• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT BERAT BAYI LAHIR (BBL) DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RIWAYAT BERAT BAYI LAHIR (BBL) DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

65

RIWAYAT BERAT BAYI LAHIR (BBL) DAN STATUS GIZI DENGAN

PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Ely Tjahjani*

*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id

Pendahuluan: Anak usia pra sekolah merupakan periode perkembangan yang cepat dan perubahan dalam berbagai aspek pembangunan. Dari 7 balita studi awal sampel berusia 3-6 tahun menunjukkan bahwa 2 (28,5%) bayi belum mampu berbicara dengan baik dan berjalan sendiri ke tangga menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Dari hasil studi pendahuluan itu diketahui bahwa mereka menemukan anak-anak berusia 3-6 tahun yang memiliki keterlambatan perkembangan di Posyandu Kaswito Windu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah hubungan berat badan lahir (BBL) dan status gizi perkembangan anak usia pra-sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik pada tahun 2014. Metode: penelitian ini menggunakan analitik korelasional, dengan populasi semua anak usia 3-6 tahun sebanyak 98 anak. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, instrumen menggunakan data sejarah BBL, observasi dan bentuk Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis statistik yang digunakan uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan berat badan lahir sebagian besar normal (BBLN) 57 (73,1%), status gizi normal sebagian besar responden 45 (57,7%), dan pengembangan sebagian besar responden adalah normal sebanyak 46 (59,0%). Hasil: Hasilnya menunjukkan nilai 0,048 dan 0,016 <0,05, yang berarti bahwa Ho ditolak dan H1 diterima bahwa ada sejarah hubungan berat badan lahir rendah pengembangan anak prasekolah dan 0.016 <0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yang ada status gizi hubungan perkembangan anak-anak prasekolah. Diskusi: penelitian ini diharapkan bahwa orang tua dapat merangsang perkembangan sesuai dengan usia.

Kata kunci : Berat Badan Lahir Rendah, bayi, Status Gizi, Pengembangan, anak prasekolah PENDAHULUAN

Perkembangan pada manusia tidak hanya dimulai saat dilahirkan, tetapi perlu diyakini bahwa perkembangan manusia sudah terjadi sejak masa konsepsi. Proses konsepsi menjadi dasar untuk setiap perkembangan pada manusia dan fase perkembangan akan berahkir pada saat manusia meninggal. Perkembangan menandai maturitas dari organ dan sistem, perolehan keterampilan, kemampuan yang lebih siap untuk beradaptasi terhadap stres dan kemampuan untuk memikul tanggung jawab maksimal dan memperoleh kebebasan dalam mengekspresikan kreativitas.

Fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah ketika masa bayi dan balita, karena pada masa itulah saat yang paling vital bagi orang tua dalam membangun fondasi pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita merupakan proses yang teramat penting dalam menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku (Sunartyo, 2008). Masa anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadi perubahan

dalam berbagai aspek perkembangan. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna dan setiap individu memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda (Hidayat, 2008). Kehidupan anak usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran anak di sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan secara umum.

Menurut UNICEF, angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan 23,5(27,5%)/ 5 juta anak mengalami gangguan (UNICEF, 2005). Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia cakupan pelayanan kesehatan balita dalam deteksi tumbuh kembang balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang anak di Indonesia sebesar 45,7% (Depkes RI, 2010). Sedangkan data yang didapatkan berdasarkan catatan Dinkes Propinsi

(2)

66 Jawa Timur untuk deteksi tumbuh kembang

balita di Jawa Timur ditetapkan 80% tetapi cakupan periksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 14% (Depkes Jatim, 2009). Data yang didapatkan berdasarkan catatan dinkes Kota Surabaya jumlah balita dan anak usia prasekolah yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang berjumlah 61 anak dari 127.197 anak yang dilakukan deteksi dini pada tahun 2014 (Depkes Surabaya, 2014).

Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik pada bulan Februari – Maret 2014 didapatkan jumlah anak pra sekolah berusia 3-6 tahun sebanyak 98 anak. Dari 7 balita yang dijadikan sampel penelitian awal yang berusia 3-6 tahun didapatkan bahwa 2 (28,5%) balita tersebut belum dapat berbicara dengan baik dan berjalan sendiri ke tangga dengan menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Dari hasil studi pendahuluan dapat diketahui bahwa masih ditemukan anak usia 3-6 tahun yang mengalami keterlambatan perkembangan di Posyandu Mawar.

Faktor yang menghambat perkembangan pada anak meliputi kondisi ibu yang kurang menyenangkan selama kehamilan, trauma di kepala akibat kelahiran yang sulit, IQ dibawah normal, perlindungan yang berlebihan atau kelahiran sebelum waktunya, gizi yang kurang setelah lahir, kurangnya rangsangan, dorongan dan kesempatan menggerakan semua bagian tubuh akan dapat memperlambat perkembangan kemampuan anak (Widyastuti dan Widyani, 2007). Gizi yang kurang saatlahir akan mengakibatkan terjadinya kelahiran dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2010). Sedangkan faktor penghambat berdasarkan studi pendahuluan yang mempengaruhi perkembangan adalah karena kurangnya rangsangan/stimulasi dari orang tua serta kurangnya pengetahuan orang tua mengenai perkembangan pada anak.

Bayi dengan BBLR meningkatkan resiko terjadinya cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik yang berhubungan dengan kemampuan berjalan, serta jika dibandingkan dengan berat badan lahir normal (BBLN), bayi BBLR lemah dalam keterampilan

motorik halus seperti mengurai benang (Fanaroff, 2009). Penelitian oleh Martika (2012) di Yogyakarta menunjukan bahwa ada hubungan antara BBLR dengan perkembangan motorik anak, pada riwayat BBLR memiliki suspect untuk terjadinya keterlambatan perkembangan motorik halus 27,6 kali dan perkembangan motorik kasar 8,18 lebih besar dibandingkan anak normal

Keadaan gizi kurang juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, khusus pada perkembangan dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi otak. Otak manusia mengalami perubahan struktural dan fungsional yang luar biasa antara minggu ke-24 sampai minggu ke-42 setelah konsepsi. Perkembangan ini berlanjut saat setelah lahir hingga usia 2 atau 3 tahun. Gizi yang cukup dan memenuhi kebutuhan merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek serius seperti kegagalan fisik, menurunkan perkembangan kecerdasan, kekurangan girah belajar, menurunnya produktivitas dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit yang menyebabkan kematian.

Apabila anak mengalami perkembangan yang meragukan baik dari segi kognitif, bahasa maupun sosial maka akan menghambat keseluruhan proses perkembangan sehingga terjadi gangguan perkembangan anak. Bila tidak segera ditangani dan tidak ada tindak lanjut dari permasalahan tersebut akan terjadi dampak makro yaitu tingginya angka penyimpangan tumbuh kembang pada anak di negeri ini. Solusi teoritis adalah dengan pemberian stimulasi yang tepat sesuai dengan usia anak sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan perkembangan pada anak. Solusi praktis adalah memberikan informasi kepada orang tua tentang tumbuh kembang anak melalui penyuluhan dan konseling (Kartini, 2007).

Dari permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengupas lebih dalam tentang “Hubungan riwayat BBL dan Status Gizi dengan Perkembangan Anak usia Pra Sekolah di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik”.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan lingkup penelitian termasuk jenis penelitian induktif dan statistik inferensial. dalam penelitian ini adalah seluruh anak berusia 3-6 tahun di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014 sebanyak 98 anak.

(3)

67 Dalam penelitian ini alat ukur yang

digunakan untuk mengetahui riwayat BBL adalah data riawayat BBL dalam buku KIA dan untuk mengetahui BB dan TB adalah timbangan dacin dan pita ukur dalam lembar observasi. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan anak dengan menggunakan form KPSP. Penelitian ini dilakukan di Desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014 dan dilaksanakan pada bulan April 2014.

