• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Data Hasil Penelitian Variabel X1

Yang menjadi Variabel X1 dalam penelitian ini yakni kekuatan otot lengan

bahu. Dari hasil penelitian kekuatan otot lengan bahu dengan menggunakan tes Two-Hand Medicine Ball Putt menunjukkan bahwa kelompok responden yang dijadikan sampel memiliki kemampuan dalam melakukan Tes Two-Hand Medicine Ball Putt dengan jarak terjauh 5,7 dan terendah 4,7 untuk tiga kali pengulangan dalam satuan meter.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata waktu tertinggi dari tiga kali pengulangan tes Two-Hand Medicine Ball Putt. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel X1 berikut.

Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X1 Kelas Interval Frekuensi 4,7 – 4,87 4,88 – 5,05 5,06 – 5,23 5,24 – 5,41 5,42 – 5,59 5 4 2 10 8

(2)

5,6 – 5,77 4

Jumlah 33

Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata waktu berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor waktu yang tidak jauh berbeda dengan skor waktu rata-rata dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

4,7-4,87 4,88-5,05 5,06-5,23 5,24-5,41 5,42-5,59 5,6-5,77 0 2 4 6 8 10 F re ku en si Kelas Interval

Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi variabel X1

4.1.2. Data Hasil Penelitian Variabel X2

Yang menjadi Variabel X2 dalam penelitian ini yakni daya ledak otot

lengan bahu. Dari hasil penelitian daya ledak otot lengan bahu dengan menggunakan tes pull push strength menunjukkan bahwa kelompok responden yang dijadikan sampel memiliki kemampuan dalam melakukan pull push strength

(3)

dengan jarak terjauh 61 dan jarak terdekat 32 untuk tiga kali pengulangan dalam satuan kilogram.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata jarak terjauh dari tiga kali pengulangan tes pull push strength. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel X2

berikut.

Tabel 2. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X2 Kelas Interval Frekuensi 32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 6 4 15 5 3 Jumlah 33

Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata jarak terjauh berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor jarak terjauh yang tidak jauh berbeda dengan skor rata-rata jarak terjauh dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

(4)

32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 0 2 4 6 8 10 12 14 16 F re ku en si Kelas Interval

Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi variabel X2

4.1.3. Data Hasil Penelitian Variabel Y

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Y (variabel bebas) adalah hasil servis atas dalam permainan bola voli.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, sampel yang memiliki kemampuan dengan rata-rata durasi waktu dari tiga kali pengulangan tes servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada tabel hasil distribusi variabel Y berikut.

Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi Variael Y Kelas Interval Frekuensi 3,3 – 3,54 6 3,55 – 3,77 5 3,78 – 4,01 17

(5)

4,02 – 4,25 1

4,26 - 4,49 2

4,50 – 4,55 2

Jumlah 33

Dari tabel distribusi di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata durasi waktu berada pada kelas interval ketiga sekaligus menampakkan frekuensi tertinggi. Hal ini berarti bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada umumnya memiliki skor jarak terjauh yang tidak jauh berbeda dengan skor rata-rata jarak terjauh dan dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

3,3-3,54 3,55-3,77 3,87-4,01 4,02-4,25 4,26-4,49 4,50-4,55 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 F re ku en si Kelas Interval

Gambar 13. Grafik distribusi frekuensi variabel Y 4.2. Pengujian Prasyaratan Analisis

1. Pengujian Normalitas

Tujuan yang dalam penelitian ini yakni mengukur hubungan antar variabel melalui analisis statistik secara parametrik. Dengan demikian uji prasyaratan yang dilakukan ialah uji normalitas data. Dalam uji normalitas data digunakan statistik

(6)

uji normalitas galat regresi hasil servis atas (Y) atas kekuatan otot lengan bahu (X1), dan daya ledak otot lengan bahu (X2). Pengujian normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan uji galat taksiran (Y - ŷ) dengan menggunakan uji Liliefors (l0). Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut.

H0 : Sampel galat taksiran berdistribusi normal

H1 : Sampel galat taksiran tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika L0 ≤ Ltabel H0 ditolak jika L0 > Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih yaitu 0,05.

1. Pengujian normalitas persamaan galat regresi hasil servis atas (Y) atas kekuatan otot lengan bahu (X1).

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji normalitas galat regresi persamaan Liliefors diperoleh nilai L0 = 0,12860 dan Ltabel = 0,1982

dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa L0 > Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X1 berdistribusi

normal. Dalam hal ini data yang berasal dari sampel berdistribusi normal,yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linier sederhana Y atas X1

dipenuhi. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Pengujian normalitas persamaan regresi dengan hasil servis atas (Y) atas daya ledak otot lengan bahu (X2).

