TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. RANCANG BANGUN INKUBATOR ANAKAN BURUNG LOVEBIRD
OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER
(BAGIAN I)
TUGAS AKHIR
Oleh :
OKTAVIO ADRENG FARADILA
NIM 081310213025
PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN TEKNIK
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. ii
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN INKUBATOR ANAKAN BURUNG LOVEBIRD OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER
(BAGIAN I)
TUGAS AKHIR
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) pada
Program Studi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi
Pada Departemen Teknik Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
Oleh :
OKTAVIO ADRENG FARADILA
NIM. 081310213025
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing, Dosen Konsultan,
Yhosep Gita Yhun Yhuwana, S.Si
NIP. 19730904 200604 1 001
Deny Arifianto, S.Si
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. LEMBAR PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR
JUDUL : RANCANG BANGUN INKUBATOR ANAKAN
BURUNG LOVEBIRD OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER (BAGIAN I)
PENYUSUN : Oktavio Adreng Faradila
NIM : 081310213025
TANGGAL UJIAN : 02 Agustus 2016
PEMBIMBING : Yhosep Gita Yhun Yhuwana, S.Si
KONSULTAN : Deny Arifianto S.Si
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing, Dosen Konsultan,
Yhosep Gita Yhun Yhuwana, S.Si
NIP. 19730904 200604 1 001
Deny Arifianto, S.Si
NIK. 139111263
Mengetahui :
Ketua Departemen Teknik Koordinator Program Studi
Fakultas Vokasi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi
Universitas Airlangga Universitas Airlangga
Ir.Dyah Herawatie, M.Si Winarno, S.Si., M.T.
NIP.19671111 199303 2 002 NIP. 19810912 201504 1 001
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. iv
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam
lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi
kepustakaan, tetapi pengutipan seijin penulis dan harus menyebutkan sumbernya
sesuai kebinasaan ilmiah.
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Rancang Bangun Inkubator Anakan Burung Lovebird Otomatis Berbasis Mikrokontroller” dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan yang terang.
Tugas akhir ini,dapat selesai dengan baik berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang terhormat:
1. Bapak Winarno, S.Si., M.T selaku Ketua Koordinator Program Studi D3
Otomasi Sistem Instrumentasi yang telah menyetujui proposal tugas akhir ini.
2. Bapak Yhosep Gita Yhun Yhuwana, S.Si selaku Dosen Pembimbing yang
merelakan waktunya untuk membimbing dan menyemangati untuk
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
3. Bapak Deny Arifianto, S.Si, selaku Dosen Konsultan yang tak jemu – jemunya
mengingatkan dan memberikan arahan dengan gaya khasnya.
4. Bapak Dr. Khusnul Ain, S.T., M.Si. sebagai dosen penguji yang telah membuat
alat ini menjadi lebih baik lagi.
5. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi serta
membiayai hingga penulis mampu menyelesaikan proposal tugas akhir ini.
6. Semua Dosen D3 Otomasi Sistem Instrumentasi yang selalu mengajar dengan
baik walaupun para mahasiswanya yang kurang baik.
7. Keluarga ASTRAI 2016 jahat (Gecol, Kopyor, Pres, Jaket Ijo, Hulk 70an,
Master Turu, Bosqu, Aligator, Arek atine sing paling elek sak Jawa Timur, dan
partner yang merupakan setpoint segala makhluk Bung Sueb yang telah
menemani dan membantu penulis dalam pembuatan Proposal Tugas Akhir.
Semoga kita diberikan kesuksesan dengan cara yang lebih berkesan.
8. Tim ASHURO yang telah mengajarkan kesabaran dan bekerja dalam tekanan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. vi
9. Semua teman D3 Otomasi Sistem Instrumentasi 2013 terkadang tidak kompak
yang selalu banyak membantu.
10. Warung Pak Takur yang mempermudah penulis dalam penyediaan
konsumsi ketika konsultasi maupun mencari inspirasi.
11. Para wanita di sekitar kantin, instagram, path yang telah mencerahkan
pemikiran penulis.
12. Lenovo G400s RAM 6GB dan Printer Brother yang telah ganti roll seharga
250K Laboratorium Robotika Medis yang telah bekerja sekuat tenaga
mencetak proposal ini. Kamu bintangnya.
13. Teman – teman kontrakan yang selama 3 tahun menemani susah dan payah
di Surabaya yang keras ini (Melon, Gomek, dan Agil).
14. Para penjual yang memberikan energi jiwa dan raga yaitu, klebet ijo,
kelontong, soto keputih, sakinah, pentol papyruss,kopma FST yang sering
menggoda saya, mie mojopahit, sambel ijo kontrakan,toko elektronik berkat,
eltech, asco shop, mbah Katiran, sate giki, sate bang toyib, warkop BNI, giras,
pecel madiun yang menemani satu bulan penuh ramadhan, dll.
15. Semua wanita yang merasa tertanda tanyakan perasaanya selama ini entah
itu teman, cemceman, adek – adek an, teman nonton film, teman nonton konser,
teman traveling, teman enak – enakan, dan para mantan atau entah siapapun
kalian, maafkan saya. Kalian tetap #adrengisme di hati Vio.
Akhir kata, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan proposal tugas akhir ini.
Surabaya, 09 Agustusr 2016
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. vii
Oktavio Adreng Faradila, 2016, Rancang Bangun Inkubator Anakan Burung Lovebird Otomatis Berbasis Mikrokontroller (Bagian I). Tugas Akhir ini di bawah bimbingan Yhosep Gita Yhun Yhuwana, S.Si dan Deny Arifianto S.Si. Prodi D3 Otomasi Sistem Instrumentasi Departemen Teknik Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
ABSTRAK
Dalam dunia peternakan khususnya unggas belakangan ini muncul jenis burung dengan warna bulu yang cantik dan suara yang merdu yaitu lovebird. Anakan lovebird harus dijaga suhunya hingga umur 30 hari atau hingga bulu – bulunya terbentuk dengan sempurna. dikarenakan kemungkinan anakan lovebird hidup setelah menetas tergantung dari suhu lingkungan. Cuaca yang tiba – tiba berubah akan membuat anakan sulit untuk bertahan hidup.
