan alas kaki lain, industri kabel, dan industri barang elektronika.

c. Industri makanan dan minuman yang terdiri atas: industri rokok, industri farmasi, dan industri kosmetika.

(2)

2. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung memberikan informasi atau data kepada peneliti (Sugiyono, 2005). Narimawati (2008) juga menjelaskan bahwa data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan data yang ada. Penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari laporan keuangan perusahaanyang terdaftar di BEI.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode dimana dalam pemilihan sampel menggunakan kriteria-kriteria tertentu sehingga, tidak memberikan peluang yang sama pada setiap unsur populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dari pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.

Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan PMA dan PMDN sektormanufaktur yang tercatat pada BEI periode tahun 2010-2014.

(3)

ICMD tahun 2010-2014.

3. Perusahaan PMA dan PMDN sektormanufaktur yang tercatat pada BEI yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun 2010-2014.

4. Perusahaan PMA dan PMDNmanufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak mengalami perpindahan sektor usaha selama periode tahun 2010-2014.

5. Perusahaan PMA dan PMDNmanufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak memiliki ekuitas bernilai negatif selama periode tahun 2010-2014.

(4)

Tabel III.1 Proses Seleksi Sampel

NO KETERANGAN JUMLAH

1 Perusahaan yang tercatat pada BEI periode tahun 2010-2014. 532 2 Perusahaan PMA dan PMDN sektormanufaktur yang

tercatat pada BEI periode tahun 2010-2014. 144 3 Perusahaan PMA dan PMDN sektormanufaktur yang

tercatat pada ICMD 2010-2014. 121

4

Perusahaan PMA dan PMDN sektormanufaktur yang tercatat pada BEI yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun 2010-2014.

117

5

Perusahaan PMA dan PMDNmanufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak mengalami perpindahan sektor usaha selama periode tahun 2010-2014.

114

6

Perusahaan PMA dan PMDNmanufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak memiliki ekuitas bernilai negatif selama periode tahun 2010-2014.

102

JUMLAH SAMPEL YANG DIGUNAKAN 102

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, ahkirnya diperoleh 102 perusahaan manufaaktur yang go-public sebagai sampel penelitian ini, seperti ditampilkan tabel III.2, III.3, III.4, III.5, III.6, dan III.7.

(5)

Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN

1 Holcim Indonesia Tbk. [S] SMCB

2 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] INTP

3 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA

4 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 5 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] KIAS 6 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] GDST

7 Jaya Pari Steel Tbk. [S] JPRS

8 Lion Metal Works Tbk. [S] LION

9 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS

10 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU

11 Indopoly Swakarsa Industry Tbk. [S] IPOL 12 Lotte Chemical Titan Tbk. [S] FPNI 13 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. JPFA

14 Malindo Feedmill Tbk. [S] MAIN

15 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 16 Toba Pulp Lestari Tbk. [S] INRU

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(6)

Tabel III.3

Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN 1 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] IKAI

2 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] TOTO 3 Alakasa Industrindo Tbk. [S] ALKA 4 Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 5 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] BTON

6 Citra Tubindo Tbk. [S] CTBN

7 Indal Aluminium Industry Tbk. [S] INAI

8 Lionmesh Prima Tbk. [S] LMSH

9 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO 10 Pelat Timah Nusantara Tbk. [S] NIKL

11 Barito Pacific Tbk. [S] BRPT

12 Budi Starch & Sweetener Tbk. BUDI 13 Chandra Asri Petrochemical Tbk. [S] TPIA 14 Duta Pertiwi Nusantara Tbk. [S] DPNS 15 Ekadharma International Tbk. [S] EKAD

16 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA

17 Indo Acidatama Tbk. [S] SRSN

18 Intanwijaya Internasional Tbk. [S] INCI 19 Unggul Indah Cahaya Tbk. [S] UNIC 20 Champion Pacific Indonesia Tbk. [S] IGAR 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] AKPI 22 Asiaplast Industries Tbk. [S] APLI

23 Berlina Tbk. [S] BRNA

24 Sekawan Intipratama Tbk. [S] SIAP

25 Trias Sentosa Tbk. [S] TRST

26 Yanaprima Hastapersada Tbk. [S] YPAS 27 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [S] CPIN

28 Sierad Produce Tbk. [S] SIPD

29 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT

30 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW

31 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP 32 Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] KDSI 33 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM

(7)

34 Suparma Tbk. SPMA

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Tabel III.4

Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry MISCELLANEOUS INDUSTRY

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN

1 Gajah Tunggal Tbk. [S] GJTL

2 Goodyear Indonesia Tbk. [S] GDYR

3 Sepatu Bata Tbk. [S] BATA

4 Jembo Cable Company Tbk. JECC

5 Sumi Indo Kabel Tbk. [S] IKBI

6 Voksel Electric Tbk. [S] VOKS

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(8)

Tabel III.5

Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry MISCELLANEOUS INDUSTRY

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN

1 Astra Otoparts Tbk. [S] AUTO

2 Indo Kordsa Tbk. [S] BRAM

3 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS

4 Indospring Tbk. [S] INDS

5 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] LPIN 6 Multistrada Arah Sarana Tbk. [S] MASA

7 Nipress Tbk. NIPS

8 Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S] PRAS

9 Selamat Sempurna Tbk. [S] SMSM

10 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI 11 Indo-Rama Synthetics Tbk. [S] INDR 12 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] UNIT

13 Pan Brothers Tbk. [S] PBRX

14 Panasia Indo Resources Tbk. HDTX

15 Polychem Indonesia Tbk. [S] ADMG

16 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] SSTM 17 Tifico Fiber Indonesia Tbk. [S] TFCO

18 Kabelindo Murni Tbk. [S] KBLM

19 KMI Wire and Cable Tbk. [S] KBLI

20 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. [S] SCCO

21 Sat Nusapersada Tbk. [S] PTSN

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(9)

Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

CONSUMER GOODS INDUSTRY

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN

1 Delta Djakarta Tbk. DLTA

2 IndOnood Sukses Makmur Tbk. [S] INDF 3 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 4 Nippon Indosari Corpindo Tbk. [S] ROTI 5 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA

6 HM Sampoerna Tbk. HMSP

7 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] DVLA

8 Merck Tbk. [S] MERK

9 Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk. SQBI 10 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] SQBB

11 Mandom Indonesia Tbk. [S] TCID

12 Unilever Indonesia Tbk. [S] UNVR

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(10)

Tabel III.7

Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

CONSUMER GOODS INDUSTRY

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

PERUSAHAAN 1 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. [S] ICBP

2 Mayora Indah Tbk. [S] MYOR

3 Sekar Laut Tbk. [S] SKLT

4 Siantar Top Tbk. [S] STTP

5 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] AISA 6 Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. [S] ULTJ

7 Gudang Garam Tbk. GGRM

8 Kalbe Farma Tbk. [S] KLBF

9 Pyridam Farma Tbk. [S] PYFA

10 Tempo Scan Pacific Tbk. [S] TSPC

11 Mustika Ratu Tbk. [S] MRAT

12 Kedaung Indah Can Tbk. [S] KICI

13 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] LMPI

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

4. Metode Perhitungan

Didalam penelitian ini penentuan rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER)dan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penggunaan rata-rata tertimbang disebabkan karena didalam populasi sampel terdapat beberapa data yang ekstrim, penggunaan rata-rata tertimbang juga disebabkan karena adanya perbedaan jumlah sampel antara perusahaan PMA dan PMDN manufaktur. Rata-rata tertimbang adalah rata-rata yang dihitung dengan memperhitungkan timbangan/bobot untuk setiap datanya. Setiap penimbang/bobot tersebut

(11)

berikut.

𝑥̅ =∑ 𝑥𝑖𝑤𝑖 𝑛 𝑖=1 ∑𝑛𝑖=1𝑤𝑖 Dimana di dalam penelitian ini:

𝑥̅ = Rata-rata tertimbang Debt to Equity Ratio (DER) / Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).

