• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KOPING/TOLERANSI STRES DI RUANG ASTER RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KOPING/TOLERANSI STRES DI RUANG ASTER RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KOPING/TOLERANSI STRES DI RUANG ASTER

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh:

Ade Puspitasari, S. Kep A31600857

KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

i ASAR KOPING/TOLERANSI STRES DI RU

F. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOK

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

bagai salah satu syarat untuk memperoleh ge

Disusun Oleh:

Ade Puspitasari, S. Kep A31600857

KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI PROFESI NERS TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Alloh SWT karena atas limpahan

karunia dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan

judul : “Analisis asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan dasar koping/toleransi stres di ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto”

Karya Tulis Akhir ini disusun sebagai dasar untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar profesi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Muhammadiyah Gombong. Selama proses penulisan karya tulis akhir ini, penulis

banyak mendapat bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati

dan penuh rasa syukur menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M. Kep. Ns selaku Ketua Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

3. Wuri Utami, M. Kep. Ns selaku Pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan karya tulis

akhir ini.

4. Dr. Haryadi Ibnu Junaidi, Sp. B selaku Direktur Rumah Sakit Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto yang telah memberikan ijin serta

memfasilitasi penulis dalam melaksanakan pengelolaan pasien.

5. Unang Wirastri, M. Kep., Ns., Sp. Kep. An selaku penguji klinik yang

telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian

karya tulis ini.

6. Seluruh dosen dan staff karyawan Program Studi Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong yang telah membantu dalam penyusunan karya

tulis ini.

7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara

(8)

vii

8. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Profesi Ners

Keperawatan tahun akademik 2016-2017 yang selalu memberikan

semangat.

9. Pasien dan keluarga pasien yang telah bersedia bekerja sama sehingga

karya ilmiah akhir ners ini terbentuk.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Karya Tulis Akhir ini, oleh karena itu peneliti berterimakasih atas segala saran

dan masukan yang diberikan demi perbaikan karya tulis ini.

Gombong, 15 Agustus 2017

(9)
(10)

ix Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KIAN, Agustus 2017

Ade Puspitasari), Wuri Utami2), Unang Wirastri3)

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KOPING/TOLERANSI STRES DI RUANG ASTER

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

xiv+ 47 halaman+ 2 tabel+ 4 lampiran

Latar belakang: Anak yang masuk rumah sakit (Hospitalisasi) akan mendapat banyak perlakukan seperti pemeriksaan tanda vital, pengambilan sampel darah, hingga pemasangan infus. Hal ini akan menimbulkan nyeri dan dapat menyebabkan anak cemas saat bertemu petugas kesehatan. Kecemasan atau ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon otonom. Anak yang mengalami cemas akan memberikan respon berupa perubahan perilaku seperti menangis, tidak nafsu makan, sulit tidur dan lain-lain. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada anak, salah satunya adalah terapi bermain.

Tujuan umum: Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan dasar koping/ toleransi stres.

Hasil analisis: Masalah keperawatan yang diambil penulis yaitu koping/toleransi stres. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan inovasi terapi bermain: mewarnai gambar, didapatkan hasil terapi bermain: mewarnai gambar mampu menurunkan tingkat kecemasan pada anak.

Rekomendasi: Terapi bermain: mewarnai gambar terbukti mampu menurunkan tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi, karena melalui terapi bermain dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainan (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Kata kunci:Koping/toleransi stress, mewarnai gambar, terapi bermain

1) Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

(11)

x Profession Ners Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong KIAN, August 2017

Ade Puspitasari1), Wuri Utami2), Unang Wirastri3)

ANALYSIS OF NURSING ASSURANCE WITH FULL BASED COOPERATION REQUIREMENT / STRESS TOLERANCE IN ASTER ROOM

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Background: Children who are hospitalized (Hospitalization) will get many treatments such as examination of vital signs, blood sampling, to the installation of infusion. This will cause pain and may cause an anxious child to meet a health worker. Anxiety or anxiety is a feeling of uneasiness or a vague worry accompanied by an autonomous response. Children who experience anxiety will respond to changes in behavior such as crying, no appetite, difficulty sleeping and others. Many ways can be done to overcome anxiety in children, one of them is play therapy.