HASIL PENELITIAN

Karateristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

Pria 44 56,4

Wanita 34 43,6

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian,2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah pria sebanyak 44 (56,4%). Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

SD 12 15,4

SMP 36 46,2

SMA/SMK 28 35,9

PT 2 2,6

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa pendidikan responden hampir setengahnya adalah SMP sebanyak 36 (46,2%).

Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%) IRT 62 79,5 Swasta 14 17,9 Wiraswasta 2 2,6 Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa pekerjaan responden hampir seluruhnya adalah IRT sebanyak 31 (79,5%).

Karateristik Responden Berdasarkan Pengasuh

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

Orang Tua 76 97,4

Nenek 2 2,6

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa pengasuh responden hampir seluruhnya adalah orang tua sebanyak 37 (97,4%).

Karateristik Responden Berdasarkan Berat Bayi Lahir

Tabel . 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Bayi Lahir di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

BBLL 3 3,8

BBLN 57 73,1

BBLR 18 23,1

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa berat bayi lahir sebagian besar adalah BBLN sebanyak 57 (73,1%). Karateristik Responden Berdasarkan Status Gizi

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Anak di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

Lebih 2 2,6

Normal 45 57,7

Kurus 30 38,5

Sangat Kurus 1 1,3

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa status gizi responden sebagian besar adalah normal sebanyak 45 (57,7%).

Karateristik Responden Berdasarkan Perkembangan Anak

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Anak di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

(4)

68 Variabel Frekuensi (F) Prosentase (%)

Tidak 46 59,0

Penyimpangan 32 41,0

Total 78 100

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan responden sebagian besar adalah normal sebanyak 46 (59,0%).

Hubungan riwayat BBL dengan

Perkembangan Anak usia Pra Sekolah di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Tabel 8 Distribusi tabulasi silang hubungan riwayat BBL dengan Perkembangan anak usia Pra sekolah

Riwayat BBL

Perkembangan anak usia pra

sekolah

Total

Tidak Penyimpangan Frek % Frek % Frek % BBLL 1 1,3 22,6 33,8 BBLN 3950,0 18 23,1 5773,1 BBLR 67,7 1215,4 1823,1 Total 4659,0 3241,0 78100 Ρ = 0,018 α = 0,05 Cc = + 0,225

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan anak setengahnya adalah sebanyak 39 orang (50,0%) dengan riwayat berat bayi lahir normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperleh nilai ρ value (0,048) < ɑ (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan riwayat BBL dengan perkembangan anak pada anak usia pra sekolah di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient sebesar 0,225 yang menunjukan kekuatan korelasi rendah dan arah hubungannya positif (+) atau sejajar yang artinya jika riwayat BBL semakin baik maka perkembangan anak usia pra sekolah semakin baik.

Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak usia pra Sekolah di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Tabel 9 Distribusi tabulasi silang hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia pra sekolah

Status Gizi

Perkembangan anak usia pra sekolah

Total Tidak Penyimpangan Frek

% Frek % Frek % Lebih 11,3 11,3 22,6 Normal 3241,0 1316,7 4557,7 Kurus 1316,7 17 21,8 3038,5 Sangat Kurus 0 0 1 1,3 1 1,3 Total 4659,0 3241,0 78 100 Ρ = 0,016 α = 0,05 Cc = + 0,271

(Sumber : Data Primer Penelitian, 2014)

Berdasarkan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan anak usia pra sekolah hampir setengahnya adalah sebanyak 32 responden (41,0) dengan status gizi normal. Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diperoleh nilai ρ value (0,016) < ɑ (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya adanya hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia pra sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficientsebesar 0,271 yang menunjukan kekuatan korelasi rendah dan arah hubungannya positif (+) atau sejajar artinya jika status gizi semakin bagus maka perkembangan anak usia semakin baik PEMBAHASAN

Mengidentifikasi riwayat BBL anak usia pra sekolah di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014.

