• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI BIOCHAR YANG DIFERMENTASI JAMUR Trichoderma spp. SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG DI TANAH ENTISOL - Repository UNRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "POTENSI BIOCHAR YANG DIFERMENTASI JAMUR Trichoderma spp. SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG DI TANAH ENTISOL - Repository UNRAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PENGELOLAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS LAHAN

SUB-OPTIMAL UNTUK MENDUKUNG TERWUJUDNYAKETAHANAN DAN

KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

(Pemanfaatan Biochar Untuk Perbaikan Kualitas Tanah Dan Pertanian

Berlanjut)

Tim Penyusun :

1.

Prof. DR. Ir. Rahmatullah Rizieq, M. Si

2.

DR. Ir. Agusalim Masulili, MP

3.

Ir. Agus Suyanto, MMA

4.

Sutikarini, SP, M. Sc

5.

Donna Youlla, SP, MEM

6.

Mustika, A, Md

Diterbitkan oleh :

Universitas Panca Bhakti Pontianak

Alamat :

Jalan Kom. Yos Sudarso

Telp. (0561) 780051, 772627 Fax. (0561) 774442

PO BOX 78113

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Buku Prosiding Seminar Nasional

dapat terselesaikan atas kerjasama antara Fak Pertanian UPB, UNITRI, UNRAM dan

ABI (Asosiasi Biochar Indonesia).

Buku prosiding tersebut memuat sejumlah artikel hasil penelitian dengan tema

Pengelolaan Dan Peningkatan Kualitas Lahan Sub-Optimal Untuk Mendukung

Terwujudanya Ketahanan Dan Kedaulatan Pangan Nasional (Pemanfaatan Biochar

Untuk Mendukung Pertanian Berlanjut) yang telah dilakukan oleh Bapak/Ibu dosen

UPB, UNITRI, UNRAM dan ABI (Asosiasi Biochar Indonesia), serta pihak lainnya

yang terkait.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif sehingga Prosiding

Seminar Nasional ini dapat terselesaikan. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan,

memberikan manfaat bagi kita semua. Kami menyadari, dalam penyusunan yang

kami berikan, banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, untuk itu kami mohon

maaf yang sebesar-besarnya.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Pontianak, 3 Mei 2016

Ttd

(4)

DAFTAR ISI

BIOCHAR UNTUK PENGELOLAAN HARA NITROGEN1)

Wani Hadi Utomo 2) dan Titiek Islami 3)………...

1

OPTIMALISASI KINERJA ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DARI BAHAN BAKU

LIMBAH PERTANIAN

S.P. Abrina Anggraini, Tiya Nurhazisa ...

12

APLIKASI BIOCHAR, PUPUK KANDANG DAN CAMPURAN KEDUANYA PADA

BEDENG PERMANEN YANG DITANAMI CABAI MERAH (

Capsicum annum

L.)

Raden Unangga Jaya W1, IGM Kusnarta2, Sukartono2, dan Padusung2 ... 20

IMMOBILISATION OF AS AND CU IN GOLD MINE TAILINGS AMENDED WITH

EMPTY FRUIT BUNCH AND RICE HUSK BIOCHARS PYROLYSED AT

DIFFERENT TEMPERATURES

Claoston Nardon, 1 Samsuri Abdul Wahid, 1 Ahmad Husni Mohd Hanif,1 and Mohd Amran

Mohd Salleh2,3 ... 30

PENGARUH PEMBERIAN BIOCHAR DAN KOMPOS KULIT KAKAO

TERHADAP KUALITAS TANAH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO

E.R. Indrayatie1) dan W.H. Utomo2 ... 39

PEMANFAATAN BIOCHAR SERASAH TEBU DAN LIMBAH TEBU LAINNYA

UNTUK PERBAIKAN KUALITAS TANAH BERPASIR

Budi Hariyono1,2, Wani Hadi Utomo3,4, Sri Rahayu Utami3 dan Titiek

Islami34………... 46

USING BIOCHAR TO IMPROVE THE SOIL QUALITY, GROWTH AND YIELD OF

SOYBEAN

(

Glycine max

L.)