𝑥𝑖 = Debt to Equity Ratio (DER) / Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) ke-i

𝑤𝑖 = FirmSize (Total Assets) ke-i 𝑛 = jumlah data

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER)

Dalam menentukan perbedaan struktur modal antara perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur peneliti menggunakan rasio laverage atau Debt to Equity Ratio (DER).

a. Ketika rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)yang lebih dari 1 (DER>1), hal ini memberikan indikasi bahwa jumlah ekuitas perusahaan tidak mampu menutupi kuantitas hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio

(DER)yang lebih besar dari 1 (DER>1) juga menunjukkan bahwasanya semakin banyak laba operasi perusahaan yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap yang timbul akibat sumber pendanaan yang berasal dari hutang, hal ini juga menyebabkan semakin banyak

(12)

aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran tetap, sehingga laba bersih setelah pajak (EAT) perusahaan akan banyak berkurang. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang kurang dari 1 (DER<1) memberikan indikasi bahwa jumlah ekuitas perusahaan masih mampu menutupi kuantitas hutang perusahaan. Ketika terjadi peningkatan rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), maka hal ini mengindikasikan tingkat risiko yang semakin tinggi. Peningkatan rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER) mengindikasikan adanya penurunan tingkat profitabilitas perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh Weston dan Bringham (2001), yang mengatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang relatif tinggi cenderung menggunakan hutang yang minim. Hal ini dikarenakan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan akan memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan dana yang dihasilkan secara internal (laba ditahan). Hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal diprediksi bernilai negatif karena perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas baik akan cenderung akan menggunakan pendanaan internal daripada hutang.

b. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER)pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical.

(13)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014 PMA 0.96 0.85 0.87 1.02 1.12 0.96 PMDN 1.69 1.65 1.76 1.70 1.53 1.67

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III. 1

Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 16 perusahaan PMA dan 34 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih rendah daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical 0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0,96 1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1,67 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA PMA PMDN

(14)

yang cenderung lebih menggunakan dana dari hutang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 0,96 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical menggunakan hutang lebih rendah dibanding perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical.

Penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada tahun 2011. Peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada periode tahun 2012 sampai tahun 2013. Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi penurunan tingkat rata-rata

Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER).

c. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur PMA dan PMDN sektor Miscellaneous Industry.

(15)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014 PMA 1.91 1.68 1.43 1.93 1.77 1.74 PMDN 1.95 1.13 1.18 1.25 1.42 1.39

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.2

Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 6 perusahaan PMA dan 21 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini juga terdapat pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry yang lebih cenderung menggunakan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi

1,91 1,68 1,43 1,93 1,77 1,74 1,95 1,13 1,18 1,25 1,42 1,39 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA PMA PMDN

(16)

daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,74 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,39. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry menggunakan hutang lebih besar dibanding perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry.

Penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

terjadi pada periode tahun 2010 sampai 2012. Penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi pada tahun 2013. Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry

terjadi penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER).

d. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER)pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

(17)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014 PMA 0.81 0.89 1.07 1.13 1.22 1.03 PMDN 0.48 0.61 0.62 0.72 0.74 0.63

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.3

Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 12 perusahaan PMA dan 13 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang

0,81 0,89 1,07 1,13 1,22 1,03 0,48 0,61 0,62 0,72 0,74 0,63 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA PMA PMDN

(18)

lebih cenderung menggunakan dana dari hutang yang relatif lebih rendah daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor

Consumer Goods Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER) 1.03 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 0.63. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry menggunakan hutang lebih besar dibanding perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

Dari grafik diatas juga dapat kita ketahui bahwa pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry dari rentang tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 rata-rata mengalami kenaikan Debt to Equity Ratio (DER), hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan penggunaan sumber pendanaan yang berasal dari hutang yang semakin tinggi.

e. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.

(19)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry

SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014 BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS 0.96 0.85 0.87 1.02 1.12 0.96 MISCELLANEOUS INDUSTRY 1.91 1.68 1.43 1.93 1.77 1.74 CONSUMER GOODS INDUSTRY 0.81 0.89 1.07 1.13 1.22 1.03

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.4

Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan

Consumer Goods Industry

Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMA manufaktur sektor

Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor

0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0,96 1,91 1,68 1,43 1,93 1,77 1,74 0,81 0,89 1,07 1,13 1,22 1,03 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY

(20)

Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas diketahui bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry dan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yaitu lebih dari satu (DER>1). Rata- rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry adalah sebesar 1,03, sedangkan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry rata-rata

Debt to Equity Ratio (DER) nya adalah sebesar 1,74. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMA manufaktur untuk kedua sektor tersebut memiliki komposisi penggunaan dana dari hutang yang lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri.

Lain halnya dengan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,96, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi yang cukup berbeda daripada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry, dimana total hutang yang lebih rendah dibandingkan modal sendiri (Equity).

f. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER)

pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.

