PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGANTAR
ILMU EKONOMI (MAKRO)
(Penelitian dilaksanakanpada Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Maria Paskarizki Donna Pratiwi NIM : 071334009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGANTAR
ILMU EKONOMI (MAKRO)
(Penelitian dilaksanakanpada Mahasiswa Semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Maria Paskarizki Donna Pratiwi NIM : 071334009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yang Maha Esa
Ayahku Stevanus Sri Utomo
Ibuku Chatarina Heni Susilowati.
Adikku Lucia Ardenia Dwintya S.
Adikku Brigita Nindatama Trilia P.
Pakde dan Bude Suprobo dan Samidi.
Johan Sumarlin dan Keluarga
MOTTO
Jadilah pengubah keadaan dan bukan menjadi korban dari
perubahan
Terimalah keadaan apa pun yang sedang anda alami,
bekerja-keraslah, dan jadilah pribadi yang kuat karena
tenaga dari rencana-rencana anda.
Segera setelah itu, anda akan mulai mampu mempengaruhi
kualitas dari yang terjadi yang terjadi kepada anda.
Dengannya, anda menjadi pengubah keadaan.
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYASaya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Paskarizki Donna Pratiwi
Nomor mahasiswa : 071334009
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI (MAKRO).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tangga : 25 Agustus 2011
Yang menyatakan
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATA
KULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI (MAKRO)
Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Maria Paskarizki Donna Pratiwi. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro), dengan pokok
bahasan perbankan di Indonesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus terdiri yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan dosen dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar mahasiswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL JIGSAW AS AN ATTEMPT TO INCREASE STUDENTS’ UNDERSTANDING IN INTRODUCING MACRO ECONOMICS
This Study was Conducted on the first Semester Students of Economics Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
Maria Paskarizki Donna Pratiwi. Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
This study aims to identify the progress of students’ understanding in studying Macro Economics class, with the topic on banking in Indonesia through the implementation of cooperative learning model jigsaw.
This study was conducted in the first semester students of Economics Faculty of Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. This classroom action research was done by conducting on one cycle which consists of four steps. They were planning, action, observation, and reflection. The data were gathered from lecturers’ activities, observation sheets in teaching learning process, observation classroom instrument, students’ activities, observation sheets in groups, and reflection instrument. The researcher used descriptive analysis and comparative analysis to analyze the data.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena berkat rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro).” Skripsi ini
disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapat
berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan. S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembibing yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan,
kritik dan saran, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen pengujiskripsi atas
segala arahan, bimbingan, kritik, dan saran yang sudah diberikan kepada
penulis dalam merevisi skripsi ini.
6. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M. Pd selaku dosen penguji skripsi atas
segala arahan, bimbingan, kritik, dan saran yang sudah diberikan kepada
penulis dalam merevisi skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para
staf karyawan USD Yogyakartayang telah memberikan bimbingan dan
pelayanan selama penulis belajar di USD.
8. Bapak Drs. P.A Rubiyanto selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi (Makro) dan patner saat penelitian yang dengan tulus, setia,
sabar, dan penuh perhatian mendampingi dan membibing penulis selama
pelaksanaan penelitian. Tanpa kerjasama dari bapak, penelitian saya tidak
akan berhasil.
9. Seluruh mahasiswa Universitas Sanata Dharma, khususnya mahasiswa
angkatan 2010 semester 1 yang telah dengan sabar dan setia mengikuti
pelajaran yang digunakan penulis untuk penelitian. Tanpa kalian penelitian
tidak mungkin berjalan dengan lancar.
10. Kedua orang tuaku, Bapak Stevanus Sri Utomo, S.Pd dan Ibu Chatarina Heni
Susilowati, S.Pd yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa,
kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada
11. Adikku Lucia Ardenia Dwintya Sari terima kasih atas dukungan, doanya,
belajar yang rajin ojo facebookan terus.
12. Adikku Brigita Nindatama Trilia Putri terima kasih atas semangat, doa, dan
hiburannya, belajar yang rajin jangan mainan sepeda terus.
13. Johan Sumarlin, S.Kom tersayang terima kasih atas saran, doa, dukungan,
motivasi, perhatian, serta segala bantuan selama kuliah dan penyelesaian
skripsi ini. Berkat Tuhan selalu menyertai.
14. Pakde Probo dan Bude Suprih, terima kasih atas dukungan dan doanya.
15. Pakde Samidi dan Bude Cicil, terima kasih atas dukungan dan doanya.
16. Teman-teman seperjuangan Felix, Danu, Venny, Nicolas Bayu, Lian, Rima
dan seluruh teman-temanku Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan
2007 terima kasih atas semangat dan dorongan kalian serta segala informasi,
waktu, kebersamaan kalian, perhatian teman-teman yang sangat berarti
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
17. Teman-teman Bromo 19A Gejayan, Maya, Lina, Tia, Fitri, Rama, terima
kasih atas dukungan dan doanya, sinau seng rajin ben cepet lulus. 18. Ibu Sri, Ibu kost Bromo 19A, terima kasih atas doanya.
19. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu berbagai saran, kritik, dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi
ini. terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 25 Agustus 2011
Penulis,
Maria Paskarizki Donna Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 8
B. Pembelajaran Kooperatif ... 13
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 17
D. Pemahaman Mahasiswa ... 20
E. Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro) ... 22
F. Kerangka Berpikir ... 23
G. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28
D. Prosedur Penelitian ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM ... 42
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 42
B. Arti Logo,Visi,Misi Universitas Sanata Dharma... 43
C. Statuta Universitas Sanata Dharma ... 46
D. Struktur Organisasi ... 48
E. Nama-nama Rektor ... 51
F. Jurusan dan Program Studi ... 51
G. Peraturan Akademik ... 52
H. Hak dan Kewajiban Mahasiswa ... 56
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Deskripsi Penelitian ... 60
1. Observasi pra penelitian ... 60
a. Observasi dosen ... 61
b. Observasi mahasiswa ... 65
c. Observasi kelas ... 67
2. Siklus pertama ... 73
a. Perencanaan... 74
b. Tindakan ... 79
c. Observasi ... 84
B. Analisis Komparasi Pemahaman Mahasiswa Sebelum dan
Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw ... 98
1. Deskripsi data ... 98
2. Pengujian komparatif ... 101
a. Pengujian komparatif ... 101
b. Pengujian hipotesis penelitian ... 101
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 105
A. Kesimpulan ... 105
B. Keterbatasan Penelitian ... 106
C. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 107
LAMPIRAN ... 109
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Skala Penilaian ... 22
Tabel 4.1 Jurusan dan Program Studi ... 51
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Belajar... 54
Tabel 4.3 Beban Studi Maksimal ... 56
Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Dosen ... 63
Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Mahasiswa ... 66
Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran ... 69
Tabel 5.4 Aktivitas Dosen pada Siklus 1 ... 84
Tabel 5.5 Perilaku Mahasiswa Saat Pembelajaran Pada Siklus Pertama .... 89
Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas ... 91
Tabel 5.7 Kesan Dosen Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 94
Tabel 5.8 Refleksi Mahasiswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 96
Tabel 5.9 Peningkatan Pemahaman Belajar Mahasiswa ... 99
Tabel 5.10 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov ... 101
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Dosen ... 110
Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa ... 111
Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 112
Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Dosen Proses Pembelajaran ... 113
Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas ... 116
Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mahasiswa dalam Kelompok ... 118
Lampiran 7 Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar Mahasiswa ... 119
Lampiran 8 Instrumen Refleksi Kesan Dosen Mitra Terhadap Perangkat Pembelajaran dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 120
Lampiran 9 Instrumen Refleksi Mahasiswa Terhadap Perangkat dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 121
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 122
Lampiran 11 Soal Pretest ... 123
Lampiran 12 Soal Posttest ... 124
Lampiran 13 Lembar Penilaian Presentasi Tim Ahli ... 125
Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 131
Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Dosen ... 134
Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa ... 137
Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas ... 140
Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Dosen Dalam Proses
Pembelajaran ... 142
Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas ... 145
Lampiran 6a Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mahasiswa Dalam
Kelompok ... 148
Lampiran 7a Lembar Observasi Keaktifan dan Keterlibatan Belajar
Mahasiswa ... 149
Lampiran 8a Instrumen Refleksi Kesan Dosen Mitra Terhadap perangkat
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 150 Lampiran 9a Instrumen Refleksi Mahasiswa Terhadap Perangkat dan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 152 Lampiran 10a Rencana pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ... 155
Lampiran 11a Soal Pretest ... 161 Lampiran 12a Soal Posttest ... 168 Lampiran 13a Lembar Penilaian Presentasi Tim Ahli ... 176
Lampiran 14 Materi Perbankan Di Indonesia ... 178
Lampiran 18 Soal dan Jawaban Untuk Tim Ahli ... 200
Lampiran 19 Soal dan Jawaban Untuk Tim Asal ... 215
Lampiran 20 Cocard Mahasiswa ... 222 Lampiran 21 Amplop Tim Ahli ... 223
Lampiran 22 Amplop Tim Asal ... 224
Lampiran 23 Papan Nama Kelompok Tim Asal ... 225
Lampiran 24 Papan Nama Kelompok Tim Ahli ... 227
Lampiran 25 Transparasi Tim Ahli ... 229
Lampiran 26 Wawancara Terhadap Dosen Mata Kuliah ... 232
Lampiran 27 Wawancara Terhadap Mahasiswa ... 234
Lampiran 28 Instrumen Refleksi Kesan Dosen Mitra Terhadap perangkat
dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
(data primer) ... 236
Lampiran 29 Instrumen Refleksi Mahasiswa Terhadap Perangkat dan
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
(data primer) ... 238
Lampiran 30 Lembar Jawaban Pretest ... 248 Lampiran 31 Lembar Jawaban Posttest ... 258 Lampiran 32 Lembar Penilaian Presentasi Tim Ahli ... 268
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja,teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan.Menurut Zahara Idris (1987: 29)
tujuan pendidikan ialah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya. Dalam arti, supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi,
sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan semaksimal mungkin agar
menjadi manusia dewasa. Pendidikan tinggi sebagai lembaga formal
merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dari sudut
proses teknis, lembaga pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang nantinya dapat
diterapkan, dikembangkan, dan diperkaya lagi baik dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Dari sudut normatif, pendidikan adalah suatu
peristiwa yang memiliki norma. Tujuannya agar sumber daya manusia
sebagai output dari pendidikan tinggi yang memiliki norma hidup dan nilai-nilai moral sebagai syarat etika pada saat menghadapi dunia kerja. Oleh sebab
itu, perlu kesiapan pendidikan tinggi dengan segala perangkatnya termasuk
yang utama adalah tenaga akademik sebagai penggerak utama aktifitas
mengajar yang diselenggarakan benar-benar efektif yang nantinya berguna
untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dikemudian
hari.
