• Tidak ada hasil yang ditemukan

dikembangkan dan diperhatikan. Marti dalam Sundayana (2013) mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari matematika,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dikembangkan dan diperhatikan. Marti dalam Sundayana (2013) mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari matematika,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA KARTU KWARTET TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN AJARAN 2014/2015

Maulidta Andriningrum, Kriswandani, S.Si., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Email: andri.ningrum58@gmail.com

Abstrak

Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah dan benar. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh pembelajaran dengan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015 dan 2) pengaruh pembelajaran dengan media kartu kwartet terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dlam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX E (29 siswa) yang akan diberikan perlakuan dengan menggunakan media kartu kwartet dan kelas IX C (30 siswa) yang tidak diberi perlakuan penggunakan media kartu kwartet. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian angket untuk mengukur motivasi belajar dan tes pilihan ganda untuk mengukur kemampuan siswa. Desain dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group design dengan kondisi awal yang seimbang. Hasil penelitian diperoleh: 1) tidak ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 dan 2) tidak ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014.

Kata Kunci: media pembelajaran, kartu kwartet, motivasi belajar, hasil belajar matematika

PENDAHULUAN

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah, karena matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa dan diperlukan untuk mempelajari matematika pada tingkat selanjutnya (Mustamin, 2010). Matematika sangat bermanfaat dan tidak pernah lepas dari pelajaran yang lain maka pembelajaran matematika sudah sewajarnya

(2)

2

dikembangkan dan diperhatikan. Marti dalam Sundayana (2013) mengungkapkan bahwa kebanyakan siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari matematika, sehingga siswa kurang berminat untuk mendalami pelajaran matematika dan menyebabkan hasil belajar matematika rendah. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan agar kemampuan siswa menjadi lebih baik (Yuberti, 2012).

Motivasi merupakan unsur utama dalam kegiatan pembelajaran, jika tidak ada motivasi pada diri siswa maka kegiatan pembelajaran hanya akan berpusat pada guru karena tidak adanya kemauan pada diri siswa yang akhirnya proses belajar yang berlangsung tidak memiliki dampak apapun terhadap hasil belajar siswa (Nursangaji, 2013). Motivasi belajar merupakan suatu kekuatan (power motivation), daya dorong alat pembangun ketersediaan dan keinginan yang kuat dalam diri seseorang untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku yang dilihat dari beberapa aspek, baik aspek kognitif, aspek afektif dan aspek pskikomotorik (Suhana, 2010). Motivasi belajar mendorong dan mengarah minat belajar untuk mencapai sebuah tujuan (Yamin, 2011). Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan perilaku siswa di sekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009), faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah cita-cita atau aspirasi, kemampuan, kondisi lingkungan dan unusur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Motivasi belajar dapat dimunculkan dengan penggunaan berbagai media pembelajaran (Rosnita, 2012)

Media merupakan alat pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar materi pelajaran dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa (Sundayana, 2013). Menurut Sanjaya (2006), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu: 1) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara, 2) media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja, tidak mengandung unsur suara, seperti foto, lukisan, gambar dan

(3)

3

berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis, 3) media audiovisual, yaitu jenis media selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, slide suara. Oleh karenanya, penggunaan media sangat bermanfaat untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Husni, 2012). Salah satu bentuk media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media kartu kwartet. Kartu kwartet adalah sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar yang dari kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. ). Penggunaan media sangat bermanfaat untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Media pembelajaran digunakan untuk membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran (Setiyorini, 2012).

Selain berdampak pada motivasi belajar media juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah sehingga hasil belajar siswa menjadi semakin baik. Menurut Arikunto (2006) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes pada setiap akhir pelajaran (Dimyati, 2006). Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya. Hasil belajar dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu: 1) faktor internal (faktor dalam diri siswa), 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa).

Kenyataan yang terjadi saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Bringin ditemukan dalam hal motivasi belajar pada diri siswa untuk menguasai pembelajaran dan mendapatkan hasil yang lebih baik belum seperti yang diharapkan oleh para guru dikarenakan belum adanya penggunaan media pembelajaran. Hal ini didukung dengan hasil wawancara pada tanggal 14 Juli 2014 dengan Ibu Bekti Handayani, S. Pd selaku guru matematika kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015

(4)

4

mengungkapkan bahwa motivasi dan hasil belajar siswa rendah dikarenakan sebagian siswa memiliki kemampuan yang kurang, saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak memperhatikan, mereka lebih suka bermain dan bercerita sendiri dengan teman sebelahnya, bahkan siswa juga kurang aktif, sehingga siswa tidak memahami materi yang dipelajari pada saat pembelajaran berlangsung yang mengakibatkan hasil ulangan harian siswa masih kurang optimal. Beliau juga mengungkapkan mungkin karena tidak menggunakan media pembelajaran siswa menjadi seperti itu, beliau ingin menggunakan media pembelajaran akan tetapi waktu pembelajaran hanya sedikit dan materi yang harus diberikan kepada siswa banyak. Hal tersebut dapat dilihat dari niali rata-rata Ujian Kenaikan Kelas siswa SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015 adalah 43,47.

