PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia instustri Indonesia memiliki beragam industri yang masing-masing memliki alat-alat instrumentasi yang telah digunakan dalam proses produksi, baik secara manual maupun berbasis otomatis. Salah satu industri dibidang kesehatan dan kecantikan. Dalam bidang kesehatan dan juga kecantikan untuk merawat kulit tubuh manusia terdapat beberapa metode, salah satu contohnya yang paling sederhana adalah perawatan kulit dengan mengkonsumsi nutrisi bervitamin, mengoleskan lotion pada bagian tubuh kita, perawatan kulit rutin dan lain sebagainya.
banyak, lebih sehat karena produk lotion buatan sendiri menggunakan bahan tradisional yang sederhana.
Pembuatan lotion sendiri menggunakan peralatan yang digunakan dalam proses pencampuran bahan dan pembuatan secara langsung dengan tangan (manual). Namun untuk mempermudahkan proses pembuatan lotion tersebut maka diciptakan perancangan alat yang otomatis dirancang sebagai alat pencampuran bahan-bahan lotion kemudian di buat bedasarkan resep pembuatan lotion. Yang kemudian dituangkan pada tugas akhir ini yang telah dibuat berjudul “Rancang Bangun Alat Pembuatan Lotion Berbasis PLC (Programable Logic Control)”. Alat ini mengutamakan proses pencampuran bahan-bahan dasar membuat lotion sesuai dengan ukuran takaran bahan (gram) yang dikrontrol oleh PLC sehingga pembuatan lotion dapat diperkirakan dalam jumlah tertentu yang diinginkan. Proses-proses pembuatan lotion oleh PLC yaitu digunakan untuk mengkontrol otomatisasi buka-tutup valve (kran bahan), kontrol pemanas air (heater), dan kontrol motor DC untuk mengaktifkan mixer, serta menggunakan dua sensor yaitu sensor photodioda dan sensor termostat.
Dengan demikiran rancang bangun alat pembuatan lotion diharapkan dapat dimanfaatkan dalam industri rumah tangga skala besar untuk memproduksikan lotion dalam jumlah besar dengan ketelitihan ukuran bahan sesuai yang diinginkan dan juga menghasilkan produk lotion alami dengan efisiensi yang tinggi.
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana komposisi bahan utama menjadi campuran lotion? 2. Bagaimana merancang sistem pembuatan lotion berbasis PLC? 3. Bagaimana tingkat kinerja alat pembuatan lotion berbasis PLC?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat diambil dari penelitian rancangan adalah:
1. Alat pembuatan lotion ini dirancang secara fisik dan non fisik merupakan miniatur plant
2. Rancang bangun alat pembuatan lotion ini dibatasi dengan pemilihan pada bahan sari buah menggunakan 3 varian saja yaitu sari timun, pepaya, dan bengkoang.
3. Komposisi bahan ditentukan dengan standart literatur.
1.4 Tujuan
Penelitian tugas akhir ini dilakukan berdasarkan latar belakang yang bertujuan untuk:
1. Mengukur komposisi bahan utama menjadi bahan campuran lotion. 2. Merancang alat pembuatan lotion berbasis PLC.
1. Dipergunakan sebagai miniplant untuk industri rumah tangga pembuat lotion dalam skala jumlah besar dan sekreatif mungkin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang penjelasan teoritis dalam berbagai aspek yang akan mendukung ke arah analisis tugas akhir yang dibuat. Penjelasan teori akan dibahas yaitu mengenai Pembuatan Lotion, PLC OMRON SYSMAC CP1L, Motor DC, Laser Pointer, Solenoid Valve, Sensor, Relay, Heater, Komparator, Push button, dan Central lock dan central Modul
2.1 Pembuatan Lotion
Pada tugas akhir ini adalah mengembangkan rancang bangun pembuatan lotion dengan bahan – bahan alami. Bahan – bahan alami disini tidak berbahaya dan tidak mengandung bahan kimia. Lotion menurut The British Pharmaceutical Codex adalah emulsi cair yang ditujukan ke kulit. Lotion dapat di bentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok. Pembuatan lotion berbasis PLC ini menerapkan proses – proses antara lain mengukur komposisi bahan dasar, pencampuran bahan – bahan dasar dan komplemen, pengadukan yang di sertai dengan pemanasan.
2.1.1 Cara Pembuatan Lotion
1. Mencampurkan semua bahan (sari buah, cream susu, air, minyak zaitun, dan minyak wangi) sesuai takaran pada komposisi bahan ke dalam sebuah wadah (toples tahan panas)
2. Memanaskan air secukupnya pada sebuah panci yang lebih besar. Air sebagai perantara panas untuk memanaskan wadah campuran bahan lotion tersebut.
3. Tunggu sampai suhu panas air stabil tidak terlalu panas sekitar 50-70˚C, masukkan wadah tahan panas yang sudah berisi campuran bahan kedalam panci (rendam mirip dengan proses memasak coklat)
4. Setelah tercampur rata matikan kompor. Lalu aduk lotion selama ±10 menit sampai tekstur lotion lembut dan siap digunakan. Penggunaan dari bahan lotion handmade ini bisa tahan hingga 2-3 bulan pemakaian dan disimpan dalam udara bersuhu dingin.
Pengemulsi yang digunakan pada bahan adalah krim susu itu sendiri. Lemak susu yang tak jenuh dan sehat dapat berfungsi sebagai emulgator alami. Pengganti emulgator yang lain adalah gelatin yang biasa di pakai oleh pabrikan besar. Namun gelatin susah di dapat dan tidak memiliki efek yang bagus dengan kulit. Fase terdispersinya adalah air dan sari buah. Sedanngkan medium pendispersinya adalah minyak zaitun. Sedangkan emulgator alamnya adalah krim susu.
