BAB
V
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Penelitian eksperimenini secara garis besar hendak melihat efektivitas
psikodrama terhadap peningkatan efikasi diri siswa kelas V SD Servatius
Gunung Brintik. Studi dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan
pretest menggunakan skala efikasi diri yang disusun berdasarkan bobot dari
aspek efikasi diri terhadap 15 siswa kelas V di SD ServatiusGunung Brintik,
dikarenakan satu siswa gugur setelah tidak mengikuti kegiatan pada
pertemuan ke dua. Jumlah item-item pernyataan yang disusun berdasarkan
indikator tidak berbanding sama dalam jumlah karena pertimbangan hasil
wawancara dan observasi dipandang bahwa aspek Magnitude yakni
berkaitan dengan penyelesaian tugas-tugas siswa dipandang lebih
berpengaruh pada efikasi diri siswa. Perhitungan menggunakan Npar tests
aplikasi statistik. Diperoleh data yang menunjukkan hasil nilai mean dari 15
siswa adalah 26,73 dengan standar deviasi 4,250, perhitungan skor kategori
efikasi diri siswaterdiri dari 1 siswa dengan efikasi diri sangat tinggi,5 siswa
dengankategoriefikasi diritinggi,5siswadengankategoriefikasidirisedang,
3siswadengankategoriefikasidirirendahdan1siswadengankategorifikasi
dirisangatrendah.
52
Tabel3.KategoriEfikasiDiriPre-testSiswaKelasVSDPLServatius
GunungBrintik,Semarang, 2017
Dari hasil post-test perhitungan skor kategoriefikasi siswa terdiri dari 2
siswa dengan kategori efikasi diri sangat tinggi, 5 siswa dengan kategori
efikasi diri tinggi, 3 siswa dengan kategori fikasi diri sedang,4 siswadengan
kategori fikasi diri rendah dan 1 siswa dengan kategori fikasi diri sangat
rendah.
Tabel4.KategoriEfikasiDiriPost-testSiswaKelasVSDPLServatius
GunungBrintik,Semarang,2017
Kategori Skor Banyaknya Siswa Persentase
Sangat Tinggi 34 2 13,33%
Tinggi 34-30 5 33,33%
Sedang 29-26 3 20%
Rendah 25-22 4 26,67%
Sangat Rendah 20 1 6,67%
Kategori Skor Banyaknya Siswa Persentase
Sangat Tinggi 34 1 6,67%
Tinggi 33-29 5 33,33%
Sedang 28-25 5 33,33%
Rendah 24-21 3 20%
Se
lf
E
ff
ic
ac
y
Gambar5. GrafikPre-post-testefikasidirisiswa
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Pretest Self Efficacy
Postest Self Efficacy
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Subjek
BerdasarkanhasilhitungWilcoxonSignedRankTestdidapatkanhasil
Z = -1,926 dengan nilai signifikansi (sig 2-tailed) adalah 0,054. Nilai
Signifikansi lebih besar 0,05 (0,054) > 0,05, maka Hipotesis ditolak. Hasil
tersebutmenunjukkanbahwa secarastatistikpsikodrama tidak terbuktiefektif
meningkatkanefikasidirisiswakelas VSDPLServatius GunungBrintik.
Se
lf
E
ff
ic
ac
y
-M
ag
n
itu
d
e
Se
lf
E
ff
ic
ac
y
-G
e
n
e
ral
it
y
Gambar6. GrafikPre-post-testAspekMagnitudeEfikasiDiriSiswaKelasVSD
PLServatiusGunungBrintik,Semarang,2017
20
18 16
14 12
10
8 6 4
2 0
Pretest Magnitude
Postest Magnitude
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Subjek
Gambar7. GrafikPre-post-testAspekGeneralityEfikasiDiriSiswa
KelasVSD P.LServatiusGunungBrintik,Semarang,2017
7
6
5
4
3
2
1
0
Pretest Generality
Postest Generality
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Se
lf
E
ff
ic
ac
y
-S
tr
e
n
gh
t
Gambar8. GrafikPre-post-testAspekStrengthEfikasiDiriSiswa
KelasVSD PLServatiusGunungBrintik,Semarang, 2017
14
12
10
8
6
4
2
0
Pretest Strenght
Postest Strenght
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Subjek
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
psikodrama tidak terbukti efektif meningkatkan efikasi diri siswa kelas V SD
Servatius Gunung Brintik, dengan demikian hasil penelitian ini juga tidak
mendukung hasil-hasil penelitian sebelumnya diantaranya penelitian (1)
Dorothea(2016),yangmembuktikanpsikodramamampumeningkatkankenerja
matematika siswa. (2) Akdag & Tutkun (2010) membuktikan psikodrama efektif
mengurangi tingkat kecemasan siswa yang mempengaruhi penguasaan siswa
dalam pengajaran bahasa asing pada kategori pengetahuan, pemahaman dan
aplikasi domain kognistif siswa kelas IV. (3) Sugito, Asrowi dan Makhmudah
(2015) psikodrama efektif meningkatkan efikasi diri peserta didik kelas VII. (4)
kelas VIII. Hasil-hasil penelitian ini didukung oleh Moreno yang
mengembangkan psikodrama sebagai suatu metode fasilitasi pertumbuhan
pribadi, eksplorasi diri, identifikasi diri yang sasaran utamanya adalah
membantu individu mencapai pemahaman yang lebih baik tentang diri,
menemukan konsep diri, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya serta
reaksi-reaksinyaterhadaptekanan-tekananyangdialami,Corey(2005).
