PROPOSAL PENELITIAN
Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Blitar
Dosen Pengampu,
Rokhmat Subagiyo, S.E, M.E.I
Disusun Oleh :
Ana Rizki Amalia (17402153425)
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2018
Penelitian ini berjudul “Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Blitar”.
B. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi setiap negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran, berarti tidak hanya berbicara tentang masalah sosial tetapi juga berbicara tentang masalah ekonomi, karena pengangguran selain menyebabkan masalah sosial juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara, khususnya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya tetapi tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang memadai. Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja merupakan faktor terciptanya pengangguran. Dampak negatif dari pengangguran adalah berkurangnya tingkat pendapatan masyarakat yang akan menyebabkan penurunan tingkat kesejahteraan. Jika hal tersebut berlangsung terus menerus, maka akan semakin menghambat pembangunan jangka panjang meningkatnya kemiskinan, dan meningkatnya angka kriminalitas.
Menurut Badan Pusat Statistik, pengertian pengangguran terbuka (open unemployment) adalah penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang tidak mempunyai pekerjaan atau masih dalam proses mencari pekerjaan. Sedangkan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang sedang bekerja, atau punya pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja dan menganggur. Jumlah pengangguran di Indonesia masih terbilang besar, sehingga peran pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran sangat diperlukan sehingga angka kemiskinan bisa ditekan dan kesejahteraan rakyat terjamin. Karna hal tersebut merupakan bentuk dari perwujudan sila kelima pancasila.
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tingkat
Pengangguran Terbuka
2.24 3.91 2.82 3.64 3.08 2.79
*Data telah diolah1
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, jumlah pengangguran setiap tahunnya mengalami perubahan. Pada tahun 2010 jumlah pengangguran sebesar 2.24% dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Blitar. Pada tahun 2011 jumlah pengangguran naik drastis menjadi 3.91% dari jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2012 jumlah pengangguran berkurang menjadi 2.82% dari jumlah angkatan kerja. Namun pada tahun 2013 jumlah pengangguran kembali bertambah menjadi 3.64% dari jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2014 dan tahun 2015 jumlah pengangguran mengalami penurunan lagi menjadi 3.08% dan 2.79% dari jumlah angkatan kerja. Naik turunnya jumlah pengangguran tersebut terjadi karena adanya beberapa factor penyebab yang mengalami fluktuatif pula.
Berkaitan dengan masalah pengangguran, ada beberapa faktor yang berkaitan dan mempengaruhinya. Yang pertama adalah inflasi. Secara umum, pengertian inflasi adalah kenaikan harga-harga secara terus menerus dalam periode tertentu. Kenaikan harga barang tersebut tidak harus naik dengan persentase yang sama, yang terpenting kenaikan tersebut terjadi terus menerus dalam periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Kenaikan atau penurunan inflasi akan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan, bahwa jika permintaan akan suatu barang/jasa meningkat, maka harga barang akan meningkat pula. Naiknya harga barang bisa jadi kelangkaan atas barang itu sendiri. Tingginya jumlah permintaan barang menyebabkan peningkatan kapasitas produksi. Dengan begitu penyerapan tenaga kerja meningkat, sehingga jumlah pengangguran akan berkurang.
Indikator ekonomi yang juga berpengaruh terhadap tingkat pengangguran adalah PDRB yang merupakan nilai bersih barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu. PDRB mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output dalam seluruh unit ekonomi di suatu wilayah akan meningkat. Peningkatan output tersebut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang pengangguran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai skripsi dengan judul “Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Blitar”.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah tingkat inflasi yang fluktuatif bedampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar?
2. Apakah tingkat PDRB yang fluktuatif berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar?
3. Apakah tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara bersama-sama berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar?
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak tingkat inflasi yang fluktuatif terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
2. Untuk mengetahui dampak tingkat PDRB yang fluktuatif terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
3. Untuk mengetahui dampak tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara bersama-sama terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
C. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan sebagai berikut:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi atau pengetahuan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berkaitan dengan analisis jumlah pengangguran akibat tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif di Kabupaten Blitar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah bahwa menjaga kestabilan tingkat inflasi dan PDRB adalah sangat penting. Selain itu, sebaga bahan pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan untuk mengurangi jumlah pengangguran.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti dampak tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar pada periode 2010-2017. Jadi, data tentang jumlah pengangguran, data inflasi dan data PDRB yang digunakan adalah data pada periode tersebut.
E. Penegasan Istilah
1. Definisi Konseptual
a. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
b. Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus menerus maka akan mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi serta mampu mengguncang tekanan politik suatu Negara.
c. Dalam kegiatan perekonomian pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara.
2. Definisi Operasional
a. Pengangguran adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja atau masih sedang mencari kerja di Kabupaten Blitar yang dinyatakan dalam persentase.
b. Inflasi adalah naiknya harga barang/jasa secara terus menerus sehingga menyebabkan melemahnya nilai mata uang dan banyaknya jumlah uang yang beredar.
c. PDRB adalah nilai bersih barang/jasa dari kegiatan ekonomi suatu wilayah (Kabupaten Blitar) dalam periode tertentu. PDRB atas harga kontan digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh dari tahun ke tahun.