Berdasarkan tabel 5 dapat diinterpretasikan bahwa berat bayi lahir sebagian besar adalah BBLN sebanyak 57 (73,1%). Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Berat lahir juga merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Secara umum faktor yang mempengaruhi berat lahir adalah dari faktor ibu, janin serta plasenta (Proverawati dkk, 2010).

Faktor ibu yang dapat mempengaruhi berat lahir antara lain penyakit pada saat kehamilan adalah Diabetes Melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes), usia ibu hamil < 20 tahun dan > 35 tahun, jarak kehamilan < 2

(5)

69 tahun, paritas serta keadaan ekonomi keluarga

akan mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas bahan makanan, keadaan gizi yang kurang baik, mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa instirahat serta pengawasan antenatal yang kurang. Faktor janin yang mempengaruhi berat lahir sepert adanya kelainan kromosom, radiasi, kehamilan ganda/gemeli. Sedangkan dari faktor plasenta yang mempengaruhi berat lahir seperti berat plasenta berkurang, berongga, luas permukaan berkurang serta plasenta vilus (bakteri, virus dan parasite).

Pemeriksaan antenatal yang dilakukan ibu selama hamil dapat bermanfaat untuk kehamilan ibu karena dengan pemerikasaan antenatal dapat melihat status gizi ibu. Apabila gizi ibu tidak tercukupi selama kehamilan maka akan berpengaruh juga terhadap perkembangan janin didalam kandungan. Bila terdapat ibu hamil yang status gizinya masih kurang maka bisa diberikan penanganan sejak dini untuk menghindari kejadian BBLR.

Menurut analisa peneliti tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan dilapangan. Hal ini dapat dilihat bahwa banyak responden yang memiliki riwayat berat bayi lahir normal.

Mengidentifikasi Status Gizi Anak Usia Pra sekolah di Desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik

Berdasarkan tabel 6 dapat diinterpretasikan bahwa status gizi anak sebagian besar adalah normal sebanyak 45 (57,7%). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, merupakan inderks yang statis dan agregatif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. Menurut Nyoman (2010) menyatakan bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hampir setengahnyaadalah SMP sebanyak 36 responden (46,2%). Latar belakang pendidikan orang tua, baik kepala keluarga, istri merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak. Hubungan positif antara tingkat pendidikan orang tua dengan keadaan gizi anak telah banyak diungkapkan oleh para

ahli. Pada masyarakat yang rata-rata tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang lebih rendah (Soekirman, 2008). Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa sebanyak 30 responden yang memiliki status gizi kurus dan 1 responden memiliki status gizi sangat kurus. Hal ini di karenakan kurangnya pengetahuan dari orang tua mengenai asupan gizi yang sesuai dengan pertumbuhan anak sehingga asupan gizi anaka tidak sesuai dengan kebutuhan.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada masyarakat yang rata-rata tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikan cukup tinggi prevalensi gizi kurang lebih rendah. Menurut analisa peneliti tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan dilapangan. Hal ini dapat di lihat bahwa terdapat banyak responden yang memiliki status gizi yang baik.

Mengidentifikasi Perkembangan Anak Usia Pra sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik

Berdasarkan tabel 7 dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan anak sebagian besar adalah normal sebanyak 46 (59,0%).Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2007). Perkembangan berhubungan dengan perubahan secara kualitas, diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu untuk berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan dan pembelajaran. Proses pematangan berhubungan dengan peningkatan kematangan dan adaptasi. Proses tersebut terjadi secara terus-menerus dan saling berhubungan serta ada keterikatan antara satu komponen dan komponen lain. Jadi, jika tubuh anak semakain besar dan tinggi, kepribadiannya secara simultan juga semakain matang (Supartini, 2012). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan di antaranya adalah pendidikan orang tua yang tamatan SMP sebanyak 36 responden. Pendidikan ibu yang masih rendah akan berpengaruh terhadap pemberian stimulasi pada anak sesuai dengan usianya. Pengetahuan yang dimiliki ibu bisa dimanfaatkan untuk dapat menentukan stimulasi apa yang harus diberikan pada anaknya sehingga anbaknya bisa