Rancang bangun ini menggunakan exhaust fan sebagai pengatur suhu ruangan dan lampu pijar sebagai heater yang diaktifkan oleh relay. Menggunakan sensor DS18B20 sebagai pengendali suhu dan mikrokontroller sebagai pusat pengendalian serta LCD yang menampilkan suhu ruangan. Jika suhu ruangan kurang dari set point maka kipas akan berputar dengan PWM rendah dan jika suhu ruangan lebih dari set point maka kipas akan berputar dengan PWM maksimum.
Alat ini dapat menaikkan suhu 33°C dengan waktu 3 menit 20 detik dan suhu 35°C dengan waktu 6 menit. Sensor suhu DS18B20 yang digunakan memiliki linieritas sebesar 0,9708 dengan simpangan terbesar 3,0405. Dalam menjaga kestabilan sistem membutuhkan rata – rata total daya 151,6 watt. Suhu dalam inkubator pada MODE A atau MODE B tidak melebihi atau kurang 1 °C dari set point.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ... iv
KATA PENGANTAR ... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Lovebird ... 4
BAB III METODE PENELITIAN... 12
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 12
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ... 12
3.2.1 Bahan-bahan Penelitian ... 12
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. ix
3.3 Prosedur Penelitian ... 13
3.3.1 Tahap Persiapan ... 14
3.3.2 Tahap Pembuatan Alat ... 15
1. Tahap Pembuatan Mekanik... 15
2. Tahap Pembuatan Hardware ... 17
3. Tahap Perwujudan Alat ... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
4.1 Hasil Rancang Bangun Alat ... 23
4.1.1 Pembuatan Mekanik ... 24
4.1.2 Pembuatan Hardware ... 25
4.2 Pengujian Lampu ... 26
4.2.1Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu dengan Menggunakan lampu 5 watt ... 26
4.2.2Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu dengan Menggunakan lampu 25 watt ... 30
4.2.3Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu dengan Menggunakan lampu 60 watt ... 34
4.3 Pengujian Kipas DC ... 36
4.4 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 ... 37
4.5 Pengujian Daya Listrik ... 38
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 41
5.2 Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 43
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konfigurasi Sensor DS18B20 ... 7
Gambar 2.2 Konfigurasi LCD 16x2 ... 9
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Kerja ... 14
Gambar 3.2 Desain Mekanik Alat ... 15
Gambar 3.3 Penempatan Sensor DS18B20 dan Kipas DC ... 16
Gambar 3.4 Penempatan Lampu ... 17
Gambar 3.5 Penempatan Push Button dan LCD ... 17
Gambar 3.6 Diagram Blok Alat ... 16
Gambar 4.1 Hasil Rancang Bangun ... 23
Gambar 4.2 Penempatan Kipas DC, Lampu dan Sensor DS18B20 ... 24
Gambar 4.3 Kotak Hardware ... 25
Gambar 4.4 Meja Tempat Inkubator ... 25
Gambar 4.5 Rangkaian Kontrol ... 25
Gambar 4.6 Hubungan Waktu Terhadap Kenaikkan Suhu Pada Uji Coba Lampu ... 35
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembacaan Data Hasil Suhu Konversi DS18B20 ... 8
Tabel 3.1 Pengalamatan port Mikrokontroler ... 19
Tabel 4.1 Data Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu Menggunakan
Lampu 5 watt... 27
Tabel 4.2 Data Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu Menggunakan
Lampu 25 watt... 31
Tabel 4.3 Data Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu Menggunakan
Lampu 60 watt... 34
Tabel 4.4 Data Hubungan Penurunan Suhu Terhadap Waktu Menggunakan
Kipas DC ... 36
Tabel 4.5 Tabel Pembanding Pembacaan Suhu dengan Sensor DS18B20
Dan Termometer Alkohol ... 37
Tabel 4.6 Data Konsumsi Daya Sistem ... 39
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada hari ini semakin cepat.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia sehari – hari.
Membuat alat yang sebelumnya tidak ada hingga pengembangan alat yang telah ada
sebelumnya. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali dalam dunia peternakan.
Dalam dunia peternakan khususnya unggas belakangan ini muncul jenis
burung dengan warna bulu yang cantik yaitu lovebird. Penggemar burung biasanya
memelihara burung ini karena keindahan bulu atau suara kicauannya yang merdu.
Selain itu juga sebagai salah satu jenis peluang usaha yang sangat potensial untuk
di jalankan. Lovebird sendiri memiliki ukuran bentuk tubuh kecil antara 13-17 cm
dengan berat sekitar 40 Gr - 60 Gr. Dalam mengembangbiakkan terdapat beberapa
fase seperti penetasan telur, fase anakan 7-30 hari, dan fase burung yang sudah siap
menjadi indukan lagi pada umur 1,5 bulan. Fase anakan merupakan tahapan yang
sangat penting karena anakan lovebird dipisahkan dari induknya. Anakan lovebird
harus dijaga suhunya hingga umur 30 hari atau hingga bulu – bulunya terbentuk
dengan sempurna. Kemungkinan anakan lovebird hidup setelah menetas tergantung
dari suhu lingkungan. Dari berbagai referensi dan peternak, suhu anakan lovebird untuk umur 7 – 14 hari adalah 33 – 35 °C dan umur 15 – 30 hari adalah 31 – 33 °C.