General Objectives: Describe nursing care in patients with basic coping / stress tolerance needs.

Result of analysis:Nursing problem taken by writer that is koping / tolerance of stress. After 3x24 hours of nursing action with the innovation of play therapy: coloring the picture, the results obtained play therapy: coloring the image can reduce the level of anxiety in children.

Recommendation: Therapeutic play: coloring the images proved to reduce the anxiety level of children due to hospitalization, because through play therapy can divert the pain in the game (distraction) and relaxation through the fun of doing the game.

Keywords:Koping / stress tolerance, coloring the picture, play therapy

1) Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

(12)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dasar masalah keperawatan ... 6

1. Kecemasan ... 6

2. Tanda gejala ... 6

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ... 7

(13)

xii

5. Respon kecemasan ... 9

6. Alat ukur kecemasan ... 10

B. Asuhan Keperawatan ... 12

1. Pengkajian ... 12

a. Anak usia prasekolah ... 12

b. Tahap perkembangan ... 12

c. Fokus pengkajian ... 14

d. Pemeriksaan fisik ... 15

2. Diagnosa Keperawatan... 15

3. Intervensi ... 15

4. Intervensi mewarnai gambar ... 18

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN A. Profil Lahan Praktik ... 21

1. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit ... 21

2. Gambaran ruangan tempat praktek ... 21

3. Jumlah Kasus di Ruangan ... 23

4. Pelayanan dan penanganan penyakit di ruangan... 24

B. Ringkasan proses Asuhan Keperawatan ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakteristik Pasien ... 41

B. Analisis Masalah Keperawatan ... 42

C. Analisis salah satu intervensi yang dikaitkan dengan konsep dan hasil penelitian terkait ... 43

D. Inovasi tindakan keperawatan untuk pemecah kasus ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Distribusi frekuensi 10 besar penyakit di ruang Aster ... 23

Tabel 4. 1 Distribusi frekuensi anak yang mengalami kecemasan

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal

Lampiran 2 Lembar bimbingan

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak penyakit yang mengharuskan anak-anak masuk Rumah

Sakit. Di Amerika Serikat diperkirakan jumlah anak yang dirawat setiap

tahunnya sekitar 5% dan belum termasuk kasus bedah elektif anak (Simon &

Tiedeman, dalam Purwandari 2009). Angka kesakitan anak di Indonesia

berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah

perkotaan berdasarkan kelompok usia 0-4 tahun sebesar 25,8%, usia 5-12

tahun sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun

sebesar 8,13% (Apriany, 2013). Di Kabupaten Banyumas angka kesakitan

kesakitan polio diperkirakan 2 diantara 100.000 anak usia <15 tahun, angka

kesakitan akibat demam berdarah tahun 2014 sebesar 10,5/100.000 penduduk,

dan angka kesakitan anak paling tinggi terjadi pada penyakit diare dengan

jumlah penderita 214/1000 penduduk (Profil Kesehatan Banyumas, 2014).

Anak yang masuk rumah sakit (Hospitalisasi) akan terlepas dari

kehidupan kesehariannya yang menyenangkan seperti bermain, bertemu

dengan teman, atau bertemu dengan orang yang disayang. Saat berada

dirumah sakit anak akan mendapat perlakuan seperti pemeriksaan tanda vital,

pengambilan sampel darah, sampai pemasangan infus, hal ini tentu

menimbulkan rasa nyeri dan dapat menjadikan anak takut untuk bertemu

dengan tenaga kesehatan. Prevalensi kecemasan anak saat menjalani

hospitalisasi mencapai 75% (Ella, 2015).