Di dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar(http://www.inherentdikti/files/sisdiknas.pdf).Dalam pembelajaran,
dosen harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan
memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan
mahasiswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang benar.
Hubungan dosen dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Dalam interaksi antara mahasiswa
dan dosen pada proses pembelajaran diharapkan dosen mampu memberikan
dan mengembangkan motivasi mahasiswa agar mereka dapat melakukan
kegiatan belajar secara optimal. Dalam proses belajar mengajar, motivasi
sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Banyak mahasiswa yang
memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan
motivasi.Hasil-hasil belajar mereka akan lebih optimal bila terdapat motivasi
yang tepat. Bila mahasiswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan mahasiswa, tetapi mungkin saja disebabkan
metode pengajaran yang digunakan oleh dosen kurang inovatif.
pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari
kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh dosen.
Dalam penyampaian materi, biasanya dosen menggunakan metode ceramah,
dimana mahasiswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikannya dan sedikit peluang bagi mahasiswa untuk bertanya. Dengan
demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif, yang pada akhirnya
berdampak negatif pada pemahaman dan prestasi belajar mahasiswa.
Upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa tidak terlepas dari
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan dosen yang
kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai
oleh mahasiswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian
rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar mahasiswa
dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga
pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar serta pemahaman belajar lebih
optimal. Tujuan dari proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yaitu menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh
mahasiswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada mahasiswa, dosen adalah
motivator dan fasilitator belajar.
Salah satu sebab permasalahan pembelajaran pada mahasiswa
diantaranya adalah rendahnya partisipasi aktif dari mahasiswa selama proses
pembelajaran. Hal ini tampak dari kemauan mahasiswa selama proses
pembelajaran berlangsung baik untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
dalam diskusi masih tergolong rendah. Peneliti menduga kuat bahwa akar dari
permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya interaksi
antara dosen dengan mahasiswa yang masih kurang, kebosanan mahasiswa
terhadap metode yang dipergunakan oleh dosen yang dirasa monoton dan
tidak bervariasi, kurangnya keinginan mahasiswa untuk berpendapat dan rasa
percaya diri yang rendah, serta banyaknya hafalan. Dari permasalahan
tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu perlunya
menciptakan suatu model pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih
memberdayakan kemampuan mahasiswa, melatih mental mahasiswa untuk
berani mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab,
dan tentunya mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang harmonis
baik antara dosen dengan mahasiswa.
Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif di kelas. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem
pembelajaran dengan cara berkelompok yang memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bekerja sama saling membantu menyelesaikan persoalan,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran
kooperatif yang efektif digunakan adalah tipe jigsaw. Metode ini adalah salah satu metode yang dapat membantu dosen dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, terutama dalam hal meningkatkan pemahaman mahasiswa.
terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Mahasiswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut dengan mahasiswa lain.Dengan
cara ini mahasiswa belajar untuk menghilangkan rasa individualisme melalui
komunikasi antar mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda.Kehadiran
kelompok asal dan kelompok ahli, selain menjadikan mahasiswa berinteraksi
dengan kelompok asal, mahasiswa juga harus berinteraksi dengan kelompok
ahli, sehingga mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi kelompok. Apabila model pembelajaran ini diterapkan dengan baik,
maka akan tercipta suasana belajar yang aktif, inovatif dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas, yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyelidiki pengaruh metode tersebut pada pemahaman mahasiswa.
Penelitian ini diberi judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro)”. Penelitian iniakan dilaksanakan pada mahasiswa semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
B. Batasan Masalah
Penelitian ini memfokuskan perhatian pada penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut: bagaimana penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam proses pembelajaran Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro)?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah Pengantar Ilmu
Ekonomi (Makro) melalui penerapan model kooperatif tipe jigsaw.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Bagi Dosen
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dosen dalam
mengajar dapat berlangsung kondusif dan tujuan pembelajaran dapat
dicapai atau diwujudkan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti mendapatkan referensi pengalaman dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsawdalam proses belajar mengajar sehinggatujuan dapat diwujudkan lebih mudah.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya literatur untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari
classroom action research (CAR), yakni suatu action research yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas.
PTK berfokus pada siswa/ mahasiswa atau Kegiatan Belajar Mengajar
yang terjadi di kelas.
Kunandar (2008:45) menjelaskan PTK melalui tiga unsur atau konsep,
yakni sebagai berikut:
a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.
b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu masalah dalam proses belajar mengajar. c. Kelas adalah sekelompok siswa/ mahasiswa yang dalam waktu
yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang dosen.
Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9), Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh dosen
dikelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan; (2) melaksanakan;
dan(3)merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai dosensehingga hasil belajar
merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam
situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan
yang dilakukan didalamnya,yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama
para peneliti,praktisi, dan orang awam.
Penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat
tahap yakni perencanaan,tindakan,pengamatan,dan refleksi(Kurt Lewin
dalam Kunandar,2008:42).