IN THE SUB-OPTIMAL LAND OF LOMBOK

Mulyati1), Sukartono1), Baharuddin, A.B.1), Tejowulan, R. S.1) ... 54

PENGARUH PEMBERIAN ARANG DAN CUKA KAYU TERHADAP

PERTUMBUHANCABAI DAN SAWI

Heru S. Wibisono, Novitri Hastuti, Gustan Pari, R. Esa Pangersa G., dan Nela Rahmati Sari150 ... 62

THE USE OF PYROLYSIS CHARCOAL (BIOCHAR) ORIGINATED FROM PALM

KERNEL SHELLFOR NUTRIENT AND CARBON SEQUESTRATION IN LITHIC

HAPLUDULTS AT OIL PALM MAIN NURSERY

Laksmita Prima Santi ... 68

HETEROSIS, PERAN GEN, DAN SIFAT KUALITATIF HASIL PERSILANGAN IPB

3S DAN FATMAWATI DENGAN PADI BERAS MERAH DALAM PEMBENTUKAN

PADI GOGORANCAH TIPE IDEAL

(5)

KEEFEKTIFAN BIOCHAR SERBUK GERGAJI DAN PUPUK SUPER(PETRO) GANIK

YANG DIPERKAYA DENGAN Fe DAN Zn TERHADAP SIFAT TANAH DAN

PERTUMBUHAN JAGUNG PADA TANAH INSEPTISOL

Baharuddin, Mulyati, Tejowulan, dan Sukartono ... 88

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI TERHADAP

PEMBERIAN BIOCHAR DAN BERBAGAI DOSIS BIOAKTIVATOR YANG

DIFERMENTASI DENGAN JAMUR Trichoderma spp. DI LAHAN KERING

I Made Sudantha dan Suwardji ... 97

PERUBAHAN SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL PADI PADA LAHAN RAWA

PASANG SURUT DENGAN APLIKASI PEMBENAH TANAH

Junita Barus1 dan Novilia Santri1 ... 106

ANALISIS KOMPERATIF PENDAPATAN PETANI PENGGUNAAN VARITAS

UNGGUL NASIONAL DAN LOKAL DI LAHAN KERING (STUDI KASUS DI DESA

TANGGERANG KECAMATAN JELAI HULU)

Ellyta dan Saleh Andreas ... 111

DINAMIKA PENYULUHAN PERTANIAN DALAM MENDUKUNG USAHATANI

PETANIDI LAHAN SUB-OPTIMAL KALIMANTAN BARAT

Gontom C. Kifli1), Dadan Permana1) dan Nurul Ekawati2) ... 118

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI SAGU (

Metroxylon

Sp.)

(

FACTORS INFLUENCING THE PRODUCTION OF SAGO (Metroxylon

Sp.

) Starch

)

Sitti Aida Adha Taridala1, Satriana Mollah2, Ansharullah3 ... 128

KARAKTERISTIK 3

JENIS BIOCHAR

DENGAN LAMA

WAKTU PIROLISIS

BERBEDA SEBAGAI AMELIORAN TANAH GAMBUT

Urai Suci Y.V.I1, Uray Edi Suryadi2, Azwar Maas3, Sri Nuryani H .U4, Eko Hanudin5 ... 137

PERTUMBUHAN BIBIT JERUK DENGAN APLIKASI BIOCHAR PADA TANAH

ANDOSOL DAN ALUVIAL

Reza Prakoso Dwi Julianto1), Septian Eko Ardiansyah2), Widowati 3)... 148

POTENSI BIOCHAR YANG DIFERMENTASI JAMUR

Trichoderma

spp. SEBAGAI

BAHAN PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN

HASIL BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG DI TANAH ENTISOL

Suwardji dan I Made Sudantha ... 153

RESIDU HARA KALIUM DAN BIOCHAR PADA HASIL TANAMAN JAGUNG MUSIM

TANAM KEDUA

(6)

RESPON BIOFERTILIZER TERHADAP SERANGAN HAMA PENYAKIT DAN

PRODUKSI BUAH NAGA

Azri……….... 173

PENGARUH PEMBENAH TANAH PROCAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI

PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI KALIMANTAN BARAT

Pratiwi1, Panut1 dan Erison2……….. 181

KONTROVERSI TENTANG DAN STANDAR MUTU BIOCHAR

Controversy on and Quality Standard Biochar

Didiek Hadjar Goenadi 1) dan Laksmita Prima Santi 2)………. 187

PENGELOLAAN DRAINASE DAN PEMBERIAN ARANG HAYATI

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI LAHAN PASANG SURUT

BUKAAN BARU DI KALIMANTAN BARAT

Muhammad Hatta………. 192

PENGARUH BUSUKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PADA TANAH ALLUVIAL

Sutikarini……… 201

PEMUPUKAN KALIUM UNTUK PERBAIKAN HASIL DAN UKURAN UMBI

TANAMAN UBIJALAR

S

ri Umi Lestari1) dan Nur Basuki2)………. 211

PENGARUH BIOCHAR SEKAM PADI YANG DIPERKAYA HARA DAN KETEBALAN

MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA DARAT (

Lactuca sativa L.)