(21)

Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods

Industry SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014 BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS 1.69 1.65 1.76 1.70 1.53 1.67 MISCELLANEOUS INDUSTRY 1.95 1.13 1.18 1.25 1.42 1.39 CONSUMER GOODS INDUSTRY 0.48 0.61 0.62 0.72 0.74 0.63

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.5

Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan

Consumer Goods Industry

Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)perusahaan PMDN manufaktur sektor

Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor

1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1,67 1,95 1,13 1,18 1,25 1,42 1,39 0,48 0,61 0,62 0,72 0,74 0,63 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY

(22)

Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas diketahui bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yaitu lebih dari satu (DER>1). Rata- rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical adalah sebesar 1,67, sedangkan perusahaan PMDN sektor

Miscellaneous Industry rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)nya adalah sebesar 1,39. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMDN manufaktur untuk kedua sektor tersebut memiliki komposisi penggunaan dana dari hutang yang lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Lain halnya dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,63, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki komposisi yang cukup berbeda daripada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMDN sektor

Miscellaneous Industry.

2. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE).

Dalam menentukan perbedaan struktur modal antara perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur peneliti menggunakan rasio Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).

(23)

(LTDTE) mengindikasikan bahwa tingkat resiko perusahaan yang juga meningkat. Meningkatnya resiko ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) yang semakin tinggi, semakin tinggi tingkat hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) ini akan menimbulkan biaya tetap atau biaya modal yang diterima oleh perusahaan semakin tinggi. Meningkatnya rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) dapat menyebabkan tingkat profitabilitas perusahaan yang semakin menurun, hal ini disebabkan karena apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang besar, laba yang didapat perusahaan akan digunakan untuk pelunasan hutang ataupun membayar biaya tetap atau biaya modal yang timbul, sehingga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas yang didapat perusahaan. b. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical.

Tabel III.13

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

PMA 0.44 0.24 0.26 0.35 0.44 0.34

PMDN 1.05 1.00 1.13 1.05 0.90 1.03

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(24)

Grafik III.6

Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and

Chemical

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 16 perusahaan PMA dan 34 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical adalah sebesar 0,34, hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical yang sebesar 1,03. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities), sedangkan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi sumber pendanaan dari

0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0,34 1,05 1,00 1,13 1,05 0,90 1,03 2010 2011 2012 2013 2014 PMA PMDN

(25)

jangka panjang (Non Current Liabilities).

Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada tahun 2011. Peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

terjadi pada periode tahun 2012 sampai tahun 2013. Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical

terjadi peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).

c. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

Miscellaneous Industry.

Tabel III.14

Hasil perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

PMA 0.92 0.71 0.59 0.86 0.86 0.79

PMDN 0.61 0.29 0.37 0.41 0.61 0.46

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(26)

Grafik III.7

Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 6 perusahaan PMA dan 21 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry adalah sebesar 0,79, hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor

Miscellaneous Industry yang sebesar 0,46. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities).

Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

0,92 0,71 0,59 0,86 0,86 0,79 0,61 0,29 0,37 0,41 0,61 0,46 2010 2011 2012 2013 2014 PMA PMDN

(27)

Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi pada tahun 2013. Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).

d. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

Consumer Goods Industry.

Tabel III.15

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

PMA 0.25 0.20 0.26 0.37 0.37 0.29

PMDN 0.34 0.15 0.16 0.17 0.17 0.20

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(28)

Grafik III.8

Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 12 perusahaan PMA dan 13 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry adalah sebesar 0,29, hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang sebesar 0,20. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities).

Dari grafik diatas juga dapat kita ketahui bahwa pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods 0,25 0,20 0,26 0,37 0,37 0,29 0,34 0,15 0,16 0,17 0,17 0,20 2010 2011 2012 2013 2014 PMA PMDN

(29)

Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).Pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

Consumer Goods Industry mengalami peningkatan tingkat rata-rata

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).Pada tahun 2014 perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

mengalami stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE).

e. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.

