• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus - TIA DWI SARTIKA BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus - TIA DWI SARTIKA BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak, dan proein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin, 2009).

2. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, membagi DM menjadi 2 tipe, yaitu :

a. Diabetes Mellitus tipe I (DM yang Tergantung Insulin).

Pada DM tipe I umumnya terjadi pada umur yang lebih muda mulai dari anak-anak. Hal ini disebabkan oleh adanya proses autoimun yang merusak sel beta(β) pankreas, sehingga produksi insulin hilang atau sangat sedikit.

Akibatnya pasien menjadi tergantung dengan pemberian insulin dari luar untuk mempertahankan hidupnya. Kalau tidak mendapat insulin dari luar, akan terjadi komplikasi DM akut yang segera dapat menyebabkan kematian (ketoasidosis diabetik).

(2)

DM tipe II umumnya terjadi lebih perlahan dan sering bahkan tidak diketahui adanya sampai bertahun-tahun. Kebanyakan onset DM tipe II terjadi diatas usia 30 tahun antara umur 50-60 tahun dan muncul secara perlahan-lahan. Walaupun demikian tidak berarti bahwa DM tipe II ini tidak berbahaya. Meskipun tidak ada keluhan, kalau tetap dibiarkan kadar glukosanya tinggi, tentu akan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi menahun DM yang dapat mengenai berbagai organ tubuh dan menyebabkan kematian. Banyak penyandang DM tipe II datang terlambat dan sudah mengidap komplikasi DM saat pertama kali didiagnosis sebagai penyandang DM (Waspadji, 2005).

3. Penyebab Diabetes Melitus a. Faktor genetik atau keturunan

DM cenderung diturunkan, bukan ditularkan.Anggota keluarga DM atau diabetisi memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau jenis kelamin.Biasanya pria menjadi penderita, sedangkan wanita sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

b. Nutrisi

(3)

atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.

4. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus

Menurut Waspadji (2005), DM mempunyai gambaran klinis yang sangat bervariasi dari yang tidak bergejala sama sekali dan baru diketahui pada saat pemeriksaan general check up sampai yang mempunyai gejala spesifik DM. Gejala spesifik DM adalah banyak kencing (poliuria), haus dan banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan badan lemah serta berat badan turun. Penderita dapat datang pertama kali dengan keluhan dan gejala akibat komplikasi DM seperti gatal, pandangan kabur, kesemutan, keputihan, atau luka yang sukar sembuh.Selain itu penderita datang karena komplikasi akut kesadaran menurun sampai tidak sadar penuh atau koma pada ketoasidosis diabetik.

5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Berdasarkan Konsensus Perkeni (2011) penatalaksanaan DM meliputi : a. Edukasi

Untuk mendapatkan manfaat pengobatan yang maksimal, sangat diperlukan pengertian dan memahami seluk beluk tentang DM. Prinsip yang perlu diperhatikan pada proses edukasi diabetes adalah :

(4)

2) Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang

sederhana.

3) Melakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan simulasi.

4) Diskusikan program pengobatan secara terbuka. Memberikan penjelasan sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan pasien.

5) Lakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima.

6) Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan. 7) Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi.

8) Memperhatikan kondisi jasmani dan psikologi serta tingkatkan pendidikan pasien dan keluarganya.

9) Mengunakan alat bantu audio visual. b. Terapi Gizi

(5)

c. Latihan Fisik

Pada waktu melakukan latihan fisik (exercise), ambilan (uptake) glukosa oleh otot yang sedang bekerja dapat mencapai kenaikan sampai 15-20 kali lipat, karena peningkatan laju metabolik pada otot yang aktif (Yunir& Soebardi, 2006). Latihan jasmani sehari-hari dilakukan secara teratur, 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit dapat memperbaiki profil lemak, menurunkan berat badan, dan menjaga kebugaran. Latihan jasmani selain untuk kebugaran, juga untuk menurunkan berat badan akan meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga akan menurunkan glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, senam, sepeda santai, jogging dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Hal yang sangat penting adalah menghindari kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.(Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Type II di Indonesia tahun 2011, PARKENI).

d. Terapi Farmakologi

(6)

B. Gula Darah

1. Pengertian

Gula darah (GD) adalah glukosa yang terdapat dalam darah (Kamus Kedokteran Dorland 2010).Kadar gula darah adalah tingkat gula di dalam darah, konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh (Herikson&Bech-Nielsen, 2009).Kadar Gula Darah sewaktu sudah normal sekitar <150mg/dL (Waspadji, 2006).