Kristina Irna Sari Naikofi, Arnoldus Klau Berek dan Eduardus Yosef Neonbeni…..

218

PENGELOLAAN AIR DAN PEMBERIAN BAHAN ORGANIK UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN PASANG SURUT

(7)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

POTENSI BIOCHAR YANG DIFERMENTASI JAMUR

Trichoderma

spp.

SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH UNTUK MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG

DI TANAH ENTISOL

Suwardji dan I Made Sudantha

Dosen Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Universitas Mataram Korespondensi: email: imade_sudantha@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biochar yang difermentasi dengan jamur Trichoderma harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa genotipe jagung di tanah Entisol. Penelitian ini dilaksanakan di tanah Entisol Desa Montong Are Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat mulai bulan Maret sampai Agustus 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) yang terdiri dari 2 faktor. Sebagai petak utama yaitu genotipe jagung dengan 3 aras perlakuan yaitu: Galur C2 unram, varietas Bisi 2, dan varietas Srikandi, dan sebagai anak petak yaitu biochar dengan 3 aras perlakuan yaitu: tanpa biochar, biochar tanpa fermentasi dengan dosis 20 ton/ha, dan biochar yang difermentasi jamur Trichoderma spp. dengan dosis 20 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biochar yang difermentasi dengan jamur T. harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 lebih berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung dibandingkan dengan perlakuan biochar tanpa fermentasi dan perlakuan tanpa biochar di tanah Entisol. Produktivitas hasil jagung pada perlakuan biochar yang di fermentasi dengan jamur Trichoderma spp. adalah 8,28 ton/ha, sedangkan perlakuan biochar tanpa fermentasi adalah 4,85 ton/ha, dan tanpa biochar adalah 2,62 ton/ha.

______________________________________________ Kata kunci: Jagung, Genotipe, Biochar, Trichoderma spp.

PENDAHULUAN

Provinsi NTB merupakan provinsi agraris, sehingga untuk pembangunan daerah ke depan sektor pertanian tetap akan menjadi sektor andalan dan unggulan dalam penerimaan pendapatan daerah. (Suwardji, 2005). Data menunjukkan bahwa produksi jagung berdasarkan angka tetap 2013 adalah sebesar 633.773 ton pipilan kering, jumlah produksi ini mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi pada tahun 2012 yang mencapai angka 642.674 ton (BPS NTB, 2014). Banyak faktor yang mempengaruhi menurunnya produksi jagung Provinsi NTB tersebut salah satunya adalah faktor kualitas lahan yang kurang subur.

Untuk dapat memperbaiki kualitas lahan diperlukan pengelolaan tanah yang berorientasi pada perbaikan sifat fisika-kimia tanah yang menunjang pertumbuhan tanaman. Pemanfaatan biochar dapat menjadi pilihan altenatif yang sangat tepat untuk membenahi kualitas tanah dan produktivitas tanaman jagung (Sukartono & Utomo, 2012).

Untuk meningkatkan efektivitas biochar terlebih dahulu dilakukan fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menggunakan mikrobia fermentatif. Ada beberapa jamur fermentasi yang dapat digunakan salah satunya yaitu menggunakan jamur saprofit T. harzianum isolat SAPRO-07 dan jamur endofit T. koningii isolat ENDO-02 sebagai dekomposer (Sudantha, 2010).

Selain memperbaiki kualitas lahan, peningkatan hasil jagung juga dapat dilakukan dengan penerapan teknologi tepat guna, salah satunya dengan penanaman genotipe jagung yang unggul (Rukmana, 2007).

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui pengaruh potensi biochar yang difermentasi dengan jamur T. harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa genotipe jagung di tanah Entisol.

(8)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Desa Montong Are Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor yaitu sebagai petak utama adalah genotipe jagung dengan 3 aras perlakuan yaitu: Galur C2 Unram, Varietas Bisi-2 dan Varietas Srikandi. Sebagai Anak Petak adalah Biochar dengan 3 aras perlakuan yaitu tanpa biochar, dengan biochar tanpa fermentasi, dan dengan biochar yang difermentasi dengan jamur Trichoderma spp.