Kecemasan atau ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau

kekhawatiran yang samar disertai respon otonom (Heather, 2015). Pada masa

prasekolah (3-5 tahun) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menolak

makan, sering bertanya, menangis perlahan, dan tidak kooperatif terhadap

petugas kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang kontak langsung

(17)

2

dengan pasien selama 24 jam harus memahami respon kecemasan anak akibat

hospitalisasi. Banyak intervensi yang bisa diterapkan untuk mengurangi

kecemasan anak antaralain terapi bermain, program Meet Me at Mount Sinai

(MMMS), Psychological Preparation Intervention (PPI), pre medikasi

sedatif, terapi musik, akupuntur, a self enganging art, dan penggunaan

boneka (Purwandari, 2009). Penggunaan warna warna yang cerah pada

pakaian petugas kesehatan juga mampu menurunkan kecemasan anak (Andi,

2012).

Terapi bermain adalah terapi yang menenangkan yaitu salah satu

intervensi keperawatan yang digunakan untuk mengurangi ansietas pada

pasien yang mengalami distres akut (Bulechek, 2012). Bermain merupakan

pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat penting, melalui bermain anak

semakin mengembangkan kemampuan dan ketrampilan motorik, kemampuan

kognitif, dan menjadi percaya diri (Martin, 2008). Aktivitas bermain yang

bisa dilakukan di rumah sakit tentu bukan permainan yang membutuhkan

banyak energi. Permainan yang bisa dilakukan di rumah sakit antara lain

menggambar, mewarnai, menyanyi, serta permainan lainnya. Disamping tidak

membutuhkan banyak energi jenis permainan yang dilakukan harus sesuai

dengan umur anak agar tingkat perkembangan anak tidak terganggu.

Tingkat perkembangan anak pada usia prasekolah (4-6 tahun)

antaralain mengambil makan, berpakaian tanpa bantuan, menggambar garis,

mewarnai gambar, mampu menyebutkan warna, berjalan naik tangga,

menendang bola ke depan, dan lain sebagainya (Istiqomah, 2014). Salah satu

jenis permainan yang dapat dilakukan pada anak usia prasekolah saat di

rumah sakit adalah mewarnai, karena jenis permainan ini tidak membutuhkan

banyak energi, peralatan serta biaya. Selain itu dengan mewarnai anak

mampu mengembangkan kreatifitas, imajinasi dan perasaannya

(Purwaningsih, 2009).

Banyak penelitian yang menjelaskan bahwa dengan aktifitas

mewarnai dapat menurunkan kecemasan anak akibat hospitalisasi. Penelitian

(18)

3

hospitalisasi dengan aktifitas mewarnai gambar pada anak usia 4-6 tahun

diruang anggrek RSUD Gambiran Kediri, memberikan hasil bahwa sebelum

diberi aktivitas mewarnai sebagian besar anak mengalami stres hospitalisasi

pada tingkat berat, dan setelah diberi aktivitas mewarnai anak mengalami

stres hospitalisasi ringan sampai sedang, dengan nilai p value 0,000. Warna

merupakan media terapi, bahkan warna kerapkali digunakan sebagai bahasa

global untuk membaca emosi seseorang. Selain itu dengan mewarnai gambar,

emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan, sehingga dapat

menciptakan koping yang positif. Koping positif ini ditandai dengan perilaku

dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan membantu dalam mengurangi

stres yang dialami anak (Aizah. 2014).

Khusari (2013) juga melakukan penelitian yang sama yaitu terapi

bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada

anak usia Prasekolah (3-6 tahun) diruang anak RSUD Sobirin Lubuk

Linggau. Hasil uji statistik mendapatkan nilai p value 0,000 yang berarti

terapi bermain efektif untuk menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi pada

anak usia prasekolah. Seperti halnya meditasi, mewarnai juga membantu

mematikan otak dari pikiran yang bersliweran dan fokus pada peristiwa saat

ini. Kegiatan ini efektif bagi orang yang merasa tidak nyaman untuk

mengekspresikan perasaannya melalui bentuk seni(health.compas.com,

2016).

