SOSIALISASI
KETENTUAN
TAMSIL
DASAR
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Pasal 63 ayat (2), bahwa Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil dalam rangka kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja, tempat bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi dan prestasi kerja;
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011tentang Penilaian
Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, maka perlu melakukan upaya penyesuaian dalam pemberian tambahan penghasilan bagi
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo guna meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Tambahan Penghasilan Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pemberian
Tamsil
bertujuan
untuk
mendorong
peningkatan
produktivitas
kerja
dan
tambahan
kesejahteraan pegawai berdasarkan kinerja.
Tamsil Pegawai bukan merupakan hak yang melekat
pada pegawai sebagaimana gaji dan tunjangan,
tetapi merupakan penghargaan kepada PNS yang
telah melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya. Sehingga pada saat tertentu
dimana seorang pegawai tidak melaksanakan tugas
dan fungsinya, dilakukan pemotongan terhadap Tamsil
yang dibayarkan.
KRITERIA TAMSIL
1. Penerima TamsiL
Tamsil diberikan kepada pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yaitu PNS dan CPNS yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo
2. Pengecualian Penerima Tamsil
Tambahan Penghasilan dikecualikan bagi :
a. Guru dan Pengawas Sekolah yang telah memperoleh
tunjangan profesi di lingkungan Dinas Dikbudpora;
b. Pegawai di BLUD RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo; c. Pegawai pada BLUD Puskesmas;
d. PNS yang ditugaskan di luar OPD Pemerintah Daerah, antara
lain : PNS yang ditugaskan di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonosobo;
3. Tambahan penghasilan diberikan dalam 1 (satu) tahun
KOMPONEN TAMSIL
1.
Tingkat/jenjang jabatan;
2.
Capaian Sasaran Kerja Pegawai
Bulanan;
Tingkat/jenjang jabatan
Terdiri dari :
1.
Jabatan tinggi : eselon II.a dan Eselon II.b;
2.Jabatan Administrasi, terdiri dari :
Administrator : eselon III.a dan III.b
Pengawas : eselon IV.a dan IV.b
Pelaksana
3.
Jabatan Fungsional, terdiri dari :
Jabatan fungsional Auditor;
Jabatan fungsional selain Auditor.
Capaian SKP Bulanan
1.
SKP Bulanan merupakan penjabaran dari Kegiatan
Tugas Jabatan dan Target yang ditetapkan dalam SKP
yang dibuat oleh setiap PNS pada setiap tahun
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.
Capaian
SKP
Bulanan
dihitung
dengan
cara
membandingkan antara target dan realisasi
masing-masing Kegiatan Tugas Jabatandalam SKP Bulanan.
3.
Atasan Langsung PNS bertanggungjawab atas proses
penilaian Sasaran Kerja Pegawai PNS yang menjadi
bawahannya.
4.
Format SKP Bulanan tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Bupati Nomor
Tahun 2016 tentang
Tambahan
Penghasilan
Pegawai
Negeri
Sipil
di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
Lanjutan Capaian SKP....
Besaran penerimaan Tamsil yang diterima PNS berdasarkan capaian sasaran kerja pegawai bulanan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kategori A mendapatkan 100% (seratus perseratus) dari besaran tambahan penghasilanuntuk capaian SKP bulanan dengan nilai 78 (tujuh puluh delapan)atau lebih;
2. Kategori B mendapatkan 90% (sembilan puluh perseratus) dari besaran tambahan penghasilanuntuk capaian SKP Bulanan dengan nilai 70 (tujuh puluh) sampai dengan kurang dari 78 (tujuh puluh delapan);
3. Kategori C mendapatkan 80% (delapan puluh perseratus) dari besaran tambahan penghasilanuntuk capaianSKP Bulanan dengan nilai 60 (enam puluh) sampai dengan kurang dari 70 (tujuh puluh);
4. Kategori D mendapatkan 50% (lima puluh perseratus) dari besaran tambahan penghasilanuntuk capaian SKP Bulanan dengan nilai 50 (lima puluh) sampai dengan kurang dari 60 (enam puluh);dan
5. Kategori E mendapatkan 20% (dua puluh perseratus) dari besaran tambahan penghasilanuntuk capaian SKP Bulanan dengan nilai kurang dari 50 (lima puluh).