Pelaksanaan percobaan ini meliputi serangkaian kegiatan sebagai berikut :Penyediaan biakan jamur T. harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 yang digunakan berasal dari koleksi Prof. Sudantha yang ada di Laboratorium Produksi Tanaman dan Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Biochar yang digunakan berasal dari limbah pembuatan arang tempurung kelapa di Desa Bengkaung Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Biochar yang telah disiapkan diinfestasikan dengan jamur T. harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 selama 21 hari.

Pemupukan dilakukan dengan Urea dan Phonska dengan dosis masing-masing 150 kg/ ha yang setara dengan 75 g/petak (50% dari rekomendasi). Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, dengan menempatkan 3 biji dalam setiap lubang dan dilakukan penjarangan setelah tanaman berumur 1 minggu dengan meninggalkan 2 tanaman yang tumbuh sehat. Pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan penyiangan untuk menghilangkan gulma atau tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.

Peubah yang diamati adalah komponen pertumbuhan (meliputi tinggi tanaman, berat berangkasan basah dan kering) dan komponen hasil tanaman (meliputi berat tongkol dan berat pipilan jagung). Selain itu diamati pula data pendukung yaitu analisis sifat tanah sebelum dan sesudah percobaan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sifat Tanah Sebelum dan Sesudah Percobaan

Tabel 1. Analisis sifat tanah sebelum percobaan

Parameter Metode Satuan Nilai Harkat

pH H2O % 5,90 Agak masam

N-total Kjeldah % 0,22 Sedang

P-tersedia (Olsen) (Spektro) Ppm 10,36 Sedang

K-tertukar (NH4-Acctt) (ASS) Me% 1,75 Tinggi

C-organik Walkey & Black % 1,34 Rendah

C/N Ratio % 6,09

KTK NH4 asetat Me% 53,33 Sedang

Kadar lengas Gravimetri % 4,78

Pada Tabel 1 menunjukkan nilai pH tanah sebelum percobaan adalah 5,90 yang menunjukkan bahwa tanah dengan pH demikian bereaksi agak masam. Nilai KTK dari tanah sebelum percobaan adalah sebesar 21,33 me%, nilai KTK demikian tergolong dalam harkat sedang (Balai Penelitian Tanah, 2009). Kadar N-total tanah sebelum

(9)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

percobaan adalah sebesar 0,22 %, menurut Balai Penelitian Tanah (2009) Kadar N-total demikian tergolong dalam harkat sedang, salah satu penyebab kurangnya kadar N dalam tanah adalah rendahnya kandungan bahan organik (Hanafiah, 2005). Hal ini sesuai dengan kandungan C-organik dalam tanah yang hanya 1,34 %, menurut Balai Penelitian Tanah (2009) tergolong dalam harkat rendah. Kadar P-tersedia tanah sebelum percobaan adalah 10,36 ppm. Kadar P-tersedia demikian tergolong dalam harkat sedang (Balai Penelitian Tanah, 2009). Sedangkan Kadar K-tertukar tanah sebelum percobaan adalah 0,71 me%, kadar K-tertukar demikian tergolong dalam harkat tinggi (Balai Penelitian Tanah, 2009). Ketersediaan K didalam tanah dipengaruhi salah satunya oleh pH tanah (Hanafiah, 200).

Tabel 2. pH, C-organik, KTK, N Total, P Tersedia, dan K Tertukar pada tanah setelah panen.

Sifat tanah Perlakuan

Tanpa Biochar tanpa Biochar yang difermentasi

Biochar fermentasi

Pada Tabel 2 terlihat adanya peningkatan pH pada perlakuan biochar berkaitan dengan bahan baku biochar yang di gunakan yaitu tempurung kelapa yang memiliki tingkat alkalin yang tinggi (Sukartono & Utomo, 2012). Peningkatan kadar C-Organik pada tanah setelah aplikasi biochar disebabkan oleh kandungan karbon yang tinggi pada biochar. Terjadi peningkatan KTK tanah setelah panen pada perlakuan biochar. Hal ini juga dilaporkan oleh peneliti sebelumnya (Sukartono, 2011;Sukartono & Utomo, 2012; Islami, 2012). KTK suatu tanah mempunyai kaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah (Priyono, 2005). Peningkatan kadar N pada tanah setelah aplikasi biochar berkaitan erat dengan peningkatan C-Organik didalam tanah karena salah satu sumber utama nitrogen di dalam tanah adalah bahan organik. Kadar P Tersedia dan K Tertukar di dalam tanah pada perlakuan biochar lebih tinggi jika di bandingkan dengan perlakuan tanpa biochar. Peningkatan kadar P Tersedia dan K Tertukar ini berkaitan dengan peningkatan pH dan KTK didalam tanah setelah aplikasi biochar (Nurida & Rachman, 2012).