Tabel III.16

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan

Consumer Goods Industry

SEKTOR INDUSTRY TAHUN

RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014

BASIC INDUSTRY AND

CHEMICALS 0.44 0.24 0.26 0.35 0.44 0.34 MISCELLANEOUS

INDUSTRY 0.92 0.71 0.59 0.86 0.86 0.79 CONSUMER GOODS

INDUSTRY 0.25 0.20 0.26 0.37 0.37 0.29

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(30)

Grafik III.9

Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical,

Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry

Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry merupakan sektor perusahaan manufaktur yang memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tertinggi yaitu 0,76, sedangkan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals dan perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) masing-masing sebesar 0,34 dan 0,29. Hal ini dapat diartikan bahwa PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry merupakan sektor

0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0,34 0,92 0,71 0,59 0,86 0,86 0,79 0,25 0,20 0,26 0,37 0,37 0,29 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY

(31)

panjang (Non Current Liabilities) dengan Equity yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals dan perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

f. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.

Tabel III.17

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan

Consumer Goods Industry

SEKTOR INDUSTRY TAHUN

RATA-RATA 2010 2011 2012 2013 2014

BASIC INDUSTRY AND

CHEMICALS 1.05 1.00 1.13 1.05 0.90 1.03 MISCELLANEOUS

INDUSTRY 0.61 0.29 0.37 0.41 0.61 0.46 CONSUMER GOODS

INDUSTRY 0.34 0.15 0.16 0.17 0.17 0.20

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(32)

Grafik III.10

Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical,

Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry

Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals merupakan sektor perusahaan manufaktur yang memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tertinggi yaitu 1,03, sedangkan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) masing-masing sebesar 0,46 dan 0,20. Hal ini dapat diartikan bahwa PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals merupakan

1,05 1,00 1,13 1,05 0,90 1,03 0,61 0,29 0,37 0,41 0,61 0,46 0,34 0,15 0,16 0,17 0,17 0,20 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA

BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY

(33)

panjang (Non Current Liabilities) dengan Equity yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

3. Analisis tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin

(NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur ketika terjadi kenaikan ataupun penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER).

a. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding positif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan trade Off theory Myers (1984) yaitu menyeimbangkan modal sendiri dengan modal luar selama pengorbanan sesuai dengan manfaat. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan pecking order theory yang lebih mendahulukan pendanaan internal perusahaan (Almadana, 2014). Hermuningsih (2013), menjelaskan tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang disebabkan ketika perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar dari pada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan

(34)

semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

b. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

Basic Industri and Chemicals.

Tabel III.18

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and

Chemicals

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 0.96 0.85 0.87 1.02 1.12 0.96

ROA 10.19 11.87 10.64 9.12 7.03 9.77 NPM 13.30 13.33 13.72 12.65 10.09 12.62

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(35)

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and

Chemicals

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Selama periode tahun 2011 sampai tahun 2014, perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). 0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0,96 10,19 11,87 10,64 9,12 7,03 9,77 13,30 13,33 13,72 12,65 10,09 12,62 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(36)

Tabel III.19

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and

Chemicals

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 1.69 1.65 1.76 1.70 1.53 1.67

ROA 2.93 3.51 1.30 2.53 2.02 2.46

NPM 2.28 2.53 1.57 4.40 3.01 2.76

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.12

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and

Chemicals

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 dan 2013 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER)hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012 perusahaan PMDN

1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1,67 2,93 3,51 1,30 2,53 2,02 2,46 2,28 2,53 1,57 4,40 3,01 2,76 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(37)

tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan menurunnya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin

(NPM).Tahun 2014 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)hal ini tidak diiringi dengan kenaikan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Dari Tabel III.18, dan Tabel III.19 , dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor

Basic Industri and Chemicals. Tingkat rata-rata Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM)yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals ini menyebabkan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)nya lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals.

c. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

(38)

Tabel III.20

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 1.91 1.68 1.43 1.93 1.77 1.74

ROA 6.80 5.83 8.32 1.41 4.16 5.30

NPM 6.82 5.26 7.81 1.31 4.61 5.16

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.13

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).Pada periode tahun 2012 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata

1,91 1,68 1,43 1,93 1,77 1,74 6,80 5,83 8,32 1,41 4,16 5,30 6,82 5,26 7,81 1,31 4,61 5,16 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(39)

Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2013 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2014 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Tabel III.21

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry.