2.2 PLC OMRON SYSMAC CP1L
Programmable Logic Controllers (PLC) merupakann sebuah komputer elektronik yang yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
1. Pengamatan nilai input. 2. Menjalankan program. 3. Memberikan nilai output. 4. Pengendalian.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut :
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Gambar 2.1 Fungsi PLC
2.2.1 PLC OMRON CP1L
PLC OMRON SYSMAC CP1L adalah salah satu produk PLC dari Omron yang terbaru. CP1L merupakan PLC tipe paket yang tersedia dengan 10,14, 20, 30, 40 atau 60 buah I/O (input/output). Sistem input outputnya berupa bit. Atau lebih dikenal dengan PLC tipe relay karena hanya membaca masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dengan logika 1 atau 0.
2.2.2 Bagian-bagian umum PLC OMRON CP1L
Gambar 2.3 Bagian PLC Omron Sysmac CP1L 30 I/O
(Sumber : Manual Book PLC OMRON CP1L)
1. Blok power supply, ground dan input terminal. 2. Blok eksternal power supply dan output terminal.
3. Peripheral USB Port untuk menghubungkan dengan komputer dan komputer dapat digunakan untuk memprogram dan memonitoring.
4. Operation indicator, mengindikasikan status operasi dari CP1L termasuk power status, mode operasi, errors, dan komunikasi USB.
5. Baterai untuk mempertahankan internal clock dan isi RAM ketika supply OFF.
6. Input Indicator, menyala jika kontak terminal input kondisi menyala. 7. Output Indicator, menyala jika kontak terminal output kondisi menyala. 8. Expansion I/O unit connector, digunakan untuk menambah input/output
PLC.
2.2.3 Port terminal InputOutput PLC Omron CP1L
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 buah terminal input yaitu dari CIO 0.00 – 0.11 dan CIO 1.00 – 1.05. Untuk port outputnya terdapat 12 buah terminal yaitu dari CIO 100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 – 100.03. Pada port input terdapat dua buah terminal untuk masukan supply AC PLC yaitu pada teminal L1 dan L2/N. Port input terhubung pada satu titik COM (common). Masukkan pada terminal COM dapat berupa polaritas (+) atau negatif (-).
Gambar 2.4 Port Input Model Supply AC dan DC
(Sumber : Manual Book PLC OMRON CP1L)
Gambar 2.5 Port Output Model Supply AC dan DC
(Sumber : Manual Book PLC OMRON CP1L)
Pada model AC power supply terdapat output 24 VDC pada terminal + dan -. supply ini dapat digunakan untuk supply VDC pada terminal input.
2.3 Motor DC
2.3.1 Mixer
Pada perancangan alat pembuatan lotion, proses pengadukan bahan merupakan proses pencampuran bahan satu atau lebih sehingga dapat menjadi sebuah zat lain (bentuk pencampuran lotion). Pencampuran ini dikhususkan untuk mencampur bahan berupa cairan atau larutan. Alat pencampur tersebut adalah mixer. Mixer merupakan salah satu jenis ARTL yang masuk dalam klasifikasi ARTL mekanis yang fungsinya sebagai pengaduk adonan Kue dan semacamnya. Tungkai pengaduknya digerakkan oleh sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi.
(a) (b)
Gambar 2.7 Rangkaian Kelistrikan Mixer Merek Philips Type HR 1500/A1.
(Sumber: www.teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/05/mixer-atau-alat-pengaduk.html#.V2jLUbZhnIU)
Pada Gambar tersebut memperlihatkan mixer yang digunakan adalah jenis mixer merek Philips type HR 1500/A1. Pada gambar 2.2 tersebut menunjukkan bahwa sumber listrik yang diperlukan untuk menjalankannya adalah tegangan AC 220 ~ 230 V pada frekuensi kerja 50 – 60 Hz. Sementara daya listrik yang akan diserap sebesar 170 watt. Kemudian, rangkaiannya dilengkapi dengan kapasitor dan resistor yang dipasang paralel. Kapasitor dan resistor tersebut berfungsi sebagai peredam frekuensi interferensi yang ditimbulkan oleh motor mixer saat berputar. Pengaturan kecepatan mixer dilakukan dengan memindahkan posisi saklar pemilih kecepatan (SW) antara posisi ‘0’ hingga posisi ‘3’. Namun untuk sistem kerja alat hanya memakai satu posisi kecepatan mixer.
sikat1, masuk kelilitan rotor (LR), keluar ke sikat2, masuk ke beliatan utama lalu kembali sumber listrik.
2.4 Selenoid Valve
Solenoid valve adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya sebagai pembuka atau penutup mulut keran. Solenoid valve yang akan digunakan yaitu NC valve (Normally Close) dihubungkan dengan tegangan DC sebesar 24 V. Solenoid valve adalah kombinasi dari dua dasar unit fungsional diantaranya :
1. Solenoid dengan inti atau plungernya,
2. Badan keran yang berisi lubang mulut pada tempat piringan atau stop-kontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengizinkan aliran.
Solenoid valve ini bekerja ketika ada energi atau dihilangkan energinya. Apabila kumparan diberi energi, inti besi akan ditarik ke dalam kumparan solenoid untuk membuka keran.
2.5 Sensor
Sensor / tranduser adalah mengubah besaran sesuatu ke besaran sesuatu yang lain. Biasanya sensor mengubahdari besaran fisik ke besaran listrik. Penggunaan sensor pada alat ini berfungsi sebagai pengindikasian besaran sesuatu agar dapat di deteksi perubahanya dan melakukan suatu tindakan pada alat tersebut.
Alat ini menggunakan dua sensor. Sensor yang di gunakan adalah photodiode dan thermostat. Sensor photodiode berfungsi seperti limit switch dimana penggunaan sensor photodiode bertujuan untuk menentukan batas atas ketinggian cairan bahan tersebut. Sedangkan sensor suhu berfungsi sebagai instrumentasi alat untuk mengontrol besaran suhu agar tetap terjaga pada kondisi suhu tersebut. Sensor thermstat berfungsi sebagai pengontrol suhu plant untuk memasak lotion.