2
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Apalagi peternak tidak selalu berada di lokasi, sehingga menjaga suhu lingkungan
cukup sulit. (Wulan Susanti, 2015, dari
www.mediaronggolawe.com/kiat-sukses-memelihara-anakan-lovebird-dalam-kondisi-cuaca-extreme.html/ 20 Desember
2015). Jika suhu tidak terjaga dengan baik maka bulu dari anakan tersebut akan
rontok dan tidak akan menjadi lovebird dewasa dengan kualitas terbaik. Maka dari
itu anakan lovebird Harus diinkubasi atau ditempatkan dalam kotak dan diatur suhunya sesuai usia anakan. Penanganan pada fase ini kebanyakan masih dilakukan
dengan metode manual. Setiap jam dicek berapa suhu kotak inkubasi atau
inkubator. Alat yang sudah ada masih manual dimana inkubator masih harus terus
diawasi jika suhu lebih dari batas maka lampu dimatikan oleh peternak. Terdapat
juga inkubator yang menggunakan thermostat. Namun penggunaan thermostat
rawan cepat rusak dan pengaturan suhu dengan thermostatnya masih manual serta
pengaturan yang cukup sulit, karena faktor konstruksinya yang tidak presisi yang
menjadikannya cukup sulit dalam pengaturan suhunya, ketika sudah didapatkan
suhu yang di targetkan terkadang suhu berubah lagi, dikarenakan konstruksi
pemegang kapsul yang terbuat dati plasik yang memuai terkena panas, belum lagi
fluktuasiyang tidak pasti, antara 1 - 2 derajat celcius, karena tuas penekan switchnya
yang sudah paten dalam konstruksinya sehingga tidak bisa kita atur lagi
Hal inilah yang membuat penulis perlu mengembangkan inkubator untuk
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana merancang dan membangun rancang bangun inkubator anakan
lovebird otomatis berbasis mikrokontroller ?
2. Bagaimana kinerja alat tersebut mempertahankan kestabilan sistem ?
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diambil yakni:
1. Alat uji dalam kondisi tenang dan tidak terpapar matahari secara langsung.
2. maksimal anakan yang diinkubasi adalah 16 ekor.
1.4Tujuan
Adapun tujuan dari perancangan alat ini adalah:
1. Untuk dapat merancang dan membangun rancang bangun inkubator anakan
lovebird otomatis berbasis mikrokontroller ?
2. Untuk mengetahui kinerja alat mempertahankan kestabilan sistem.
1.5Manfaat
Adapun manfaat dari perancangan alat ini adalah :
1. Dengan menjaga suhu sesuai kebutuhan diharapkan mampu meminimalisir
tingkat kematian anakan lovebird dengan kondisi sehat dan tanpa cacat.
ALDN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lovebird
Burung Lovebird memiliki nama ilmiah Agapornis. Agapornis berasal dari
bahasa Yunani yaitu agape berarti cinta dan ornis berarti burung. Penamaan dari burung ini berdasarkan dari pengamatan terhadap tingkah laku burung dengan
pasangannya dimana burung jantan dan burung betinanya duduk berdekatan dan
memiliki rasa saling menyayangi satu sama lain. Lovebird adalah salah satu jenis
burung dengan ukuran yang kecil antara 13cm hingga 17cm, beratnya antara 40
sampai 60 gram dan ekornya pendek, paruhnya besar serta memiliki sifat sosial
yang tinggi.
Lovebird banyak dipelihara oleh para pecinta binatang karena warnanya yang cantik dan juga suara kicauannya yang merdu merupakan alasannya. Bisnis
penjualan Lovebird di pasaran juga semakin meningkat, otomatis membuat permintaan kepada para peternak juga semakin tinggi. Namun, memelihara
Lovebird bukan tergolong sesuatu yang mudah karena susahnya pengembangbiakan dan perawatan anakan Lovebird tersebut.
Anakan burung Lovebird membutuhkan waktu sekitar 4-6 minggu untuk bisa mandiri. Anakan yang masih berumur kurang dari 4 minggu harus
mendapatkan perawatan khusus. Perawatan yang sering dilakukan yaitu antara lain
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. anakan tersebut. Pemberian suhu yang tepat juga akan berpengaruh pada keindahan
bulu yang tumbuh ataupun kesehatan Lovebird ketika mereka tumbuh dewasa.
Kehangatan yang diberikan pada anakan Lovebird dapat dilakukan dengan
cara membuatkan inkubator. Dari salah satu peternak lovebird di Surabaya bernama
pak Lalang didapatkan informasi dimana suhu yang diberikan untuk anakan usia 7
– 14 hari adalah 32 – 35° C dan usia 14 – 30 hari adalah 31 – 33° C. Anakan tidak
terlalu sensitif terhadap cahaya yang langsung mengenai tubuhnya namun untuk
menghindari hal yang tidak diinginkan disarankan tidak kenakan cahaya secara
langsung. Dari sumber informasi yang didapatkan tersebut, perancangan alat yang
akan dilakukan kali ini diharapkan dapat mengatur suhu yang ada dalam inkubator
tersebut secara otomatis, sesuai dengan suhu yang dibutuhkan.
2.2 Arduino UNO
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan padaATmega328. Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan
sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah komputer
dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC
atau menggunakan baterai untuk memulainya.
6
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. default, 6 input analog tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5 Volt, dengan itu mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa pin
mempunyai fungsi special yaitu TWI (pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL) untuk
men-support komunikasi TWI dengan menggunakan Wire library.
Pada arduino nanti akan menjadi pusat kontrol jalanya sistem dari inkubator
dengan mengendalikan LCD, relay, sensor DS18B20, dan kipas DC.
2.3 Lampu pijar
Lampu pijar ialah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak
akibat teroksidasi. Pemilihan lampu pijar ini didasari atas konversi listrik menjadi
cahaya jauh sangat kecil dibandingkan lampu LED. Kurang lebih 90% daya yang
digunakan oleh lampu pijar dilepaskan sebagai radiasi panas dan hanya 10% yang
dipancarkan dalam radiasi cahaya kasat mata (Lembaga Penelitian dan Kajian
Teknik Aplikatif Universitas Gadjah Mada. 2009). Lampu pijar yang terdapat
dipasaran membutuhkan tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25
volthingga 300 volt.
2.4Sensor suhu DS1820
Sensor DS18B20 merupakan termometer digital yang menyediakan
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. DS18B20 bekerja berdasarkan perubahan suhu yang dialami oleh material sensor,
dengan keluaran yang dihasilkan berupa data suhu digital yang langsung dapat
dioperasikan ke dalam mikrokontroler. Aplikasi yang menerapkan sensor suhu
DS18B20 adalah pengontrolan termostatik, sistem industri dan termometer. Dalam
sistem ini sistem sensor suhu digunakan untuk pengontrolan suhu yang digunakan
dalam sistem pengeringan. Sensor suhu DS18B20 memiliki kelebihan-kelebihan
sebagai berikut :
Jalur komunikasi DS18B20 hanya memerlukan satu jalur data dipusat
mikrokontroler (1-Wire Bus)
Memiliki ketepatan ± 2 °C pada suhu 10 °C sampai dengan 85 °C
Jangkauan maksimal suhu antara -55 °C sampai dengan 125 °C
Bekerja pada tegangan 3 Volt sampai dengan 5,5 Volt
Konversi data suhu manjadi data digital sebanyak 12-bit dengan waktu yang
diperlukan sebesar 750 ms.