(6)

70 berkembang sesuai dengan tahap perkembangan

pada usianya. Lingkungan pengasuhan juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak karena interaksi ibu anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain kebutuhan akan stimulasi, anak juga memiliki kebutuhan lain seperti nutrisi, perawatan kesehatan dasar serta kasih sayang. Apabila kebutuhan anak cukup terpenuhi maka perkembangan anak juga semakin bagus.

Menurut analisa peneliti tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan dilapangan. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat banyak responden yang tidak mengalami penyimpangan dalam perkembangannya.

Menganalisa hubungan Riwayat BBL dengan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik

Berdasarkan tabel 8 dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan anak setengahnya adalah sebanyak 39 orang (50,0%) dengan riwayat berat bayi lahir normal. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Spearman Rank diperleh nilai ρ value (0,048) < ɑ (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya ada hubungan riwayat BBL dengan perkembangan anak pada anak usia pra sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik tahun 2014. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient sebesar 0,225 yang menunjukan kekuatan korelasi rendah dan arah hubungannya positif (+) atau sejajar yang artinya jika riwayat BBL semakin baik maka perkembangan anak usia pra sekolah semakin baik.

Riwayat BBL sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa terdapat 18 responden yang memiliki riwayat BBLR dengan responden yang mengalami penyimpangan dalam perkembangannya sebanyak 12 responden. Anak yang terlahir dengan status BBLR nantinya cenderung akan mengalami kesulitan dalam belajar, gangguan fungsi otak, gangguan kesehatan mental, serta masalah-masalah perkembangan dan perilaku lainnya. Hasil peneltian yang dilakukan pada tahun 2003 menunjukan adanya hubungan status gizi masa lampau terhadap tingkat perkembangan dan kecerdasan anak usia sekolah. Kecerdasan anak sangat ditentukan bagaimana perkembangan dan pertumbuhan otak saat dalam kandungan dan setelah kelahiran. Gizi yang cukup dan memenuhi kebutuhan merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan

perkembangan otak (Rafael, 2007).

Bayi dengan BBLR meningkatkan resiko terjadinya cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik yang berhubungan dengan kemampuan berjalan jika dibandingkan dengan BBLN, BBLR lemah dalam keterampilan motorik halus seperti mengurai benang (Fanaroff, 2009). Pemberian stimulasi yang tepat pada anak akan bisa bermanfat terhadap perkembangan selanjutnya. Jika anak yang sebelumnya memiliki riwayat BBLR maka diharapkan pemberian stimulasinya harus lebih sering bila dibandingkan dengan anak yang memiliki riwayat BBLN atau BBLL. Pemberian stimulasi juga harus diberikan sesuai dengan usia anak tersebut. Perkembangan pada anak dengan riwayat BBLR yang agak terlambat bagi mereka adalah berbicara serta memegang benda yang kecil atau ketika diminta untuk menyusun benda. Hal ini bisa diatasi dengan pemberian stimulasi yang tepat serta adanya keterlibatan dari anggota keluarga dan orang tua.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martika (2012) di Yogyakarta menunjukan bahwa ada hubungan antara BBLR dengan perkembangan motorik anak. Pada riwayat BBLR memiliki suspect untuk terjadinya keterlambatan perkembangan motorik halus 27,6 kali dan perkembangan motorik kasar 8,18 kali lebih besar dibandingkan anak normal.Hal ini berarti bayi dengan riwayat BBLR mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya keterlambatan dibandingkan BBLN.