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji normalitas galat regresi persamaan Liliefors diperoleh nilai L0 = 0,0859 dan Ltabel =

0,1191dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa L0 < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa galat regresi Y atas X2

(7)

berdistribusi normal. Dalam hal ini data yang berasal dari sampel berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linier sederhana Y atas X2 dipenuhi. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 3.

2. Uji Regresi Sederhana

1. Uji persamaan regresi sederhana kekuatan otot lengan bahu (X1) dengan hasil

servis atas (Y)

Hasil analisis regresi sederhana bahwa kekuatan otot lengan bahu (X1)

dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b sebesar 0,159 dan konstanta sebesar 3,0108. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variaber tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 3,0108 + 0,159 (X1).

Sebelum digunakan untuk menarikkesimpulan penelitian,persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas.untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan dari program excel for windows 2010 diperoleh nilai F seperti pada tabel berikut. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 4. Hasil uji anova persamaan regresi Y atas X1

Sumber Variansi Derajat Kebebasan (dk) Jumlah Kuadrat (jk) Rata-rata Jumlah kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel Total 33 491,005 488,1579 Signifikan = 2,5224 1,24 Linier = 1,667 2,603

(8)

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 33 487,8344 0,2317 2,9389 487,8344 0,2317 0,09184 Ternyata: Perbandingan Fhitung

dengan Ftabel signifikan dan

linieritas. Keterangan: 2,5224> 1,24 1,667 < 2,603 Tuna Cocok Kesalahan (Error) 24 4 2,70 0,24 0,1 0,06

Berdasarkan tabel uji anova atau Ftes, pada uji signifikan persamaan regresi

diperoleh Fhitung = 2,5224 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(1,31) = 1,24 menunjukkan

persamaan regresi signifikan pada taraf 5% dengan dk pembilang = k - 2 dan dk penyebut n – k. Sementara pada uji linieritas persamaan regresi diperoleh Fhitung =

1,667 lebih kecil dari Ftabel = F(0,95)(27,4) = 2,603. Hal ini berarti bahwa persamaan

regresi berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 3,0108 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel kekuatan otot lengan bahu (X1), maka nilai

hasil servis atas (Y) adalah 3,0108 Koofisien regresi sebesar 0,159 yang menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai kekuatan otot lengan bahu akan memberikan penurunan nilai sebasar 0,159 pada hasil servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

2. Uji persamaan regresi sederhana daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan

hasil servis atas (Y)

Dari hasil analisis regresi sederhana bahwa daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b sebesar 0,0072 dan

(9)

konstanta a sebesar 4,1678. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variaber tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 4,1678 - 0,0072(X2).

Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan dari program excel for windows 2010 diperoleh nilai F seperti pada tabel berikut. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel 5. Hasil uji anova persamaan regresi Y atas X2

Sumber Variansi Derajat Kebebasan (dk) Jumlah Kuadrat (jk) Rata-rata Jumlah kuadrat (RJK) Fhitung Ftabel Total 33 299,216 2,992163 Signifikan = 37,153 1,24 Linier = 1,163 2,603 Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 33 487,8344 22,086 19,0744 487,8344 22,086 0,6153 Ternyata:

Perbandingan Fhitung dengan

Ftabel signifikan dan linieritas.

Keterangan: 37,153 > 1,24 Signifikan 1,163 < 2,603 Linier Tuna Cocok Kesalahan (Error) 24 4 18,8344 0,24 0,69757 0,06

Berdasarkan tabel uji anova atau Ftes, pada uji signifikan persamaan regresi

diperoleh Fhitung = 37,153 lebih besar dari Ftabel = F(0,95)(1,31) = 1,24 menunjukkan

(10)

penyebut n – k. Sementara pada uji linieritas persamaan regresi diperoleh Fhitung = 1,163 lebih kecil dari Ftabel = F(0,95)(27,4) =2,603. Hal ini berarti bahwa

persamaan regresi berpola linier menunjukkan konstanta sebesar 4,1678 yang menyatakan bahwa jika tidak ada nilai dari variabel daya ledak otot lengan bahu (X2), maka nilai hasil servis atas (Y) adalah 4,1678. Koofisien regresi sebesar

0,0072 yang menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai daya ledak otot lengan bahu (X2) akan memberikan penambahan nilai sebasar 0,0072 pada hasil

servis atas. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

3. Uji persamaan regresi ganda kekuatan otot lengan bahu (X1) dan daya ledak

otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y)

Dari hasil analisis regresi ganda kekuatan otot lengan bahu (X1) dan daya

ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y) menghasilkan regresi b1

sebesar 0,4566, arah regresi b2 sebesar 0,0000286 dengan konstanta a sebesar

1,4483. Dengan demikian bentuk hubungan dari ketiga variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi ŷ = 1,4483 + 0,4566(X1) + 0,0000286 (X2).

Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat signifikansi dan linieritas. Untuk itu digunakan uji F. Pada uji signifikan persamaan regresi ganda diperoleh Fhitung = 1,124 lebih

besar dari Ftabel = 3,63 menunjukkan persamaan regresi ganda ŷ = 1,4483 +

0,4566(X1) + 0,0000286 (X2). Signifikan pada taraf 5% dengan dk pembilang

m =2 dan dk penyebut n – m-1 =29. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kekuatan otot lengan bahu berkurang dan skor daya ledak otot lengan bahu meningkat.

(11)

3. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis I

Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H0 : r < 0 melawan H1 : r ≥ 0

Dimana;

H0 : Tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan

bahu dengan hasil servis atas

H1 : Terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan bahu

dengan hasil servis atas

Besarnya tingkat hubungan antara variabel kekuatan otot lengan bahu (X1)

dengan hasil servis atas (Y) yang dihitung dengan koofisien korelasi (rX1Y) = 0,8157 menunjukkan hubunga negatif yang tinggi diantara kedua variabel.

Karena rX1Y lebih kecil dari nol, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan

demikian terdapat hubungan negatif signifikan antara kekuatan otot lengan bahu

dengan hasil servis atas. Sedangkan koofisien determinasi r2 = 0,6654 menunjukkan 66,54% kontribusi variabel kekuatan otot lengan bahu

terhadap hasil servis atas sedangkan sisanya 33,46% dipengaruhi oleh faktor variabel lain.

Selanjutnya dengan membandingkan thitung = 7,85 pada taraf kesalahan 5%

untuk uji dua pihak dengan ttabel = 1,55 ternyata thitung lebih besar dari ttabel.

Dengan demikian koofisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

(12)

2. Pengujian Hipotesis II

Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H0 : r < 0 melawan H1 : r ≥ 0

Dimana;

H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara daya ledak otot

lengan bahu dengan hasil servis atas

H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara daya ledak otot lengan

bahu dengan hasil servis atas

Besarnya tingkat hubungan antara variabel daya ledak otot lengan bahu

(X2) dengan hasil servis atas (Y) yang dihitung dengan koofisien korelasi

(rX2Y) = 0,5059 menunjukkan tingkat hubunga yang sedang diantara kedua variabel. Namun karena rX2Ylebih dari nol pada taraf kesalahan 5% sehingga H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara

variabel daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y).

Sedangkan koofisien determinasi r2 = 0,2559 menunjukkan 25,59% besarnya kontribusi variabel daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y)

sedangkan sisanya 74,41% dipengaruhi oleh faktor variabel lain.

Selanjutnya dengan membandingkan thitung = 3,265 pada taraf kesalahan

5% untuk uji dua pihak dengan ttabel = 1,55 ternyata thitung lebih besar dari ttabel.

Dengan demikian koofisien korelasi yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

(13)

3. Pengujian Hipotesis III

Dalam pengujian statistik, hipotesis dirumuskan sebagai berikut. H0 : r = 0 melawan H1 : r ≠ 0

Dimana;

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara

kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara

kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas

Besarnya hubungan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu (X1) dan daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas (Y)

yang dihitung dengan koofisien korelasi (RX1X2Y) = 0,983 hubungan ini secara kualitatif dapat dinyatakan tinggi, dan besarnya lebih dari korelasi antara X1

dengan Y, maupun X2 dengan Y. Besarnya korelasi (RX1X2Y) = 0,983 berlaku

untuk sampel yang diteliti sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian

terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara kekuatan otot lengan bahu (X1) dan daya ledak otot lengan bahu (X2) dengan hasil servis atas

(Y). Sedangkan koofisien determinasi r2 = 0,966 menunjukkan 96,6% kontribusi variabel kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu terhadap hasil servis atas sedangkan sisanya 3,4% dipengaruhi oleh faktor variabel lain.