Konfigurasi pin sensor suhu DS18B20 ini dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut:
Gambar 2.1 Konfigurasi Sensor DS1820
8
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Sensor suhu DS18B20 mengkalibrasi data suhu ke dalam satuan °C. Sensor
DS18B20 dapat mengkonversi secara langsung data suhu yang terbaca ke dalam
data digital.
Adapun pembacaan data suhu hasil konversi oleh sensor DS18B20 yang
tersimpan pada memori scratchpad dapat ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut.
Sensor DS18B20 digunakan untuk mendeteksi suhu inkubator yang dimana
menjadi input mikrokontroller untuk menentukan kecepatan kipas DC. Jika suhu mencapai setpoint atau lebih maka kipas bekerja maksimal, jika suhu kurang dari
set point maka kipas akan berputar pelan.
2.5 LCD 16x2
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan
diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun Tabel 2.1 Pembacaan Data Hasil Suhu Konversi
DS18B20
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot
matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang
nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
c. Terdapat karakter generator terprogram.
d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
e. Dilengkapi dengan back light.
Konfigurasi pin LCD 16x2 dapat dilihat pada Gambar berikut:
Pada rancang bangun alat ini LCD 16x2 digunakan sebagai display suhu saat alat bekerja sehingga bisa dipantau apakah pada saat suhu sesuai set point sistem bekerja sesuai perencanaan atau tidak.
2.6 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Relay terdiri atas coil input berteras feromagnetik dan tuas saklar output. Jika coil input diberi tegangan listrik, maka teras
Gambar 2.2. Konfigurasi LCD 16x2
10
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. feromagnetik akan bersifat magnetik. Sehingga tuas saklar tertarik dan akan
menyebabkan jalur output tersambung atau terputus.
Terminal output relay dapat bersifat normal terbuka NO (Normally Open)
atau normat tertutup NC (Normally Close). Sebuah relay dapat memiliki sebuah
kutub switch atau beberapa buah kutub switch. Pada umumnya kemampuan daya
maksimum output relay jauh lebih besar jika dibandingkan dengan daya inputnya.
Relay pada alat ini digunakan untuk menghidupkan lampu yang dimana membutuhkan tegangan 220 V tiap lampunya.
2.7 Kipas DC
Prinsip kerja kipas DC sebenarnya sama saja seperti kipas angin AC hanya saja arus
yang dibutuhkan berupa arus. Dalam kipas angin terdapat suatu motor listrik, motor
listrik tersebut mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Pada sebuah motor
listrik terdapat suatu kumparan besi pada bagian yang bergerak beserta sepasang
pipih berbentuk magnet U pada bagian yang diam (Permanen). Ketika listrik
mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi, hal ini membuat kumparan besi
menjadi sebuah magnet. Karena sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua
kutubnya maka gaya tolak menolak magnet antara kumparan besi dan sepasang
magnet tersebut membuat gaya berputar secara periodik pada kumparan besi
tersebut. Oleh karena itu baling - baling kipas angin dikaitkan ke poros kumparan
tersebut. Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Kipas DC yang kita gunakan merupakan kipas yang biasa yang digunakan pada
pendingin PC dengan daya 12 volt serta arus 1,3 ampere. Kipas DC pada alat ini
difungsikan sebagai kipas exhaust yang berfungsi untuk menghisap udara di dalam
ruang untuk dibuang ke luar. Oleh karena itu, peletakkannya di antara indoor dan
outdoor. Hal ini dimaksudkan pada saat suhu dalam inkubator tinggi, kipas DC akan
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Perancangan dan pembuatan alat ini dilakukan di Laboratorium Robotika
Medis, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
selama kurang lebih 4 bulan yang dimulai dari bulan April 2016 sampai Juli 2016.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan-bahan Penelitian
Bahan – bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor Suhu DS18B20
2. Lampu 60 Watt
3. LCD 16x2
4. Acrylic 5. Relay
6. Besi
7. Kipas DC
8. Anakan lovebird (Agapornis)
3.2.2 Alat-alat Penelitian
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Personal Computer (PC) / Laptop
Termometer
Power Supply
IDE Arduino
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan pada penulisan ini terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pembuatan Alat
3. Tahap Pengujian Sistem
4. Analisis Data
Masing-masing tahapan yang dilakukan penulis saling berkesinambungan satu
sama lain, olah sebab itu setiap tahapan yang dilakukan harus dipastikan sudah
sesuai dengan yang diharapkan sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya. Jadi untuk
mengeksekusi pengujian sistem harus diselesaikan pembuatan mekanik, lalu
pembuatan hardware dan yang terakhir pembuatan software. Untuk lebih jelasnya
14
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 3.3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah tahapan awal dalam melakukan penelitian, pada
tahap ini penulis melakukan studi literatur dengan mencari berbagai acuan baik
melalui buku, jurnal, tugas akhir maupun artikel dengan narasumber yang jelas dan
terpercaya dengan tujuan untuk melengkapi literatur mengenai penelitian ini. Dan
juga penulis menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini untuk
mempersiapkan pada tahap selanjutnya.
Gambar 3.1. Diagram Prosedur Kerja
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 3.3.2 Tahap Pembuatan Alat
Tahap pembuatan alat dibagi menjadi tiga tahap, yakni tahap perancangan
alat yakni perancangan mekanik dan perancangan hardware, tahap perwujudan alat,
dan tahap pembuatan software. Berikut penjabaran dari masing-masing tahapan :
1. Tahap Perancangan Mekanik
Tahap pembuatan mekanik terdiri atas pembuatan kotak inkubator untuk
tempat inkubasi anakan lovebird. Kotak inkubator terbuat dari acrylic. Pada bagian
tengah terdapat tempat anakan lovebird. Lampu ditempatkan di bagian atas inkubator agar setiap sisi anakan lovebird dapat disinari. Desain inkubator anakan
lovebird dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
16
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Kipas ditempatkan pada kedua sisi samping pada ketinggian 100mm dari
tempat anakan. Untuk sensor DS18B20 diletakkan pada bagian depan dan
belakang. Hal ini dimaksudkan agar pembacaan suhu tidak tertanggu dengan kipas.
