• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1 Pengertian jaringan

Jaringan komputer adalah suatu sistem dimana sejumlah komputer yang berbeda bisa bekerjasama dengan menghubungkan tiap komputer tersebut. (Tanenbaum, 2003), (p.2)

2.2 Perangkat jaringan 2.2.1 Hub

Hub merupakan tempat pertemuan berbagai paket; tempat terjadinya

aggregation. Dalam kaitannya sebagai peralatan, hub adalah sebuah

peralatan yang berfungsi sebagai multiport repeater. (CCNA Exploration1, 2007).

(2)

2.2.2 Repeater

Repeater adalah sebuah device yang mampu memperluas jangkauan suatu

jaringan. Repeater menerima sinyal yang lemah pada satu sisi, memperkuatnya, kemudian mengirimkannya melalui sisi yang lain. Repeater beroperasi pada Physical Layer M odel OSI. Repeater tidak memiliki kemampuan untuk mempelajari setiap sinyal yang dikirim. Repeater hanya memperkuat sinyal saja. (Hallberg, 2003), (p.70-71)

Gambar 2.2 Repeater

2.2.3 Bridge

Bridge menghubungkan dua segmen jaringan dan memiliki kemampuan untuk meneruskan paket dari satu segmen ke segmen lain bila paket tersebut memang harus diteruskan. Bridge digunakan untuk membagi jaringan. Brigde beroperasi pada Data Link Layer M odel OSI. (Hallberg, 2003), (p.73-74)

(3)

Gambar 2.3 Bridge

2.2.4 S witch

Switch adalah sebuah komponen jaringan yang melakukan filter, dan meneruskan paket sesuai dengan alamat tujuan pada setiap frame. Switch beroperasi pada Data Link Layer M odel OSI. (CCNA Exploration1, 2007)

Gambar 2.4 Switch

2.2.5 Router

Router beroperasi pada Network layer M odel OSI dan lebih cerdas dari

bridge dalam mengirim paket ke tujuan. Biasanya router menjadi sebuah

(4)

Gambar 2.5 Router

2.2.6 NIC

NIC (Network Interface Card) adalah sebuah alat yang dirancang untuk memampukan komputer berkomunikasi melalui jaringan. (CCNA Exploration1, 2007)

Gambar 2.6 NIC

2.3 Media transmisi

2.3.1 Guided Transmission Media 2.3.1.1 Twisted Pair

Twisted pair terdiri atas 2 kabel tembaga yang saling melilit seperti molekul DNA. Lilitan itu dimaksudkan agar radiasi kabel menjadi lebih sedikit. Contoh penggunaan twisted pair adalah pada sistem telepon.

(5)

Twisted pair mampu menjangkau beberapa kilometer tanpa penguat, tapi untuk jarak jauh, repeater dibutuhkan. Twisted pair mampu digunakan untuk transmisi sinyal analog maupun digital.

Bandwidth tergantung pada ketebalan kabel dan jarak, tapi mampu memberikan performa yang cukup dan biaya yang murah. Beberapa jenis twisted pair yaitu kategori 3, 5, 6 dan 7. Jenis kabel ini sering disebut UTP (Unshielded Twisted Pair). (Tanenbaum, 2003), (p.91-92)

Gambar 2.8 Twisted Pair

2.3.1.2 Coaxial Cable

Coaxial cable memiliki pembungkus yang lebih baik daripada twisted

pair, karena itu coaxial cable mampu menjangkau area yang lebih

luas dengan kecepatan yang lebih besar. Coaxial cable terdiri atas kabel tembaga kaku sebagai intinya, dibungkus oleh material penyekat, kemudian dilapisi oleh konduktor dan plastik. Coaxial cable banyak digunakan pada sistem telepon jarak jauh, kabel televisi dan metropolitan area networks. (Tanenbaum, 2003), (p.92)

(6)

Gambar 2.9 Coaxial Cable

2.3.1.3 Fiber Optic

Sistem transmisi optikal memiliki 3 komponen, yaitu sumber cahaya, media transmisi dan detektor. M edia transmisi tersebut adalah serabut kaca yang sangat tipis. Detektor menghasilkan sinyal elektrik bila terkena cahaya.

Kabel fiber optic mirip coaxial cable tanpa jalinan. Biasanya ditanamkan di bawah tanah atau dibiarkan begitu saja di dalam laut. (Tanenbaum, 2003), (p.93-94)

(7)

2.3.2 Wireless Transmission

2.3.2.1 Electromagnetic S pectrum

Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh James Clerk M axwell pada tahun 1865 dan diselidiki oleh Heinrich Hertz pada tahun 1887. Jumlah osilasi setiap detik pada gelombang disebut frekuensi (ƒ) dengan satuan Hz. Jarak antara 2 maxima atau minima disebut panjang gelombang (λ). Gelombang elektromagnetik memiliki kecepatan cahaya, yaitu kurang lebih 3 x 108 m/detik

Kebanyakan transmisi gelombang elektromagnetik menggunakan frekuensi yang kecil. Namun pada beberapa kasus frekuensi yang besar digunakan.

Pada frequency hopping spread spectrum, pemancar mengirimkan sinyal yang berpindah-pindah dari frekuensi yang satu ke frekuensi lainnya. Cara seperti ini populer digunakan untuk komunikasi militer. Sebagai contoh, 802.11 dan Bluetooth juga menggunakan ini.

Direct sequence spread spectrum popoler pada dunia komersial. Khususnya, beberapa second-generation mobile phone menggunakan ini, dan lebih dominan lagi pada third-generation. (Tanenbaum, 2003), (p.100-102)

(8)

2.3.2.2 Radio Transmission

Gelombang radio mudah dihasilkan, mampu menjangkau jarak yang jauh dan menembus bangunan dengan mudah. Gelombang radio banyak digunakan untuk komunikasi. Gelombang radio bersifat memancar ke semua arah dari sumbernya. Digunakan pada pemancar radio, seperti radio AM yang melangsungkan siaran menggunakan MF band. (Tanenbaum, 2003), (p.103)

2.3.2.3 Microwave Transmission

Gelombang mikro sulit menembus bangunan, tidak seperti gelombang radio. Gelombang mikro juga tergantung pada cuaca dan frekuensi. Gelombang mikro tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. Gelombang mikro digunakan untuk komunikasi telepon jarak jauh, mobile phones, dan distribusi televisi (Tanenbaum, 2003), (p.104-106).

2.3.2.4 Infrared and Milimeter Waves

Banyak digunakan untuk komunikasi jarak pendek, seperti remote

control pada televisi dan VCR. M udah dihasilkan, murah, namun

juga memiliki kekurangan, yaitu tak bisa menembus benda padat. Kekurangan ini bisa menjadi hal yang menguntungkan, misalnya sistem infrared pada suatu ruangan tak akan mengganggu sistem infrared lainnya pada ruangan lain. (Tanenbaum, 2003), (p.106-107)

(9)

2.3.2.5 Lightwave Transmission

Contoh aplikasinya yaitu menghubungkan LAN pada 2 bangunan dengan laser yang diletakkan di atap. Laser tak bisa menembus hujan atau kabut tebal, tapi bekerja dengan baik pada cuaca cerah yang tidak terlalu panas. (Tanenbaum, 2003), (p.107-108)

2.3.3 Communication Satellites 2.3.3.1 Geostationary S atellites

Pada tahun 1945, Arthur C. Clarke memperkirakan bahwa satelit pada ketinggian 35.800 km pada orbit khatulistiwa akan tampak tidak bergerak. Ia membuat sistem komunikasi dengan menggunakan satelit ini yang dinamakan geostationary satellites.

Satelit komunikasi buatan, Telstar, yang diluncurkan pada Juli 1962 telah membuat komunikasi satelit berkembang. Satelit-satelit ini sering disebut Satelit GEO (Geostationary Earth Orbit).

Perkembangan muncul lebih pesat dengan munculnya microstations yang disebut VSATs (Very Small Aperture Terminals). Pada sistem VSAT, microstation tak mampu berkomunikasi secara langsung dengan satelit lain. Oleh karena itu, perlu dibangun stasiun khusus di permukaan bumi untuk menangkap sinyal yang dikirimkan microstation. (Tanenbaum, 2003), (p.109-113)

(10)

2.3.3.2 Medium-Earth Orbit S atellites

Satelit-satelite M EO terletak pada ketinggian 5.000 km – 15.000 km di atas permukaan bumi. Satelit-satelit ini perlu dilacak keberadaannya, karena hanya membutuhkan sekitar 6 jam untuk mengorbit bumi dalam 1 kali putaran. Satelit-satelit ini tak digunakan dalam komunikasi. Contoh penggunaan satelit ini adalah GPS (Global Positioning System). (Tanenbaum, 2003), (p.113-114)

2.3.3.3 Low-Earth Orbit S atellites

Pada ketinggian yang lebih rendah lagi, terdapat satelit-satelit LEO. Karena jaraknya dengan bumi cukup dekat, stasiun yang berada di bumi tidak membutuhkan banyak sumber daya. Contohnya adalah Iridium dan Globalstar sebagai satelit komunikasi, dan Teledesic sebagai satelit untuk internet. (Tanenbaum, 2003), (p.114)

2.4 Topologi jaringan 2.4.1 Bus

Jaringan yang menggunakan topologi bus terdiri atas sebuah kabel yang panjang dan terhubung ke setiap terminal untuk menghubungkan setiap komputer (Bigelow, 2002), (p.23)

Kelebihan topologi bus :

(11)

b. M enggunakan kabel yang lebih sedikit dibandingkan dengan topologi lainnya.

c. Bekerja dengan baik untuk lingkungan jaringan yang kecil.

d. Tidak membutuhkan central device seperti hub, switch atau router.

Kekurangan topologi bus :

a. Kecepatan transmisi lambat karena kabel digunakan bersama oleh beberapa host.

b. M asalah sulit diidentifikasi dan diisolasi.

c. Kerusakan pada kabel melumpuhkan seluruh bagian jaringan. d. M embutuhkan terminator.

Gambar 2.11 Topologi Bus

2.4.2 S tar

Sebuah jaringan menggunakan topologi star jika semua komputer terhubung ke suatu titik pusat. Titik pusat adalah intermediary device yaitu hub. (Comer, 2004), (p.105-106)

Kelebihan topologi star :

(12)

b. M udah dibuat.

c. M asalah mudah diidentifikasi dan diisolasi pada sebuah host.

Kekurangan topologi star :

a. M embutuhkan lebih banyak kabel karena kabel dibutuhkan untuk setiap koneksi host dan central device.

b. M embutuhkan lebih banyak biaya karena adanya biaya tambahan untuk kabel dan penggunaan central device.

Gambar 2.12 Topologi Star

2.4.3 Ring

Topologi ring berasal dari topologi LAN peer-to-peer yang sederhana. Setiap workstation memiliki dua koneksi, masing-masing ke tetangga terdekatnya. Koneksi tersebut membentuk sebuah ring. Data dikirim tersebar ke seluruh ring. Setiap workstation berperan sebagai repeater, menerima dan merespon setiap paket yang datang. (Norton, 1999), (p.267)

(13)

Kelebihan topologi ring :

a. M embutuhkan kabel yang sedikit dan tentunya biaya yang lebih sedikit pula.

b. Tidak ada collision pada paket data.

Kekurangan topologi ring :

a. Hanya bisa bekerja satu arah.

b. Apabila ingin bekerja dua arah, membutuhkan kabel untuk membuat sebuah jalur ring lagi.

Gambar 2.13 Topolog Ring

2.4.4 Mesh

Setiap komputer memiliki koneksi ke semua komputer dalam topologi mesh. Topologi ini akan sesuai dengan hanya ada dua node. Untuk tiga atau lebih membutuhkan NIC yang terpisah untuk setiap komputer. (Bigelow, 2002), (p.27)

(14)

Gambar 2.14 Topologi M esh

2.5 Jenis-jenis jaringan

2.5.1 Local Area Networks

Local Area Networks lebih dikenal dengan sebutan LAN, yaitu jaringan milik pribadi dalam suatu bangunan atau kampus dan hanya mampu menjangkau sampai beberapa kilometer. (Tanenbaum, 2003), (p.16)

Gambar 2.15 LAN

2.5.2 Metropolitan Area Networks

Metropolitan Area Networks lebih dikenal dengan sebutan M AN, merupakan jaringan yang jangkauannya mencapai ukuran sebuah kota, contohnya seperti jaringan televisi kabel. (Tanenbaum, 2003), (p.18)

(15)

Gambar 2.16 M AN

2.5.3 Wide Area Networks

Wide Area Networks lebih dikenal dengan sebutan WAN, meliputi area yang sangat luas, biasanya mencapai ukuran negara atau benua. (Tanenbaum, 2003), (p.19-20)

Gambar 2.17 WAN

2.5.4 Wireless Networks

Wireless Networks berhubungan dengan cara menghubungkan

komponen-komponen sebuah komputer dengan menggunakan gelombang radio jarak dekat. (Tanenbaum, 2003), (p.21-25)

(16)

Gambar 2.18 Wireless Network

2.5.5 Internetworks

Internetworks merupakan sebuah kumpulan dari beberapa jaringan, dimana pengguna dari suatu jaringan bisa berkomunikasi dengan pengguna lain dari suatu jaringan yang berbeda dengan menggunakan gateways sebagai alat penghubung dan penerjemah, baik pada perangkat keras maupun lunak. (Tanenbaum, 2003), (p.25-26)

(17)

2.6 Model Referensi Jaringan 2.6.1 Model OS I

OSI merupakan singkatan dari Open Systems Interconnection, dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO) sebagai protokol berstandar internasional. (Tanenbaum, 2003), (p.37-41)

Gambar 2.20 M odel OSI OSI memiliki 7 layer, yaitu :

2.6.1.1 Physical Layer

Physical layer berfungsi untuk mengirimkan bit-bit pada saluran

komunikasi. Tugasnya adalah untuk memastikan bahwa data yang dikirim adalah benar.

2.6.1.2 Data Link Layer

Data link layer berfungsi untuk mengubah transmisi bit-bit menjadi sebuah garis yang bebas dari kesalahan-kesalahan transmisi ke network layer. Data link layer mengubah data masukan dari pengirim menjadi data frame dan mengirimkan frame-frame tersebut secara berurutan.

(18)

2.6.1.3 Network Layer

Network layer berfungs i untuk mengontrol operasi dari suatu subnet. Network layer menentukan berapa banyak paket yang dikirimkan dari suatu sumber ke tujuannya.

2.6.1.4 Transport Layer

Transport layer berfungsi untuk menerima data dari layer di atasnya, memecahkannya menjadi unit-unit yang lebih kecil bila diperlukan, mengirimkannya ke network layer dan memastikan bahwa unit-unit tersebut sampai dengan benar.

2.6.1.5 Session Layer

Session layer berfungsi untuk memampukan pengguna pada mesin

yang berbeda untuk membuat sessions. Sessions memberikan berbagai pelayanan, seperti dialog control (menyimpan data yang berhubungan dengan giliran untuk mengirim), token management (mencegah 2 pengguna untuk melakukan operasi yang besar pada saat yang sama), dan synchronization (menyimpan data transmisi yang panjang untuk melanjutkan transmisi kembali bila terjadi kerusakan).

2.6.1.6 Presentation Layer

Presentation layer berhubungan dengan syntax dan semantics dari data yang dikirim, mengatur struktur data untuk dipertukarkan

(19)

2.6.1.7 Application Layer

Application layer berhubungan dengan jenis-jenis protokol yang diperlukan oleh pengguna, seperti HTTP (Hypertext Transfer

Protocol) yang merupakan dasar dari World Wide Web.

Protokol-protokol aplikasi tersebut digunakan untuk file transfer, electronic mail, dan network news.

2.6.2 Model TCP/IP

Arsitektur baru model referensi dikembangkan untuk memiliki kemampuan menghubungkan banyak jaringan merupakan salah satu bagian dari model referensi TCP/IP. (Tanenbaum, 2003), (p.41-44)

Gambar 2.21 M odel TCP/IP

2.6.2.1 Application Layer

Application layer berhubungan dengan jenis-jenis protokol seperti virtual terminal (TELNET), file transfer (FTP) dan electronic mail (SM TP).

(20)

Virtual terminal memampukan pengguna pada suatu mesin untuk mengontrol dan bekerja dengan mesin lain yang jauh. File transport

protocol menyediakan fasilitas untuk memindahkan data dari suatu

mesin ke mesin lain. Electronic mail mirip seperti file transfer, tapi kemudian akan dikembangkan protokol tersendiri (SMTP).

2.6.2.2 Transport Layer

Transport layer berfungsi untuk memampukan pengirim dan penerima saling berkomunikasi, seperti pada transport layer O SI. Protokol-protokol yang ada pada transport layer adalah TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

TCP adalah protokol yang memerlukan koneksi, dapat diandalkan, memampukan aliran data untuk dikirim tanpa kesalahan melalui internet. TCP memecahkan aliran data yang akan dikirim menjadi beberapa paket yang lebih kecil dan mengirimkannya ke internet layer. TCP penerima akan mengatur paket-paket yang diterima menjadi aliran data kembali.

TCP juga memberikan flow control, agar pengirim yang lebih cepat tidak membanjiri penerima yang lebih lambat dengan paket-paket yang tidak bisa ditangani oleh penerima.

(21)

UDP adalah protokol yang tidak memerlukan koneksi, kurang dapat diandalkan, untuk aplikasi yang tidak menggunakan flow control TCP. UDP banyak digunakan untuk client-server type request-reply queries dan aplikasi yang lebih mementingkan pengiriman yang cepat dibandingkan dengan keakuratan data, seperti pengiriman video.

2.6.2.3 Internet Layer

Internet layer berfungsi untuk mengatur hosts yang mengirimkan paket-paket ke berbagai jaringan dan mengatur paket-paket tersebut sampai ke tujuannya. Paket-paket tersebut mungkin sampai dengan urutan yang berbeda, dimana nantinya layer yang lebih tinggi yang akan mengatur urutan paket-paket tersebut.

2.6.2.4 Network Access Layer

Network access layer juga biasa dikenal sebagai Link layer yang digunakan untuk memindahkan paket antara interface Internet layer pada dua host yang berbeda dalam sebuah link yang sama. Proses pengiriman paket yang diterima dari sebuah link dikendalikan oleh software device driver yang berupa firmware atau chipset khusus yang terdapat pada NIC. Software device driver kemudian akan bertindak sebagai fungsi datalink seperti menambahkan packet header (pembentukan frame) yang dipersiapkan untuk transmisi, dan mengirimkan frame tersebut melalui media fisik. TCP/IP model juga

(22)

melakukan translasi dari metode network addressing pada internet protocol ke data link addressing seperti Media Access control (MAC).

2.7 S tatic dan Dynamic Routing

Routing protocol digunakan oleh device yang bertindak sebagai router dan PC yang dijadikan router yang disebut dengan PC Router. Salah satu fungsi router dan PC router adalah menentukan jalur yang akan digunakan untuk meneruskan paket dari suatu jaringan ke jaringan lain. M ekanisme pengambilan keputusan tentang jalur untuk mengirimkan paket dikelola oleh routing protocol.

Routing merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengarahkan dan menentukan jalur yang akan dilewati paket dari satu device ke device yang berada di jaringan lain. Router dan PC router menentukan tentang jalur terbaik yang digunakan untuk meneruskan paket berdasarkan informasi yang terdapat dalam routing table. Informasi yang terdapat di dalam routing table dapat diperoleh melalui perantara administrator (secara manual mengisi routing table) atau melalui router atau PC router tetangga yang saling bertukar informasi routing table.

Static routing mudah digunakan dan tidak membutuhkan program routing tambahan. Kebanyakan host yang menggunakan static routing memiliki satu koneksi jaringan dan sebuah router yang menghubungkan jaringan tersebut langsung dengan internet. (Comer, 2004), (p.400)

(23)

Static routing memiliki beberapa keuntungan :

1. M eringankan kerja processor yang terdapat pada router atau PC router.

2. Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi (isi dari routing table) antar router atau PC router.

Kekurangan yang dimiliki oleh static routing antara lain :

1. Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap router atau PC router yang terhubung dengan jaringan.

2. Jika terdapat penambahan atau perubahan topologi jaringan, administrator harus mengubah isi routing table.

3. Tidak cocok pada jaringan besar yang menggunakan banyak router.

Dynamic routing digunakan pada koneksi jaringan yang sudah tidak sesuai untuk menggunakan static routing. Dynamic routing pada setiap router akan menjaga kestabilan dari setiap jaringan yang terdaftar pada setiap routing table mereka secara otomatis melalui informasi routing update. (Comer, 2004), (p.401)

Dynamic routing memiliki beberapa keuntungan :

1. Pengisian dan pemeliharaan routing table tidak dengan manual. 2. M emberikan kontrol lebih untuk jaringan yang besar.

3. M eminimalkan human error karena router dan PC router yang mengatur routing table.

(24)

Sedangkan kekurangan dynamic routing adalah :

1. Router dan PC router bekerja lebih banyak karena selain meneruskan paket juga menentukan jalur paket.

2. M enggunakan bandwidth untuk melakukan pertukaran informasi routing table.

2.8 BGP

BGP merupakan singkatan dari Border Gateway Protocol. BGP merupakan protokol yang digunakan antar Autonomous System (AS) dalam komunikasi jaringan (Exterior Gateway Protocol). BGP juga tidak memikirkan protokol apa yang digunakan pada jaringan dalam A S. (Black, 2000), (p.157-158)

BGP didesain untuk beroperasi pada TCP. M aka dari itu, administrator jaringan BGP tidak perlu memusingkan urutan penerimaan paket, segmentasi, dan sebagainya. M asalah-masalah tersebut ditangani oleh transport layer.

BGP beroperasi dengan membuat tabel AS. Tabel ini didapat dari routing information yang ditukarkan oleh router BGP pada AS. BGP menganggap Internet sebagai tabel A S yang diidentifikasi dengan AS Number(ASN).

Tujuan utama BGP adalah memperkenalkan publik di luar jaringan mengenai rute-rute yang dimiliki jaringan lokal. Dalam hal ini, AS bertindak sebagai jembatan untuk mencapai jaringan tertentu. (Rafiudin, 2004), (p.23-28)

(25)

BGP versi 4 mengacu pada RFC 1654 – 1994 : 1. M essage berukuran 19 hingga 4096 byte.

2. Tambahan atribut Local Preference dan A ggregator. 3. M endukung CIDR (Classless Inter-Domain Routing).

2.8.1 Autonomous S ystem

Autonomous System (A S) adalah kumpulan dari router di bawah pengawasan administrasi tunggal, sedangkan Autonomous System Number (ASN) adalah nomor unik yang mengidentifikasikan AS-A S. A SN diatur oleh ARIN dan penomoran tersebut tidak bisa dilakukan secara sembarang atau dikonfigurasi sendiri.

2.8.2 Karakteristik BGP

BGP memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. BGP merupakan path vector routing protocol yang selalu mengacu pada path terbaik yang didapat dari router BGP lain.

b. Semua routing table akan dikirim pada saat pertama kali. Update akan dikirimkan hanya untuk menambahkan atau mengurangi saja.

c. M enggunakan koneksi TCP pada port 179.

d. Koneksi dijaga secara periodik dengan mengirimkan pesan keepalive. e. Atribut-atribut BGP dapat dimodifikasi dan digunakan untuk

(26)

2.8.3 Jenis-jenis BGP 2.8.3.1 IBGP

Internal Border Gateway Protocol (IBGP) adalah sesi BGP yang terjalin antar router dalam sebuah AS yang sama (memiliki ASN yang sama). Biasa digunakan untuk memampukan router-router internal mengenali rute-rute dari luar jaringan lokal.

2.8.3.2 EBGP

External Border Gateway Protocol (EBGP) adalah sesi BGP yang terjalin antar router yang memiliki ASN dan sistem yang berbeda. EBGP memiliki aturan tersendiri dalam melakukan update dan berbeda dengan IBGP.

2.8.4 BGP Message

Sistem BGP mengirim empat jenis pesan : (Rafiudin, 2004), (p.36-37) a. Open Message

Open message akan ditukar antar sistem BGP untuk membuat koneksi BGP. Open message terdiri atas BGP header dan field-field berikut :

Version – nomor versi BGP saat ini adalah 4.

Local AS number – dikonfiguras i dengan statement autonomous

system.

Hold time – dikonfigurasi dengan statement BGP hold-time.

(27)

b. Update Message

Update message dikirim untuk melakukan pertukaran network reachability information. Update message terdiri atas BGP header dan field-field berikut :

Unfeasible routers length – Panjang field untuk mengumpulkan daftar rute-rute yang tidak lagi dipakai.

Withdrawn routes – Prefix alamat IP untuk rute-rute yang ditarik.

Total path attribute length – Panjang field yang mengumpulkan daftar path-path attribute untuk sebuah rute yang memungkinkan pencapaian tujuan.

Path attributes – Berisi properti dari rute.

Network layer reachability information – Prefix alamat IP untuk rute-rute yang di-advertise.

c. Keepalive Message

Keepalive message akan ditukarkan untuk menetapkan apakah koneksi mendapat masalah atau tidak lagi ada. Keepalive message hanya terdiri dari BGP header.

d. Notification Message

Notification message akan dikirim saat ada error terdeteksi. Setelah pesan terkirim, koneksi BGP akan ditutup. Notification message terdiri atas BGP header, error code dan subcode, juga data penjelasan error.

(28)

2.8.5 Atribut BGP

Dalam aplikasi BGP, atribut-atribut BGP akan berpengaruh pada pemilihan jalur terbaik. Selain itu, atribut-atritbut ini bisa dimodifikasi untuk manajemen traffic. (Rafiudin, 2004), (p.38-41)

a. Origin

Atribut ini digenerasikan oleh AS yang memulai hubungan routing information. Jika sumber berasal dari jaringan lokal atau menggunakan ASN yang terdaftar, penunjuk atribut ini adalah “i” untuk internal. Jika sumber berasal dari luar jaringan lokal, penunjuk atribut ini adalah “e” untuk eksternal. Jika didapat dari hasil redistribusi routing protocol lain, penunjuk atribut ini adalah “?”.

b. AS _Path

Atribut ini mengidentifikasi AS berdasarkan routing information yang dilepas dan dibawa dalam Update Message. Bila sebuah BGP Speaker menyebarkan rute yang telah dipelajari, ia akan memodifikasi atirbut ini berdasarkan lokasi BGP Speaker ke lokasi rute yang dikirim.

c. Next Hop

Atribut ini menjelaskan kemana selanjutnya paket diteruskan untuk menuju suatu lokasi.

(29)

d. Multiple Exit Discriminator (MED)

Atribut ini memberikan informasi kepada router di luar AS untuk mengambil suatu jalan tertentu untuk mencapai sumber pengirim.

e. Local Preference

Atribut ini digunakan untuk memberitahukan jalur-jalur yang sering dilalui kepada router-router BGP lainnya bila ada lebih dari dua jalan keluar dalam router tersebut.

f. Atomic Aggregate

Atribut ini ditambahkan apabila ada rute overlap pada salah satu peer yang memilih rute spesifik.

g. Aggregator

Atribut ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan ASN suatu router yang telah melakukan aggregation pada suatu rute.

2.8.6 Proses Penentuan Jalur

Proses penentuan jalur ada dua, yaitu yang pertama mengacu pada RFC 1655, sedangkan yang kedua mengacu pada aturan Cisco. (Black, 2000), (p.164-166)

(30)

Penentuan jalur yang mengacu pada RFC 1655 :

1. Jumlah AS. Jalur dengan jumlah AS paling sedikit adalah jalur yang lebih baik.

2. Policy. Jalur yang tidak menuruti policy tidak akan diambil.

3. Adanya AS tertentu yang memiliki masalah performa dan tidak dipilih.

4. Path origin. Jalur yang seluruhnya berasal dari BGP lebih baik dari

sebagian jalur yang berasal dari EGP lain atau lainnya.

5. AS path subset. Sebuah jalur A S yang merupakan bagian dari jalur A S yang lebih panjang untuk tujuan yang sama lebih dipilih dari jalur yang lebih panjang tersebut.

6. Link dynamic. Jalur yang stabil lebih dipilih dari yang kurang stabil.

Untuk aturan Cisco, Cisco menggunakan atribut tertentu yang disebut weight. Weight digunakan untuk mengontrol proses pemilihan jalur dan bisa berisi angka dari 0 sampai 65535. Jalur secara default berisi angka 32768 dan jalur lainnya berisi angka 0.

Penentuan jalur dengan aturan Cisco :

1. Tidak perlu memilih next hop yang tidak dapat diakses. 2. M emilih weight yang paling besar.

3. Jika nilai Weight-nya sama, maka rute dengan nilai Local Preference paling tinggi yang dipilih.

4. Jika nilai Local Preference sama, maka rute yang berasal dari dirinya sendiri yang dipilih.

(31)

5. Jika rute menuju suatu lokasi bukan berasal dari dirinya sendiri, maka rute dengan AS Path terpendek akan dipilih.

6. Jika nilai AS Path sama, maka rute dengan parameter Origin terendah akan dipilih. Urutan dari yang terendah menuju tertinggi adalah IGP, EGP dan Incomplete.

7. Jika atribut Origin sama, maka rute dengan nilai M ED paling rendah akan dipilih.

8. Jika nilai M ED sama, maka rute yang berasal dari sesi EBGP yang dipilih dibandingkan dengan sesi IBGP.

9. Jika sinkronisasi IBGP tidak aktif dan hanya ada jalur internal yang tersisa, maka rute dengan jarak terdekat ke tetangga yang dipilih.

10. M emilih rute dengan nilai BGP Router ID terendah.

2.9 Router Reflector

Router reflector menawarkan solusi untuk jaringan yang menggunakan topologi full mesh dan iBGP. Router reflector berfungsi sebagai titik pusat untuk semua router, sehingga tidak perlu lagi ada koneksi dari satu router ke semua router lainnya. Router lainnya disebut router reflector client. (Black, 2000), (p.172)

Router reflector beserta dengan client-nya membentuk sebuah cluster. Biasanya

pada satu cluster hanya terdiri atas sebuah router reflector. Untuk redundancy, dua atau lebih router reflector bisa dikonfigurasi pada sebuah cluster.

(32)

Gambar berikut ini akan mempermudah penjelasan.

Gambar 2.22 Jaringan tanpa Router Reflector dan dengan Router Reflector

Pada gambar di atas, AS 100 menggunakan koneksi yang terhubung satu sama lain ke router lainnya (mesh). Sedangkan AS 200 menggunakan sebuah router reflector dan tiga router sisanya sebagai router reflector client. Jumlah koneksi antar router berkurang drastis.

Router reflector akan mengirimkan update tergantung pada sumber pengirim update.

Update dari luar cluster akan dikirimkan ke semua client pada cluster.

Update dari dalam cluster akan dikirimkan ke semua client di luar dan di dalam cluster.

Update dari EBGP peer akan dikirimkan ke semua client di dalam dan di luar

cluster.

Apabila dalam sebuah AS terdiri atas beberapa cluster, maka setiap router reflector pada tiap cluster perlu dihubungkan satu sama lain seperti gambar berikut ini.

(33)

Gambar

Gambar 2.1 Hub
Gambar 2.2 Repeater
Gambar 2.5 Router
Gambar 2.11 Topologi Bus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sustainability Report dapat didefinisikan sebagai laporan yang tidak hanya memuat informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari

Menegakkan diagnosa vitiligo pada umumnya berdasarkan gambaran klinis yang khas yaitu adanya lesi depigmentasi berupa makula atau bercak bewarna putih, berbatas tegas dengan

Dalam volumetrik, penentuan zat dilakukan dengan cara titrasi yaitu suatu proses dimana larutan baku atau titran (dalam bentuk larutan yang diketahui konsentrasinya)

Perbedaan kelembaban diluar dan didalam arboretum disebabkan oleh adanya kondisi vegetasi di dalam arboretum menyebabkan penguapan terhambat sehingga kandungan air tidak

Peningkatan Dana Transfer mendukung perbaikan tingkat layanan publik di daerah : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat, kesenjangan tingkat kemiskinan antardaerah menurun. Namun

• BECN (Backward Explisit Congestion Notification) adalah bit yang diset oleh network Frame Relay yang bergerak menjauh dari frame yang menuju kesebuah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Keberadaan

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban untuk membayar pajak berhubungan erat dengan kualitas pelayanan terbaik yang diberikan aparat pajak kepada wajib