• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DENGAN KOMPRES TEPID WATER SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK YANG MENGALAMI HIPERTERMI DI RUANG ASTER RSUD. PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DENGAN KOMPRES TEPID WATER SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK YANG MENGALAMI HIPERTERMI DI RUANG ASTER RSUD. PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DENGAN KOMPRES

TEPID WATER SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK YANG MENGALAMI

HIPERTERMI DI RUANG ASTER RSUD. PROF.DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ners

Diajukan Oleh

Darmiyati, S.Kep

A31600881

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAHGOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini dengan judul “Analisis Asuhan Keperawatan Anak Perbandingan Efektifitas Kompres Hangat Dengan Kompres Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Yang Mengalami Hipertermi Di Ruang Aster RSUD PROF. DR. Margono soekarjo purwokerto”.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Hj. Herniyatun, S. Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong. berikan bimbingan dan pengarahan.

5. Miswargianingsih S.Kep, Ns,selaku pembimbing II yang telah berkenan mem-berikan bimbingan dan pengarahan.

6. Semua perawat di ruanng aster yang telah memberikan izin dan membantu peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ini.

7. Mama dan Babeh tercinta yang selalu menemani, memberikand ukungan mor-al, spiritual sehat terus mama dan babeh kalian segala-galanya

8. Saudara – saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan, segala do’a dan kasih sayang yang tiada henti.

(7)

maupun-vii

duka sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini te-patpada waktunya

10.Teman-teman seperjuangan di Profesi Ners Angkatan 2016.

11.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Allah SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya.Akhir kata semogaKarya Tulis Akhir Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Gombong, 15 Agustus 2017

Penulis

Program Ners Keperawatan

(8)

viii KTA, Agustus 2017

Darmiyati1, Ning Iswati2, Miswargianingsih3

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DENGAN KOMPRES

TEPID WATER SPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK YANG MENGALAMI

HIPERTERMI DI RUANG ASTER RSUD. PROF.DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

xiv + 54 halaman + 2 tabel + 3 Lampiran

ABSTRAK

Latarbelakang: Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Dampak yang ditimbulkan demam dapat berupa penguapan cairan tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang.

Tujuan:Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan pemenuhan kebutuhan dasart hermoregulasi : Hipertermi padaanak yang mengalami demam

Hasil: Pemberian terapi tapid water sponge dan kompres air hangat sama-sama dapat mengtasi masalah keperawatan hipertermi pada anak dimana anak mengalami penurunan suhu tubuh.

Kesimpulan:Analisis penulis bahwa pemberian terapi tapid water sponge lebih efektifd alam menurunkan panas jika dibandingkan dengan kompres air hangat

Saran:hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan menggunakan metode yang lain dalam menurunkan suhu tubuh pada anak dengan diagnose febris seperti kompres dengan bawang merah.

Kata Kunci: hipertermi, kompres hangat, tapid water sponge

1) Mahasiswa ProfesiNers STIKES Muhammadiyah Gombong

2) Dosen Pembimbing I Program StudiProfesiNers STIKES Muhammadiyah Gombong

(9)

ix NERS NURSING STUDY PROGRAM STIKES Muhammadiyah Gombong KTA, August 2017

Darmiyati1, Ning Iswati2, Miswargianingsih3

ANALYSIS OF NURSING OF CHILDREN COMPARATIVE COMPRESS WARM EFFECTIVENESS WITH COMPRESS TEPID WATER SPONGE TO

DECREASE BODY TEMPERATURE IN THE CHILDREN WHO HAVE EXPERIENCED HIPERTERMI IN ROOM ASTER RSUD.

PROF.DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

xiv + 54 pages + 2 table + 3 Attachments

ABSTRACT

Background: Fever in children requires separate treatment and treatment when compared to adults. The effects of fever may be excessive evaporation of body fluids resulting in a lack of fluids and seizures.

Objectives: Explain nursing care in children with basic needs of thermoregulation: Hyperthermia in children with fever

Results: Administration of tapid water sponge and warm water compress can equally solve hyperthermic nursing problems in children where children experience a decrease in body temperature.