2.5.1 Photodiode
Gambar 2.9 Sensor Photodiode
Karena photodiode terbuat dari semikonduktor p – n junction maka cahaya yang di serap oleh photodiode akan mengakibatkan terjadinya pergeseran foton yang menghasilkan pasangan elektron-hole dikedua sisi dari sambungan.
Photodiode berfungsi sebagai menangkap gelombang yang dihasilkan oleh inframerah. Besarnya arus yang dihasilkan oleh photodiode tergantung dari seberapa besarnya intensitas radiasi gelombang yang di pancarkan oleh inframerah ataupun led.
Gambar 2.10 Linieritas Sensor photodiode
2.5.2 Termostat
Termostat adalah suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis berdasarkan prinsip umpan balik. Pada sistem umpan balik yang menggunakan termostat, tinggi atau rendahnya suhu yang diatur dibandingkan dengan suatu acuan. Apabila suhu yang diindera tidak tepat sama dengan suhu acuan, elemen pengindera pada termostat akan bekerja dan kemudian mengirim isyrat (biasanya berupa isyarat listrik) untuk menurunkan atau menaikkan suhu sesuai kebutuhan. Sistem umpan balik semacam ini biasanya digunakan pada pengatur sushu ruangan, setrika listrik, pemanas listrik, dan perangkat yang memerlukan pembatas panas lainnya.
Gambar 2.11 Komponen Thermostat (A) Thermostat Dengan Katub By Pass (B) Thermostat Tanpa Katub By Pass.
(Sumber: andixtkr2.blogspot.co.id/)
2.6 Laser Pointer
Laser singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation yaitu merupakan suatu deviasi yang memancarkan gelombang radiasi elektromagnetik melewati suatu proses yang dinamakan emisi spontan (pancaran terstimulasi). Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren, artinya bahwa cahaya yang dipancarkan tidak menyebar dan rentang frekuensinya sempit (monochromatic light). Laser juga dikatakan efek dari mekanika kuantum.
Dalam teknologi laser, cahaya yang koheren menunjukkan suatu sumber cahaya yang memancarkan panjang gelombang yang diidentifikasi dari frekuensi yang sama, beda fase yang konstan dan polarisasinya. Selanjutnya untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koheren dari medium lasing adalah dengan mengontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya. Sifat koheren sulit ditemui
pada sumber cahaya atau incoherens; dimana terjadi beda fase yang tidak tetap antara foton yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Secara kontras, laser biasanya memancarkan foton dalam cahaya yang sempit, terpolarisasi, sinar koheren mendekati monokromatik, terdiri dari panjang gelombang tunggal atau satu warna.
Beberapa kelebihan laser diantaranya adalah kekuatan daya keluarannya
yang amat tinggi sangat diminati untuk beberapa applikasinya. Namun laser
dengan daya yang rendah sekalipun (beberapa miliwatt) yang digunakan dalam
pemancaran, masih dapat membahayakan penglihatan manusia, karena pancaran
cahaya laser dapat mengakibatkan mata seseorang yang terkena mengalami
kebutaan dalam sesaat atau tetap.
Rangkaian sensor photodiode terdiri dari photodiode, infrared atau Laser
Diode, resistor 220Ω dan resistor 10kΩ. Inputan dari rangkaian ini diberi tegangan
+5V dan outputnya disambungkan ke komparator. (Beriyanto, 2011) Garis besar
rangkaian sensor photodiode dan LED ditunjukkan oleh Gambar 2.19.
Gambar 2.13 Rangkaian Sensor Photodiode dan LED/Laser Diode
2.7 Relay
Gambar 2.14 Relay Eksternal PLC
Gambar. 2.15 Relay dan Kontaktor Normaly Close dan Normaly Open.
(Sumber: agenacemaxsjateng.blogspot.co.id/2014/03/cara-kerja-contactor-relay-timer.html)
2.8 Heater
Energi listrik dapat diubah menjadi energi panas atau kalor. Berbagai alat yang dapat merubah energi listrik menjadi energi panas, misalnya: pemanas, solder, setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energi listrik menjadi energi panas dilengkapi dengan elemen pemanas. Elemen pemanas terbuat dari bahan yang mempunyai tahanan tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut berubah menjadi panas. Perubahan energi listrik menjadi energi kalor dapat diamati pada alat-alat seperti setrika listrik, kompor listrik, solder, dan teko listrik.
makin besar bila bertambah panasnya. Makin besar tahanan maka tegangan yang masuk berkurang sehingga mengurangi daya panas yang dihasilkan heater. Sehingga mampu mengontrol panas saat warming supaya panasnya stabil dikisaran 50-70 celcius.
Gambar 2.15 Cast Heater
Heater ini akan terkait dengan thermostat dari magnet dan pegas. Thermostat berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi suhu air dalam panci. Bagian metal thermostat yang diletakkan pada bagian yang berkontak langsung dengan panci tempat air sehingga dapat menyetor panas dari panci apakah panasnya sudah mencapai 70 derajat celcius. Metal bila terkena panas maka daya magnet berkurang sehingga gaya pegas lebih besar dari gaya magnet. Akibatnya pegas terlepas dari magnet (menjauh) sehingga menekan tuas dan tuas menekan saklar heater. (Jagad,2014)
2.9 Komparator
digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [ (R1/(R1+R2) ]
Gambar 2.16 Rangkaian komparator
Gambar 2.17 Datasheet LM234
(Sumber: www.datasheetbank.com/LM324-Datasheet-Philips.html)
Komparator merupakan rangkaian elektronik yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu komparator mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference) dan tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput).
2.10Push button
2.11 Central lock dan central Modul
Central Module
Central Module pada sistem Central Door Lock berfungsi untuk mengatur arah aliran arus yang masuk ke dalam motor Central Door Lock untuk dua posisi Lock dan Unlock yang sebelumnya Module Central Door Lock ini diaktifkan oleh Main Board.