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa biochar yang di fermentasi lebih baik dibandingkan dengan biochar tanpa fermentasi. Hal ini di sebabkan oleh proses fermentasi pada biochar sebelum di aplikasikan berpengaruh positif terhadap perbaikan sifat tanah. Pernyataan ini di perkuat dengan pernyataan Sukamadi (1999) selama proses penguraian bahan organik unsur hara makanan akan bebas menjadi bentuk yang larut dan dapat diserap oleh tanaman. Lebih lanjut Sukamadi (1999) menjelaskan bahan organik yang telah mengalami proses fermentasi berperan terhadap perbaikan sifa tanah

(10)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

Pengaruh Biochar dan Genotipe Jagung terhadap Tinggi Tanaman Jagung

Hasil analisis keragaman menunjukkan tidak terjadi interaksi antara faktor biochar dan faktor genotipe tetapi masing-masing faktor berbeda nyata. Pengaruh faktor biochar dan genotipe tanaman jagung disajikan pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Pengaruh biochar terhadap tinggi tanaman jagung

Perlakuan Pengamatan umur

Keterangan : *) Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Pada Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan biochar baik yang di fermentasi maupun tanpa fermentasi berbeda nyata dengan perlakuan tanpa biochar, sementara perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. tidak berbeda nyata dengan perlakuan biochar tanpa fermentasi.

Peningkatan tinggi tanaman pada perlakuan biochar disebabkan oleh tersedianya unsur hara pada tanah setelah aplikasi biochar. Hasil analisis tanah setelah panen pada perlakuan tersebut menunjukkan terjadi peningkatan kadar hara di dalam tanah jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa biochar seperti yang di tunjukkan pada Tabel Hasil Analisis Tanah setelah Panen (Tabel 2). Salah satunya dengan peningkatan nitrogen didalam tanah, peningkatan nitrogen akan berdampak baik pada pertumbuhan tanaman jagung, sebagaimana menurut Sutedjo (2008) nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar.

Secara umum perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. lebih baik dalam memperbaiki sifat tanah jika dilihat dari hasil analisis tanah setelah panen (Tabel 2). Namun, berdasarkan Tabel 3 perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. tidak berbeda nyata dengan perlakuan biochar tanpa fermentasi terhadap peningkatan tinggi tanaman jagung. Hal ini di duga biochar yang di fermentasi belum optimal dalam memperbaiki sifat tanah saat pertumbuhan tinggi tanaman jagung.

Tabel 4. Pengaruh genotipe terhadap tinggi tanaman jagung

Perlakuan Pengamatan umur

Keterangan : *) Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%.

(11)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

Pada Tabel 4 menunjukkan terjadi perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman pada masing-masing genotipe. Perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman pada masing-masing genotipe ini di pengaruhi oleh faktor genetik dari masing masing genotipe tersebut. Hal ini berkaitan dengan umur panen tanaman, dimana galur C2 Unram umur tanaman bisa di panen adalah 73 hari setelah tanam (Sudantha & Suwardji, 2013).

Pengaruh Biochar dan Genotipe Jagung terhadap Berat berangkasan

Hasil analisis keragaman menunjukkan tidak terjadi interaksi antara faktor biochar dan faktor genotype jagung, sedangkan faktor biochar berbeda nyata, sementara itu faktor genotipe jagung menunjukkan tidak berbeda nyata. Pengaruh faktor biochar dan genotipe tanaman jagung disajikan pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Pengaruh biochar terhadap berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering jagung

Perlakuan Berat berangkasan basah (kg) Berat berangkasan kering (g)

Tanpa biochar 1,46 c *) 828,6 c *)