F. Landasan Teori 1. Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Dalam membedakan jenis-jenis pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya, yaitu:
a. Berdasarkan kepada sumber/penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut.
1. Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja lain yang lebih baik.
2. Pengangguran Siklikal yaitu pengangguran ini disebabkan oleh terjadinya pemutusan hubungan kerja karena kemerosotan permintaan agregat yang mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.
4. Pengangguran Teknomogi yaitu pengangguran ini disebabkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknomogi lainnya.
b. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya
1. Pengaguran Terbuka yaitu pengangguran yang disebabkan oleh pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. 2. Pengangguran Tersembunyi yaitu orang yang bekerja tidak maksimal karena
sebenarnya sudah banyak tenaga kerja yang tersedia.
3. Pengangguran Bermusim yaitu tenaga kerja yang harus kehilangan pekerjaan di saat-saat tertentu.
4. Setengah Menganggur yaitu mereka yang bekerja kurang dari jam kerja pada umumnya.2
2. Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus menerus maka akan mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi serta mampu mengguncang tekanan politik suatu negara.3 Dapat dikatakan terjadi inflasi
jika:
a. Terjadinya kenaikan harga b. Bersifat umum
c. Berlangsung secara terus menerus
Inflasi tidak dapat diprediksi, sehingga hal ini mengurangi efisiensi ekonomi karena orang akan mengambil risiko yang lebih sedikit untuk meminimalkan peluang kerugian akibat kejutan harga. Semakin cepat kenaikan inflasi, semakin sulit memprediksi inflasi di masa yang akan datang.4
Inflasi dapat digolongkan berdasarkan penyebabnya yaitu:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflation
Inflasi yang Demand Full Inflation terjadi karena sebab-sebab alamiahdimana manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk mencegahnya
2 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar , (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 328-331.
itu disebut dengan Natural Inflation. Sedangkan Human Error Inflation
adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan manusia itu sendiri.
b. Actual/Anticipanted/Expected Inflation dan Unanticipated/ Unexpected Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregatif (AD) dari barang atau jasa pada suatu perekonomian.
Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh inflasi sebelumnya dimana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported Inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya. Berdasarkan kepada sumber yang menyebabkan inflasi dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:
a. Inflasi Tarikan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.
b. Inflasi Desakan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.5
Penilaian inflasi dibagi menjadi empat kategori skala yang biasa dipakai yaitu:
a. Inflasi ringan (creeping inflation), terjadi apabila skala penilaian < 10 % per tahun.
b. Inflasi sedang (moderate inflation), terjadi apabila skala penilaian 10 – 30 % per tahun.
c. Inflasi berat, terjadi apabila skala penilaian 30 – 100 % per tahun.
d. Inflasi sangat berat (hyper Inflation), terjadi apabila skala penilaian > 100 % per tahun.6
Inflasi memiliki beberapa dampak buruk terhadap individu dan masyarakat. Menurut Prathama Rahardja dan Manurung yaitu:
a. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat b. Memperburuk distribusi pendapatan
c. Terganggunya stabilitas ekonomi
Dampak lainnya yang timbul selain di atas adalah dampak yang dialami oleh para penabung, oleh kreditur dan debitur, dan oleh produsen. Dampak inflasi bagi para penabung ini menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata unag yang ditabung semakin menurun. Sedangkan dampak inflasi bagi debitur inflasi ini justru menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.
Tetapi, sebaliknya bagi kreditur akan mengalami kerugan karena nilai mata uang pengembalian lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman. Begitu pula bagi produsen, inflasi ini menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Sedangkan dampak inflasi untuk ekonomi secara keseluruhan, misalnya prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk, inflasi mengganggu
stabilitas ekonomi dengan merusak rencana jangka panjang para pelaku ekonomi.7
Teori Philips
Menurut Farid Alghafari menjelaskan bahwa teori A.W Philips muncul karena pada tahun 1929 mengalami depresi ekonomi di Amerika Serikat, yang berdampak pada tingginya inflasi dan pengangguran. Sehingga teori Philips ini mengamati hubungan antara inflasi dengan pengangguran. Dalam kurva Philips terjadi kaitan yang erat, yaitu jika inflasi tinggi maka tingkat pengangguran akan tinggi pula dengan asumsi bahwa inflasi adalah cerminan dari kenaikan permintaan agregat. Berdasar teori permintaan, permintaan naik maka harga juga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi), untuk memenuhi permintaan tersebut maka ditambah kapasitas produksi dengan menambah tenaga kerja. Akibat dari permintaan tenaga kerja, maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) pengangguran akan berkurang.8
Sedangkan menurut Siti Delvi Janiarti, kurva Philips hanya berlaku untuk tingkat inflasi yang ringan dan dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga yang membuat perusahaan meningkatkan produksinya dalah untuk memperoleh laba yang tinggi. Namun pada saat terjadi hyperinflation, kurva Philips ini tidak berlaku, karena saat inflasi tinggi yang tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat, perusahaan akan mengurangi penggunaan tenaga kerja sehingga pengangguran akan bertambah.9
3. PDRB
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian pertumbuhan
7 Amalia Nuril Hidayati, Diktat Ekonomi Makro Islam…., hlm. 82.
8 Farid Alghofari, Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007, Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, t.t.
ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Oleh sebab itu untuk memberi suatu gambaran mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara ukuran yang selalu sigunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai (GNP). Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah:10
a. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
b. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja. c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi. d. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Teori Hukum Okun
Menurut Aziz Septiantin dkk. hukum okun menjelaskan hubungan antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi, diambil dari nama Arthur Okun, ekonom yang pertamakali mempelajarinya. Pengangguran biasanya bergerak bersamaan dengan output pada siklus bisnis. Dalam studinya dia menjelaskan penambahan satu point pengangguran akan mengurangi GDP sebesar 2 persen.11 Artinya terdapat hubungan yang negative antara
pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Penurunan pengangguran menyebabkan ketidakmerataan. Pengangguran juga berhubungan dengan ketersediaan lapangan kerja, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, investasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin rendah harapan untuk membuka kapasitas produksi baru yang akan menambah tenaga kerja.
10 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar….., hlm. 429.
4. Penelitian terdahulu
Inflasi berpengaruh negative tidak signifikan terhadap
tingkat pengangguran,
Investasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat penganggura, PDRB berpengaruh negative tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran dan Inflasi, investasi, PDRB secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tibgkat pengangguran.
Investasi asing berpengaruh negative dan signifikan
terhadap pengangguran
terdidik, Jumlah penduduk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pengangguran terdidik,
persamaan regresi
Secara parsial investasi
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap tingkat pengangguran, Secara parsial
Pertumbuhan ekonomi
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran . negative dan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka, UMK
mempunyai hubungan
Inflasi (X1)
Pengangguran (Y)
PDRB (X2)
Propinsi Jawa Timur tahun 2007-2011. Tenik analisis yang digunakan adalah regresi data panel.
signifikan terhadap tingkat
pengangguran terbuka,
Investasi mempunyai
hubungan negative dan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap tingkat
pengangguran terbuka.
Persamaan antara penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah data yang digunakan berupa data sekunder, yaitu data dari BPS dan lembaga yang terkait. Selain itu teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan analisis regresi linier berganda seperti pada jurnal milik Abu Bakar Hamzah Ramhadin.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah variabel yang digunakan tidak hanya tingkat inflasi, tingkat PDRB dan jumlah pengangguran, tetapi ada variabel UMK, investasi, jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, periode data yang diteliti juga tidak sama. Teknik analisis yang digunakan juga berbeda, seperti jurnal milik Mukti Hadi Prasaja yang menggunakan analisis regresi sederhana.
G. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, paradigma atau kerangka berpikir yang digunakan adalah paradigm ganda dengan dua variabel indepnden seperti bagan berikut.12
H. Hipotesis Penelitian
H1 : Tingkat inflasi yang fluktuatif berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
H2 : Tingkat PDRB yang fluktuatif berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
H3 : Tingkat Inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara bersama-sama berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sedangkan dilihat dari tingkat eksplanasinya merupakan penelitian asosiatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih.
2. Populasi, Sampling dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian ditarik kesimpulan.13 Populasi dalam penelitian ini adalah data
inflasi, PDRB dan jumlah pengangguran yang didapat dari BPS Kabupaten Blitar selama periode penelitian. Semua populasi dalam penelitian dijadikan sebagai sampel penelitian.
3. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukurannya
Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari BPS Kabupaten Blitar. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas meliputi tingkat inflasi dan PDRB dan variabel terikat yaitu jumlah pengangguran.
4. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara dokumentasi. Kajian dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang bisa membantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis
kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Data yang dikumpulkan diperoleh dari jurnal, buku dan website Badan Pusat Statistik.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda, yaitu untuk melihat pengaruh antara variabel terhadap variabel lainnya. Rumusnya menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) seperti berikut:
Y = α0 + α1X1 + αX2 + e
DAFTAR PUSTAKA
Alghofari, Farid. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007,
Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Fahmi, Irham. 2013. Ekonomi Politik Teori dan Realita. Bandung: Alfabeta. Hidayati, Amalia Nuril. 2016. Diktat Ekonomi Makro Islam. Tulungagung:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
Janiarti, Siti Delvi. Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode 2012-2015,
Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Medan.
Septiantin, Aziz dkk. Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jurnal I-Economic, Vol. 2. No.1 Tahun 2016
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan. Jakarta: Alim`s Publishing.
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Yanti, Nur Fitri dan Haerul Anam & Hanida Wahyuni Adda. Analisis Pengaruh