2. Faktor yang mempengaruhi kadar gula darah

Menurut Fox & Kilvert (2010) factor yang mempengaruhi gula darah pada diabetes mellitus adalah kurang berolahraga, jumlah makanan yang dikonsumsi bertambah, meningkatnya stress dan faktor emosi, cemas. Pengetahuan diit diabetes mellitus, pertambahan berat badan dan usia.

3. Cara pengukuran gula darah

(7)

tanpa glucometer karena informasi yang diberikan lebih obyektif kuantitatif (Soegondo, 2009).

4. Nilai kadar gula darah sewaktu dan puasa

Menurut Perkeni (2015) kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai patokan dan diagnosis DM (mg/dL) yaitu :

Kriteria Baik Sedang Buruk

Gula Darah Puasa (mg/dL)

80-109 110-139 >140

Gula Darah 2 Jam (mg/dL)

110-159 160-199 >200

C. Senam Diabetes

Senam diabetes mellitus adalah senam dengan gerakan ritmis yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan dengan durasi latihan 30-60 menit dengan intensitas 60-80% nadi maksimum. Gaya hidup tidak sehat seperti kegemukan, kurang aktifitas fisik dan konsumsi makanan rendah serat akan menyebabkan peningkatan faktor resiko penyakit DM, terutama DM tipe II.

(8)

dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktivitas tubuh sehari-hari. Bila terdapat gangguan pada produksi insulin ataupun gangguan pada reseptor insulin diberbagai jaringan tubuh serta GLUT maka glukosa tidak dapat masuk kedalam sel, sehingga terjadilah hipoglikemia di dalam sel. Sebaliknya glukosa akan menumpuk didalam darah dan kadar gula darah penderita DM lebih tinggi (hiperglikemia).

Latihan jasmani membantu meningkatkan sensitivitas reseptor insulin, sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel, untuk memenuhi kebutuhan sumber energi bagi tubuh pasien.Olahraga selama 30-40 menit, dapat meningkatkan pemasukan glukosa kedalam sel sebesar 7-20 kali lipat, dibandingkan tanpa latihan fisik.Penambahan pemasukan glukosa kedalam sel bergantung pada intensitas latihan yang dilakukan. Sebagai hasil akhir latihan fisik yang teratur adalah kontrol kadar gula darah lebih baik dan mencegah komplikasi DM yang tidak diinginkan. Latihan fisik yang tepat bagi penderita DM harus memperhatikan frekuensi, intensitas, durasi dan jenis olahraga :

1. Frekuensi Latihan

(9)

2. Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan faktor terpenting dalam latihan fisik.Untuk mengetahui apakah intensitas latihan yang dilakukan sudah cukup, secara sederhana dapat diukur dengan menghitung detak nadi pada saat melakukan latihan fisik.Intensitas latihan fisik dapat ditentukan berdasarkan penentuan DNM (Denyut Nadi Maksimal) terlebih dahulu.DNM adalah 220-umur pasien.Dalam setiap kali melakukan latihan fisik harus mencapai 72-87 % DNM.Selanjutnya ditetapkan intensitas latihan pasien melalui prosentase terhadap DNM. Misalnya DNM 75 % artinya 0,75 x (220-50) = 128 kali/menit dan ini yang disebut sebagai Denyut Nadi Sasaran (DNS). Selama melakukan latihan fisik, denyut nadi pasien DM yang berusia 50 tahun, mencapai namun tidak lebih dari 128 kali/menit.Penentuan prosentase ini didasarkan pada tingkat kesehatan dan kebugaran penderita DM (Asdie, 2004).

3. Lama Latihan

(10)

kelompok umur sehingga menarik antusiasme kelompok dalam klub-klub diabetes.

4. Manfaat Senam Diabetes

a. Menurunkan kadar glukosa darah dan mencegah kegemukan. Pada keadaan istirahat, metabolisme otot hanya sedikit membutuhkan glukosa sebagai sumber energi. Tapi pada saat latihan fisik, glukosa dan lemak merupakan sumber energi utama. Setelah berolah raga 10 menit, dibutuhkan glukosa 15 kalinya dibanding pada saat istirahat.

b. Menekan terjadinya komplikasi (gangguan lipid darah atau pengendapan lemak di dalam pembuluh darah, peningkatan tekanan darah, hiperkoagulasi darah atau penggumpalan darah).

