• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undangundang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita Nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undangundang"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Cita-cita Nasional Bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 adalah berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan Nasional dengan dibentuknya pemerintahan adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut, diperlukan adanya sistem administrasi negara yang terencana dan tertata dengan baik dan berkesinambungan. Administrasi negara merupakan salah satu dari proses pemerintah menjalankan pemerintahan dalam mencapai tujuan organisasi ke arah yang lebih baik untuk perkembangan kemajuan negara dan bangsa. Agar sistem administrasi negara berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, maka dibutuhkanlah administrator-administrator yang mampu menjalankan proses pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini administrator-administrator tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil.

Penyelenggaraan pemerintahan memerlukan orang-orang yang selalu mampu untuk melaksanakan tugas dan kewajiban serta tanggung jawabnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan secara berdayaguna dan berhasilguna. Undang-undang No.8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.43 Tahun 1999 yang dalam penjelasannya menyatakan bahwa kelancaran

(2)

penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat bergantung kepada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil.

“Pegawai Negeri Sipil merupakan Sumber Daya Aparatur Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil di Indonesia dirasakan semakin penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam upaya mencapai tujuan nasional yaitu mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi.”

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam suatu organisasi. Pemanfaatan MSDM secara efektif merupakan jalan bagi suatu organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kekuatan organisasi ditentukan oleh orang-orang yang mendukung organisasi tersebut, baik pada tingkat Top, Middle, maupun Lower.

Pada dasarnya organisasi bukan saja mengharapkan MSDM yang mampu, cakap, dan terampil, namun yang terpenting mereka mau bekerja giat berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan dalam MSDM tidak ada artinya bagi organisasi, jika Sumber Daya Manusianya sendiri tidak mau bekerja dengan keras menggunakan kemampuan, kecakapan, dan ketrampilan yang dimilikinya. Apabila manusia tersebut bekerja secara profesional sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang mampu menciptakan prestasi kerja, maka organisasi akan mencapai tujuannya dan akan berkembang pesat. Ini berarti diperlukan adanya suatu prestasi kerja yang baik agar tujuan organisasi tercapai dengan baik pula.

(3)

“Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan dalam bentuk produk /jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok”.

“Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance. Pada prinsipnya, ada istilah lain yang lebih menggambarkan pada “prestasi” dalam bahasa Inggris yaitu kata “achievement”. Tetapi karena kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti “mencapai”, maka dalam bahasa Indonesia sering diartikan menjadi “pencapaian” atau “apa yang dicapai”.

Menurut Sadili Samsudin (2010:159) prestasi kerja adalah :

“Prestasi kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang , unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.

Rahmanto (Samsudin,2010:163) menyebutkan mengenai prestasi kerja atau kinerja yaitu : “Prestasi kerja atau kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi, dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan”.

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa prestasi kerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dihasilkan/dicapai oleh seseorang/kelompok untuk seseorang/kelomkpok lain dengan menggunakan kemampuan yang ada dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi dengan hasil yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Agar dapat mencapai hasil yang diharapkan dengan baik, maka pegawai harus memiliki prestasi kerja yang tinggi. Untuk itu, setiap organisasi harus selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja yang tertanam pada diri setiap pegawainya. Sebagaimana kondisi yang ada di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon yang diharapkan terciptanya suatu prestasi kerja yang baik dalam tugas dan pekerjaannya diantaranya yakni dalam pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), yang tak lain adalah untuk mendapat hasil kerja yang diharapkan dan mencapai prestasi kerja yang baik.

(4)

Agar prestasi kerja tercapai dengan baik maka diperlukan adanya suatu dorongan, dorongan itu tak lain adalah motivasi. Beberapa pengertian motivasi seperti di bawah ini :

Pengertian motivasi menurut Hasibuan (2008:95) yaitu :

“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Pengertian motivasi menurut Wayne F. Cascio (Hasibuan,2008:95) yaitu :

“Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseoramg untuk memuaskan kebutuhannya (misalnya : rasa lapar, haus, dan, bermasyarakat)”.

Menurut Sondang P. Siagian (Purnomo Soleh,2004:36) yaitu :

“Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga, dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa motivasi adalah pendorong agar seseorang memiliki kegairahan dalam melakukan suatu kegiatan dengan senang dan mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi kerja dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi kerja sehingga melebihi prestasi kerja normal. Hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih giat. Inilah yang perlu dilakukan oleh Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon sebagai Top Management, dimana diharapkan adanya motivasi dari camat

(5)

kepada para pegawainya agar para pegawai mampu manghasilkan suatu prestasi kerja yang baik. Bila dalam bekerja para pegawai tidak diberi motivasi oleh camat, mungkin kegiatan pekerjaan akan berkurang, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya prestasi kerja para pegawai. Agar prestasi kerja tercapai, maka motivasi harus selalu dilakukan secara berulang-ulang.Pegawai-pegawai termasuk camat di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon adalah aparatur pemerintah yang bekerja untuk kepentingan rakyat atau warga dalam urusan administrasi negara di wilayah Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara sementara yang dilakukan penulis di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, didapat keterangan bahwa dalam pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) menemukan adanya masalah. Pembuatan KK dan KTP yang seharusnya 14 hari kerja sudah bisa menghasilkan antara 15 sampai 20 lembar KK dan KTP, namun pada kenyataannya hanya menghasilkan antara 3 sampai 5 KK dan KTP saja. Hal ini bisa dikatakan bahwa pegawai-pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon belum mampu menghasilkan prestasi kerja yang baik dalam pembuatan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dikarenakan kurangnya motivasi dari camat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, menurut hasil pengamatan penulis bahwa prestasi kerja di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon belum tercapai. Masalah tersebut dikarenakan kurangnya motivasi oleh Camat, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Oleh Camat Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

(6)

Bertitik tolak pada permasalahan di atas, selanjutnya dirumuskan masalah dalam bentuk pernyataan masalah yaitu “Prestasi kerja pegawai di kantor camat kecamatan Gunung Jati kabupaten Cirebon belum tercapai, diduga karena motivasi yang dilakukan oleh camat belum optimal”.

1.3. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan motivasi di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon ?

2. Bagaimana prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon ?

3. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon ?

4. Hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon ?

1.4. Tujuan Penelitian

Sebagaimana ruang lingkup permasalahan yang dirumuskan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara empiris mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tentang pengaruh motivasi di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui prestasi kerja pegawai di Kantor Camat kecamatan Gunung Jati kabupaten Cirebon.

(7)

3. Untuk megetahui pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang mempengaruhi motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. 1.5. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam manfaat sebagai berikut : 1.5.1. Kegunaan Teoritis

a. Untuk Mengembangkan ilmu administrasi negara yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi kerja pegawai.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis, khususnya tentang pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

1.5.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan instansi Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon khususnya dalam upaya meningkatkan kembali prestasi kerja pegawai di masa mendatang.

1.6. Kerangka Pemikiran

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama dengan unsur lainnya seperti teknologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

(8)

Unsur manusia dalam organisasi merupakan salah satu kekuatan organisasi tersebut. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam suatu organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif sumber daya manusia meskipun alat-alat yang dimiliki organissi canggih. Untuk mewujudkan peran aktif sumber daya manusia itu, maka diperlukan manajemen sumber manusia yang efektif.

Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia obyek dan subyeknya adalah manusia sebagai pekerja di lingkungan sebuah organisasi/instansi. Pekerja sebagai manusia tersebut mempunyai hakikat sebagai mahluk individual, sosial, dan normatif. Hakikat individualistis menunjuk bahwa di samping memiliki kesamaan fisik dan fsikologis, ternyata setiap manusia juga memiliki pula perbedaan dalam kedua subtansi yang bersatu itu, sehingga menjadi individu yang tidak sama satu sama lain. Sedang hakikat sosialitas menunjuk pada realisasi dan aktualisasi diri setiap manusia sebagai individu yang membutuhkan dan tidak dapat melepaskan diri antara satu dengan yang lainnya. Kondisi saling membutuhkan dan saling memiliki ketergantungan itu menjadikan manusia sebagai mahluk sosial, yang memerlukan kehidupan bersama dalam kebersamaan untuk dapat hidup secara manusiawi. Kehidupan bersama dalam kebersamaan itu disebut masyarakat.