Ruang Aster di Rumah Sakit Margono Soekardjo Purwokerto

merupakan bangsal perawatan pasien anak, yang merawat anak umur 1 bulan

sampai 16 tahun. Berdasarkan pengamatan selama 2 minggu (24 Oktober-06

November 2016) di ruang Aster tindakan yang dilakukan untuk mengurangi

kecemasan antara lain membuka ruang bermain (Kamar 8) setiap pagi,

memberikan warna cerah di ruang tindakan, dan terdapat gambar kartun pada

semua tembok ruang rawat. Selain modifikasi lingkungan komunikasi

terapeutik juga selalu diterapkan oleh perawat Aster. Namun karena

terbatasnya jumlah perawat dan banyaknya pasien maka tindakan bermain

(19)

4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis karya

ilmiah akhir yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Anak Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Koping/Toleransi Stres Di Ruang Aster Rumah

Sakit Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto”.

B. TUJUAN

1) Tujuan Umum

Tujuan umum karya ilmiah ini adalah untuk menjelaskan asuhan

keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan dasar koping/

toleransi stres.

2) Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan masalah

pemenuhan kebutuhan dasar koping/toleransi stres.

b. Memaparkan hasil analisa data pada pasien dengan masalah

pemenuhan kebutuhan dasar koping/toleransi stres.

c. Memaparkan hasil intervensi pada pasien dengan masalah

pemenuhan kebutuhan dasar koping/toleransi stres.

d. Memaparkan hasil implementasi pada pasien dengan masalah

pemenuhan kebutuhan dasar koping/toleransi stres.

e. Memaparkan hasil evaluasi pada pasien dengan masalah pemenuhan

kebutuhan dasar koping/toleransi stres.

f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan pada pasien dengan

(20)

5

C. MANFAAT

1) Manfaat keilmuan

Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh

pendidik maupun mahasiswa dalam bidang keilmuan terutama mengenai

asuhan keperawatan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan dasar

koping/toleransi stres.

2) Manfaat aplikatif

Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

perawat maupun keluarga untuk menangani pasien dengan pemenuhan

kebutuhan dasar koping/toleransi stres di Ruang Aster RS. Margono

Soekarjo.

3) Manfaat metodologis

Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan bahan referensi peneliti lain

untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Emi. (2010). Pengaruh pemberian terapi bermain mewarnai gambar terhadap penurunan tingkat kecemaan anak usia prasekolah yang

rawat inap. Jurnal Akademi Keperawatan Pamenang Vol 2 1 Juli-31

Desember 2010. Diakses pada 02 Juli 2017.

Aizah, Siti. (2014). Upaya menurunkan tingkat stress hospitalisasi dengan aktivitas mewarnai gambar pada anak usia 4-6 tahun diruang

anggrek RSUD Gambiran Kediri. Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Jurnal No. 25 Volume 01. Diakses pada 30 Maret 2017.

Andi, Triono Pamungkas. (2012). Effect of use of anxiety vest hospitalization illustrated in pre-school children in Dr. R. Goetheng Taroenadibrata

Purbalingga hospital.Medisains vol XII No 3. Diakses pada 29 Maret

2017.

Apriany. D. (2013). Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat

kecemasan orangtua. Purwokerto: The Soedirman Journal of Nursing

Vol 3. Diakses pada 30 Maret 2017

Bulechek, M Gloria. (2012). Nursing interventions classification (NIC) edisi

keenam Edisi bahasa Indonesia. Terjemahan Intansari nurjannah.

Mocomedia: Yogyakarta.

Christina, Ririn Widianti. (2011). Pengaruh senam otak terhadap kecemasan

akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah dirumah sakit panti

rapih Yogyakarta. Tesis Universitas Indonesia. Diakses pada 10 Juni

2017.

Ella, Dayani Nor. (2015). Terapi bermain clay terhadap kecemasan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD

Banjarbaru. Universitas Lambung Mangkurat DK Vol. 3/No.2.

Diakses pada 29 Maret 2017.

Faris. (2009). Manfaat belajar Menggambar dan Mewarnai Bagi Anak. Diakses pada 10 Juni 2017.

Fitri. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat untuk mengurangi

hospitalisasi anak. Skripsi Universitas Muhammadiyah Semarang.

diakses pada 30 Maret 2017.

Heather, Herdman. (2015). Diagnosis keperawatan definsi dan klasifikasi 2012-2017. Jakarta: EGC.