Menurut analisa peneliti dapat dikatakan bahwa penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa semakin rendah riwayat BBL yang mengalami BBLR maka perkembangan semakin baik.

Menganalisa hubungan Status Gizi dengan Perkembangan anak usia pra sekolah di desa Kaswito Windu Kabupaten Gresik

Berdasarkan tabel 9 dapat diinterpretasikan bahwa perkembangan anak usia pra sekolah sebagian besar adalah sebanyak 32 responden (41,0) dengan status gizi normal. Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Spearman Rank diperoleh nilai ρ value (0,016) < ɑ (0,05) maka Ho ditolak dan H1 diterima, artinya adanya hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia pra sekolah di desa Kaswito Wiundu Kabupaten Gresik tahun 2014. Selain itu didapatkan nilai correlation coefficient sebesar 0,271 yang menunjukan kekuatan korelasi rendah dan arah hubungannya

(7)

71 positif (+) atau sejajar artinya jika status gizi

semakin bagus maka perkembangan anak usia semakin baik.

Ada empat parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak yaitu motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa, sosial dan kemandirian. Pemantauan perkembangan anak berguna untuk menemukan penyimpangan/hambatan perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang anak. Anak usia pra sekolah merupakan kelompok yang sangat perlu diperhatikan akan kebutuhan gizinya, karena mereka dalam masa pertumbuhannya. Kekurangan akan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan mental anak (Sutarta, 2008). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebanyak 30 responden yang memiliki status gizi yang kurus dan 17 responden memiliki penyimpangan dalam perkembangannya.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai dengan masa perkembangannya. Status gizi yang kurang akan menghambat laju perkembangan yang dialami individu, akibatnya proporsi struktur tubuh menjadi tidak sesuai dengan usianya yang pada akhirnya semua itu akan berimplikasi pada perkembangan aspek lain (Mahendra dan Saputra, 2008). Zat-zat gizi yang dikonsumsi anak akan berpengaruh pada status gizi anak. Perbedaan status gizi balita memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, dimana jika gizi yang dikonsumsi tidak terpenuhi dengan baik maka perkembangan balita akan terhambat. Apabila balita mengalami kekurangan gizi akan berdampak pada keterbatasan pertumbuhan, rentan terhadap infeksi, peradangan kulit dan akhirnya dapat menghambat perkembangan anak meliputi kognitif, motorik, bahasa dan keterampilannya dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi yang baik (Anwar, 2009).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lindawati (2014) di Jakarta menunjukan bahwa ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik anak usia pra sekolah. Pada anak yang memiliki status gizi kurang sebanyak 18 responden dan 12

diantaranya mengalami perkembangan yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil analisa uji statistik diperoleh ρ value (0,01) < ɑ (0,05) maka Ho ditolak H1 diterima artinya adanya hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia pra sekolah. Menurut analisa peneliti dapat dikatakan bahwa penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa semakin baik status gizi anak maka perkembangan anak semakin baik

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian hubungan riwayat BBL dan Status Gizi dengan perkembangan anak usia pra sekolah dapat di simpulkan sebagi berikut :

Sebagian besar responden di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014 memiliki riwayat berat badan lahir normal.

Sebagian besar responden di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014 memiliki status gizi normal.

Sebagian besar responden di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014 tidak mengalami penyimpangan perkembangan.

Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan riwayat BBL dengan Perkembangan Anak Usia pra sekolah di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014.

Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Anak Usia pra sekolah di desa Kaswito Windu kabupaten Gresik tahun 2014.

Saran

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk proses belajar mengajarterutama tentang pentingnya perkembangan anak serta sebagai referensi di perpustakaan, menjadikan tulisan ini sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya. Diharapkan tenaga kesehatan tetap memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai perkembangan anak serta melakukan deteksi dini terhadap perkembangan anak sedini mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Anwar. 2009. Peranan Gizi dan Pola Asuh

dalam Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010.

(8)

72

Departemen Kesehatan dan Departemen Sosial. 2010.

Gizi Seimbang Menuju Hisup Sehat Bagi Balita. Jakarta : Depkes dan Depsos.

Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 2014. Rekapitulasi Jumlah Balita Kota Surabaya 2014.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jatim tahun 2009. . Gutama. 2008. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan

Anak Usia Dini (Nutrition and Stmulation Aspect of Early Child Education). Jakarta : Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi-IPB, Direktorat Gizi Masyarakat-Depkes.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Salemba Medika.

Hurlock, Elizabeth B. 2010. Perkembangan Anak Jilid 1. Edisi Enam. Jakarta : Erlangga. Ismail Djauhar, dkk. 2007. Denver II. Yogyakarta : Fak. Kedokteran UGM.

Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Jakarta : Mandar Maju.

Kosim, Sholeh M. 2007. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : JNPK.

Lissauer, Tom dan Fanaroff, Avroy. 2009. At a Glance Neonatalogi. Jakarta : Erlangga. Mahendra dan Saputra. 2008. Perkembangan dan

Belajar Motorik. Jakarta : Universitas Terbuka.

Narendra, M. B. 2008. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta : EGC. Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ocdha F. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan Masalah Tumbang [internet] 22th Maret, pp 5-9. Bersumber dari :

http://digilib.unimus.ac.id/file/disk1/136/ jtpunimus-gdl-ocdhafarok-6754-1-9.babi-e.pdf [6 Febuari 2014].

Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan YBP-SP. Jakarta : EGC.

Proverawati A, Ismawati C. 2010. Berat Badan Bayi Lahir Rendah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Rafael, R. 2007. Development Delay Recognition, Assesment, and Management. Indonesia.

Rochjati, P. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : universitas Erlangga Supartini, Yupi. 2012. Buku Ajar Konsep Dasar

Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Sediaoetama, A.D. 2010. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Soekirman. 2008.Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Srirahayu. 2013. Jurnal BAB 2 Anak Pra sekolah, pp 1-22. Demak.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Suhardjo. 2007. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : PT Bumi Angkasa

Supariasa, I, dkk. 2010. Penilaian Status Gizi. EG: Jakarta

Sunartyo, Nano. 2008. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas. Yogyakarta : Bangun Tafan. Sutarta. 2008. Pangan, Gizi, dan Pertanian.

Jakarta : UI Pers.

Syamsu,Y. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Remaja Rosdakarya.

Tanuwijaya, S. 2007. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta : EGC.

UNICEF. 2005. Early Marriage, A Harmful Traditional Practise, A Statistical Exploration. The United Nations Children’s Fund (UNICEF).

Widyastuti, A & Widyani S. 2007.

Panduan

Perkembangan

Anak Usia 0-1 tahun.

Gambar

Tabel  9  Distribusi  tabulasi  silang  hubungan  status gizi dengan perkembangan anak usia  pra sekolah

Referensi

Dokumen terkait

uang muka yang ringan, dan beberapa kemudahan serta keuntungan lainnya menjadi ancaman bagi PT. Sinar Mulya Sejahtera dalam memasarkan produk perumahan mereka.

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIII

[r]

This research is aimed at finding out; (1) Think Pair Share is more effective than Direct Instruction Method to teach reading comprehension; (2) Students who have high

Sedangakan untuk variabel kesan kualitas memiliki pengaruh paling rendah dalam keputusan pembelian konsumen pada produk Elzatta ini disebabkan karena penawaran produk

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah variabel yang digunakan tidak hanya tingkat inflasi, tingkat PDRB dan jumlah pengangguran, tetapi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintah dan pengetahuan pengelola berpengaruh terhadap kualitas laporan

Penelitian ini membahas mengenai analisis kemungkinan pemakaian standar keuangan yang baku diperuntukkan untuk usaha kecil menengah, khususnya dalam hal penyusunan