Tidak terbuktinya efektivitas teknik psikodrama sebagai sebuah metode
intervensi untuk meningkatkan efikasi diri siswa secara statistik kuantitatif
sebagaimana hasil-hasil penelitian sebelumnya karena: (1) pemilihan
responden yang dilakukan peneliti kurang selektif. Dari hasil pre-test yang
dilakukan diperoleh data sebagai berikut terdapat 6,67% (1 dari 15) siswa
denganefikasi dirisangat tinggi, 33,33% (5 siswadari 15) siswa beradapada
kategori tinggi, 33,33% (5 dari 15) siswa berada pada kategori efikasi diri
sedang, 20% (3 dari 15) siswa berada pada kategori efikasi diri rendah dan
6,67% (1 dari 15) siswa berada pada kategori sangat rendah. Rata-rata siswa
berada pada pada kategori efikasi diri tinggi dan sedang. Sementara hasil
perolehandatasetelahdilakukanintervensiterhadapsubjek terdapat13,33%(2
dari 15) siswa pada kategori sangat tinggi, 33,33% (5 dari 15) siswa pada
kategori tinggi, 20% (3 dari 15) siswa pada kategori sedang, 26,67 (3 dari 15)
siswa berada pada kategori rendah dan 6,67% (1 dari 15) siswa berada pada
Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test efektifitas psikodrama terhadap
aspek-aspekefikasi diri yakniMagnitude, GeneralitydanStrength tidak terbukti
efektif.Diperolehdatamasingmasingadalah:
Nilai Asyimp.sig.(2-tailed) aspek Magnitude adalah 0,301. Nilai Signifikansi
lebih besar 0,05 (0,301) > 0,05, Nilai Asyimp.Sig. (2-tailed) aspek Generality
adalah 0,100. Nilai Signifikansi 0,05 (0,100) > 0,05, sedangkan Nilai
Asyimp.Sig. (2-tailed) aspek Strength adalah 0,142. Nilai Signifikansi lebih
besar0,05(0,142)>0,05.
Daridata yang diperoleh dapat dijelaskanantara lain bahwapsikodrama
sebagai alat intervensi meningkatkan efikasi diri terhadap subjek pada tingkat
kategori tinggi dalam penelitian ini tidak menunjukkan efektivitas. Terhadap
subjek dalam kategori sedang justru menunjukkan penurunan. Kecenderungan
penurunan nilai skor pada post-test terjadi terhadap subjek pada kategori
sedang. Kecenderungan ini kemungkinan dipengaruhi oleh cara pelaksanaan
pos-testyangdilakukanpeneliti yaknitidak melakukanpendampinganterhadap
subjekpada saat pengisian skala pos-test sebagaimana pada saatpretest. Hal
inimerupakanbagian darikelemahandaripenelitian ini.
Sementara subjek pada tingkat kategori rendah sekalipun tidak
memenuhi kaidah statistik terdapat peningkatan yang dialami oleh siswa
dengan sangat rendah. Artinya psikodrama pada kategori efikasi diri rendah
effektifmeningkatkanefikasidirisubjek.
Selain faktor pemilihan responden yang kurang selektif faktor lamanya
menjadi kelemahan dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan selama rentang
waktu dua minggu dengan durasi waktu 780 menit dalam lima kali kegiatan
pertemuan. Salah satu dari beberapa penelitian yang digunakan sebagai
refrensi penelitian ini yakni penelitian yang dilakukan oleh Dorothea (2016)
menyebutkanlamapenelitiandilakukanselama3bulandengan10kalikegiatan
@ 90 menit. Pada penelitian lain yang digunakan sebagai referensi dalam
penelitian ini peneliti sebelumnya tidak mencantumkan perihal waktu dan
jumlah sesi yang digunakan. Membandingkan lama waktu penelitian yang
dilakukansebelumnya makadurasi waktudanjumah kegiatanyangdibutuhkan
untukmeningkatkan efikasi diridisinyalir sangat kurang memadai. Selain faktor
pemilihan subjek yang kurang selektif, faktor tidak adanya aksi dari refleksi
permainanperanyangdijalankandanditekankan pada siswasebagai tindakan
pembelajaransikapsehari-harisebagai upayameningkatkanefikasidirisiswa.