Gambar 2.18 Central Module
Kabel utama yang ada pada Central Module bermacam – macam ada yang menggunakan 8 kabel dan 6 kabel akan tetapi mempunyai fungsi yang sama sebagai berikut :
c. Dua kabel ke masing – masing motor untuk mengatur arus kerja motor untuk posisi lock dan unlock yang dirangkai secara paralel untuk semua motor central door lock
d. Dua kabel dari Main Board untuk aktifasi Central Module yaitu pada saat sistem ini diaktifkan dengan kendali Remote Control untuk posisi Lock maupun Unlock maka Main Board akan memberikan sinyal Output ke Module untuk proses aktifasi.
Motor Central Door Lock
Central Dorr Lock berfungsi sebagai actuator untuk menggerakkan tuas pengunci pintu mobil untuk posisi Lock gerakan motor pada turun dan posisi Unlock gerakan motor naik. Motor menggunakan sistem solenoid yaitu bila arus masuk melalui electromagnetic alam satu arah, Maka akan terbangkit dan bergerak maju menyebabkan pluger (yang menempel pada magnet) akan ikut bergerak dengan arah yang sama maka hal ini akan mendorong tuas pengunci pintu akan bergerak turun pada posisi Lock.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Perancangan
Perancangan dan pembuatan alat ini akan dilaksanakan di laboratorium PLC Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya selama kurang lebih 5 bulan yang dimulai pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.
3.2 Alat dan Bahan Pembuatan 3.2.1 Alat-alat yang Diperlukan
Adapun alat-alat yang digunakan berfungsi sebagai penunjang pelaksanaaan perancangan, pembuatan, pengukuran, dan pengujian alat ini. Alat-alat yangdibutuhkan adalah sebagai berikut.
1. Laptop / Personal Computer 2. Mistar
3.2.2 Bahan-bahan alat yang diperlukan:
Adapun bahan-bahan yang digunakan juga berfungsi menunjang pembuatan sistem alat ini mulai dari bahan pembuatan mekanik hingga bahan pembuatan sistem kerja alat keseluruhan (hardware dan software).
Bahan Mekanik yang diperlukan : 1. Kayu
2. Valve (kran) Soleniod 3. Paku
9. Panci rice cooker 10.Wadah dari plastik 11.Pompa Akuarium 12.Injeksi
13.Heater
14.Tabung aluminium
Sedangkan bahan untuk pembuatan hardware dan software adalah:
1. PLC (Programable Logic Control) OMRON CP1L 2. Catu daya / Power Supply
4. Push button 5. IC LM324 6. Laser Diode 7. Photodiode 8. Resistor 9. Kabel jumper 10.Timah
11.Termostat
12.Software PLC OMRON CX-Programmer 9.0
3.3 Prosedur Perancangan
Pada perancangan dan pembuatan rancang bangun alat pembuatan lotion Berbasis PLC OMRON CP1L terbagi atas dua tahap yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Adapun pembuatan sistem perancangan software dibahas pada laporan tugas akhir bagian I. Sedangkan pada laporan ini akan membahas pembuatan sistem perancangan hardware (laporan tugas akhir bagian I).
Prosedur perancangan dan pembuatan hardware pada sistem alat terdiri dari beberapa langkah yaitu sebagai berikut.
1. Membuat blok diagram sistem alat pembuatan lotion berbasis PLC
3. Perancangan modul PLC OMRON CP1L
4. Pembuatan sistem penggerak (Motor mixer, pompa, injeksi, dan valve solenoid)
5. Pembuatan perangkat keras meliputi rangkaian komparator, rangkaian photodiode dan power supply.
6. Melakukan analisis data
3.3.1 Diagram Instrumen Sistem
Input proses Output
Gambar 3.1 Diagram Instrumen Perancangan Hardware
input atau masukan ini, yaitu sebagai sensor yang mendeteksi ketinggian cairan bahan lotion tersebut. Apabila kotak takaran yang tersedia terdeteksi oleh sensor photodiode dalam keadaan kosong atau Low-level maka valve akan membuka sehingga bahan sari buah untuk lotion dapat masuk kedalam takaran(wadah) dan berhenti sampai ketinggian maksimum (sensor HI-Level terhalang cairan) sehingga memberi sinyal input berlogika 1.
3.3.2 Sketsa Mekanik Plant
Gambar 3.2 Sketsa Mekanik Plant Fungsi tiap bagian:
- S1 : Sensor termostat mendeteksi suhu panas air dan mengaktifkan heater
- S2 : Sensor photodiode sebagai sensor ketinggian cairan (sensor Hi-Level) dan mengaktifkan valve takaran
- Heater : Untuk pemanas air
- Pompa : Untuk pengisihan minyak zaitun - Injeksi Krim : Untuk pengisihan krim cleansing milk - Motor Mixer : Untuk mengaduk bahan
- Panci : Untuk tempat penampungan pencampuran lotion - Panci Rice Cooker : Tempat air sebagai perantara suhu panas
a. Ada satu buah tombol switch / tombol start, jika tombol start ditekan maka heater akan menyala untuk memanaskan air. Heater tetap menyala meskipun tombol start dilepas.
b. Heater menyala, memanaskan air dari suhu air 0˚C sampai suhu air 70˚C yang diukur oleh sensor termostat setelah itu heater mati (OFF). Namun saat suhu air turun menjadi 50˚C heater menyala lagi. Begitu seterusnya sampai 70˚C.
c. Ada tiga tombol push button yaitu PB 1 (untuk sari buah timun), PB 2 (untuk sari buah papaya), dan PB 3 (untuk sari buah bengkoang). Jika salah satu push button ditekan maka dua tombol push button yang lain tidak akan berfungsi atau bekerja ketika ditekan lagi.
d. Saat memilih tombol PB 1 ditekan, Valve 1 akan aktif (open) mengisi sari buah timun kedalam wadah takaran dibawahnya.
e. Saat memilih tombol PB 2 ditekan, Valve 2 akan aktif (open) mengisi sari buah pepaya kedalam wadah takaran dibawahnya.
f. Saat memilih tombol PB 3 ditekan, Valve 3 akan aktif (open) mengisi sari buah bengkoang kedalam wadah takaran dibawahnya.
g. Pengisian takaran tersebut dilakukan sampai penuh dan berhenti saat ketinggian cairan sari buah timun telah mencapai tinggi sensor Photodiode (level sensor)
i. Pada saat yang sama yaitu ketika PB 1 ditekan , bahan cleansing milk dan zaitun juga mulai ditambahkan:
- Pengisian krim cleansing milk yaitu melalui injeksi krim yang dijalankan oleh counter sebanyak 120 kali
- Pengisian zaitun yaitu melalui pompa, mengisikan zaitun ke panci besar selama waktu 4 detik
j. Setelah semua bahan telah masuk ke panci besar maka heater akan mati (OFF) bersamaan dengan motor mixer aktif untuk mengaduk lotion dengan waktu 16 menit.
k. Jika tombol reset ditekan maka proses kerja akan berhenti dan jika ingin memulai lagi akan kembali ke tahap awal.
3.3.3 Perancangan Modul PLC OMRON CP1L
Perancangan modul PLC membutuhkan beberapa komponen dasar dalam pembuatannya diatanaranya yaitu:
1. Power Supply 24 VDC 2. PLC OMRON CP1L 3. Relay
4. Connector Relay 8 pin 5. MCB 4A
Komponen tersebut kemudian dirancang dan disusun menjadi modul PLC melalui wiring yang sesuai dengan buku petunjuk. Adapun cara merangkai modul PLC OMRON yaitu
Gambar 3.3 Rangkaian Output PLC OMRON CP1L
(Sumber : Manual Book PLC OMRON CP1L)
Gambar 3.4 Rangkaian Input PLC OMRON CP1L
3.3.4 Penentuan Komposisi
Tabel 3.1 Tabel Penentuan Komposisi
Bahan Penggunaan Alat Keterangan Status
Cream Injeksi
Minyak Zaitun Pompa
Memompa minyak
Gambar 3.5 Diagram Wiring Sistem Sensor Photodiode 24 v
5v
Komparator Relay
PLC
Sensor photodiode adalah sensor di mana sensor dapat mempengaruhi jalanya tegangan listrik jika terkena cahaya. Sensor photodiode bekerja di pengaruhi oleh sinar laser. Saat sinar laser mengenai photodiode maka tegangan keluaran photodiode akan berbeda semakin menguat teganganya. Saat terhalang maka output photodiode akan menurun. Hal ini membuat tegangan keluaranya berbeda. Resistor variabel memiliki input 24 v dan outputnya disesuaikan dengan arah putaran tripot. Kedua keluaran akan di komparasi oleh rangkaian komparator. Dimana rangkaian komparator akan mengkomparasi antara tegangan output photodiode dan tegangan output resistor variabel. Sehingga keluaran komparator yang sebesar 24 volt akan menjadi input PLC.
Gambar 3.7 Perancangan Sensor Photodiode
Ketinggian sensor photodiode adalah 1 cm .ketinggian 1 cm di dapatkan dari pengukuran takaran yang sudah di sesuaikan dengan mengukur beratnya sari buah yang di sesuaikan dengan takaran yang di butuhkan
Sistem Sensor Termostat
24 V 24 V
Gambar 3.8 Diagram Wiring Proses Sensor Termostat
Sensor termostat merupakan sensor yang bekerja pada suhu tertentu dimana sensor bekerja dengan suhu antara 50 – 70 derajat celcius. Sensor termostat akan memutus arus jika suhu melebihi 70 derajat celcius. Sensor termostat di pasang untuk mengawasi suhu pada plant. Suhu pada plant haruslah teratur dengan menggunakan suhu yang berkisar antara 50 – 70 derajat celcius.
Termostat PLC
3.3.5 Pembuatan Perangkat Keras
Pembuatan Valve
Gambar 3.9 Diagram Wiring Sistem Output Valve
Output valve bekerja pada tegangan 220 v dan di gerakan pada relay dengan inputan 24 volt. Penggunaan valve 220 v akan terbuka jika relay aktif. Pengaktifan relay akan di kontrol oleh PLC yang sudah di program.
Pembuatan Pompa Dan Heater
Motor mixer, pompa dan heater memiliki cara pengkabelan yang sama. Dimana PLC tersambung dengan relay. Relay berfungsi seperti switch untuk mengatur jalanya pompa, , Heater. Pompa yang di gunakan untuk mengalirkan minyak, heater untuk memanaskan .
Gambar 3.10 Diagram Wiring Sistem OutputHeater & Pompa
Heater yang di gunakan adalah heater 220 v , dan pompa minyak yang di gunakan juga 220 v.
Tabel 3.2 Penentuan Program Timer Pompa Minyak
Percobaan
di mungkinkan karena beberapa hal yaitu seperti keterlambatan manusia saat melakukan pewaktuan menggunakan stopwatch (menekan tombol stopwatch).
Gambar 3.11 Grafik Linearitas Timer Terhadap Keluaran Minyak.
Dalam penakaran minyak dibutuhkan sebanyak 250 gram. Maka dapat di tentukan perhitungan :
Keluaran minyak = 24 gr / s
Waktu yang di perlukan untuk mencapai 96 gr = 96 : 24 gr/s = 4 sekon
Pembuatan Mixer
Gambar 3.12 Diagram Wiring Sistem OutputMixer y = 24.03x - 0.1485
Linearitas Timer Terhadap Keluaran Minyak Zaitun
Mixer bekerja pada tegangan 24 volt. Mixer di kontrol oleh relay yang di kendalikan oleh PLC. Motor berputar searah dan melakukan mixing campuran bahan.
Tabel 3.3 Pengujian Program Timer Motor Mixer
Dari data tersebut didapatkan hasil tekstur lotion, jika belum sesuai artinya lotion masih berterkstur cair namun jika sudah sesuai artinya lotion sudah mengental. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan adonan lotion yang sesuai adalah ±16 menit = 960 sekon.
Pembuatan Injeksi Cream
Gambar 3.13 Diagram Wiring Sistem Output Injeksi Cream
Hasil program counter PLC digunakan sebagai input untuk injeksi cleansing milk dapat diketahui keberhasilannya dapat bekerja dengan baik atau tidak. Beriku ini adalah tabal hasil pengujian program counter terhadap kerja injeksi.
Tabel 3.4 Penentuan Program Counter
Percobaan Ke-n
Banyaknya Krim yang
Dikeluarkan (gram) Cacahan Hasil
6 275 275 70 Sesuai program counter PLC adalah 0%. Sedangkan persentase ketepatan software pada program counter adalah 100%. Berikut kelinieritasnya
Gambar 3.14 Grafik Linearitas Counter PLC Terhadap Ukuran Krim Yang Dikeluarkan
Linearitas Counter PLC Terhadap Ukuran
Krim yang Dikeluarkan
Pada counter timer PLC Terlihat lebih linier daripada manual. Kesesuaian alat cukup akurat dengan kurang lebih sebesar 5 gr . Untuk itu bahan cleansing milk yang dubutuhkan sebanyak 480 gr, maka di butuhkan sesuai dengan perhitungan berikut.
Jumlah keluaran krim per 1 counter = 4 gr
3.5.1 Analisis data
Pengujian PLC OMRON CP1L
Pengujian dilakukan dengan mengambilkan data yaitu berupa konfigurasi antar port pada PLC.
1. Pengujian Relay pada PLC
Pengujian Relay di gunakan untuk memastikan relay bekerja atau tidak. Relay yang di gunakan adalah relay 24 volt. Relay di hubungkan pada PLC dan output relay di hubungkan pada sistem alat. Relay sebagai switch pada tegangan 220 volt untuk mixer dan valve sedangkan relay yang lain menghubungkan tegangan 24 volt dan 12 volt
2. Pengujian Sensor Photodiode
pasang pada rangkaian dan jika photodiode terkna halangan maka teganganya akan berbeda.
3. Pengujian Sensor Termostat
Sensor termostat di letakan pada panci untuk mengatur suhu panci. Sensor termostat bekerja pada range tertentu yaitu antara 50 – 70 derajat celcius. Dimana termostat dapat bekerja dengan baikdan teganganya sesuai.
4. Pengujian Pompa Minyak Zaitun
Pompa minyak zaitun bekerja memompa minyak dan mengalirkanya ke plan. Pompa bekerja dengan waktu tertentu untuk mengalirkan minyak . Besarnya aliran minyak berbanding lurus dengan banyaknya waktu yang di butuhkan untuk memompa minyak.
5. Pengujian Injeksi Krim Cleansing Milk
Pengambilan data injeksi krim cleansing milk adalah berupa keberhasilan data yang telah dilakukan sebagai media penyuntikan bahan cleansing milk yang merupakan bahan dasar dari pembuatan lotion.
6. Pengujian Motor DC sebagai Mixer
7. Analisis Keseluruhan
Pada tahap ini proses pengambilan data digunakan untuk menentukan keberhasilan program software dan juga hardware yang telah dibuat. Seberapa efektif kinerjanya, serta dapat ditentukan kelayakan program dalam menjalankan alat atau kerja mekanik alat pembuatan lotion ini dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian alat akan menghasilkan beberapa data yang memiliki ketidaksesuaian antara data yang diinginkan dengan kinerja alat yang sebenarnya akan dijadikan sebagai persentase keberhasilan sehingga dapat ditentukan kualitas kinerja alat dengan menggunakan persamaan:
𝑁𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
𝑁𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑥 100% = %𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
Keterangan:
Nkesalahan = jumlah keberhasilan yang terjadi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan hasil pengamatan, pengujian dan analisa dari perancangan alat yang telah dibuat, sehingga dapat diambil persentase keberhasialan alat pembuatan lotion ini serta dapat diketahui apakah alat sudah sesuai dengan yang diharapkan.
4.1 Hasil Pembuatan Alat
Adapun proses pengumpulan bahan, dasar teori, dan proses kerja yang telah dilakukan, sehingga “Rancang Bangun Alat Pembuatan Lotion Berbasis PLC” telah dibuat dan terdiri dari bagian-bagian proses kinerja alat.
Gambar 4.1 Valve Pengisi bahan Varian Sari Buah
Gambar 4.2 Penakar Bahan Sari Buah Menggunakan Sensor Photodiode
Selanjutnya bagian proses penakaran bahan sari buah dibuat dengan menggunakan wadah plastik yang tembus pandang sebagai wadah takaran lihat Gambar 4.2. Sebab metode penakaran sari buah bekerja dengan cara menempatkan hardware sensor photodiode dan laser di wadah takaran dengan menyesuaikan ketinggiannya. Tinggi sensor telah diukur berdasarkan komposisi bahan sari buah yaitu 100 gram sehingga didapatkan tinggi penempatan sensor 2 cm dari permukaan wadah takaran.
Gambar 4.3 Pengisi Bahan Cleansing milk Menggunakan Alat Injeksi
menginjeksi krim cleansing milk masuk ke dalam panci besar. Proses ini berlangsung dengan memberikan counter selama 120 kali.
Gambar 4.4 Pengisi Bahan Minyak Zaitun Menggunakan Pompa
Pada Gambar 4.4 adalah bagian proses pengisian bahan yaitu minyak zaitun dengan cara menggunakan pompa. Jenis pompa yang digunakan adalah pompa akuarium. Pompa bekerja dengan waktu selama 4 detik.
Gambar 4.5 Elemen Heater Sebagai Pemanas Air
Gambar 4.6 Pengaduk Lotion Menggunakan Motor Mixer
Pada Gambar 4.6 adalah bagian proses pengadukan (mixing) menggunakan motor DC 24 V. Motor bekerja sesuai waktu pengadukan selama 16 menit.
Gambar 4.7 Panel Tombol Start, Tombol Push Button, Tombol Reset, Tombol Aktifasi Manual dan Tombol Aktifasi PLC
aktifasi manual dan tombol aktifasi PLC. Dua tombol ini sebagai tombol pelengkap untuk memudahkan dalam proses pengambilan data.
Berikut ini adalah hasil pembuatan “Rancang Bangun Alat Pembuatan Lotion Berbasis PLC”.
Gambar 4.8 Hasil Pembuatan Plant
Hasil Perancangan sensor
Gambar 4.10 Hasil Perancangan Sensor Termostat
Gambar 4.11 Hasil Pembuatan Modul PLC OMRON CP1L
4.2 Pengalamatan Pada PLC 4.2.1 Alamat Input :
Tabel 4.1 Pengalamatan Bagian Input atau Masukan
Port PLC Address Name Keterangan
I:0.00 Tombol START
Tombol untuk memulai dan mengaktifkan heater
I:0.01 Tombol PB 1 Mengaktifkan valve sari buah timun I:0.02 Tombol PB 2 Mengaktifkan valve sari buah papaya
I:0.03 Tombol PB 3 Mengaktifkan valve sari buah bengkoang
I:0.04 INT TERMOSTAT Sensor suhu mengatur 50-70˚C, memerintahkan heater untuk ON/OFF I:0.07 INT PHOTODIODE Sebagai sensor Hi-Level
I:0.09 Tombol RESET Memberikan logika 0 atau reset
4.2.2 Alamat Relay Intenal :
Tabel 4.2 Pengalamatan Bagian Relay Internal (Output Internal)
Port PLC Address Name Keterangan
6.00 Relay Internal Pengalamatan untuk Relay / Output Internal berfungsi untuk menyimpan
data keluaran 6.01 Relay Internal
4.2.3 Alamat Output :
Tabel 4.3 Pengalamatan Bagian Output atau Keluaran
Port PLC Keterangan Aktifasi
Q:100.00 Konfigurasi Relay 1 OUT INJEKSI KRIM: Untuk memompa krim cleansing milk ke
dalam panci besar
Q:100.01 Konfigurasi Relay 2 OUT HEATER: Untuk memanaskan air
Q:100.02 Konfigurasi Relay 3 OUT POMPA: Untuk memopa minyak zaitun ke dalam panci besar Q:100.03 Konfigurasi Relay 4 OUT MOTOR MIXER: Sebagai
pengaduk atau pencampur Q:100.04 Konfigurasi Relay 5 OUT VALVE TAKARAN: Untuk
mengisi sari buah dari takaran ke dalam panci besar
Q:100.05 Konfigurasi Relay 6 OUT RELAY VALVE TIMUN: Untuk mengisi sari buah timun ke dalam
takaran
Q:100.06 Konfigurasi Relay 7 OUT RELAY VALVE PEPAYA: Untuk mengisi sari buah pepaya ke
dalam takaran
ke dalam takaran
4.3 Hasil Penelitihan
4.3.1 Hasil Pengujian Keluaran Photodiode dan Komparator
Indikasi : Mendeteksi ketinggian cairan.
Kriteria/Target : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.4 Kriteria Keluaran Komparator & Photodiode
Pemilihan
Tabel 4.5 Pengujian Keluaran Komparator & Photodiode
Pepaya 5,00 1,03 4,35 0,00 Sesuai
Bengkoang 5,00 1,42 4,35 0,00 Sesuai
4.3.2 Hasil Pengujian Kondisi Keluaran Sensor Photodiode
Indikasi : Saat sensor terhalang maka valve buah tertutup, dan valve takaran terbuka
Kriteria/Target : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.6 Kriteria Sensor Terhadap Valve
Percobaan
Tabel 4.7 Pengujian Keluaran Sensor Terhadap Valve Timun
1 Close Open Open Close Sesuai
2 Close Open Open Close Sesuai
3 Close Open Open Close Sesuai
4 Close Open Open Close Sesuai
Tabel 4.8 Pengujian Keluaran Sensor Terhadap Valve Pepaya
Perc.
1 Close Open Open Close Sesuai
2 Close Open Open Close Sesuai
Tabel 4.9 Pengujian Keluaran Sensor Terhadap Valve Bengkoang
1 Close Open Open Close Sesuai
2 Close Open Open Close Sesuai
3 Close Open Open Close Sesuai
4.3.3 Hasil Pengujian Termostat
Indikasi : Termostat sebagai sensor masukan PLC . Output sensor termostat dalam program berfungsi sebagai sensor yang diteruskan ke PLC untuk mengontrol Heater.
Kriteria : Dinyatakan Sesuai jika suhu antara 50 – 70 derajat celcius
Tabel 4.10 Pengujian Keluaran Sensor Termostat
4.3.4 Hasil Pengujian Injeksi Krim Cleansing milk
Jumlah counter yang di butuhkan untuk 480 gr krim = 480 : 4 = 120 counter
Indikasi : Counter bekerja dengan masukan push button. Saat push button di tekan maka counter akan memerintahkan injeksi untuk bekerja.
Kriteria : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.11 Kriteria Injeksi Krim
Percobaan ke Output Injeksi ( gram ) Hasil cacahan counter
Tabel 4.12 Pengujian Counter Pada Injeksi
4.3.5 Hasil Pengujian Pompa Minyak Zaitun
Indikasi : Pompa minyak untuk memompa minyak ke plant. Ukuran pompa minyak yang di gunakan sebanyak 96 gram. Pompa minyak akan aktif jika push button di tekan. Waktu yang di butuhkan untuk memompa minyak sebanyak 96 gram yaitu 4 detik.
Kriteria : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.13 Kriteria Pompa Minyak Zaitun
Percobaan ke Output Pompa Minyak ( gram)
Hasil Timer ( sekon )
Tabel 4.14 Pengujian Pompa Minyak Zaitun
4.3.6 Hasil Pengujian Motor Mixer
Indikasi : Untuk mengaduk plant. Mixer aktif jika counter selesai
menginjeksi , minyak selesai di pompa dan valve takaran menutup kembali. Mixer mengauk plant selama 15 menit sesudah itu mixer berhenti untuk mengaduk.
Kriteria : Proses mixing di katakan sesuai jika
Tabel 4.15 Kriteria Motor Mixer
Percobaan ke-N
Input tegangan
(Volt) Status
Tabel 4.16 Pengujian Motor Mixer
Percobaan ke-N
Input tegangan
(Volt) Status Keterangan
1 24,0 Aktif 15 menit Sesuai
2 24,0 Aktif 15 menit Sesuai
3 23,9 Aktif 15 menit Selisih 0,1 s
4 24,0 Aktif 15 menit Seuai
4.3.7 Hasil Pengujian Valve Buah
Tabel 4.17 Tabel Pengujian Valve
Nama Valve
Input tegangan
(Volt) AC Status Keterangan Valve 1
(Buah Bengkoang) 220 Aktif
4.4 Data Hasil Keseluruhan Penelitian
Dari data hasi uji dilakukan analisa keseluruhan alat untuk memperoleh hasil presentasi keberhasilan dan kesesuaian alat tugas akhir ini.
Kriteria : dikatakan sesuai jika
Tabel 4.18 Kriteria Uji Keseluruhan Alat
Termostat
Tabel 4.19 Analisis Sistem Keseluruhan
6 Sensor
Termostat - - - - √ - Sesuai
7 Tombol
Manual/PLC - - - √ - - Sesuai
8 Tombol RESET
Reset Reset Reset Reset Reset Reset Sesuai
Keterangan:
√ = Aktif
- = Tidak Aktif
4.5 Uji Keberhasilan Alat
4.5.6 Uji Keberhasilan Alat Untuk Sari Buah Bengkoang
Kriteria : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.20 Kriteria Sistem Keseluruhan Lotion Bengkoang
Percobaan ke
Terjadi
Endapan Warna
Terjadi Gumpalan
Tabel 4.21 Analisis Sistem Keseluruhan Lotion Bengkoang
4.5.7 Uji Keberhasilan Alat Untuk Sari Buah Pepaya
Kriteria : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.22 Kriteria Sistem Keseluruhan Lotion Pepaya
Tabel 4.23 Analisis Sistem Keseluruhan Lotion Pepaya
4.5.8 Uji Keberhasilan Alat Untuk Sari Buah Timun
Kriteria : Dikatakan sesuai jika
Tabel 4.24 Kriteria Sistem Keseluruhan Lotion Timun
Tabel 4.25 Analisis Sistem Keseluruhan Lotion Timun
Seberapa efektif kinerjanya, serta dapat ditentukan kelayakan program dalam menjalankan alat atau kerja mekanik alat pembuatan lotion ini dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian alat akan menghasilkan persentase keberhasilan sehingga dapat ditentukan kualitas kinerja alat dengan menggunakan persamaan :
𝑁𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
𝑁𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 𝑥 100% = %𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 24
24× 100 % = 100% Keterangan:
Nkesalahan = jumlah keberhasilan yang terjadi
Npercobaan = jumlah percobaan yang dilakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab kelima ini merupakan akhir dari laporan tugas akhir ini. Sesuai dengan laporan yang telah disusun berdasarkan bab-bab sebelumnya, ada beberapa kesimpulan dan saran untuk perbaikan dan pengembangan dimasa mendatang.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan sistem pengisihan, pemanasan, dan pencampuran bahan pembuat lotion berbasis PLC ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Perancangan dan pembuatan sistem kerja “Rancang Bangun Alat Pembuatan Lotion Berbasis PLC” telah dapat dibuat menggunakan:
- Sensor Photodiode digunakan untuk mendeteksi level ketinggian cairan
- Sensor termostat digunakan untuk mendeteksi kestabilan suhu air dan mengontrol heater (ON/OFF)
- Motor DC 24V digunakan sebagai penggerak mixer untuk pengadukan lotion dijalankan dengan timer PLC
2. Hasil kinerja alat yang telah dibuat yaitu dapat melakukan percobaan pemberian input sebanyak 24 kali percobaan sehingga didapatkan hasil presentase kinerja alat keseluruhan 100%.
5.2Saran
1. Dengan adanya tugas akhir rancang bangun alat pembuatan lotion ini juga dapat menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol sehingga sistem pengontrolannya dapat dikembangkan lagi. Seperti menambahakan sistem pengambilan lotion atau pengepakan lotion.
DAFTAR PUSTAKA
Beriyanto, Ota. 2011. Rancang Bangun Miniatur Batch Pencampuran Bahan Minuman Secara Otomatis Berbasis PLC Siemens S7-200(Bagian I). Tugas Akhir. Otommasi Sistem Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Divone, Peter. 2013. Semi-ContinuousManufacturing of Personal Care Liquids. Castelidefeis Spain: Unilever.
Febrianto, Satrio. 2015. Rancang Bagun Miniatur Pemilah dan Pengepakan Barang Secara Otomatis Berbasis PLC OMRON CP1L (Bagian I), Tugas Akhir. Otommasi Sistem Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Machines, Silverson. Solutions For Your Toughest Mixing Applications in Cosmetics. 355 Chestnut Street, East Longmeadow, MA 01028. [book on-line] tersedia www.silverson.com. Diakses pada tanggal 23 Juli 2016.