Faktor Pengurang
Faktor Pengurang Tambahan Penghasilan, terdiri dari :
1. Keterlambatan masuk kerja; 2. Apel Pagi;
3. Pulang sebelum waktunya;
4. Tidak masuk kerja dengan keterangan yang sah; 5. Cuti;
6. Pendidikan dan Pelatihan serta Bimbingan Teknis; 7. Tugas Belajar;
8. Tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah; 9. Penjatuhan Hukuman Disiplin.
Besaran faktor pengurang
setiap keterlambatan masuk kerja, dikurangi sebagai berikut :
terlambat 1 sampai dengan 30 menit dikurangi 0,5 % (nol koma lima perseratus); terlambat 31 sampai dengan 60 menit dikurangi 1 % (satu perseratus);
terlambat lebih dari 60 menit dikurangi 1,5 % (satu koma lima perseratus). setiap tidak apel pagi dikurangi 2 % (dua perseratus);
setiap pulang sebelum waktunya dikurangi sebagai berikut :
pulang sebelum waktunya 1 sampai dengan 30 menit dikurangi 0,5 % (nol koma lima
perseratus);
pulang sebelum waktunya 31 sampai dengan 60 menit dikurangi 1 % (satu
perseratus);
pulang sebelum waktunya lebih dari 60 menit dikurangi 1,5 % (satu koma lima
perseratus);
setiap tidak masuk kerja dengan keterangan yang sah, dikurangi 4 % (empat perseratus); setiap cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin dan cuti karena alasan penting, perhari
dikurangi 2 % (dua persen);
setiap cuti besar, per hari dikurangi 4% (empat perseratus); setiap tugas belajar, per hari dikurangi 4% (empat perseratus);
setiap tugas Pendidikan dan Pelatihan serta bimibingan teknis, per hari dikurangi 4%
(empat perseratus);
Lanjutan Faktor Pengurang...
setiap pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin, dikurangi sebagai
berikut :
1. hukuman disiplin teguran Lisan tidak dikurangi;
2. hukuman disiplin teguran tertulis dikurangi 10% (sepuluh perseratus) perbulan
selama 1(satu) tahun;
3. Hukuman disiplin pernyataan tidak puas secara tertulis dikurangi 20% (dua puluh
perseratus) perbulan selama 1 (satu) tahun;
4. Hukuman disiplin penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun
dikurangi 25% (dua puluh lima perseratus) perbulan selama 1(satu) tahun;
5. Hukuman disiplin penundaan kenaikan pangkat selama 1(satu) tahun,
dikurangi 30% (tiga puluh perseratus) perbulan selama 1 (satu) tahun;
6. Hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu)
tahun, dikurangi 35% (tiga puluh lima perseratus) perbulan selama 1(satu) tahun;
7. Hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga)
tahun, dikurangi 40% (empat puluh per seratus) perbulan selama 3 (tiga) tahun;
8. Hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat
lebih rendah, dikurangi 45% (empatpuluh lima perseratus) perbulan selama 3 (tiga) tahun;
9. Hukuman disiplin pembebasan dari jabatan, dikurangi 50% (lima puluh
Lanjutan faktor pengurang...
Dalam hal pegawai berstatus melaksanakan diklat lebih dari
satu bulan, menjalankan cuti besar dan cuti bersalin dalam
bulan tertentu selama satu bulan penuh, maka tambahan
penghasilan bulan yang bersangkutan tidak bayarkan;
Pengurangan penerimaan Tambahan Penghasilan
setinggi-tingginya 100% (seratus perseratus).
Faktor pengurang Tamsil dilakukan :
a.
Secara otomatis melalui aplikasi mesin absensi elektronik
bagi yang wajib menggunakan mesin absensi elektronik
(
fingerprint)
; atau
b.
Secara manual bagi yang dikecualikan dari penggunaan
mesin absensi elektronik atau kondisi tertentu dimana
mesin absensi elektronik tidak dapat digunakan.
Penghitungan Akhir Tamsil
Penghitungan Akhir Tambahan Penghasilan yang diterima
pegawai setiap bulannya menggunakan rumus :
TAMSIL = (CAPAIAN KINERJA X STANDAR TAMSIL) -
∑ % FAKTOR
Penggunaan Mesin Absensi Elektronik
Penghitungan Tamsil yang diterima setiap pegawai dilakukan secara
otomatis melalui aplikasi Tamsil yang tersedia dalam mesin absensi
elektronik (kecuali bagi yang dikecualikan dari penggunaan mesin
absensi elektronik);
Setiap pegawai wajib melaksanakan absensi menggunakan mesin
absensi elektronik yang telah disediakan, dengan pengaturan
sebagai berikut :
a.
