• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Aksi

Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan

Departemen Perlindungan Konsumen OJK

Jakarta, 18 September 2017

(2)

Agenda

01

02

Penjelasan Singkat

Dasar Hukum PK di Sektor Jasa Keuangan

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK)

Rencana Aksi Nasional Perlindungan Konsumen (RAN PK)

di Sektor Jasa Keuangan

(3)

Dasar Hukum PK di Sektor Jasa Keuangan

Tujuan OJK (UU OJK, Ps. 4)

Agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan :

a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel

b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan c. Mampu melindungi kepentingan

konsumen dan masyarakat

Lingkup PK (UU OJK, Ps. 28-31) a. Tindakan Pencegahan

Kerugian

b. Pelayanan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa c. Pembelaan Hukum d. Penyusunan Kebijakan OECD/G20 High-Level Principles on Financial Consumer Protection

World Bank Good Practices for Financial Consumer Protection

OECD World Bank

Ketentuan UU OJK yang berkaitan dengan aspek perlindungan

konsumen merupakan lex specialis derogat legi generalis terhadap UU Perlindungan Konsumen

Lex specialis

Transparansi

Perlakuan yang adil Keandalan

Kerahasiaan dan keamanan data/ informasi konsumen

Penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dan biaya terjangkau

UU Perlindungan Konsumen

UU No 8 / 1999

(4)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Penyusunan SPKK : mensinergikan upaya OJK dengan perlindungan konsumen oleh Pemerintah

01

Pilar 5

Strategi Nasional

Keuangan Inklusif

(Perpres No. 82/

2016)

02

Sistem Pengelolaan Pengaduan

Pelayanan Publik Nasional

(SP4N) melalui aplikasi LAPOR!

03

Sektor Jasa Keuangan merupakan salah

satu sektor prioritas Pemerintah dalam

Strategi Nasional Perlindungan

Konsumen (Stranas PK)

04

Amandemen UU No. 8

Tahun 1999 tentang

Perlindungan

Konsumen

(5)

FinTech Informasi asimetris Tingkat literasi & inklusi rendah Regulasi & kebijakan PK belum terintegrasi Maraknya penawaran investasi ilegal Perlindungan Konsumen Keuangan di Indonesia Penerapan pengawasan market conduct Keamanan data konsumen Cross-border transaction

Tantangan

Isu Strategis

(6)

AMANAH

UU OJK

ISU

STRATEGIS

TANTANGAN

SINERGI

PEMERINTAH

Strategi Perlindungan

Konsumen Keuangan

(7)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

(8)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Strategi Perlindungan

Konsumen Keuangan

2013 - 2027

Tahap I : Tahun 2013 s.d. 2017 PEMBANGUNAN (AWARENESS) Tahap II : Tahun 2018 s.d. 2022 PENGEMBANGAN

Tahap III : Tahun 2023 s.d. 2027

(9)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Target Pilar I

1

Tersedianya saluran komunikasi yang mudah diakses oleh konsumen dan masyarakat yang dapat

mendukung layanan konsumen dan meningkatkan literasi masyarakat

2

Terwujudnya penanganan pengaduan konsumen keuangan yang responsif dan efektif oleh LJK (IDR)

3

Tersedianya penyelesaian sengketa oleh LAPS (ADR) di SJK yang handal dan dapat dipercaya

4

Tersedianya sistem dan database perlindungan konsumen yang komprehensif

5

Terwujudnya peran OJK sebagai regulator yang aktif memonitor penanganan pengaduan konsumen

sekaligus melakukan analisis dan menyusun kebijakan perlindungan Konsumen secara berkelanjutan

Strategi Pilar I

1

Membangun sistem layanan konsumen keuangan terintegrasi OJK yang mudah diakses dan digunakan oleh konsumen dan masyarakat

2

Penyediaan regulasi dan/atau kebijakan terkait pelayanan pengaduan di SJK, baik melalui IDR dan EDR

3

Mewujudkan LAPS di SJK yang handal dan terpercaya

4

Membangun sistem informasi yang mendukungpelaksanaan perlindungan konsumen

5

Melaksanakan monitoring dan evalusasi penangana pengaduan konsumen sebagai bahan analisis dan perumusan kebijakan perlindungan konsumen