Kurangnya motivasi belajar dan belum optimalnya hasil belajar matematika di SMP Negeri 1 Bringin dan mengkaji teori motivasi belajar, hasil belajar serta media kartu kwartet serta melihat hasil penelitian tentang penggunaan media kartu kwartet, maka dilakukanlah penelitian pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bringin tentang pembelajaran dengan menggunakan media katu kwartet. penggunaan media ini akan diterapkan pada siswa SMP kelas IX. Diharapkan penelitian ini dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat memotivasi dan mengoptimalkan peran serta siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dilakukan suatu penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Dengan Media Kartu Kwartet Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semster 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran dengan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015; 2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran dengan media kartu kwartet terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang Semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015.

(5)

5 METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu (Quasi Eksperimental), Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi Eksperimental digunakan pada kenyataan yang sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan penelitian (Sugiyono, 2010). Desain dalam penelitian ini adalah randomized control group pretest-pascatest (budiyono, 2003). Penelitian ini menggunakan 2 kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan berupa pembelajaran tanpa menggunakan kartu kwartet dan kelas eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan kartu kwartet. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling dan diperoleh kelas IX C dan IX E sebagai sampel. Kelas IX E sebagai kelas eksperimen dan kelas IX C sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa kelas IX E adalah 29 siswa, sedangkan jumlah siswa kelas IX C adalah 30 siswa yang terdiri dari 13 siswa.

Teknik pengumpulan datadalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, tes dan angket. Instrumen yang digunakan adalah angket motivasi belajar dan tes hasil belajar. Pada instrumen angket motivasi belajar berupa 31 pernyataan yang disusun berdasarkan indikator, yaitu: durasi belajar, sikap terhadap belajar, frekuensi belajar, konsistensi belajar, kegigihan dalam belajar, loyalitas dalam belajar, achievement dalam belajar dan visi dalam belajar. pengisian angket berdasarkan skala Likert dimana pernyataan-pernyataan yang diajukan dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju. Sebelum digunakan dilakukan validitas isi oleh para ahli, validitas butir dengan KR 20 dan reliabilitas. Pada instrumen tes hasil belajar berupa 20 soal pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban yang disusun berdasarkan indikator, yaitu: mengidentifikasi dua bangun datar yang sebangun, menghitung

(6)

6

panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun yang sebangun, mengidentifikasi dua bangun datar yang kongruen dan menghitung panjang sisi yang belum diketahui dari dua bangun datar yang kongruen. Sebelum digunakan dilakukan validitas isi oleh para ahli, validitas butir dengan KR 20, taraf kesukaran dan reliabilitas.

Pada uji kemampuan awal dan uji hipotesis menggunakan independent sample t-test untuk taraf signifikan 5%, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan uji Shaphiro-Wilk dan homogenitas menggunakan Levene. Uji normalitas dan homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseimbangan sampel. Diperoleh hasil kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen, berdistribusi normal dan memiliki kemampuan awal yang sama.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis awal dan akhir yang dilakukan adalah analisis diskriptif dan analisis inferensial pada angket motivasi belajar.

Hasil Analisis Deskriptif Angket Motivasi Belajar Siswa

Kelas Awal Akhir

N Minimum Maxsimum Mean Minimum Maxsimum Mean

kontrol 30 105 136 121,23 30 72 103 eksperimen 29 110 152 125,62 29 75 118

Pada tabel di atas diketahui bahwa hasil analisis awal diperoleh nilai tertinggi dan terendah dari 30 siswa kelas kontrol berturut-turut adalah 106 dan 105 sedangkan nilai tertinggi dan terendah dari 29 siswa kelas eksperimen berturut-turut adalah 136 dan 152. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 125,62 lebih rendah dari kelas eksperimen yang mencapai 121,23. Hasil analisis akhir diperoleh nilai tertinggi dan terendah dari 30 siswa kelas kontrol berturut-turut adalah 103 dan 72 sedangkan nilai tertinggi dan terendah dari 29 siswa kelas eksperimen berturut-turut adalah 118 dan 75. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 88,00 lebih rendah dari kelas eksperimen yang mencapai 92,32.

Uji normalitas angket motivasi belajar diperoleh nilai signifikan motivasi belajar siswa awal kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah 0,570 dan 0,179. Untuk motivasi belajar siswa akhir diperoleh nilai signifikan 0,570 dan 0,179 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut

(7)

7

masing-masing berasal populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas

Awal Akhir

Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol .970 29 .570 .966 29 .466 eksperimen .950 29 .179 .942 29 .111

Hasil uji homogenitas awal dengan uji Levene’s Test for Equality of Variances menghasilkan nilai signifikan 0,955 > 0,05. Hal ini berarti kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama atau homogen. Analisis uji beda rata-rata yang digunakan adalah uji independent sample t-test. Berdasarkan uji homogenitas, maka independent sample t-test yang digunakan adalah independent sample t-test untuk varian homogen (Equal variances assumed) uji ini menghasilkan nilai signifikan 0,063 > 0,05. Hasil uji homogenitas akhir diperoleh nilai signifikan kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0,880> 0,05 sehingga dapat dikatakan kedua kelas homogen. Analisis uji beda rata-rata yang digunakan adalah uji independent sample t-test. Berdasarkan uji homogenitas, maka independent sample t-test yang digunakan adalah independent sample t-test untuk varian homogeny (Equal variances assumed) uji ini menghasilkan nilai signifikan 0,078 > 0,05. Hal ini menunjukkan kedua sampel memiliki kemampuan yang seimbang, sehingga dapat disimpulkan kedua data tersebut memiliki rata yang sama. Hasil uji homogenitas dan uji beda rata-rata angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Uji Homogenitas dan Uji Beda Rata-rata Angket Motivasi Belajar Siswa

Awal Akhir

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means Sig. t df Sig. (2-tailed) Sig. t df Sig. (2-tailed) Equal variances assumed .955 -1.894 57 .063 .880 -1.797 57 .078

Berdasarkan analisis diskriptif dan analisi inferensial maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh motivasi belajar siswa dengan menggunakan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian

(8)

8

yang dilakukan Kusmanuji (2013), yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dibutuhkan waktu yang tidak singkat dan harus didorong pada minat, sikap dan perhatian siswa.

Pretest yang diambil dari penelitian ini adalah nilai Ulangan Kenaika Kelas (UKK) kelas VIII sedangkan hasil belajar diambil dari tes setelah diberi perlakuan.

Hasil Analisis Deskriptif Pretest dan Hasil Belajar

Kelas Pretest Hasil Belajar

N Minimum Maxsimum Mean Minimum Maxsimum Mean

kontrol 30 2.75 5.75 4.1900 6.67 100.00 58.8889 eksperimen 29 2.00 6.50 3.7672 6.67 93.33 55.1724

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada pretest diperoleh nilai tertinggi dan terendah dari 30 siswa kelas kontrol berturut-turut adalah 5,75 dan 2,75 sedangkan nilai tertinggi dan terendah dari 29 siswa kelas eksperimen berturut-turut adalah 6,50 dan 2,00. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 4,19 lebih tinggi dari kelas eksperimen yang mencapai 3,76. Hasil belajar diperoleh nilai tertinggi dan terendah dari 30 siswa kelas kontrol berturut-turut adalah 100,00 dan 6,67 sedangkan nilai tertinggi dan terendah dari 29 siswa kelas eksperimen berturut-turut adalah 93,33 dan 6,67. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 58,89 lebih tinggi dari kelas eksperimen yang mencapai 55,17. Untuk hasil belajar diperoleh nilai tertinggi dan terendah dari 30 siswa kelas kontrol berturut-turut adalah 100,00 dan 6,67 sedangkan nilai tertinggi dan terendah dari 29 siswa kelas eksperimen berturut-turut adalah 93,33 dan 6,67. Nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 58,89 lebih tinggi dari kelas eksperimen yang mencapai 55,17.

Berdasarkan uji normalitas pretest diperoleh nilai signifikan pretest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah 0,445 dan 0,076 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut masing-masing berasal populasi yang berdistribusi normal sedangkan uji normalitas hasil belajar, bahwa nilai signifikan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah 0,214 dan 0,120. Hasil belajar diperoleh nilai signifikan kelas kontrol dan kelas eksperimen berturut-turut adalah 0,214 dan 0,120 sehingga dapat

(9)

9

disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel tersebut masing-masing berasal populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dari pretest dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Uji Normalitas Pretest dan Hasil Belajar Kelas

Pretest Hasil Belajar

Shapiro-Wilk Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol 0.965 29 0.445 0.953 29 0.214 eksperimen 0.935 29 0.076 0.943 29 0.120

Hasil uji homogenitas awal dengan uji Levene’s Test for Equality of Variances menghasilkan nilai signifikan 0,599 > 0,05. Hal ini berarti kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama atau homogen. Analisis uji beda rata-rata yang digunakan adalah uji independent sample t-test. Berdasarkan uji homogenitas, maka independent sample t-test yang digunakan adalah independent sample t-test untuk varian homogen (Equal variances assumed) uji ini menghasilkan nilai signifikan 0,092 > 0,05. Hasil uji homogenitas akhir diperoleh nilai signifikan kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 0,646> 0,05 sehingga dapat dikatakan kedua kelas homogen. Analisis uji beda rata-rata yang digunakan adalah uji independent sample t-test. Berdasarkan uji homogenitas, maka independent sample t-test yang digunakan adalah independent sample t-test untuk varian homogeny (Equal variances assumed) uji ini menghasilkan nilai signifikan 0,564 > 0,05. Hal ini menunjukkan kedua sampel memiliki kemampuan yang seimbang, sehingga dapat disimpulkan kedua data tersebut memiliki rata yang sama. Hasil uji homogenitas dan uji beda rata-rata pretest dan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Hasil Uji Homogenitas dan Uji Beda Rata-rata Pretest dan Hasil Belajar Siswa

Pretest Hasil Belajar

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means Sig. t df Sig. (2-tailed) Sig. t df Sig. (2-tailed) Equal variances assumed 0.599 1.716 57 0.092 0.646 0.580 57 0.564

(10)

10

Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang tanpa diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan media kartu kwartet sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet terhadap hasil belajar siswa. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiyorini (2012) yang mengatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu kwartet berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pertemuan (jam pelajaran) dalam penelitian, penelitian hanya dilakukan empat kali pertemuan dimana setiap pertemuan berlangsung 80 menit, saat berdiskusi siswa lebih asyik bermain dan berbicara sendiri dengan teman satu kelompok.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan media kartu kwartet menjadi lebih menyenangkan karena media kartu kwartet merupakan sebuah permainan kartu bergambar yang berkelompok. Siswa melakukan pembelajaran dengan senang hati, semangat belajar siswa menjadi lebih baik. Meskipun tidak memberikan pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar setidaknya melalui media kartu kwartet dapat menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media kartu kwartet terhadap motivasi belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang dan tidak terdapat pengaruh penggunaan media kartu kwartet terhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bringin Kabupaten Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiyono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

(11)

11

Hanafiah, Nanang dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Kamil, Suharno dan Karsono. 2013. Penggunaan Media Permainan Kartu Kwartet Dalam Upaya Peningkatan Pemahaman Mteri Wayang Kulit Purwa. Jurnal FKIP PGSD UNS.

Mustamin, Hasmiah. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Asesmen Kinerja. Jurnal

Sanjaya, Wina. 2006. Stretegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Grup.

Setiyorini, Indah dan Husni Abdullah. 2012. Media Permainan Kartu Kwartet pada Mata Pelajaran IPS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal PGSD FIP Univeersitas Negeri Surabaya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sundayana, Rostina. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta. Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tinjauan Yuridis Mengenai Pengelolaan Flight Information Region (FIR) Kepulauan Natuna dan Riau

Seterusnya untuk menjadikan pelajar yang berkecerdasan tinggi ini lebih meningkat dalam matapelajaran mereka, guru juga memainkan peranan yang penting kerana

Metode observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara cermat. Kalau pengamatan tidak memenuhi prosedur dan aturan yang jelas, tidak

Interaksi persaingan perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Cina melalui TPP dan RCEP di kawasan Asia Pasifik disebabkan upaya penyeimbangan kekuatan ( balance of

undangan, surat pengantar, surat pengumuman, surat edaran, surat kuasa, surat panggilan, surat peringatan, surat tugas, surat perintah, surat instruksi, surat keputusan, surat

Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan dalam menunjang penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini

kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan evaluasi

Hasil tersebut menunjukkan bahwa implementasi LKS IPBA berbasis inkuiri terbimbing pada tema global warming berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam merancang