Pelaksanaan kerja para pegawai di lingkungan sebuah instansi yakni di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon, pada dasarnya berlangsung dalam kondisi pekerja sebagai manusia. Suasana batin/psikologis seorang pekerja sebagai individu dalam organisasi yang menjadi lingkungan kerjanya, sangat besar pengaruhnya pada pelaksanaan pekerjaannya. Suasana batin itu terlihat dalam gairah kerja yang menghasilkan kegiatan prestasi kerja sebagai kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi tempatnya bekerja. Dari segi psikologis kenyataan menunjukkan bahwa gairah seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,

(9)

sangat dipengaruhi oleh motivasi yang mendorongnya. Dengan kata lain setiap pegawai memerlukan motivasi yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan dengan baik, sehingga prestasi kerja bisa tercapai sesuai dengan tujuan organisasi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manusia bukan hanya sebagai obyek , tetapi juga sebagai subyek pelaksanaan pekerjaan di sebuah organisasi baik itu di instansi maupun organisasi. Walaupun manusia sebagai makhluk individualis, namun manusia juga memerlukan orang lain sebagai sebuah kebutuhan, oleh karena itu pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon juga sebagai makhluk sosialis yang memerlukan dorongan agar prestasi kerja dapat tercapai sesuai tujuan organisasi, dorongan itu bisa dari dalam maupun dari luar. Pendorong itu tidak lain adalah sebuah motivasi, karena motivasi adalah faktor yang sangat penting dalam menyelesaiakan pekerjaan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan tercapainya prestasi kerja dengan baik. Pendapat para ahli mengemukakan definisi motivasi sebagai berikut:

Pengertian motivasi menurut Wayne F. Cascio (Hasibuan,2008:95) yaitu :

“Motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseoramg untuk memuaskan kebutuhannya (misalnya : rasa lapar, haus, dan, bermasyarakat)”.

Menurut Sondang P. Siagian (Purnomo Soleh,2004:36) yaitu :

“Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga,

(10)

dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarn organisasi yang telah ditentukan sebelumnya”.

Sadili Samsudin (2010:281) bahwa motivasi yaitu : “motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan”.

Menurut Liang Gie (Samsudin,2010:281) menyatakan bahwa motivasi adalah : “motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh menejer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya, untuk mengambil tindakan-tindakan tertentu”.

Menurut McClelland (Hasibuan,2008:112) mengemukakan teori bahwa : “motivasi erat hubungannya dengan konsep belajar. Ia berpendapat bahwa banyak kebutuhan diperoleh dari kebudayaan”.

Pengertian motivasi menurut Hasibuan (2008:95) yaitu :“Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.

Pelaksanaan motivasi yang efektif didasarkan pada asas-asas motivasi. Hasibuan (2008:98) mengemukakan asas-asas motivasi yaitu :

1. Asas Mengikutsertakan 2. Asas Komunikasi 3. Asas Pengakuan 4. Asas Wewenang 5. Asas Adil dan Layak

6. Asas Perhatian Timbal-Balik

Penjelasan dari tiap-tiap asas motivasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Asas Mengikutsertakan

(11)

Mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.

2. Asas Komunikasi

Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya, dan kendala-kendala yang dihadapi.

3. Asas Pengakuan

Memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.

4. Asas Wewenang yang didelegasikan

Memberikan kewenangan dan kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemampuan dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik. Misalnya: ini tugasmu dan saya berharap Anda mampu mengerjakannya.

5. Asas Adil dan Layak

Alat dan jenis motivasi yang diberikan harus berdasarkan atas “asas keadilan dan kelayakan” terhadap semua karyawan. Misalnya pemberian hadiah atau hukuman terhadap semua karyawan harus adil dan layak kalau masalahnya sama.

6. Asas Perhatian Timbal-Balik

Bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi. Tegasnya kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Kebutuhan-kebutuhan di atas jika diberikan dengan baik oleh atasan maka akan menciptakan prestasi kerja yang baik sesuai tujuan organisasi. Pada hakikatnya pegawai mempunyai kemampuan untuk berprestasi di atas kemampuan pegawai lain dengan didorong adanya suatu motivasi untuk memenuhi kebutuhannya sebagai pegawai, kebutuhan tersebut mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja. Jika kebutuhan pegawai terpenuhi, maka prestasi kerja pun meningkat dan bisa tercapai secara optimal.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang mendesak membuat orang berusaha keras memenuhi kebutuhan tersebut, untuk memenuhi kebutuhannya tersebut maka perlu adanya dorongan motivasi agar tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Upaya untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai perlu dilakukan suatu motivasi yang berulang-ulang, karena sering kali motivasi yang dilakukan hanya sekali saja tidak cukup dan kadang bisa berkurang nilai motivasinya.

(12)

Menurut Sadili Samsudin (2010:159) prestasi kerja adalah :

“Prestasi kerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang , unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.

“Pengertian prestasi kerja Sunyoto (2012:18) adalah “suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan, menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya”.

“Sedangkan menurut Nasrudin (2010:105) prestasi kerja yaitu “hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang. Prestasi kerja itu diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh seseorang pada jangka waktu tertentu”.

Pengertian prestasi kerja menurut Dharma(2000: 1) yaitu :

“Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan dalam bentuk produk /jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau kelompok”. Kemudian Menurut Dharma (2000:55) menjelaskan tentang pengukuran-pengukuran prestasi kerja sebagai berikut :

1. Kuantitas (jumlah yang harus diselesaikan) 2. Kualitas (mutu yang dihasilkan)

3. Ketepatan waktu (sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan).

Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan soal jumlah keluaran yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik penyelesainnya. Hal ini berkaitan dengan bentuk keluaran. Sedangkan pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

(13)

Prestasi kerja pegawai akan dapat terwujud apabila pegawai benar-benar memiliki ketiga hal di atas sesuai dengan yang diharapkan, karena pada hakikatnya prestasi kerja merupakan perwujudan dari hasil kerja pegawai. Sebagai contoh, bagi suatu pekerjaan administrasi dapat mengukur : jumlah formulir yang diselesaikan (kuantitatif), ketepatan dalam mengisi formulir yang diselesaikan (kualitatif), dan jarak waktu antara diterimanya formulir dengan penyelesainnya (ketepatan waktu). Prestasi kerja tidak semata-mata ada begitu saja, namun perlu adanya sesuatu pendorong agar para pegawai mampu menghasilkan prestasi kerja yang baik. Pendorong itu tidak lain adalah motivasi, karena motivasi mampu memberikan gairah para pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Pemberian motivasi yang baik oleh atasan akan mengasilkan prestasi kerja yang baik pula oleh para pegawai.

Berdasarkan uraian di atas disusunlah satu konsep kerangka pemikiran Pengaruh Motivasi Oleh Camat Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunug Jati Kabupaten Cirebon sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Motivasi Pekerjaan Dilaksanakan dengan baik Prestasi kerja baik Pekerjaan Tidak dilaksanakan dengan baik Prestasi kerja kurang baik

(14)

Atas dasar kerangka pemikiran di atas penulis mencoba membuat paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.2

Paradigma penelitian tentang Pengaruh Motivasi Oleh Camat Terhadap Prestasi Kerja Pegawai di Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon

Motivasi (Variabel X)

1. Asas Mengikutsertakan 2. Asas Komunikasi 3. Asas Pengakuan

4. Asas Wewenang yang Didelegasikan 5. Asas Adil dan Layak

6. Asas Perhatian Timbal Balik

Hasibuan (2008:98)

Prestasi Kerja (Variabel Y)

1. Kuantitas (jumlah yang harus diselesaikan)

2. Kualitas (mutu yang dihasilkan)

3. Ketepatan waktu (sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan).

(15)

1.7. Hipotesis Penelitian

“Menurut Sugiono (2008:07) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.”

Berdasarkan pendapat di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis Alternatif (H1) Ґѕ ɧitung > Ґѕ tabel: “Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

2. Hipotesis Nol (H0) Ґѕ ɧitung < Ґѕ tabel¸ maka rumusan masalah : “Tidak Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dai motivasi terhadap prestasi kerja pegawai di kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon”.

1.8. Definisi Dan Operasional Variabel 1.8.1. Definisi

(16)

A. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu baik orang maupun benda yang ikut membentuk dan mempengaruhi sifat, perbuatan, keparcayaan, atau perbuatan.

B. Motivasi adalah variabel bebas, pendorong agar seseorang memiliki kegairahan dalam melakukan suatu kegiatan dengan senang dan mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi kerja dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi kerja sehingga melebihi prestasi kerja normal. Hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih giat

C. Sub variabel bebas adalah asas-asas motivasi terdiri dari : a. Asas Mengikutsertakan

b. Asas Komunikasi c. Asas Pengakuan

d. Asas Wewenang yang Didelegasikan e. Asas Adil dan Layak

f. Asas Perhatian Timbal Balik

D. Prestasi kerja adalah variabel terikat, sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Prestasi kerja merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja SDM, penampilan hasil kerja tidak terbatas pada pemangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada seluruh jajaran SDM dalam suatu organisasi.

(17)

1. Kuantitas (jumlah yang harus diselesaikan). 2. Kualitas (mutu yang dihasilkan).

3. Ketepatan waktu (sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan).

F. Pegawai adalah orang yang melaksanakan suatu pekerjaan untuk mendapatkan upah atau gaji sebagai aparatur pemerintah untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

G. Hubungan yang positif adalah suatu hubungan yang berbanding lurus, artinya jika variabel bebas ditingkatkan maka variabel terikat juga akan meningkat, jika variabel bebas diturunkan maka variabel terikat juga menurun. Sedangkan hubungan yang signifikan adalah hubungan yang bermakna sehingga kesimpulan dari penelitian pada sampel dapat digenerelisasikan untuk populasi.

1.8.2. Operasional variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu apabila landasan teoritisnya suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda pula variabelnya.

Kerlinger (Sugiyono,2008:38) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian adalah konstruk atau sifat yang akan dipekajari. Di bagian lain menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda.”

Kidder (Sugiyono,2008:39) mengemukakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.

(18)

“Sugiyono (2008:39) merumuskan disni bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

1) Variabel Independent

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat ).

2) Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahsa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis mengkaji pengaruh antara dua variabel dalam operasional variabel penelitian sebagai berikut yaitu variabel X (Motivasi) sebagai variabel independent atau variabel bebas. Variabel Y (Prestasi Kerja) sebagai variabel dependen atau variabel terikat .

Tabel 1.1

Operasional Variabel Penelitian

(19)

Motivasi (Hasibuan, 2008:98) (Variabel X) Prestasi Kerja A. Asas Mengikutsertakan 1. Mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan 2. Mengikutsertakan bawahan

dalam pemecahan masalah

1

2 B. Asas

Komunikasi

1. Komunikasi dilaksanakan dari atasan pada bawahan.

2. Komunikasi dilaksanakan melalui pelaporan

3

4

C. Asas Pengakuan 1. Pemberian penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. 2. Pemberian pengakuan yang

tepat dengan memberikan pujian 5 6 D. Asas Wewenang yang Didelegasikan

1. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk pelaksanaan tugas.

2. Pelimpahan wewenang untuk membuat keputusan

7

8

E. Asas Adil dan layak

1. Pemberian kesempatan dan hukuman secara adil terhadap semua pegawai

2. Pemberian insentif yang layak sesuai dengan keahlian

9

10

F. Asas Perhatian Timbal Balik

1. Adanya kerjasama antara pimpinan dan bawahan. 2. Perhatian dan diakuinya

loyalitas dari pegawai

11 12 A. Kuantitas (jumlah yang harus diselesaikan) 1. Kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan jumlah pekerjaan

2. Kesesuaiaan penyelesaian pekerjaan dengan beban tugas

13

14 B. Kualitas (mutu 1. Penyelesaian pekerjaan tanpa 15

(20)

(Agus Dharma, 2000:55) (Variabel Y)

yang dihasilkan) adanya kesalahan

2. Penyelesaian pekerjaan sesuai rencana dengan tidak

melakukan kesalahan 16 C. Ketepatan waktu (sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan). 1. Kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan waktu yang direncanakan

2. Kesesuaian penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang direncanakan.

17

18

1.9. Metode Penelitian 1.9.1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Pernyataan di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jujun S.Suriasumantri (Sugiyono,2002:1) metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional empiris. Pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang koheren dan logis. Sedangkan empiris memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.

Sugiyono (2008 :1) metode kuantitatif itu metodel penelitian yang berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan dan data yang diperoleh mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Sistematis adalah proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu bersifat logis. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

(21)

Adapun metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode Survey ini pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Kerlinger (Sugiyono,2008:7) mengemukakan bahwa :

“Metode penelitian survey adalah metode penelitian yang dilakkukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.

1.9.2. Populasi Dan Teknik Penarikan Sampel

Dalam melakukan penelitian, kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting guna mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian yang digunakan untuk pengujian hipotesis.

Dalam pengumpulan data tersebut peneliti berhadapan dengan objek yang diteliti berupa benda, manusia dan aktivitasnya atau peristiwa yang terjadi. Sugiyono (2008:90) mengemukakan bahwa :

“ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya”.

Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dijadikan dasar untuk menjawab masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Camat Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon yang berjumlah 16 orang (tidak termasuk Camat Kecamatan Gunung Jati) yang Terdiri dari :

1. Pegawai golongan IV : 1 orang 2. Pegawai golongan III : 7 orang

(22)

3. Pegawai golongan II : 7 orang 4. Pegawai golongan I : 1 orang Sugiyono (2008:91) mengemukakan bahwa :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.”

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dengan berbagai pertimbangan biaya, tenaga dan waktu untuk memperoleh akurasi data yang kuat, penelitian dilaksanakan dengan menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu pengembalian sampel sebagian dari populasi secara acak sebanyak 16 orang (n=16)

1.10. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dalam berbagai setting,berbagai sumber,dan berbagai cara lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang penulis teliti.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan ini dilakukan dengan teknik, meliputi :

a. Interview (wawancara), yaitu teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

(23)

dan jumlah respondennya sedikit atau kecil yang terkait, meliputi para pegawai kantor kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak struktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

b. Kuisioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya yang terkait, meliputi para pegawai kantor kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon. Kuisioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

c. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan kuisioner.

Tabel 1.2

Alternatif Jawaban dan Skor Dalam Angket Alternatif Jawaban Skor / Nilai Dalam Angket Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Antara Setuju dan Tidak Setuju (AS/TS) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1.11. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian 1.11.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

(24)

Uji validitas merupakan suatu uji keabsahan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel. Agar instrumen penelitian dapat digunakan untuk mengumpulkan data maka butir-butir item pernyataan diuji validitasnya.

Uji validitas instrumen dilakukan dengan membagi angket kepada 10 orang responden kemudian hasilnya diuji dengan merumuskan “koefisien kolerasi rank sperman”.

Keterangan :

rs = Koefisien kolerasi rank sperman = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat = Jumlah nilai pengamatan total kuadrat

= Beda antara dua pengamatan berpasangan melalui perhitungan setelah merangking

1.11.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan instrumen penelitian. Agar butir-butir pernyataan dalam angket benar-benar reliabel untuk digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian. Sama halnya dengan uji validitas maka instrumen penelitian juga harus diuji reliabilitasnya.

Instrumen dapat diuji menggunakan teknik Split Half (belah dua) yaitu mengkolerasikan skor total item ganjil dengan skor item genap dengan rumus Sperman Brown sebagai berikut :

(Siegel, 2000:256)

(25)

Keterangan :

ri = Koefisien reliabilitas internal rb = Nilai Koefisien kolerasi sperman

Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut akan diketahui reliabilitasnya. 1.12. Teknik Analisis Data

Dalam metode penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

“Sugiyono (2008:169) analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabuasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”

Statistis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis kuantitatif yaitu analisis data hasil penelitian dengan melakukan uji hipotesis dalam hal ini penulis menggunakan alat uji koefisien kolerasi Rank Spearman” dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

(26)

rs = Koefisien kolerasi rank sperman = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat = Jumlah nilai pengamatan total kuadrat

= Jumlah kuadrat dari selisih antara dua variabel

Cara-cara perhitungannya adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah-langkah itu dapat dihitung dengan Statistical Package For Social Science (SPSS). a. Menentukan signifikasi hubungan antara variabel X dan Y ditentukan dengan

membandingkan antara hitung dengan 0.

b. Menentukan tingkat keeratan kolerasi variabel X dan Variabel Y digunakan tabel intepretasi koefisien kolerasi.

c. Menghitung besarnya pengaruh di hitung dengan rumus koefisien determinasi (KD). KD = rs² x 100%

1.13. Lokasi Dan Jadwal Penelitian

Pelaksanaan penelitian skripsi ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di kantor kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon (Jalan Raya Sunan Gunung Jati No. 203 Klayan Kabupaten Cirebon).

Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian skripsi ini yaitu sebagai berikut : a. Adanya permasalahan

b. Tempat lokasi yang terjangkau

(27)

Jadwal penelitian ini berjalan dari bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2013 Tabel 1.3 Jadwal Penelitian No. Jenis Kegiatan Tahun 2013

Bulan Februari Maret April Mei

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 I. TAHAP PERSIAPAN 1. Penjajakan 2. Pengamatan 3. Penyusunan dan Bimbingan Proposal 4. Seminar proposal

II. TAHAP PELAKSANAAN

1. Penelitian

2. Wawancara

3. Pengolahan data

4. Penyusunan dan bimbingan draft skripsi

III. TAHAP AKHIR

1. Seminar skripsi

(28)

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran          Motivasi Pekerjaan  Dilaksanakan dengan baik  Prestasi  kerja baik  Pekerjaan  Tidak  dilaksanakan  dengan baik  Prestasi  kerja kurang baik

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan sekuritisasi memberikan alternatif baru bagi pengembangan pada sektor perekonomian. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa pihak yang terlibat dalam

Hasil evaluasi akhir menunjukkan bahwa 80% peserta pelatihan mampu menguasai teknik yang dilatihkan, sehingga dapat dikatakan bahwa program pelatihan pembuatan nata de

200403 Siharang Karang Kota Padang Sidempuan.. 142547 Hutapuli

Alat yang dirancang dalam penelitian merupakan suatu susunan rangkaian yang berfungsi sebagai pengkondisi sinyal keluaran dari detektor Geiger Muller, yang terdiri dari rangkaian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tingkat konsentrasi kolkisin dan lama perendaman secara umum tidak memberikan pengaruh nyata terhadap rerata panjang tanaman sedap

Sebelumnya, pihak perusahaan menyebutkan dan telah menyepakati bahwa kompensasi akan diberikan sesuai dengan kinerja setiap karyawan, semakin banyak melayani

Hal tersebut dikarenakan penelitian yang dilakukan berupa penyelidikan untuk mencari informasi atas implementasi kebijakan pembebasan sebagian pajak hiburan untuk

Puji syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang oleh karena penyertaanNya, kasihNya dan hikmatNya, kertas kerja penulis yang berjudul “Hubungan Rasio