Posisi sensor ditempatkan pada ketinggian 100mm dari dasar inkubator dan
memiliki selisih 30mm dari sarang burung yang menjadi tempat anakan (70mm).
Hal ini dimaksudkan agar suhu yang dibaca tidak jauh berbeda dengan keadaan
suhu pada tempat anakan. Berikut rencana penempatan sensor DS18B20 dan kipas
DC.
Penempatan lampu berada sisi atas inkubator dimaksudkan agar seluruh
anakan mendapatkan panas yang merata. Berikut adalah rencana gambar
penempatan lampu pada inkubator.
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Push button dan LCD ditempatkan pada atas inkubator agar mudah dalam penggunaan. Push button terdiri atas push button untuk memilih menu, tombol untuk enter, tombol back, dan switch power (yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
2. Tahap Perancangan Hardware
Tahap pembuatan hardware terdiri atas pembuatan beberapa rangkaian elektronik yang diperuntukkan agar inkubator anakan lovebird secara otomatis dapat berjalan. Adapun rancangan hardware dari sistem yang akan dibuat adalah
Gambar 3.4 Penempatan Lampu
18
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. rangkaian driver relay, rangkaian sensor suhu DS18B20, rangkaian push button yang dapat dilihat pada lampiran.
Cara kerja dari alat ini adalah dari penempatan anakan lovebird dalam inkubator dimana setelah ditutup akan dipilih set point suhunya sesuai umur anakan. Selanjutnya mikrokontroller akan membaca suhu inkubator menggunakan
sensor DS18B20, data digital yang dihasilkan sensor DS18B20 akan diproses oleh
arduino. Pada inkubator ini digunakan 2 sensor DS18B20 agar dapat membaca suhu
inkubator dengan lebih presisi. Jika nilai rata – rata keluaran dari kedua sensor
DS18B20 kurang dari set point maka kipas DC berputar lambat atau PWM diatur
agar kipas berputar lambat. Apabila suhu mencapai setpoint atau lebih maka kipas
akan berputar cepat atau nilai PWM di setting maksimal agar suhu dalam inkubator
turun. Diagram blok alat inkubator anakan lovebird ini dapat dilihat pada gambar
3.6 berikut :
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 3. Tahap Perwujudan Alat
Tahap perwujudan alat meliputi perealisasian dari perancangan alat.
Perealisasian tersebut yakni merancang mekanik alat sesuai dengan rancangan
mekanik yang telah dibuat. Dilanjutkan dengan perancangan dan perakitan
komponen – komponen elektronika yang akan membentuk suatu kesatuan sistem
alat, meliputi pembuatan rangkaian sensor Suhu DS18B20, rangkaian relay, dan rangkaian push button. Dalam hal ini pemilihan komponen dapat mempengaruhi
kinerja dari alat dan juga kualitas sistem yang akan dibuat.
4. Tahap Pembuatan Software
Tahap pembutan software meliputi pembuatan program untuk mengeksekusi rancangan hardware yang telah dibuat. Sebelum isi program pada
sistem ini terlebih dahulu ditentukan port mana saja yang digunakan untuk menjalankan sistem yang akan dirancang. Pengalamatan port dapat dilihat pada tabel 3.1
Hardware Port yang digunakan
LCD 16x2 SCL & SDA
Sensor DS18B20 Port 10
Tombol Mode A Port 8
Tombol Mode B Port 9
Tombol Stop Port 11
Kipas 1 Port 5
Kipas 2 Port 6
20
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Start menandakan alat mulai bekerja yang nantinya akan mengaktifkan sensor suhu. Dilanjutkan dengan memilih suhu yang sesuai umur anakan yang akan
di inkubasi. Sensor suhu DS18B20 terlebih dahulu dinisialisasikan. Sensor suhu
DS18B20 memiliki nilai output berupa nilai digital. Digunakan sebagai kontrol suhu untuk mempertahankan suhu sesuai setpoint yang akan mempengaruhi kinerja
kipas exhaust. Setiap perubahan suhu akan ditampilkan pada LCD. Inisialisasi juga
dilakukan pada relay untuk mengendalikan lampu yang berfungsi sebagai heater.
3.3.3 Tahap Pengujian Alat
Tahap pengujian alat terdiri dari pengujian seluruh sistem alat yang sudah dibuat
yakni meliputi uji sensor suhu DS18B20, uji rangkaian modul relay, uji lampu, dan
uji software.
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dari sensor maupun
sistem yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut penjelasan masing-masing
pengujian yang dilakukan:
1. Pengujian Lampu
Pengujian lampu dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari lampu
yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan mencatat kenaikan suhu setiap 20
detik hingga suhu mencapai batas ketentuan yang sudah ditetapkan yaitu 35°C. Dari
data tersebut akan dilakukan linieritas hubungan antara kenaikan suhu pada
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 2. Pengujian Kipas DC
Pengujian kipas dilakukan untuk mengetahui kipas yang digunakan dapat
menurunkan suhu inkubator ketika suhu sudah mencapai batas maksimal.
Pengujian dilakukan dengan mencatat perubahan nilai suhu setiap 10 detik hingga
suhu mencapai titik terendah yang bisa dicapai. Dari data tersebut dapat diketahui
apakah kipas yang digunakan dapat menurunkan suhu hingga batas yang
diinginkan.