Dari beberapa pengertian diatas, penelitian tindakan kelas dapat
didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh dosen yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan
merancang,melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratifdan patisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas)proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. 2. Ciri-ciri PTK
Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Ciri lain dari PTK, diantaranya sebagai berikut
(Suhardjono, dalam Arikunto, 2006:62):
b. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas.
c. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, dan jelas mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
d. Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru/ dosen, siswa/ mahasiswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengembalian keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
e. PTK dilakukan hanya apabila ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan, meningkatkanprofesionalisme guru/ dosen, dan memperoleh pengetahuan untuk memecahkan masalah.
3. Prinsip Dasar PTK
Prinsip dalam pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut (Kunandar,
2008:67):
a. Tidak boleh mengganggu PBM dan tugas mengajar. b. Tidak boleh terlalu menyita waktu.
c. Metodologi yang digunakan harus tepat dan terpercaya.
d. Masalah yang dikaji benar-benar ada dan dihadapi guru/ dosen. e. Memegang etika kerja ( minta izin,membuat laporan,dan lain-lain). f. PTK bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
belajar mengajar.
g. PTK menjadi media dosen untuk berpikir kritis dan sistematis.
h. PTK menjadikan dosen terbiasa melakukan aktivitas yang bernilai akademik dan ilmiah.
i. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan pembelajaran yang sederhana,konkret,jelas,dan tajam.
j. Pengumpulan data atau informasi dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu dan terlalu rumit karena dikhatirkan dapat menggangu tugas utama dosen sebagai pengajar dan pendidik.
4. Tahap Pelaksanaan PTK
MenurutTaggart (1988) dalam Zainal Aqib(2006:30), tahap pelaksanan
PTK mencakup:
b. Perencanaan tindakan
1. Membuat skenario pembelajaran.
2. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.Jika digunakan instrumen pengamatan tertentu,perlu dikemukakan bagaimana pembuatannya,siapa yang akan menggunakan dan kapan akan digunakan.
3. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.
4. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa,kapan,dimana dan bagaimana melakukannya.Skenario tindakan yang telah direncanakan,dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
d. Pengamatan Interpretasi
Pada bagian pengamatan dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan.Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. e. Refleksi
Pada bagian refleksi dilakukan analis data mengenai proses,masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat
dilihat pada siklus berikut ini (Arikunto, 2006:16):
Tujuan PTK
Tujuan dari PTK adalah sebagai berikut (Kunandar, 2008:63):
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dengn interaksi antara guru/ dosen dengan siswa/ mahasiswa yang sedang belajar,meningkatkan profesionalisme guru/ dosen,dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para dosen.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
c. Peningkatan relevansi pendidikan,hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.
d. Sebagai alat training in-service,yang memperlengkapi dosen dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.
e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovatif dan perubahan.
f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran dikelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa/ mahasiswa. g. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga pendidikan. h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, pendekatan atau perbaikan proses pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi didalamnya.
5. Manfaat yang diperoleh dari PTK
Manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek,yakni aspek akademis dan aspek
praktis, yaitu (Kunandar, 2008:68):
a. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu dosen menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki mutu pembelajaran dalam jangka pendek.
b. Manfaat praktis dari pelaksanaan PTK antara lain:
1) Merupakan pelaksanaan inovasi pembelajaran dari
6. Kelebihan dan Kelemahan PTK
Penelitian tindakan kelas memiliki kelebihan dan
kelemahan.Dengan mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan
tersebut,diharapkan peneliti dapat mengurangi atau mengantisipasi
kekurangan tersebut dan mengoptimalkan kelebihan tersebut.Shumsky
(1982) danSuwarsih(2006) dalam Kunandar(2008:68)menyatakan bahwa
kelebihan PTK adalah sebagai berikut:
a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.
b. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini dosen yang sekaligus sebagai peneliti.
c. Melalui kerja sama,kemungkinan untuk berubah meningkat.
d. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sementara itu, kelemahan dari PTK adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti (guru/ dosen) sehingga para praktisi pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian.
b. Berkenaan dengan waktu.Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya,faktor ini dapat menjadi kendala yang cukup besar.Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu antara untuk kegiatan rutinnya dengan aktifitas PTK.
B. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Anita Lie(2002:12),sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama mahasiswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran
gotong royong” atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini dosen
bertindak sebagai fasilitator.Sedangkan menurut Suprijono (2009:54),
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru/
dosen atau diarahkan oleh guru/ dosen.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok,yang
terdiridari dua orang atau lebih(http://www.informasiku.com/2010/
09/cooperative-learning-teknik-jigsaw.html).
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2002:31) mengatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal,lima unsur model pembelajaran gotong
royong harus diterapkan (Anita Lie, 2002:31-35):
1. Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu mnyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.Dalam metode jigsaw,Aronson menyarankan jumlah anggota kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan.Selanjutnya,pengajar akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian.Dengan cara ini,mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang berlainan berhasil.
2. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama.Jika tugas dan pola penelitian dibuat menurut prosedur model pembelajaran pembelajaran koopertatif,setiap siswa/ mahasiswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan dosen dalam penyusunan
tugasnya.Dalam teknik jigsaw yang dikembangkan Aronson
misalnya,bahan bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa/ mahasiswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, mahasiswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.
untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,memanfaatkan kelebihan,dan mengisi kekurangan masing-masing.
4. Komunikasi antar anggota
Pembelajaran perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut.Tidak ada salahnya mengajar siswa/ mahasiswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalam ungkapan yang lebih halus.
5. Evaluasi proses kelompok.
Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam,bergantung pada tingkat pendidikan siswa/ mahasiswa.