C. Temuan Lain dalam Penelitian di luar Variabel Penelitian
Secara statistik-kuantitatif hasil penelitian tidak menunjukkan efektivitas
psikodrama terhadap siswa pada kategori efikasi diri tinggi dan efikasi diri
sedang. Terhadap siswa dengan tingkat efikasi rendah psikodrama efektif
meningkatkanefikasidirisiswa.
Penemuanlainyangdiperolehdari hasilpengamatanobserverbeberapa
fakta di lapangan selama proses intervensi ditemukan bahwa siswa dalam
kelompok psikodrama mengalami hal-hal yang menyenangkan seperti
berpartisipasi aktif, memiliki semangat yang tinggi, siswa menjadi lebih
termotivasi,percayadiri, belajarfokus, bertanggung jawabdanberinisiatif.
Beberapa peristiwa di bawah ini menggambarkan hal-hal positif yang
terjadi. Salah satu inisiatif yang ditunjukkan oleh kelompok selama proses
intervensiberlangsung adalah yangterjadi padakali kedua kegiatan intervensi,
ketikaadaduasiswatidak masuktanpaalasandanpemberitahuan. Parasiswa
mengatakan bahwa ada dua temannya tidak masuk dan di antara mereka ada
yang berinisiatif mengatur untuk menjemput. Usaha menjemput pertama
dilakukan oleh dua orang siswa masing-masing ke tempat siswa yang tidak
masuk.Alhasilkeduakelompoksiswatidak berhasilmembawatemannya untuk
hadir di sekolah. Tidak berhenti di situ siswa ramai-ramai berinisiatif mengajak
seluruh kelas menjemput dan ternyata usaha mereka berhasil dengan
membawa satu temannya akhirnya masuk pada hari kegiatan kedua tesebut.
Sementarasatuyanglainnyatetaptidakbisamasukkarenakeadaannya
benar-benar sakit setelah beberapa siswa membuktikan bahwa badan temannya
panas.
Pada hari terakhir kegiatan intervensi dengan sesi performa siswa
kelompok psikodrama tiba-tiba salah satu siswa dengan peran tertentu tidak
dapat hadir karena sakit dan dibawa ke Puskesmas oleh guru dan orang tua
pagisetelahtiba disekolah. Saatpersiapan akhirsalah satuanggotakelompok
bertanya siapa yang menggantikan peran (A) yang tidak bisa hadir. Seorang
siswa spontan mengatakan “saya” sekalipun ia harus berjuang pada detik
kerja sama yang baik. Namun tiba-tiba (A) datang dengan tergopoh-gopoh
memasuki aula pertunjukkan. Semua teman menyambut dengan sambutan
hangat dan melompat kegirangan. (A) hadir memenuhi tanggung jawabnya
sekalipun badannya masih terasa panas tak menjadi penghalang baginya, ia
mengatakan kesiapannya.Pemeran pengganti menyerahkan kembaliperannya
tanpaberkecilhati.
Peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi sebagai bagian pengalaman siswa
selama berproses bukanlah hal yang biasa terjadi di hari-hari biasa sekolah.
Temuan-temuan ini tentu tidak terlepas dari bagaimana prinsip-prinsip dalam
kegiatan psikodrama dijalankan dengan menekankan kebebasan berekspresi
individu dalam kelompok yang dapat menstimulasi rasa senang sebagai salah
satu sumber peningkatan motivasi instrinsik individu, Lepper & Hodel (dalam
Schunk, 2012). Dari penemuan-penemuan ini maka psikodrama bisa menjadi
salahsatumetode belajaryangmenyenangkanbagisiswa.
D. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian
Darihasil yangditemukan bahwa tidakterbuktisecara kuantitatif statistik
efektivitas psikodrama meningkatkan efikasi diri ditemukan sejumlah
kelemahandanketerbatasandalampenelitianinidiantaranya:
1. Pemilihansubjekyangkurangselektif.
Dari15 siswasebagai subjekpenelitian initidak seluruhnya siswa pada
kategori efikasi dirirendah. Berdasarkan hasilpretest terdapat rata-rata
terdapat 3 siswa pada kategori rendah dan 1 siswa pada kategori
sangatrendah.
2. Tidak ada refleksi dari proses bermain peran siswa sebagai tindakan
nyata yang dihidupi siswa sehingga proses pembelajaran terjadi dalam
diriindividusebagaipembentukefikasidirisiswa.
3. Jumlah item pernyataan yang tidak sama dari aspek efikasi diri
sehingga pada saat dilakukan analisis validitas item aspek generality
hanya diwakili satu item yang valid, hal ini memengaruhi tercapainya
item-item pernyataan yang valid dari aspek efikasi diri secara