Untuk OPD yang sudah tersedia mesin absensi elektronik, maka
absensi pegawai dilaksanakan di OPD masing-masing;
b.
Untuk UPTD/UPTB yang berada di kecamatan, maka absensi
Bagi pegawai dengan pertimbangan tertentu, dapat
menggunakan absensi manual.
Pertimbangan tertentu meliputi pertimbangan : 1. sifat/kondisi pekerjaan, yaitu bagi PNS ;
a. Staf pribadi, ajudan dan pengemudi Bupati/Wakil Bupati; b. Pegawai yang ditugaskan di Rumah Dinas Bupati/Wakil
Bupati;
c. Pegawai Rumah Potong Hewan (RPH);
d. Pegawai UPT Terminal Sawangan dan Mendolo pada
Dipenda
2. letak geografis tempat kerja, yaitu bagi PNS : a. Pelaksana di Sekolah;
b. Sekretaris Desa;
c. Pegawai Kantor Pariwisata yang ditugaskan di PRPP
Semarang;
d. Pegawai pada UPT Obyek Wisata Wilayah Kaliwiro dan
Dalam hal pegawai melaksanakan dinas luar ke luar daerah dan
dinas luar dalam daerah yang tidak dimungkinkan untuk melakukan absensi, dikecualikan dari kewajiban absen pada hari bersangkutan,
pengertian dinas luar juga berlaku bagi pegawai yang
melaksanakan kegiatan tertentu dan dalam kurun waktu tertentu, dalam kapasitas sebagai anggota tim kegiatan lintas OPD yang dibentuk dengan keputusan bupati.
Dalam hal ini tidak mengurangi Tamsil pegawai yang bersangkutan, sedangkan pegawai yang melaksanakan dinas luar dalam daerah dan berdasarkan jadwal kegiatan dinas luar dimaksud dimungkinkan untuk melakukan absensi, maka pegawai yang bersangkutan tetap diwajibkan melakukan absensi.
Mesin absensi elektronik dimaksud telah diprogram sedemikian rupa
sesuai dengan ketentuan jam kerja yang berlaku, dan dikendalikan
oleh OPD yang menangani kepegawaian dibawah pengawasan langsung Bupati Wonosobo/Sekda melalui jaringan internet.
Untuk melakukan pembaharuan data guna menyesuaikan dengan
fakta riil terhadap ketidakhadiran pegawai, setiap OPD menunjuk
petugas admin yang selanjutnya akan diberikan nama pengguna
(user name) berserta sandi (password) oleh Kepegawaian selaku
pengendali, untuk dapat mengakses dan melakukan input data
Pegawai diwajibkan untuk melakukan absensi dengan
mesin eletronik 2 kali sehari, dengan ketentuan sebagai
berikut : (dasar : jam kerja yang berlaku)
Absensi kehadiran masuk kerja, dilaksanakan sebelum
jam kerja dimulai, yaitu sebelum jam 07.30 WIB, apabila
melaksanakan absensi lebih dari jam 07.30 WIB maka
diberlakukan pemotongan berdasarkan ketentuan;
Absensi Pulang Kerja, dilaksanakan setelah jam kerja
berakhir, yaitu mulai jam 16.00 WIB untuk hari Senin
sampai dengan Kamis dan mulai jam 11.00 WIB untuk
hari Jumat, apabila melaksanakan absensi kurang dari
ketentuan tersebut, maka diberlakukan pemotongan
berdasarkan ketentuan.
Kerusakan Mesin Absensi
Elektronik
1. Dalam kondisi tertentu dimana mesin absensi elektronik tidak dapat
berfungsi, maka Kepala OPD bertanggungjawab untuk segera memfungsikan kembali mesin dimaksud.
2. Kepala OPD wajib segera melaporkan secara tertulis kerusakan
dimaksud disertai dengan Berita Acara Kerusakan Barang kepada Bupati lewat OPD yang membidangi kepegawaian.
3. Selama mesin absensi elektronik tidak dapat berfungsi, maka
penggunaan daftar hadir manual wajib dilakukan sampai dengan mesin elektronik dapat kembali berfungsi, daftar hadir manual wajib dilaporkan setiap hari kepada OPD yang membidangi kepegawaian.
4. Penggunaan daftar hadir manual sebagaimana tersebut diatas hanya
dapat dilakukan untuk kurun waktu paling lama 1 (satu) bulan.
5. Apabila dalam kurun waktu 1 (satu) bulan mesin elektronik tidak dapat
difungsikan, maka mulai bulan kedua sejak kerusakan, Tambahan Penghasilan dibayarkan sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari besaran tambahan penghasilan terakhir, dan terhadap kerusakan kedua, besaran penghasilan yang akan dibayarkan sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari besaran tambahan penghasilan terakhir.
Tata Cara dan Prosedur
Pembayaran Tamsil
Tamsil dibayarkan secara bulanan berdasarkan usulan OPD, usulan
pembayaran disampaikan ke Bagian Keuangan dan Aset Daerah Setda Kabupaten Wonosobo paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Usulan Tamsil wajib diverifikasi terlebih dahulu oleh Kepala OPD. Dalam
melaksanakan verifikasi, Kepala OPD wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam OPD yang bersangkutan maupun antar unit lain yang terkait, guna memperoleh hasil yang akurat dan obyektif serta dapat dipertanggungjawabkan;
Kepala OPD bertanggungjawab penuh atas pembayaran Tamsil di
lingkungan OPD yang bersangkutan;
Prosedur pembayaran tambahan penghasilan pegawai dilakukan
berdasarkan rekapitulasi absensi, baik elektornik dan/atau manual;
Rekapitulasi absensi secara eletronik dilakukan secara otomatis
menggunakan sistem aplikasi yang terintegrasi dalam mesin absensi elektronik yang dikendalikan oleh OPD yang membidangi kepegawaian.
Rekapitulasi absensi secara manual dilakukan secara manual yang
Prosedur
pembayaran
tamsil
pegawai
berdasarkan
rekapitulasi absensi elektronik adalah sebagai berikut :
1.
OPD yang membidangi kepegawaian menyajikan data
rekapitulasi absensi elektronik setiap bulan yang dapat
diakses oleh administrator OPD melalui sistem aplikasi;
2.
OPD melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi absensi
elektronik, dan dalam hal terdapat ketidaksesuaian, maka
dilakukan input data perbaikan dalam aplikasi oleh
administrator pengelola sistem aplikasi;
3.
Administrator pengelola sistem aplikasi meng-
upload
data
dukung setiap pegawai yang tidak masuk dengan
keterangan yang sah, surat tugas dinas luar, surat cuti
serta data dukung lainnya sebagai bukti ketidakhadiran
PNS;
4.
OPD melakukan pencetakan data rekapitulasi absensi
elektronik setelah dilakukan perbaikan yang disertai bukti
fisik data dukung;
Prosedur
pembayaran
tamsil
pegawai
berdasarkan
rekapitulasi absensi manual, OPD melakukan verifikasi
terhadap data usulan yang meliputi Surat Pernyataan
Tanggung Jawab, Daftar Rekapitulasi Tingkat Kehadiran
Pegawai dan Daftar Penerimaan Tamsil Pegawai;
Syarat pengajuan pembayaran Tamsil pegawai dilampiri :
1.
Surat Pernyataan Tanggung Jawab;
2.
Daftar Penerimaan Tamsil Pegawai;
3.Rekapitulasi tingkat kehadiran;
4.
Data dukung ketidakhadiran; dan
5.SKP Bulanan.
Prosedur dan tata cara pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat
Perintah
Pencairan
Dana
(SP2D)
dan
surat
Pertanggungjawaban (SPJ) disesuaikan dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
keuangan
Penghentian dan Perubahan
Tamsil
1.
Pemberhentian Sementara, apabila :
a.
diberhentikan sementara dari jabatannya sebagai
pegawai karena suatu tindak pidana;
b.
dibebaskan dari jabatan organik;
c.cuti lebih dari 1 (satu) bulan;
d.
mengikuti bimbingan teknis/pendidikan dan pelatihan
lebih dari 1 (satu) bulan;
e.
tugas belajar lebih dari 1 (satu) bulan.
Penghentian tamsil pegawai berlaku mulai tanggal
perubahan status pegawai yang bersangkutan, dan
dapat
diberikan
kembali,
apabila
pegawai
yang
bersangkutan telah kembali melaksanakan tugas pada
OPD Pemerintah Daerah, dengan ketentuan tambahan
penghasilan dibayarkan terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan kembali bekerja dengan memperhitungkan
faktor pengurang.
2. Pemberhentian Tetap, apabila :
a. meninggal dunia;
b. cuti di luar tanggungan negara;
c. bebas tugas (BT); dan/atau
d. diberhentikan sebagai PNS.
Penghentian Tamsil berlaku mulai tanggal perubahan status pegawai yang bersangkutan.
3. Perubahan tambahan penghasilan karena mutasi
Bagi PNS yang mutasi jabatan, Tamsil dibayarkan dengan ketentuan :
a. apabila mutasi jabatan sebelum tanggal 10, tambahan
penghasilan jabatan baru dibayarkan mulai bulan kedua;
b. apabila melaksanakan tugas setelah tanggal 10, tambahan
penghasilan jabatan baru dibayarkan mulai bulan ketiga.
c. Bagi PNS yang mutasi dari luar Pemerintah Daerah Wonosobo,
Tamsil dibayarkan mulai bulan ke-2 (kedua) sejak pegawai yang
bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas, yang
Pembinaan Dan Pengawasan
Tamsil
Kepala OPD bertanggungjawab terhadap pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan pemberian Tamsil di lingkungan kerjanya masing-masing, antara lain dengan cara:
Bertanggungjawab atas kebenaran data usulan instrumen
penghitungan Tamsil di lingkungan kerjanya;
Memberikan keteladanan dalam perilaku disiplin di lingkungan
kerjanya;
Melakukan pengawasan secara berjenjang terhadap kinerja
pegawai di lingkungan kerjanya;
Bertanggungjawab terhadap pemeliharaan mesin absensi
pegawai sebagai sarana yang sangat vital dalam penentuan besaran Tamsil.
Agar pelaksanaan Tamsil di seluruh OPD dapat berjalan sesuai
ketentuan dan dapat dipertanggjawabkan, maka Inspektorat Kabupaten melakukan pembinaan dan pengawasan sesuai dengan fungsi pembinaan dan pengawasan yang dimilikinya.
Lain-Lain
1. Dalam penerapan kebijakan pemberian Tamsil, jam kerja ditetapkan sebagai batas mulai dan
mengakhiri tugas/pekerjaan harian, baik dihitung dengan menggunakan mesin absensi elektronik maupun manual.
2. Hari dan jam kerja bagi pegawai yang diangkat sebagai Sekretaris Desa adalah menyesuaikan
dengan hari dan jam kerja yang berlaku di desa setempat, dan absensi dilakukan secara manual di kantor desa masing-masing;
3. Pada saat tertentu, dimana berdasarkan perintah ataupun petunjuk dari pemerintah pusat
tentang penetapan hari libur nasional yang tidak tercantum dalam kalender, maka terhadap hari tersebut tidak dilakukan pengurangan Tamsil;
4. Ketentuan apel bagi pegawai masih berlaku, sehingga setiap pegawai diharuskan mengikuti
apel pagi setiap hari jam 07.30 WIB untuk hari Senin s/d Kamis, dan 06.45 untuk hari Jumat dilanjutkan dengan kegiatan kesamaptaan.
5. Dalam tertentu dimana tidak dimungkinkan untuk pelaksanaan apel, misalnya : a. Karena faktor cuaca atau kondisi alam lainnya;
b. Lokasi apel digunakan untuk kegiatan penting lainnya,
Sehingga tidak dilaksanakan apel pagi, maka dianggap apel dan tidak dilakukan pengurangan terhadap tamsil.
6. Pegawai yang diangkat sebagai Pj. Kepala Desa diberikan tamsil dengan ketentuan bahwa
yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas dan fungsinya di OPD induknya terlebih dahulu, sehingga absensi kehadiran dilaksanakan di OPD induk dengan menggunakan mesin absensi elektronik dan selanjutnya kepada mereka diberlakukan sebagai pegawai yang melaksanakan dinas luar dibuktikan dengan SK Pengangkatan sebagai Pj. Kepala Desa.