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 1.95 1.13 1.18 1.25 1.42 1.39

ROA 7.53 7.33 4.99 2.73 1.67 4.85

NPM 6.59 6.56 4.76 2.52 1.45 4.38

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(40)

Grafik III.14

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012, 2013, dan 2014 perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Dari Tabel III.20, dan Tabel III.21, dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry lebih

1,95 1,13 1,18 1,25 1,42 1,39 7,53 7,33 4,99 2,73 1,67 4,85 6,59 6,56 4,76 2,52 1,45 4,38 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(41)

Miscellaneous Industry. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan

Net Profit Margin (NPM) yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry.

d. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor

Consumer Goods Industry.

Tabel III.22

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 0.81 0.89 1.07 1.13 1.22 1.03

ROA 20.64 20.14 17.53 16.98 13.99 17.86 NPM 13.07 12.37 9.20 10.58 8.93 10.83

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(42)

Grafik III.15

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2010 dan 2014 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER),kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)ini diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan

Net Profit Margin (NPM).Tetapi pada tahun 2013 kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang terjadi tidak diikuti dengan penurunan Net Profit Margin (NPM),tetapi tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) ikut mengalami penurunan.

0,81 0,89 1,07 1,13 1,22 1,03 20,64 20,14 17,53 16,98 13,99 17,86 13,07 12,37 9,20 10,58 8,93 10,83 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(43)

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods

Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

DER 0.48 0.61 0.62 0.72 0.74 0.63

ROA 12.84 10.88 10.14 10.32 9.38 10.71

NPM 11.07 8.91 8.63 8.72 8.21 9.11

Tabel III.16

Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods

Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2011, 2012, dan 2014 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor

Consumer Goods Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER)ini diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM).Tetapi pada tahun 2013 kenaikan

0,48 0,61 0,62 0,72 0,74 0,63 12,84 10,88 10,14 10,32 9,38 10,71 11,07 8,91 8,63 8,72 8,21 9,11 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA DER ROA NPM

(44)

tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang terjadi tidak diikuti dengan penurunan Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin

(NPM).

Dari Tabel III.22, dan Tabel III.23, dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor

Consumer Goods Industry. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM)yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER)yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

4. Analisis tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin

(NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur ketika terjadi kenaikan ataupun penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).

a. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding positif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan trade Off theory Myers (1984) yaitu menyeimbangkan modal sendiri dengan modal luar selama pengorbanan sesuai dengan manfaat. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan pecking order

(45)

(Almadana, 2014). Hermuningsih (2013), menjelaskan tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang disebabkan ketika perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar dari pada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

b. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA)dan

Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals.

(46)

Tabel III.24

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic

Industri and Chemicals

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 0.44 0.24 0.26 0.35 0.44 0.34 ROA 10.19 11.87 10.64 9.12 7.03 9.77 NPM 13.30 13.33 13.72 12.65 10.09 12.62

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.17

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic

Industri and Chemicals

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets

0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0,34 10,19 11,87 10,64 9,12 7,03 9,77 13,30 13,33 13,72 12,65 10,09 12,62 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(47)

sampai tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat

Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Tabel III.25

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic

Industri and Chemicals

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 1.05 1.00 1.13 1.05 0.90 1.03

ROA 2.93 3.51 1.30 2.53 2.02 2.46

NPM 2.28 2.53 1.57 4.40 3.01 2.76

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.18

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic

Industri and Chemicals

1,05 1,00 1,13 1,05 0,90 1,03 2,93 3,51 1,30 2,53 2,02 2,46 2,28 2,53 1,57 4,40 3,01 2,76 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(48)

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 dan 2013 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012 perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE)hal ini diiringi dengan menurunnya tingkat Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tahun 2014 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini tidak diiringi dengan kenaikan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Dari Tabel III.24 dan Tabel III.25 dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals

lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor

Basic Industri and Chemicals. Tingkat rata-rata Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM)yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals ini menyebabkan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) nya lebih rendah daripada tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(49)

Chemicals.

c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA)dan

Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry.