(22)

Hockenberry , dan Wilson, D. (2007).Wong’s nursing care of infant and children.

(8 thedition). Kanada: Mosby Company.

Ilmiasih, R. (2012). Pengaruh seragam perawat: rompi bergambar terhadap

kecemasan anak pra sekolah akibat hospitalisasi.Skripsi Universitas

Indonesia. Diakses pada tanggal: 04 Juni 2017.

Istiqomah. (2013). Analisis fase-fase perkembangan anak usia prasekolah. Makalah Universitas Terbuka. Diakses pada 29 Maret 2017.

Khusari. (2013). Analisis terapi bermain mewarnai terhadap penurunan kecemasan akibathospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun)

di ruang anak rsud sobirin lubuk linggau tahun 2013. Universitas

Harapan Bangsa vol. 1 no 2 Desember 2013 . Diakses pada 30 Maret 2017.

Kompas.com. (2016). Pengaruh warna pada emosi. Kompas. com. Diakses pada 30 Maret 2017.

Martin. (2008).Bermain sebagai media terapi.Diakses pada 29 Maret 2017.

Novitasari. (2010). Keefektifan konseling kelompok pra-persalinan untuk mengurangi tingkat kecemasan primigravida menghadapi persalinan. Skripsi Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Diakses pada 30 Maret 2017.

Nursalam. (2008). Asuhan keperawatan pada pasien anak. Jakarta: Salemba Medika.

Paat, T. C. (2010). Analisis pengaruh terapi bermain terhadap prilaku kooperatif pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) selama menjalani perawatan di ruangan Ester Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Mmim

Manado. Universitas Sam Ratulangi. Diakses pada 31 Maret 2017.

Profil Kesehatan Banyumas. (2014).

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_K OTA_2014/3302_Jateng_Kab_Banyumas_2014.pdf. Diakses pada 29 Maret 2017.

Purwandari, Haryatiningsih. (2009). Pengaruh terapi seni dalam menurunkan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang menjalani

hospitalisasi di wilayah Banyumas. Tesis Universitas Indonesia.

Diakses pada 29 Maret 2017.

Rosintan, Widya Sihombing. (2015). Pengaruh terapi mewarnai gambar terhadap kecemsan anak prasekolah (4-5 tahun) di RSUS

Sarimutiara.. Skripsi Universitas Sarimutiara Indonesia. Diakses pada

(23)

Supartini. (2014).Buku ajar konsep Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Survei Kesehatan Nasional (SUSENAS). (2010). Jumlah anak usia prasekolah di indonesia. 2015. http://www.rand.org/labor/bps/susenas.html diakses pada 29 Maret 2017.

Wong, D.L. (2011). Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4 penerjemah Monica Ester. Jakarta: EGC.

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)

Gambar

Tabel 4. 1 Distribusi frekuensi anak yang mengalami kecemasan

Referensi

Dokumen terkait

This study investigates metacognitive and cognitive strategies used in reading short stories as reflected in the English literature students’ reading process.. This study

Sementara itu dalam upaya merealisasikan aspirasi keadilan maupun kepemilikan dalam perekonomian harus dibangun dari arah terapan ilmu dan

Kemudian Suciadi (2008) mencoba mengkombinasikan natrium tiosulfat dengan diazepam sebagai terapi suportif untuk gejala kejang yang muncul pada keracunan sianida, diperoleh

model obyek telah dilengkapi warna tiap vertex atau teksture yang

Cornstarch, mocaf and canna flour is severalmaterials that can be use in the ice cream products as carbohydrate - based fat replacer.. The usage of each fat replacer will cause

Jane Austen’s Criticism on Marriage Motivation in the early Nineteenth Century England through the Main Character, Elizabeth Bennet, in Austen’s Pride and Prejudice..

Holt dan Hall (1990) mengatakan bahwa perilaku swamedikasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya tingkat pendidikan dan pengetahuan seseorang, pengalaman, sikap dalam

Pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa roti manis dengan substitusi tepung daun sirsak, tepung jambu biji, dan tepung kombinasi memiliki diameter pori yang lebih