3. Pengujian Sensor Suhu DS18B20
Pengujian linieritas pada sensor suhu DS18B20 dilakukan dengan
membandingkan pembacaan suhu yang terbaca pada sensor suhu DS18B20 dengan
pembacaan suhu pada kalibrator. Kalibrator suhu yang digunakan yakni termometer
Alkohol. Cara pembacaan yakni meletakkan termometer berdekatan dengan sensor
DS18B20 dan dilakukan pemanasan menggunakan lampu hingga suhu naik sampai
suhu tertentu. Sehingga dengan melakukan perbandingan tersebut dapat diketahui
seberapa besar nilai linieritas dan simpangan yang terjadi antara nilai suhu yang
terbaca pada termometer dengan nilai suhu yang terbaca oleh sensor DS18B20.
4. Pengujian Daya Listrik
Pengujian daya dilakukan untuk mengetahui konsumsi daya alat pada saat
sistem bekerja. Dari data tersebut dapat diketahui berapa daya alat ketika sistem
22
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 5. Pengujian Software
Pengujian software pada penelitian ini meliputi pengujian hardware terhadap program yang sudah ditransmisikan ke dalam mikrokontroler. Tahapan
pengujian ini juga digunakan untuk mengetahui apakah alat sudah bisa membaca
dan mengeksekusi perintah dari program yang sudah dibuat atau tidak.
6. Pengujian Kestabilan Sistem
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kestabilan
sistem pada saat sistem melakukan proses menjaga suhu inkubator sesuai set point.
3.3.4 Analisis Data
Pengambilan data ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif software
dan hardware yang telah dibuat sehingga alat ini dapat bekerja sesuai dengan harapan. Untuk menguji kelayakan maupun keberhasilan sistem yang telah dibuat
apakah sesuai dengan harapan atau tidak maka dapat dilihat dari data pengujian
linieritas sensor dengan kalibrator dan analisis data yang akan diambil. Data yang
akan dianalisis yakni hubungan kalibrator suhu dengan sensor DS18B20.
Sedangkan untuk data yang akan dianalisis dalam sistem ini yakni hubungan
antara nilai suhu dan waktu. Lalu akan dilakukan analisis terhadap kinerja dari
lampu yang digunakan apakah sudah bekerja dengan sesuai. Hubungan nilai suhu
dan waktu dilakukan dengan cara pengambilan data lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tiap nilai set point suhu yang dikehendaki.
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Rancang Bangun Alat
Setelah rancangan dan segala komponen penyusunya telah selesai dibuat
maka tahap selanjutnya adalah tahap pembuatan alat yang terdiri atas pembuatan
mekanik dan hardware. Berikut adalah hasil pembuatan rancang bangun alat yang
telah dirancang :
4.1.1 Pembuatan Mekanik
Pembuatan mekanik meliputi kotak inkubator sebagai tempat anakan
lovebird, kotak berisikian hardware penunjang, dan meja tempat kotak inkubator. Pembuatan kotak inkubator digunakan bahan acrylic dengan tebal 3mm dengan dimensi panjang 502mm, lebar 250mm, dan tinggi 298mm. Pada kedua sisi
samping diberi lubang dengan diameter 80mm untuk kipas agar dapat Gambar 4.1. Hasil Rancang Bangun
24 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. menghembuskan udara keluar. Lampu sebagai heater ditempatkan pada bagian atas
dengan jarak antar lampu sebesar 140mm yang dimaksudkan agar sebaran panas
merata. Sensor DS18B20 di tempatkan pada bagian depan dan belakang dengan
ketinggian 100mm dari dasar inkubator. Hal ini dimaksudkan agar suhu yang
terbaca sama dengan suhu yang diterima anakan lovebird. Di bagian belakang terdapat pintu untuk memindahkan anakan lovebird dengan panjang 250mm dan tinggi 150mm.
Kotak hardware dibuat dengan dimensi panjang 228mm, lebar 182mm, dan
tinggi 122mm dimana pada bagian atas kotak diletakkan switch power, rangkaian
push button, dan LCD sebagai display agar lebih memudahkan user dalam menggunakan alat.
Gambar 4.2. Penempatan Kipas DC, Lampu dan Sensor DS18B20
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Pembuatan meja yakni dengan dimensi panjang 773mm, lebar 252mm, dan
tinggi 555mm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan anakan dari gangguan
hewan lain.
4.1.2 Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)
Pembuatan Hardware meliputi pembuatan rangkaian driver relay, rangkaian
push button, rangkaian sensor suhu DS18B20. Hasil dari pembuatan hardware seperti berikut :
POWER SUPPLY
RELAY MIKROKONTROLLER
REGULATOR STEP DOWN
26 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Arduino sebagai pusat kontrol pada sistem meliputi input tombol dan sensor
DS18B20. Sedangkan Output kontrol pada LCD, kipas, dan relay. Relay digunakan sebagai switch elektronik lampu. Pada alat ini digunakan power supply
switching dengan tegangan keluaran 12V dan arus 3,2 ampere. Untuk suplai tegangan pada mikrokontroller digunakan regulator step down dengan keluaran 5V.