Tabel III.26

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor

Miscellaneous Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 0.92 0.71 0.59 0.86 0.86 0.79

ROA 6.80 5.83 8.32 1.41 4.16 5.30

NPM 6.82 5.26 7.81 1.31 4.61 5.16

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(50)

Grafik III.19

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor

Miscellaneous Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada periode tahun 2012 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini diiringi dengan kenaikan tingkat Return On Assets (ROA) dan

Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2013 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini diiringi

0,92 0,71 0,59 0,86 0,86 0,79 6,80 5,83 8,32 1,41 4,16 5,30 6,82 5,26 7,81 1,31 4,61 5,16 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(51)

Margin (NPM). Pada tahun 2014 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tetapi terdapat kenaikan tingkat

Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Tabel III.27

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor

Miscellaneous Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 0.61 0.29 0.37 0.41 0.61 0.46

ROA 7.53 7.33 4.99 2.73 1.67 4.85

NPM 6.59 6.56 4.76 2.52 1.45 4.38

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(52)

Grafik III.20

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor

Miscellaneous Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE)tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012, 2013, dan 2014 perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Dari Tabel III.26 dan Tabel III.27 dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM)

0,61 0,29 0,37 0,41 0,61 0,46 7,53 7,33 4,99 2,73 1,67 4,85 6,59 6,56 4,76 2,52 1,45 4,38 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(53)

tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor

Miscellaneous Industry. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan

Net Profit Margin (NPM) yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry.

d. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA)dan

Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

Tabel III.28

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer

Goods Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 0.25 0.20 0.26 0.37 0.37 0.29 ROA 20.64 20.14 17.53 16.98 13.99 17.86 NPM 13.07 12.37 9.20 10.58 8.93 10.83

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

(54)

Grafik III.21

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer

Goods Industry

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) ini tidak diikuti dengan kenaikan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).Pada tahun 2012 terjadi kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE), kenaikan ini diikuti dengan penurunan Return On Assets

(ROA) dan Net Profit Margin (NPM).Pada tahun 2013 terjadi kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), tetapi kenaikan rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) yang terjadi tidak diikuti dengan penurunan Net Profit Margin (NPM),tetapi

0,25 0,20 0,26 0,37 0,37 0,29 20,64 20,14 17,53 16,98 13,99 17,86 13,07 12,37 9,20 10,58 8,93 10,83 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(55)

penurunan. Pada tahun 2014 terjadi stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), tetapi terjadi penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).

Tabel III.29

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer

Goods Industry

RASIO TAHUN RATA-RATA

2010 2011 2012 2013 2014

LTDTE 0.34 0.15 0.16 0.17 0.17 0.20 ROA 12.84 10.88 10.14 10.32 9.38 10.71

NPM 11.07 8.91 8.63 8.72 8.21 9.11

Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.

Grafik III.22

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer

Goods Industry 0,34 0,15 0,16 0,17 0,17 0,20 12,84 10,88 10,14 10,32 9,38 10,71 11,07 8,91 8,63 8,72 8,21 9,11 2010 2011 2012 2013 2014 LTDTE ROA NPM

(56)

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2011 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE),penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) ini tidak diikuti dengan kenaikan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).Pada 2012 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE), kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) ini diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada 2013 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry

mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE), kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE)ini tidak diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2014 terjadi stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), tetapi terjadi penurunan Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin

(NPM).

Dari Tabel III.28 dan Tabel III.29 dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry

(57)

dan Net Profit Margin (NPM)yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE)yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio

(LTDTE) perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.

Gambar

Tabel III.1  Proses Seleksi Sampel
Tabel III.3
Tabel III.5
Tabel III.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tämä vaatii sotilaan kestävyyssuorituskykyyn vaikuttavien kuormitusfysiologisten perusteiden tun- temista, maksimaalisen hapenottokyvyn liittämistä sotilaan suorituskykyyn,

Gerbang NOT merupakan gerbang logika yang hanya memiliki satu masukan dan satu keluaran, berbeda dengan gerbang logika lainnya yang memiliki jumlah masukan lebih

Untuk satu muka air, tinggi energi kinetik rata-rata dihitung dengan merata-ratakan tinggi energi kinetik di ketiga bagian tampang (left overbank, main channel, right overbank)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods yang terdaftar

Dengan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara skor rasa percaya diri pada kelompok eksperimen antara sebelum

Secara global dapat dikemukakan bahwa Muhammad Abduh (guru Sayyid Muhammad Rasyid Ridha) hidup dalam suatu masyarakat yang tengah disentuh oleh berbagai perkembangan

Hal ini menggambarkan bahwa hasil yang dicapai mencakup ketiga ranah hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik). Sedangkan menurut Soedijarto hasil belajar adalah tingkat

Nipon Indosari Corpindo Tbk.Pada tahun 2011 perusahaan yang berada diatas rata-rata rasio industry adalah PT.. Mayora Indah Tbk dan