Ada lima tipe pembelajaran kooperatif (Slavin, 2008:11)
1.Student Team-Achievement Division (STAD).
Dalam STAD, para siswa/ mahasiswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru/ dosen menyampaikan pelajaran,lalu siswa/ mahasiswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasi pelajaran. Selanjutnya, semua siswa/ mahasiswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri,dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa/ mahasiswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru/ dosen. Jika para siswa/ mahasiswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya.
2.Teams Games-Tournament (TGT).
sama. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan poin untuk timnya. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
3.Jigsaw
Jigsaw adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson (1978) dalam teknik ini, siswa/ mahasiswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa/ mahasiswa ditugaskan untuk membaca bab,buku kecil,atau materi lain yang bersifat penjelasan terperinci lainnya. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu dari tugas membaca tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas,lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman satu timnya. Akhirnya akan ada kuis atau bentuk penilaian lainnya untuk semua topik. Penghitungan skor dan rekognisi didasarkan pada kemajuan yang dicapai seperti dalam STAD.
4.Team Accelerated Instruction ( TAI ).
Team Accelerated Instruction (Slavin,Leavey & madden,1986). TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual. Dalam TAI, para siswa/ mahasiswa memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Anggota kelompok bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah.Unit tes yang terakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa/ mahasiswa. Tiap minggu,dosen menjumlah angka dari tiap unit yang telah diselesaikan semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan tim lainnya untuk tim yang berhasil melampaui kriteria skor yang didasarkan pada angka tes terakhir yang telah dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna dan pekerjaan rumah yang telah diselesaikan.
5.Cooperatif Integrated reading and Composition (CIRC).
untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegitan yang bersifat kognitif,termasuk membacakan cerita satu sama lain,membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain,menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan dan kosa kata. Para siswa/ mahasiswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa/ mahasiswa mengikuti serangkaian pengajaran guru/ dosen, praktik tim,pra-penilaian tim, dan kuis. Para murid tidak mengerjakan kuis sampai teman satu timnya menyatakan bahwa mereka sudah siap.Penghargaan untuk tim dan sertifikat akan diberikan kepada tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis.
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al(Anita Lie,2002:69) sebagai metode cooperative learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan,atau pun
berbicara.Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara.Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam
beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial, matematika,
agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan.
Dalam teknik ini,dosen memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman mahasiswa dan membantu mahasiswa mengaktifkan skemata ini
agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.Selain itu,mahasiswa bekerja
dengan sesama mahasiswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
Menurut Slavin kegiatan instruksional yang secara reguler
membaca, diskusi kelompok ahli, laporan tim, tes, dan penghargaan tim.
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0147/0da7ab86.
dir/doc.pdf):
1. Membaca
Siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang ditnjuk untuk menggali informasi (mendalaminya).
2. Diskusi kelompok ahli
Siswa/ mahasiswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli.
3. Laporan tim
Ahli-ahli kembali pada timnya dan mengajarkan topik mereka kepada anggota yang lain dalam satu timnya.
4. Tes
Siswa/ mahasiswa mengerjakan kuis individual yang mencakup semua topik.
5. Penghargaan tim
Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu.
1. Langkah-langkah untuk melaksanakan jigsaw adalah sebagai berikut (Trianto, 2009:73):
a. Siswa/ mahasiswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggota tanya 5-6 orang).
b. Materi pelajaran diberikan kepada siswa/ mahasiswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompok asalnya bertugas mengajar teman-temannya.
2. Kerangka Metode Jigsaw
Kerangka metode jigsaw, antara lain sebagai berikut
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0110/00a31
83e.dir/doc.pdf):
a. Tahap Pendahuluan
1) Review, apersepsi, motivasi.
2) Menjelaskan pada siswa/ mahasiswa tentang model
pembelajaran yangdipakai dan menjelaskan manfaatnya. 3) Pembentukan kelompok.
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa/ mahasiswa dengan kemampuan yangheterogen.
4) Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok. b. Tahap Penguasaan
1) Siswa/ mahasiswa dengan materi/soal sama bergabung dalam kelompok ahlidan berusaha manguasai materi sesuai dengan soal yang diterima.
2) Guru/ dosen memberikan bantuan sepenuhnya. c. Tahap Penularan
1) Setiap siswa/ mahasiswa kembali ke kelompok asalnya.
2) Tiap siswa/ mahasiswa dalam kelompok saling menularkan dan menerimamateri dari siswa/ mahasiswa lain.
3) Terjadi diskusi antar siswa/ mahasiswa dalam kelompok asal. 4) Dari diskusi, siswa/ mahasiswa memperoleh jawaban soal. d. Penutup
1) Guru/ dosen bersama siswa/ mahasiswa membahas soal. 2) Kuis/ evaluasi.
Evaluasi adalah menilai, membandingkan,
menyimpulkan,mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan,
menafsirkan, menghubungkan, membantu.
3. Kelebihan dan kelemahan
Adapun kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif
tipe
jigsawadalahsebagaiberikut(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/ archives/HASH1fd.dir/doc.pdf):
1) Dapat mengembangkan hubungan antar pribadi positif di antara siswa/ mahasiswa yangmemiliki kemampuan belajar yang berbeda.
2) Menerapkan bimbingan sesama teman.
3) Rasa harga diri siswa/ mahasiswa yang lebih tinggi. 4) Memperbaiki kehadiran.
5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar. 6) Sikap apatis berkurang.