Pembangunan infrastruktur perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting untuk

segera disediakan mengingat OJK merupakan lembaga baru yang melayani langsung konsumen dan masyarakat di sektor jasa keuangan

Pilar I : Infrastruktur

(10)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Capaian Tahap I (2013 s.d 2017)

Pilar I : Infrastruktur

Saluran Komunikasi OJK (FCC Terintegrasi)

dengan fasilitas

Traceable

dan

Trackable

konsumen@ojk.go.id

Layanan di 35 KR/KOJK di Seluruh Indonesia

Internal Dispute Resolution

Lembaga Jasa Keuangan wajib memiliki dan

melaksanakan mekanisme pelayanan dan

penyelesaian pengaduan bagi konsumen

Unit kerja dan/atau fungsi pengaduan

Prosedur dan SDM yang kompeten

Penyampaian laporan penanganan pengaduan

setiap 3 bulan kepada OJK

(11)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Capaian Tahap I (2013 s.d 2017)

Pilar I : Infrastruktur

LAPS melakukan fungsi mediasi, ajudikasi dan arbitrase (penyelesaian di luar pengadilan)

Badan Mediasi & Arbitrase Asuransi

Indonesia

Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia

Badan Mediasi Dana Pensiun

Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa

Perbankan Indonesia Badan Arbitrase &

Mediasi Perusahaan Penjaminan Indonesia

Badan Mediasi Pembiayaan, Pegadaian, dan Ventura Indonesia

LAPS terbentuk sebelum OJK berdiri

LAPS yang beroperasi sejak 2016

• Aksesibilitas

• Independensi

• Keadilan

• Efisiensi dan efektivitas

(12)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Target Pilar II

1

Ketersediaan, pengembangan, dan penguatan regulasi dan/atau kebijakan perlindungan konsumen dan/atau masyarakat di SJK melalui pendekatan perilaku ekonomi (behavioural economic) dan penerapan prinsip-prinsip

perlindungan konsumen sesuai international best practice

2

Terwujudnya harmonisasi regulasi dan/atau kebijakan perlindungan konsumen dan/atau masyarakat di SJK, termasuk harmonisasi

pengaturan prudential conduct dan market conduct dengan tetap memperhatikan karakteristik

masing-masing sektor industri jasa keuangan

Strategi Pilar II

1

Penyusunan regulasi dan/atau kebijakan yang mendukung kegiatan literasi dan inklusi keuangan untuk memperkuat pengetahuan, pemhaman dan keyakinan masyarakat terhadap produk/layanan LJK

2

Menyusun regulasi dan/atau kebijakan yang mendukung pelayanan konsumen di SJK sekaligus memperkuat implementasi IDR dan ADR

3

Menyusun regulasi dan/atau kebijakan terkait pembelaan hukum perlindungan konsumen dan

mekanisme pengajuan gugatan perdata dari pihak yang menyebabkan kerugian pada konsumen dan/atau LJK

4

Menyusun regulasi dan/atau kebijakan terkait

pengawasan market conduct dan penyelarasannya ke dalam pengawasan prudential

5

Mengukur keberdayaan konsumen keuangan secara berkala untuk mengetahui kebermanfaatan penerapan regulasi atau kebijakan

• Sesuai amanah UU OJK, maka diperlukan regulasi dan kebijakan terkait perlindungan konsumen

• Perlindungan konsumen merupakan isu lintas sektoral sehingga membutuhkan upaya harmonisasi

Pilar II : Regulasi

(13)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Pilar II :

Regulasi

Capaian Tahap I (2013 s.d 2017)

POJK

Perlindungan

Konsumen Sektor

Jasa Keuangan

Lembaga Alternatif

Penyelesaian

Sengketa di SJK

Peningkatan literasi

dan Inkluisi

keuangan di SJK bagi

Konsumen dan/atau

masyarakat

SEOJK

Pelaksanaan Edukasi

Pelayanan dan

Penyelesaian Pengaduan

Konsumen pada PUJK

Penyampaian Informasi

dalam rangka Pemasaran

Produk dan/atau Layanan

Jasa Keuangan

Perjanjian Baku

Kerahasiaan dan

Keamanan Data

dan/atau Informasi

Pribadi Konsumen

Pedoman Penilaian

LAPS

Monitoring LAPS

(14)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Target Pilar III

1

Ketersediaan fungsi pengawasan market conduct

2

Ketersediaan sistem informasi yang mendukung pelaksanaan pengawasan market conduct

3

Sinergi dan kolaborasi pelaksanaan pengawasanmarket conduct dengan pengawasan prudential

4

Terciptanya pemahaman tentang pola perilakukonsumen keuangan (behaviuor pattern)

Strategi Pilar III

1

Penyiapan SDM yang akan melaksanakan fungsi pengawasan market conduct

2

Penyediaan sistem informasi untuk mendukung pengawasan market conduct

3

Mensinergikan pelaksanaan pengawasan dengan pengawasanprudential market conduct Memperkuat pengawasan sektor jasa keuangan yang saat ini telah dilakukan, dengan melengkapi pengawasan prudential yang selama ini telah dilakukan dengan pengawasan market conduct Pilar III :

Pengawasan Market Conduct

(15)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Capaian Tahap I (2013 s.d 2017)

Pilar III : Pengawasan Market Conduct

Self Assessment

• Proses pemantauan dan analisis perlindungan konsumen di SJK melalui pengisian kertas kerja oleh LJK

• Penilaian kertas kerja : 1. Pelaksanaan edukasi

2. Pelayanan dan penyelesaian pengaduan konsumen

3. Penyampaian informasi dalam rangka pemasaran produk atau layanan Perjanjian baku

4. Kerahasiaan dan keamanan data dan/atau informasi pribadu konsumen

Pemantauan Tematik

(

Thematic Surveillance

)

Pemantauan perlindungan konsumen melalui mystery shopping, customer testimony, indepth interview dengan tema :

Telemarketing • Kredit Union • Unitlink • Kredit mikro • Kredit pensiun • Kredit kendaraan • Kartu kredit

• Kredit Tanpa Agunan

• Iklan penawaran produk

• Perjanjian baku • IDR • Investasi ilegal

Framework

Pengawasan

Market Conduct

• Pengawasan tematik terhadap individual LJK sebagai kelanjutan hasil kegiatan mystery

shopping, customer testimony, indepth interview.

• Penilaian/pengukuran conduct risk terhadap LJK

(16)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Target Pilar IV

1

Terciptanya konsumen dan masyarakat yang cakap terhadap produk dan jasa keuangan

2

Terciptanya sikap dan perilaku keuangan konsumen dan masyarakat yang bijak

Strategi Pilar IV

1

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan masyarakat terhadap SJK serta

pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap SJK

2

Mendorong masyarakat untuk memiliki tujuan dan

perencanaan keuangan serta meningkatkan kemampuan pengelolaan masyarakat

• Masih rendahnya tingkat literasi keuangan (29,66%) dan inklusi keuangan (67,82) di Indonesia

• Maraknya penawaran produk keuangan yang tidak berijin dan berpotensi merugikan masyarakat

Pilar IV : Edukasi & Komunikasi

(17)

Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan

Capaian Tahap I (2013 s.d 2017)

Pilar IV : Edukasi & Komunikasi

TAHUN INDEKS LITERASI INDEKS INKLUSI

2013 21,84% 59,74%

2016 29,66% 67,82%

Kampanye Edukasi OJK

sikapiuangmu.ojk.go.id

Upaya Inklusi OJK

Simolek

Buku Seri Literasi Keuangan untuk SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

Buku Perencanaan Keuangan

untuk Ibu Rumah Tangga,

(18)

Strategi Nasional Perlindungan Konsumen (Stranas-PK)

(19)

Strategi Nasional Perlindungan Konsumen (Stranas-PK)

35%

Tingkat literasi

konsumen sektor

jasa keuangan

Tersedianya sistem informasi

terpadu OJK untuk konsumen

keuangan

60%

Penyelesaianpengaduan

sektor jasa keuangan

sesuai dengan SLA

Target Perlindungan Konsumen Sektor Prioritas Tahun 2017-2019, Sektor Jasa Keuangan

Kondisi /capaian saat ini

29,66% (survei 2016)

http://sikapiuangmu.ojk.go.id

& PELAKU

(20)

RAN PK Sektor Jasa Keuangan Tahun 2017

(1)

Pilar 1

Efektivitas Peran Pemerintah

No Sasaran Kegiatan Keluaran

1 200 anggota Badan Penyelesaian Sengketa (BPSK) dan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di Sektor Jasa Keuangan (SJK) telah mengikuti pendidikan dasar dan/atau mediator

Sertifikasi mediator, ajudikator dan/atau arbiter LAPS SJK

40 anggota LAPS SJK mendapatkan sertifikat

2 Pemetaan kesesuaian regulasi dan

kebijakan pada 3 (tiga) sektor prioritas

dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Pemetaan kesesuaian regulasi di

sektor jasa keuangan, perumahan, jasa

telekomunikasi dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen

3 (tiga) laporan hasil

pemetaan

3 26 kali peningkatan efektivitas koordinasi antar lembaga

Pertemuan anggota Working Group Sektor Jasa Keuangan terkait Layanan

Konsumen

2 kali pertemuan

Pertemuang anggota Working Group LAPS SJK

12 kali pertemuan 4 Penguatan 1.315 orang SDM perlindungan

konsumen di bidang pengawasan

Pelatihan Pengawas Market Conduct 100 calon pengawas Market Conduct

(21)

RAN PK Sektor Jasa Keuangan Tahun 2017

(2)

Pilar 3

Peningkatan Kepatuhan Pelaku Usaha

No Sasaran Kegiatan Keluaran

1 30% tingkat literasi konsumen sektor jasa keuangan

Meningkatnya literasi keuangan masyarakat

2% kenaikan tingkat literasi

2 Sistem Informasi terpadu OJK untuk konsumen keuangan

Pengembangan Sistem Informasi

Terpadu OJK untuk Konsumen Keuangan (PELAKU)

Pengembangan dan Uji Coba Sistem Informasi Terpadu OJK

3 40% Penyelesaian pengaduan sektor

jasa keuangan sesuai denganService Level Agreement(SLA)

Penerapan Standar Internal Dispute

Resolution (IDR) secara optimal di seluruh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK)

40% kasus diselesaikan sesuai

SLA

Penguatan peran unit kerja penanganan pengaduan pada PUJK

Pembentukan unit kerja penanganan pengaduan di seluruh sektor jasa keuangan dan monitoring unit kerja penanganan pengaduan di sektor perbankan, asuransi dan pembiayaan

(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

Secara prinsip, data/dokumen dan informasi pada aplikasi SIMPAN didapat melalui proses inputing data yang dilakukan secara mandiri oleh Tenaga Ahli dengan menggunakan

Hasil uji post hoc juga menunjukkan ada perbedaan dan pengaruh yang signifikan antara praktik pengelolaan usahatani nanas terhadap manfaat program Sertifikasi

Besarnya manfaat keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam suatu kota atau kawasan menjadikan taman-taman kota di beberapa kota di Indonesia menjadi tempat

kandang kuda. Kuda merupakan alat transportasi utama pada masa lalu. Maka dari itu bagi masyarakat zaman dulu satu rumah biasanya memiliki paling tidak satu

Syukur Alhamdulillah segala puji syukur hanya milik Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat, Hidayah serta Inayahnya sehinnga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

Dengan itu, diharapkan kajian ini boleh dilanjutkan untuk melihat pengaruh antara kedua-dua pemboleh ubah ini iaitu gaya kepimpinan guru besar dan tekanan kerja

PIHAK KEDUA wajib menyerahkan hasil pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 kepada PIHAK KESATU dalam bentuk Laporan Akhir hasil pekerjaan yang harus memenuhi persyaratan

Sebagai perusahaan yang kegiatan usaha utamanya bergerak di bidang pertunjukan film (bioskop), Perseroan turut berkontribusi dan memiliki tanggung jawab sosial, tidak