Conclusion: The authors analysis that the administration of tapid water sponge therapy is more effective in reducing the heat when compared with warm water compresses

Suggestions: The results of this study can be developed again by using other methods in lowering body temperature in children with febrile diagnosis.

Keywords: hyperthermia, warm compress, tapid water sponge

1) Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

2) Research Consultant1 Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

B. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ... 13

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 16

A. Profil Lahan Praktik ... 16

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan dengan Tindakan Kompres Tepid Water Sponge ... 19

C. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan dengan Tindakan Kompers Hangat ... 34

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Analisis Karakteristik Pasien ... 49

B. Analisis Masalah Keperawatan ... 50

C. Analisis Salah Satu Intervensi yang dikaitkan dengan konsep dan Hasil PenelitianTerkait ... 51

D. Inovasi Tindakan Keperawatan ... 53

(11)

xi

A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap set point lebih dari 37°C yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas dari pada yang didapat dikeluarkan oleh tubuh ( Wong, 2007, hlm 377). Hipertermi terjadi pada 1 dari 2000 kasus anak berumur 1-10 tahun yang dirujuk ke unit gawat darurat pediatrik. Sebagian besar hipertermi berhubungan dengan infeksi lokal atau sistematik, oleh karena itu hipertermi harus ditangani dengan benar karena terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan ( Kolcaba, 2007, dalam Setiawati, 2009, hlm 3 ).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh Dunia mencapai 16 33juta dengan 500 600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh Jalil, Jumah, & Al-Baghli (2007) di Kuwait menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia tiga bulan sampai 36 bulan mengalami serangan demam rata- rata enam kali pertahunnya (Setiawati,2009).

Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan thermometer (Setyowati, 2013). Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013 menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1-14 tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi 1.837 anak pada usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada usia 5-9 tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14 tahun.Provinsi Jawa Tengah mencapai 2% sampai 3 % (Jannah, 2014).

Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu. Demam dapat membahayakan keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan penurunan

(15)

2

kesadaran (Maharani, 2011). Demam yang mencapai suhu 41°C angka kematiannya mencapai 17%, dan pada suhu 43°C akan koma dengan kematian 70%, dan pada suhu 45°C akan meninggal dalam beberapa jam (Said, 2014).

Dampak yang ditimbulkan demam dapat berupa penguapan cairan tubuh yang berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang. Perawat sangat berperan untuk mengatasi hipertermi melalui peran mandiri maupun kolaborasi. Untuk peran mandiri perawat mengatasi hipertermi bisa dengan melakukan kompres ( Alves & Almeida,2008, dalam Setiawati, 2009, hlm 8 )

Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya . Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat antipiretik. Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan panas setelah pemberian obat antipiretik. Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas seperti memberikan minuman yang banyak, ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan kompres (Kania, 2007).

Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk

yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2009) di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar menunjukkan bahwa pemberian kompres hangat pada daerah aksila dan dahi mempunyai efek dalam menurunan suhu tubuh pada klien demam. Penurunan suhu tubuh klien yang dikompres air hangat di daerah aksila rata- rata 0,0933°C sedangkan penurunan suhu tubuh klien yang dikompres air hangat di daerah dahi rata-rata 0,0378°C.

(16)

3

Berdasarkan data bulan Desember sampai dengan Februari 2016 terdapat kasus pada 3 bulan terakhir di Ruang Aster kasu kejang demam memasuki urutan ke 4 dengan prosentase 15%, dimana kejang demm merupakan kasus yang disebabkan karena diawali dengan adanya demam. Penulis juga melakukan wawancara tanggal 23 Januari 2017 kepada perawat yang berada diruang Aster RSUD. Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto didapatkan bahwa terapi yang digunakan dalam menangani demam pada anak diruangan tersebut yaitu menggunakan terapi farmakologis dan terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yang digunakan yaitu obat antipiretik sedangkan terapi non farmakologis yang sering digunakan diruang tersebut yaitu kompres hangat dan tepid water sponge jarang di lakukan, untuk itu di lakukan penelitian terkait

keefektifan kedua tindakan tersebut.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : Hipertermi pada anak yang mengalami demam .