Selanjutnya dengan membandingkan Fhitung = 43,92 pada taraf kesalahan

(14)

Dengan demikian koofisien korelasi ganda yang ditemukan signifikan dan dapat digeneralisasikan keseluruh populasi dimana sampel diambil. Uraian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik dekriptif dapat dilihat bahwa kekuatan otot lengan bahu, daya ledak otot lengan bahu dan hasil servis atas berada pada kategori sedang. Jika ditinjau dari variabel kekuatan otot lengan bahu (X1), pesentase pengkategorian skor mahasiswa yang berada

pada kategori tinggi lebih besar daripada skor mahasiswa yang berada pada kategori rendah meskipun selisih pengkategorian persentase skornya sangat tipis. Sementara skordaya ledak otot lengan bahu cenderung seimbang antara persentase jumlah mahasiswa yang memperoleh skor tinggi dan rendah. Lain halnya dengan hasil servis atas, ternyata persentase pengkategorian skor mahasiswa yang tinggi lebih kecil dibandingkan dengan persentase kategori rendah dengan selisih yang cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil servis atas masih rendah.

Berdasarkan hasil analisis pengujian statistik inferensial yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu secara bersama-sama dengan hasil servis atas signifikan. Dibawah ini akan dijelaskan uraian lengkapnya adalah sebagai berikut.

1. Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini bahwa kekuatan otot lengan bahu memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan

(15)

hasil servis atas dilihat dari tingkat hubungan antara kedua variabel ini cukup tinggi. Artinya makin besar kekuatan yang diberikan seseorang dalam melakukan servis atas maka semakin besar pula skor hasil servis atas yang diperoleh, begitu pula sebaliknya semakin kecil kekuatan otot lengan bahu yang diberikan maka semakin kecil skor hasil servis atas yang dipeoleh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwaekuatan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan denga hasil servis atas.

2. Hubungan antara daya ledak Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas Daya ledak otot lengan bahu dengan hasil servis atas memiliki hubungan positif yang signifikan. Sehingga diperlukan latihan-latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot lengan bahu yang tentunya aan berpengaruh pada peningkatan hasil servis atas.

3. Hubungan antara Kekuatan Otot Lengan Bahu dan daya ledak Otot Lengan Bahu dengan Hasil Servis Atas

Kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu memiliki hubungan yang signifikan secara bersama-sama dengan hasil servis atas. Dimana hubungan yang ada secara kualitatif termasuk kategori tinggi.artinya agar hasil servis atas jauh meningat makaperlu adanya kekuatan otot lengan bahu dan daya ledak otot lengan bahu yang besar.

Daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot lengan bahu merupakan unsur fisik yang mempengaruhi hasil servis atas. Daya ledak otot lengan bahu diperlukan agar hasil servisnya juga menjadi maksimal sedangkan kekuatan otot lengan bahu merupakan sumbangan awal yang dapat membantu meningkatkan

(16)

hasil servis. Maka dari itu tanpa daya ledak otot lengan bahu dan kekuatan otot lengan bahu yang maksimal, akan membuat seseorang akan mengalami kesulitan melakukan servis atas yang maksimal.

Gambar

Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X1  Kelas   Interval  Frekuensi  4,7   – 4,87  4,88 – 5,05  5,06 – 5,23  5,24 – 5,41  5,42 – 5,59  5 4 2  10 8
Gambar 11. Grafik distribusi frekuensi variabel X 1
Tabel 2. Daftar Distribusi Frekuensi Variael X2  Kelas   Interval  Frekuensi  32-37  38-43  44-49  50-55  56-61  6 4  15 5 3  Jumlah  33
Gambar 12. Grafik distribusi frekuensi variabel X 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar pada hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang berarti antara daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan dan kelentukan

Kata Kunci : Kekuatan Otot Lengan, Daya Ledak Otot Lengan, Kelentukan Pergelangan Tangan dan Hasil Tembakan Bebas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1)

sebesar 0,532 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan , panjang lengan dan daya ledak otot tungkai dengan hasil smash normal

Hasil penenlitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara panjang lengan, kekuatan otot lengan, koordinasi mata-tangan dan daya ledak (power) otot

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara kekuatan otot lengan dan daya ledak otot lengan dengan hasil service dalam tenis lapangan pada mahasiswa

Hipotesis ketiga yang diajukan yaitu terdapat hubungan yang berarti (signifikan) antara kekuatan otot lengan (X 1 ), kekuatan otot tangan (X 2 ) secara

Frekuensi terbanyak terletak pada kategori baik, dengan demikian maka kekuatan otot lengan dan bahu pada atlet PUSLATDA POMNAS XIII DIY Cabang Olahraga Pencak

Hasil analisis korelasi pada variabel hubungan kekuatan otot bahu, fleksibilitas, keseimbangan, daya ledak otot tungkai dengan kesempurnaan teknik meroda di atas