7) Pemahaman materi lebih mendalam. 8) Meningkatkan motivasi belajar.
b. Kelemahan
1) Jika guru/ dosen tidak mengingatkan agar siswa/ mahasiswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
2) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misal jika ada anggota yang hanya membonceng dan menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan gaduh.
D. Pemahaman Mahasiswa
Menurut kamus bahasa indonesia konteporer (1991) dalam buku
Wijaya Kusumah (2009: 393) berasal dari kata paham yang berarti
pengertian, pendapat atau pikiran, aliran atau pandangan dan mengerti benar
akan sesuatu.Sedangkan pemahaman itu sendiri berarti proses, perbuatan atau
cara memahami sesuatu. Dalam hal ini pemahaman lebih diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami atau mengerti apa yang dikerjakan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan memanfaatkan isinya
tanpa keharusan menghubungkan dengan yang lainnya. Kemampuan
1. Menerjemahkan (translation) yang berarti kemampuan dalam menerjemahkan konsep abstrak menjadi suatu model simbolik untuk
mempermudah orang untuk mempelajarinya.
2. Menginterprestasi (interpretation) yang berarti kemampuan untuk mengenal dan memahami.
3. Mengekstrapolasi (extrapolation) yang berarti kemampuan untuk memperluas persepsinya dalam arti, dimensi, kasus atau masalah.
Penggunaan kata kerja operasional didalam tes akhir untuk
menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam memahami konsep yang
diajarkan adalah mengubah, mempersiapkan, menjelaskan, memberi contoh,
menafsirkan, memperkirakan, menentukan, meramalkan dan menarik
kesimpulan.
Menurut Arikunto (1991: 245), ada beberapa skala penilaian yang
dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan mahasiswa dalam
mempelajari materi mata pelajaran yaitu:
1. Skala Bebas
Skala bebas yaitu skala yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20,lain kali 25, lain kali lagi 50. Ini semua tergantung dari banyaknya dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dari skala yang digunakan tidak selalu sama.
2. Skala 1 – 10
Pada umumnya guru-guru/ dosen-dosen di Indonesia mempunyai kebiasaan meggunakan skala 1 – 10 untuk laporan prestasi belajar dalam rapor. Dalam skala 1 – 10,dosen jarang memberikan angka pecahan, misalnya 5,5. Angka 5,5 tersebut kemudian dibulatkan menjadi 6. Dengan demikian maka keluar dirapor dalam satu wajah,yaitu angka 6. 3. Skala 1 – 100
4. Skala huruf
Selain menggunakan angka,pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf A,B,C,D dan E. Jarak antara huruf A dan B tidak dapat digambarkan sama dengan jarak antara B dan C, atau antara C dan D. Huruf tidak menunjukkan kuatitas,tetapi dapat digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kualitas.
Tabel 2.1 Skala Penilaian
Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan
80 – 100 8,0 – 10 A Baik sekali
66 – 79 6,6 – 7,9 B Baik
56 – 65 5,6 – 6,5 C Cukup
40 – 55 4,0 – 5,5 D Kurang
30 – 39 3,0 – 3,9 E Gagal
Sumber : Suharsimi Arikunto (1991: hal 249)
E. Mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (MAKRO)
Menurut Gilarso (2002:11), kata ekonomi berasal dari kata Yunani
yaitu oikosdan nomos yang berarti manajemen rumah tangga yang baik. Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa.
Ilmu ekonomi kadang kala diartikan sebagai ilmu tentang bagaimana
orang mendapatkan nafkah. Ilmu ekonomi pada dasarnya merupakan suatu
teknik berpikir yang mengikuti langkah-langkah sistematik: Pertama, melihat kenyataan (identifikasi masalah dan pengumpulan data atau informasi).
Kedua, menjelaskan kenyataan itu dengan menunjukkan bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain,yang meliputi analisis dan generalisasi,yang
dituangkan dalam hukum,prinsip atau model ekonomi. Ketiga, menerapkan,yang menyangkut penentuan kebijakan dan prediksi.
berekonomi,selain itu membantu mahasiswa untuk berfikir secara rasional
dan bijaksana, untuk mempertimbangkan dengan matang bagaimana jalan dan
apa sarana-sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan ekonomi yang
tepat. Belajar ilmu ekonomi tidak hanya berguna untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan, tetapi melatih kemampuan berpikir analitis, dan juga
membentuk sikap dan cara kerja yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang
sedang membangun.
F. Kerangka Berpikir
Salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah
penerapan pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, para
mahasiswa akan berdiskusi tentang materi pokok pembelajaran dengan
temannya. Mereka akan saling berbagi ide atau pendapat. Diskusi
memungkinkan terjadinya elaborasi kognitif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan dalam situasi pembelajaran, dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan
pendapatnya. Sugiyanto (2010:43) menyatakan salah satu keuntungan
penggunaan pembelajaran kooperatif yaitu memungkinkan para mahasiswa
saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, dan perilaku sosial.
Penelitian pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap
mahasiswa yang hasil belajarnya rendah. Manfaat pembelajaran kooperatif
untuk mahasiswa dengan hasil belajar rendah antara lain dapat meningkatkan
lama. Hal ini disebabkan dalam kelas kooperatif, mahasiswa akan berusaha
keras untuk hadir dalam kelas dengan teratur, berusaha keras membantu dan
mendorong semangat teman-teman sekelas untuk sama-sama berhasil.
