• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK X (PERSERO) Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK X (PERSERO) Tbk."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA

MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

PADA PT. BANK “X” (PERSERO) Tbk.

Marwah Jusmaniar , Engkos Achmad Kuncoro

Universitas Bina Nusantara, Jl. KH Syahdan No. 9, Jakarta Barat, 021-5345830

Marwahauror20@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the performance of PT Bank X Tbk by using the Balanced Scorecard. The method used is Problem Solving, with data collection by observation, brainstorming, interviewing and data collection of the company. Stage of the analysis carried out the mission and vision, analysis of the macro environment using Five PorterForces in the banking industry and see the strategy of the company for each perspective, Key Performance Indicator (KPI) are also analyzed and calculated with Scoring. With four perspectives will be measured in the Balanced Scorecard method, are financial perspective, customer perspective, internal business perspective and the perspective of development and growth. Where after the analysis of the company's performance has been completed it will get the result of design in the form of 108.75% performance scores or scores of 3.45 which means that the performance of PT Bank X showed a good performance. (MJ)

Key Words: Balanced Scorecard,performance measurement,perspective,strategic

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari perusahaan PT Bank X Tbk dengan menggunakan Balanced Scorecard. Metode penelitian yang digunakan adalah Problem Solving,dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, brainstorming, wawancara dan pengambilan data dari perusahaan. Tahap yang dilakukan dari analisis visi misi, analisis lingkungan makro menggunakan Five PorterForces pada industri perbankan lalu melihat strategi dari perusahaan untuk setiap perspektif, Key Performance Indicator (KPI) juga dianalisis dan dihitung dengan Scoring. Dengan empat perspektif yang akan diukur dalam metode Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis Internal dan perspektif pengembangan dan pertumbuhan. Di mana setelah analisis kinerja perusahaan telah selesai dilakukan maka akan didapatkan hasil penelitian yang berupa skor kinerja 108,75% atau skor 3,45 yang berarti kinerja PT Bank X menunjukkan kinerja yang baik.(MJ)

(2)

PENDAHULUAN

Jasa bank di Indonesia sangat penting untuk membantu pembangunan negara. Tujuan jasa perbankan terbagi pada dua tujuan, yaitu pertama sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Sektor perbankan di Indonesia mulai maju dan berkembang saat zaman kemerdekaan Indonesia. Banyak bank di Indonesia yang dipengaruhi oleh negara yang menjajah Indonesia yaitu Belanda. Sedangkan pada masa kini perbankan Indonesia sudah lepas dari bayang bayang Belanda. Di mana Bank yang ada di Indonesia sudah dapat beroperasi secara independen. Demi bertahannya sebuah Bank di era globalisasi, perusahaan harus mengembangkan kegiatan operasinya. Sedangkan di masa depan, diharapkan bank bisa menjadi sarana penyimpanan uang yang lebih aman dan menguntungkan di mana bank juga menyediakan jasa konsultasi kepada calon nasabah yang akan menggunakan jasa bank tersebut.

Mengiringi tingkat kompetisi antar Bank yang semakin tinggi, maka suatu Bank memerlukan strategi yang tepat untuk mempertahankan dan melakukan ekspansi untuk menjadi Bank yang dapat dipercaya oleh nasabah. Dalam menentukan strategi yang tepat, diperlukan penilaian kinerja perusahaan agar perusahaan mengetahui dimana letak kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats). Dengan mengetahui keempat elemen tersebut, perusahaan bisa menentukan strategi yang tepat untuk dijadikan competitive advantage. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja dalam perusahaan adalah jawaban atau tanda tanda berhasil atau tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana sebuah perusahaan. Manajer seringkali tidak menyadari kalau kinerja perusahaan menurun sehingga perusahaan tersebut bangkrut atau memburuk. Ada beberapa alasan perusahaan perlu melakukan penilaian kinerja yaitu: pertama, kinerja yang baik adalah faktor utama untuk mengembangkan suatu perusahaan menjadi efektif dan efisien. Kedua, penilaian kinerja individu bermanfaat untuk dinamika keseluruhan perusahaan dimana perusahaan dapat tahu bagaimana kinerja sebenarnya karyawan. Penilaian kinerja juga bermanfaat untuk kepentingan penelitian pegawai, penyesuaian kompensasi dan kebutuhan latihan dan pengembangan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan metode Balanced

Scorecard pada PT BANK X (PERSERO) Tbk.. PT Bank X didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai

bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah (yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia) dilebur menjadi PT Bank X, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. PT Bank X mempunyai Visi: Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Dan Misi:

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2. Mengembangkan sumber daya manusia professional 3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4. Melaksanakan manajemen terbuka

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan

Alasan perusahaan menggunakan Balanced Scorecard karena untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan abad informasi, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Banyak perusahaan yang masih megukur kinerja hanya dengan menggunakan ukuran Keuangan saja, tetapi metode Balanced

Scorecard tetap mempertahankan ukuran Keuangan sebagai suatu ringkasan penting kinerja

manajerial dan bisnis, hanya ditambah dengan seperangkat ukuran yang lebih luas dan terpadu, yang mengaitkan pelanggan perusahaan yang ada saat ini, proses internal, kinerja pekerja, dan sistem dengan keberhasilan jangka panjang.

Selain alasan beberapa faktor yang sudah disebutkan diatas, Balanced Scorecard juga diperlukan oleh PT Bank X untuk penelitian yang mengedepankan bukan hanya perspektif keuangan saja tetapi juga dari perspektif pelanggan atau nasabah, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu PT Bank X juga membutuhkan pengukuran kinerja sebagai evaluasi dari strategi yang akan dibuat mendatang, dengan NPL Gross yang juga menjadi perhatian utama dari perusahaan. PT Bank X butuh mengevaluasi strategi yang tepat agar tetap bisa mempertahankan dan

(3)

menjadi bank dengan kualitas terbaik di Indonesia. Kinerja sangat diperlukan untuk membantu PT Bank X menjadi bank yang menyediakan layanan yang terbaik. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilihat bagaimana aplikasi tentang Balanced Scorecard dalam hubungannya dengan pengukuran kinerja perusahaan.Oleh sebab itu dilakukan penelitian tentang “Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada PT Bank X Persero Tbk.)”.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, sebuah perusahaan membutuhkan sistem penilaian kinerja yang tidak hanya memandang dari satu sisi saja yaitu sisi Keuangan tetapi juga dari 3 sisi lainnya untuk mengukur kinerja dari PT Bank X. Dan Balanced Scorecard bisa menjadi alat ukur yang tepat untuk PT Bank X. Maka untuk mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam pembahasan tugas akhir ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah analisis Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja dalam rangka implementasi strategi PT Bank X?

2. Bagaimanakah kinerja perusahaan PT Bank X diukur dengan metode Balanced Scorecard?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : Menganalisis dan Mengukur kinerja perusahaan PT Bank X dengan analisis Balanced Scorecard dengan empat pendekatan yaitu pendekatan keuangan, pendekatan internal bisnis, pendekatan pelanggan dan pendekatan

pembelajaran dan pertumbuhan.

Mengukur kinerja di PT Bank X untuk mendapatkan kinerja dalam bentuk skor yang akan menentukan keadaan kinerja di perusahaan dengan kriteria Scoring dan membantu

mengimplementasikan strategi PT Bank X

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitain dengan metode Problem Solving dengan menggunakan data primer dan juga data sekunder pada PT. Bank X. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dalam periode waktu tahun 2013. Dengan teknik pengumpulan dengan dua cara yaitu observasi dan wawancara. Metode analisis data dengan cara analisis lingkungan makro, menyesuaikan dengan visi dan misi perusahaan, peimilihan strategi yang disertai dengan penentuan sasaran strategi. Setelah sasaran strategi dibuat maka akan dibuat peta strategi untuk melihat hubungan sebab akibat. Setelah itu perancangan kpi dan skoring yang akan menghasilkan kinerja PT. Bank X dalam bentuk total skor dan keterangannya.

HASIL DAN PEMBAHASA

Analisis Lima Kekuatan Kompetitif (Five Competitive Forces)

Dalam perencanaan dan perumusan strategi, pendekatan Lima Kekuatan Kompetitif (Five

Competitive Forces) yang dicetuskan oleh Michael E. Porter adalah salah satu pendekatan yang paling

umum. Model ini dapat membantu dalam menilai dimana letak kekuatan perusahaan dalam sebuah industri bisnis.

Model porter mengasumsikan terdapat lima kekuatan yang mengidentifikasi kekuatan kompetitif perusahaan kita dalam sebuah situasi bisnis. Diantaranya adalah:

1. Ancaman dari Produk Pengganti (substitute products)

Lembaga keuangan memiliki kegiatan yang sama dengan bank, yaitu mengumpulkan dana dari unit yang surplus dan disalurkan kembali pada unit yang deficit. Contoh dari lembaga keuangan yang dapat menjadi ancaman produk pengganti adalah :

a.lembaga asuransi, b.koperasi simpan pinjam, c. leasing,

(4)

e. dan pegadaian.

Dari sisi pendanaan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional hingga bulan November 2013 total DPK mencapai Rp3.563 Triliun atau tumbuh 13,8%. Sementara Pada tahun 2013 volume usaha atau jumlah pinjaman yang disalurkan oleh koperasi simpan pinjam yang termasuk diantaranya koperasi jasa keuangan syariah , unit simpan pinjam,dan unit jasa keungan syariah koperasi saat ini mencapai RP 49,78 miliar. Koperasi simpan pinjam cukup mengancam industri perbankan di kota atau desa kecil karena pertumbuhan koperasi simpan pinjam setiap tahun meningkat antara 10-12%. Tren perkembangan koperasi yang terus meningkat di Indonesia dikrenakan faktor pertumbuhan ekonomi. Industri substitusi lain seperti pertumbuhan aset PT Pegadaian (Persero) cukup tinggi dalam lima tahun terakhir Rata rata pertumbuhan aset per tahun sebesar 29.0%. Seperti halnya aset, liabilitas dan ekuitas tumbuh rata-rata di atas 29.0% per tahun.

Dengan adanya industri substitusi dari perbankan dengan pertumbuhan tinggi tetapi industri perbankan masih unggul dengan peningkatan kredit dalam negeri yang terus naik.

2. Ancaman dari Pendatang Baru (New Entrants) a.Skala Ekonomi

Semakin besar skala usaha, maka diharapkan akan meningkatkan keunggulan biaya. Para pemain baru diperkirakan tidak mudah memasuki industri perbankan dikarenakan skala di bidang keuangan khususnya perbankan relatif besar.

b.Kebutuhan Modal

Dalam industri perbankan, kebutuhan modal relatif besar, maka dari itu hal ini dapat menjadi penghambat masuknya pendatang baru. Kondisi permodalan perbankan nasional cukup stabil, terlihat dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan yang mencapai 18,7

c.Diferensiasi produk

Hal ini dapat menjadi penghalang karena pemain baru diharuskan mengatasi loyalitas pelanggan yang sudah menjadi nasabah di dalam industri perbankan, dengan ini industri perbankan harus lebih fleksibel dalam melakukan diferensiasi produk untuk menjaga loyalitas nasabahnya.

d.Switching Cost

Dalam industri perbankan biaya perpindahan dari satu bank ke bank lain tergolong mudah, walaupun harus diwaspadai, namun dengan nama besar industri ini, nasabah telah memiliki kepercayaan terhadap perusahaan sehingga kecil kemungkinan untuk berpindah ke kompetitor lain.

e.Kebijakan pemerintah

Dengan ketatnya peraturan untuk memasuki industri perbankan yang ditetapkan pemerintah melalui lemabaga keuangan seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maka hal ini menjadi penghalang bagi pemain baru.

3. Persaingan antara pelaku bisnis yang sudah ada (Existing Players) a.Jumlah Pesaing

Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, perbankan Indonesia masih mampu mempertahankan kinerja yang positif. Sampai dengan November 2013 aset perbankan tumbuh 13% dari Rp 4.115 Triliun pada Desember 2012 menjadi Rp 4.818 Triliun pada November

2013.Meningkatnya kinerja perbankan nasional terlihat dari perkembangan kredit perbankan nasional yang hingga bulan November 2013 tumbuh sebesar 22,2% menjadi Rp3.214 Triliun atau tumbuh 18,7%. Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terjadi didorong masih tingginya permintaan kredit di dalam negeri. Pemain di dalam bidang industri perbankan saat ini relatif berkembang menjadi lebih banyak, namun nama-nama besar tetap memiliki loyalitas nasabah yang telah memiliki kepercayaan terhadap bank bank ternama.

(5)

Tingkat pertumbuhan industri perbankan tergolong tinggi, dengan memperhitungkan perbankan konvensional maupun syariah yang kini berkembang, diperkirakan kedepan pertumbuhan perbankan akan lebih pesat.

c.Karakteristik Barang atau Jasa

Karakteristik jasa yang ditawarkan di industri perbankan tidak terlalu beragam antara produk satu bank dengan yang lainnya, hal ini dapat menjadi ancaman apabila perusahaan tidak melakukan inovasi secara berkala.

d.Jumlah Biaya Tetap

Kebutuhan biaya tetap di dalam industri bank membutuhkan jumlah yang besar, terutama dibidang teknologi yang menjadi salah satu media utama dalam kegiatan operasi perusahaan perbankan.

e.Diversitas pesaing

Keberagaman dari bank yang telah ada tergolong relatif rendah, terlihat dengan banyaknya kesaman dalam pelayanan, produk, dan fasilitas. Ini menjadikan persaingan di industri perbankan cenderung ketat. Solusi untuk mengatasi ancaman dari pesaing, dibutuhkan inovasi yang berkala.

1. Kekuatan tawar dari pelanggan (Bargaining power of buyers) a.Pemasok lain sangat dimungkinkan karena produknya sama

Dalam industri perbankan, sebagian besar produk yang ditawarkan dari setiap pemasok (bank) adalah sama, maka dari itu ini dapat meningkatkan intensitas persaingan. Inovasi adalah solusi yang tepat untuk mengatasi ini.

b.Nasabah memiliki kemampuan potensial memproduksi sendiri

Beberapa nasabah besar mungkin dapat membuat koperasi simpan pinjam atau bahkan bank sendiri, namun hanya segelintir nasabah yang dapat melakukan ini oleh karena itu untuk industri perbankan nasabah cenderung menggunakan fasilitas yang sudah tersedia dengan menyimpan di bank. c.Nasabah membeli sebagian besar jasa penjual

Dalam hal ini apabila nasabah mendominasi pendapatan bank secara signifikan, maka nasabah akan semakin memiliki kekuatan tawar yang tinggi. Secar garis besar, kebanyakn nasabah yang memiliki daya tawar tinggi adalah nasabah korporasi. Dengan begitu, daya tawar nasabah-nasabah besar harus dipertimbangkan oleh bank mandiri.

d.Biaya mengganti pemasok sangat rendah

Perpindahan nasabah dari bank antar bank lain sangat mudah, maka dari itu hal ini akan meningkatkan posisi tawar nasabah, khususnya nasabah-nasabah besar.

2. Kekuatan tawar dari pemasok (Bargaining power of suppliers) a.Produk pengganti tidak tersedia

Dengan berbagai produk pengganti alternative yang ada, maka pemasok pada hal ini memiliki daya tawar yang lemah.

b.Produk atau jasanya unik

Investor ataupun lembaga keuangan lain relative memiliki persamaan kebutuhan yang nyata dengan pemasok pada lembaga keuangan lain. Dalam industri perbankan keunikan pemasok cenderung kecil dan biaya mengganti pemasok relative kecil.

Analisis

Identifikasi Visi, Misi, Tata Nilai Perusahaan

Dalam Rencana Jangka Panjang PT Bank X 2010-2014, terdapat penajaman Visi dan Misi PT Bank X dengan memposisikan diri sebagai lembaga keuangan. Visi PT Bank X adalah untuk Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.

Sedangkan misi PT Bank X adalah untuk berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. PT Bank X ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik.

Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, PT Bank X mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi, serta keberhasilan strateginya, PT Bank X telah merumuskan dan mengimplementasikan budaya perusahaan yang disebut dengan TIPCE bisa dilihat di tabel 1 yang merupakan akronim dari Trust, Integrity, Professionalism, Customer focus, Excellence

(6)

.

Tabel 1

Tata Nilai Perusahaan

T

rust “Membangun keyakinan dan sangka baik dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan”

I

ntegrity “Berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi etika profesi”

P

rofessionalism “Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab”

C

ustomer focus

“Senantiasa menempatkan pelanggan internal dan eksternal sebagai focus untuk membangun pengalaman positif yang saling

menguntungkan dan tumbuh berkesinambungan”

E

xcellence yang merupakan wujud cinta dan bangga sebagai insan mandiri” “Selalu berupaya mencapai keunggulan menuju kesempurnaan Sumber : Annual Report Bank X (2013)

Strategi Bank X

Bank X mempunyai strategi utama yang dirancang sejak tahun 2005. Strategi tersebut adalah:

1. Implementasi budaya, melalui restrukturisasi organisasi berbasis kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan leadership dan talent, serta penyesuaian sumber daya manusia dengan kebutuhan strategis.

2. Pengendalian tingkat NPL secara agresif, dimana Bank X fokus pada penanganan kredit macet dan memperkuat sistem manajemen risiko.

3. Meningkatkan pertumbuhan bisnis yang melebihi rata-rata pertumbuhan pasar melalui strategi dan value preposition yang distinctive untuk masing-masing segmen.

4. Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar Direktorat atau Business Unit dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah, serta untuk lebih menggali potensi bisnis nasabah-nasabah eksisting maupun value chain dari nasabah-nasabah-nasabah-nasabah dimaksud.

Merumuskan Sasaran Strategis

Berdasarkan visi dan misi perusahaan, menganalisa lingkungan makro menggunakan five

porter’s forces yang menjelaskan tentang internal dan eksternal perusahaan,ruang lingkup batasan

penelitian, pemilihan KPI dan menyesuaikan dengan empat perspektif Balanced Scorecard maka bisa disimpulkan sasaran strategis PT Bank X yang dikelompokkan berdasarkan perspektif yang ada dalam

Balanced Scorecard dibagi kedalam empat perspektif, yaitu Keuangan, Konsumen, Proses Bisnis

Internal, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Sasaran Strategis Perspektif Keuangan

Penilaian perspektif keuangan pada department Human Capital, sasaran strategis yang menjadi tolak ukur adalah:

1. Meningkatkan Profitabilitas Bank 2. Meningkatkan Kredit

3. Mengembangkan Transactional Banking

Sasaran Strategis Perspektif Proses Bisnis Internal

Penilaian perspektif Proses Bisnis Interal pada department Human Capital, sasaran strategis yang menjadi tolak ukur adalah:

1. Mengembangkan Aliansi

2. Meningkatkan proses penyaluran kredit

Sasaran Strategis Perspektif Pelanggan

Penilaian perspektif Pelanggan pada department Human Capital, sasaran strategis yang menjadi tolak ukur adalah untuk Mempertahankan Market Share.

Sasaran Strategis Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Penilaian perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada department Human Capital, sasaran strategis yang menjadi tolak ukur adalah untuk Mengembangkan Kapabilitas organisasi.

(7)

Peta Strategi

Gambar 1 Peta Strategi Sumber : Penulis (2014)

Analisis Key Performance Indicator (KPI)

Key Performance Indicator (KPI) adalah ukuran kuantitatif yang digunakan untuk mengukur

atau membandingkan kinerja dalam hal memenuhi tujuan strategis dan operasional dari suatu perusahaaan. Sasaran strategis yang telah didapat tersebut dikelompokkan ke dalam empat perspektif

Balanced Scorecard, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis

internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

Tabel 2 Hasil Pengukuran Kinerja Bank X Tbk Perspektif Sasaran

Strategis

Key Performance

Indicator Target Realisasi Pencapaian Skor

Keuangan

Meningkatkan profitabilitas

Contribution Margin 62,10% 70,48% Tercapai 3

NPL Gross 3,37% 2,44% Tercapai 5 Meningkatkan Kredit Average Balance Credit 5,69% 5,30% Tidak Tercapai 2 Meningkatkan Transaction Banking

Average Balance

Low-Cost 12,48% 13,19% Tercapai 3 Volume Transaksi

Trade 14,33% 15,01% Tercapai 3

Fee-Based Income 4,65% 5,46% Tercapai 4

Pelanggan Mempertahankan

Market Share

Credit Market Share 8,67% 7,97%

Tidak

Tercapai 2

Cost Market Share 4,12% 5,33% Tercapai 4

Proses Bisnis Internal

Mengembangkan Aliansi

Low Cost dari Anchor

Client 34,27% 42,70% Tercapai 4

(8)

Proses penyaluran

kredit TAT Kredit 90,00% 77,10%

Tidak Tercapai 2 Pembelajaran dan Pertumbuhan Mengembangkan Kapabilitas

Organisasi Kajian Business Model 80% 100% Tercapai 4

Jumlah Skor 3.45 / 5

Sumber : Penulis (2014)

Tabel 3 Hasil Pengukuran Total Skor Kinerja PT Bank X Tbk.

Perskeptif Bobot perspektif

Key Performance

Indicator Target Realisasi

Bobot

Indikator Kinerja X.Y

Keuangan

Contribution Margin 62.10% 70.48% 0.23 1.13 0.26

NPL Gross 3.37% 2.44% 0.18 0.72 0.13

Average Balance Credit 5.69% 5.30% 0.09 0.93 0.08

Average Balance Low-Cost 12.48% 13.19% 0.18 1.06 0.19 Volume Transaksi Trade 14.33% 15.01% 0.18 1.05 0.19

Fee-Based Income 4.65% 5.46% 0.14 1.17 0.16

1 6.07 1.02

Pelanggan 15%

Credit Market Share 8.67% 7.97% 0.5 0.92 0.46

Cost Market Share 4.12% 5.33% 0.5 1.29 0.65

1 2.21 1.11

Proses Bisnis Internal 15%

Low Cost Anchor Client 34.27% 42.70% 0.7 1.25 0.83 Pelayanan kredit IPS 90.00% 96.78% 0.2 1.08 0.18

TAT Kredit 90.00% 77.10% 0.2 0.86 0.14 1 3.18 1.15 Pembelajaran dan Pertumbuhan 15%

Kajian Business Model 80% 100% 1.0 1.25 1.25

1 1.25 1.25

Total skor maksimal 4 4.53

Sumber : Penulis (2014) Mengukur Total Skor Kinerja

Tabel 4 Total Skor Perspektif

Perspektif Bobot

perspektif Kinerja

Bobot x Kinerja

(9)

Pelanggan 15 1.11 16.65 Proses Bisnis Internal 15 1.15 17.25 Pembelajaran dan Pertumbuhan 15 1.25 18.75 Total Skor 100 4.53 108.75

Sumber : Penulis (2014) Total Skor Kinerja PT Bank X Periode 2013

Dari hasil total skor, maka dapat dikatakan bahwa kinerja PT Bank X sebesar 108.75%. Sehingga kriteria untuk General Support ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5 Kriteria Total Skor

Keterangan SKOR Kriteria Tidak memperlihatkan kinerja

yang sesuai atau diharapkan 1 < 75%

Perlunya perbaikan untuk

meningkatkan kinerja 2 75% < S < 95%

Menunjukan Kinerja yang baik 3 95% < S < 115%

Menunjukan kinerja yang

sangat baik 4 115% < S < 135% Menunjukan kinerja yang

istimewa 5 > 135%

Sumber : Penulis (2014)

Dengan mengacu kepada Tabel 4.25, maka penilaian kinerja PT Bank X pada tahun 2013 tergolong pada kriteria 95% < Skor < 110% dengan total skor yang didaptkan PT Bank X sebesar 108,75% dimana total skor ini menggambarkan kalau kinerja PT Bank X sudah baik. Dan mendekati kinerja yang sangat baik.

(10)
(11)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan dengan hasil analisis kinerja pada empat perspektif dalam metode Balanced Scorecard pada PT Bank X Tbk.,maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan pengukuran kinerja, dari 12 indikator yang diukur, terdapat 3 indikator yang tidak mencapai target yaitu KPI Average Balance Credit dari perspektif keuangan, KPI Credit

Market Share dari perspektif Pelanggan dan KPI TAT (Turn Around Time) dari perspektif proses

bisnis internal , sedangkan indikator yang mencapai target pada tahun 2013 ada 9 indikator. 2. Hasil pengukuran kinerja pada PT Bank X digolongkan dalam kondisi “Menunjukkan Kinerja

yang baik” dengan skor total 108.75% dengan hasil skor 3.45 yang menunjukkan kalau kinerja PT Bank X sudah baik.

Saran

PT Bank X harus lebih meningkatkan upaya signifikan dalam peningkatan indikator yang belum tercapai. Beberapa saran yang dapat dilakukan oleh PT Bank X yaitu:

Perspektif Keuangan:

Meningkatkan pangsa pasar kredit dan dana murah sebagai upaya untuk menambah dana guna melakukan kegiatan operasional.

Memberikan inovasi produk untuk nasabah untuk memberikan sesuatu yang baru yang berbeda dari kompetitor.

Mengembangkan transactional banking dengan target pertumbuhan Fee-Based Income melalui pertumbuhan Fee-Based Income wholesale dan retail.

Perspektif Pelanggan :

Meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus kredit retail, sehingga komposisi kredit retail dapat meningkat. Meningkatkan kredit retail akan mempermudah pengusaha kecil hingga menengah untuk mengajukan kredit.

Perspektif Proses Bisnis Internal:

Melakukan peninjauan ulang pada sistem ataupun alur data yang mengakibatkan keterlambatan dala lamanya waktu dari mulai dokumen diterima hingga disetujui. Dengan mencapai tingkat TAT yang lebih singkat akan meningkatkan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan.

Pengembangan aliansi bukan hanya pada Anchor Client tetapi juga pada nasabah biasa dengan meningkatkan Credit Market Share.

Peningkatan penerapan Software IPS (Integrated Processing System) untuk mempercepat persetujuan dan penetapan limit kredit. Melakukan peninjauan ulang pada sistem ataupun alur data yang mengakibatkan keterlambatan dalam lamanya waktu dari mulai dokumen diterima hingga disetujui. Dengan mencapai tingkat TAT yang lebih singkat akan meningkatkan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran:

Meningkatkan inovasi dan mengembangkan aliansi/sinergi dengan target Implementasi strategis

Retail Financing, Retail Payment & Wholesale Transaction serta pencapaian target yang mencakup

(12)

REFERENSI

Hosein, Zare Zardeini; Yousefie, Ahmad; Mehrizi, Seyyed Mohammad Tabatabaei, 2014, Evaluating

and Ranking Performance by Combination Model of Balanced Scorecard and Ariadne Uncertain Estimate, 10 (2), 70-83.

Hubeis, Musa.,& Najib, Mukhamad., (2008)., Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya

Saing Organisasi., Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kusumadmo, E; (2013)., Manajemen Strategik – Pengetahuan., Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka. Makhijani, Naresh.,& Creelman, James., (2012)., Menciptakan Balanced Scorecard untuk Organisasi

Jasa Keuangan., Jakarta : Erlangga Group.

Malina, Mary A, The Evolution Of A Balanced Scorecard ,29 (3) ,901-912.

Man,Stanis, 2008, Analisis kinerja manajemen bank: suatu pendekatan Balanced Scorecard: studi

pada Bank Nusa Tenggara Timur , 6 (3),270-284.

Miller,K. (2011). Organizational Communication: Approaches and Processes (6th Edition ed.) Cengage Learning.

Mulyadi. 2005. “Alternatif Pemacuan Kinerja Personel dengan Pengelolaan Kinerja Terpadu

Berbasis Balanced Scorecard.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.20, No.3.

Munandar, Jono M., Kartika, Lindawati., Permanasari, Yusrina., Indrawan, R. Dikky., Andrianto, M. Syarifudin.,& Siregar, Edward., (2014)., Pengantar Manajemen: Panduan Komprehensif Pengelolaan

Organisas., Bogor : PT Penerbit ITB Press.

Nilasari, Senja., (2014)., Manajemen Strategi itu Gampang., Jakarta : Dunia Cerdas.

Niven, Paul R., (2002)., Balanced Scorecard Step by Step., New York: John Wiley and Sons, Inc. Pramadhany, Wahyu. 2011. Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian

Kinerja Pada Organisasi Nirlaba.Semarang.

Rangkuti, Freddy., (2011)., SWOT Balanced Scorecard : Teknik Menyusun Strategi Korporat yang

Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko., Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soderberg, Marvin; Kalagnanam, SureshView Profile; Sheehan, Norman; Vaidyanathan, Ganesh, 2011, International Journal of Productivity and Performance Management , 60.(7) ,688-708. Suwarto., (2014)., Manajemen Kinerja., Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka.

RIWAYAT PENULIS

Marwah Jusmaniar. lahir di Jakarta, 20 September 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi jurusan Manajemen pada tahun 2015.

Gambar

Tabel 1  Tata Nilai Perusahaan
Gambar 1 Peta Strategi  Sumber : Penulis (2014)
Tabel 3 Hasil Pengukuran Total Skor Kinerja PT Bank X  Tbk.
Tabel 5 Kriteria Total Skor

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui hasil dari penerapan manajemen kelas spatial leraning diperlukan pengamatan secara continue. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Makhfud

Mulan, mengungkapkan bahwa satu-satunya alasan kenapa mereka menggunakan akun haters untuk memromosikan dagangan mereka adalah karena mereka melihat akun haters

bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 37 ayat (2) huruf b dan huruf c Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu Tata Cara

Motor Induksi 1 phasa starting kapasitor 4 kutub yang digunakan sebagai penggerak pada mesin bor meja memiliki kontruksi yang lebih rumit karena memiliki saklar

Hasil uji parsial dapat dijelaskan sebagai berikut: Hasil uji parsial (uji t) untuk variabel kualitas pe- layanan diperoleh t hitung sebesar 2.934 dengan nilai signifikansi

1. Pihak pengelola website Universitas Narotama dapat memberikan perhatian lebih terhadap kualitas interaksi khususnya pada poin indikator sarana interaksi ,

Dalam analisa ini akan dicari gambaran tentang kualitas layanan pendidikan dan kepuasan orang tua di MI Darul Ulum Semarang melalui pemberian angket. Pengolahan

pencatatan transaksi keuangan nasabah secara tertib, teratur, sistematis dan benar yang dilakukan unit-unit kerja yang berada dibawah supervisinya. 2)