4.2 Pengujian Lampu
Pengujian lampu dilakukan untuk mengetahui karakteristik lampu yang
akan digunakan berupa hubungan waktu terhadap kenaikan suhu. Adapun lampu
yang digunakan sesuai perencanaan 5watt dan pengujian dengan lampu 25 serta 60
watt. Dari pengujian didapatkan data hubungan antara kenaikan suhu pada ruangan
terhadap waktu yang dibutuhkan. Berikut data pengujian lampu :
4.2.1 Hubungan kenaikan suhu terhadap waktu dengan menggunakan
lampu 5 watt
Untuk mengetahui hubungan antara waktu dengan kenaikan suhu maka
dilakukan pengambilan data berupa kenaikan suhu setiap 20 detik sekali. Range suhu mulai dari 31oC – 35oC sehingga diperoleh 75 data. Berikut data yang
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
28 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
18 360 32,6250 32,4375 32,5312
19 380 32,6875 32,5625 32,6250
20 400 32,7500 32,6875 32,7187
21 420 32,8125 32,7500 32,7812
22 440 32,9375 32,8750 32,9062
23 460 33,0625 32,9375 33,0000
24 480 33,1875 33,0000 33,0937
25 500 33,1875 33,0625 33,1250
26 520 33,3125 33,1875 33,2500
27 540 33,3750 33,1875 33,2812
28 560 33,4375 33,3125 33,3750
29 580 33,4375 33,3750 33,4062
30 600 33,5625 33,4375 33,5000
31 620 33,5625 33,4375 33,5000
32 640 33,6250 33,5000 33,5625
33 660 33,6875 33,5625 33,6250
34 680 33,6875 33,6250 33,6562
35 700 33,7500 33,6250 33,6875
36 720 33,8750 33,7500 33,8125
37 740 33,8750 33,7500 33,8125
38 760 33,9375 33,7500 33,8437
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
40 800 33,9375 33,8750 33,9062
41 820 33,9375 33,9375 33,9375
42 840 34,0625 33,9375 34,0000
43 860 34,0625 33,9375 34,0000
44 880 34,0625 33,9375 34,0000
45 900 34,1875 34,1250 34,1562
46 920 34,2500 34,1250 34,1875
47 940 34,3125 34,1875 34,2500
48 960 34,3125 34,2500 34,2812
49 980 34,3750 34,2500 34,3125
50 1000 34,3750 34,3125 34,3437
51 1020 34,4375 34,3750 34,4062
52 1040 34,4375 34,3750 34,4062
53 1060 34,4375 34,3750 34,4062
54 1080 34,4375 34,4375 34,4375
55 1100 34,5000 34,4375 34,4687
56 1120 34,5625 34,4375 34,5000
57 1140 34,5625 34,4375 34,5000
58 1160 34,6250 34,5000 34,5625
59 1180 34,6250 34,5625 34,5937
60 1200 34,6875 34,5625 34,6250
30 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 62 1240 34,7500 34,6250 34,6875
63 1260 34,8750 34,6875 34,7812
64 1280 34,8750 34,6875 34,7812
65 1300 34,8750 34,7500 34,8125
66 1320 34,9375 34,7500 34,8437
67 1340 34,9375 34,8125 34,8750
68 1360 34,9375 34,8125 34,8750
69 1380 34,9375 34,8750 34,9062
70 1400 35,1250 34,8750 35,0000
71 1420 35,1250 34,9375 35,0312
72 1440 35,1875 34,9375 35,0625
73 1500 35,2500 34,9375 35,0937
74 1520 35,2500 34,9375 35,0937
75 1540 35,2500 35,0000 35,1250
4.2.2. Hubungan kenaikan suhu terhadap waktu dengan menggunakan
lampu 25 watt
Untuk mengetahui hubungan antara waktu dengan kenaikan suhu maka
dilakukan pengambilan data berupa kenaikan suhu setiap 20 detik sekali. Range suhu mulai dari 31oC – 35oC sehingga diperoleh 58 data. Berikut data yang
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Tabel 4.2. Data Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu
39 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 40 800 34,6875 33,9375 34,3125
41 820 34,7500 33,9375 34,3437
42 840 34,8125 34,0000 34,4062
43 860 34,8125 34,0000 34,4062
44 880 34,9375 34,0000 34,4687
45 900 34,9375 34,0625 34,5000
46 920 35,0000 34,0625 34,5312
47 940 35,0625 34,1875 34,6250
48 960 35,0625 34,1875 34,6250
49 980 35,1875 34,2500 34,7187
50 1000 35,3125 34,3125 34,8125
51 1020 35,3125 34,3125 34,8125
52 1040 35,3125 34,3750 34,8437
53 1060 35,4375 34,4375 34,9375
54 1080 35,4375 34,4375 34,9375
55 1100 35,4375 34,4375 34,9375
56 1120 35,4375 34,4375 34,9375
57 1140 35,4375 34,4375 34,9375
37 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 4.2.3 Hubungan kenaikan suhu terhadap waktu dengan menggunakan
lampu 60 watt
Untuk mengetahui hubungan antara waktu dengan kenaikan suhu maka
dilakukan pengambilan data berupa kenaikan suhu setiap 20 detik sekali. Range suhu mulai dari 29oC – 35oC sehingga diperoleh 18 data. Berikut data yang
diperoleh dari pengujian lampu 60 watt :
No. Tabel 4.3. Data Hubungan Kenaikan Suhu Terhadap Waktu
Menggunakan Lampu 60 Watt
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
Dari pengujian lampu dengan daya berbeda, didapatkan adanya perbedaan
waktu dalam kenaikan suhu. Penggunaan lampu 60 watt memiliki rentang waktu
yang lebih kecil diantara lampu 5 dan 25 watt dan memiliki linieritas lebih besar
dari pada lampu yang lain sehingga penulis memutuskan untuk menggunaan lampu
60 watt. Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui untuk mencapai suhu 33oC
dibutuhkan waktu 200 detik atau 3 menit 20 detik. Sedangkan untuk mencapai suhu Gambar 4.6. Hubungan Waktu Terhadap Kenaikkan Suhu
Pada Uji Coba Lampu
0 150 300 450 600 750 900 1050 1200 1350 1500 1650
39 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 35oC dibutuhkan waktu 360 detik atau 6 menit. Dapat diketahui antara waktu dan
suhu mempunyai hubungan yang sebanding, Semakin tinggi suhu yang ingin
dicapai maka dibutuhkan waktu yang lebih lama dan antara nilai daya lampu dan
suhu mempunyai hubungan yang sebanding pula.
4.3 Pengujian Kipas DC
Kipas DC yang digunakan membutuhkan tegangan 12V. Kipas DC berfungsi untuk
menurunkan suhu inkubator. Berikut ini adalah data perubahan suhu terhadap
waktu : Tabel 4.4. Data Hubungan Penurunan Suhu Terhadap Waktu
Menggunakan Kipas DC
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kipas DC yang difungsikan sebagai
kipas exhaust untuk menurunkan suhu inkubator dapat bekerja. Dengan PWM maksimal atau 255 suhu inkubator dapat mencapai 31,06 °C dengan rentang waktu
600 detik atau 10 menit. Dengan set point 32°C untuk mode A dan 34°C mode B
maka kipas tersebut dapat digunakan untuk menurunkan suhu inkubator.