Pada prakteknya bidang studi yang melibatkan beberapa keterampilan
dan menyelesaikan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan secara kelompok
kerjasama daripada secara kompetisi dan individu. Di dalam kerja kelompok
secara tidak sadar akan terjadi suatu interaksi yang dapat meningkatkan status
sosial masing-masing individu. Kelompok kerjasama antar teman sebaya
menjadikan proses pembelajaran benar-benar dinikmati oleh mahasiswa,
karena interaksi kelompok dapat menimbulkan kebutuhan saling memiliki.
Interaksi-interaksi sosial dalam kelompok secara otomatis akan
meningkatkanstatus sosial mahasiswa dalam kelas. Mahasiswa dalam
kelompok akan berusaha mendorong teman-teman sekelasnya supaya berhasil
dalam pembelajaran.
Jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, dimana mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 6-7 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama
positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah
tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain. Dalam pembelajaran tipe jigsawterdapat 4 langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
ingin dicapai pada pelajaran,memotivasi mahasiswa belajar dan memberi
apersepsi.
Secara psikologis model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan manfaat yang sangat besar terhadap mahasiswa, antara lain :
(1) memotivasi mahasiswa untuk belajar giat karena adanya tekanan dari
teman kelompoknya serta menyadari akan penilaian yang berkelanjutan, (2)
menghilangkan rasa takut pada anak untuk mengungkapkan pendapatnya dan
menjawab pertanyaan, dan (3) menumbuhkan kemampuan kerja sama
mahasiswa, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman. Tujuan khusus
model pembelajaran tipe jigsaw diantaranya adalah mengkaji kebergantungan positif dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara anggota
kelompok untuk mendorong kedewasaan berpikir dan menyediakan
kesempatan berlatih bicara dan mendengar untuk berlatih dalam
menyampaikan informasi, sehingga kualitas proses pembelajaran mahasiswa
dapat meningkat.
Dengan adanya peningkatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
hasil pembelajaran mahasiswa. Ketika proses pembelajaran berlangsung,
mahasiswa secara kooperatif mampu menyelesaikan pokok-pokok materi
yang diberikan oleh dosen melalui kerjasama semua unsur dalam kelas,
sehingga tercapailah peningkatan mutu atau hasil dari kegiatan
belajar-mengajar tersebut. Dengan demikian, hasil pembelajaran dengan
kooperatif tipe jigsaw, baik dalam hal nilai rata-rata dan daya serap mahasiswa.
G. Hipotesis
Berdasarkan penjelasan diatas, maka diturunkan hipotesis sebagai
berikut penerapan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw dapat meningkatkan pemahaman belajar Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro) bagi mahasiswa.
Dengan demikian dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
Ha :terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian
dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin
inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil
terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44
dalam Wiriaatmaja, 2005:11). Penelitian ini merupakan salah satu strategi
pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Sehingga penelitian ini ditujukan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2010,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman mahasiswa pada
mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro) melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. D. Prosedur Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali
dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran
di kelas sebelum menggunakan metode jigsaw. Kegiatan ini dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencangkup
observasi kegiatan dosen, observsi kelas, dan observasi terhadap mahasiswa.
Selain dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh, peneliti juga
mengadakan wawancara terhadap dosen dan mahasiswa. Setelah mengadakan
kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah
menggunakan metode jigsaw.
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus, yang terdiri
1. Perencanaan, merumuskan masalah, menentukan tujuan dan metode
penelitian serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan sebagai upaya
meningkatkan pemahaman mahasiswa.
3. Observasi, yaitu pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan
tindakan.
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulanhasil observasi
terhadap kegiatanbelajar mengajardalam upaya meningkatkan
pemahaman mahasiswa.
Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterpakan dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu meliputi:
a. Peneliti dan dosen menggali data awal karakteristik mahasiswa
untuk memetakan para mahasiswa berdasarkan kemampuannya dan
membagi mahasiswa secara heterogen. Kelompok ini terdiri dari
6-7 orang yang heterogen dilihat dari latar belakang (prestasi
akademik, no urut presensi, dan jenis kelamin) yang berbeda.
Selain itu perangkat lain yang disiapkan dalam tahap ini adalah
rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
lembar observasi dosen, lembar observasi mahasiswa, dan lembar
refleksi.
b. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data meliputi:
1) Lembar untuk mengobservasi kegiatan dosen.
2) Lembar untuk mengobservasi kegiatan mahasiswa.
3) Lembar untuk mengobservasi kegiatan kelas.
4) Instrumen partisipasi mahasiswa dalam diskusi dikelas antara
lain: mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, memusatkan
perhatian pada materi diskusi, dan mengusulkan ide kepada
kelompok untuk didiskusikan, keterlibatan mahasiswa dalam
pembahasan soal.
5) Lembar observasi refleksi
2. Tindakan
Pada tahap ini penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada saat perencanaan.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a. Dosen membuka pelajaran (salam pembuka).
b. Dosen menyampaikan apersepsi (menghubungkan materi
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan materi yang akan dibicarakan pada hari ini (Perbankan di Indonesia)).
c. Dosen memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas,
tujuan pembelajaran, dan garis besar materi yang akan dipelajari,
menghadapi bahan pelajaran baru dengan melibatkan mahasiswa
dalam diskusi.
d. Dosen membagikan soal pretest materi perbankan di Indonesia, kepada setiap mahasiswa untuk dikerjakan.
e. Mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok heterogen yang dilihat dari
latar belakang (prestasi akademik dan jenis kelamin),
masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 orang. Dalam 1 kelompok,
masing-masing diberi nama orang pertama, orang kedua, sampai
orang ketujuh, kelompok ini diberi nama “kelompok asal”.