Biochar tanpa fermentasi 1,79 b 943,46 b

Biochar fermentasi 2,03 a 1054, 37 a

BNJ 5% 0.32 151,79

Keterangan : *) Angka-angka pada setiap baris yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Pada tabel 5 terjadi peningkatan berat berangkasan tanaman jagung pada perlakuan biochar berkaitan dengan kemampuan biochar memperbaiki sifat tanah, hasil analisis tanah setelah panen menunjukkan terjadi perbaikan sifat tanah jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa biochar sebagaimana di tunjukkan pada Tabel analisis tanah setelah panen (Tabel 2). Perbaikan sifat tanah berdampak pada ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman. Hal ini sesusai dengan pendapat Glaser et al. (2002) yang menyatakan bahwa fungsi biochar sebagai soil conditioner dapat mengurangi kehilangan hara melalui proses leaching ke dalam tanah. Jika di lihat dari hasil analisis tanah setelah panen perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. lebih baik dalam membenahi sifat tanah dan menyediakan unsur hara. Hal ini menunjukkan proses fermentasi biochar berpengaruh positif terhadap perbaikan sifat tanah. Sudantha (2007) menyatakan jamur T. harzianum sebagai jamur saprofit membantu dalam mensuplai hara sebagai bentuk mineralisasi dari hasil fermentasi bahan organik.

Hasil analisis keragaman terhadap berat berangkasan basah dan kering menunjukkan masing-masing genotipe jagung tidak berbeda nyata. Tidak terjadinya perbedaan berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering pada masing-masing genotipe jagung dipengaruhi oleh faktor genetik yang sama antara masing-masing genotipe jagung.

Pengaruh Biochar dan Genotipe Jagung terhadap Berat Tongkol

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara faktor biochar dan faktor genotype tanaman jagung, sedangkan faktor biochar berbeda nyata, sementara itu faktor genotipe tidak berbeda nyata.

(12)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

Tabel 7. Pengaruh biochar terhadap berat tongkol jagung

Perlakuan Berat satu tongkol (gram)

Tanpa biochar 85, 44 c

Biochar tanpa fermentasi 112, 77 b

Biochar fermentasi 146, 66 a

BNJ 5% 28, 21

Keterangan : Angka-angka pada setiap baris yang diikuti oleh huruf yang sama dalam masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Pada Tabel 7 terlihat bahwa peningkatan berat tongkol pada perlakuan biochar dibandingkan dengan perlakuan tanpa biochar di sebabkan oleh peningkatan unsur hara fosfor, sebagaimana dilihat dari hasil analisis tanah setelah panen (Tabel 2). Unsur fosfor sangat dibutuhkan tanaman dalam pembentukan tongkol. Warisno (1998) menyatakan untuk memperoleh pembentukan tongkol yang baik dan berisi penuh serta hasil jagung yang bermutu tinggi dapat diperoleh dengan pemberian hara fosfor.

Hasil analisis tanah setelah panen menunjukkan perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. lebih baik dalam memperbaiki sifat tanah, hal ini dapat dilihat pada Tabel Analisis Tanah setelah Panen (Tabel 2) sehingga kondisi demikian berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung yang lebih baik.

Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan masing-masing genotipe tidak berbeda nyata terhadap berat tongkol jagung. Perbedaan berat tongkol jagung antara masing-masing genotipe dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Efendi (2010) menyatakan perbedaan yang nyata antara masing masing varietas dikarenakan oleh interaksi faktor lingkungan tumbuh dengan faktor genetik yang berbeda pula

Pengaruh Biochar dan Genotipe Jagung terhadap Berat pipilan

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara faktor biochar dan faktor genotype tanaman jagung, sedangkan faktor biochar berbeda nyata, sementara itu faktor genotype jagung tidak berbeda nyata

Tabel 9. Pengaruh biochar terhadap berat pipilan jagung

Perlakuan Berat pipilan/tongkol (gram) Hasil pipilan (ton/ha)

Tanpa biochar 36,77 c *) 2,62

Biochar tanpa fermentasi 68,00 b 4, 85

Biochar yang di fermentasi 116,00 a 8, 28

BNJ 5 % 3,42

Keterangan : *) Angka-angka pada setiap kolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNJ taraf 5%.

Pada Tabel 9 terlihat bahwa peningkatan berat pipilan jagung pada perlakuan biochar secara umum di sebabkan oleh perbaikan sifat tanah. Salah satunya di tunjukkan dengan peningkatan kadar fosfor di dalam tanah. Menurut Sutedjo (2008) bahwa unsur

(13)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602-72935-2-6

fosfor didalam tanah dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji dan gabah, dan dapat meningkatkan produksi biji-bijian.

Adanya peningkatan berat pipilan jagung pada perlakuan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. dibandingkan dengan biochar tanpa fermentasi menandakan biochar yang di fermentasi jamur Trichoderma spp. lebih baik dalam menyediakan unsur hara yang di perlukan tanaman saat proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Berdasarkan analisis keragaman menunjukkan masing-masing genotipe tidak berbeda nyata terhadap berat pipilan jagung. Umumnya perbedaan hasil antara masing masing genotipe tersebut disebabkan oleh perbedaan faktor genetik. Sebagaimana pernyataan Sitompul & Guritno, (1995) dalam Kuruseng & Kuruseng (2008), bahwa faktor genetik tanaman merupakan salah satu penyebab perbedaan antara tanaman satu dengan lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perlakuan biochar yang difermentasi jamur T. harzianum isolat SAPRO-07 dan T. koningii isolat ENDO-02 lebih berpotensi dalam meniingkatkan pertumbuhan dan hasil jagung dibandingkan dengan perlakuan biochar tanpa fermentasi dan perlakuan tanpa biochar di tanah Entisol. Produktivitas hasil jagung pada perlakuan biochar yang di fermentasi dengan jamur Trichoderma spp. adalah 8,28 ton/ha, sedangkan perlakuan biochar tanpa fermentasi adalah 4,85 ton/ha, dan tanpa biochar adalah 2,62 ton/ha.

2. Galur C2 Unram, varietas Bisi-2, dan varietas Srikandi memberikan hasil yang sama terhadap berat berangkasan, berat tongkol, dan berat pipilan jagung.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang dosis dan cara aplikasi biochar yang difermentasi dengan jamur Trichoderma spp. Selain itu perlu dipertimbangkan pengembangan Galur C2 Unram karena hasilnya sama dengan varietas Bisi-2 dan varietas Srikandi yang merupakan varietas yang sudah di lepas secara nasional, serta umur panen Galur C2 Unram lebih pendek dibandingkan dengan varietas Bisi-2 dan varietas Srikandi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Artikel ilmiah ini disusun menggunakan sebagian dari data hasil penelitian Strategi Nasional Tahun 2014 dan 2015, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Penelitian Pengabdian Masyarakat Dikti, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Mataram dan Rektor Universitas Mataram yang telah memberikan dukungan dana dan fasilitas.

REFERENSI

Balai Penelitian Tanah, 2009. Analisis kimia tanah, tanaman, air, dan pupuk. Balai Penelitian Tanah, Bogor. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/juknis/juknis _kimia2.pdf. [Diakses selasa 23 Juni 2015]

(14)

Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Biochar Indonesia, Pontianak Mei 2016 ISBN 978-602- 72935-2-6

Bappenas. 2000. Budidaya pertanian. System informasi manajemen pembangunan di pedesaan, Proyek PEMD, Bappenas. Jakata

Effendi.2010. Peningkatan Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi Pupuk Organik Lamtorogung Dengan Pupuk Kandang. Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. J. Floratek 5: 65 73.http:/ /www.jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/download/387/371 [Diakses selasa 23 Juni 2015] Islami, T. 2012. Pengaruh Residu Bahan Organik Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L) Sebagai

Tanaman Sela Pertanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta L.). Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Buana Sains Vol 12 No 1:131 136,2012 http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/vi ewFile/160/161 . [Diakses sabtu 04 april 2015].

Kuruseng, H., M.A. Kuruseng, 2008. Pertumbuhan Dan Produksi Berbagai Varietas Tanaman Jagung Pada Dua Dosis Pupuk Urea. Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa. Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1. Http://www.stppgowa.ac.id/datadownloadcentrepap/data-jurnal-agrisistem.pdf [Diakses selasa 23 Juni 2015]

Maharani, 2014. Iklim Usaha Komoditas Sapi Dan Jagung Di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Http://Jikti.Bakti.Or.Id/Uploadedpublications/Iklim-Usaha-Komoditas-Sapi- dan-Jagung-Di-

Nurida,

Provinsi-Nusa-Tenggara-B [Diakses Selasa 14 April 2015].

NL., A, Dariah., A, Rachman. 2008. Kualitas Limbah Pertanian Sebagai Bahan

Baku Pembenah Tanah Berupa Biochar

Untuk Rehabilitasi Lahan. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/eng/dokumentasi/prosiding2 008pdf/neneng_biochar.pdf [Diakses sabtu 04 april 2015].

Steiner, Christoph. 2006. Soil Charcoal Amndments Maintain Soil fertility and Establish a Carbon Sink. Dissertation Faculty of Biology, Chemistry and Geoscience University of Bayreuth, Germany

Sudantha, I. M., Suwardji. 2013. Pemanfaatan Biokompos, Bioaktivator Dan Biochar Untuk Meningkatkan Hasil Jagung Dan Brangkasan Segar Pada LahanKering Pasiran Dengan Sistem Irigasi Sprinkler Big Gun. Laporan Penelitian Strategis Nasional, Mataram. Sukartono. 2011. Pemanfaatan Biochar Sebagai Bahan Amendemen Tanah Untuk Meningkatkan

Efisiensi Penggunaan Air Dan Nitrogen Tanaman Jagung (Zea Mays) Di Lahan Kering Lombok Utara. Laporan Hasil Penelitian Disertasi Doktor Tahun Anggaran 2011.

Sukartono., W, H, Utomo. 2012. Peranan Biochar Sebagai Pembenah Tanah Pada Pertanaman Jagung Di Tanah Lempung Berpasir (Sandy Loam) Semiarid Tropis Lombok Utara. Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan kering Universitas Mataram. Buana Sains vol 12 No 1 : 9l-98,2012 http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/viewFile/155/156 [Diakses sabtu 04 april 2015].

Sukmadi, Bambang. 1999. Teknologi fermentasi pembuatan biokompos. Direktorat teknologi bioindustri. BPPT, Jakarat, PPP Bioteknologi industry dan pertanian. BPPT. PUSPIPTEK, Serpong. http://digilib.bppt.go.id/sampul/000110.pdf. [diakses 13 agustus 2015].

Sutedjo, M.M. 2008. Pupuk dan cara pemupukan. Renika cipta. Jakarta

Suwardji. 2005. Komoditas Dan Teknologi Yang Cocok Untuk Lahan Kering Di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Makalah Ini Disampaikan Pada Saat Pertemuan Nasional Badan Ketahanan Pangan Nasional Di Hotel Jayakarta , Senggigi Pada Bulan Desember 2005. Syapriari, L, M. 2014. Prospek Pengembangan Jagung di NTB

http://www.mataramnews.com/index.php/component/k2/item/3452-prospek-pengembangan-jagung-di-ntb.html. [Diakses Rabu 15 april 2015].

Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta

(15)
(16)

Gambar

Tabel 1. Analisis sifat tanah sebelum percobaan
Tabel 2. pH, C-organik, KTK, N Total, P Tersedia, dan K Tertukar pada tanah setelah panen
Tabel 3. Pengaruh biochar terhadap tinggi tanaman jagung
Tabel 5. Pengaruh biochar terhadap berat berangkasan basah dan berat berangkasan kering jagung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakfahaman tentang proses dan konsep penyeliaan akan menyebabkan penyeliaan diberikan tanggapan yang negatif oleh guru-guru dan dilihat sebagai helah untuk mencari salah. Jika ini

Pada lokasi penelitian pada jalur pedestrian di jalan utama Kecamatan Gedangan Kota Sidoarjo, berdasarkan interval waktu 15 menit tertinggi pada segmen 3

Penerbitan subdebt ini merupakan yang kedua setelah pada pertengahan tahun ini perseroan menerbitkan subdebt sebesar Rp1,38 triliun.. Penerbitan subdebt untuk menjaga CAR pada

Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah aplikasi yang dibuat telah memberikan unsur-unsur dan informasi mengenai beberapa alat musik tradisional dengan cara yang

Pada tahap pemanasan ini pati akan mengalami proses gelatinasi sehingga granula pati rusak akibat pemanasan di dalam air berlebih dan amilosa dilepaskan dari

5–50%-l Turneri sündroomiga patsientidest on mingi kardiovaskulaarne malformatsioon: 10%-l esineb aordi koark- tatsioon, 25%-l bikuspidaalne aordiklapp, 2%-l naistest on risk

Disamping itu, sumber energi biomassa juga menghadapi tekanan dari pengguna lain yang memiliki sumberdaya yang lebih besar dan tidak mendapatkan akses keuangan

Aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu, dengan penuh harapan agar Muhammdiyah dapat dipelihara dan dijaga, hendaklah dapat abadi Muhammadiyah kita. Memelihara dan