• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODE PERANCANGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PERANCANGAN

3.1 Konsep Desain

Konsep kantor kaskus itu sendiri adalah community dan memperkuat filosofi work-play yang mengedepankan area publik, lalu area ruang kerja sebagai mesin utama dan justru para petinggi berada di bagian belakang.

Warna yang dipilih pun lebih tegas dan maskulin, warna diusahakan senatural mungkin dan mentah. Beberapa warna masih diperkenalkan, namun dengan pemilihan warna yang tegas.

Tema yang dipakai adalah movement. Dengan garis tegas dan elemen segitiga yang mempunyai arah sehingga memberikan kesan dinamis.

3.1.1 Analisa Data 3.1.1.a Layout

Kantor Kaskus memiliki 2 lantai yaitu P10 dan P11. P10 adalah area untuk manajemen dan kantin sedangkan P11 adalah lantai untuk publik dan dapur utama Kaskus. Tema desain pun berbeda, dimana P11 yang lebih menonjol ke arah bermain sedangkan P10 adalah area untuk para pekerja serius dalam berbisnis. Sang Arsitek memfokuskan kepada kebutuhan ruang, baik untuk saat ini dan mendatang. Ruang open space dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu ruang kerja terbuka dan ruang kerja tertutup. Diantaranya kedua ruang besar tersebut terdapat sebuah ruang terbuat daru kaca yang merupakan tempat ‘playroom’.

(2)

Gambar 3.1.1.a.1 Layout Kantor Kaskus P11 Sumber : Raul Renanda, 2013

(3)

3.1.1.b Meja bar untuk meeting informal

• Ukuran untuk meja p x l x t = 80 x 70 x 110 cm • Sedangkan ukuran kursi p x l x t = 45 x 45 x 76 cm

3.1.1.c Meja untuk meeting informal

• Ukuran meja p x l x t = 85 x 75 x 75 cm • Ukuran kursi p x l x t = 50 x 50 x 75 cm

Gambar 3.1.1.c.1 Meja Meeting Informal Gambar 3.1.1.b Meja & Kursi Bar Meeting Informal

(4)

3.1.2 Analisa Pemakai

Pemakai pada meja meeting informal ini adalah para pekerja yang berada di bagian marketing, kreatif, dan content. Dalam kesehariannya paling sedikit ada 1 kali meeting informal dan sekali meeting terdapat 5 orang. Kapasitas meja meeting informal ini paling banyak adalah 5 orang. Lama waktu yang diperlukan kurang lebih 30 menit sampai 1 jam.

3.1.3 Analisa Material

1. Multiplek

Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Plywood merupakan salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Plywood bersifat fleksibel, murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan

Gambar 3.1.1.c.2 Kursi Meja Meeting Informal Sumber : Aldo, 2013

(5)

tidak memiliki teknik pembuatan yang rumit. Perlembar kayu lapis (veneer) memiliki ketebalan antara 0.6 mm hingga 3 mm. Setiap lembaran kayu dilem dengan lem khusus, kemudian di susun dengan sudut berbeda-beda agar dapat menghasilkan kekuatan terhadap tekanan. Jumlah lapisan disesuaikan dengan ketebalan yang diinginkan dan jumlahnya harus ganjil (3,5,7,9, dst).

Setelah disusun dengan jumlah ketebalan yang diinginkan kemudian lembaran-lembaran tersebut dipress dengan gaya tekan yang sangat tinggi serta suhu hingga 140 derajat C. Selain jenis kayu, jenis perekat adalah unsure penting dalam pembuatan plywood, ada 3 jenis lem yang biasa dipakai dalam pembuatan plywood yaitu :

UF (Urea Formadehyde)

Lem UF dipergunakan dalam pembuatan Plywood yang tidak terlalu membutuhkan kekuatan yang tinggi misalnya untuk pembuatan indoor furniture, kebanyakan triplek yang beredar dipasaran Indonesia menggunakan lem jenis ini.

MF (Melamine Formaldehyde)

Lem MF adalah lem triplek yang mengandung melamin, sama seperti lem UF, Lem MF juga dipergunakan untuk pembuatan plywood yang dipergunakan untuk indoor tetapi lem MF memiliki kekuatan dan hasil Plywood yang lebih baik dari pada lem UF. PF (Phenolic Formaldehyde)

Lem PF banyak dipergunakan dalam pembuatan plywood yang membutuhkan ketahanan tinggi misalnya plywood tahan cuaca (WBP Plywood) atau untuk plywood yang dipergunakan dalam pengecoran (Phenol Film Faced Plywood) atau juga dipergunakan dalam pembuatan kapal layar (Marine Plywood).

(6)

Selanjutnya Plywood / triplek / tripleks / multiplek / multipleks ada yang dilapis kembali sehingga menjadi Phenol Film Plywood, Fancy Plywood atau Melaminto. Ada produk lain yang berasal dari kayu yang fungsinya hampir sama dengan Plywood yaitu : Block Board, MDF (Medium Density Fiberboard), HDF (High Density Fiberboard) atau Particle Board.

a) Tipe-tipe kayu lapis

Umumnya kayu lapis diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu : - Tipe penggunaan di dalam (interior use) - Tipe penggunaan di luar (eksterior use) b) Kekuatan Geser dan kekuatan menahan paku

Dengan memasang finir bersilangan, kayu lapis menjadi kuat tahan geseran, begitu pula halnya dengan kekuatan menahan paku, sehingga pada waktu pemakuan tidak pecah walaupun pada bagian tepinya.

c) Mutu Kayu Lapis

Persyaratan umum meliputi hal ukuran (tebal, panjang, dan lebar), kadar air kayu lapis dan keadaan finir penyusun kayu lapis, baik finir luar maupun finir dalam.

Persyaratan khusus meliputi keadaan finir luar dan dalam. Finir luar terdiri atas finir muka dan finir belakang. Dengan adanya cacat-cacat pada finir luar dan dalam, maka dapat dibedakan beberapa macam mutu yang ditulis dalam huruf besar seperti A,B,C dan seterusnya.

Persyaratan keteguhan rekat menggambarkan baik tidaknya perekat yang mengikat finir penyusun kayu lapis.

(7)

• Veneer

Finir adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm yang diperoleh dari penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis tertentu. Dengan ketebalan sama dan lebih kecil dari 6 mm. Ketebalan diatas batas ini digolongkan ke dalam jenis papan. Finir dapat juga dibuat menjadi papan lamina (laminated wood) dimana lembaran-lembaran finir direkat menjadi satu dengan arah serat yang sama. Finir juga digunakan dalam pembuatan papan balok (block board) dimana lapisan muka dan belakang adalah finir (lapisan luar) dan lapisan tengah potongan kayu memanjang disusun berdampingan. Selain untuk pembuatan kayu lapis, papan lamina dan papan balok, finir juga diproduksi untuk pembuatan kotak dan batang korek api, tusuk gigi, dan lain-lain.

Maksud dan tujuan pembuatan finir dan kayu lapis untuk mendapatkan papan yang berukuran lebar. Selain itu juga untuk :

• Menghemat penggunaan kayu

• Memanfaatkan jenis-jenis kayu bernilai rendah

• Menambah kekuatan serta meningkatkan mutu kayu dengan memperindah segi dekoratif kayu.

Kayu yang dibuat finir adalah dari jenis-jenis kayu yang lunak, ringan, kelas kuat dan kelas awetnya sekitar II-IV dan bila dikupas tidak mudah pecah. Jenis kayu yang biasa dipergunakan adalah sebagai berikut : • Meranti (Shorea spp.)

Keruing (Dipterocarpus spp.) Kapur (Dryobalanops aromatica) Kempas (Koompasia spp.) Merawan (Hopea spp.)

(8)

Mangir (Canophyllum spp.) Agathis (Damar) (Agathis spp.)

Sedangkan untuk pembuatan finir indah (fancy veneer) digunakan jenis-jenis kayu yang berkualitas tinggi dengan nilai dekoratif yang indah dan menarik, misalnya :

Jati (Tectona grandis)

Sonokeling (Dalbergia laetifolia) Kayu hitam (Ebony) (Diospyrus spp.) Sonokembang (Pterocarpus indicus) Rengas (Gluta rengas)

Kuku (Periopsis mooniana)

Persyaratan kekuatan dan keawetan, untuk kayu lapis biasa umumnya belum dituntut persyaratan kekuatan. Tetapi untuk kayu lapis biasa umunya belum dituntut persyaratan kekuatan.

2. Finishing

Finishing merupakan lapisan paling akhir pada permukaan kayu. Proses ini bertujuan untuk memberikan nilai estetika yang lebih baik pada perabot kayu dan juga berfungsi untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur atau kualitas ketahanan permukaan pada material tertentu. Tujuan kedua adalah untuk melindungi kayu dari kondisi luar (cuaca, suhu udara dll) ataupun benturan dengan barang lain. Dengan kata lain untuk menambah daya tahan dan keawetan produk kayu. Material yang digunakan untuk finishing bisa bermacam-macam. Cara aplikasinya pun berbeda-beda. Dilihat dari jenis material, pada dasarnya ada 2 macam jenis finishing,yaitu:

(9)

Finishing bahan padat, material ini 100% menutupi permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Fisik bahan ini berupa lembaran atau rol. Paling baik dengan aplikasi secara masinal 100% dan populer untuk pemakaian furniture indoor dengan bahan dasar plywood, MDF, hardboard, softboard dan jenis lembaran lainnya. Finishing bahan cairan, sangat banyak jenis dan variasi

aplikasinya. Paling populer digunakan pada hampir seluruh jenis furniture kayu. Bersifat lebih fleksibel daripada finishing dari jenis bahan yang padat. Sangat baik untuk finishing permukaan bidang lebar ataupun yang melengkung. Pada teknologi terbaru sekarang ini, jenis finishing akhir cairan bisa memiliki kualitas yang sama kuatnya pada permukaan yang lebar. Jenis bahan finishing cair yang telah digunakan saat ini antara lain Oil, Politur, Nitro Cellulose (NC), Melamine, PolyUrethane (PU), dan yang sedang populer saat ini adalah Waterbased Lacquer.Semua bahan finishing cair di atas membutuhkan minyak sebagai bahan pencair kecuali WaterBased Lacquer, menggunakan air sebagai bahan pencairnya.

Wood finish dapat dibedakan dalam 2 golongan besar, yaitu : Opaque finish

Wood finish golongan ini akan menyebabkan permukaan kayu menjadi tertutup sama sekali sehingga tepat digunakan untuk kayu/material wood base dengan nilai dekoratif yang rendah. Opaque finish dapat dilakukan dengan menggunakan cat minyak (synthetic enamel), cat duco, atau pigmented-paint lainnya.

Clear finish

Clear finish sifatnya akan memunculkan keindahan alami dari kayu, sehingga serat kayu akan terlihat menambah

(10)

keindahan kayu tersebut.. Dengan demikian pekerjaan clear finish akan lebih baik menggunakan bahan cat yang non-pigmented seperti pernis (synthetic varnish), sirlak (shellac), politur,dan lacquer, misalnya cat melamik, cat NC, dll.

Penggunaan bahan cat dalam kedua golongan wood finish di atas sangat tergantung dari :

• Penempatan benda yang akan difinishing, yaitu eksterior atau interior

• Kesan akhir yang diharapkan, misalnya natural atau lux. Kesan natural biasanya menggunakan cat 1 komponen yang bersifat low-build sehingga lapisan catnya mengikuti kontur dan tekstur kayu, sedangkan kesan lux bisa didapat dengan menggunakan cat 2 komponen yang bersifat high-build sehingga membentuk lapisan cat yang lebih tebal, rata dan halus.

• Alat aplikasi yang tersedia, misalnya jika hanya memiliki kuas, maka kita mencari cat yang lebih lambat kering agar hasil pengecatan tetap rata dan tidak ada jejak bekas kuas(brush-mark).

Aplikasi Finishing Kayu

Bahan yang mahal tidak menjamin hasil finishing yang baik dan berkualitas. Banyak faktor yang ikut menentukan kualitas hasil finishing. Cara aplikasi merupakan salah satu faktor yang penting menentukan kualitas hasil. Ada beberapa cara aplikasi finishing menyesuaikan dengan jenis bahan dan kualitas akhir yang diinginkan. Satu jenis bahan finishing tidak menutup kemungkinan untuk memakai lebih dari satu cara aplikasi. Berikut ini beberapa cara aplikasi finishing.

(11)

a. Dipping (celup) .Lebih dikenal juga dengan istilah perendaman. Bahan finishing diletakkan dalam suatu bejana/tangki kemudian benda kerja dicelupkan ke dalam tangki tersebut. Proses in bertujuan agar seluruh permukaan benda kerja, terutama pada bagian sudut & tersembunyi bisa terlapisi bahan finishing.. b. Wiping (pemolesan dengan kain) Proses ini sebaiknya tidak

dipakai sebagai proses awal/dasar. Walaupun demikian beberapa bahan finishing tertentu hanya bisa diaplikasikan dengan cara ini, misalnya politur. Kualitas permukaan lebih baik dari proses celup tapi membutuhkan waktu lebih lama.

c. Brush (kuas).Merupakan cara paling murah dan mudah di antara yang lain. Hanya saja harus hati-hati dalam memilih kuas yang berkualitas. Bahan finishing yang cocok untuk cara ini termasuk cat, varnish dan pewarna. Sebagaimana ujung kuas, hasil permukaan finishing tidak sehalus dan serata aplikasi spray atau poles.

d. Spray (semprot) Membutuhkan beberapa alat tambahan khusus tapi tidak terlalu mahal. Alat utama yang diperlukan adalah kompressor untuk membuat tekanan udara dan spray gun, suatu alat untuk menyemprotkan bahan finishing bersamaan dengan udara bertekanan ke bidang kerja. Dengan pengaturan tertentu pada kekuatan tekanan, jumlah material yang disemprotkan, cara ini menghasilkan bidang permukaan yang sangat baik, halus dan cepat. Saat ini metode spray menjadi dasar dari hampir semua jenis bahan finishing lacquer dengan berbagai variasi jenis alat semprot (sprayer), dari yang manual hingga otomatis. Proses yang bisa dilakukan dengan cara spray meliputi lapisan dasar, pewarnaan (lapisan kedua) hingga lapisan akhir.

e. Shower (curah) Metode ini diimplementasikan pada mesin finishing curtain (tirai), bahan finishing dicurahkan ke permukaan benda kerja dengan volume dan kecepatan tertentu

(12)

sehingga membentuk lapisan tipis di atas permukaan benda kerja. Cara pengeringannya tergantung bahan finishing yang digunakan. Kebanyakan digunakan oleh pabrik flooring (parket) atau furniture indoor lainnya yang memakai papan buatan. f. Rolling. Prinsipnya sama dengan roller yang dipakai untuk

mengecat tembok, tetapi yang dimaksud disini adalah alat aplikasi sebuah mesin roller yang seluruh permukaannya terbalut dengan bahan finishing cair dan benda kerja (papan) mengalir di bawahnya. Hanya roller bagian atas yang terbalut dengan bahan finishing, sedangkan roller bagian bawah hanya berfungsi untuk mengalirkan benda kerja ke dalam mesin. Jenis bahan finishing yang digunakan adalah UV lacquer, melamine, NC lacquer.

Jenis Bahan Finishing Kayu

Sebelum menentukan jenis bahan finishing, perlu melihat dan menentukan hasil seperti apakah diinginkan. Dengan kata lain alasan mana yang paling menjadi prioritas menerapkan finishing pada sebuah produk kayu. Apakah keawetan, estetika, kemudahan aplikasi, biaya atau lingkungan. Bahan finishing dikategorikan pada beberapa jenis sebagai berikut:

a. Oil .

Merupakann jenis finishing paling sederhana dan mudah aplikasinya. Bahan ini tidak membentuk lapisan 'film' pada permukaan kayu. Oil meresap ke dalam pori-pori kayu dan tinggal di dalamnya untuk mencegah air keluar atau masuk dari pori-pori kayu. Cara aplikasinya mudah dengan cara menyiram, merendam atau melumuri benda kerja dengan oil kemudian dibersihkan dengan kain kering.Bahan ini tidak memberikan keawetan pada aspek benturan, goresan ataupun benturan fisik lainnya.

(13)

b.Politur

Bahan dasar finishing ini adalah Shellac yang berwujud serpihan atau batangan kemudian dicairkan dengan alkohol. Anda juga bisa memperolehnya dalam bentuk siap pakai (sudah dicampur alkohol pada proporsi yang tepat). Di sini alkohol bekerja sebagai pencair (solvent). Setelah diaplikasikan ke benda kerja, alkohol akan menguap. Aplikasi dengan cara membasahai kain (sebaiknya yg mengandung katun) dan memoleskannya secara berkala pada permukaan layu hingga mendapatkan lapisan tipis finishing (film) pada permukaan kayu. Semakin banyak polesan akan membuat lapisan semakin tebal.

c.NCLacquer

Jenis yang saat ini populer dan mudah diaplikasikan adalah NC (NitroCellulose) lacquer. Bahan finishing ini terbuat dari resin Nitrocellulose/alkyd yang dicampur dengan bahan 'solvent' yang cepat kering, yang kita kenal dengan sebutan thinner. Bahan ini tahan air (tidak rusak apabila terkena air) tapi masih belum kuat menahan goresan. Kekerasan lapisan film NC tidak cukup keras untuk menahan benturan fisik. Bahkan walaupun sudah kering, NC bisa 'dikupas' menggunakan bahan pencairnya (solvent/thinner). Cara aplikasinya dengan system spray (semprot) dengan tekanan udara.

d.Melamine

Sifatnya hampir sama dengan bahan lacquer. Memiliki tingkat kekerasan lapisan film lebih tinggi dari lacquer akan tetapi bahan kimia yang digunakan akhir-akhir ini menjadi sorotan para konsumen karena berbahaya bagi lingkungan. Melamine mengandung bahan Formaldehyde paling tinggi di antara bahan finishing yang lain. Formaldehyde ini digunakan untuk menambah daya ikat molekul bahan finishing.

(14)

e.PU(Poly Urethane)

Lebih awet dibandingkan dengan jenis finishing sebelumnya dan lebih tebal lapisan filmnya. bahan finishing membentuk lapisan yang benar-benar menutup permukaan kayu sehingga terbentuk lapisan seperti plastik. Memiliki daya tahan terhadap air dan panas sangat tinggi. Sangat baik untuk finishing produk outdoor, kusen dan pintu luar atau pagar.Proses pengeringannya juga menggunakan bahan kimia cair yang cepat menguap.

f.UV Lacquer

Satu-satunya aplikasi yang paling efektif saat ini dengan 'curtain method'. Suatu metode aplikasi seperti air curahan yang membentuk tirai. Benda kerja diluncurkan melalui 'tirai' tersebut dengan kecepatan tertentu sehingga membentuk lapisan yang cukup tipis pada permukaan kayu. Disebut UV lacquer karena bahan finishing ini hanya bisa

dikeringkan oleh sinar Ultra Violet (UV).Paling tepat untuk benda kerja dengan permukaan lebar papan atau plywood.

g. Waterbased Lacquer

Jenis finishing yang paling populer akhir-akhir ini bagi para konsumen di Eropa. Menggunakan bahan pencair air murni (yang paling baik) dan resin akan tertinggal di permukaan kayu. Proses pengeringannya otomatis lebih lama dari jenis bahan finishing yang lain karena penguapan air jauh lebih lambat daripada penguapan alkohol ataupun thinner. Namun kualitas lapisan film yang diciptakan tidak kalah baik dengan NC atau melamine. Tahan air dan bahkan sekarang sudah ada jenis waterbased lacquer yang tahan goresan.Keuntungan utama yang diperoleh dari bahan jenis ini adalah lingkungan dan sosial. Di samping para karyawan ruang finishing lebih sehat, reaksi penguapan bahan kimia juga lebih kecil di rumah konsumen.

(15)

3.1.4 Analisa Lingkungan

Sesuai dengan namanya KASKUS Playground , kantor ini mengambil filosofi work-play karena dunia bisnis seperti ini memerlukan keselarasan jiwa muda sehingga menyeimbangkan suasana bermain dan bekerja.

3.1.5 Analisa Sistem

Sustainable yang berarti berkelanjutan dikondisikan sesuai dengan maksud dari kantor Kaskus yang akan menambah anggota pegawai di 3-5 tahun mendatang. Sehingga furniture yang akan dibuat diharapkan dapat dipergunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan para pegawai bila nanti jumlah pegawai sudah bertambah.

3.1.6 Analisa Konstruksi • Mortise Tenon

Gambar 3.1.6.1 Mortise Tenon

(16)

Mortise Tenon dengan dowel pins

Dovetail Joint

Gambar 3.1.6.2 Mortise Tenon dengan dowel pins

Gambar 3.6.1.3 Dovetail Joint

Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Dovetail_joint Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Mortise_and_tenon

(17)

Dovetail Joint Sliding

3.2 Proses Desain • Kursi

Untuk kursi sang arsitek tidak membuat sebuah kursi yang khusus melainkan beliau membeli kursi yang sudah ada.

• Meja Diskusi

Untuk meja diskusi ini sang arstitek membuat secara khusus dengan mempertimbangkan anggota pekerja yang akan bertambah pada 3-5 tahun mendatang maka sang arsitek membuat meja diskusi yang berpola bentuk geometris yaitu segitiga yang mempunyai banyak bentuk. Keunggulan meja ini dapat disusun menjadi banyak bentuk sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi ruang kantor bila nanti akan menambah anggota pekerjanya.

Gambar 3.1.6.4 Dovetail Joint Sliding Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Dovetail_joint

Gambar

Gambar 3.1.1.a.1 Layout Kantor Kaskus P11  Sumber : Raul Renanda, 2013
Gambar 3.1.1.c.1 Meja Meeting Informal  Gambar 3.1.1.b Meja & Kursi Bar Meeting Informal
Gambar 3.1.1.c.2 Kursi Meja Meeting Informal  Sumber : Aldo, 2013
Gambar 3.1.6.1 Mortise Tenon
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan mengenai pemberian pinjaman terhadap nasabah dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk sistem pendukung

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Word of mouth berpengaruh positif signifikan

PdI di kelas III SDIT AL – Furqon Palangka Raya materi pelajaran yang disampaikan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah tentang Hati tenteram dengan

Dalam hal ini, penulis menyarankan supaya pihak sekolah dan masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya beberapa hal, yaitu:sumber belajar tidak hanya berasal dari buku dan

 Ada perubahan jadwal pengambilan sampel air Depot Air Minum di wilayah kerja Puskesmas Pagesangan disebabkan karena pada saat jadwal pengambilan sampel semua

Dapat dilihat dalam grafik bahwa nilai keluaran dari model sudah mendekati nilai yang sebenarnya meskipun nilai loss function mencapai 29,9082 karena model menganggap

Hal ini ditunjukkan pada gambar 4.5 dimana tubulus hepatopankreas sudah menunjukkan bentuk yang tidak normal yaitu berupa tubula-tubula dengan bentuk yang sudah tidak

101º25.526’ Tugu Perbatasan V-A Tinggi Tiang Reklame = 5m dari permukaan Jalan Catatan : Type Bangunan Reklame dapat ditentukan lain berdasarkan Rekomendasi