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : Hipertermi pada anak yang mengalami demam

b. Mendeskripsikan hasil analisa data keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : Hipertermi pada anak yang mengalami demam

c. Mendeskripsikan hasil diagnosa keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : Hipertermi pada anak yang mengalami demam

d. Mendeskripsikan hasil intervensi keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : dengan perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam.

(17)

4

efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam.

f. Mendeskripsikan hasil evaluasi keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : dengan perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam.

g. Mendeskripsikan hasil inovasi keperawatan anak dengan pemenuhan kebutuhan dasar thermoregulasi : dengan perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat keilmuan

Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya dalam memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid water sponge terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam.

2. Manfaat Aplikatif

Penulis ilmiah ini diharapkan dapat membantu perawat anak dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang terwujud dengan meningkatnya kepuasan klien terhadap pelayanan asuhan yang diberikan. 3. Manfaat Metodologi

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A.N. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Alih Bahasa : Huriwati Hartanto. Jakarta : EGC.

Hamid A.M., (2011). Keefektifan Kompres Tepid Sponge Yang Dilakukan Ibu Dalam Menurunkan Demam Pada Anak Di Puskesmas Mubulsari Kabupaten Jember. Tesis. Program Studi Magister Kedokteran. UNS.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Isnaeni. (2014). Efektifitas Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres Hangat Dan Water Tepid Sponge Pada Pasien Anak Usia 6 Bulan - 3 Tahun Dengan Demam Di Puskesmas Kartasura Sukuharjo. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Juliana, E. (2008). Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta : EGC

Keliobas. (2015). Perbandingan Keefektifan Kompres Tepid Sponge Dan Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Tifoid Dengan Hipertermi di RSUD Sukoharjo. Naskah Publikasi.Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lalani, Amina. (2011). Kegawatdaruratan Pediatri. Jakarta : EGC.

NANDA. (2012).Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta: EGC.

NANDA. (2015). Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2012-2014 Definisi danKlasifikasi. Philadhelpia.

Nelson WE. (2010). Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab. Jakarta: EGC.

Nurarif .A. H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:

MediAction.

Potter, P.A, dan Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,. Proses, dan Praktik.Edisi 4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata. Jakarta: EGC.

(19)

Sherwood, Lauralee. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6. Jakarta. EGC.

Setiowati. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan Demam Pada Anak Balita Di Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari Surakarta Karya Tulis Ilmiah.

Wardiah. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid SpongeTerhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami DemamDi Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul moeloekprovinsi lampung tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik, 10 (1).

Widjaja MC. (2010). Kejang-Kejang Karena Demam. Dalam: Mencegah dan Mengatasi Demam pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka

Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Edisi 6.Jakarta : EGC.

(20)
(21)
(22)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Perbandingan Perubahan Suhu Kompres Tepid Water Sponge

Referensi

Dokumen terkait

a) Untuk kelas eksperimen 1, proses KBM dilakukan di kelas dan penugasan mengunjungi blog. b) Guru memberikan arahan tata cara pembelajaran dengan blog dengan memberi

Puji Tuhan penulis panjatkan atas kasih, anugerah, dan penyertaan Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerimaan Retribusi Pasar tiap tahunnya pada masa diberlakukannya otonomi daerah di Kabupaten Bantul tahun 2000 sampai dengan 2007

1) Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan akan dicapai oleh peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik akan menyadari

Untuk mendapatkan suatu nilai faktor keamanan minimum dari suatu analisis stabilitas lereng memerlukan suatu proses trial and error yang dalam penelitian ini kami menggunakan

Apabila peserta Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang memenuhi nilai ambang batas berdasarkan Perturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Kemudian Suciadi (2008) mencoba mengkombinasikan natrium tiosulfat dengan diazepam sebagai terapi suportif untuk gejala kejang yang muncul pada keracunan sianida, diperoleh

• Fungsi akan menghasilkan nilai benar (bukan nol) jika karakter merupakan huruf kecil.. • Bentuk