4.4 Pengujian Sensor Suhu DS18B20
Sensor suhu yang dipergunakan pada alat ini adalah sensor suhu DS18B20
yang memiliki output berupa data digital yang langsung dapat dibaca nilai keluaran
suhu oleh mikrokontroler karena mempunyai internal Analog to Digital Converter
(ADC). Memiliki rentan pembacaan suhu antara -55oC sampai dengan 125oC, dapat
bekerja pada tegangan 3 volt sampai dengan tegangan 5,5 volt. Sensor suhu
DS18B20 dapat bekerja apabila jalur data yang terhubung ke mikrokontroler
dihubungkan dengan resistor pull up (mode powering). Berikut ini adalah data perbandingan sensor DS18B20 dengan termometer alkohol:
No. Tabel 4.5. Tabel Pembanding Pembacaan Suhu dengan Sensor
39 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
Metode yang digunakan dalam pembacaan pada termometer alkohol dan
sensor suhu DS18B20 adalah sama, yakni menempatkan termometer pada tempat
yang sama dengan sensor suhu DS18B20. Pengambilan data dilakukan setiap
kenaikan 1oC dari termometer alkohol. Setelah data diambil maka nilai suhu dari
pembacaan termometer alkohol dibandingkan dengan nilai suhu hasil pembacaan
sensor suhu DS18B20 dan didapatkan simpangannya. Dari data yang telah diambil
semakin tinggi suhu dari termometer alkohol maka simpangan antara sensor
DS18B20 semakin besar, nilai simpangan terbesar yakni 1,125, dan hal tersebut
merupakan karakteristik dari sensor DS18B20.
4.5 Pengujian Daya Listrik
Pengujian ini dilakukan pada alat saat sistem sedang berlangsung sehingga
dapat diketahui konsumsi daya pada alat tersebut. Untuk mengetahui konsumsi Gambar 4.7. Hubungan Kalibrasi Sensor Suhu DS18B20 dengan
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. daya digunakan Watt meter. Penggunaan Watt meter bertujuan untuk menghitung
daya yang dibutuhkan oleh alat saat sitem bekerja. Berikut adalah konsumsi daya
sistem saat menjaga suhu inkubator :
No. Daya (watt) didapatkan menggunakan perhitungan pada microsoft excel adalah +/- 0,2108185.
4.6 Pengujian Kestabilan Sistem
Pengujian kestabilan sistem ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem
yang digunakan dapat menjaga kestabilan suhu seseuai dengan pilihan setpoint yang telah ditetapkan dengan mengatur kecepatan putaran kipas DC menggunakan
kontrol PWM (Pulse Width Modulation). Berikut hasil data yang didapatkan saat
sistem menjaga kestablian suhu pada dua pilihan menu dengan set point yang
berbeda yaitu MENU A 34°C dan MENU B 32°C. Data hasil pengamatan yang
telah diambil dapat dilihat pada tabel 4.7:
41 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. No. MENU A MENU B
1. 34.13°C 32.16°C 2. 34.09°C 32.13°C 3. 34.03°C 32.19°C 4. 34.06°C 32.16°C 5. 34.03°C 32.19°C 6. 34.06°C 32.22°C 7. 34.09°C 32.25°C 8. 34.13°C 32.19°C 9. 34.06°C 32.22°C 10. 34.09°C 32.16°C 11. 34.13°C 32.06°C 12. 34.06°C 32.09°C
Dari data hasil pengamatan tabel 4.7 diketahui bahwa sistem dapat
dikatakan berhasil dalam menjaga kestabilan set point yang telah ditetapkan yaitu
pada MENU A dengan set point sebesar 34 °C dan MENU B dengan set point sebesar 35 °C. Suhu tidak lebih atau kurang dari 1 °C dimana suhu yang diterima
anakan lovebird +/- suhu set point
Tabel 4.7 Pengujian Kestabilan Sistem dalam Menjaga Set Point
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan pengujian tugas akhir dengan judul “Rancang Bangun
Inkubator Anakan Burung Lovebird Otomatis Berbasis Mikrokontroller” dapat
menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis dapat membangun rancang bangun inkubator anakan lovebird otomatis berbasis mikrokontroller sesuai rancangan.
2. Diketahui kinerja alat dalam mempertahankan kestabilan sistem dengan
pengujian hardware yang digunakan dan daya yang dibutuhkan.
5.2 Saran
Penulis mengharapkan agar kedepanya alat ini bisa dikembangkan sehingga
lebih baik lagi dalam menjaga suhu sesuai set point. Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan pemanas yang memiliki daya lebih rendah akan membuat alat
ini menjadi lebih efisien.
2. Dalam pengaturan PWM kipas DC dapat menggunakan metode lain
seperti PID atau logika fuzzy.
3. Penggunaan lampu sebagai heater dengan metode radiasi termal bisa digantikan dengan yang lebih efisien seperti pemanas infrared yang tidak
42 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 4. Peletakkan sensor dan komponen penunjang lainya harus sangat
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F. 43
Budidaya, Usaha. (2009, 9 Maret). “Perkembangan Usaha Ternak LoveBird di
Indonesia”. 13 Desember 2015,
dari https://infopeluangusaha.org/perkembangan-usaha-ternak-lovebird-di-indonesia/
Haris, Mohammad.”Rancang Bangun Pengering Kacang Tanah Otomatis (Bagian I)”. Surabaya: D3 Otomasi Sistem Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.
Kok, Vincent.(2013, 28 Juli). “Temperature Controlled Relay with Arduino”.
Diperoleh 9 Desember 2015 , dari
http://www.electroschematics.com/8998/arduino-temperature-controlled-relay/
Primawan, Andy dkk. 2014. “Prototipe Inkubator Telur Otomatis”. Bandung :
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, Institut Teknologi Bandung.
Ramdhani, Wisnu. 2012. “Pengembangan Inkubator Bayi dan Sistem Monitoring
Berbasis Wireless”. Bandung : Jurusan Teknik Komputer, FTIK,
Universitas Komputer Indonesia.
Saputra, Gita Adi.(2013, 19 September). “Burung LoveBird”. Diperoleh 10 Desember 2015 , dari http://www.satwa.net/575/burung-love-bird.html
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
LAMPIRAN
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN INKUBATOR... OKTAVIO ADRENG F.
6
Rangkaian Skematik Push Button
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA