• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN. meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 METODE PENELITIAN. meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel,"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab IV ini menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian meliputi: Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Unit Analisis, Identifikasi Variabel, Definisi Operasional dan Pengukurannya, Populasi dan Sampel Penelitian, Prosedur Pengumpulan dan Sumber Data, Teknik Analisis Data.

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Usaha Menengah di kawasan industri Kabupaten Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan daerah tersebut merupakan sentra industri yang banyak jumlahnya dan cukup berpotensi, sehingga penelitian di wilayah ini diharapkan dapat mewakili gambaran usaha menengah.

4.2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian disini adalah informasi akuntansi, khususnya tentang pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha pengaruhnya terhadap penggunaan informasi akuntansi dengan

(2)

4.3. Unit Analisis

Unit yang dianalisis dalam penelitian ini adalah individu dari pimpinan atau pemilik usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi.

4.4. Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable), variabel terikat (dependent variable) dan variabel moderat (moderating variable).

Y = penggunaan informasi akuntansi X1 = pengetahuan akuntansi

X2 = skala usaha X3 = pengalaman usaha X4 = jenis usaha

Z = ketidakpastian lingkungan

4.5. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Definisi operasional perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan varaibel-variabel yang dianalisis, meliputi :

4.5.1. Penggunaan Informasi Akuntansi (Y)

Informasi akuntansi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai informasi statutori, informasi anggaran dan informasi tambahan yang dihasilkan dari proses akuntansi yang digunakan sebagai dasar di dalam membuat keputusan.

(3)

Indikator variabel penggunaan informasi akuntansi terdiri dari 3, yaitu: 1. Informasi statutori

Informasi statutori merupakan informasi akuntansi yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Arus Kas

2. Informasi anggaran

Informasi anggaran merupakan informasi akuntansi yang terdiri dari informasi proyeksi Laba Rugi dan proyeksi Arus Kas.

3. Informasi tambahan

Informasi tamabahan terdiri dari informasi laporan Harga Pokok Produksi dan Rasio Keuangan

(Holmes dan Nicholls, 1989).

Dari ketiga indikator tersebut kemudian dibuat beberapa pertanyaan. Pada penelitian ini dikembangkan dengan dua penilaian yaitu berdasarkan tingkat kepentingan dan berdasarkan banyaknya penggunaan. Kemudian dari dua model informasi tersebut dibuat rata-rata tertimbang (weighted average).

Pengukuran penggunaan informasi akuntansi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala likert lima point.

4.5.2. Pengetahuan Akuntansi (X1)

Peneliti seringkali menggunakan teori rasional dalam mendefinisikan pengetahuan akuntansi. Pengetahuan akuntansi dalam penelitian disini adalah pengetahuan dari pimpinan atau pemilik usaha tentang akuntansi.

(4)

Indikator pengetahuan akuntansi menggunakan dua dimensi pengukuran yang biasanya digunakan dalam kajian audit (Spliker, 1995; Bonner dan Walker, 1994), yaitu :

1. Pengetahuan deklaratif

merupakan pengetahuan tentang fakta-fakta dan berdasarkan konsep, contohnya: kas adalah bagian dari current assets; pengetahuan ini memudahkan dalam analisis rasio. Dimana pengetahuan deklaratif biasanya tergantung dari instruksi yang ada.

2. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang konsisten dengan aturan-aturan atau standar akuntansi yang berlaku (Bonner dan Walker, 1994; Spilker, 1995)., biasanya tergantung pada pengalaman.

Variabel ini diukur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri dari 4 pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan deklaratif dan 4 pertanyaan untuk pengetahuan prosedural. Instrumen ini telah dimodifikasi disesuaikan dengan tingkat pertanyaan yang dibuat. Jawaban atas pertanyaan ini didesain dengan menggunakan 5 skala likert (Indriantoro, 2000).

4.5.3. Skala Usaha (X2)

Perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemilik yang berakibat pada skala perusahaan. Perubahan perkembangan perusahaan ini juga dapat dilihat dari perubahan asset yang dimilikinya dari tahun ke tahun, antara lain dari jumlah karyawan yang terus meningkat jumlahnya. Hal ini tentunya disebabkan dari kemajuan yang diperoleh perusahaan yang sangat membutuhkan jumlah karyawan

(5)

yang lebih besar, terutama bagi perusahaan skala menengah seiring dengan bertambahnya aktivitas perusahaan dan semakin besarnya tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi akuntansi sangat dibutuhkan. (Nicholls dan Holmes, 2001 : 61).

Skala usaha dalam penelitian ini didasarkan pada data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan yaitu didasarkan pada jumlah karyawan yang dipekerjakan di perusahaan skala menengah. Instrumen dalam penelitian ini diukur dengn mnggunakan skala nominal.

4.5.4. Pengalaman Usaha(X3)

Pengalaman berusaha memperoleh banyak pembelajaran tentang informasi apa yang dibutuhkan dan disiapkan serta digunakan dalam pengambilan keputusan. Manajemen perusahaan akan membutuhkan informasi yang lebih banyak akan disiapkan dan digunakan dalam pengambilan keputusan apabila tingkat kompleksitas usaha serta persaingan semakin ketat.

Pengalaman dalam operasional berusaha berdasarkan pada bisnis yang sudah dijalankan. Hal ini akan mengindikasikan kebutuhan akan informasi akuntansi sangat diperlukan (Nicholls dan Holmes, 1988).

Masa mengelola perusahaan diukur mulai dari manajer atau pemilik usaha mengelola atau memimpin perusahaan sampai penelitian ini dilakukan.

4.5.5. Jenis usaha (X4)

Jenis usaha mempunyai pengaruh terhadap persiapan dan penggunaan informasi akuntansi (Holmes dan Nicholls, 1988).

(6)

Holmes dan Nicholls (1988) mengelompokkan tujuh jenis usaha dan memperlihatkan bahwa informasi akuntansi tambahan merupakan informasi yang relatif besar digunakan pada jenis usaha, dibandingkan dengan sektor yang lain. Pengukuran jenis usaha bersifat kategorikal sesuai dengan jenis usaha yang diteliti, yaitu berdasarkan skala nominal.

Penelitian ini dilakukan pada jenis usaha dan perdagangan sesuai dengan data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo dan diukur dengan menggunakan skala nominal.

4.5.6. Ketidakpastian Lingkungan (Z)

Ketidakpastian lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam memprediksi lingkungannya secara tepat (Miliken, 1987) dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan perusahaan (Al-Shaikh, 1998; Gaskill et al., 1993; Ibrahim & Goodwin, 1986).

Pengukuran variabel atau indikator yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketidakpastian lingkungan akan dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan Miliken (1987) dan Fisher (1996), yang telah dimodifikasi. Pengukuran dilakukan dengan menilai sejauhmana responden dapat memprediksi ketidakpastian lingkungan bisnis yang dihadapi mereka. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka berarti semakin rendah tingkat ketidakpastian lingkungan bisnis yang dihadapi.

Indikator tersebut meliputi :

(7)

2. Informasi tentang pengaruh faktor-faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi, teknologi, dan lain-lain.

3. Informasi non ekonomi, seperti peraturan pemerintah, persaingan usaha, peluang pasar, prediksi harga, dan lain-lain.

Instrumen ini telah dimodifikasi disesuaikan dengan tingkat pertanyaan yang dibuat. Jawaban atas pertanyaan ini didesain dengan menggunakan 5 skala likert (Indriantoro, 2000).

4.6.Populasi dan Sampel Penelitian 4.6.1. Populasi Penelitian

Jumlah industri yang ada di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 446 buah dan usaha perdagangan yang ada di Kabupaten Sidoarjo menurut bentuk usaha sebanyak 1.428 buah. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pimpinan atau pemilik usaha (industri dan perdagangan) di kawasan industri Kabupaten Sidoarjo.

4.6.2. Sampel Penelitian

Sampel yang diambil dari populasi yang ada dilakukan secara Simple Random Sampling (acak), dengan menggunakan tingkat kesalahan 5%, dari daftar pengambilan sampel yang dianggap representatif menurut Isaac dan Michael (Sugiono, 2003 : 99). Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Kuncoro, 2003 : 112).

(8)

Pengambilan sampel dalam penelitian ini yang dianggap representatif (mewakili) adalah usaha menengah di Kabupaten Sidoarjo yang sudah memiliki legalitas usaha menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo dan sudah menyusun laporan keuangan.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data dan Sumber Data 4.7.1. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey lapangan.

1. Kuesioner

Data dikumpulkan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner secara langsung ke responden yang menjadi sampel penelitian. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (Kuncoro, 2003 : 155).

2. Wawancara

Metode pengumpulan data disamping dengan menyebarkan kuesioner seperti yang dijelaskan di atas, juga dilakukan dengan wawancara secara

langsung dengan responden yang menunjang penelitian, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang relevan (Kuncoro, 2003 : 139), seperti Kasubdin Perindustrian Kabupaten Sidoarjo, Kasubdin UKM Kabupaten Sidoarjo, dan pimpinan atau pemilik usaha menengah Kabupaten Sidoarjo.

(9)

4.7.2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disatukan secara langsung dari obyek yang diteliti untuk kepentingan penelitian (Suparmoko, 1999 : 67).

Data primer dari penelitian ini berasal dari responden seperti jawaban atas daftar pertanyaan yang peneliti berikan pada pimpinan atau pemilik perusahaan yang bersangkutan, berupa data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu tentang pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, jenis usaha, penggunaan informasi akuntansi serta ketidakpastian lingkungan yang dirasakan oleh pimpinan atau pemilik usaha menengah Kabupaten Sidoarjo.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi-instansi lain yang sudah dipublikasikan atau memanfaatkan data yang sudah ada (Suparmoko, 1999 : 67).

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sidoarjo, Dinas Perindustrian dan

(10)

Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo.

4.8. Teknik Analisis Data 4.8.1. Pengujian Validitas

Pengujian validitas instrumen-instrumen penelitian dimaksudkan untuk mendapatkan data yang valid. Data penelitian yang telah terkumpul dari instrumen penelitian yang disebar kemudian diuji validitasnya dengan analisis faktor. Suatu variabel dikatakan valid menurut Hair et.al, 1995 (Armono, 2004) apabila memiliki loading factor sebesar lebih dari atau sama dengan 0,40. Uji validitas item-item pertanyaan yang mewakili: pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, jenis usaha dan ketidakpastian lingkungan.

4.8.2. Pengujian Realibilitas

Untuk menguji realibilitas atau konsistensi instrumen dalam pengukuran variabel-variabel penelitian digunakan pengujian Cronbach Alpha. Pertanyaan yang mempunyai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 dikatakan suatu instrumen yang reliable (Darlis, 2002).

4.8.3. Uji Asumsi Klasik

Agar penggunaan analisis regresi berganda ini tidak bias perlu di tes agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asumsi tersebut yang disebut dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari :

(11)

4.8.3.1. Uji Normalitas Data

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal uji normalitas data dilakukan dengan Kolmogorov Smirnov Test, dengan ketentuan bila signifikan hitung > 0,05; data distribusi normal demikian sebaliknya bila signifikan < 0,05 data tidak berdistribusi normal.

4.8.3.2. Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson, Menurut Sulaiman (2002 : 156) kriterianya adalah sebagai berikut :

Jika 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak ada autokorelasi

Jika 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan

Jika DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti ada autokorelasi

4.8.3.3. Uji Multikollinieritas

Menurut Suharyadi et al (2004 : 528) multikollinieritas adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna (koefisien korelasi = 1), hubungan ini tidak diperkenankan. Dalam analisis regresi antara varaibel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk menguji apakah

(12)

model regresi tersebut mengandung gejala multikollinieritas ditentukan berdasarkan perhitungan Variance Inflation Factor atau VIF. Apabila VIF lebih kecil dari 10 berarti tidak ada multikollinieritas.

4.8.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila varian komponen pengganggu dari masing-masing variabel bebas semakin besar, yang berarti bahwa varian penaksiran tidak efisien dan uji hipotesis kurang valid. Dengan kata lain apabila didalam suatu model terdapat heteroskedastisitas maka berarti terjadi hubungan antara varaibel pengganggu dengan variabel bebas sehingga model tersebut tidak efisien digunakan sebagai alat estimasi baik dalam sampel besar maupun kecil. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi digunakan grafik Scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti ada

heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.8.4. Analisis Regresi

1. Hipotesis Pertama

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama (1) dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda (Sugiono, 2005)

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e Di mana :

(13)

Y = penggunaan informasi akunatnsi a = konstanta b1 = koefisien regresi x1 b2 = koefisien regresi x2 b3 = koefisien regresi x3 b4 = koefisien regresi x4 x1 = pengetahuan akuntansi x2 = skala usaha x3 = pengalaman usaha x4 = jenis usaha

e = faktor kesalahan (error)

2. Hipotesis Kedua

Teknik aanalisis yang dipergunakan untuk menguji hipotesis dua (2) adalah metode statistik regresi interaksi atau Moderate Regression Analysis (MRA)

yang merupakan pengembangan dari analisis regresi berganda seperti persamaan berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5Z + b6X1Z+ b7X2Z + b8X3Z+ b9X4Z + e Z = ketidakpastian lingkungan a = konstanta b1 = koefisien regresi x1 b2 = koefisien regresi x2 b3 = koefisien regresi x3

(14)

b4 = koefisien regresi x4 x1 = pengetahuan akuntansi x2 = skala usaha

x3 = pengalaman usaha x4 = jenis usaha

xZ = interaksi pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha dengan ketidakpastian lingkungan

e = faktor kesalahan (error)

4.8.5. Uji Hipotesis 4.8.5.1. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam model regresi yang sudah dihasilkan. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 5% (α = 0,05).

Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut:

Ho ditolak jika Sig thitung < α (tingkat signifikan yang digunakan)

Ho diterima jika Sig thitung > α (tingkat signifikan yang digunakan)

4.8.5.2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

(15)

Apabila nilai signifikan Fhitung lebih rendah dibandingkan dengan alpha yang digunakan (5%) maka dapat dikaatkan bahwa secara bersama-sama variasi variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel dependen dalam model yang digunakan, demikian juga sebaliknya, apabila Fhitung lebih besar dari alpha

yang digunakan (5%).

Ho ditolak jika Sig Fhitung < α (tingkat signifikan yang digunakan)

Ho diterima jika Sig Fhitung > α (tingkat signifikan yang digunakan)

Tingkat signifikan yang digunakan dalam analisis adalah 0,05 (5%).

4.8.5.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel-variabel dependen (Kuncoro, 2003 : 220).

Menurut Lind (Suharyadi, 2004 : 515) menyatakan variabel bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas.

Bila R2 > 0,5 dikatakan baik atau akurat Bila R2 = 0,5 dikatakan sedang

(16)

Untuk mempermudah menganalisis dan menguji hipotesis yang diajukan, maka data-data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS versi 11 for Windows.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap isu update, kelengkapan konten, akses

Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan dalam upaya pembentukan keluarga sakinah melalui kegiatan keagamaan dan mempunyai perbedaan fokus, yakni pada

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu

Dalam metode heijunka , volume produksi yang telah direncanakan besarnya masing-masing periode bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara merata- ratakannya (untuk

Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu diawali dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang menyebabkan kepayahan otot jantung dalam memompa, maupun

Meskipun terdapat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa dislipidemia berhubungan erat dengan angka mortalitas pada penyakit jantung koroner, ternyata hal ini tidak

jumlah sampel yang diuji, maka dapat dihitung tingkat cemaran Salmonella sp berdasarkan jumal sampel yang diuji adalah jumlah sampel positif dibandingkan total sampel adalah 20% yang