5. Indikasi dan Kontra Indikasi Senam Diabetes

a. Indikasi: Senam diabetes dapat diberikan pada seluruh penderita DM tipe I

maupun tipe II. b. Kontra Indikasi

1) Penderita mengalami perubahan fungsi fisiologi seperti dispnoe atau nyeri dada.

2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas. 6. Gerakan Senam Diabetes

(11)

a. Pemanasan I

Berdiri di tempat.Angkat kedua tangan ke atas selurus bahu.Kedua tangan bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh. b. Pemanasan II

Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu. Kemudian, gerakkan kedua jari tangan seperti hendak meremas.Lalu, buka lebar.Lakukan secara bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.

c. Inti I

Posisi berdiri tegap. Kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki di tempat.Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu.Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada.Lakukan secara bergantian.

d. Inti 2

Posisi berdiri tegap.Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis membentuk sudut 90 derajat.Kaki kiri tetap di tempat.Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu.Sedangkan tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada.Lakukan secara bergantian.

e. Pendinginan 1

(12)

f. Pendinginan 2

Posisi kaki bentuk huruf V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan membentuk huruf V.

D. PROLANIS (Program Lansia Sehat)

1. Pengertian

Kelompok merupakan bentuk kehidupan bersama, yang dilandasi oleh kriteria tertentu seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan kepentingan-kepentingan tertentu dalam bidang kesehatan atau keperawatan karena adanya kebutuhan yang sama untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan (Soerjono Soekanto 2009). Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

(13)

2. Tujuan Prolanis

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan indikatir 75% peserta pendaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM tipe II dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga mencegah timbulnya komplikasi penyakit (BPJS Kesehatan, 2014). 3. Sasaran Prolanis

Sasaran dari prolanis sendiri merupakan seluruh peserta BPJS penyandang penyakit kronis (Diabetes Mellitus tipe II dan Hipertensi).Dengan penanggung jawab program ini adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagi Manajemen Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014).

4. Bentuk Pelaksanaan/ Aktifitas Prolanis

Aktifitas Prolanis dilaksanakan dengan mencakup 5 metode, yaitu : a. Konsultasi Medis

Dilakukan dengan cara konsultasi medis antara peserta Prolanis dengan tim medis, jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola.

b. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis

(14)

Sasaran dari metode ini yaitu, terbentuknya kelompok peserta (Klub) Prolanis minimal satu Faskes Pengelola satu Klub.Pengelompokan diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi. c. Reminder melalui SMS Gateway

Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui peringatan jadwal konsultasi ke Faskes Pengelola tersebut.

Sasaran dari hal ini adalah tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta masing-masing Faskes Pengelola.

d. Home Visit

Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan kerumah peserta Prolanis untuk memberikan informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta Prolanis dan keluarga.

Sasaran :

Peserta Prolanis dengan kriteria : 1) Peserta baru terdaftar

2) Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan / Klinik / Puskesmas selama 3 bulan bertutut-turut

(15)

e. Peserta status kesehatan (Skrining kesehatan)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan mencoba membuat suatu perangkat lunak sistem penentuan pemilihan jenis ikan untuk kolam, dimana aplikasi ini akan di

Saudara diharapkan membawa Dokumen Asli Perusahaan dan menyerahkan Fotocopynya antara lain : Dokumen Penawaran, Jaminan Penawaran, Surat Dukungan Keuangan Dari Bank, Ijin Usaha :

Penulisan hukum ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut tentang berbagai pelanggaran berat HAM yang terjadi di Indonesia dan kasus mana saja yang dapat diselesaikan

lingkungan kerja merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja. Hal ini berhubungan dengan rutinitas sehari-hari,

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata (Winarno., 2013) bahwa klarifikasi nilai merupakan pendekatan dalam pengajaran dengan mengunakan pertanyaan atau proses

Berdasarkan temuan tersebut saran yang dapat disampaikan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Sukoharjo adalah menerapkan kebijakan

digunakan untuk skenario pengujian aplikasi serupa yang lain.. Pengujian Sampel melibatkan pemilihan sejumlah

KECERDASAN SPIRITUAL BERBASIS ISLAMI SERTA PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung