• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DI DESA PAJJUKUKANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DI DESA PAJJUKUKANG KECAMATAN BONTOA KABUPATEN MAROS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

14

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI

(KADARZI) DI DESA PAJJUKUKANG KECAMATAN BONTOA

KABUPATEN MAROS

Lydia Fanny1,Iin Octavia2, Nursalim2,Asmarudin Pakhri2

1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2

Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

Abstract

Background: KADARZI is a family that has been practicing good nutrition behavior and correct according to the rules of nutrition, can recognize nutritional problems that exist in the family, is able to identify the potential of the family / environment, and be able to conduct a follow-up to address the nutritional problems that exist based on their potential. Objective: This study aims to determine of the level of knowledge of mothers about nutrition conscious family (KADARZI) in the Village District of Bontoa Pajjukukang Maros. Methods: This research is descriptive. Samples were children under the age of 6-24 months in the Village District of Bontoa Pajjukukang Maros as many as 33 people were selected by purposive sampling. Data on knowledge about nutrition conscious family (KADARZI) were collected using interviews with the respondents (maternal samples) with a questionnaire and a test using the iodine content of salt iodine test.

Results: The results showed that the picture of the mother's knowledge about weighing less by 16 respondents (48.5%) and 17 respondents (51.5%) classified as good. Knowledge on exclusive breastfeeding mothers were less by 25 respondents (75.8%) and 8 respondents (24.2%) classified as good. For mother's knowledge about foods that are less diverse as many as 24 respondents (72.7%) and 9 respondents (27.2%) either. Mother's knowledge about iodized salt which is less by 29 respondents (87.9%) and 4 respondents (12.1%) either. And the mother's knowledge about vitamin A supplementation were less by 28 respondents (84.8%) and 5 respondents (15.2%) either. Conclusion: The conclusion of this research is the knowledge of mothers regarding the weighing is generally quite good, knowledge about exclusive breastfeeding mothers, varied food, iodized salt and KVA are generally lacking.

Suggestion: It is suggested to provide information about nutrition conscious family (KADARZI), either directly or indirectly from the relevant officers.

Keywords: Knowledge, KADARZI

PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Kesehatan 2005-2009 mempunyai 4 sasaran pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 20%. Untuk mempercepat pencapaian sasaran ada 4 strategi utama, yaitu 1) menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat; 2)

meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; 3) meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, dan 4) meningkatkan pembiayaan kesehatan. Dari empat strategi yang telah direncanakan maka ditetapkan 17 sasaran, diantaranya yaitu seluruh keluarga menjadi keluarga sadar gizi (KADARZI) (Depkes, 2007).

(2)

15 KADARZI merupakan keluarga yang

telah mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu gizi, dapat mengenali masalah gizi yang ada dalam keluarga, mampu mengidentifikasi potensi yang dimiliki keluarga/lingkungan, serta mampu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah gizi yang ada berdasarkan potensi yang dimilikinya (Depkes, 2000).

Agar program KADARZI dapat terlaksana, ada beberapa aspek yang perlu dicermati.Salah satu aspek di tingkat keluarga yaitu pengetahuan dan kepercayaan.KADARZI berupaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar dapat mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggota (Depkes, 2007).

Berdasarkan hasil survey PSG dan KADARZI Sulawesi Selatan tahun 2009, penimbangan berat badan balita yaitu 65.1%, pemberian ASI eksklusif yaitu 40.7%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A yaitu 71.15%, balita yang mengkonsumsi lauk hewani yaitu 72.65% dan konsumsi sayur/buah yaitu 63.7%, serta keluarga yang menggunakan garam beryodium yaitu 71.1%. Pada hasil survey PSG dan KADARZI, Kabupaten Maros untuk penimbangan balita yaitu 72.1% (2010) dan 62.5% (2009), pemberian ASI eksklusif yaitu 70.6% (2010) dan 76.9% (2009), balita yang mengkonsumsi lauk hewani yaitu 92.1% (2010) dan 84.8% (2009), balita yang mengkonsumsi sayur/buah yaitu 85.2% dan 88.3%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A yaitu 77.8% (2010) dan 69.8% (2009) serta keluarga yang mengkonsumsi garam beryodium 74.9% (2009) dan 67.2% (2010) (Depkes, 2010).

Hasil penelitian Nadimin tahun 2009 di Kabupaten Bulukumba, keluarga yang melakukan pemantauan berat badan balita secara teratur masih dibawah standar yaitu 61.9% sedangkan target cakupan penimbangan balita menurut Depkes (2007) adalah 80%, balita yang mendapatkan ASI eksklusif masih sangat rendah yaitu 63.8% sedangkan menurut Depkes (2007) target pemberian ASI eksklusif minimal adalah 80%, balita yang mendapatkan kapsul vitamin A masih rendah yaitu 73.5% karena belum mencapai target nasional yaitu 90%, balita yang mengkonsumsi makanan beranekaragam sudah mendekati angka yang ditargetkanyaitu 77.6%sedangkan angka yang ditarget oleh pemerintah menurut Depkes (2007) adalah

80%, dan Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium masih rendah yaitu 64.2% sedangkan target nasional adalah 90% .

Hasil penelitian Nurul Aini tahun 2010 di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, penimbangan secara teratur pada balita 87.2%, pemberian ASI eksklusif 76.8%, keanekaragaman makanan yang dikonsumsi 86.2%, pengguna garam beryodium 75.7%, pemberian kapsul vitamin A 61.7% serta cakupan KADARZI di Kecamatan Bontomarannu yaitu 33.7% dan tidak KADARZI yaitu 66.3%.

Hasil penelitian Nirma Idris tahun 2010 di Desa Baliase Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara, jumlah balita yang ditimbang secara teratur yaitu 89.3%, keluarga yang memberikan ASI eksklusif 83.3%, keanekaragaman makanan yang dikonsumsi 94.0%, penggunaan garam beryodium 90.5%, dan pemberian kapsul Vitamin A pada balita 84.3% serta cakupan KADARZI di Kecamatan Bontomarannu yaitu 38.1% dan tidak kadarzi yaitu 61.9%.

Secara nasional menurut Riskesdas tahun 2010, prevalensi gizi buruk yaitu 5.4% (2007) menjadi 4.9% (2010).Bayi umur 0 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 39.8%.Bayi berumur 5 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 15.3%.Hasil presentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif mengalami penurunan dengan meningkatnya kelompok umur.Penimbangan berat badan yang dilakukan ≥4 kali yaitu 49.9%.Pemberian kapsul vitamin A umur 6-59 bulan yaitu 69.8% (Balitbangkes, 2010).

Hasil Riskesdas 2013, pemberian ASI saja umur 6 bulan yaitu 30.2%.Pemantauan pertumbuhan dilakukan ≥4 kali 44.6%.Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium yaitu 73.2% dan pemberian kapsul vitamin A yaitu 75.5%.Tahun 2007 secara nasional, Maros termasuk kabupaten/kota yang mempunyaipersentase Balita yang ditimbang rutin terendah yaitu (0.5%)(Balitbangkes, 2013).

Hasil Praktek Belajar Lapangan di Kota Maros Desa Pajukukang bahwa pada umumnya pendidikan ibu tamat SD sebanyak 59.1%, ibu yang tamat SMP sebanyak 13.6%, dan ibu yang tamat SMA sebanyak 6.8%.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti telah melakukan penelitian mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang

(3)

16

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros.

METODE PENLITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai pengetahuan ibu tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) di Desa Pajjukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Waktu penelitian pada bulan maret 2014.

Sampel adalah anak balita umur 6 – 24 bulan di Desa Pajjukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros, sedangkan responden adalah ibu balita sebanyak 35 orang. Dengan kriteria: Keluarga yang memilki anak balita umur 6-24 bulan, Tidak dalam keadaan sakit, Keluarga memiliki balita umur 6-24 bulan, Penduduk tetap di wilayah pengumpulan data dasar, Bersedia menjadi responden, Anak dan ibu dalam kondisi sehat, dan tidak meninggalkan tempat selama pengumpulan data.

Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling yaitu salah satu teknik pengumpulan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah menggunakan lembar kuesioner dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara terhadap responden dengan instrumen kuesioner dan tes kadar yodium garam menggunakan iodine test.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden

Tabel 01

Distribusi Data Demografi Ibu di Desa Pajjukukang

Pekerjaan Ibu n %

Ibu rumah Tangga 33 100.0

Pendidikan Ibu n % tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA perguruan tinggi 1 16 8 7 1 3.0 48.5 24.2 21.2 3.0 Hubungan Dengan Balita n % ibu kandung ibu tiri 32 1 97.0 3.0 Total 33 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa pekerjaan ibu pada umumnya bekerja sebagai Ibu rumah tangga 33 orang (100%), dengan pendidikan tamat SD dan perguruan tinggi 16 orang (48.5%) dan 1 (3.0%).

Tabel 02

Distribusi Data Demografi Ayah di Desa Pajjukukang Pekerjaan Ayah n % PNS/TNI/Polri karyawan swasta pedagang(barang campuran/sayuran/ikan) pengusaha(hasil bumi/kerajinan/makanan) petani pemilik(tambak/padi) buruh(tambak/tani/bangunan/ tukang kayu/tukang batu) nelayan sopir/tukang ojek 1 1 1 1 4 11 12 2 3.0 3.0 3.0 3.0 12.1 33.3 36.4 6.1 Pendidikan Ayah n % tidak tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA perguruan tinggi 2 19 8 3 1 6.1 57.6 24.2 9.1 3.0

Hubungan Dengan Balita n %

Ayah Kandung 33 100.0

Total 33 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwapekerjaan suami sebagaian besar nelayan sebanyak 12 orang (36.4%), dengan pendidikan tamat SD dan perguruan tinggi 19 orang (57.6%) dan 1 orang (3.0%).

Tabel 03

Distribusi Data Jumlah Anggota Keluarga di Desa Pajjukukang Jumlah Anggota Keluarga n % 3 4 5 6 7 8 9 11 3 7 9 5 4 1 2 2 9.1 21.2 27.3 15.2 12.1 3.0 6.1 6.1 Total 33 100.0

(4)

17 Berdasarkan hasil pengumpulan data

diketahui jumlah anggota keluarga pada umumnya yang mempunyai 5 anggota keluarga sebanyak 9 keluarga (27.3%).

Tabel 04

Distribusi Data Jumlah Anak<5 Tahun di Desa Pajjukukang

Jumlah anak <5 Tahun n %

1 2 3 24 7 2 72.7 21.2 6.1 Total 33 100.0

Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui keluarga yang mempunyai jumlah anak <5 tahun sebanyak 1 orang yaitu 24 keluarga (72.7%).

Karakteristik Sampel

Tabel 05

Distribusi Data Jenis Kelamin Anak di Desa Pajjukukang Jenis Kelamin n % Laki-laki Perempuan 15 18 45.5 54.5 Total 33 100.0

Dari data yang dikumpulkan responden umumnya memiliki anak yang berjenis kelamin sebagai laki-laki 15 orang (45.5%) dan yang berjenis kelamin sebagai perempuan yaitu 18 orang (54.5%).

Pengetahuan Ibu tentang Penimbangan Balita

Tabel 06

Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Penimbangan Balita di Desa Pajjukukang

Pengetahuan Ibu Tentang

Penimbangan Balita n % kurang baik 16 17 48.5 51.5 Total 33 100.0

Berdasarkan pengumpulan data pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang baik sebanyak 17 orang (51.5%), dan kurang sebanyak 16 orang (48.5%).

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

Tabel 07

Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Desa Pajjukukang

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif

n % kurang baik 25 8 75.8 24.2 Total 33 100.0

Berdasarkan pengumpulan data pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif yang baik sebanyak 8 orang (24.2%), dan kurang sebanyak 16 orang (75.8%).

Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Beraneka ragam

Tabel 08

Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Konsumsi Balita >6 Bulan di Desa Pajjukukang

Pengetahuan ibu

tentang konsumsi balita >6 bulan n % kurang baik 24 9 72.7 27.2 Total 33 100.0

Berdasarkan pengumpulan data pengetahuan ibu tentang konsumsi balita >6 Bulan yang baik sebanyak 9 orang (27.2%), dan kurang sebanyak 24 orang (72.7%).

Pengetahuan Ibu Tentang Garam Beryodium

Tabel 09

Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Garam Beryodium di Desa Pajjukukang

Pengetahuan Ibu Tetang Garam Beryodium n % Kurang Baik 29 4 87.9 12.1 Total 33 100.0

Berdasarkan pengumpulan data pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang baik sebanyak 4 orang (12.1%), dan kurang sebanyak 29 orang (87.9%).

(5)

18

Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A

Tabel 010

Distribusi Data Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Kapsul Vit. A di Desa Pajjukukang

Pengetahuan Ibu Tetang Pemberian Kapsul Vit A n % Kurang Baik 28 5 84.8 15.2 Total 33 100.0

Berdasarkan pengumpulan data pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang baik sebanyak 5 orang (15.2%), dan kurang sebanyak 29 orang (84.8%).

PEMBAHASAN

Pengetahuan Penimbangan Balita

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros bahwa pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang kurang sebanyak 16 orang (48.5%) yang tidak mengetahui tujuan penimbangan setiap bulan dan yang baik 17 orang (51.5%). Hasil tersebut berbanding terbalik dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh Nadimin (2009) di Kabupaten Bulukumba yang menujukkan bahwa keluarga yang melakukan pemantauan pertumbuhan balita secara teratur sebanyak 61.9% dan yang tidak melakukan sebanyak 38.1%.

Salah satu penyebab masih kurangnya kesadaran ibu untuk untuk mengetahui pentingnya penimbangan setiap bulan karena pengetahuan yang sangat minim. Meskipun, antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi secara langsung yang telah lama dikenal. (Aritonang, 2010).

Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terdapat 25 orang (75.8%) ibu yang masih kurang yang tidak mengetahui manfaat ASI Eksklusif dan terdapat 8 orang (24.2%) yang tergolong baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Winda (2013), yang menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif yang baik sebanyak 51,5%.

Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, dipengaruhi banyak hal.Diantaranya rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif (Riksani, 2012).

Pengetahuan Tentang Makanan beraneka ragam

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros mengenai pengetahuan tentang makanan beraneka ragam terdapat 24 orang (72.7%) pengetahuan kurang mengenai berapa kali seharusnya anak diberikan buah dalam seminggu dan 9 orang (27.2%) yang tergolong baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nadimin (2010) di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan yang menyatakan bahwa keluarga yang memberikan makanan yang beraneka ragam sebanyak 25%.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada umumnya keluarga yang memberikan makanan yang beraneka ragam masih tergolong kurang baik.Hal ini didukung dengan kurangnya pengetahuan dan informasi yang diperoleh ibu.

Pengetahuan Tentang Garam Beryodium

Garam yang beryodium adalah garam yang mempunyai kandungan yodium dengan kadar yang cukup (>30 ppm KIO3). Garam beryodiumsangat perlu dikonsumsi oleh keluarga karena zat yodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan pada anak-anak, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok (Depkes RI, 2005 dalam Anonim, 2013).

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang garam beryodium terdapat 29 orang (87.9%) ibu yang kurang yang tidak mengetahui penyebab kekurangan yodium dan 4 orang (12.1%) ibu yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asriansyah di Desa Karang Intan Kabupaten Banjar(2011), pengetahuan ibu yang tergolong baik sebanyak 18.75%, kategori cukup sebanyak 70.31% dan kategori kurang sebanyak 10.94%.

(6)

19

Pengetahuan Tentang Kapsul Vitamin

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Pajjukukang Kabupaten Maros mengenai pengetahuan ibu tentang kapsul vitamin A terdapat 28 orang (84.8%) ibu yang tergolong kurang yang tidak mengetahui cara mencegah gangguan kesehatan mata akibat kekurangan vitamin A dan 5 orang (15.2%) ibu yang tergolong baik. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustyani (2012) di Polindes Singosari Mojosongo Boyolali yang menyatakan bahwa 20.5% pengetahuan ibu tentang vitamin A tergolong baik, 64.4% tergolong cukup baik dan yang kurang sebanyak 15.1%.

Sering kali kebutuhan Vitamin A tidak terpenuhi dengan makan sehari-hari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian Vitamin A dosis tinggi 100.000 SI (kapsul biru) untuk balita umur 6-11 bulan dan Vitamin A dosis tinggi 200.000 SI (kapsul merah) untuk balita umur 12-59 bulan. Pemberian Vitamin A dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus dan dapat diperoleh di posyandu maupun puskesmas (Depkes RI, 2007).

Pengetahuan ibu mengenai Kapsul Vitamin A dapat membantu dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia. Oleh karena itu, pengetahuan ibu tentang Kapsul Vitamin A perlu di tingkatkan dengan maksimal, baik dalam bentuk penyuluhan dan pendekatan oleh Pemerintah.

KESIMPULAN

1. Pengetahuan ibu tentang penimbangan balita yang kurang sebanyak 16 responden (48.5%) dan tergolong baik sebanyak 17 responden (51.5%). 2. Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif

yang kurang sebanyak 25 responden (75.8%) dan yang tergolong baik sebanyak 8 responden (24.2%).

3. Pengetahuan ibu tentang makanan beranekaragam yang kurang sebanyak 24 responden (72.7%) dan yang tergolong baik sebanyak 9 responden (27.2%).

4. Pengetahuan ibu tentang garam beryodium yang kurang sebanyak 29 responden (87.9%) dan yang tergolong baik sebanyak 4 responden (12.1%). 5. Pengetahuan ibu tentang pemberian

kapsul vitamin A yang kurang sebanyak

28 responden (84.8%) dan yang tergolong kurang sebanyak 5 responden (15.2%)\

SARAN

1. Bagi petugas kesehatan di Desa Pajukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai pentingnya Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).

2. Petugas kesehatan di Desa Pajukukang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros sebaiknya memperbanyak informasi pentingnya ASI Eksklusif, garam beryodium, makanan beranekaragam dan vitamin A.

3. Memberikan motivasi kepada ibu agar lebih aktif mencari informasi baik kepada mahasiswa kesehatan, petugas kesehatan atau pegawai setempat agar menambah pengetahuan mengenai Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).

DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, dkk. (2013). Pengantar Gizi

Masyarakat. Jakarta; Kencana

Predana Media Group.

Agustyani TF, (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Pada Balita Di Polindes Singosari Mojosongo Boyolali.

http://digilib.stikeskusumahusada.ac. id/download.php?id=184 (diakses, 2 Juli 2014).

Almatsier S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anonim, (2013). KADARZI Keluarga Sadar Gizi.

http://www.psychologymania.com/20 13/01/keluarga-sadar-gizi.html (diakses, 24 Oktober 2013).

Arisman, (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: Penerbit EGC.

Aritonang, (2010). Menilai Status Gizi. Yogyakarta : Penerbit Leukita. Asriansyah, (2011). Gambaran Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang

Penggunaan Garam Beryodium Di

Desa Karang Intan Kecamatan

Karang Intan Kabupaten Banjar. http://profilasriansyah.blogspot.com/

(7)

20

search/label/By%20%3A%20Asrians yah (diakses, 2 Juli 2014).

Balitbangkes. (2007). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Balitbangkes. (2010). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Balitbangkes. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Nasional 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes, RI (2000). Pedoman Distribusi Kapsul

Minyak Beryodium. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes, RI (2007). Pedoman Operational Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes, RI (2007). Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes, RI (2010). Laporan Survei PSG dan

KADARZI Sulsel. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes, RI. (2000). Pedoman Kampanye

Keluarga Mandiri Sadar Gizi

(KADARZI). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Khamzah N. (2012). Segudang Keajaiban ASI

Yang Harus Anda Ketahui.

Jogjakarta: Penerbit Flashbooks. Molilo, WF. (2013). Gambaran Pengetahuan

Ibu Tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sudiang Raya Kota Makassar. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Makassar. Nadimin. (2009). Gambaran Keluarga Sadar

Gizi (KADARZI) dan Status Gizi

Anak Balita di Kabupaten

Bulukumba. Media Gizi Pangan ; Volume IX. Edisi I, Januari – Juni

2010. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar.

Nadimin. (2010). Hubungan Keluarga Sadar Gizi Dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Takalar. Media Gizi Pangan ; Volume X. Edisi 2, Juli – Desember 2010. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar. Nirma I. (2010). Gambaran Keluarga Sadar

Gizi (KADARZI) di Desa Baliase Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar.

Nurul A. (2010). Gambaran Umum Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di Kecamatan

Bontomarannu Kabupaten Gowa.

Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Gizi Politeknik Makassar.

Poltekkes, Makassar (2013). Laporan Hasil Praktek Belajar Lapangan 2013. Makassar: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar. Prasetyono DS. (2012). Buku Pintar ASI

eksklusif pengenalan, praktik, dan kemanfaatan-kemanfaatannya. Jogjakarta: penerbit DIVA Press. Riksani R. (2012). Keajaiban ASI (Air Susu

Ibu). Jakarta Utara : Penerbit Dunia Sehat.

Suharjo, (2003). Berbagai Cara Penelitian Gizi. Bogor : Bumi Aksara.

Sulistyoningsih H. (2011). Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Graha Ilmu.

Supariasa, dkk. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit EGC.

UNICEF, (2006). For Every Child Health, Education, Equality, Protection

ADVANCE HUMANITY.

www.unicef.org/indonesia/id/Overvie w_Country_History_A_CHRONOLO GICAL_SUMMARY_Bhs_Indo.pdf sejarah unicef pdf (diakses, 10 Februari 2014).

World Health Organization, (2004). Defisiensi Vitamin A dan Akibatnya. Jakarta: Penerbit EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah, ingin mengetengahkan motif hias pada pelipit bagian bawah dan atas,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi dan demografi wanita kawin di Provinsi Jambi kaitannya dengan pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi

Proyeksi peningkatan dan optimalisasi lahan dengan tujuan untuk menambah nilai tambah pendapatan dilakukan dengan melanjutkan pembuatan master plan Wisata Agro

Penelitian ini berfokus pada upaya untuk mengungkapkan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa SMP, sebagai dampak dari penggunaan pembelajaran

Tesis Pengaruh Asosiasi Merek Berdasarkan Fungsi ..... ADLN - Perpustakaan

Dalam satu bulan keuntungan atau laba setiap produsen variatif karena setiap produsen memiliki sales dan pemasaran yang besar kecil cakupannya berbeda-beda. Ada sebagian

Pada hakikatnya, segala konten yang dibagi dalam akun anonim Lambe Turah hanya sebagai informasi yang menjelaskan foto dan atau video, namun karena objek yang

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak selalu bermain dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Dan dalam proses pengenalan potensi dan perkembangan diri sering