Selanjutnya dosen meminta mahasiswa untuk mengambil kartu
bernomor yang telah disediakan dimeja kelompok dan meminta
mahasiswa memasang didada. Dosen meminta mahasiswa yang
bernomor sama berkumpul ditempat yang sudah ditentukan.
Kemudian anggota dari tim yang berbeda dengan nomor yang sama
berkumpul dan membentuk kelompok baru diberi nama “kelompok
ahli I”, fungsi dari kelompok ahli adalah untuk mendalami materi
bersama teman kelompoknya. Hal sama dilakukan oleh orang
kedua sampai orang ketujuh. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap
anggota kembali kekelompok asal dan menjelaskan kepada anggota
kelompok tentang sub bab yang mereka kuasai. Tiap tim ahli I dari
masing-masing kelompok asal mempresentasikan hasil diskusi,
pun menanggapi, kemudian dosen memberi poin kepada kelompok
yang bertanya maupun menanggapi tersebut.
f. Pembahasan
Dosen bersama mahasiswa membahas kembali mengenai inti dari
pelajaran yang telah dipelajari, dan kemudian melakukan evaluasi
secara bersama-sama supaya untuk pelajaran berikutnya menjadi
lebih baik.
g. Dosen membagikan soal posttest dan meminta mahasiswa untuk mengerjakannya.
h. Penghargaan
Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan
berdasarkan skor kelompok dari hasil penilaian masing-masing
anggota kelompok, yang didapat dari penilaian yang dilakukan oleh
dosen kepada setiap kelompok (keaktifan kelompok dalam
bertanya/menanggapi). Skor yang tertinggi itulah yang diberikan
penghargaan. Pemberian penghargaan diberikan dengan maksud
untuk memotivasi belajar mahasiswa agar tingkat pemahaman
semakin berkembang, sehingga prestasi dapat meningkat.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap
tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau
berlangsung dan interaksi antar mahasiswa dalam kelompok
kooperatif. Pemahaman mahasiswa dapat dilihat dari hasil kuisioner.
Pengamatan juga dilakukan dengan menggunakan perekam dengan
video camcorder. 4. Refleksi
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan
hasil observasi terhadap kualitas proses dan tingkat pemahaman
mahasiswa yang dilihat dari hasil pembelajaran. Ada 2 macam refleksi
yang dilakukan:
a. Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, digunakan untuk
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan
pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya
(penyesuaian rencana pembelajaran atau instrumen yang perlu
disempurnakan).
b. Refleksi pada akhir siklus, digunakan untuk mengetahui apakah
target yang ditetapkan. Secara teknis, peneliti melakukan self-reflection dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif mahasiswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian
dilakukan refleksi dan diskusi bersama dosen untuk
E. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Instrumen pra penelitian
a. Pengamatan terhadap dosen (observering teachers)
Pengamatan merupakan alat yang efektif untuk mempelajari
tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas.
Bentuk instrumen pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah catatan anekdotal dalam bentuk naratif (lampiran 1, hal 110)
Pengamatan anekdotal memfokuskan pada aktivitas belajar
mahasiswa dalam pembelajaran dan memuat deskripsi rinci dan
lugas peristiwa yang terjadi di kelas.
b. Pengamatan terhadap kelas (observing classrooms)
Pengamatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan
pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas.
Pengamatan ini berisi tentang jabaran yang bersifat lebih spesifik
mengenai aktivitas yang terjadi dikelas selama pembelajaran. Di
samping itu, pengamatan ini dapat menunjukkan strategi yang
digunakan dosen dalam menangani kendala dan hambatan
pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas
meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan
c. Pengamatan terhadap mahasiswa (observing students)
Pengamatan atau observasi terhadap perilaku mahasiswa dapat
mengungkapkan berbagai hal menarik. Masing-masing individu
mahasiswa dapat diamati secara individual atau berkelompok
sebelum pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran,
dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga
dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum
dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan seusai
tindakan (lampiran 2, hal 111).
d. Soal Pretest
Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji
kemampuan siswa, peneliti memberikan soal prettest yang sesuai dengan materi yang diajarkan dosen sebelumnya (lampiran 11, hal
123).
2. Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi
keseluruhan aspek yang terkait PTK. Selain itu, perencanaan
dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari pada saat melaksanakan
siklus pertama, sehingga dalam perencanaan ini terdapat perencanaan
ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau
strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.
menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar. Biasanya perencanaan
dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(lampiran 10, hal 122).
3. Tindakan
Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas.Dosen melakukan inovasi dalam
proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah
penilaian tentang tingkat pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran
Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro) yang akan diukur dari hasil belajar
mahasiswa (lampiran 4, hal 113 dan lampiran 5, hal 116).
Setelah itu dosen dibantu oleh peneliti membagikan soal posttest yang digunakan untuk menilai pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
telah diajarkan (lampiran 12 hal. 124)
4. Observasi
Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti dan fasilitator, yang
memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat mengobservasi pengamat
harus mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian.
Seperti mengenai kegiatan dosen, situasi kelas, perilaku dan sikap
mahasiswa dalam belajar baik secara individual maupun kelompok, dan